• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMANTAUAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI TERINTEGRASI PADA PT. XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PEMANTAUAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI TERINTEGRASI PADA PT. XYZ"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PEMANTAUAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI

TERINTEGRASI PADA PT. XYZ

Mukhammad Wildan1) dan Joko Lianto Buliali2)

1, 2)Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi

Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya,60235 ,Indonesia

e-mail : whiledan@gmail.com1)

ABSTRAK

Meningkatnya pengguna layanan selular mengharuskan pihak operator untuk terus menjaga kualitas jaringan yang mereka miliki. Dengan keterbatasan sistem pemantauan yang ada, sulit untuk bisa melakukan pemantauan dengan efektif dan efisien, karena hanya bersifat pasif dan tidak terintegrasi dengan susunan organisasi perusahaan sehingga alarm yang muncul tidak bisa ditangani dengan cepat. Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka peneliti mencoba mengembangkan sistem aktif dan terintegrasi, yang dapat bekerja secara aktif dan terintegrasi dengan susunan organisasi sehingga semua alarm yang ada dapat diketahui dengan cepat dan tepat oleh pihak yang bertanggung jawab. Dalam sistem ini integrasi dilakukan dengan pembuatan basis data yang bisa menyimpan data dari berbagai macam tipe perangkat serta implementasi sistem yang dapat melakukan pengambilan data secara aktif pada perangkat telekomunikasi yang digunakan oleh pihak operator. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi sistem pemantauan terintegrasi yang bisa melakukan pengambilan data secara aktif dan menggabungkan data tersebut dengan struktur organisasi yang ada, yang juga menyelesaikan masalah yang ada di PT. XYZ.

Kata kunci: Integrasi Sistem, Desain Basis Data, Telekomunikasi, Pemantauan

PENDAHULUAN

PT. XYZ adalah sebuah perusahaan penyedia jasa di bidang pemeliharaan perangkat telekomunikasi. Untuk memberikan pelayanan yang baik, PT. XYZ memerlukan sebuah sistem pemantauan akan ketersediaan jaringan yang terintegrasi, yang mengkombinasikan data yang bersifat manual dan otomatis, karena dalam kegiatan operasional sering terjadi data yang kurang akurat, yang diakibatkan kurang terintegrasinya database yang mempengaruhi efisiensi tindakan yang dilakukan oleh petugas lapangan. Saat ini, sistem yang ada terdiri dari sistem yang terpisah-pisah dan sangat sulit untuk diintegrasikan secara total, sistem yang ada tersebu thanya dibuat berdasarkan kebutuhan untuk melakukan pemantauan perangkat yang dibuat oleh perusahaan yang sama,sehingga tidak dapat diintegrasikan dengan perangkat lain. Satu hal yang juga menjadi kendala dengan sistem yang ada sekarang adalah tidak adanya integrasi terhadap struktur organisasi dari perusahaan, yang berakibat setiap kali perusahaan membutuhkan data yang bersifat kepemilikan antara perangkat dan penanggung jawab (karyawan/petugas), harus dilakukan kompilasi secara manual dengan menggunakan aplikasi microsoft excel. Hal lain yang menjadi masalah adalah dengan sistem yang ada hanya bersifat pasif, yang artinya ketika ada jalur fiber optic yang putus dan tidak ada jalur cadangan yang bisa digunakan, maka semua alarm yang terjadi sebelum jalur fiber optic tersebut tersambung kembali, akan hilang dan terlewat dari pemantauan yang mengakibatkan alarm-alarm tersebut

(2)

tidak bisa diketahui dan diatasi dengan cepat. Atas kondisi tersebut, penelitian ini diadakan untuk menyelesaikan beberapa hal sebagai berikut:

 Melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada di PT. XYZsecara mendalam berkenaan dengan perlunya sistem pemantauan yang terintegrasi secara aktif sehingga dapat membuat proses pemantauan keadaan jaringan semakin akurat.

 Membuat desain aplikasi untuk mengintegrasikan data yang bersifat manual yaitu struktur organisasi pada PT. XYZ dan data yang bersifat otomatis yaitu alarm yang didapatkan dari perangkat yang ada serta membuat desain aplikasi untuk melakukan pemantauan kondisi jaringan telekomunikasi pada sebuah operator.

METODE

Secara umum, batasan yang ada pada penelitian sistem pemantauan terintegrasi ini hanya mencakup wilayah RAN (Radio Access Network) seperti ditunjukkan oleh Gambar 1:

Gambar 1 RAN (Radio Access Network) dalam sebuah jaringan telekomunikasi

Gambar 1 menggambarkan topologi perangkat secara umum yang ada pada sebuah operator GSM (2G) dan WCDMA (3G). Pada RAN, berkaitan dengan tujuan pemantauan, ada beberapa perangkat tambahan yang secara fungsi memang dikhususkan untuk tujuan pemantauan seperti ditunjukkan pada gambar 3.2.Gambar 3.2 tersebut juga sekaligus menunjukkan secara umum sistem yang sudah ada pada PT. XYZ :

Gambar 2 Keadaan Sistem Pemantauan Aktual (tidak terintegrasi)

Dari Gambar 2, permasalahan yang ada adalah tidak terintegrasinya sistem pemantauan yang ada dengan struktur organisasi yang ada, sehingga ketika tim yang bertugas

(3)

menerima sebuah alarm dari sistem pemantauan yang ada, mereka harus melakukan pencarian di data manual untuk menentukan siapakah yang harus bekerja untuk mengatasi alarm tersebut. Selain itu, sistem yang bersifat pasif (ditunjukkan oleh tanda panah searah dari OSS ke central OSS), membuat peluang akan alarm yang terlewat tidak dapat dihindari jika terdapat masalah dengan konektifitas OSS ke central OSS. Dengan demikian, penulis mencoba membuat desain sistem yang akan dibuat seperti pada Gambar 3:

Gambar 3 Desain Sistem Terintegrasi

Pada Gambar 3 terlihat bahwa desain sistem pemantauan yang akan dibuat merupakan pelengkap dari sistem yang sudah ada pada Gmbar 2, hanya saja ada 2 buah perbedaan yang cukup penting, yaitu sistem yang akan dibuat memiliki basis data yang berfungsi mengintegrasikan data yang bersifat data manual (sebagai contoh data struktur organisasi perusahaan), dan juga melakukan pemantauan secara aktif (ditunjukkan dengan panah 2 arah antara BSC dari sistem pemantauan terintegrasi).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, PT. XYZ mempunyai stuktur organisasi seperti pada Gambar 4:

Gambar 4 Struktur Organisasi Pada PT. XYZ

Pada Gambar 4, tingkatan supervisor adalah tingkatan dimana kepemilikan site diletakkan, dengan demikian maka seorang supervisor, selain mengepalai beberapa engineer

VP FOC GM FOC 1 Manager  FOP 1 Supervisor  FOP 1 Engineer 1 Engineer 2 Engineer n Supervisor  FOP n Manager  FOP n GM FOC n

(4)

juga bertanggung jawab atas beberapa site. Ketika ada suatu permasalahan, misalkan ada sebuah alarm yang muncul pada sebuah perangkat yang terletak pada sebuah site, pihak yang harus mendapatkan informasi adalah supervisor dan semua engineer yang berada pada supervisor tersebut, hal yang dilakukan oleh tim pemantauan adalah mengirimkan SMS (Short Message Services) kepada semua personel terkait dalam satu supervisor yang sama.

Pada PT. XYZ, digunakan beberapa merek sekaligus, yang artinya sistem perangkat yang ada bersifat heterogen, walaupun demikian pada dasarnya semua perangkat tersebut bekerja berdasarkan protokol/aturan yang sama, sehingga walaupun sebuah perangkat dari merek tertentu bisa berkomunikasi dengan perangkat yang berasal dari merek yang lain. Dalam penelitian ini, ada beberapa tipe perangkat khusus yang akan dibahas dan dipelajari yang terdapat pada Tabel 1:

Tabel 1 Daftar Perangkat yang Digunakan

Merek-Tipe Detail BSC Ericsson APG

40/41/43

APG 40/41/43 adalah sebuah perangkat BSC yang didesain dan diproduksi oleh Ericsson, sebuah perusahaan telekomunikasi asal Swedia, seiring perkembangannya (versi 40 ke 41 dan 41 ke 43) dapat kita temukan perbedaan yaitu perubahan modul elektronika yang digunakan, walaupun sebenarnya protokol yang digunakan didalamnya tetap sama.

Ericsson RNC 3810 RNC 3810/3820 adalah perangkat yang dibuat oleh Ericsson untuk teknologi 3G

(Third Generation), dimana pada era teknologi ini dimungkinkan komunikasi

berupa panggilan video.

Huawei BSC6000 Perangkat yang dibuat oleh Huawei, perusahaan asal Cina yang berfungsi untuk mengoordinasikan BTS yang ada dibawahnya.

Huawei BSC6900 Perangkat yang dibuat oleh Huawei, fungisnya sama dengan BSC6000, hanya saya untuk tipe BSC6900 adalah perangkat yang dikhususkan untuk teknologi 3G. Pada tahap pengambilan data diimplementasikan cara untuk mengambil data secara otomatis dari perangkat melalui sebuah aplikasi yang dibuat. Pada penelitian ini perankgat yang dimaksud adalah BSC dan RNC yang terlihat padaGgambar 5:

Gambar 5 BSC dan RNC pada RAN (Radio Access Network) telekomunikasi

Fungsi dasar yang merupakan “jembatan” menuju perangkat adalah sebuah paket TCP/IP yang menginisialisasi terbentuknya sebuah koneksi soket antara komputer yang digunakan dengan perangkat telekomunikasi yang akan diambil datanya. Potongan dari kode program untuk membuka sebuah koneksi soket adalah sebagai berikut :

Socket control = new Socket();

(5)

Pada kode diatas yang dilakukan adalah membuat sebuah obyek bertipe Socket, kemudian membuka koneksi dengan tujuan port 23 pada IP 10.31.10.23, parameter terakhir adalah parameter angka untuk menentukan seberapa lama waktu yang diperbolehkan untuk mencoba melakukan inisialisasi koneksi, jika waktu yang digunakan melebihi parameter tersebut, maka akan terjadi timeout yang berarti koneksi gagal dilakukan.

Langkah selanjutnya setelah koneksi socket tersedia, aplikasi akan mengirim beberapa perintah yang bersesuaian dengan tipe obyek yang akan diambil. Untuk kebutuhan ini dalam aplikasi perlu didefinisikan beberapa perintah yang akan digunakan seperti pada contoh kode dibawah ini :

Perintah-perintah tersebut kemudian dikirimkan melalui koneksi soket yang sudah terjalin, kemudian setelah aplikasi mendapat respon dari perangkat, hasil tersebut harus ditampung terlebih dahulu pada sebuah variable bertipe String untuk kemudian diproses dengan menguraikan data tersebut untuk menemukan informasi didalamnya.

Tahap selanjutnya adalah melakukan penguraian terhadap data yang sudah didapat, penguraian yang dimaksud dilakukan dengan pemrosesan kata, dengan melihat pola data awal kemudian melakukan perulangan dan pencarian data dengan pola yang sudah didefinisikan. Dalam kebutuhan ini digunakan obyek Runnable dari bahasa pemrograman JAVA untuk melakukan komputasi secara paralel, oleh karena itu ada penyesuaian yang harus dilakukan terhadap sistem yang sudah dibuat melalui proses generalisasi fungsi-fungsi yang ada didalamnya, fungsi-fungsi tersebut meliputi :

connectToHost(), disconnectFromHost(), sendCommand(), parseResult(), dan insertToDatabase() Fungsi-fungsi yang sudah digeneralisasi tersebut kemudian dibentuk dalam sebuah class bertipe interface sehingga dihasilkan kode sebagai berikut :

Fungsi yang sudah dihasilkan tersebut selanjutnya akan diimplementasikan secara spesifik terhadap masing-masing class untuk tipe perangkat yang ada.

public interface Dumper{

public void connectToHost(); public void disconnectFromHost (); public void sendCommand (); public void parseResult (); public void insertToDatabase (); }

/* variable untuk menampung hasil perintah rxmopTg */ public String cmdrxmopTGResult = null;

/* variable untuk menampung hasil perintah rxtcp */ public String cmdrxtcpResult = null;

/* variable untuk menampung hasil perintah allip */ public String cmdallipaResult= null;

/* perintah untuk mengambil daftar BTS pada BSC APG 40 */

cRxmop = new DumperCommand("rxmop:moty=rxotg;", ER_APG40_MML_PROMPT); /* perintah untuk mengambil daftar Cell pada BSC APG40 */

cRxtcp = new DumperCommand("rxtcp:moty=rxotg;", ER_APG40_MML_PROMPT); /* perintah untuk mengambil alarm aktif pada BSC APG40 */

(6)

Sistem yang sudah dibuat kemudian diuji untuk membuktikan apakah aplikasi sudah berhasil melakukan pengambilan data secara paralel ke beberapa perangkat dalam waktu yang sama. Dalam pengujian ini aplikasi yang sudah dibuat dijalankan pada server aplikasi yang sudah disediakan dengan menggunakan media console yang disediakan oleh sistem operasi linux. Dari hasil aplikasi yang dijalankan, didapatkan keluaran sebagai berikut :

Dari hasil eksekusi program diatas, dapat dilihat bahwa aplikasi “dumper” yang dibuat menjalankan dua buah proses anak (child process) yang menghasilkan eksekusi program yang cepat dan tidak perlu menunggu sebuah proses sampai dengan selesai. Pada keluaran tersebut juga bisa dilihat bahwa dua buah perangkat yang diambil datanya adalah perangkat yang berbeda jenis (Ericsson APG40 dan Huawei BSC6000), hal itu dimungkinkan oleh implementasi interface yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu mekanisme untuk melakukan generalisasi fungsi umum yang dilakukan pada obyek yang berbeda tipe/jenis.

Pengujian selanjutnya dilakukan dengan membandingkan data alarm antara hasil aplikasi dengan data history yang ada pada perangkat. Pada Gambar 6 dan Gambar 7 terlihat bahwa data alarm yang dihasilkan sama dengan data history yang ada pada perangkat, yang menunjukkan bahwa aplikasi sudah berhasil mengambil data dengan benar.

Gambar 6 Data Alarm Hasil Aplikasi

Gambar 7 Data Alarm History Perangkat

[BSBY8][ERAPG40] (Mon Jul 01 18:04:22 WIT 2013) : Executing “allip;”

[BSBY10][BSC6000] (Mon Jul 01 18:04:22 WIT 2013) : Executing “lstalmaf:cnt=1000”; [BSBY10][BSC6000] (Mon Jul 01 18:04:23 WIT 2013) : parsing result();

[BSBY10][BSC6000] (Mon Jul 01 18:04:25 WIT 2013) : parsing result done(); [BSBY8][ERAPG40] (Mon Jul 01 18:04:25 WIT 2013) : parsing result(); [BSBY8][ERAPG40] (Mon Jul 01 18:04:28 WIT 2013) : parsing result done(); ==========DUMPING & PARSING 2 NE FINISHED===========

(7)

Pengujian selanjutnya adalah pengujian untuk menampilkan data dari alarm yang sedang aktif yang terdapat pada basis data. Alarm – alarm tersebut diambil oleh “dumper” dari perangkat BSC/RNC yang berlainan tipe.

Gambar 8 Tampilan Website

Pada Gambar 8 terlihat bahwa data alarm yang ada pada basis data berhasil ditampikan sesuai dengan desain yang telah dibuat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan, implementasi, dan pengujian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dihasilkan dapat mengatasi masalah yang ada PT. XYZ. Dengan sistem yang sudah dibuat, petugas pemantauan dapat dengan mudah melakukan eskalasi kepada pihak yang tepat tanpa harus melakukan pencarian secara manual pada dokumen yang berisi daftar pihak yang mempunyai tanggung jawab terhadap sebuah site. Selain itu, sistem yang sudah dibuat juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketika terjadi masalah pada jalur pemantauan yang bisa disebabkan karena putusnya jalur serat kaca (fiber optic) yang digunakan.

Sistem yang sudah dibuat merupakan sistem yang sangat mungkin untuk dikembangkan dengan mengedepankan unsur kegunaan dan reliabilitas dalam melakukan pemantauan, maka dari itu penulis menyarankan agar sistem ini bisa dikembangkan ke arah aplikasi mobile yang tentunya akan memberikan kemudahan dalam pengaksesan, selain itu juga fitur tambahan seperti fitur untuk melakukan pengecekan kondisi perangkat secara real time akan sangat bermanfaat khususnya bagi petugas yang bekerja di lapangan, karena pengguna aplikasi akan bisa dengan aktif melakukan pemantauan tanpa harus bergantung kepada tim yang berada di kantor.

DAFTAR PUSTAKA

Rogers, E. M. 1986. Communication technology: The new media in society. New York: Free Press

Sommerville, Ian. 2011. Software Engineering. 9th. Pearson Ericsson AB. 2003. ALEX Library for BSC APG40.

Gambar

Gambar 1 menggambarkan topologi perangkat secara umum yang ada pada sebuah  operator GSM (2G) dan WCDMA (3G)
Gambar 3 Desain Sistem Terintegrasi
Gambar 5 BSC dan RNC pada RAN (Radio Access Network) telekomunikasi
Gambar 6 Data Alarm Hasil Aplikasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengetahui bahwa efisiensi otak akan bertambah apabila secara sadar individu menggunakan otak kanan dan otak kiri secara bersamaan, maka pengetahuan akan

Individu yang memiliki efikasi diri tinggi menganggap kegagalan sebagai akibat dari kurangnya usaha yang keras, pengetahuan dan keterampilan. Individu yang memiliki efikasi

pengamatan terhadap aktivitas fagositik pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa pemberian bakterin pada benih ikan kerapu bebek melalui pakan (oral) dan perendaman

YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN TAMBAHAN MENURUT UNIT KERJA TRENDS IN NUMBER OF ADMINISTRATIVE STAFF PARTICIPATING IN. ADDITIONAL TRAINING BY UNIT TAHUN /

calon pengguna Email Polri untuk personel dan satuan kerja di tingkat Mabes Polri mengajukan surat permohonan kepada Kadiv TIK Polri melalui Karotekinfo

Dari (Tabel 3), Pengaruh pemberian mulsa jerami terhadap jumlah daun (helai) pada umur 14 hst yang tertinggi terdapat pada perlakuan M 1 sebesar 10,88 helai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wawasan pegawai bank berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan BNI Syariah Cabang Kediri, skill pegawai bank berpengaruh tidak