• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Takalar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Takalar"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENYERAPAN TENAGA KERJA

DI KABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

Oleh

Nur Insana

90300115111

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2019

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nur Insana

Nim : 90300115111

Tempat/Tgl.Lahir : Takalar, 16 November 1996

Jurusan : Ilmu Ekonomi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Alamat : Samata

Judul : Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Takalar

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar dan hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Gowa, November 2019 Penyusun,

N u r I n s a n a Nim: 90300115111

(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. karena rahmat, keinginan dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam tak lupa penyusun curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SWA yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-liku menuju jalan yang lurus yang aman dan sejahtera minadzulumati ilannur. Dengan izin dan kehendak Allah SWT skripsi sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Takalar” telah diselesaikan dengan waktu yang direncanakan.

Penyusunan skripsi ini terselesaikan dengan adanya kerjasama, bantuan, arahan, bimbingan dan petunjuk-petunjuk dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Terutama kepada kedua orang tua penulis yaitu: Ayahanda M. Dg Rowa dan ibu Dg. Ngalusu yang paling berjasa atas apa yang sampai saat ini saya capai, telah mendidik saya, membesarkan saya dengan penuh kasih sayang, menyekolahkan saya sampai pada tingkat ini dan terus memberikan doanya. Karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin menyampai-kan rasa terima kasih atas sumbangsih pemikiran, waktu, dan tenaga serta bantuan moril dan materil khususnya kepada:

(5)

iv

1. Prof. Drs. Hamdan Juhannis M.A, Ph.D sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar dan para wakil Rektor serta seluruh staf dan jajarannya.

2. Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.

3. Dr. Hasbiullah, S.E., M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Ekonomi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sekaligus sebagai penguji ke-2 yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukannya untuk berkontribusi, bantuan, dan bimbingannya selama ini.

4. Dr. Alim Syahriati, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam atas segala bantuan, kontribusi dan bimbingannya. 5. Dr. Syaharuddin, M.Si. selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan serta saran yang sangat berguna bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Wardihan Sabar, S.E., M.Si. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan serta saran yang sangat berguna bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Dr. Hj. Rahmawati Muin. HS, S.Ag.,M.Ag. selaku penguji I yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukannya untuk berkontribusi, bantuan, dan bimbingannya selama ini.

8. Seluruh staf bagian Akademik, tata usaha, jurusan dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuannya dalam pelayanan akademik dan administrasi.

9. Seluruh tenaga pengajar dan pendidik khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alaudin Makassar yang telah memberikan ilmu dengan ikhlas kepada peyusun selama proses perkuliahan, dan praktikum.

(6)

10. Kedua orang tua yang penulis cintai Bapak M. Dg. Rowa dan Dg. Ngalusu yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya, mengajarkan arti hidup, memberikan segala kebutuhan penulis mulai sejak kecil hingga saat ini, semua jasa orang tua yang telah membiayai pendidikan penulis sampai perguruan tinggi, yang dengan penuh perhatian mendukung penulis dalam menyelesaian skripsi ini. Dan terima kasih atas semua jasa-jasanya yang tidak mampu penulis tuliskan dalam kata pengantar ini, begitu banyak pengorbanan yang telah dilakukan. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan membalas semua yang telah diberikan kepada penulis.

11. Terima kasih kepada tante Rahmayani, S.T., M.T yang telah membantu penulis mulai dari masuk ke universitas sampai penulis lulus dari universitas. 12. Terima kasih kepada ke 2 saudara Yuliana (kakak) dan Abd. Rahmat (adik)

yang telah memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

13. Terima kasih kepada Nurhikmah Herman, Armila Amril, Nurul Zakinah, Ayu Fadillah, Asdar, dan Ilham yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini, dan sebagai teman seperjuangan dalam mencapai gelar sarjana

14. Terima kasih kepada teman seperjuangan menunggu di depan ruangan jurusan, kelompok ujin proposal, ujian komprehensif, ujian hasil, dan ujian munaqasyah yang telah memberikan semangatnya.

15. Terima kasih kepada kakanda Jusmawandi, S.Sos yang selalu memberikan dun kungannya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga gelar untuk Magister-nya cepat didapat Aamiin.

(7)

vi

16. Teman-teman angkatan 2015 terkhusus, untuk jurusan Ilmu Ekonomi semoga tetap solid meskipun nantinya kita berpisah untuk mencapai kesuksesan masing-masing.

17. Teman-teman pondok Aris, Pondok Agung Deria, Pondok Nur Annisa, dan Pondok 9 Nur yang selalu mensuport penulis dan membantu baik secara fisik maupun materi.

18. Kepada sahabat penulis dari SDN Parangbaddo, SMP Negeri 2 Polongbangkeng Utara, dan MA Manongkoki Takalar yang telah memberikan dukungan, semangat, kesetiaan, dan persaudaraannya meskipun tidak satu universitas.

19. Kepada teman-teman Himpunan mahasiswa Islam (HmI) Komisariat Ekonomi dan Bisnis Islam, Sahabat Economics Study Club (ESC) of UIN Alauddin Makassar, teman Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Ekonomi, Himpunan Pelajar Mahasiswa Takalar (HIPERMATA) kom. UIN Alauddin Makassar, dan komunitas Kampung Pemuda Desa Parangbaddo (KMP) yang telah menjadi wadah pengembangan diri penulis dan menjadi keluarga baru yang memberikan motivasi kepada penulis.

20. Sahabat KKN Angkatan 60 Desa Bontominasa (Balangriri), Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, terima kasih atas do’a dan dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

21. Kakanda-kakanda dari Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar yang telah memberikan semangat, motivasi, sumbangsinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

22. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, dan semua pihak yang telah mendo’akan penulis, terima kasih.

(8)

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, peyusun berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Penyusun juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kelemahan, sehingga penyusun tak lupa merharapkan saran dan kritik terhadap skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca. Aamiin.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, kekurangan yang ada pada skripsi ini dapat dijadikan bahan pelajaran untuk penelitian yang lebih baik kedepannya, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan

“Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.”. Gowa, November 2019 Penulis, N u r I n s a n a NIM: 90300115111

(9)

viii DAFTAR ISI

SAMPUL ...

PENGESAHAN SKRIPSI ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL………. x ABSTRAK ... xi BAB I PENDAHULUAN ………....…. 1 A. Latar Belakang ...….... 1 B. Rumusan Masalah ...……... 8 C. Tujuan Penelitian ...……….... 8 D. Manfaat Penelitian ...……….... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS………..….... 9

A. Grand Teori ……...……….…. 9

B. Tinjauan Variabel …...……….…. 13

C. Keterkitan Antar Variabel ………..….. 25

D. Penelitian Terdahulu ……….… 27

E. Kerangka Pikir ……….…. 29

F. Hipotesis Penelitian ……….…. 30

BAB III METODE PENELITIAN ……….… 32

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ……….. 32

B. Jenis dan Sumber Penelitian ……… 32

C. Metode Pengumpulan Data ………... 32

D. Teknik Analisis Data ………..……….. 33

(10)

F. Uji Hipotesis………... 37

G. Defenisi Operasional Variabel ………... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 41

B. Deskripsi Variabel Penelitian ... 43

C. Hasil Penelitian ... 47 D. Pembahasan ... 55 BAB V PENUTUP ... 59 A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA……….………... 61 LAMPIRAN ... 64 RIWAYAT HIDUP ... 65

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Takalar Tahun 2008-2017… 3 Table 1.2 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja… 4

Table 1.3 Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Takalar ………… 5

Table 1.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Harga Konstan Kabu- paten Takalar ……… 6

Table 1.5 Upah Minimum Regional Kabupaten Takalar……… 7

Table 3.1 Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi ………... 36

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Takalar.. 42

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Keca- matan di Kabupaten Takalar ... 43

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja... 44

Tabel 4.4 Upah Minimum Regional Kabupaten Takalar ... 45

Tabel 4.5 Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Takalar ... 46

Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi Atas Harga Konstan Kabupaten Takalar ... 47

Tabel 4.7 Uji Normalitas... 64

Tabel 4.8 Uji Multikolineritas ... 64

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ... 65

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 51

Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi ... 65

Tabel 4.12 Uji Simultan ... 66

(12)

xi ABSTRAK

Nama : Nur Insana

Nim : 90300115111

Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Takalar

Tujuan penelitian ini yaitu guna mengetahui pengaruh Upah Minimum Regional (UMR), rata-rata lama sekolah, dan pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provins Sulawesi Selatan berupa data UMR dan rata-rata lama sekolah, dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Takalar berupa data perumbuhan ekonomi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, data yang terkumpul dianalisis menggunakan persamaan regresi berganda dengan menggunakan SPSS versi 16.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Upah minimum Regional (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar; variabel rata-rata lama sekolah (X2) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar; dan vaariabel pertumbuhan ekonomi (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

Kata kunci : Upah Minimum Regional, Rata-rata Lama Sekolah, Pertumbuhan Ekonomi, dan Penyerapan Tenaga Kerja.

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki jumlah penduduk atau angkatan kerja yang sangat tinggi. Pertumbuhan penduduk akan sangat memengaruhi pertumbuhan angkatan kerja. Semakin besar jumlah penduduk usia kerja, maka secara otomatis jumlah angkatan kerja akan bertambah. Ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjan atau menganggur. Dengan demikian, pembangunan ekonomi sangat diperlukan untuk memperkecil tingkat pengangguran.

Jumlah atau besarnya penduduk umumnya dikaitkan dengan pertumbuhan income per capita suatu negara, yang secara kasar mencerminkan kemajuan perekonomian negara tersebut. Ada pendapat yang menyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi. Tetapi ada pula yang berpendapat lain yaitu bahwa justru penduduk yang jumlah lainnya sedikit yang dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik. Di samping kedua pendapat ini, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk suatu negara harus seimbang dengan jumlah sumber-sumber ekonominya, baru dapat diperoleh kenaikan pendapatan nasionalnya. Ini berarti jumlah penduduk tidak boleh terlampau sedikit juga tidak boleh terlampau banyak (Mulyadi, 2014: 67).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di suatu wilayah dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pertumbuhan yaitu peningkata di semua

(14)

sektor. Manurut Todaro dan Smith dalam Zulkifli, mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara dapat ditinjau dari kenaikan GDP (Gross Domestic Product), pengurangan tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan, serta penyediaan lapangan pekerjaan. Maka untuk mencapai keberhasilan pembangunan ekonomi tersebut dibutuhkan kerja sama yang baik antar sektor perekonomian (Zulkifli, 2015:4).

Ketenagakerjaan masih menjadi salah satu masalah yang belum dapat diselesaikan. Hal tersebut diakibatkan jumlah penduduk dan angkatan kerja yang terus meningkat namun tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang memadai. Oleh karena itu diperlukan penyediaan lapangan kerja yang besar agar mengimbangi pertumbuhan penduduk. Perbaikan sumber daya manusia (SDM)dan keterampilan yang baik menjadi modal utama bagi angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan yang layak, tersedianya tenaga kerja yang besar harus dimanfaatkan, dibina, dan diarahkan agar bisa terserap di berbagai sektor (Bella, 2018:1)

Islam memerintahkan umat muslim agar senantiasa bekerja dan melakukan produksi, Allah SWT akan membalas hal setimpal sesuai dengan amal dan bekerja keras yang dilakukan, sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Jumu’ah/62:10                     

Terjemahnya: Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

(15)

3

Berdasarkan Ayat di atas, Allah SWT memerintahkan hambanya agar mencari rezeki setelah melaksanakan ibadah shalat. Dalam hal ini menunjukkan bahwa bekerja mencari nafkah, seperti harta benda, ilmu pengetahuan, kesehatan dan lain-lain untuk memperoleh karunia-Nya. Hal ini di perbolehkan selama tidak meninggalkan kewajiban sebagai umat muslim yaitu beribadah kepada-Nya (sholat 5 waktu).

Peran pemerintah sangatlah penting dalam menangani masalah ini, dengan bagaimana pemerintah mampu memberikan kualitas pekerjaan yang baik dengan banyaknya jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Takalar. Kabupaten Takalar adalah salah satu kabupaten yang terletak di Sulawesi Selatan dengan ibu kota Pattallassang. Kabupaten Takalar memiliki luas wilayah 566,51 km2 yang terdiri dari 9 kecamatan, 22 kelurahan 61 desa.

Tabel 1.1: Jumlah Penduduk Kabupaten Takalar Tahun 2008-2017

No. Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa) 1 2008 255.154 2 2009 257.974 3 2010 269.603 4 2011 272.316 5 2012 275.034 6 2013 280.600 7 2014 283.762 8 2015 286.906 9 2016 289.978 10 2017 292.983

(16)

Pada Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Takalar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 penduduk Kabupaten Takalar sebesar 255.154 jiwa sedangkan pada tahun 2017 sebesar 292.983 jiwa. Penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan diatas 3.000 jiwa, namun beda pada tahun 2010 dimana peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010 penduduk meningkat sebesar 11.629 jiwa.Dengan meningkatnya jumlah penduduk diharapkan pemerintah Kabupaten Takalar mampu menambah jumlah lapangan pekerjaan agar tidak mengalami pengangguran yang semakin tinggi.

Tabel 1.2: Jumlah Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja

No. Tahun Tenaga Kerja (Jiwa)

1 2008 99.341 2 2009 101.759 3 2010 105.128 4 2011 116.802 5 2012 113.782 6 2013 109.992 7 2014 125.205 8 2015 114.895 9 2016 122.009 10 2017 130.960

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar,Tahun 2019

Tingkat penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar terjadi fluktuasi dari tahun ke tahun. Angka penduduk yang bekerja tertinggi pada tahun 2017 yaitu sebanyak 130.960 jiwa dan penyerapan tenaga kerja yang paling rendah pada tahun 2008 yaitu 99.341 jiwa. Namun, penurunan penyerapan tenaga kerja yang paling parah di tahun 2014 ke tahun 2015, dimana terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja sebanyak 10.316 jiwa. Dapat dilihat dari Tabel di atas,

(17)

5

hal tersebut menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja belum maksimal karena masih mengalami kenaikan dan penurunan, sehingga pemerintah Kabupaten Takalar harus memperhatikan dan meningkatkan sumber daya manusianya agar lebih berkualitas.

Tabel 1.3: Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Takalar

No. Tahun Rata-rata Lama Sekolah

(Tahun) 1 2008 6,21 2 2009 6,23 3 2010 6,42 4 2011 6,46 5 2012 6,99 6 2013 7,02 7 2014 6,57 8 2015 6,57 9 2016 6,64 10 2017 6,77

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2019 Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah di daerah Kabupaten Takalar hanya lebih dari 6 tahun, yang artinya penduduk Kabupaten Takalar hanya menyelesaikan pendidikan sampai tamat di sekolah dasar (SD). Tingkat pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu ukuran kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan, semakin baik kualitas sumber daya manusia. Sehingga potensi sumber daya manusia di suatu wilayah dilihat dari jenjang pendidikan yang ditamatkannya. Sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan mampu memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah.

(18)

Tabel 1.4: laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Harga Konstan Kabupaten Takalar

No. Tahun Pertumbuhan Ekonomi

(Persen) 1 2008 6,19 2 2009 6,58 3 2010 6,85 4 2011 7,34 5 2012 6,58 6 2013 8,8 7 2014 9,76 8 2015 8,42 9 2016 9,61 10 2017 7,37

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar, Tahun 2019

Laju pertumbuhan ekonomi di atas menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi di setiap tahunnya. Pada tahun 2008 PDRB Kabupaten Takalar sebesar 6.19 persen yang merupakan pertumbuhan yang paling rendah, dan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2014 PDRB Kabupaten Takalar mencapai 9.76 persen. Namun, pada tahun 2016 ke tahun 2017 merupakan penurunan laju pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi dengan penurunan pertumbuhan sebesar 2.24 persen yaitu dari 9.61 persesn turun menjadi 7.37 persen. Sedangkan peningkatan yang paling tinggi hanya sebesar 2.22 persen yang terjadi di tahun 2012 ke tahun 2013. Artinya kondisi perekonomian Kabupaten Takalar tidak stabil. Pemerintah harus lebih mengoptimalkan perannya dalam menciptakan lapangan pekerjaan di semua sektor agar masyarakat bisa terserap ke dalamnya dan mendapatkan pendapatan perkapita. PDRB perkapita daerah merupakan salah satu alat untuk bisa mengukur tingkat kesejahteraan penduduk disuatu daerah. Semakin tinggi pendapatan perkapita yang diterima, semakin tinggi daya beli

(19)

7

penduduk, dan kemampuan yang bertambah ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga pemerataannya semakin membaik dan dapat mengurangi kemiskinan serta kesulitan-kesulitan lain dalam masyarakat (Iswara, 2014).

Tabel 1.5: Upah Minimum Regional Kabupaten Takalar

No. Tahun Upah Minimum Regional

1 2008 740.520 2 2009 905.000 3 2010 1.000.000 4 2011 1.100.000 5 2012 1.200.000 6 2013 1.440.000 7 2014 1.800.000 8 2015 2.000.000 9 2016 2.250.000 10 2017 2.500.000

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan,Tahun 2019 Kondisi upah minimum dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, seiring dengan semakin tingginya harga kebutuhan hidup masyarakat. Pada tahun 2008 upah minimum sebesar Rp 740.000, dan tahun 2017 mencapai Rp 2.500.000, jika dilihat dari tahun 2008 sampai tahun 2017 upah tiap tahunnya meningkat berkisar sebesar Rp 200.000. namun, besarnya upah yang diterapkan belum tentu mampu mencukupi kebutuhan hidup para pekerja.

Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong penulis untuk mengkaji lebih mendalam penelitian ini dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang

(20)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah tingkat upah minimum berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar?

2. Apakah rata-rata lama sekolah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar?

3. Apakah tingkat pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

2. Untuk mengetahui pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel independen tersebut terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

2. Bagi peneliti sebagai latihan dalam mengembangkan kemampuan pada bidang penelitian dan dapat menambah pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi para peneliti yang akan datang.

(21)

9 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Grand Teori

Keberhasilan suatu pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh faktor produksi. Faktor-faktor tersebut adalah penduduk (sumber daya manusia). Adam Smith (1729-1790) merupakan toko utama dari aliran ekonomi yang kemudian dikenal sebagai aliran klasik, mengatakan bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Yang dimaksud sumber daya manusia adalah penduduk dalam usia kerja (Mulyadi, 2014:4).

Kaum klasik juga percaya bahwa dalam keseimbangan semua sumber daya, termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh (fully-employed). Mulyadi (2014:71) beberapa pengertian yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, yaitu:

1. Tenaga Kerja (Manpower)

Adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang memproduksikan barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

2. Angkatan Kerja (Labor Force)

Adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif, yaitu produksi barang dan jasa.

(22)

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Labor Force Participation Rate)

Adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umum sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut.

TPAK= 100%

4. Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)

Adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan. Pengertian menganggur di sini adalah aktif mencari pekerjaan.

TPAK= 100%

5. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment Rate)

Pengangguran terbuka atau pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.

6. Setengah Menganggur (Underemployment)

Adalah perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakannya.

7. Pengangguran Friksional (Unemployment Frictional)

Adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.

(23)

11

8. Pengangguran Struktural (Unemployment Structural)

Adalah pengangguran yang disebabkan karena ketidakcocokan antara struktur para pencari kerja-sehubungan dengan keterampilan, bidang keahlian, maupun daerah lokasinya dengan struktur permintaan tenaga kerja yang belum terisi.

Badan Pusat Statistik, yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang selama seminggu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun sementara bekerja karena suatu sebab seperti menunggu panen, pegawai yang sedang cuti dan sejenisnya. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari atau mengharap pekerjaan yang juga termasuk dalam angkatan kerja. Jumlah penduduk berusia 15-64 tahun yaitu penduduk yang termasuk sebagai kelompok usia kerja.

Berdasarkan pada definisi tenaga kerja BPS, maka tenaga kerja dapat dibagi atas 3 macam. Pertama adalah tenaga kerja penuh (full employed), yaitu tenaga kerja yang mempunyai jumlah jam kerja >35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja tertentu sesuai dengan uraian tugas. Kedua adalah tenaga kerja tidak penuh atau setengah pengangguran (Under employed), adalah tenaga kerja dengan jam kerja <35 jam seminggu. Ketiga tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja (unemployed), adalah tenaga kerja dengan jam kerja 0>1 jam per minggu (Siska, 2016:73).

Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 2003 bab I pasal I ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

(24)

sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.

Jadi tenaga kerja adalah seseorang yang sedang mencari atau sedang melakukan pekerjaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa dan telah memenuhi syarat atau batasan usia yang telah ditetapkan, yaitu penduduk berusia minimal 15 tahun. Dengan tujuan untuk memperoleh hasil dan upah untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Sedangkan penyerapan tenaga kerja adalah jumlah dari tenaga kerja tertentu yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu. Tenaga kerja yang telah bekerja terserap dalam berbagai sektor perekonomian yang ada. Penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor ekonomi tersebut akan menimbulkan perbedaan dalam tingkat produktivitas maupun dalam kontribusinya terhadap pendapatan nasional.

Penyerapan tenaga kerja diartikan sebagai adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja secara bersamaan sehingga menentukan suatu tingkat upah keseimbangan dan suatu penggunaan tenaga kerja keseimbangan. Di dalam dunia kerja atau dalam hal penyerapan tenaga kerja setiap sektor pasti berbeda, misalnya tenaga kerja formal. Untuk dapat bekerja di sektor formal, perlu penyeleksian dengan menggunakan suatu keahlian khusus, pendidikan dan pengalaman (Patriansyah, 2018: 15).

(25)

13

B. Tinjauan Variabel

1. Upah Minimun

Di setiap negara, pemerintahan melindungi para buruh dengan mengatur dan menentukan upah minimum. Upah minimum adalah upah paling rendah untuk setiap jam, setiap hari atau setiap bulan yang dapat diterima oleh setiap tenaga kerja atau buruh. Upah minimum tidak termasuk bonus atau benefit lainnya, baik uang atau bentuk lainnya yang dibayarkan secara langsung atau tidak langsung kepada pekerja atas pekerjaan yang dilakukannya (Wirawan, 2015:394). Konstruk upah minimum terdiri dari dua konsep:

a. Suatu upah, yaitu renumerasi untuk kerja yang dilakukan atau layanan yang disajikan.

b. Suatu minimum, suatu level yang tidak boleh diberikan lebih rendah dan penerapannya dijamin menurut peraturan perundang-undangan.

Upah minimum (Minimum Wage) merupakan jumlah bayaran terendah yang disyaratkan hukum kepada perusahaan; amendemen FLSA pada tahun 1990 mengizinkan upah subminimum bagi pekerja di bawah usia 20 tahun dan maksimal 90 tahun (Raymond).

Dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No. 7 Tahun 2013 juga menyatakan mengenai upah minimum yaitu upah bulanan terendah yang diterapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman. Besarnya upah minimum didasarkan pada kebutuhan hidup layak (KHL) dengan memperhatikan produktifitas dan pertumbuhan ekonomi.

(26)

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 tahun 2000, Bab I, Pasal I, ayat 30 upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari perusahaan/pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Upah diartikan sebagai sejumlah dana yang dikeluarkan pengusaha untuk membayar tenaga kerja karena telah melakukan pekerjaannya yaitu menghasilkan produk. Upah terus meningkat secara langsung akan membawa dampak signifikan pada penawaran tenaga kerja, karena dengan adanya tingkat upah yang dinaikkan tersebut para pengusaha akan berupaya untuk meningkatkan atau menambah jumlah unit usahanya sehingga dengan adanya penambahan unit usaha, pengusaha akan menambah jumlah tenaga kerjanya (Sumarsono, 2003:105)

Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi, sehubungan dengan hal itu maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua macam yaitu:

a. Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang diberikan secara rutin oleh para pekerja,

b. Upah Riil, adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh pekerja jika ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut (Sukirno, 2008:351).

(27)

15

Untuk memaksa perusahaan dan majikan membayar upah minimum kepada para pekerja dan buruh, negara mengeluarkan undang-undang atau peraturan pemerintah mengenai upah minimum. Di Indonesia, upah minimum diatur oleh Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER/MEN/1998 tentang Upah Minimum Juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:KEP-226/MEN/2000 tentang Perubahan Pasal 1, Pasal 2, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 20, dan Pasal 21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:Per 01/MEN/1999 tentang Upah Minimum mengatur sejumlah ketentuan upah minimum:

a. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.

b. Upah minimum provinsi adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh Kabupaten/kota di seluruh provinsi.

c. Upah minimum kabupaten/kota adalah upah minimum yang berlaku di daerah kabupaten/kota.

d. Upah minimum sektoral provinsi adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral yang berlaku secara sektoral di seluruh kabupaten/kota di seluruh provinsi.

e. Upah minimum sektoral kabupaten/kota adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral di daerah kabupaten/kota sektoral adalah kelompok lapangan usaha beserta pembagiannya menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLU).

(28)

Menurut International Labor Organization (ILO) tujuan daripada upah minimum adalah (Biju Varkkey & Rupa Korde, 2012):

a. Menyediakan proteksi untuk sejumlah pekerja berupah rendah yang dipertimbangkan yang posisinya mudah kena tekanan dalam pasar tenaga kerja.

b. Untuk memastikan pembayaran upah-upah yang adil.

c. Menyediakan suatu dasar bagi struktur upah dan mengurangi kemiskinan dengan menyediakan semua pekerja dengan net keamanan sebagai proteksi upah yang terlalu rendah.

d. Melayani sebagai instrumen kebijakan ekonomi makro untuk mencapai tujuan nasional seperti stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan distribusi pendapatan.

Upah minimum dapat meningkatkan standar kehidupan para pekerja karena mengurangi kesewenang-wenangan para majikan dalam merekrut dan membayar upah para pekerja. Akan tetapi, upah minimum juga dapat meningkatkan pengangguran. Para pengusaha dapat meningkatkan standar kualitas karyawan atau buruh yang direkrutnya yang akan dibayar dengan upah minimum. Mereka yang berkualitas berada dibawah standar yang disyaratkan perusahaan, misalnya kualitas fisik, kejiwaan, pendidikan tidak akan mendapatkan pekerjaan (Wirawan, 2015:395).

(29)

17

2. Rata-rata Lama Sekolah

Tingkat pendidikan merupakan unsur dasar dari pembangunan manusia yang digunakan untuk mengukur dimensi pengetahuan penduduk. Indikator yang digunakan adalah rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun yang digunakan penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menempuh pendidikan formal, sedangkan angka melek huruf yaitu persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat di suatu daerah akan meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Untuk meningkatkan mutu dan kemamapuan tenaga kerja Indonesia, telah dilakukan berbagai program dan pelatihan yang selaras dengan tuntutan perkembangan pembangunan dan teknologi agar dapat didayagunakan seefektif dan semaksimal mungkin (Manulang, 1995:27).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks gabungan yang dihitung dengan menggunakan rata-rata geometrik yang terdiri dari indeks harapan hidup (e0), indeks pendidikan (harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah), dan indeks pengeluaran. Kemudian muncul dan berkembangnya paradigma baru pembangunan manusia, sejak tahun 1990 United National Development program (UNDP) menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IMP) atau Human Development Index (HDI) dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Indeks pembangunan manusia digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kinerja pembangunan manusia suatu negara atau wilayah. Indeks pembangunan manusia menjelaskan

(30)

bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Indeks pembangunan manusia berfungsi sebagai input dalam penyusunan Pola Dasar (Poldas) dan Rencana Pembangunan Lima Tahun Daerah (Repelitada), agar jiwa pembangunan pada era reformasi ini terimplementasi dalam dokumen perencanaan dan untuk penajaman prioritas pembangunan. Indeks pembangunan manusia juga digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian upaya pembangunan manusia secara keseluruhan dan bersifat agregatif. Ukuran gabungan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran bagi para perencana pembangunan di daerah tentang kualitas pembangunan manusia yang telah dicapai selama ini. Secara umum, langkah yang ditempuh dalam menghadapi pengembangan tolok ukur fenomena yang sifatnya kuantitatif, selalu dimulai dengan memahami konsep dan definisi dan batasan baku masalah yang hendak diukur (Katalok IPM Kabupaten Takalar, 2017:4).

Sebagai ukuran kualitas hidup, indeks pembangunan manusia di bangun melalui 3 pendekatan, yaitu dimensi dasar yang mencakup antara lain umur panjang, sehat, pengetahuan dan kehidupan layak. Pada pengukuran dimensi kesehatan digunakan angka harapan hidup saat lahir. Pengukuran dimensi pengetahuan menggunakan metode indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, sedangkan pengukuran standar kehidupan dan layak menggunakan indikator pengeluaran perkapita yang disesuaikan (Nadiah, 2018:25).

(31)

19

a. Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka harapan hidup didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. Angka harapan hidup dihitung dari hasil sensus dan survei kependudukan. Penggunaan angka harapan hidup didasarkan atas pertimbangan bahwa angka ini merupakan result dari berbagai indikator kesehatan. Angka harapan hidup merupakan cerminan dari ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan. Sanitasi lingkungan, pengetahuan ibu tentang kesehatan, gaya hidup masyarakat, pemenuhan gizi ibu dan bayi, dan lain-lain.

b. Harapan Lama Sekolah (HLS)

Perubahan komponen penghitungan di mana pendekatan sebelumnya menggunakan indeks angka melek huruf penduduk 15 tahun ke atas, diperbaiki menjadi indeks harapan lama sekolah penduduk usia 7 tahun ke atas. Angka harapan lama sekolah didefinisikan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.

Angka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. Harapan lama sekolah dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

c. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan

(32)

bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam perhitungan rata-rata lama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. Rata-rata lama sekolah dihitung untuk usia 25 tahun keatas dengan asumsi pada tahun 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir.

d. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Purchasing Power Parity- PPP) Komponen standar hidup layak yang digunakan dalam laporan ini adalah dengan menggunakan konsumsi riil perkapita dari hasil Servei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) modul konsumsi yang disesuaikan dengan indeks PPP.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang digunakan berkembang, di samping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka (Sukirno, 2015:9).

Istilah pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan sesuatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa

(33)

21

yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infranstruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh sebab itu, untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai (Sukirno, 2015: 423). Formula yang akan digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi ialah:

PN-riil1 – PN-riil0

g = x 100

PN-riil0 Dimana:

g : Tingkat pertumbuhan ekonomi PN-riil1 : Pendapatan nasional tahun hitung PN-riil0 : Pendapatan nasional tahun sebelum

Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi perhitungan harus dilakukan secara dua tahap: 1) menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa ini, dan 2) menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi. Menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa ini dilakukan dengan menggunakan formula berikut:

100

PNriiln = x PN masa ini HIn

(34)

Dimana:

PNriiln : Pendapatan nasional riil tahun n HIn : Indeks harga pada tahun n

PN masa ini : Pendapatan nasional pada harga masa ini, pada tahun n Pendekatan pertumbuhan ekonomi Adam Smith sebagai berikut: ”dengan menganggap benar faktor-faktor kelembagaan, politik dan alam, Smith berangkat dari asumsi bahwa suatu kelompok sosial (atau suatu bangsa) akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi tertentu yang tercipta karena naiknya jumlah mereka dan melalui tabungan. Ini mendorong “meluasnya pasar” yang pada gilirannya meningkat pembagian kerja dan dengan demikian meningkatkan produktivitas. Dalam teori ini, perekonomian tumbuh bagaikan sebatang pohon.tidak di ragukan lagi proses ini rentang terhadap berbagai gangguan faktor luar yang nonekonomis akan tetapi proses ini akan berjalan dengan sendirinya, dengan mantap dan berkesinambungan. Masing-masing keadaan tumbuh meninggalkan keadaan yang mendahuluinya, dengan cara yang unik dan tertentu, dan para individu yang secara bersama-sama menghasilkan keadaan itu secara individual tidak lebih bagaikan sel-sel sebatang pohon.

Menurut Smith, proses pertumbuhan ini bersifat menggumpal (kumulatif). Apabila timbul kemakmuran sebagai akibat kemajuan di bidang pertanian, industri manufaktur, dan perniagaan kemakmuran itu akan menarik pemupukan modal, kemajuan teknik, meningkatnya penduduk, perluasan pasar, pembagian kerja, dan kenaikan keuntungan secara terus-menerus. Semua ini terjadi dalam apa yang disebut Smith situasi progresif, yang dalam kenyataan

(35)

23

merupakan keadaan yang menyenangkan bagi seluruh lapisan masyarakat (Jhingan, 2016: 84)

Smith berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Perkembangan spesialisasi dan pembagian pekerjaan diantara tenaga kerja akan mempercepat proses pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan menininggikan tingkta produktifitas tenaga kerja dan mendorong perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya pembagian kerja antarpelaku ekonomi. Dalam hal ini, Smith memandang pekerja sebagai salah satu input (masukan) bagi proses produksi (Huda, 2015:90).

Konsep pembangunan, Malthus tidak menganggap proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya. Malahan proses pembangunan ekonomi memerlukan berbagai usaha yang konsisten di pihak rakyat. Menurut Malthus proses pembangunan adalah suatu proses naik-turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar-tidaknya aktivitas ekonomi.

Malthus menitikkan perhatian pada “perkembangan kesejahteraan” suatu negara, yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Kesejahteraan suatu negara sebagian bergantung pada kuantitas produk yang dihasilkan oleh tenaga kerja, dan sebagian lagi pada nilai atas produk tersebut. Tetapi, “kesejahteraan suatu negara tidak selalu meningkat dalam proporsi yang sama dengan peningkatan pada nilai; peningkatan pada nilai

(36)

kadangkaala bisa terjadi atas dasar penyusutan aktual pada komoniti” (Jhingan, 2016: 97).

Teori Scumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan. Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “stationary state” (Sukirno, 2015: 434)

Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa (Todaro dalam Devi, 2018:47). Ketiga faktor tersebut adalah:

1. Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia;

2. Perkembangan peduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya; dan

(37)

25

Di dalam setiap negara di mana pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor utama (pertanian dan pertambangan) yaitu sektor di mana kekayaan alam terdapat. Kekurangan modal, kekurangan tenaga ahli dan kekurangan tenaga pengetahuan para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu pihak; dan terbatasnya pasar bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi (sebagai akibat dari pendapatan masyarakat yang sangat rendah) di lain pihak, membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis kegiatan ekonomi.

Perkembangan penduduk menyebabkan besarnya luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan sektor perusahaan akan bertambah pula. Karena peranannya ini maka perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi.

Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang akan tercapai adalah jauh lebih rendah daripada yang dicapai pada masa kini. Tanpa adanya perkembangan teknologi, produktivitas barang-barang modal tidak akan mengalami perubahan dan tetap berada pada tingkat yang sangat rendah. Kemajuan teknologi menimbulkan efek positif dalam pertumbuhan ekonomi, dan oleh karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi pesat (Sadono, 2015: 431).

C. Keterkaitan Antar Variabel

1. Hubungan Tingkat Upah dengan PenyerapanTenaga Kerja

Upah yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi perusahaan, dimana harga barang per unit akan meningkat. Hal tersebut biasanya

(38)

akan cepat memberikan respon terhadap kenaikan harga suatu barang sehingga tingkat konsumsi akan menurun. Sehingga banyak produk yang tidak habis terjual karena berkurangnya konsumsi masyarakat dan perusahaan memaksa mengurangi jumlah produksinya. Dengan adanya pengurangan jumlah produksi suatu barang akan membuat kebutuhan akan tenaga kerja berkurang, maka hal tersebut akan menimbulkan adanya penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di perusahaan. Apabila upah naik, terdapat pengusaha yang lebih memilih untuk menggunakan teknologi untuk proses produksinya dan menggantikan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang dan modal seperti mesin (Sumarsono dalam Rian, 2018:24).

2. Hubungan antara Rata-rata Lama Sekolah dengan penyerapan tenaga kerja Rata-rata lama sekolah yang ditamatkan oleh individu atau sesorang akan meningkatkan kualitas kemampuan dalam bekerja. Memiliki kualitas yang baik dalam bekerja merupakan hal yang penting dalam suatu pekerjaan. Oleh karena itu, semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan maka akan semakin tinggi pula kemampuan kerja seseorang dalam bekerja. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui tamatan pendidikan diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran dengan asumsi tersedianya lapangan pekerjaan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi kualitas sesorang maka peluang untuk bekerja semakin luas (Merizal dalam Maghfira, 2016: 69).

3. Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Penyerapan Tenaga Kerja Perumbuhan ekonomi memberikan kesempatan kerja baru dan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk meningkatkan penggunaan

(39)

27

tenaga kerja guna untuk meningkatkan faktor produksi perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat mengurangi jumlah angka pengangguran jika terjadi peningkatan tenaga kerja (Mankiw, 2000). Apabila produk domestik regional bruto meningkat maka permintaan jumlah tenaga kerja juga akan meningkat, dimana peningkatan produk domestik regional bruto berbanding dengan naiknya pertumbuhan ekonomi sehingga kemakmuran masyarakat juga bertambah. Jika kemakmuran masyarakat bertambah maka akan menyebabkan banyaknya atau tersedianya lowongan pekerjaan yang berdampak mengurangi angka pengangguran (Lincolin dalam Rian, 2018:25).

D. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yulia Pangastuti (2015), Judul penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah”. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi linear berganda dengan metode Rando, Effect (REM). Hasil penelitian menunjukkan, a) pengaruh PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja memiliki hubungan yang negatif sebesar 0.000504; b) pengaruh UMK terhadap penyerapan tenaga kerja memiliki pengaruh positif dengan sebesar 0.06523; c) pengaruh pengangguran terhadap penyerapan tenaga kerja memiliki pengaruh positif dengan besar koefisien 2.480002; d) pengaruh PAD terhadap penyerapan tenaga kerja memiliki hubungan positif dengan besar koefisien 0.000170. 2. Penelitian oleh Samuel Randy Tapparan (2017). Dengan judul penelitian

(40)

Provinsi Sulawesi Selatan”. Teknik analisis yang digunakan adalah metode Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan data sekunder dari tahun 2000-2014. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa upah minimum dan investasi tidak memiliki pengaruh terhadap kesempatan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi.

3. Penelitian I Gusti Agung Indradewa dan Ketut Suardhika Natha (2015). Judul penelitian yaitu “Pengaruh Inflasi, PDRB dan Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali”. Data yang digunakan adalah data time series dari tahun 1994-2013 dengan menggunakan teknik analisis data regresi linear berganda. Hasil yang diperoleh adalah secara simultan, ketiga variabel bebas yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan secara parsial, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan upah minimum memiliki pengaruh yang positif dan signifikan sementara inflasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali periode tahun 1994-2013.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Husnul Maghfira dan T. Zulham (2016). Dengan judul penelitian “Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Wanita di Aceh”. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil yang diperoleh, secara simultas menunjukkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dan secara

(41)

29

parsial menunjukkan variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita. Variabel inflasi berpengaruh negatif namun signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita. Variabel upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita. 5. Penelitian Andi Wijaya dan kawan-kawan (2014). Dengan judul “ Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Riau”. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan analisis deskriptif kuantitatif, dan menggunakan model regresi linerar berganda. Hasil yang diperoleh adalah secara keseluruhan variabel independen yang terdiri dari investasi, PMA, pertumbuhan ekonomi, upah minimum provinsi, dan rata-rata lama sekolah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Probinsi Riau tahun 2003-2012.

E. Kerangka Pikir

Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa variabel Upah Minimum (X1), Rata-rata Lama Sekolah (X2), dan Pertumbuhan Ekonomi (X3) sedangkan Penyerapan Tenaga Kerja (Y) yang objek penelitiannya adalah daerah Kabupaten Takalar. Pada variabel di atas, apabila terjadi perubahan pada upah minimum, rata-rata lama sekolah, dan pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja.

Variabel upah minimum dianggap mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja. Setiap kenaikan tingkat upah, secara tidak langsung akan memberikan dampak terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja. Variabel rata-rata lama sekolah dianggap mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, karena

(42)

pendidikan yang ditamatkan akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bekerja. Variabel pertumbuhan ekonomi juga dianggap mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik atau meningkat, kegiatan perekonomian akan menjadi lebih luas selanjutnya bisa memperkecil jumlah pengangguran.

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan sementara yang belum final, suatu jawaban sementara, suatu dugaan sementara, yang merupakan konstruk penelitian terhadap masalah penelitian, yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih variabel. Kebenaran dugaan tersebut perlu dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah (Munir, 2017:131). Berdasarkan kerangka pikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Diduga tingkat upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya, semakin tinggi upah maka semakin banyak jumlah tenaga kerja yang terserap.

Upah Minimum (X1) Rata-rata Lama Sekolah (X2) Pertumbuhan Ekonomi (X3) Penyerapan Tenaga Kerja

(43)

31

2. Diduga rata-rata lama sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya, semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan maka semakin tinggi jumlah tenaga kerja yang terserap. 3. Diduga Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya, semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi jumlah tenaga kerja yang terserap.

(44)

32 A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Menurut (Herman dan Yusran, 2017: 5) Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang bersifat objektif mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Takalar.

B. Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pengumpulan data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan berupa data Upah Minimum Regional dan data rata-rata lama sekolah, Badan Pusat Statistik Daerah Takalar berupa data pertumbuhan ekonomi dan data penduduk daerah Takalar yang bekerja, dan sumber-sumber yang terkait dalam kurun waktu 2008-2017. C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik Dokumentasi. Teknik dokumentasi merupakan sebuah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumen ini dapat berupa dokumen pemerintah, hasil

(45)

33

penelitian, foto-foto atau gambar, buku harian, laporan keuangan, undang-undang, hasil karya seseorang, dan sebagainya. (Martono, 2014:87)

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini merupakan analisis model Regresi Berganda (Multiple Regression). Persamaan regresi berganda adalah persamaan regresi yang melibatkan dua variabel atau lebih dalam analisa. Tujuannya adalah untuk melihat apakah variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat dan memiliki pengaruh. Model ini memperlihatkan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, digunakan untuk melihat pengaruh antara tingkat upah minimum, rata-rata lama sekolah dan pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

Untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai hasil penelitian ini serta dalam rangka pengujian hipotesis sebagai jawaban sementara untuk pemecahan permaslahan yang ditemukan, maka dapat dilihat melalui persamaan fungsi:

Y = F(X1, X2, X3) ... (1)

Berdasarkan fungsi pertama, maka keterkaitan variabel pada fungsi pertama dapat dirumuskan melalui pendekatan cob douglas sebagai berikut:

Y = β0, X1β1 X2β2 X3 β3 eμ ... (2)

Bentuk olahan data diatas kemudian diturunkan menjadi bentuk logaritma natural, maka bentuk persamaan sebagai berikut:

(46)

Dimana:

LnY : Jumlah tenaga kerja

β0 : Constanta

β1, β2, β3 : Koefisien Regresi

X1 : Upah Minimum

X2 : Rata-rata Lama Sekolah

X3 : Pertumbuhan Ekonomi

μ : Terms Of Error

E. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang umumnya disertakan dalam menilai kehandalan model adalah Normalitas, Multikolineritas, Autokorelasi, dan Heteroskedastisitas.

1. Normalitas

Pengujian Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Sebagaimana terlihat dalam grafik Normal P-P plot of regression Standardized Residual, terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal (membentuk garis lurus), maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi layak dipakai.

2. Multikolineritas

Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui adanya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel lain dalam satu model.

(47)

35

Kemiripan antarvariabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan varibel independen lainnya. Selain itu menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Deteksi multikolineritas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain:

a. Jika nilai vaariance infation (VIF) faktor tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF=1/tolerance, jika VIF=10 maka tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.

b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolineritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antarvariabel independen sehingga terjadi multikolineritas.

c. Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun R-square di atas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka model terkena multikolineritas.

3. Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu apabila datanya time series atau korelasi antara tempat berdekatan apabila cross sectional. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada

(48)

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Klasifikasi nilai Durtbin Waston yang dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi.

Tabel 3.1 Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi

Nilai Keterangan <1,10 1,10 – 1,54 1,55 – 2,45 2,46 – 2,90 >2,91 Ada Autokorelasi Tidak ada kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tidak ada kesimpulan

Ada autokorelasi

4. Heteroskesdastisitas

Heteroskesdastisitas ini bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studenttized Delete Residual nilai tersebut (Bhuono, 2005:62). Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau adanya hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studenttized Delete Residual sehingga dapat dikatakan model tersebut homokesdastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas.

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi lineaar berganda tidak terdapat heteroskesdastisitas jika:

(49)

37

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak berkumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. F. Uji Hipotesis

1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sebera jauh kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil mendekati nol, berarti kemampuan satu variabel dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

2. Pengujian Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen. Apabila nilai Fhitung lebih

besar dari nilai Ftabel maka variabel-variabel independen secara keseluruhan

berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan hipotesis yang digunakan: H0 = β1 = β2 = 0

(50)

Nilai Fhitung dirumuskan sebagai berikut:

F = R2/(K 1)

(1 R2)/(N K)

Keterangan:

R2 = koefisien determinasi

K = jumlah parameter yang diestimasi termasuk konstanta N = jumlah observasi

Tingkat signifikansi 5 persen dengan kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:

a. H0 diterima dan H1 ditolak apabila Fhitung< Ftabel, yang artinnya variabel

penjelas secara serentak atau bersama-sama tidak mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan.

b. H0 ditolak dan H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel yang artinya variabel

penjelas secara serentak dan bersama-sama mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan.

3. Pengujian Signifikansi Parameter Parsial (Uji T)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel independen (upah minimum regional, rata-rata lama sekolah, dan pertumbuhan ekonomi) terhadap variabel dependen (penyerapan tenaga kerja) dan menganggap bahwa variabel dependen yang lain konstan. Signifikan tersebut dapat diestimasi dengan melihat nilai signifikan, nilai signifikan < 0,05 maka variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya apabila nilai signifikan > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen.

(51)

39

Nilai thitung dapat dicari dengan rumus:

t = °

( ) Dimana:

βi = parameter yang diestimasi

βi = nilai βi pada hipotesis

SE(βi) = standar error βi

Tigkat signifikan 5 persen dengan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya salah satu variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya salah satu variabel

independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. G. Defenisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan dua variabel independen. Adapun defenisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Penyerapan Tenaga Kerja (Y) adalah jumlah tenaga kerja yang diserap pada semua sektor yang ada di Kabupaten Takalar dinyatakan dalam satuan jiwa.

b. Upah minimum (X1) adalah upah yang diberikan kepada buruh atau

pekerja sesuai upah minimum yang berlaku di Kabupaten Takalar dinyatakan dalam rupiah.

(52)

c. Rata-rata lama sekolah (X2) adalah modal atau kemampuan para tenaga

kerja untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas produk di sektor mereka bekerja yang dinyatakan dalam tahun pendidikan yang ditamatkannya. d. Pertumbuhan ekonomi (X3) adalah naiknya jumlah barang dan jasa yang

dihasilkan Kabupaten Takalar dalam tahun penelitian yang dinyatakan dalam nilai persen yang diproyeksikan atas dasar harga konstan sesuai tahun penelitian.

(53)

41 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Takalar adalah salah satu wilayah yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan pada bagian barat. Secara astronomis, Kabupaten Takalar terletak antara 5 30’-5 38 Lintang Selatan dan 119 22’- 119 39’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Takalar tercatat seluas 566,51 km2. Jarak ibu kota Kabupaten Takalar dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 45 km yang melalui Kabupaten Gowa. Berdasarkan posisi geografis, Kabupaten Takalar memiliki batas-batas wilayah yaitu:

Sebelah Timur : Kabupaten Gowa dan Jeneponto

Sebelah Utara : Kabupaten Gowa

Sebelah Barat : Laut Flores

Sebelah Selatan : Selat Makassar

Kabupaten Takalar terdiri dari 100 desa/kelurahan yang terletak di 9 kecamatan, yaitu Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan Sanrobone, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kecamatan Pattallassang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong, dan Kecamatan Galesong Utara yang memiliki luas wilayah yang berbeda-beda.

Gambar

Tabel 1.1: Jumlah Penduduk Kabupaten Takalar Tahun 2008-2017
Tabel 1.2: Jumlah Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja
Tabel 1.3: Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Takalar
Tabel 1.5: Upah Minimum Regional Kabupaten Takalar
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa level penambahan molasses tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap warna, tekstur dan keberadaan jamur pada silase tetapi berpengaruh

Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada saat sebelum dilaksanakan penerapan metode eksperimen dan penggunaan alat peraga manik-manik dalam mata pelajaran matematika

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan llmu Sosial Lainnya , (Jakarta: Kencana, 2011), h.. format siaran televisi khususnya pada

Remaja yang memiliki konsep diri yang negatif akan menjadi sulit untuk menerima diri dengan apa adanya, tidak yakin terhadap dirinya sendiri, dan menyangka orang

Dalam frase ini verba intransitif tipe modifikatif sebagai hulu dan diikuti oleh adverbial sebagai tambahan, karena hulu sebagai pusat atau inti dalam frase

pengumpulan data utama ( primary data collection) yang mana ia merupakan satu kaedah yang asli digunakan oleh para pengkaji dengan menggunakan soal selidik. Kelebihan

Terkait dimensi dari variabel demografi, berikut hasil uji beda: dimensi jenis kelamin, nilai sig 0,971 berarti lebih besar daripada alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan

Alat kesehatan yang dimaksud adalah meja pemeriksaan, meja operasi, alat-alat bedah, sarung tangan dan peralatan kesehatan lain yang terkontaminasi oleh cairan