PUSAT ASESMEN DAN PEMBELAJARAN
ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM DAN
IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
DAMPAK INDUSTRI 4.0
DISRUPSI PEKERJAAN
Pekerjaan yang bersifat manual dan rutin dapat digantikan oleh mesin (otomasi)
Pekerjaan yang membutuhkan kemampuan
bernalar dan interpersonal merupakan pekerjaan yang tidak banyak terdampak otomasi.
Permintaan pekerja dengan ketrampilan high
order skills
permintaan tenaga kerja untuk pekerjaan non rutin yang membutuhkan kemampuan
interpersonal dan analitis semakin meningkat
tren penurunan permintaan tenaga kerja untuk
Hasil PISA membuktikan kurang memadainya hasil belajar
pendidikan dasar dan menengah
Peserta PISA 1995 – 2020, Hasil Main Survey 2018 menunjukkan
o Membaca masih 70% di bawah kompetensi minimum
o Matematika masih 71% di bawah kompetensi minimum
o Sains masih 60 % di bawah kompetensi minimum
Konsisten sebagai
negara dengan peringkat hasil PISA terendah
dengan
skor PISA stagnan
selama 10 -15 tahun ke belakang, walau
selisih skor dengan rata- rata skor OECD
sudah sedikit meningkat
Kondisi emosi siswa :41% siswa mengalami perundungan
Mereka merasa sedih merasa sedih, ketakutan, dan kurang puas dengan hidupnya.
Mereka juga memiliki kecenderungan membolos sekolah
29% siswa Indonesia setuju bahwa
kepandaian adalah sesuatu yang bisa berubah banyak
Mereka lebih rendah dalam mengekspresikan
ketakutan terhadap kegagalan, lebih
termotivasi dan ambisius, menjadikan
50+25 =….
Petani A memanen 50 butir jeruk sedangkan petani B memanen 25 butir jeruk. Berapakah jumlah seluruh jeruk yang dipanen? Ali menggunakan kalkulator untuk menjumlahkan 50+25, namun ia salah memencet angka 25 menjadi 35. Apakah yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil penjumlahan yang seharusnya? Badu menggunakan kalkulator miliknya untuk menjumlahkan angka 50 + 25. Tetapi tombol 5 pada
kalkulator Badu rusak, bilangan apa sajakah yang dapat digunakan Badu untuk
memproleh hasil yang sama dengan 50+25?
Badu menggunakan kalkulator miliknya untuk menjumlahkan angka 50 + 25. Tetapi tombol 5 pada kalkulator Badu rusak. Badu bermaksud meminjam kalkulator Ali. Ali mengatakan bahwa Badu tetap dapat
menggunakan kalkulator rusak miliknya.
Apakah Ali benar? Jelaskan alasanmu!
Level kognitif semakin tinggi,
Membuat keputusan yang lebih kompleks
Asesmen Nasional mendorong guru untuk mengembangkan kompetensi kognitif
yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh
Mengapa mengukur literasi dan numerasi? Mengapa juga mengukur karakter?
7
● Literasi membaca dan numerasi adalah dua kompetensi minimum bagi murid untuk bisa belajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada masyarakat.
● Menurut studi nasional dan internasional, tingkat literasi murid Indonesia masih rendah.
● Pendidikan bertujuan mengembangkan
potensi murid secara utuh.
● Asesmen nasional mendorong
mengembangkan sikap, nilai (values), dan
perilaku yang mencirikan Pelajar Pancasila.
Agar berdampak positif, hasil asesmen perlu ditindaklanjuti.
● Hasil Asesmen Nasional perlu digunakan untuk diagnosis
masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.
Materi diskusi rapat koordinasi Asesmen Nasional (06.10.2020)
ASESMEN NASIONAL 2021 ADALAH PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN PADA SELURUH
SEKOLAH, MADRASAH, DAN PROGRAM KESETARAAN JENJANG DASAR DAN
MENENGAH.
Asesmen Kompetensi Minimum
Mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif
Survei Lingkungan Belajar
Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran Survei Karakter
Mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar non-kognitif
Mutu diukur menggunakan 3 instrumen.
Murid/warga belajar
● Untuk persekolahan peserta adalah sampel siswa Kelas 5, 8, dan 11 (dipilih secara acak)
● Untuk pendidikan kesetaraan peserta adalah warga belajar kelas 6, 9, 12 yang memerlukan
● Setiap peserta mengerjakan AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Guru
Semua guru mengerjakan Survei Lingkungan Belajar secara mandiri.
Kepala Satuan Pendidikan
Semua kepala satuan pendidikan mengerjakan Survei Lingkungan Belajar secara mandiri.
HASIL ASESMEN NASIONAL 2021 DIGUNAKAN SEBAGAI PEMETAAN AWAL (
BASELINE
)
MUTU SISTEM
●
Hasil Asesmen Nasional 2021 tidak digunakan untuk menilai prestasi murid ataupun kinerja guru
dan sekolah.
●
Laporan hasil Asesmen Nasional 2021 diberikan kepada guru dan sekolah sebagai alat untuk
melakukan evaluasi diri dan perbaikan pembelajaran.
●
Murid, orangtua, guru, dan sekolah tidak perlu cemas dan tidak perlu melakukan persiapan
khusus untuk menghadapi Asesmen Nasional.
PEMETAAN MUTU SISTEM PENDIDIKAN
Materi diskusi rapat koordinasi Asesmen Nasional (06.10.2020)
PELAKSANAAN ASESMEN NASIONAL DIKOORDINASI OLEH KEMENDIKBUD
BEKERJA SAMA DENGAN DINAS PENDIDIKAN DAN KANWIL DAN KANTOR
KEMENAG.
●
Asesmen Nasional dilaksanakan
menggunakan komputer dan secara
daring
●
Murid mengerjakan pada sesi dengan
jadwal yang ditentukan dan dengan
diawasi.
●
Guru dan kepala satuan pendidikan
mengerjakan survei secara mandiri
dengan periode waktu yang cukup
panjang.
●
Pemetaan dan penyiapan komputer dan
sarana pendukung.
●
Pemetaaan sekolah secara spasial untuk
sharing resources
.
●
Penyiapan teknisi TIK terutama untuk
jenjang SD.
Hari ke-1
Jenjang
Hari ke-2
SD/MI
•
tes literasi 75 menit
•
tes numerasi 75 menit
•
survey karakter 20 menit
•
survey lingkungan belajar 20 menit
SMP/MTs
SMA/MA
SMK
•
tes literasi 90 menit
•
tes numerasi 90 menit
•
survey karakter 30 menit
•
survey lingkungan belajar 30 menit
Rancangan Jadwal Pelaksanaan
Asesmen Nasional
(
AKM, Survei Karakter, Survei Lingkungan Belajar)
AKM Nasional AKM Kelas
Berfungsi untuk mengevaluasi kualitas sistem pendidikan
Sampel peserta didik kelas 5, 8, dan 11 ditentukan oleh Kemdikbud
Pelaksanaan terstandar oleh Pusat
Fungsi formatif untuk memahami hasil belajar individu peserta didik
Peserta didik kelas 2-12 sesuai kebutuhan diagnosa guru
Pelaksanaan oleh guru di kelas
Pemerintah Menyediakan AKM Kelas untuk Membantu Guru
Melakukan Diagnosa di Level Individu Murid
13
AKM Nasional tidak melaporkan di tingkat individu murid. Diagnosa hasil belajar setiap murid dapat didiagnosa oleh guru menggunakan AKM Kelas.
Hasil AKM Kelas digunakan untuk merancang pembelajaran yang menyesuaikan tingkat kompetensi murid (teaching at the right level)
Literasi Membaca
Kemampuan untuk memahami,
menggunakan, mengevaluasi,
merefleksikan berbagai jenis teks
untuk menyelesaikan masalah dan
mengembangkan kapasitas individu
sebagai warga Indonesia dan warga
dunia agar dapat berkontribusi secara
produktif kepada masyarakat.
Numerasi
Kemampuan berpikir
menggunakan konsep, prosedur,
fakta, dan alat matematika
untuk menyelesaikan masalah
sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk
individu sebagai warga negara
Indonesia dan dunia.
TUJUAN AKM
¡
Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi mengetahui capaian murid terhadap kompetensi
yang diharapkan
¡
Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan
kualitas belajar-mengajar
¡
Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi murid.
¡Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun
strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian murid.
¡
“Teaching at the right level”
dapat diterapkan, merancang pembelajaran dengan memperhatikan
tingkat capaian murid akan memudahkan murid menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan
pada suatu mata pelajaran
KOMPONEN AKM
Literasi Membaca
Konten Teks Informasi Teks Sastra Proses kognitif Menemukan informasiInterpretasi dan integrasi Evaluasi dan Refleksi
Konteks Personal Sosial budaya Saintifik
Numerasi
Konten Bilangan Pengukuran dan GeometriData dan Ketidakpastian Aljabar Proses kognitif Pemahaman Aplikasi Penalaran Konteks Personal Sosial budaya Saintifik
Objektif
Pilihan Ganda (hanya 1 jawaban
benar)
Pilihan Ganda kompleks
(jawaban benar lebih dari 1)
Menjodohkan
Isian Singkat (angka,
nama/benda yang sudah fixed)
Non- Objektif (essay)
Bentuk Soal
KOMPONEN AKM
Literasi Membaca Numerasi
Konten Teks informasi, teks yang bertujuan untuk memberikan fakta, data, dan informasi dalam rangka pengembangan wawasan serta ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah.
Bilangan, meliputi representasi, sifat urutan,
dan operasi beragam jenis bilangan (cacah, bulat, pecahan, desimal).
Teks Sastra, teks yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman mendapatkan hiburan, menikmati cerita, dan melakukan perenungan kepada pembaca.
Pengukuran dan geometri, meliputi mengenal bangun datar hingga menggunakan volume dan luas
permukaan dalam kehidupan sehari-hari.
Juga menilai pemahaman peserta didik tentang pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan
debit, serta satuan luas menggunakan satuan baku.
Data dan ketidakpastian, meliputi pemahaman, interpretasi serta penyajian data maupun peluang
Aljabar, meliputi persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan proporsi.
PROSES KOGNITIF
Literasi Membaca
Numerasi
Menemukan informasi, mencari, mengakses
serta menemukan informasi tersurat dari wacana
Pemahaman, memahami fakta, prosedur serta
alat matematika.
Interpretasi dan integrasi, memahami informasi
tersurat maupun tersirat, memadukan
interpretasi antar bagian teks untuk
menghasilkan inferensi.
Penerapan, mampu menerapkan konsep
matematika dalam situasi nyata yang bersifat
rutin.
Evaluasi dan refleksi, menilai kredibilitas,
kesesuaian maupun keterpercayaan teks serta
mampu mengaitkan isi teks dengan hal lain di
luar teks.
Penalaran, bernalar dengan konsep matematika
untuk menyelesaikan masalah bersifat non rutin.
KONTEKS
Literasi Membaca dan Numerasi
Personal,
berkaitan dengan
kepentingan diri secara pribadi.
contoh:
hobi, cita-cita, peristiwa atau
pengalaman pribadinya, memilih
/menentukan gaya hidup, pekerjaan
/profesi, dan lain-lain yang bersifat
personal (individual)
.
Sosial Budaya
, berkaitan dengan
kepentingan antarindividu, budaya
dan isu kemasyarakatan
contoh:
mengenai informasi kondisi kultural
suatu masyarakat atau suatu bangsa.
Saintifik
, berkaitan dengan isu,
aktivitas, serta fakta ilmiah baik
yang telah dilakukan maupun
futuristic
.
contoh:
ilmu ruang angkasa, ilmu
medis/obat-obatan, kandungan gizi, ilmu
fisika, cuaca/iklim, gejala alam, ilmu
biologi, dan lain-lain yang terkait dengan
ilmiah dan teknologi
CONTOH SOAL AKM
LITERASI MEMBACA
JENIS TEKS INFORMASI,
KONTEKS SAINTIFIK
¡ Isi wacana memberikan contoh penelitian ilmiah sederhana
beserta catatan penting dalam melakukan penelitian.
¡ Siswa dengan literasi membaca yang baik tidak hanya paham
dengan isi wacana, namun juga mampu merefleksi isi
wacana tersebut untuk mengenali langkah penelitian ilmiah yang benar.
¡ Soal-soal literasi membaca konteks SAINTIFIK pada contoh
diharapkan mampu menumbuhkan “scientific thinking” tentang prosedur penelitian ilmiah
CONTOH SOAL AKM LITERASI MEMBACA
JENIS TEKS INFORMASI, KONTEKS SAINTIFIK
CONTOH SOAL AKM LITERASI MEMBACA
JENIS TEKS INFORMASI, KONTEKS SAINTIFIK
Teks menyajikan beragam contoh perilaku sistematis dalam penelitian ilmiah dan saran mencatat prosedur penelitian.
Murid diukur kemampuan menginterpretasi serta mengintegrasikan beragam contoh perilaku
sistematis tersebut serta mengidentifikasi manfaat pencatatan prosedur.
CONTOH SOAL AKM LITERASI MEMBACA
JENIS TEKS INFORMASI, KONTEKS SAINTIFIK
Teks menyajikan contoh-contoh
pentingnya memastikan kondisi yang sama antara obyek percobaan
tanaman A dengan tanaman B, baik jenis tanaman maupun umur tanaman. Soal menyajikan kasus lain tentang media tanaman yang berbeda. Siswa diukur kemampuannya merefleksikan isi wacana untuk menjustifikasi
kebenaran sebuah simpulan penelitian.
Contoh Soal AKM Numerasi
24
Siswa memiliki kompetensi untuk menyajikan data dalam beragam bentuk,
menginterpretasi data, selain itu siswa dituntut mampu bernalar terhadap
informasi yang dimiliki untuk memberikan sebuah justifikasi.
25 Asesmen Nasional
Contoh Soal AKM Numerasi
PELAPORAN HASIL AKM
¡
Hasil AKM dilaporkan dalam empat kelompok yang menggambarkan tingkat
kompetensi yang berbeda.
¡
Urutan tingkat kompetensi dari yang paling kurang:
1) Perlu Intervensi Khusus,
2) Dasar,
3) Cakap,
4) Mahir.
Tingkat Kompetensi Literasi Membaca
Perlu Intervensi Khusus
Murid belum mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks ataupun
membuat interpretasi sederhana.
Dasar
Murid mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks serta membuat
interpretasi sederhana.
Cakap
Murid mampu membuat interpretasi dari informasi implisit yang ada dalam teks; mampu membuat
simpulan dari hasil integrasi beberapa informasi dalam suatu teks
Mahir
Murid mampu mengintegrasikan beberapa informasi lintas teks; mengevaluasi isi, kualitas, cara
penulisan suatu teks, dan bersikap reflektif terhadap isi teks
Tingkat Kompetensi Numerasi
Perlu Intervensi Khusus
Murid hanya memiliki pengetahuan matematika yang terbatas. Murid menunjukkan penguasaan konsep yang parsial dan keterampilan komputasi yang terbatas
.
Dasar
Murid memiliki keterampilan dasar matematika: komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung, konsep dasar terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan masalah matematika sederhana yang rutin.
.
Cakap
Murid mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki dalam konteks yang lebih beragam
Mahir
Murid mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah kompleks serta nonrutin berdasarkan konsep matematika yang dimilikinya.
PEMANFAATAN HASIL AKM
¡
AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun
pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran
mata pelajaran.
¡
Pelaporan tingkat kompetensi dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran
untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
DISAJIKAN BACAAN BERISI MATERI BARU MENGENAI KOPERASI: MENJELASKAN
DEFINISI, FUNGSI, MANFAAT DAN BERAGAM CONTOH BAIK.
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
GURU FISIKA MELAKUKAN AKTIVITAS PERCOBAAN DAN MURID AKAN MELAKUKAN
PENCATATAN DATA, PENYAJIAN DATA, MELAKUKAN INTERPRETASI SERTA MENARIK
KESIMPULAN HASIL PERCOBAAN
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus memiliki penguasaan konsep matematika yang sangat minimal. Murid ini perlu didampingi mulai dari pencatatan data serta dilakukan diskusi untuk memvalidasi hasil pencatatan data. Diskusi dapat dilakukan dengan teman yang kompetensi numerasinya cakap ataupun mahir.
2. Murid di tingkat Dasar sudah menguasai konsep dasar, namun masih kesulitan untuk menerapkan dalam situasi yang relevan. Murid perlu diberi contoh cara menyajikan data atau menuangkan data hasil catatannya ke dalam bentuk penyajian yang tepat dan akurat. Interpretasi holistik mengenai data sebelum menarik kesimpulan dilakukan dalam diskusi bersama.
3. Murid di tingkat Cakap sudah memahami konsep dan mampu menerapkan konsepnya, namun perlu diasah kemampuan bernalarnya untuk mengetahui adanya kesalahan pada data atau anomali data. Murid dapat ditugaskan untuk membandingkan datanya dengan data kelompok lainnya kemudian membuat simpulan umum hasil penelitian dalam satu kelas. Murid dibimbing dalam menjustifikasi data yang sifatnya anomaly
4. Murid di tingkat Mahir mampu menerapkan konsep matematika yang dimiliki dalam beragam konteks serta bernalar untuk
menyelesaikan masalah. Murid ini dapat ditugaskan untuk membandingkan data dirinya, data kelompok lainnya dan data dari sumber lainnya (misal, jurnal ilmiah yang relevan) kemudian membuat generalisasi hasil percobaan yang dilakukan dengan menganalisis
PELAJARAN KETERAMPILAN: PRAKTEK MEMASAK CIRENG, GURU MEMBERIKAN TEKS RESEP
CARA MEMBUAT CIRENG
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus masih kesulitan untuk memahami resep secara utuh. Murid diasah kemampuan literasi membacanya tidak hanya dengan membuat cireng, namun juga membuat catatan
singkat/rangkuman sederhana mengenai cara membuat cireng berdasarkan resep dari guru
2. Murid di tingkat Dasar sudah mampu memahami resep, namun belum memiliki pemahaman yang komprehensif. Murid pada tingkat ini selain membuat cireng dapat ditugaskan membuat catatan singkat/ rangkuman cara
membuat cireng yang disertai dengan penanda bagian penting atau bagian yang dapat dimodifikasi pada saat membuat cireng.
3. Murid di tingkat Cakap sudah memahami secara komprehensif isi resep, namun belum mampu merefleksi dan mengevaluasi. Murid dapat diberi kebebasan untuk memodifikasi resep/cara membuat cireng, kemudian
ditugaskan untuk membuat laporan perbandingan antara cara membuat cireng dengan resep hasil modifikasi dan resep dari guru.
4. Murid di tingkat Mahir sudah mampu mengevaluasi dan merefleksi resep guru. Murid di tingkat ini sebelum membuat cireng ditugaskan untuk mencari resep cireng lainnya, membandingkan resep-resep, kemudian memutuskan langkah-langkah pembuatan cireng yang akan dijadikan resep untuk dipraktikkan. Hasil telaah beberapa resep tersebut dilaporkan beserta alasan pengambilan keputusan dalam membuat cireng.
GURU OLAHRAGA MEMBERIKAN TEKS MENGENAI ATURAN PENENTUAN PEMENANG
1.
Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus diberi beberapa contoh hasil pertandingan yang lengkap.
Murid diminta menjabarkan nilai setiap tim dalam satu grup dan menentukan pemenangnya.
2.
Murid di tingkat Dasar diberi contoh hasil pertandingan satu grup yang rumpang dan kondisi
pemenang. Murid diminta menjabarkan kemungkinan hasil pertandingan yang rumpang tersebut.
3.
Murid di tingkat Cakap diberi hasil pertandingan dua grup yang rumpang serta kondisi pertandingan
babak selanjutnya. Murid diminta menjabarkan kemungkinan hasil pertandingan yang rumpang.
4.
Murid di tingkat Mahir diminta mengestimasi kemungkinan pemenang di babak selanjutnya
The image part with relationship ID rId2 was not found in the file.
The image part with relationship ID rId2 was not found in the file.