• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Kompetensi Aparatur di Kabupaten Kepulauan Aru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Kompetensi Aparatur di Kabupaten Kepulauan Aru"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)41475.pdf. TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM). ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR. SI TA. S. TE R. BU. KA. DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU. U. N. IV. ER. TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains Dalam IImu Administrasi Bidang Minat Administrasi Publik. Disusun Oleh : GODLIEF AMBROSIUS A. GAINAU NIM. 016 754 803. PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA. 2014. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(2) 41475.pdf 11. ABSTRAK ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENlNGKATKAN KOMPETENSI APARATUR DI KEBUPATEN KEPULAUAN ARU. Email: gaagainau@go.id.com Program Pascasajana Universitas Terbuka Indonesia. U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. Tuntutan terhadap kepernerintahan yang baik (good governance) rnerupakan salah satu isu utarna dalarn penyelenggaraan pernerintahan secara berdayaguna dan berhasilguna. Penelitian ini difokuskan pada irnplernentasi kebijakan pernerintah daerah dalarn peningkatan kornpetensi aparatur di Kabupaten Kepulauan Am. Tujuannya adalah rnenganalisis i:nplernentasi kebijakan pernerintah daerah dalarn peningkatan kompetensi aparatur serta faktor-faktor yang rnendorong dan mengharnbat irnplernentasi kebijakan. Metode yang digunakan adalah rnetode Irualitatifkarena obyek peneLitian berkaitan dengan fenornena sosial tentang perilaku rnanusia dan proses keIja. Surnber informasi dalarn penelitian ini adalah informan alau subjek penelitian yang dipilib dengan teknik purposive yang disebutjudgement, rnerupakan perniliban subjek yang ada dalarn posisi terbaik untuk rnernberikan informasi yang dibutuhkan. Data dikurnpulkan dengan rnenggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokurnentasi, dan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan rnetode anaIisis yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesirnpulan/verifikasi. Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa kornunikasi antara pirnpinan dan bawahan seringkali rnengalarni harnbatan atau kendala karena pekeIjaan-pekeIjaan yang diberikan oleh pirnpinan kepada bawahan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Surnber daya yang tersedia dalarn organisasi dianggap cukup dari segi kuantitas, akan tetapi secara kualitas belurn terpenuhi karena kurangya tenaga yang rnerniliki kernarnpuan di bidang teknis. Untuk kecenderungan tingkah laku, aparatur bersifat acuh tak acuh, rnalas dan larnban serta kurang bertanggung jawab dalarn rnenyelesaikan pekerjaan. Struktur birokrasi yang dibentuk, walaupun rniskin struktur dan kaya fungsi, narnun belurn berfungsi secara baik karena pelaksanaan tugas aparatur belurn sepenuhnya mengikuti ketentuan yang berlaku. Sernentara itu, hasil penelitian tentang kornpetensi aparatur rnenunjukkan bahwa bawahan belurn rnerniliki preslasi keIja dalarn rnelaksanakan tugas pokok dan fungsi, pelaksanaan tugas belurn sesuai dengan sasaran keIja serta bawahan belurn dapat rnemaharni apa yang hams dilakukan. Keahlian yang dirniliki aparatur dianggap masih kurang karena tidak sernua aparatur rnerniliki kemarnpuan di bidang teknis. Perilaku aparatur dalarn rnenjalankan tugas belum dapat rneningkatkan kornpetensi karena belurn/kurang jujur, dan kurang bertanggung jawab. Pernimpin belurn rnerniliki kernarnpuan manajerial dalarn rnernpengaruhi bawahan. Faktor­ faktor yang rnendorong irnplernenlasi kebijakan pernerintah daerah dalarn peningkatan kornpetensi aparatur adalah peluang pendidikan dan keinginan aparatur untuk rnengikuti pendidikan dan pelatiban atau pendidikan lanjutan. Sebaliknya faktor-faktor yang rnengharnbat irnpLernenlasi kebijakan pernerintah daerah dalarn. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(3) 41475.pdf III. peningkatan kompetensi aparatur adalah persetujuan pimpinan dan ketersediaan anggaran bagi aparatur untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan maupun pendidikan lanjutan. Rekomendasi untuk pimpinan satuan kerja perangkat daerah agar me1alrukan komunikasi yang efektif kepada bawahan, mengusulkan tarnbahan pegawai kepada pemerintah daerah, melakukan pembinaan dan pengawasan intensif kepada bawahan demi peninglcatan kompetensi aparatur.. U. N. IV. ER SI. TA S. TE. R BU. KA. Kala kunci : Implementasi kebijakan, kompe(ensi aparatur.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(4) 41475.pdf IV. ABSTRACT IMPLEMENTATION ANALYSIS OF LOCAL GOVERNMENT PRUDENCE IN INCREASING THE CIVIL SERVANT COMPETENCIES IN ARU ISLANDS REGENCY Email: gaagainau@go.id.com Graduate Studies Program Indonesia Open University. U. N. IV. ER. SI TA. S. TE R. BU. KA. Demanding of good governance is a major issue in organizing the producitive goverment. This research is jicused on the implementation of local goverment prudence in increasing the civil servant competencies in Aru Islands Regency. The aim of this program was to analysis the implementation of the local goverment prudence in increasing the civil servant competencies and the factors which courage and hinder the prudence implementation. The method used in this research was based on the qualitative method because the research object dealt with social phenomena about human's behaviour and the proccess of working. The subject of this research were informan which were selected by using purposive tecknic is the judgement. Data were collected by inteview tecknick, observation and documentation study, and qualitative analysed which in used analys method consists of reduction data, serving data and conclusion/verification. The result of the research showed that the communication between the leader and the staff has very often gotten obstacles or problems because of the duties which were given by the leader to the staff could not be done accurately. The human resources in organization was considered to be in terms ofthe quantities, but in terms ofquality it did not approate because ofthe lack of the human resources who were the best tecknical abilities. In terms ofdisposition, the civil servant were ignore, lazy and slow as well as less or unresponsibile for doing the jobs. The bureaucratic structure which were formed, eventhough scanty in terms of structure and rich in jUnction, but it has not utilized yet since to carry out the civil servant did not follow the valid rules. In terms ofcivil servant competence the research results showed that the staffdid not have any works achievement in doing the principal duties andjUnction, the job description was not in accordance with the target ofworking and the staffcould not understand what they The expertis by which the civil servants owned were still considered have to do. lack because not all the staffhave tecknical abillities. The civil servants behaviour in doing the job has not yet increase the competence because ofthe lack ofhonesty and responsibility. The leader has not possessed managerial competence in ordern to influence the staff. The factors which supported the implementation of local government prudence in increasing the civil servant competences were the oppurtunity to take education and the civil servants wish to follow the upgrading and training program or to take formal continuing education. On the contrary the factors which hindered the implementation fo local goverment prudence in increasing the civil servant competences were is the leader's agreement and the budget for attending the upgrading or taking formal continuing education. The recomendation for the leader of the civil servant area to make the effective communication to the Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(5) 41475.pdf v. staff, recomended highhest apparatus to the local government and intesive control to the stafffor increasing the civil servant competence.. U. N. IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. Key word: Prudence implementation, civil servant competence.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(6) 41475.pdf VI. UNIVERSIAT AS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA. S. TE. R. PERNYATAAN. BU KA. PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK. U. N. IV. ER. SI. TA. Tugas Akhir Program Magister (TAPM) yang beIjudul : "Analisis mplementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Kompetensi Aparatur di Kabupaten Kepulauan Aru" adalah basil karya saya sendiri, dan selurub sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari temyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi akademik. Jakarta, 25 Januari 2014 Yang rnenyatakan METERAl ~. :!]~.§f ~'". ",. C7C05AC. 7'11. S A. GAINAU ; 016 754 803. "V)<Vll.l,,,,,O. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(7) 41475.pdf. LEMBARAN PERSETUJUAN TAPM. AnaJisis. Judul TAPM. Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah dalam. Peningkatan Kompetensi Aparatur di Kabupaten Kepulauan Aru Godlief Ambrosius A. Gainau. NIM. 016754803. Program Studi. Magister Administrasi Publik. Hari / Tanggal. Sabtu 25 Januari 2014. TE R. BU. KA. Penyusun TAPM. Menyetujui:. SI. ~. TA. S. Pembimbing I. U. N. IV. ER. ( Dr. Muh. Farid, MS ) NIP. 19610716198702 I 001. '\... (Florentina R. Wulandari, SIP.,NtSi NIP. 1971 0609 1998022 001. t". Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. P~". ( Dr. Sitl Julaeha, MA ) NIP. 196504291989032 OOl.

(8) 41475.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK PENGESAHAN Godlief Ambrosius A. Gainau 016754803 Magister Administrasi Publik Anal isis Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah daJam Peningkatan Kompetensi Aparatur di Kabupaten Kepulauan Aru. BU. KA. Nama NIM Program Studi Judul Tesis. Hari I Tanggal Waktu. SI TA. Dan telah dinyatakan LULUS. S. : Sabtu 25 Januari 2014 : 15.30 ~ 17.30 WIT. TE R. Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Tesis Program PascasaIjana, Program Studi Administrasi Publik, Universitas Terbuka pada :. PANITIA PENGUJI TESIS:. : Prof. Dr. Budiman Rusli, M.Si. U. N. Penguji Ahli. IV. ER. Ketua Komisi Penguji : Dr. Sri Listyarini, M.Ed. Pembimbing I. : Dr. Muh. Farid, MS. Pembimbing 11. : Dr. Siti Julaeha, MA. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. ~. ········W.;C·········· ......... \~~...:......

(9) 41475.pdf IX. KATAPENGANTAR. Dengan senantiasa memohon petunjuk dan bimbingan Tuhan Yang Maha Kuasa, penulisan tesis yang beJjudui "Analisis implementasi kebijakan pemerintah. daerah dalam peningkatan kompetensi aparatur ill Kabupaten Kepulauan Am" dapat. KA. terselesaikan. Penulisan tesis ini membutuhkan keJja kerns dan keJjasama dengan. BU. berbagai pihak untuk penyelesaiannya, walaupun banyak hambatan dan kendala yang. TE. penelitian sampai dengan ujian hasil penelitian.. R. ditemui, mulai dari penulisan rencana penelitian, konsultasi dan seminar rencana. TA S. Penulis sadar sungguh bahwa adanya dukungan dari berbagai pibak, dan. araban serta bimbingan secara kontinyu dari para pembimbing maupun dorongan. SI. dari Universitas Terbuka, sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan. IV ER. baik. Oleh karena itu melalui kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada: Rektor Universitas Terbuka beserta seluruh civitas akademika, yang telah. N. l.. U. beJjasa bagi penulis bersama beberapa rekan di Kabupaten Kepulauan Am untuk mengikuti pendidikan pada Program PascasaJjana Universitas Terbuka 2.. Ketua Program PascasaJjana Universitas Terbuka, yang atas perkenaan dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir Program Magister pada Program PascasaJjana Universitas Terbuka.. 3.. Ketua Bidang IImu Sosial dan limn Politik Program Magister Adrninistrasi Publik Universitas Terbuka, atas perkenaan dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan stdui pada Universitas Terbuka.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(10) 41475.pdf x. 4.. Para pembimbing dan penguji masing-masing Dr. Moo. Farid, MS dan Dr. Siti Julaeha, MA, serta Prof. Dr. Budiman Rusli, M. Si, juga Dr. H. Badu, M.Si, yang begitu antusias dalam memberikan arahan dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan tesis ini.. 5.. Para tutor, baik tutor tatap muka maupun tutor online yang telah banyak. KA. memberikan araban dan petunjuk kepada penulis selama proses tutorial. 6.. BU. berlangsung.. Bupati Kepulauan Aru, Theddy Tengko, SH., M.HUM, yang berkenaan. TE. R. memberikan izin belajar dan rekomendasi kepada penulis untuk mengikuti studi. 7.. TA S. pada Program PascasaIjana Universitas Terbuka. Para pimpinan satuan keJja perangkat daerah dalam lingkungan Pemerintah. SI. Kabupaten Kepulauan Aru, yang telah membantu penulis dalam memberikan. IV ER. data sesuai pedoman wawancara serta hasil wawancara dengan penulis, juga para pegawai negeri sipil yang tumt membantu penulis selama studio Isteri tersayang Christin Jutan, anak-anak Benito, Putri dan Jonathan serta kedua. N. 8.. U. cucu AIjuna dan Anindita, yang turut memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis selama studio. Jakarta, 25 Januari 2014 Penulis. GODLIEF AMBROSruS. A. GAINAU NIM: 016 754 803. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(11) 41475.pdf xi. DAFfAR lSI. Abstrak. 11. Lembar Pemyataan. V. Lembar Persetujuan. VI. Lembar Pengesahan. VlI. KA. Kata Pengantar. BU. Daftar lsi Daftar Garnbar. TE R. Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB. I. PENDAHULUAN. TA. S. A. Latar Belakang. XIV. 1 1. SI. 9. D. Kegunaan Penelitian. 10. TINJAUAN PUSTAKA. 11. A. Kajian Teori. 11. Konsep Administrasi Publik. N. 11. 2.. Konsep Kebijakan Publik. 16. 3.. Konsep Implementasi Kebijakan. 19. 4.. Model Implementasi Kebijakan Publik. 27. 5.. Konsep Kompetensi Aparatur. 43. U III.. XIII. C. Tujuan Penelitian. 1.. BAB. XII. 9. ER. II.. x. B. Perumusan Masalah. IV. BAB. VIII. B. Penelitian-penelitian Terdahulu. 44. C. Kerangka Berpikir. 46. D. Defmisi Operasional. 56. 1. lmplementasi Kebijakan Pemerintah Daerah. 56. 2. Kompetensi Aparatur. 57. METODE PENELITIAN. 59. A. Desain Penelitian. 59. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(12) 41475.pdf Xli. IV.. 59. C. Instrumen Penelitian. 60. D. Prosedur Pengumpulan Data. 62. E. Analisis Data. 64. TEMUAN DAN PEMBAHASAN. 67. A. Gambaran Urnum Daerah Penelitian. 67. I. Keadaan Geografis. 67. 2. Pernerintahan dan Penduduk. 68. KA. BAB. B. Informan dan Subyek Penelitian. 4. Keadaan Kepegawaian. TE R. 5. Pendidikan dan Pelatiban Jabatan. BU. 3. Organisasi Perangkat Daerah. 78. 7. Pengangkatan Dalarn Jabatan Struktura1. 82. 8. Kebijakan Peningkatan Kualitas Sumber daya Aparatur. 88. TA S. 80. SI. I. Kornunikasi. ER. 2. Surnber daya. 93 93 101 108. 4. Struktur birokrasi .. liS. C. Kornpetensi Aparatur. 118. I. Prestasi keJja. 118. 2. Keahlian. 123. 3. Perilaku. 126. 4. Kepernirnpinan. 130. U. N. IV. 3. Kecenderungan Tingkah Laku. D. Faktor-faktor Pendorong dan Pengbambat. V.. 74. 6. Standar Kornpetensi Jabatan Struktural. B. Analisis Irnplernentasi Kebijakan Pernerintah Daerah. BAB. 69. 135. 1. Faktor-faktoc pendorong. 137. 2. Faktor-faktor pengbarnbat. 138. SIMPULAN DAN SARAN. 146. A. Sirnpulan. 146. B. Saran. 149. DAFTAR PUSTAKA. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 153.

(13) 41475.pdf XIlI. DAFIARGAMBAR. Gamba:- 2.1.. Variasi analisis kebijakan. Gambar 2.2.. Pengaruh langsung. 23 langsung. implementasi kebijakan. BU. Kerangka berpikir analisis implementasi kebijakan peningkatan kompetensi. TE. pemerintah daerah dalam. aparatur di Kabupaten Kepulauan Am. dan Hubennan). 64. Model analisis data kualitatif menurut Milles dan. ER. Gambar 3.1.. 55. Komponen-komponen analisis data : Model alir (Miles. SI TA S. Gambar 3.1.. 34. R. Gambar 2.3.. terhadap. KA. dan tidak. U. N. IV. Hubennan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 66.

(14) 41475.pdf XIV. DAFfAR TABEL. Tabel 4.1.. Jurnlah pegawai negeri sipil di Kabupaten Kepulauan Am. Tabel 4.2.. 77. Jurnlah aparatur pernerintah daerah yang telah mengikuti. BU. pendidikan dan pelatihan kepernimpinan. 79. Jurnlah pegawai negeri sipil yang rnenduduki jabatan. TE R. TabeI4.3.. KA. taboo 2010-2013. struktural (eselon II dampai IV) di Kabupaten Kepulauan. 86. Jurnlah izin/tugas belajar yang diberikan oleh pernerintah. SI. TabeI4.4.. TA S. Am. ER. daerah kepada pegawai negeri sipil ootuk rnengikuti. Jurnlah anggaran yang dialokasikan ootuk pendidikan. N. TabeI4.5.. 140. IV. pendidikan lanjutan. 142. U. lanjutan SI dan S2 Tabel 4.6.. Jurnlanh anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan dan. pelatihan kepernirnpinan tingkat IV dan IIIIII. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 144.

(15) 41475.pdf xv. DAFfAR LAMPIRAN. Pedoman wawancara. 160. Lampiran 2.. Pedoman observasi. 163. Lampiran 3.. Hasil wawancara. U. N. IV. ER. SI TA. S. TE R. BU. KA. Lampiran 1.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 165.

(16) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(17) U. N. IV ER SI. TA. S. TE. R BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(18) U. N. IV ER SI. TA. S. TE. R BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(19) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(20) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE. R. BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(21) U. N IV. ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(22) U. N. IV ER SI. TA. S. TE. R BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(23) U. N IV. ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(24) U. N IV. ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(25) U. N. IV ER SI. TA. S. TE. R BU. KA. 41475.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(26) 41475.pdf II. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. I.. Konsep Administrasi Publik. KA. I1mu administrasi publik yang dipelajari dewasa ini, dikenal dengan. BU. istilah public administration, dan dialih-bahasakan ke dalam bahasa. R. Indonesia menajadi administrasi publik sebagaimana istilah aslinya.. TE. Menurut Thoha (2010:92), di Indonesia istilah administrasi negara dikenal. SI TA S. berbarengan dengan pendekatan yang digunakan dalam mengelola negara yang menekankan pada orientasi kekuasaan negara. Orientasi kekuasaan. ER. yang berasal dari negara ini membuat segala upaya penyelenggaraan administrasi pemerintahan bercorak swara negara. Publik lebih ditekankan. N IV. pada pemahaman negara Oleh karena itu corak swara negara itu Iebih. U. menonjol ketimbang corak yang berswara masyarakat atau rakyat. Dinyatakan selanjutnya bahwa ilmu adrninistrasi publik dan manajemen. pemerintahan telah banyak berubah dari yang swara negara ke swara masyarakat. Oleh karena itu pemahaman istilah publik seperti yang dilekatkan. sebagai predikat pada istilah administrasi (administration),. hendaknya dipahami sebagai predikat pada proses kepemerintahan yang selaras. dengan. perubahan. paradigma. tersebut.. Dengan. dernikian. administrasi publik dapat diartikan sebagai administrasi pemerintahan yang dilakukan oleh aparat pemerintah untuk kepentingan masyarakat.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(27) 41475.pdf 12. Perubahan paradigma ini membawa pengaruh yang besar dalam tata kehidupan pemerintahan, yang salah satu pengaruhnya antara lain ialah ditempatkannya rakyat pada posisi utama dalam mengukur keberhasilan pelayanan birokrasi pemerintahan. Manajemen pemerintahan tidak lagi berorientasi pada aspek pemerintahan (government) akan tetapi beralih pada. KA. aspek tata kepemerintahan (governance). Dengan memahami keadaan pemahaman kita tentang. administrasi. Lebih. perannya.. lanjut Thoha (2010:94). TE R. publik dan. ilmu. BU. seperti itu maka perlu dirurnuskan. menyebutkan bahwa iblU adrninistrasi publik merupakan suatu kajian yang. TA S. sistematis dan tidak sekedar lukisan abstrak, akan tetapi memuat perencanaan realitas dari segala upaya dalam menata pemerintahan menjadi. SI. kepemerintahan yang baik (good governance).. ER. Gagasan good governance berkembang yang oleh beberapa pihak. IV. antara lain Sofyan Effendi dan Bondan Gunawan (dalam Tjokroamidjojo, diteIjemahkan dengan kepemerintahan yang baik atau. U. N. 2000:19-20),. penyelenggaraan yang baik, karena ada penyelenggaraan sektor swasta bahkan oleh masyarakat sendiri. Selanjutnya. Tjokroamidjojo (2000:20). menyebutkan bahwa teIjemahan yang digunakan adalah perkembangan ke arah good governance paralel dengan masyarakat-masyarakat ke arah suatu. masyarakat madani atau masyarakat warga, sistem politik yang lebih demokratis, lebih menghargai hak asasi manusia dan penerapan hukum (role. of law) dan perkembangan dari ekonomi perencanaan sentral ke arah ekonomi pasar dalam g10balisasi ekonomi. Pada dasarnya perkembangan ke arah lebih adanya proses pemberdayaan manusia (empowerment of man). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(28) 41475.pdf 13. Masyarakat. madani. dan. sistem. politik. yang. demokratis. berarti. pemberdayaan politik (political empowerment) dan ekonomi pasar pada dasamya adalah pemberdayaan ekonomi (economic empowerment) dari manusia dalam masyarakat. Karena tidak didasarkan pada pilih kasih, melainkan pada penilaian dan persyaratan atau hale yang sarna maka merupakan part and parcel dari. KA. perkembangan good governance. kata "yang. baik". menurut. Emil. Salim. (dalam. TE R. Mengenai. BU. pengembangan masyarakat warga atau juga masyarakat madani.. Tjokroamidjojo, 2000:21) menyebutnya sebagai berintegritas. Dinyatakan. TA S. selanjutnya bahwa pengertian good governance yang dipakai sekarang masih simpang siur. Pada umumnya good governance yang diartikan. SI. sebagai pemerintahan yang bersih (clean government), sering kali juga. ER. mengarah pada pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Memang. IV. berkembangnya pemikiran good governance bennula dari perhatian pada. U. N. clean government dan good government. Suatu pemikiran awal tentang good governance mengacu pada salah satu kecenderungan global, paradigma barn administrasi/manajemen pembangunan. Dengan demikian good governance adalah suatu bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut administrasi. pembangunan,. pengelolaan. perubahan. masyarakat. dan. pengelolaan pembangunan. Berbagai pemikiran yang berkembang akhir-akhir ini menginginkan adanya perbaikan sektor publik sehingga melibatkan peran masyarakat dan sektor swasta. Osborne dan Gaebler (1996:29-311) mengemukakan tentang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(29) 41475.pdf 14. mewirausahakan birolcrasi (reinventing government) yang isinya antara lain memuat sepuluh langkab pemerintahan yaitu: (I) pemerintahan katalis (mengarahkan ketimbang mengayuh); (2) pemerintahan milik masyarakat (memberi wewenang ketimbang melayani); (3) pemerintahan yang kompetitif (menyuntikan persaingan ke dalam pemberian pelayanan); (4). KA. pemerintahan yang digerakkan oleh misi (mengubah organisasi yang. BU. digerakkan oleh peraturan); (5) pemerintahan yang berorientasi basil. pelanggan. TE R. (membiayai basil, bukan masukan); (6) pemerintahan yang berorientasi (memenuhi. kebutuhan. pelanggan,. bukan birokrasi);. (7). S. pemerintahan wirausaha (menghasilkan ketimbang membelanjakan); (8). (10). pemerintahan. beorientasi. pasar. (mendongkrak. SI. desentralisasi;. TA. pemerintahan antisipatif (mencegah dari pada mengobati); (9) pemerintahan. ER. perubahan melalui pasar).. IV. Konsep reinventing government muncul sebagai kritik atas kineIja. U. N. pemerintahan selama ini dan sebagai antisipasi atas berbagai perubahan yang akan teIjadi. Konsep tersebut menawarkan prinsip-prinsip dasar bagi. sebuah model bam pemerintahan di masa akan datang. Reinventing. government memang merupakan konsep yang monumental, tetapi tidak diikuti. dengan. reengineering,. perubahan-perubahan. righsizing. dan. perbaikan. lain. seperti. mekanisme. bureaucracy reward. and. punishment, sehingga konsep reinventing government tidak akan dapat mengatasi persoalan birokrasi selama ini (Mardiasmo, 2002:22). Langkah­ langkah pemerintahan yang dikemukakan di atas pada dasarnya memberi tekanan pada bagaimana pemerintah memberikan pengarahan, dorongan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(30) 41475.pdf 15. kepada masyarakat termasuk sektor swasta. Atau dengan kata lain dari langkah-Iangkah pemerintahan yang dikemukakan tersebut, birokrasi publik juga hams. berubah dari. sikap yang bureaucratic menjadi. lebih. enJerpreneural, ini yang disebut governance sebagairnana dikemukakan oleh. Frederick. (dalam. Tjokroamidjojo,. 2000:62).. Lebih. jauh. KA. Tjokroamidjojo (2000:63-67) menyebutkan bahwa uraian yang lebih relevan. BU. uotuk Indonesia yaitu upaya ke arah good governance, mencakup lima. TE R. aspek pokok yaitu: (I) birokrasi harns netral dari organisasi partai politik; (2) peningkatan profesionalisme birokrasi; (3) penerapan manajemen. S. kebijakan; (4) get rid of KKN, kriteria disiplin dan sanksi hukum; serta (5). SI TA. material reward terutama jabatan pirnpinan. Masalah-masalah yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. ER. suatu negara kalau diangkat keatas pentas politik, akan merupakan masalah. IV. yang mendesak uotuk dipecahkan oleh pemerintah. Masalah-masalah. U. N. tersebut kadangkala pelik dan fundamental, sehingga memerlukan proses pemecahan yang pelik pula Masalah-masalah tersebut hidup,. seperti. hidupnya suatu masyarakat yang dinamis. Dengan demikian tumbuh dan berkembangnya suatu masalah dalam suatu masyarakat negara, lambat laUD, cepat atau lambat akan menyentuh dan disentuh oleh administrasi negara. Dalam hubungan ini, Thoha (2010:101-102) menyatakan bahwa itulah sebabnya administrasi negara mempunyai kepentingan terhadap pemecahan masalah-masalah masyarakat. Proses pembentukan. masalah pemerintah,. pemecahannya, penentuan kebijaksanaan dan evaluasi kebijaksanaan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(31) 41475.pdf 16. tersebut untuk sementara dapat dipergunakan sebagai gambaran pengertian kebijakan publik (public policy). 2.. Konsep Kebijakan Publik. Public policy menurut Dye (1981 :2) adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan ataupun tidak dilakukan (whatever governmenJ. KA. choose to do or not to do). Dalam pengertian ini, pusat perhatian public. BU. policy tidak hanya pada apa saja yang dilakukan, tetapi juga apa saja yang. TE R. tidak dilaksanakan oleh pemerintah. Apa yang tidak dilakukan itu, mempunyai dampak yang cukup besar terhadap masyarakat seperti halnya. SI TA. S. dengan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Mempelajari tentang public policy sebagai ilrnu, tidak terlepas dari. ER. ilrnu lain yang berkaitan erat dengan public policy. Salah satu cabang ilrnu. IV. yang dekat dengan public policy adalah ilrnu politik, karena ada beberapa. N. alasan mengapa ahli-ahli ilrnu politik memberikan perhatian terhadap public. U. policy. Dalam hubungan ini Thoha (2010:110-111) mengemukakan alasan­ alasan tersebut antara lain sebagai berikut: Pertama, public policy dapat dipelajari untuk alasan-alasan ilrniah yang benar-benar mumi (purely scientific reason). Hal ini berkaitan dengan pemahaman tentang sebab akibat dari keputusan-keputusan policy dalam mengembangkan pengetahuan mengenai kehidupan sosial. Public policy dapat dipandang sebagai variabel dan sistem. Suatu pemahaman dari hubungan-hubungan ini akan memberikan andil terhadap keluasan, signifikansi, reliabilitas dan pengembangan teoretis ilmu-ilrnu sosial, termasuk di dalarnnya public policy. Kedua, publik policy dapat dipelajari pula untuk alasan-alasan yang professional. Memahami sebab akibat dari public policy berarti sarna halnya memberikan kesempatan mengamalkan pengetahuan sosial untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Masalah-masalah sosial yang timbul sewaktu-waktu dapat dipecahkan berdasarkan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(32) 41475.pdf 17. prinsip-prinsip pengetahWlIl public policy. Dengan demikian public policy adalah suatu pengetahWlIl yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan rnasalah-masalah praktis secara professional, dan tidak semata-mata hanya mengandalkan teori yang utopis.. TA. S. TE. R. BU KA. Ketiga, publik policy dapat dipelajari dengan tuj WIIl-tujWlIl politik. Alasan ini dapat dipergunakan untuk meyakinkan agar diperoleh suatu kebijaksanaan yang tepat dalam rangka mencapai tujWlIl yang tepat pula. Sering kali dikemukakan bahwa ilmu politik tidak dapat menjadi pendiam atau impoten di dalam menghadapi krisis sosial dan politik. Ahli-ahli ilmu politik mempunyai kewajiban moral untuk meningkatkan secara khusus public policy. Dntuk melaksanakan hal tersebut, titik pusat perhatiannya ditujukan pada lembaga-lembaga, proses-proses atau perilaku yang sering kali dianggap kering, tidak bergayut (irrelevant) dan tidak bermoral. Hal­ hal semacam ini pada umumnya tidak menarik perhatian proses public policy. Public policy tidak hanya dipelajari untuk alasan­ alasan ilmiah dan profesional saja, tetapi dapat pula dipelajari untuk alasan politik, misalnya untuk diskusi-diskusi politik, memajukan tingkat kesadaran politik dan meningkatkan kualitas public policy.. ER. SI. Nugroho (2009:138-139) memberikan pernyataan tentang makna suatu pemerintahan dalam kaitannya dengan domain pemerintahan dalam. IV. administrasi publik yang menjadi acWlIl, yaitu: (I) isu yang dibahas adalah. U. N. kebijakan publik; (2) aktor penting dalam kebijakan publik adalah pemerintah; dan (3) pemerintah dalam hal ini identik dengan organisasi publik dalam makna negara. Hal tersebut dapat disimpuIkan bahwa kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikeIjakan atau tidak dikerjakan pemerintah, dan pemerintah di sini adalah negara. Proses public policy yang secara pokok menetapkan garis-garis umum dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari lembaga-lembaga pemerintah. Jika policy telah ditetapkan, persoalan yang kemudian timbul ialah bagaimana policy itu Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(33) 41475.pdf 18. dilaksanakan. Dengan kata lain jika suatu kebijaksanaan telah diputuskan, maka dibutuhkan sistem untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut. Sistem. inilah menurut Thompson (dalam Thoha, 2010:112) dinamakan birokrasi. Walaupun di dalam banyak hal public policy dibuat dalam arena politik tapi hampir semua perencanaan dan pelaksanaannya dalam arena birokrasi.. KA. Birokrasi memiliki posisi yang strategis, mempunyai keahlian profesional. BU. dalam menjalankan fungsinya, serta mekanisme antara perencanaan dan. sangat menentukan.. TE R. pelaksanaan policy erat sekali, maka peranan birokrasi dalam public policy. S. Ketika Weber (dalarn Sundarso, dkk, 2009:2.4,2.9-2.10) muncul. SI TA. pertama kali dengan tipe ideal birokrasinya sarna sekali tidak berrnaksud untuk menyatakan bahwa inilah bentuk organisasi yang paling tepat untuk. ER. semua kegiatan bersama manusia Narnun birokrasi telah menjadi. IV. paradigma yang dominan dalam studi tentang organisasi, administrasi dan. U. N. manajemen. Dinyatakan selanjutnya, memang tidak dapat disangkal bahwa secara umum birokrasi identik dengan organisasi pemerintah yang terdiri. dari pejabat-pejabat dalam hubungan yang sangat hierakhis, dimana hubungan tersebut mencerminkan adanya pembagian tugas yang terperinci, jelas dan disertai dengan sikap impersonal. Secara ringkas karakteristik utama birokrasi ideal Weber adalah sebagai berikut: (I) Aturan-aturan dan prosedur formal, yaitu adanya pengaturan fungsi-fungsi resmi yang saling terkait oleh aturan yang menjadikan fungsi-fungsi resmi itu sebagai satu kesatuan yang utuh; (2) Spesialisasi pekeIjaan, yaitu adanya pembagian keIja yang jelas dalam organisasi sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas yang jelas dan juga mempunyai wewenang yang seimbang Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(34) 41475.pdf 19. 3.. TA S. TE. R. BU. KA. dengan tugas yang harus dijalankannya; (3) Kejelasan hierarkhi, dimana adanya pengorganisasian yang mengikuti prinsip hierarkhi, yaitu tingkatan yang lebih rendah diawasi oleh tingkatan yang lebih tinggi sehingga tersusun suatu hierarkhi otoritas yang runut, mulai dari tingkatan yang tertinggi sampai tingkatan yang terendah. Susunan hierarkhi otoritas ini disebut juga dengan rangkaian perintah (chain ofcommand); (4) Pengembangan karier berdasarkan merit system, yaitu adanya sistern penerimaan dan penempatan karyawan (anggota organisasi) yang didasarkan kemampuan teknis, tanpa memperhatikan sama sekali koneksi, hubungan keluarga dan favoritisme; (5) Impersonality, yaitu adanya pernisahan antara pemilikan alat produksi maupun adrninistrasi dari kepernimpinan organisasi dan pernisahan ini akan membuat organisasi tetap bersifat impersonal, yang dianggap penting untuk mencapai efisiensi; (6) Adanya objektivitas dalam me1aksanakan tugas yang berkaitan dengan suatu jabatan dalam organisasi; (7) Kegiatan administratif, keputusan-keputusan dan peraturan-peraturan dalam organisasi selalu dituangkan dalam bentuk tertulis. Konsep Implementasi Kebijakan Publik. SI. Seeara etimologi implementasi berasal dari istilah bahas Inggris "to. IV ER. implement", yang artinya pelaksanaan dan penerapan (Adiwisastra, 2008). Pengertian ini di dipertegas oleh Hill and Hupe (2002:3-4) dalam Pranoto. U. N. (2005:45) dan Pressman and Wildavsky (l984:xxi) yang merumuskan secara pendek bahwa "to implement" atau mengimplementasikan berarti "to. provide the means of carring out" atau menyediakan sarana untuk me1aksanakan sesuatu; "to give practical effect to" menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu, atau to accomplish, to fUlfill, to produce, to. complete. Bahkan Pressman and Wildavsky (1984: xxi) menyatakan bahwa kata implementasi di samping sebagai kata keIja (verb) juga hams mempunyai sebuah obyek (object) yaitu kebijakan (policy). Jadi pada dasarnya implementasi adalah melaksanakan sesuatu dalam hal ini kebijakan yang dapat menimbulkan sesuatu dampak tercapai atau tidaknya sesuatu Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(35) 41475.pdf 20. kebijakan. dengan. menggunakan. sarana-sarana. untuk. melaksanakan. kebijakan tersebut. Tachjan (2006:24) menegaskan lebih lanjut bahwa: "... maka kata irnplementasi. kebijakan. penyelesaian atau. publik. pelaksanaan. dapat. diartikan. suatu kebijakan. sebagai. aktivitas. publik yang telah. KA. ditetapkanldisetujui dengan penggunaan sarana (tools) untuk mencapai. BU. tujuan kebijakan".. R. Mernpelajari implemelltasi kebijakan publik sangat krusial dan. TE. komplek dalarn prespektif adrninistrasi publik dan kebijakan publik. Hal ini. SI TA S. berkaitan dengan aspek kebijakan itu sendiri. Selain itu pwa kebijakan publik merupkan salah satu aspek dalarn penyelenggaraan pemerintahan yang tidak terlepas hubungan:lya dengan berbagai kelembagaan dalarn suatu. ER. sistem pemerintahan dan aspek masyarakat sebagai objek atau sasaran Edwards III. IV. irnplementasi kebijakan, sebagainIana dikemukakan oleh. N. (1980: 1) sebagai berikut:. U. The study ofpolicy implementation is crucial for the study ofpublic administration and public policy. Policy implementation, as we have seen, is the stage of policy making between the establishment of a policy - such as the passage of a legislative act, the issuing of an executive order, the handing down of judicial decesion, or the promulgation of a regulatory rule - and the consequences of the policy ofthe poepie whom it affects.. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Pressman and Aaron Wildavsky (1973) dan Bardach (1977) dalarn Tachjan (2006:73) bahwa "... akan tetapi temyata yang lebih krusial adalah mengenai implementasi kebijakan pembangunanya. Hal ini kenyataannya bukan hanya dial ami oleh. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(36) 41475.pdf 21. negara-negara di Dunia Ketiga (seperti Indonesia), tetapi dialami juga oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat". Berbagai kajian maupun penelitian telah dilakukan terhadap kebijakan publik dan banyak pula kalangan yang mempersoalkan tentang apa sebenamya yang dimaksud dengan sektor publik. Baber, W. F (dikutip. KA. dalam Massey, 1993:15), bahwa sektor publik mengandung sepuluh ciri. BU. penting yang membedakannya dari sektor swasta yaitu:. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. (1) sektor publik lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas yang lebih medua (ambiguous); (2) sektor publik menghadapi lebih banyak problem dalam mengimplementasikan keputusan­ keputusannya; (3) sektor publik memanfaatkan lebih banyak orang yang memiliki motivasi yang sangat beragam; (4) sektor publik lebih banyak memperhatikan usaha mempertahankan peluang dan kapasitas; (5) sektor publik telah memperhatikan kompensasi atas kegagalan pasar; (6) sektor publik melakukan aktivitas yang lebih banyak mengandung signifJkansi simbolik; (7) sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan legalitas; (8) sektor publik mempunyai peluang yang lebih besar untuk merespons isu-isu keadilan dan kejujuran (fairness); (9) sektor publik hams beroperasi demi kepentingan publik; serta (10) sektor publik hams mempertahankan level dukungan publik minimal diatas level yang dibutuhkan dalarn industri swasta. Menurut Helco (1972:84) ide bahwa kebijakan (policy) adalah istilah. yang tampaknya banyak disepakati bersarna. Dalarn penggunaan umum, istilah kebijakan dianggap berlaku untuk sesuatu yang "lebih besar" dari keputusan tertentu, tetapi "lebih kecif' dari gerakan sosial. Jadi kebijakan dari sudut pandang analilis, adalah sebuah konsep yang kurang lebih berada di tengah-tengah. Elemen kedua yang terkandung di dalarn istilah kebijakan oleh banyak penulis adalah aspek tujuan. Dalam konteks kebijakan publik, analisis mengandung tujuan dan relasi yang berbeda dengan proses Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(37) 41475.pdf 22. kebijakan. Etzioni (dalam Parsons, 2001 :56) misalnya, berusaha (dan berhasil) mempengaruhi proses pembuatan kebijakan melalui riset dan argumen yang bukan hanya mendukung analisis "problem", tetapi juga tentang apa opsi kebijakan atau "solus!"' yang hams diambil. Jenis anaIisis kebijakan dianggap sebagai rangkaian aktivitas pada spektrum pengetahuan. BU. pengetahuan tentang (abollt) proses kebijakan.. KA. dalam (in) proses kebijakan ; pengetahuan untuk (for) proses kebijakan; dan. TE R. Sebagai sebuah istilah, analisis kebijakan terkait erat dengan penggunaan beragam teknik untuk meningkatkan atau merasionalisasikan. S. proses pembuatan kebijakan. Dalam hubungan ini Quade (1976:21). TA. rnisalnya, mengekspresikan pandangan bahwa tujuan utama anaIisis adaIah. SI. membantu pembuat keputusan untuk membuat pilihan yang lebih baik dari. ER. yang dibuat pihak lain. Jadi analisis ini berhubungan dengan manipulasi. N. IV. efektif dunia nyata. U. Analisis tersebut hams dilakukan melalui tiga tahap yang menurut. Quade (1976:254) dapat dirinci sebagai berikut: (I) Penemuan, yakni usaha. untuk menemukan a1tematif yang memuaskan dan terbaik diantara altematif-a1tematif yang tersedia; (2) Penerimaan, yakni membuat temuan itu agar dapat diterima dan dimasukkan ke dalam kebijakan atau keputusan; (3) Implementasi, yakni menerapkan keputusan kebijakan tanpa adanya perubahan terlalu banyak yang dapat membuat altematif itu. me~adi. tidak. memuaskan. Konsep implementasi kebijakan dalam penelitian ini dapat pula dikutip dari pendapat Gordon et, al (1977) dalam Parsons (2001:56-57). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(38) 41475.pdf. 23. yang membagi kebijakan publik menjadi dua konsep yaitu analisis implementasi kebijakan dan analisis untuk kebijakan yang meliputi kegiatan sebagai berikut:. BU. KA. Pertama, anaIisis kebijakan yang mencakup: (1) determininasi kebijakan: ini adaIah analisis yang berkaitan dengan cara pembuatan kebijakan. mengapa, kapan dan untuk siapa kebijakan dibuat; (2) isi kebijakan. anaIisis ini mencakup deskripsi tentang kebijakan tertentu dan bagaimana kebijakan berkembang dalam hubungannya dengan kebijakan sebelumnya, atau anaIisis ini dapat juga didasari oleh inforrnasi yang disediakan oleh kerangka nilailteoretis yang mencoba memberikan kritik terhadap kebijakan.. IV ER. SI. TA S. TE. R. Kedua, monitoring dan evaluasi kebijakan; fokus anaIisis ini adaIah mengkaji bagaimana kinerja kebijakan dengan mempertimbangkan tujuan kebijakan, dan apa dampak kebijakan terhadap suatu persoalan tertentu. Ketiga, anaIisis untuk kebijakan yang mencakup: (1) advokasi kebijakan. berupa riset dan argumen yang dimaksudkan untuk mempengaruhi agenda kebijakan di dalam dan atau di tuar pemerinatahan; (2) informasi untuk kebijakan; sebentuk analisis yang dimaksudkan untuk memberi informasi bagi aktivitas perrnbuatan kebijakan (ini dapat berbentuk anjuran atau riset eksternal/internal) yang terperinci tentang aspek kualitatif dan judgemental dari suatu kebijakan.. N. Analisis dan proses kebijakan tersebut dapat digambarkan sebagai. U. berikut:. Analisis untuk Kebijakan. Analisis Kebijakan 1 Analisis Determinasi Kebijakan. 2 Analisis lsi Kebijakan. 3 Monitoring & Evaluasi Kebijakan. 4 Inforrnasi untuk Kebijakan. Sumber: Gordon, et, ai, (1977). Gambar 2.1. Variasi Analisis Kebijakan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 5 Advokasi Kebijakan.

(39) 41475.pdf 24. Konsep implementasi kebijakan publik selain sebagai suatu tahapan proses kebijakan publik, juga sekaJigus merupakan studi yang sangat krusial. Dinilai krusial karena bagaimanapun baiknya suatu kebijakan, apabila tanpa melalui suatu persiapan dan perencanaan yang baik dalam irnpleme!ltasinya, maka tujuan kebijakan itu tidak akan terwujud. Begitupun. KA. sebaliknya, apabila telah melalui persiapan dan perencanaan irnplementasi. TE R. tujuan kebijakan tidak akan terwujud.. BU. yang matang, namun dalam perurnusan kebijakan tersebut tidak baik maka. Menurut Wahab (2005:64) dengan mengutip Karnus Webster,. S. irnplementasi diartikan sebagai "to provide the means for carryng out. TA. (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); atau to give pratical. SI. effect to (menimbulkan darnpaklakibat terhadap sesuatu)". Irnplementasi. ER. berarti menyediakan sarana untuk melaksanakan suatu kebijakan dan dapat. IV. menimbulkan dampaklakibat terhadap sesuatu. Sementara itu Jones dalam. U. N. (Widodo, 2011 :86) mengartikan implementasi sebagai 'getting done "and". doing it'. Dari rurnusan yang sederhana ini, kemudian dinyatakan oleh Widodo (2011 :86) bahwa "kesederhanaan rumusan seperti itu tidak berarti implementasi kebijakan merupakan suatu proses kebijakan yang dapat. dilakukan dengan mudah." Dinyatakan selanjutnya bahwa irnplementasi membutuhkan surnberdaya (resources) seperti orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi.. Dengan bertumpu pada pendapat tersebut,. dapat diambil suatu. kesirnpulan bahwa irnplementasi adalah suatu proses yang melibatkan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(40) 41475.pdf 25. sejumlah sumber daya (termasuk sumber daya manusia), dana dan kemampuan organisasional yang dilakukan, baik oleh pemerintah maupun swasta. Proses tersebut dilakukan untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuat kebijakan untuk dapat dilaksanakan oleh irnplemetor atau pelaksana kebijakan atau program.. KA. Sementara itu, pelaksanaan kebijakan merupakan suatu proses untuk. BU. mewujudkan kebijakan "yang masih abstrak" ke dalam realita (Wahab,. (Wibawa,. TE R. 2011:89). Sejalan dengan pendapat tersebut, van Meter dan van Hom dalam 1994:15). mendefinisikan. implementasi. kebijakan. sebagai. S. "tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta baik secara. TA. individu maupun kelompok yang dirnaksudkan untuk mencapai tujuan. ER. SI. sebagaimana dirumuskan di dalam kebijakan". Memperhatikan uraian di atas, dapat dipaharni bahwa irnplementasi. N. IV. memiliki makna penting. lmplementasi bersifat sangat interaktif dengan. U. kebijakan yang mendahuluinya. Melalui proses implementasi, diketahui sejauh mana suatu kebijakan dapat mengadopsi aspirasi sekaligus menyentuh masyarakat untuk secara sukarela melakukannya sebagai perwujudan rasa tanggungjawabnya terhadap bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui irnplementasi dapat diketahui apakah suatu kebijakan telah menjawab suatu persoalan atau sebaliknya. Berkenaan. dengan. kebijakan. publik,. mengembangkan analisis sistem yang dipandang. beberapa. ilmuan. dapat memusatkan. perhatian pada semua unsur yang signifikan dari fungsi pemerintah yang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(41) 41475.pdf. 26. membuat dan mengimplernentasikan kebijakan-kebijakan. publik, antara. lain yang berkaitan dengan outputs dan outcomes dari suatu sistem pemerintahan. Dinyatakan selanjutnya oleh Soewargono (dalam Rarnses, 2009:76) bahwa dalam pembuatan kebijakan publik yang menyangkut bidang tertentu misalnya, maka semua unsur yang lain dalam sistem. KA. pemerintahan itu dengan satu atau beberapa earn akan menyurnbang pada. BU. pembuatan kebijakan tersebut. Kebijakan publik merupakan outputs dari. TE R. suatu sistem pemerintahan, sedangkan tujuannya adalah tereapainya outcomes yaitu terlaksananya kondisi kehidupan di dalam masyarakat. TA S. sepertj yang diharapkan oleh pemerintah, yang merupakan hasil dari. dilaksanakannya kebijakan publik di dalam masyarakat. Oleh karena itu. SI. outcomes tersebut merupakan komitmen-kornitmen dari pemerintah.. ER. Apabila outcomes temyata tidak sesuai dengan tujuan seperti yang. IV. diharapkan oleh outputs, maka kebijakan publik itu belurn mencapai tujuan. U. N. sosialnya.. Teori sistem tersebut memungkinkan kebijakan publik dapat. dianalisis, baik yang menyangkut kualitasnya maupun efektivitasnya. Masih berkaitan dengan kerangka analisis sistem tersebut, Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell (dalam Ramses, 2009:76-77) mengklasifikasikan isi dari kebijakan publik menjadi empat kategori yaitu: (I) penarikan surnberdaya (extractions) baik sumberdaya material maupun surnberdaya manusia, dalam bentuk pajak, retribusi, sumbangan, bagian dari laba, wajib militer dan sebagainya; (2) pengaturan (regulations) yaitu kebijakan-kebijakan publik yang isinya melakukan pengawasan atau pengendalian terhadap tindakan­ tindakan dari warga; (3) alokasi/pembagian (alocations) yaitu Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(42) 41475.pdf 27. kebijakan-kebijakan publik yang mengalokasikan barang-barang, pelayanan-pelayanan, status-status dan kehonnatan-kehormatan; (4) lambang (symbol), yaitu alokasi kepada warga sesuatu yang khusus jenisnya, yang relatif tanpa biaya dan terrnasuk di dalarnnya peragaan-peragaan yang bersifat patriotik dan ritualistik, retorika­ retorika politik yang sesuai dengan kesetiaan dan cita-cita masyarakat dan lain-lain. Pendapat eli atas hampir senada dengan apa yang dikemukakan. KA. Gordon dan Parsons, dalam Djaenury (2012:17) yang mengemukakan. BU. bahwa kebijakan publik dapat pula mencakup aspek-aspek sebagai berikut:. Model Implementasi Kebijakan Publik. IV. 4.. ER. SI. TA S. TE R. (1) Perumusan kebijakan publik yang (sifatnya saling tergantung, subjektif, dinamis dan buatan); (2) Implernentasi kebijakan publik yang mencakup adanya program kebijakan, target group, unsur pelaksana yang bertanggung jawab, baik organisasi maupoo perorangan serta pelaksanaan kebijakan yang perIu mcrnperhatikan faktor lingkungan; (3) Evaluasi kcbijakan yang meliputi (evaluasi dampak, evaluasi administrasi, evaluasi yuridis dan evaluasi strategi).. N. Model implcmentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah. U. Model Edwards III. Implementasi kebijakan pada era sebelum tahun 1970­. an masih belum memperoleh perhatian yang serius, baik dari para administrator publik maupoo para pengambil kebijakan, walaupun studi mengenai kebijakan publik sudah mulai berkembang pada dasawarsa 1950­ an, pada pemerintahan Arnerika Serikat. Pada. tahoo 1970-an, barulah. moocul perrnasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penerapan kebijakan, sebagaimana dikemukakan Edwards 111 (1980:1) dalam Nugroho (2012:191) sebagai berikut: "Edwards sugested to put attention toward/our. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(43) 41475.pdf. 28. key issues: communication,. resource,. disposition of attitudes and. bureaucratic structure". Keempat faktor atau variabel yang menyebabkan suatu kebijakan yang telab dirumuskan tidak tercapai sesuai dengan tujuan dalam implementasinya adalab sebagai berikut: Komunikasi. (communication), merupakan dimensi penting bagi. KA. a.. BU. administrator publik dalam mengimplementasikan kebijakan, khususnya. R. untuk mencapai efektivitas program melalui tmnsmisi personel yang. TE. tepat, instruksi yang jelas dari atasan tentang pelaksanaan ill lapangan,. SI TA S. dan pelaksanaan program secara konsisten, baik oleh semua pelaksana maupun atasan pemberi instruksi. Sumber-sumber (resources).. Implementasi kebijakan tidak akan. ER. b.. berjalan efektif apabila daya dukung sumber daya lemab atau kurang,. IV. sebagaimana illkemukakan oleh Edwards 1lI (1980:53) sebagai berikut:. U. N. "Implementation orders may be accurately transmitted, clear and. consistent. but ifimplementors lack the resources necessary to carry out. policies, implementation is likely to be ineffecktive. .. I) Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan pada dimensi sumber daya dalam implementasi kebijakan yaitu jumlab staf yang memadai secara kuantitas dan cakap secara kualitas dalam melaksanakan instruksi-instruksi kebijakan di lapangan melalui keablian. motivasi. dan. informasi. yang. meliputi. tatacara. melaksanakan kebijakan oleh implementator termasuk (bagaimana. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(44) 41475.pdf. 29. cara yang hams dan perin dilaksanakan serta data tentang ketaatan para pelaksana terhadap instruksi, peraturan atan undang-undang yang dilaksanakan. 2). Wewenang (authority), kewenangan dalam mengimplementasikan kebijakan atau program akan berbeda satu sarna lainnya. Hal ini. KA. tergantung pada deskripsi jabatan (job description), yaitu me!alui:. (facilities),. sebagai. TE. 3) Fasilitas-fasilitas. R. ketaatan terhadap aturan yang ada.. BU. (1) metode kontrol yang bersifat persuasif atau ancaman; dan (2). daya. dukung. dalam. SI TA S. implementasi kebijakan, yang meliputi tersedianya bangunan­ bangunan (buildings), perlengkapan (equipment), dan perbekalan (suplies).. Kecenderungan-kecenderungan (disposition), yang mencakup: (1). ER. c.. IV. dampak disposisi yaitu adanya homogenitas administrator dan. U. N. berkembangnya pandangan parokial yaitu teIjadinya hubungan senior. dan pengaruh. lingkungan;. (2). birokrasi. staf,. yaitu. teIjadinya. pengangkatan birokrat; dan (3) manipulasi insentif-insentif. Setiap implementasi kebijakan diinstruksikan atasan melalui perintah yang komunikatif, persuasif dan prilaku administrator yang menerima secara baik implementasi kebijakan atau program akan beIjalan baik. Tetapi bila sebaliknya yang teIjadi, implementasi akan mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam pelaksanaanya, sebagaimana dikemukakan oleh Edwards III (1980:89) sebagai berikut:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(45) 41475.pdf 30. "If implementers are well-disposed toward a particular policy, their are more likely to carry it out as the original decisionmakers intended But when the implemenJors' attitudes or perspectives deiffer from the decisionmakers', the process of implementing a policy becomes infinitely more complicated". Beberapa kebijakan rnasuk kedalarn zona yang kurang perhatian (zone. of indiference) oleh para administrator. Kebijakan-kebijakan tersebut. KA. dapat rnenimbulkan konflik dalarn irnplernentasi dengan berbagai. BU. pandangan atau tujuan atau kepentingan organisasinya. Hal ini tentunya. TE R. akan rnenjadikan harnbatan dalarn pelaksanaan kebijakan, sebagairnana dikernukakan oleh Edwards III (1980:114) berikut ini:. ER. SI. TA S. "Some policies fall within the "zone of indifference" of administrators; others elicit strong feelings. These policies may coriflict with implemenJors' subtantive policy views or the personal or organizational interests. It is here that dispositions pose obstacles to implementation". Sangat rnernungkinkan adanya disposisi dari pelaksana rnerintangi. N. IV. pelaksanaan kebijakan bila irnplernentator tidak setuju dengan substansi. U. kebijakan yang harus rnereka jalankan. Beberapa pirnpinan kegiatan rnenjaga atau rnengantisipasi keseirnbangan kebijakan tersebut untuk rnengantisipasi terhadap oposisinya Kadang-kadang irnplementasi dirintangi. oleh. situasi-situasi. yang. kompleks,. seperti. para. irnplementator menangguhkan irnplementasi suatu kebijakan yang mereka setujui untuk mengalihkan pada pencapaian tujuan yang lain, sebagaimana di kemukakan oleh Edwards III (1980: 115) bahwa:. "Disposition may hinder implementation when implementors simply disagree with the subtance of a policy and their disagreement leads them not to carry it out. In some instances top officials may refrain from establishing policies because Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(46) 41475.pdf 31. they anticipate opposition..... Sometimes implementation is impeded by more complex situations, such as when implementors delay in implementing a policy ofwhich they may approve in the abstract in order to increase the chances of anchieving another, competing policy goal". Pada sisi lain pandangan-pandangan dalam suatu badan, bagian, bahkan sub-bagian mempunyai perbedaaan dalam penafsiran terhadap. KA. pengirnplementasian suatu kebijakan. Ketidak sepakatan diantara. Setiap. wilayah. yang. menjadi. kebijakannya. akan. TE R. kebijakan.. BU. pelaksana akan menghambat keIjasama dan irnplementasi suatu. menyesuaikan dengan prioritas kebijakan yang berbeda-beda, baik. S. menyangkut perbedaan kornitmen maupun cara-cara yang berbeda. SI TA. dalam menangulangi permasalahannya, sebagairnana dikemukakan oleh Edwards III (1980: 116) di bawah ini:. U. N. IV. ER. "Different bureaucratic units are likely to have different views on policies. Intra and interagency disagreements inhibit cooperation and hider implementation. Within a single policy area, each relevant agency probably has different priorities, different commitments, and different methods of handling problems ".. Perubahan administrator birokrasi pemerintahan merupakan hal sulit, dan hal ini tidak menjarnin bahwa proses irnplementasi kebijakan akan beIjalan dengan baik. Teknik yang potensial untuk mengubah permasalahan implementor agar tetap dapat menjalankan kebijakan sesuai dengan tujuan yaitu mengubah sikap para implementator melalui manipulasi insentif-insentif, sebagaimana di kemukanan oleh Edwards III (1980: I07) di bawah ini:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(47) 41475.pdf 32. "Changing the personel in government bereaucracies is difficult. and it does not ensure that the implementation process will proceed smoothly. Another potential technique to deal with the problem of implementors' dispositions is to alter the dispositions of existing implementors through the manipulation ofincentives ". Kecenderungan-kecenderungan. dalam implementasi kebijakan dapat. KA. menyebabkan kesulitan suatu implementasi kebijakan atau program. BU. ka.rena adanya pennasalahan yang dilakukan oleh para implementator birokrasi pemerintah sendiri dalam mengimplementasikan kebijakan. TE R. dengan adanya penafsiran kebijakan dari unit atas sampai unit. Struktur Birokrasi (bureuacratic structure). TA. d.. S. pelaksana.. SI. Birokrasi mempunyai peranan penting dalam implementasi kebijakan.. ER. Walaupun suatu organisasi merupakan organisasi yang besar dan. IV. komplek, serta dominan dan mampu melaksanakan setiap kebijakan. U. N. atau program, tidak ada organisasi sekuat birokrasi yang mampu bertahan dalam keadaan situasi apapun (survive) dan bagaimanapun pengaruh ektemal mempengaruhinya. Bahkan Edwards III menegaskan bahwa birokrasi jarang mati.. Ada dua karakteristik dalam struktur. birokrasi menurut pandangan Edwards III (1980: 125-141), yaitu sebagai berikut: I) Standard Operating Procedures (SOP),. berkaitan dengan: (I). masalah-masalah sosial dan urusan publik; (2) instruksi yang dominan pada tahap-tahap yang berbeda; serta (3) tujuan yang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(48) 41475.pdf. 33. berbeda berada pada lingkungan yang luas dan kompleks. SOP pada dasamya merupakan tatanan prosedur kerja birokrasi dalam melaksanakan tugasnya, yang secara internal birokrasi dapat mengatur sumber-sumber yang dimilikinya, baik berkaitan dengan sumber daya manusia, waktu, sarana maupun prasarana Fragrnentasi (fragmentation) berkaitan dengan: (1) survive ialab. KA. 2). BU. kekuatan untuk tetap bertahan hidup; dan (2) bukan piliban-pilihan. TE R. netral dalam suatu kebijakan. Fragrnentasi merupakan kemampuan birokrasi dalam mengbadapi faktor-faktor eksternal yang dapat. S. mempengaruhi birokrasi, baik berupa infrastruk:tur (LSM, partai. TA. politik, maupun lembaga-lembaga profesi) maupun suprastruktur. SI. (legislatif, eksekutif, maupun lembaga lainya). Pada sisi lain. ER. Edwards III (1980:147) menegaskan juga babwa dari keempat. IV. faktor yang berpengaruh terhadap irnplementasi kebijakan terjadi sebagaimana di. U. N. interaksi secara langsung dan tidak langsung kemukakan sebagai berikut:. "Interactions between factors: Aside from directly affecting implementation, however, they also inderectly affect it through their impact on each other. In other words. communications affect to resources, dispositions, and bureaucratic structures, which in turn influence implementation".. Pengaruh interaksi langsung dan tidak langsung dari keempat faktor tersebut terhadap irnplementasi kebijakan, terlihat pada Gambar 2.2.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(49) 41475.pdf 34. Communication. ~. ~ R~ourc~ t. /. Implementation. Dispositions. KA. -? TE R. Sumber : Edwards III, 1980 : 148. BU. Bureaucratic Structure. Konsep Kompetensi Aparatur. ER. 5.. SI. TA S. Gambar2.2. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung terhadap 1mp1ementasi Kebijakan. IV. Salah satu kunci keberhasilan perekonomian adalah dimilikinya. U. N. keunggulan kompetitif sehingga akan mendorong terciptanya daya saing dan menciptakan penambahan nilai. Demi tercapainya kondisi tersebut, maka sentral berbagai variabel yang mempengaruhi ada1ah terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance), baik di tingkat pemerintah pusat maupun di tingkat pemerintah daerah. Pergeseran politik dan pemerintahan yang teIjadi pada era reformasi saat ini merupakan momentum tepat untuk menata kembali administarasi penyelenggaraan pemerintahan agar lebih efektif, efisien dan demokratis dalam upaya mewujudkan good governance. Pemerintah dihadapkan pada arus perubahan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(50) 41475.pdf 35. yang semakin cepat dan mengglobal, sehingga perubahan harns segera direspons oleh pemerintah. Menurut Sedannayanti (2009:3) karena berbagai masalah dan tantangan tidak dapat dihindarkan oleh pemerintah, maka untuk menjaga agar pemerintah tetap eksis dan dapat melakukan kegiatan usahanya dalam. KA. kompetisi global, salah satu upaya strategis yang harns dilalrukan. pemerintahan. diarahkan. pada. tercapainya. TE R. penyelenggaraan. BU. pemerintah adalah penataan ulang atau restrukturisasi. Penataan ulang. penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi ke depan (antisipatif),. S. beorientasi perubahan dan pembaharuan (inovatif), serta berkualitas. TA. prima/unggul dalam berkompetisi dengan lembaga lain untuk mewujudkan. SI. kepemerintahan yang baik. Di sisi lain, pemerintah diharapkan merniliki. ER. sumber daya yang dapat mempercepat pelaksanaan tugas pemerintahan,. IV. merupakan organisasi kecil dan ramping, serta mampu bergerak lebih cepat,. U. N. lebih efektif dan efisien sebagai organisasi pembelajar dan organisasi jejaring. Pemerintah di era barn pemerintahan dituntut dapat melalrukan perubahan untuk meninggalkan paradigma lama, mengubah bentuk kelembagaan dan sistem pemerintahan, serta mengubah perilaku sumber daya aparatur pendukung kelembagaan dan sistem penyelenggaraan pemerintahan. Upaya tersebut. diharapkan dapat terbentuk kelembagaan. pemerintahan untuk meningkatkan kineIja sehingga lebih dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat, antara lain pelayanan yang cepat, lebih murah. dan. lebih. berkualitas. sehingga. mempercepat. terwujudnya. kepemerintahan yang baik di era barn pemerintahan yaitu pemerintahan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(51) 41475.pdf. 36. yang transparan, terbuka, demokratis, akuntabel, serta terhindar dari birokrasi yang korupsi, kolusi dan nepotisme. Aspek penting yang perIu mendapat perhatian dalam membahas tentang prestasi kelja pegawai negeri sipil adaIah aspek perencanaan kinelja. Menurut Amstrong dan Baron (1998:297) aspek perencanaan kinelja dari. KA. manajemen kinelja (performance management) juga membahas tentang. BU. tingkatan kompetensi (competence) aparatur yang diperIukan untuk. TE R. mencapai standar kinelja. Hal ini mencakup dua hal yaitu pencapaian tujuan dan standar (what should be done) dan kompetensi yang dibutuhkan (how it. TA S. should be done). Kompetensi (competences) digambarkan sebagai sesuatu yang diperIukan seseorang untuk melaksanakan (perform) suatu pekeljaan. SI. dengan baik. Kompetensi dapat dibedakan ke dalam tiga tingkatan yaitu: (l). IV. competences.. ER. core competences; (2) generic competences; dan (3) role specific. U. N. Kompetei1si menurut Spencer (dalam Moeheriono, 2009:3) adalah. karakteristik yang mendasari seseorang yang berkaitan dengan efektivitas kinelja individu dalam pekeljaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijOOikan acuan, efektif atau berkinelja prima atau superior di tempat keIja atau pOOa situasi tertentu. Berdasarkan definisi kompetensi ini, maka beberapa makna yang terkandung di dalamnya OOalah sebagai berikut: (1) Karakteristik dasar. (underlying caractertistic) kompetensi OOalah bagian dari kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang serta mempunyai perilaku yang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(52) 41475.pdf 37. dapat diprediksi pada berbagai keadaan tugas pekeIjaan; (2) Hubungan kausal (causally related) berarti kompetensi dapat menyebabkan atau. digunakan untuk memprediksikan kineIja seseorang. Jika seseorang mempunyai kompetensi yang tinggi, maka akan mempunyai kineIja yang tinggi pula (sebagai akibat); (3) Kriteria (criterian referenced) yang sebagai. acuan,. bahwa. kompetensi. secara. nyata. akan. KA. dijadikan. BU. memprediksikan seseorang dapat lJekeIja dengan baik, serta hams terukur dan spesifik atau terstandar. Secara umum banyak perusahaan konsultan. intemasional. menganut. definisi. TE R. manajemen. kompetensi. sebagai. karakteristik dasar yang terdiri atas keterampilan (skills), pengetahuan. SI TA. S. (knowledge) serta atribut personal (personal attributs) lainnya yang marnpu. membedakan seseorang dalam. melakukan tindakan. Artinya, inti utama sebenamya adalah sebagai alat. ER. dari sistem atau model kompetensi ini. IV. penentu untuk meprediksikan keberhasilan keIja seseorang pada suatu posisi. N. tertentu (Moeheriono, 2009:4). Itulah awal munculnya pendapat dan ide. U. dari sejarah kompetensi secara luas. Dalam praktek sehari-hari temyata sistem kompetensi dapat diaplikasikan oleh manajemen sumber daya manusia untuk banyak hal, termasuk rekrutmen, pengukuran kineIja, kompensasi (rewards), dan kebutuhan untuk peIatihan-pelatihan (training need assessment). Sistem kompetensi ini berusaha mengeksplorasi lebih. jauh suatu posisi jabatan seseorang, untuk menjawab satu pertanyaan pokok: apa arti pengetahuan, keterampilan atau perilaku utama yang diperlukan untuk keberhasilan dalam suatu posisi jabatan tertentu tersebut? Inilah yang kemudian menginspirasikan dan melahirkan suatu model kompetensi bagi Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(53) 41475.pdf. 38. posisi jabatan tertentu, yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar dalam membuat kerangka dasar kompetensi. Penciptaan nilai pada beberapa organisasi swasta rnisalnya, biasanya bam terwujud pa<Ja waktu keputusan dan tindakan yang diambil anggota perusahaan menghasilkan keluaran yang berkontribusi secara nyata pa<Ja. KA. produk akhir yang direncanakan. Selama ini orang berpendapat bahwa. BU. kontribusi pekerja akan menjadi lebih baik apabila pekerja diberi bekal. R. pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengerjakan. TE. tugasnya Pengetahuan dan keterampilan ini biasanya disebut kompetensi.. TA S. Dalam hubungan ini, Hartanto (2009:425) mengemukakan bahwa memaharni kompetensi tidak dapat dipisahkan dari pemahaman tentang. SI. pekerja dan potensi insani. Apabila pekerja dianggap dan diperlakukan. IV ER. sebagai sumber daya yang siap pakai, kompetensinya akan menjadi faktor kualifIkasi dari pekerja yang bersangkutan. Dalam proses pereknrtan dan. U. N. penempatan pekerja, kualifIkasi pekerja terutama kompetensinya akan diuji kesesuainnya (fit) dengan spesifIkasi pekerjaan yang akan dijabatnya Usaha mencari kesesuaian ini dilakukan berdasarkan prinsip siap pakai untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan pekerjaan jangka pendek. Kompetensi dalam hal ini dianggap sebagai spesifIkasi yang melekat pada diri pekerja sebagai sumber daya. ltulah sebabnya mengapa pekerja dianggap dan diperlakukan sebagai sumber daya oleh manajemen dan disebut sebagai sumber daya manusia untuk membedakannya dari sumber daya lain, seperti sumber daya keuangan, sumber daya mesin dan sumber daya alamo. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(54) 41475.pdf 39. Cakupan pemahaman orang tentang kompetensi itu sangat luas dan bervariasi sehingga tidak jarang terdapat beberapa kontradisksi di dalam pemahaman tersebut. Hartono (2009:432-433) mengemukakan babwa batasan kompetensi yang dipandang sebagai sumber daya yang dimiliki pekeIja dan digunakan dalam proses peneiptaan nilai memiliki eiri sebagai. KA. berikut:. U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. (1) Kompetensi diperoleh seseorang dari lingkungan eksternal dalam rangka pelaksanaan suatu tugas atau pekeIjaan (job related human characteristic) melalui proses belajar mandiri maupun organisasional yang berlangsung seeara formal maupun i!Iformal di lingkungan perusahaan, di lingkungan lembaga pendidikan dan pelatihan, dan di dalam kehidupan profesional maupun sosialnya; (2) Kompetensi berwujud pengetahuan dan keterampilan yang dieari, dipilih secara saksama dan rasional, dan dikuasai seseorang sepanjang kehidupan professional dan sosialnya dalam rangka usaha menjadikan dirinya lebih mampu untuk mengatasi tantangan bisnis dan keIja dengan lebih baik; (3) Kompetensi meneerminkan intelek (informasi dan pengetahuan bermakna) yang mengalir masuk ke dalam diri orang (flowing from the out-side-in) sebagai basil suatu proses belajar berkelanjutan, yang di dalam diri orang tersebut menjelma menjadi intelegensi intelektual yang dapat digunakan untuk mengeIjakan suatu tugas dengan lebih eerdas, efektif dan efisien; (4) Kompetensi digunakan sebagai instrumen untuk meningkatkan ketepatan dan efisiensi keIja serta melipat-gandakan efektivitas keputusan dan tindakan yang diambil dalam rangka peneiptaan nilai; (5) Kompetensi ditumbuh-kembangkan secara maksimal melalui proses belajar dan saling berbagi gagasan, pengetahuan dan informasi yang dijalankan dengan mentalitas berkelimpahan (abundance mentality); (6) Penearian, penguasaan, penggunaan dan pengembangan kompetensi akan berlangsung secara maksimal dalam iklirn intelektual yang berkualitas. Ciri-eiri tersebut memperlihatkan bahwa kompetensi ini bukan. sesuatu yang sudah ada di dalam diri seseorang melainkan merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh orang dari lingkungannya. Potensi insani seseorang perlu diperkaya dengan kompetensi agar pada. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(55) 41475.pdf 40. waktu dikerahkan dapat menghasilkan kinerja yang bemilai lebih tinggi. Dalam pengertian ini, kornpetensi adalah sumber daya atau instrument yang dapat digunakan pekerja untuk rneningkatkan kualitas keputusan dan tindakan yang pada akhirnya dapat rnelipat-gandakan darnpak positif dari keputusan dan tindakan tersebut.. KA. Menurut Moeheriono (2009:15) secara rinci ada lima dimensi. BU. kornpetensi yang hams dirniliki oleh sernua individu dalam suatu organisasi,. TE R. yaitu: (I) task skills, keterampilan untuk rnelaksanakan tugas-tugas rutin sesuai dengan standar di ternpat kerja; (2) task management skills,. TA S. keterampilan untuk mengelola serangkaian tugas yang berbeda dan muncul dalam pekerjaan; (3) contingenq management skills, keterampilan. SI. mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila tirnbul suatu masalah dalam. ER. pekerjaan; (4) job role environment skills, keterampilan untuk bekerjasama. IV. serta rnernelihara kenyamanan lingkungan kerja; dan (5) transfer skills,. U. N. keterarnpilan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. Dimensi kompetensi yang digunakan dalam rnelaksanakan tugas dan. fungsi pada suatu organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta, nampaknya belum dapat dijadikan sebagai dasar dalam rnengukur kornpetensi seseorang, karena selain dimensi kornpetensi yang diusulkan tersebut, rnasih ada dimensi-dirnensi lain yang turut berpengaruh dalam rnengukur kornpetensi individu dalam rnelakukan pekerjaan pada jabatan­ jabatan tertentu, seperti motif, sifat, konsep diri dan pengetahuan. Dalam hubungan ini Spencer (dalarn Moeheriono, 2009:8) rnenyebutkan bahwa Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(56) 41475.pdf 41. kompetensi mempunyai. hubungan sebab akibat (causally related) jika. dikaitkan dengan kineJja seorang karyawan. Disamping itu. kompetensi. yang terdiri atas: motif (motive), sifat (trait), konsep diri (self concept) dan keterampilan (skill), serta pengetahuan (knowledge), diharapkan dapat merilprediksikan perilaku. seseorang sehingga pada akhirnya dapat. KA. memprediksi kineJja orang tersebut. Kompetensi selalu mengandung. BU. maksud dan tujuan tertentu yang merupakan dorongan motif atau sifat (trait) yang menyebabkan suatu tindakan seseorang untuk memperoleh suatu hasil.. TE R. Kajian terhadap pennasalahan penelitian ini menggunakan pula konsep kompetensi aparatur yang merujuk pada konsep kompetensi dari Lembaga. SI TA. S. Administrasi Negara Republik Indonesia (2002:A-4). Sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab aparatur pemerintah pada jenjang eselon II. ER. dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka standar. IV. kompetensi yang perlu dimiliki oleh aparatur pemangkujabatan adalah: (1) paradigma. pembangunan. yang. relevan. dalam. upaya. N. memahami. U. mewujudkan good governance dalam mencapai tujuan berbangsa dan bemegara; (2) memaharni dan menerapkan prinsip-prinsip good governance secara serasi dan terpadu; (3) memahami dan menjelaskan keragaman sosial budaya lingkungan dalam rangka peningkatan citra dan kineJja organisasi; (4) merumuskan kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi dan strategi yang ditetapkan; (5) mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan dan pandangan hidup bangsa menjadi sikap dan perilaku dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; (6) mengaktualisasikan kode etik pegawai negeri sipil dalam meningkatkan profesionalitas, Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(57) 41475.pdf 42. moralitas dan. etos. kerja;. (7). melaksanakan. keseluruhan kegiatan. pengelolaan kebijakan, terrnasuk pelaporan pertanggung-jawabannya; (8) menyiapkan danJatau mengarnbil keputusan dalarn rangka pelaksanaan pengelolaan kebijakan danJatau pelayanan sesuai dengan tanggung jawabnya; serta (9) meningkatkan akuntabilitas dan produktivitas aparatur.. KA. Sebagai elemen penting manajemen publik barn, sistem pengukuran. BU. kinerja di sektor publik masih menjadi thematic issue, artinya tema. TE R. pengukuran kinerja hams dirnunculkan dalarn pikiran para pemegang otoritas publik (Rogers, 1990) dalam Mahrnudi (2007:49). Hal itu. S. disebabkan pengukuran kinerja bukanlah sesuatu yang bersifat netral, akan. SI TA. tetapi memberi darnpak yang besar pada perilaku individu, kelompok dan organisasi. Dalarn hubungan ini Jackson (1995) serta Stewart dan Walsh. ER. (1994) dalarn Mahrnudi (2007:49) menyatakan bahwa pengukuran kinerja. IV. juga bukan merupakan latihan teknokratik sederhana karena kinerja. U. N. merupakan konsep yang dinarnik dan bersifat multidimensional. Menurut Arnstrong (1994) dalarn Dharma (2009:102),. istilah. kompetensi mengacu kepada dirnensi perilaku dari sebuah peran-perilaku yang diperlukan seseorang untuk. dapat melaksanakan pekerjaan. serta. mernuaskan. Sebagairnana didefinisikan oleh Arnstrong dan Murlis (1994) dalarn Dharma (2009: I 02) kompetensi mencakup karakteristik perilaku yang dapat menunjukkan perbedaan mereka yang berkinerja tinggi, yang dalarn konteks ini menyangkut prestasi. Dikatakan lebih lanjut bahwa kompetensi adalah apa yang dibawa oleh seseorang ke dalarn pekerjaannya. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(58) 41475.pdf 43. dalam bentuk jenis dan tingkatan perilaku yang berbeda Ini harus dibedakan dari atribut tertentu (pengetahuan, keahlian dan kepiawaian) yang dibutubkan untuk melaksanakan berbagai tugas yang berhubungan dengan suatu pekerjaan. Kompetensi menentukan aspek-aspek proses dari kinerja suatu pekerjaan. Peran birokrasi publik tidak hanya memberikan pelayanan. KA. kepada masyarakat dalam arti sernpit, tetapi berperan mengelola kebijakan. BU. public, dimna birokrasi publik sangat berperan dalam proses formulasiJ. TE R. pembuatan kebijakan publik, pelaksanaa n dan penegakan serta evaJuasinya Dalam birokrasi publik, apa yang dilakukan oleh pelaksana terdepan. TA S. hanya menjaJankan sebagian kedl dari pelaksanaan kebijakan publik. Peran dalam organisasi publik pada dasamya dilakukan oleh aparatur pemerintah,. SI. yang dalam manajemen kepegawaian disebut sebagai pegawai negeri sipil.. ER. Sedarmayanti (2009:71) menyebutkan bahwa pegawai negeri sipil yang dua hal. IV. melaksanakan berbagai peran dalam negara demokrasi liberal,. N. diantaranya ditekankan secara tradisionaJ, yaitu: (l) mereka memberi saran. U. kepada yang menguji kendali tujuan politik cabang pelaksana pada isi kebijakan; dan (2) mereka dapat pula bertanggung jawab untuk melaksanakannya, dimana pelaksanaan kebijakan dilakukan di semua tingkatan pemerintahan dan termasuk pemberian pelayanan kepada publik.. B. Penelitian-penelitian Terdahulu Pada bagian ini dikemukakan beberapa basil penelitian yang pemah dilakukan sebelumnya, yang mempunyai relevansi dengan rencana penelitian ini. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(59) 41475.pdf 44. dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan. Kajian ini akan difokuskan pada konsep dan teori yang dijadikan sebagai landasan pemikiran dan bagaimana hasil penelitian tersebut dapat mendukung rencana penelitian tesis. ini, termasuk pembuatan kesimpulan dari basil penelitian tersebut. I.. Kasmianto (2002) pemah melakukan penelitian tentang pengembangan. KA. sumber daya manusia (tenaga kependidikan) dalam era otonomi daerah. BU. (model manajemen tenaga kependidikan berbasis kompetensi di Provinsi Riau). Dalam penelitian tersebut ditemukan adanya metode otonomi daerah (disingkat. TE R. pengembangan tenaga kependidikan. MOD-TPd). berbasis. TA S. kompetensi dengan ditemukannya model orde bam, reformasi dan otonomi daerah. Sedangkan untuk pengembangan model tenaga kependidikan. SI. berbasis kompetensi meliputi model bagi guru, kepala sekolah, pengawas. Soemartono (2008) pernah meldukan penelitian tentang irnplementasi. IV. 2.. ER. sekolah dan pejabat birokrasi.. dilakukan. U. yang. N. kebijakan pendidikan di Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Hasil penelitian ditemukan. masih. belurn optirnalnya peran faktor. komunikasi dan sumber daya, khususnya menyangkut aspek peran birokrasi dalam. mengkomunikasikan. program-program. pendidikan. kepada. masyarakat, walaupun keberhasilan program ini bukan hanya ditunjang oleh peran pemerintah tetapi perlu partisipasi masyarakat. Apalagi menyangkut program-program yang bersifat jangka panjang, memerlukan pemahaman lebih mendalam oleh aparat birokrasi dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan layanan pendidikan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

Gambar

Gambar 2.2.  Pengaruh  langsung  dan  tidak  langsung  terhadap
Tabel 4.1.  Jurnlah pegawai  negeri  sipil  di  Kabupaten Kepulauan  Am

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan diagram tersebut dapat diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menyatakan banyak mendapat manfaat dari dampak belajar di UT terhadap kemampuan berkomunikasi

ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS METODE MONTESSORI MATERI PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SD Brigita Ratna

Pada Gambar 10 adalah gambar yang menunjukkan ular mengenai tubuhnya sendiri, dapat terlihat bagian 3 ular terkurung tubuhnya sendiri dan pada bagian 4

tanaman  3aktor-!aktor yang mempengaruhi produksi tanaman  emasaran produk tanaman Men)um%ulkan in+$masi/eks%eimen enugasan pada siswa tentang: 

Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika

Perkembangan pada setiap anak tentunya berbeda-beda dalam masa pertumbuhannya, banyak faktor yang membentuk anak berkembang terutama implikasi dari pendidikan pertama

Tetapi karena kemunculan Putri Merak ternyata lebih penting untuk dibayang-bayangi, maka niat Suto datang kepada Geledek Biru terpaksa ditangguhkan.Penangguhan

Data rendemen, massa jenis, viskositas kinematik, angka penyabunan, angka asam, gliserol total, dan kadar metil ester dianalisa dengan SPSS 13 sehingga ada tidaknya