• Tidak ada hasil yang ditemukan

KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PESERTA DIDIK DI SD INPRES JATIA KABUPATEN GOWA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PESERTA DIDIK DI SD INPRES JATIA KABUPATEN GOWA SKRIPSI"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

1 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh NURHILDA 105191101216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441H/2020 M

(2)

KATA PENGANTAR

ِمي ِح هزلٱ ِه َٰ م ۡح هزلٱ ِ هللَّٱ ِم ۡسِب

Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan seluruh isi alam semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara jasmani maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tercurah kepada pimpinan Islam yang telah membawa sinar kecemerlangan Islam yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah membimbing umat kearah jalan yang benar.

Tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran dari segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-jasanya yang diberikan secara tulus ikhlas, baik material maupun spiritual dalam usaha mencari kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini, tak lupa penulis ungkapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada.

1. Kedua orang tua tercinta,Sansar dan Hj. Supriati, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan motivasinya, setiap waktu bersujud dan berdoa demi kelancaran penulisan skripsi ini hingga tercapainya cita-cita penulis.

(3)

2. Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE.,MM sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ahmad Nasir S.Pd.I.,M.Pd.I, dan bapak Alamsyah S.Pd.I.,MH selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing serta memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat tersusun.

6. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Bapak H.Marifin S,S.Pd kepala sekolah SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Bapak/Ibu guru SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa 9. Peserta didik SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

10. Teman-teman seangkatan, teman PPL, KKP-Plus dan yang kepada teman-teman dari kelas A tahun 2016-2020 Prodi Pendidikan Agama Islam,

11. Terima kasih kepada sahabat saya Sri Suryani Ningsih, Salmiah Kinawati, Andi Astitah, Husnah Akbar, Emmy, Zeyi Luthfia, St Nasirah, yang senantiasa membantu dan mendoakan saya selama mengerjakan skripsi ini.

(4)

Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, 22 dzulqaidah 1441 H Juni 2020 M

Nurhilda 105191101216

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABLE ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 7

(6)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kreativitas

1 Pengertian Kreativitas ... 8

2 Pengertian kreativitas Guru ... 16

3 Bentuk- bentuk kreativitaas Guru ... 17

B. Pengembangan Media Pembelajaran 1 Pengertian media pembelajaran ... 20

2 Pendidik dan media pembelajaran... ... 24

3 Prinsip media pembelajaran ... 25

4 Fungsi dan pemanfaatan media pembelajaran ... 26

5 Pemilihan media pembelajaran ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Obyek Penelitian ... ... 33

C. Fokus Penelitian ... 34

D. Deskripsi Penelitian ... 34

E. Sumber Data ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 35

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN

(7)

1. Sejarah Singkat SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa ... 40

2. Profil SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa... 42

3. Visi dan Misi SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa ... 43

4. Keadaan Guru dan karyawan SD Inpres Jatia ... 44

5. Keadaan peserta didik SD Inpres Jatia ... 46

B. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam di Sd Inpres Jatia Kabupaten Gowa ... 47

C. Efektifitas Pengembangan media pembelajaran pada peserta didik di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa... 53

D. Faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan media pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa 56 BAB V PENUTUP A. kesimpulan ... 60

B. saran .... ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN

(8)

ABSTRAK

NURHILDA 105 191 101 16 2020 Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa. Dibimbing oleh Ahmad Nasir dan Alamsyah.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kreativitas guru pada peserta didik di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa, untuk mengetahui efektifitas pengembangan media pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pengembangan kreativitas guru pendidikan Agama Islam dalam media pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriktif kualitatif, dengan instrument penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, catatan dokumentasi. Dan teknik pengumpulan data yang yang digunakan meliputi wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian yaitu 1) kreativitas guru pada peserta didik kelas V menunjukkan adanya kreativitas karena merupakan suatu hal yang diperlukan oleh peserta didik didalam proses pembelajaran karena guru harus mampu menciptakan sesuatu yang baru bahkan yang sebelumnya sudah ada dan dikembangkan lagi menjadi sesuatu yang menarik agar peserta didik mampu menerima materi yang disampaikan oleh guru. 2) adapun efektivitas pengembangan media pembelajaran pada peserta didik kelas V pada penelitian ini menunjukkan bahwa tanpa menggunakan media pembelajaran peserta didik sulit untuk menerima materi yang disampaikan dan sebaliknya jika menggunakan media peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan, dan media harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan, dan mempermudah untuk mencapai tujuan pembelajran. 3) Faktor pendukungnya adalah peserta didik memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang tepat akan memancing peserta didik untuk belajar aktif dan suasana kelas yang bagus akan menghindarkan peserta didik dari rasa bosan pada saat proses pembelajaran. Faktor penghambat kreativitas guru adalah sarana dan prasarana yang digunakan tidak memadai seperti tidak adanya proyektor atau LCD sebagai alat media yang bisa digunakan untuk menampilkan gambar, slide, dan video yang dapat menarik perhatian peserta didik, kurangnya pengalaman mengajar guru dan kesulitan dalam menghadapi perbedaan karakteristik peserta didik.

(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan untuk perkembangan hidup bangsa, karena pendidikan merupakan salah satu kekuatan sosial yang ikut membentuk masa depan manusia.

Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan. Dalam hal ini bangsa sangat mengharapkan lahirnya generasi muda yang berintelektual, berdisiplin, beriman, dan bertaqwa karena di pundak merekalah kejayaan bangsa ini dipertaruhkan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional dalam Undang- Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan tujuan pendidikan sebagai berikut:

Untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, bekerja keras, tangguh, tanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Di samping itu juga, pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokratis serta bertanggung

(10)

0

jawab.1

Dunia pendidikan, yang memegang kunci dalam pembangkitan dan pengembangan daya kreativitas peserta didik itu adalah guru. Seorang guru yang ingin membangkitkan kreativitas peserta didik, terlebih dahulu lebih banyak menguasai media-media yang ada dalam proses pembelajaran. Pada umumnya guru yang kreatif itu pernah di didik oleh orang-orang yang kreatif dalam lingkungan pendidikan. Kreativitas harus mengubah konsep lama, yang mengatakan bahwa pendidikan itu suatu sistem, dimana faktor-faktor yang telah terdahulu terkumpul, dipelihara dan disistimatiskan.

Seorang tenaga pengajar perlu mengembangkan kreativitas sebagai upaya pembaharuan proses pembelajaran di kelas, maka seorang guru harus mempunyai pandangan atau pendapat yang positif terhadap bagaimana menciptakan situasi dan kondisi belajar yang diharapkan. Karena secara operasionalnya gurulah yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Tugas guru memang sangatlah kompleks, sehingga mereka dituntut untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan. Guru harus memiliki kemampuan profesional dalam tugasnya dengan menerapkan konsep teknologi pembelajaran dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan

1Undang-Undang RI. Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, SISDIKNAS (Sistem Pendidikan

(11)

1

atau pembelajaran. Sikap terhadap teknologi pembelajaran hubungannya dengan pemanfaatan media.

Teknologi pembelajaran, pemecahan masalah itu berupa komponen sistem instruksional yang telah disusun dalam fungsi desain dan seleksi, dan dalam pemanfaatan dikombinasikan sehingga menjadi sistem instruksional yang lengkap. Komponen-komponen tersebut meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar atau lingkungan. Namun dari sejumlah komponen tersebut, yang akan menjadi obyek penelitian adalah sikap guru terhadap pemanfaatan dan mengembangkan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran. Karena seorang guru tentunya mempunyai pandangan tersendiri berdasarkan tanggapan, perasaan, penilaian terhadap teknologi pembelajaran, serta pemanfaatan media dalam proses pembelajaran.

Media dikenal sebagai sebaagai alat bantu dalam proses pembelajaran seharusnya dimanfaatkan oleh pendidik, namun kerap kali terabaikan. Problematika yang dihadapi oleh guru tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para pendidik. Media sebagai

(12)

2

alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan. Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menayangkan pesan dan informasi.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru serta fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru serta fasilitator perlu mempelajari bagaimana menentukan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Salah satu upaya seorang pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesan- pesannya. Hal ini diperuntukkan bagi peserta didik yang belum dapat menerima pesan yang disampaikan guru, maka penggunaan media sangat dianjurkan. Dengan demikian penggunaan media untuk menyampaikan pesan pembelajaran akan lebih dihayati tanpa menimbulkan kesalah pahaman bagi keduanya yaitu peserta didik dan guru.

Azhar Aryzad mengemukakan bahwa “pemakaian media pengajar dalam proses belajar mengajar membangkitkan kemajuan dan minat yang

(13)

3

baru”.2

Jadi dalam memilih media harus mempunyai strategi dalam penggunaan media pembelajaran terhadap peserta didik karena dalam keberhasilan penggunaan media didukung oleh cerdasnya seorang guru dalam menentukan media itu sendiri pada setiap tema dalam pelajaran. Menyajikan media dengan tepat juga harus memperhitungkan subyek dengan tepat artinya penggunaan media harus sesuai dengan tingkat kematangan dan atau kemampuan siswanya selain itu yang diperlu diperhatikan juga adalah penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan bahan metode, waktu dan sarana yang ada. Dalam hal ini Guru SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa dalam memilih media pembelajaran juga harus diliat dari kemampuan siswanya serta ketersediaan sarana dan prasarana, sarana yang tersedia itulah yang digunakan kemudian disesuaikan dengan kemampuan siswanya.

2

(14)

63

Inpres Jatia Kabupaten Gowa ?

2. Bagaimana efektifitas pengembangan media pembelajaran pada peserta didik di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa ?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan media pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui kreativitas guru pendidikan Agama Islam di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

2. Untuk mengetahui efektifitas pengembangan media pembelajaran pada peserta didik di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan media pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

(15)

D.Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penulisannya yaitu:

1. Kegunaan praktis, yaitu dalam hal ini penulis berusaha agar dapat menemukan kreativitas penggunaan media pembelajaran yang mampu mengatasi kejenuhan belajar peserta didik.

2. Kegunaan ilmiah, yaitu dalam hal ini agar penulis berusaha agar dapat menemukan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di bangku pendidikan/perkuliahan.

3. Penelitian ini diharapkan menjadi suatu yang dapat meningkatkan kreativitas Guru PAI Dalam Pengembangan Media Pembelajaran Pada Peserta Didik di SD Inpres Jatia

(16)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Kreatifitas adalah proses mental yang unik, sesuatu yang semata-mata untuk menghasilkan sesuatu yag baru, berbeda dengan orisinil yang mencakup pemikiran spesifik disebut Guilford

“pemikiran berbeda dan pemikiran bebas (convergent thinking) yang mengikuti jalur konvergensi dimana pemikiran menggunakan informasi yang tersedia untuk sampai pada kesimpulan dan mengarah kepada jawaban yang benar”.

Secara harfiah kretivitas berasal dari kata creativity (Bahasa Inggris) yang artinya menciptakan.3

Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas biasanya mengandung kata Khalaqa. Senada dengan pengertian kreativitas tersebut yaitu firman Allah dalam Q.S at-Tin: 4 :        Terjemahnya:

3Selly Wehmeir, Oxford Advanced Learner's (New York: Oxford University Press, 2004), h.102.

(17)

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.4

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Hal ini mengandung pengertian bahwa Allah Swt. Menciptakan manusia yang memiliki daya kreativitas, ketika Allah SWT berkehendak menciptakan manusia sebagai makhluk terbaik maka terjadilah. “Allah adalah sebaik-baik pencipta, pernyataan tersebut mengindikasikan adanya pencipta yang lain yaitu manusia yang dijadikan perantara oleh Allah SWT dengan kedudukannya sebagai khalifah”. 5

Kemudian dalam Kamus Bahasa Indonesia, “Kreativitas yaitu kemampuan untuk mencipta, daya cipta, perihal berkreasi”. Sedangkan dari segi terminologi kreativitas mempunyai arti yang sangat luas dan bermacam-macam. Sebagaimana diungkapkan oleh Utami Munandar bahwa memang tidak mudah untuk menekankan definisi yang operasional dari kreativitas. Hal ini dikarenakan kemajemukan dan multi dimensinya konsep kreativitas itu sendiri. Dalam konteks ini kreativitas diartikan sebagai daya intelektual dan optimalisasi penggunaannya untuk mengembangkan kepribadian dan mencapai

4

Al-quran dan terjemahnya, (Depok: Al-Huda, 2005), h. 421

5M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim: Tafsir Atas Surat-surat Pendek

(18)

kesuksesan ketika berinteraksi dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

a. Kriteria Kreativitas

Adapun ciri-ciri guru yang kreatif dan profesional seperti yang dikemukakan oleh Andi Yudha adalah “Fleksibel, Disiplin, Optimis, Responsif, Respek, Empatik, Suka dengan anak, Inspiratif, Lembut dan anak adalah amanah”. 6

Adapun ciri-ciri guru yang kreatif seperti yang dikemukakan oleh Utami Munandar adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai daya imajinasi yang kuat 2) Mempunyai inisiatif

3) Mempunyai minat yang luas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Tenaga Pendidik adalah orang yang pekerjaannya mendidik, mengajar dan mengasuh”.7 Sedangkan menurut Marno dan M. Idris mengemukakan

“Istilah guru dipakai secara umum khususnya dilingkungan sekolah-sekolah”.8 Adapun yang berpendapat bahwa guru menjadi pendidik

6

Andi Yudha Asfandiyar, Kenapa Guru Harus Kreatif (Bandung: Mizan Pustaka, 2009), h.20-25.

7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), h. 494.

8Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pembelajaran: Menciptakan Ketrampilan Mengajar yang Efekti dan Edukatif (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2009), h. 15.

(19)

kedua yang mana mereka diberi tugas menjadi pendidik. Mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orangtua, sebagai pengganti orangtua. Mereka menjadi pendidik karena profesinya sebagai pendidik, guru di sekolah misalnya M. Idris mengemukakan “Istilah guru dipakai secara umum khususnya dilingkungan sekolah-sekolah”.

Adapun yang berpendapat bahwa guru menjadi pendidik kedua yang mana mereka diberi tugas menjadi pendidik. Mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orangtua, sebagai pengganti orangtua. Mereka menjadi pendidik karena profesinya sebagai pendidik, guru di sekolah misalnya. Jika pengertian kreativitas dihubungkan dengan guru/tenaga pendidik, maka yang dimaksud dengan kreativitas guru/tenaga pendidik adalah kemampuan seorang guru/tenaga pendidik untuk meraih aktualisasi diri melalui gagasan atau karya nyata, baik yang bersifat baru maupun kombinasi dari yang sudah ada guna

memecahkan masalah yang sedang dihadapi yaitu

menyampaikan/memberikan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada peserta didik di sekolah.

b. Guru sebagai pendorong kreativitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam

(20)

pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan disekitar manusia. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Ia sendiri adalah seorang kreator dan motivator, yang berada dipusat proses pendidikan. Akibat dari fungsi ini, tenaga pendidik senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan dimasa mendatang lebih baik dari sekarang. 9

9

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006), h. 51-52.

(21)

c. Mengembangkan Kreativitas (Creativity Quotient) dalam Pembelajaran

Gordon dalam bukunya Joice and Weill, yang dikutip oleh E. Mulyasa megemukakan dua prinsip dasar sinektik yang menentang pandangan lama tentang kreativitas.

1) Kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari-hari. Hampir semua manusia berhubungan dengan proses kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru. Gordon menekankan bahwa kreativitas merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat. Model Gordon dirancang untuk meningkatkan kapasitas pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati, dan hubungan sosial. Ia juga menekankan bahwa ide-ide yang bermakna dapat ditingkatkan melalui aktivitas kreatif untuk memperkaya pemikiran.

2) Proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat dideskripsikan dan mungkin membantu orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara tradisional, kreativitas dipandang sebagai sesuatu yang misterius, bawaan sejak lahir, yang bisa hilang setiap saat. Gordon yakin bahwa jika memahami landasan proses kreativitas, individu dapat belajar untuk menggunakan pemahamannya guna meningkatkan kreativitas dalam kehidupan dan pekerjaan, baik secara pribadi

(22)

maupun sebagai anggota kelompok. Gordon memandang bahwa kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan disekolah atau lingkungan lain.

3) Penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu, penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intektual. Ide ini bertentangan dengan keyakinan umum, yang memandang kreativitas terbatas pada bidang seni, padahal ilmu dana rekayasa juga merupakan penemuan manusia. Gordon menunjukkan adanya hubungan antara perkembangan berpikir dalam seni dan ilmu yang sangat erat. 10

d. Sikap Guru terhadap Teknologi Pembelajaran dan

Hubungannya dengan Pemanfaatan Media dalam Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena kegiatan pembelajaran menyangkut proses penciptaan lingkungan, baik yang dilakukan guru maupun peseta didik agar terjadi proses belajar. Penciptaan lingkungan dalam belajar meliputi penataan nilai-nilai dan kepercayaan yang akan diupayakan tercapai. Upaya guru dalam menciptakan lingkungan agar terjadi proses belajar.

Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa pengajaran adalah

10

(23)

penciptaan lingkungan agar mempengaruhi siswa untuk aktif belajar, jadi penekanan di sini adalah aktivitas peserta didik untuk belajar. Walaupun inti dari pembelajaran adalah peserta didik belajar, namun guru memegang peranan sentral dalam upaya pembelajaran di sekolah.

Guru perlu mencari terobosan baru yang bersifat inovatif sebagai upaya pembaharuan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimana syarat-syarat kehidupan modern dalam pendidikan adalah bersifat efektif dan efisien. Semua itu ditentukan oleh sifat kreativitas seorang dosen dalam melaksanakan tugasnya, terutama pada proses pembelajaran di kelas, seperti pemanfaatan penemuan- penemuan baru dalam ilmu pengetahuan, teknologi modern, teknologi pendidikan pada umumnya dan teknologi pengajaran pada khususnya, serta pemanfaatan atau penggunaan berbagai macam sumber belajar dan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

Salah satu upaya yang paling praktis dan realitas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para peserta didik sebagai indikator kualitas pendidikan adalah perbaikan dan penyempurnaan sistem pembelajaran. Upaya tersebut diarahkan kepada kualitas pembelajaran sebagai suatu proses yang diharapkan dapat menghasilkan kualitas hasil belajar yang optimal. Teknologi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(24)

Sebagai bagian dari teknologi pendidikan, maka teknologi dalam proses pembelajaran juga mempunyai pandangan bahwa pendidikan dan pembelajaran itu merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang harus diatur agar mempunyai fungsi yang optimal dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran. Teknologi pembelajaran dapat membawa guru atau pendidik dan para tenaga pendidikan lainnya dalam melaksanakan tugasnya dengan cara-cara atau teknik yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan media atau alat bantu mengajar dengan secara cepat.

2. Pengertian Kreatifitas Guru

Pengertian Kreativitas Guru Menurut Baroon yang dikutip M.Ali, adalah “kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.11 Profesi guru sebagai bidang pekerjaan khusus dituntut memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu nilai keunggulan yang harus dimiliki guru adalah kreativitas. Kreatifitas diidentifikasikan dari 3 dimensi, yaitu;

a. Person

1) Mampu melihat masalah dari segala arah 2) Hasrat ingin tahu besar

3) Terbuka terhadap pengalaman baru

11 Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar Dengan PAILKEM, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h. 154- 156

(25)

4) Suka tugas yang menantang 5) Wawasan luas

6) Menghargai karya orang lain b. Proses

Kreatifitas dalam proses dinyatakan sebagai “creativity is a process that manifest it self in fluency, in flexibility as well as in originality of thingking.” Dalam proses kreativitas ada 4 tahap yaitu;

1) Tahap pengenalan: merasakan ada masalah dalam kegiatan yang dilakukan.

2) Tahap persiapan: mengumpulkan informasi penyebab masalah yang dirasakan dalam kegiatan itu.

3) Tahap iluminasi: saat timbulnya gagasan pemecahan masalah. 4) Tahap verifikasi: tahap pengujian serta klinis berdasarkan

realitas. c. Produk

Dimensi produk kreatifitas digambarkan sebagai berikut “creativity to bring something new into excistence” yang

ditunjukkan dari sifat:

1) Baru, unik, berguna, dan bernilai.

2) Bersifat heuristic, menampilkan metode yang masih belum pernah/ jarang dilakukan sebelumnya.

(26)

3. Bentuk- bentuk Kreativitas Guru

Guru merupakan suatu profesi yang sangat mulia, bahkan guru sangat berperan membantu peserta didiknya untuk mengembangkan cita- cita dan tujuan hidupnya secara optimal.

Guru sebagai pendidik, ia dapat menjadi teladan, tokoh, dan identifikasi bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standart kualitas pribadi dengan penuh rasa tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya.12

Tugas dan tanggung jawab guru sedikitnya ada enam dalam mengembangkan profesinya, yaitu guru bertugas sebagai pengajar, guru bertugas sebagai pembimbing, guru sebagai administator kelas, guru sebagai pengembang kurikulum, guru bertugas sebagai untuk mengembangkan profesi, dan guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang kreativitas dan gambaran umum serta jenis- jenis kreativitas guru yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas yang penulis jadikan sebagai landasan teori acuan dalam penelitian ini adalah:

1. Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran meliputi beberapa faktor antra lain:

a. Guru harus merumuskan tujuan pengajaran dengan jelas.

12

(27)

b. Guru harus menetapkan kegiatan pembelajaran yang efektif. c. Guru harus menetapkan metode dan alat pengajaran yang tepat. d. Guru harus menetapkan pola evaluasi yang tepat.

2. Pelaksanaan pengajaran

Pelaksanaan pengajaran selain diawali dengan perencanaan pembelajaran secara terpola dan sistimatis, juga harus didukung dengan strategi yang mampu membelajarkan peserta didik.13 Dalam pelaksanaan pengajaaran yang baik pembelajaran harus melalui beberapa proses yang meliputi beberpa faktor, antara lain:

a. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik. b. Guru menggunakan metode/ mengajar dengan tepat. c. Guru mampu menggunakan media dengan tepat. d. Guru melaksanakan interksi dengan peserta didik.

e. Guru harus menyusun buku ajar pendidik agama Islam berdasarkan standar kelulusan.

3. Penilaian pengajaran

Penilaian merupakan bagian dari perencanaan pengajaran yang telah ditetapkan pada pola penetapan evaluasi. Sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang beriorentasi pada pencapaian kompetensi. Hal- hal yang perlu diperhatikan oleh guru ketika melaksanakan evaluas adalah:

a. Dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.

13

(28)

b. Dilaksanakan secara periodik.

c. Mencakup semua mata pelajaran yang telah diajarkan.

d. Bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses pembelajaran

B. Pengembangan Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiahnya berarti “tengah, perantara atau pengantar” yaitu perantara atau perantara pesan dari pengirim kepada penerima pesan.14 Menurut Gagne

dan Briggs menurut Azhar Arsyad secara implisit menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape- recorder, kaset, video, kamera, film, gambar, grafik, televisi dan computer. 15

Firman Allah Swt. dalam surah An-Nahl : 44 yaitu :

              ; eerjemyhnya

Keterangan- keterangan (mukzizat) dan kitab- kitab.Dan kami turunkan Ad-Zikr (Al-Quran) kepadamu, agar engkau menerangkan

14

Muh. Safei, Media Pembelajara (Makassar: Alauddin University Press, 2011), h. 5. 15Azhar Arsyad, Media Pembembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.4.

(29)

kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan.16

16

(30)

Abad ke-19 turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan alat pendidikan seperti fotografi, gromofon, film, filmstrip, sampai dengan radio, televisi, komputer, laboratorium bahasa, video tape dan sebagainya. Menurut pendirian tertentu alat pengajaran yang lazim disebut hadware itulah dipandang sebagai teknologi pendidikan.17

Di antaranya ada yang menganggap bahwa alat-alat seperti papan tulis, peta diagram dan sebagainya. Jika dilihat perkembangannya, pada awalnya media hanya sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu merupakan sarana untuk menyajikan informasi dan meningkatkan proses belajar mengajar. Alat bantu yang dipakai oleh guru misalnya gambar, model, dan alat lain yang dapat memberikan pengalaman, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar peserta didik18

Dalam buku teknologi pendidikan karangan S. Nasution, membahas alat pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat teknologi pendidikan, sebagai berikut:

a. Papan Tulis

Alat pengajaran ini sangat populer, digunakan oleh sekolah yang trasisional maupun modern dapat dikombinasikan dengan alat pengajaran yang lain. Alat ini dimanfaatkan dalam tiap metode pembelajaran papan tulis dapat dipakai untuk tulisan, membuat

17

Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, h. 490.

18

(31)

gambar, grafik, diagram, peta sebagainya dengan kapur yang putih ataupun yang berwarna.

b. Buku Paket/ Pelajaran

Buku pelajaran merupakan alat pengajaran yang paling banyak digunakan diantara semua alat pegajaran lainnya. Buku pelajaran telah digunakan sejak manusia pandai menulis dan membaca, akan stetapi meluas dengan pesat setelah ditemukannya alat cetak.19

Sehingga dapat disimpulkan bahwa papan tulis dan buku paket pelajaran merupakan dari media pembelajaran. Salah satu ciri media pengajaran bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kapada penerima yaitu peserta didik. Sebagian media dapa mengolah pesan peserta didik sehingga media itu sering disebut media interaktif seperti audiovisual maupun media yang lain. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan sederhana dan bisa pula pesan yang sangat kompleks. Dan yang terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta peserta didik dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu perlu dirancang dan dikembangkan oleh pihak guru baik lewat lingkungan pengajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan

19Arief S. Sadjiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembanan dan Pemanfaatannya(Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h. 7.

(32)

memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pengajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran.

Adapun menurut M. Basyiruddin Usman dan Asnawir tentang fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Membantu memudahkan peserta didik dan memudahkan mengajar bagi guru

2) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi kongkrit).

3) Menarik perhatian peserta didik lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan).

4) Semua indera peserta didik diaktifkan. Kelemahan satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera yang lain.

5) Lebih menarik perhatian dan minat dalam belajar.

6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita.20

Media sangat membatu dalam proses pembelajaran dimana tanpa media proses pembelajaran akan sulit untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan mempersulit peserta didik untuk menerima pesan yang disampaiakan oleh pendidik.

(33)

2. Pendidik dan Media pembelajaran

Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non-fisik. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap, dan administrasi yang lebih teratur.

Pendidik hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien, dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran disekolah untuk pembelajaran peserta didik/mahasiswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Agar seorang pendidik dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, setiap pendidik harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan atau pegajaran.21

Menurut pendapat peneliti pendidik harus memiliki

21M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Penerbit Ciputat

(34)

kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai agar proses pembelajaran lebih efektif dan peserta didik tidak merasa bosan terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

3. Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran

Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media yang antara lain:

a. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.

b. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

c. Pendidik hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.

d. Pendidik seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.

Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM yaitu:

(35)

pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat dan didengar.

3) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon peserta didik belajar.

4) Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu peserta didik.

5) Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran peserta didik. 22

Menurut pendapat saya pemanfaatan media sangat peluh dilakukan oleh seorang pendidik dimana media merupakan suatu alat bantu mengajar agar proses pembelajaran bisa terlaksana.

4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan peserta didik dikuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik pesetra didik. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu

22

(36)

fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh pendidik. Levis dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yaitu :

a. Fungsi Atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi Afeksi

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa kbelajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c. Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar d. Fungsi Kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam

(37)

membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.23Menurut Sudjana dan Rivai dalam bukunya Azhar Arsyad mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan karta-kata oleh pendidik, sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau pendidik mengajar pada setiap jam pelajaran.

4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian pendidik tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

23

(38)

memerankan, dan lain-lain sebagainya. 24

5.Pemilihan Media Pembelajaran

a. Pentingnya Media Pembelajaran

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pemilihan media pengajaran ditentukan apakah media yang akan digunakan sesuai atau cocok dengan karakteristik materi yang akan disajikan dan dapat menarik perhatian peserta didik yang lebih penting lagi apakah media yang akan digunakan tersebut sesuai dan tidak bertentangan dengan syari’at agama atau tidak melanggar etika agama. Bilamana hal tersebut dapat terpenuhi maka tugas selanjutnya adalah meneliti/peneliti lebih cermat apakah media yang akan digunakan tersebut dapat terjangkau oleh biaya dan dana yang ada dan apakah tidak ada alternatif media lain yang sekiranya lebih mudah didapat disekitar lingkungan sekolah.

Pertimbangan selanjutnya, apakah media tersebut telah dipertimbangkan betul-betul akan keefektifan dan keefisiennya, juga apakah bentuk media yang akan digunakan berupa media jadi (by utilazation) atau perlu dirancang (by design). Bila bentuk media tersebut perlu dirancang maka sudah barang tentu diperlukan perencanaan yang lebih matang, baik dalam pengembangannya maupun dalam pemanfaatannya.

24

(39)

Adapun hadist yang terkait dengan media pembelajaran: هط خ : لا ق ًُْى ع ُالله ٓ ِض ر ِالله ِدْب ع ْه ع عهب زُم اهط خ مهل س َ ًِْي ل ع ُالله هّل ص ُِّٓبهىلا ِٓف اًّط خ هط خ َ ط س ُْلا ِٓف ِْذهلا ا ذ ٌ ّ لِإ ا را غ ِص ا طُطُخ هط خ َ,ًُْىِم ا ج ِرا خ ِط س ُْلا , ِط س ُْلا ِٓف ِْذهلا ًِِبِوا ج ْهِم ًُُل ج أ ا ذ ٌ َ ,ُنا سْو ِ ْلْا ا ذ ٌ( : لا ق َ ًِِب طْي ِحُم -َ أ ِيِذ ٌ َ ,ًُُل م أ ٌج ِرا خ ٌُُ ِْذهلا ا ذ ٌ َ ًِِب طا ح أ ْد ق ضا زْع ْلْا ُرا غ ِّصلا ُطُطُخْلا ًُُل م أ ٌج ِرا خ ٌُُ ِْذهلا ا ذ ٌ َ ًِِب طا ح أ ْد ق ( ,ا ذ ٌ ًُ ش ٍ و , ا ذ ٌ ُي أ طْخ أ ْنِإ ف ذ ٌ ًُ ش ٍ و , ا ذ ٌ ُي أ طْخ أ ْنِإ َ ِراخبلا ياَر( )ا ُُ Artinya:

Dari Abdullah RA berkata :“Nabi SAW membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya: (persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita-citanya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.”(HR. Bukhari)25

Dari penjelasan menegenai isi kandungan hadis diatas dikisahkan tentang Rasulullah Saw. Menggambarkan persegi empat dan membuat garis- garis lurus ketika beliau menyampaikan ajarannya kepada sahabat- sahabatnya. Hal ini berarti Rasulullah Saw menggunakan sarana gambar-gambar tersebut untuk memberi perumpamaan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang di ajarkannya. Jika kita hubungkan dengan dunia pendidikan, hadis tersebut berkaitan dengan salah satu komponen dalam pendidikan yakni

25

Al-Imam Bukhari dan Abu Hasan As-Sindy, Shahihul Bukhari bi Haasyiati al-Imam as-Sindy, (Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2008), h. 224

(40)

media pembelajaran. Pengertian media pembelajaran itu sendiri adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai sarana mempermudah dalam proses penyaluran ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Masih banyak orang yang memberi pengertian yang sama antara media pembelajaran dan alat pembelajaran. Pada dasarnya media dan alat pembelajaran itu berbeda sebab alat pembelajaran adalah seperangkat keras (hardware) yaitu sarana yang dapat menampilkan pesan yan g terkandung dalam media. Sedangkan media adalah bahan (software) yang biasanya disajikan dengan menggunakan alat pengajaran.

Para ahli membuat klasifikasi atau penggolongan beberapa jenis media berdasarkan suatu titik pandang tertentu. Dibawah ini penulis sajikan penggolongan media pembelajaran dan jenis-jenis yang termasuk didalamnya.

Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels & Glosgow dalam bukunya Muh. Safei dibagi kedalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.

1. Pilihan Media Tradisional

a. Visual diam yang diproyeksikan

1) Proyeksi oqaque (tak tembus pandang) 2) Slides

(41)

3) Filmstrips

b. Visual yang tidak proyeksi 1) Gambar,poster

2) Foto c. Audio

1) Rekaman

2) Pita-kaset , reel, catridge d. Penyajian multimedia

1) Slide plus suara (tape) 2) Multi imege

e. Visual dinamis yang diproyeksikan 1) Film, Video

2) Televisi f. Cetak

1) Buku teks

2) Modul, teks terpogram, Workbook g. Permainan 1) Teka-teki 2) Simulasi 3) Permainan papan h. Realita 1) Model 2) Specimen

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.26 Tujuan penelitian kualitatif ada dua. Yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan (to describeand and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describeand explain).27 Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif, tipe penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistimtis, faktual, dan akurat tentang fakta- fakta dan sifat- sifat populasi atau objek tertentu.28

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa dan yang menjadi objek penelitian ini adalah guru dan peserta didik SD Inpres Jatia.

26

Ariesto Hadi Sutopo ddan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan Nvivo (ed, I, cet.I, Jakarta: Kencana, Juli 2010), h. 1.

27

Aristo Hadisutopo dan Adrianus Arief, Terampil dalam mengelolah data kualitatif

dengan Nvivo, h. 2.

28

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (ed, I, Cet, 4, Jakarta: Kencana 2009), h 67

(43)

C. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah: 1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam 2. Pengembangan Media Pembelajaran D. Deskripsi Penelitian

Adapun yang menjadi Deskripsi Fokus Penelitian adalah: 1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan menggunakan media pembelajaran agar mampu penyampaian materi dengan mudah

2. Pengembangan Media Pembelajaran

Pengembangan Media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru menggunakan media- media dalam proses pembelajaran agar peserta didik tidak jenuh pada saat proses pembelajaran dan mampu memahami dengan mudah

E. Sumber Data

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data yang langsung, memberikan data kepada pengumpul data29 Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa data primer merupakan data utama yang didapatkan langsung dari apa yang diteliti. Adapun data

29

(44)

primer dalam penelitian ini yaitu melakukan wawancara langsung dengan guru dan kepala sekolah SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti30 misalnya peneliti harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen data itu diperoleh dengan menggunakan literature yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian.

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang harus betul-betul direncanakan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya sebab penelitian akan berhasil apabila banyak mengunakan instrument agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan. Penelitian dan menguji hipotesis, maka penulis menggunakan beberapa teknik pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Pedoman observasi

Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai gejala-gejala yang terjadi untuk kemudian dilakukan pencatatan.31 Observasi diartikan sebagai usaha mengamati fenomena-fenomena yang akan di selidiki baik itu secara langsung

30

Sugiyono,loc.cit

31

P. Joko Subagyo, Metodologi Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),hal. 63.

(45)

maupun secara tidak langsung dengan mengfungsikan secara alat indera dari pengamatan untuk mendapatkan informasi dan data akan diperlukan tanpa bantuan dan alat lain. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui filem, rangkaian slide, atau rangakian photo. Dalam menggunakan teknik observasi baik langsung maupun tidak langsung diharapkan mengfungsikan setiap alat indera untuk mendapatkandata yang lengkap . 2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi antara respon untuk menemukan informasi atau keterangan dengan cara langsung bertatap muka dan bercakap-cakap secara lisan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang menghubungkan dengan informasi yang diperlukan dengan jarak yang dibutuhkan secara lisan pula, memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara sipenannya atau pewancara dengan informan dengan alat panduaan wawancara.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan atau kejadian yang dari segi waktu relatif, belum terlalu lama dan teknik pengumpulan data dengan hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Dalam hal ini penulis menggunakan catatan dokumentasi

(46)

untuk memperkuat hipotesa agar hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: Riset lapangan, yaitu cara penghitungan data dengan penulis langsung turun ke lapangan. Dalam hal ini bertempat di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa guna mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan proposal ini. Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat emperis. Kemudian dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik-tekni pengumpulan data, sebagai berikut:

1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.32

2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.33

3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek peneliitian.34

H. Teknik Analisis Data

Analisis data disebut juga pengelolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaan data, agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Tujuan analisis data adalah untuk

32

Nana Syaohdih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: sRemaja Rosdakarya, 2010), h 220.

33

Andi Prastowo. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011). h 330.

34

Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu sosial lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 121.

(47)

menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan di implementasikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pendekatan deskripsi kualitatif yang merupakan suatu proses menggambarkan keadaan sasaran yang sebenarnya. Pada analisis data kualitatif kata- kata dibangun dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk dirangkum. Adapun analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga alur kegiatan, yaitu;35 Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan di implementasikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pendekatan deskripsi kualitatif yang merupkan suatu proses menggambarkan keadaan sasaran yang sebenarnya. Pada analisis data kualitatif kata-kata dibangun dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk dirangkum. Adapun analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga alur kegiatan, yaitu.36

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan pada penyederhanaan dan trasformasi data yang muncul dari catatan- catatan tertulis dilapangan, Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang memejamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data untuk tidak perlu menghasilkan data yang potensial untuk menjawab pertanyan- pertanyaan penelitian.

35

Imam suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama(cet. I, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2001), h. 191

36

(48)

b. Penyajian data display

Penyajian data display yaitu mendeskripskan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif yang disajikan dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami. Sehubungan dengan data yang diperoleh terdiri dari kata-kata, kalimat- kalimat, paraghraf, maka penyajian data yang sering digunakan adanya bentuk uraian naratif yang panjang dan terpencar- pencar bagian demi bagian, tersusun kurang baik, maka dari itu informasi bersikap kompleks, disusun kedalam suatu kesatuan bentuk yang lebih sederhaana lagi dan selektif, sehinga mudah dipahami.

c. Penarikan kesimpulan (Conclusion drawing/ verification)

Penarikan kesimpulan atau verification merupakan bagian akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa bagaian interprestasi yang, menentukan makna data yang telah disajikan. Cara yang digunakan bervariasi, dapat digunakan, dan menghubung- hubungkan satu sama lain. Makna yang ditemukan peneliti harus diuji kebenarannya dan kecocokannya.

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Singkat SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

Sekolah Dasar Inpres Jatia adalah salah satu sekolah yang terdapat di Jln. Garuda Jatia Kabupaten Gowa. SD Inpres jatia ini beroperasi pada tahun 1980 yang saat ini dipimpin oleh Bapak Kepala Sekolah H. M. ARIFIN. S, S.Pd Pihak sekolah mengharapkan dengan kapasitas yang ada serta sarana dan prasarana yang tersedia dapat menciptakan murid yang sesuai dengan tujuan yang di inginkan dicapai.37

Kondisi sekolah tersebut, berdekatan dengan kantor lurah mataallo. Kondisi lingkungannya di sekeliling sekolah terdapat taman bunga dan pohon mangga yang membuat sekolah ini tampak rindang. Untuk kondisi bangunannya cukup bagus, berkat adanya Bantuan Operasi Sekolah ( BOS ) dari pemerintah daerah sedikit demi sedikit sekolah ini mengalami renovasi dan untuk pengadaan buku dan bantuan untuk murid berprestasi dan murid miskin. Sekolah tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat, pada awal berdirinya sekolah tersebut jumlah muridnya masih sangatlah minim tapi dengan dikenalnya sekolah tersebut di lingkungan masyarakat luas, sedikit demi sedikit jumlah murid sekolah ini adalah

37

(50)

sebanyak 182 orang, laki-laki berjumlah 95 orang dan perempuan berjumlah 87 orang. SD Inpres Jatia ini berakreditasi A.38

Table 4.1

Keadaan Fisik Bangunan SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa tahun ajaran 2019/2020

No Keadaan fisik Keterangan

1 Ruang kelas 7

2 Ruang kepala sekolah 1

3 Dapur 1

4 Perpustakaan 1

5 Ruang guru 1

6 Wc 2

7 Mushollah 1

8 Rumah dinas guru 3

9 Uks 1

10 Lapangan olahraga 1

Sumber Data : kantor TU SD Inpres Jatia kec. Bajeng Kab. Gowa39

38

Sumber Data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

39

(51)

2. Profil SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa a. Identitas sekolah

Nama Sekolah : SD Inpres Jatia

NSS/NPSN : 101190305038 / 40301358

Jenjang Pendidikan : SD

Status Sekolah : Negeri

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Akreditasi : “ A “

Sekolah Dibuka Tahun : 1982

Alamat

 Jalan / nomor : jl. Garuda jatia

 Rt / rw : 3 / 1  No. Telepon : 081244244263  Kode pos : 92152  Kelurahan : mataallo  Kecamatan : Bajeng  Kabupaten : Gowa

 Provinsi : Sulawesi Selatan

 Negara : Republik Indonesia

b. Data pelengkap

Sk Pendirian Sekolah :

Tanggal Sk Pendirian : 31 Desember 1982

(52)

SK Izin Operasional :

Tanggal SK Izin Operasiona l : 01 Januari 1980 Luas Tanah Milik (M2 ) : 1700 M2

Nama Wajib Pajak : SDI JATIA

NPWP :00.794.637.9807.000

3. Visi dan Misi SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

a. Visi :

unggul dalam Prestasi Berbasis Ketuntasan Berdasarkan Iman dan Taqwa40

b. Misi :

1) Terwujudnya pembelajaran yang inovatif dengan pendekatan saintifik berbasis ketuntasan

2) Terwujudnya prestasi belajar di sekolah berdasarkan standar kompetensi lulusan

3) Terwujudnya sikap sportifitas dalam kehidupan bermasyarakat berbasis karakter

4) Terwuwjudnya lingkungan sekolah yang asri dalam menunjang pembelajaran

5) Terwujudnya kegiatan ekstrakurikuler dalam mendukung prestasi sekolah

40

(53)

6) Terwujudnya penataan manajemen partisipatif dalam pengelolaan sekolah41

4. Keadaan Guru dan Karyawan SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

Berdasarkan Data Statistik dan Karyawan di SD Inpres Jatia Tahun Ajaran 2018/2019 Sebanyak 15 Orang Dengan Perincian Sebagai Berikut :

a. Kepala Sekolah : 1

b. Guru kelas : 6

c. Guru bidang studi : 5

d. Operator : 1

e. Pustakawan : 1

f. Keamanan ( satpol pendidikan) : 1

Adapun keadaan guru dan karyawan pada saat ini SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa adalah sebanyak 15 orang. Untuk lebih jelasnya keadaan guru dan karyawan di SD Inpres Jatia pada tahun ajaran 2018/2019 sebagai berikut42

41

Sumber Data; Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

42

(54)

Table 4.2

Data Guru dan Karyawan di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa tahun ajaran 2018/2019

No NAMA JABATAN STATUS

PEGAWAI

1 H.M. Arifin S,S.Pd Kepala Sekolah PNS

2 Isrim, S.Pd, M.SI Guru Kelas PNS

3 Zainuddin, S.Pd Guru Bidang Studi PNS

4 Hafsah, S.Pd Guru Kelas PNS

5 Nurzatma Guru Kelas PNS

6 Sitti Khadijah, A.Ma Guru Kelas PNS

7 Fatmawati S.Pd Guru Kelas PNS

8 HJ. Djumriani , S.Pd Guru kelas PNS

9 Rostinah, S.Pd Guru Bidang Studi Guru Honor

10 Nurwahidah, S.Pd Operator Guru Honor

11 Surya Alam S.SOS Perpustakaan Guru Honor

12 Salmiah Kinawati Azisa, S.Pd

Guru Bidang Studi Guru Honor

13 Hasman Satpol Pendidikan Guru Honor

14 Ruslan, A.Ma Guru Bidang Studi Guru Honor

Sumber data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa43

43

(55)

5. Keadaan Peserta Didik SD Inpres jatia Kabupaten Gowa

Peserta didik yang bersekolah di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa kebanyakan bertempat tinggal disekitar lokasi sekolah, sehingga tidak menyulitkan mereka dari segi jarak dari tempat tinggal mereka ke sekolah.

Jumlah rombongan belajar adalah 7 kelas, kelas 1 berjumlah 14 peserta didik, kelas II 25 peserta didik, kelas III berjumlah 33 peserta didik, kelas IV berjumlah 35 peserta didik, kelas V berjumlah 25 peserta didik, kelas VI berjumlah 32 peserta didik.44

Table 4.3

Daftar Jumlah Peserta Didik SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kelas I 8 6 14 2 Kelas II 13 12 25 3 Kelas III 23 10 33 4 Kelas IV 21 14 35 5 Kelas V 10 15 25 6 Kelas VI 15 17 32 Jumlah 89 75 164 44

(56)

B. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Pada peserta didik di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

Kreativitas itu sendiri adalah suatu upaya atau usaha untuk mengembangkan sifat yang masih dasar menjadi suatu yang baru atau sebelumnya belum ada. Dan bisa juga kreativitas itu suatu cara atau upaya untuk menjadikan sesuatu yang sudah ada menjadi suatu hal yang menarik dan kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara yang baru, model-model baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat,dan adanya tujuan yang jelas.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu kinawati selaku guru Pendidikan Agama Islam kelas 5 SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa mengatakan bahwa:

“ Kreativitas yang saya gunakan dalam mengatasi pengembangan media pembelajaran peserta didik adalah dengan menggunakan beberapa media yang berbeda-beda dalam tingkatannya tetapi tujuan pembelajaran tetap tercapai, contohnya saja untuk kelas v ini saya biasanya menggunakan media visual yang tidak proyeksi yaitu gambar dan poster, penggunaan media gambar dan poster ini diharapkan mampu mempermudah pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang susah menjadi pembelajaran yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Media audio yaitu rekaman suara, ini diharapkan mampu memusatkan perhatian dan mempertahankan perhatian dan melatih daya analisis peserta didik terhadap pembelajaran. Media cetak yaitu buku teks, media cetak buku teks ini diharapkan mampu memberikan pembelajaran lebih jelas dan lebih interaktif serta efesiensi dalam waktu dan tenaga. Media permainan yaitu simulasi (praktek), diharapkan mampu menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu pada peserta didik dalam pembelajaran tertentu. Maka dari itu sebagai seorang guru kita harus bertindak kreatif dalam menentukan media pembelajaran yang harus digunakan dan mampu memotivasi peserta didik agar aktif dalam pembelajaran. “45

45

Salmiah Kinawati Azisa S.Pd ( Guru Pendidikan Agama Islam ) Wawancara di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020

Referensi

Dokumen terkait

menarik nafas dalam - Pasien mengatakan badannya terasa lemas O: - RR 24 kali/menit, - pasien tidak terpasang oksigen A: masalah belum teratasi P: intervensi

Disusunnya hasil penelitian oleh Eky Rakhmawati (2015) sebagai sumber belajar dalam bentuk komik sebagai media pengayaan pada materi ekosistem ini, diharapkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek biologis ikan Layur ( Trichiurus lepturus ) berdasarkan hasil tangkapan di PPP Morodemak yang meliputi pola pertumbuhan

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat

Fraktur linier dapat terjadi pada kubah kranium atau basis kranium, tergantung pada beban energi yang terjadi dengan arah jarak deselerasi, dan bentuk

Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol 80% Cempedak dapat berperan sebagai antimalaria, karena tidak ada perbedaan bermakna terhadap persen penghambatan parasit

Berdasarkan pendahuluan di atas, maka masalah-masalah penelitian yang dikaji adalah sebagai berikut: (1) Aktifitas apakah yang diperlukan dalam melakukan analisis kebutuhan