Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 st1\:*{behavior:url(#ieooui) } /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;}
PROSEDUR PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN
Pencegahan
dan penangkalan pada hakekatnya merupakan upaya pembatasan terhadap Hak Azasi manusia, karena bertentangan dengan prinsip internasional bahwa setiap orang
berhak untuk melakukan perjalanan keluar maupun masuk kewilayah suatu Negara. Bahwa karena alasan-alasan tertentu
dan untuk jangka waktu tertentu Warga Negara Republik Indonesia dapat dicegah keluar negeri dan dapat ditangkal masuk wilayah RI. Untuk WNI berlaku prinsip bahwa
setiap WNI berhak keluar atau masuk wilayah RI, sedangkan untuk orang asing menganut prinsip " selective policy" yaitu kebijakan yang didasarkan pada prinsip yang bersifak selektif.
Pencegahan
adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang - orang tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia
berdasarkan alasan tertentu. Sedangkan Penangkalan adalah larangan yang
bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Serta Pengusiran atau deportasi adalah tindakan mengeluarkan orang asing dari wilayah Indonesia karena keberadaannya tidak dikehendaki.
Adapun
dasar hukum cekal antara lain :
• Undang-undang Nomor 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian
pada pasal 11, pasal 13 dan pasal 15.
• Undang-undang
Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI pasal 16 huruf J.
• Undang-undang
Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksan RI pasal 35 huruf f.
• Peraturan
Yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pencegahan sebagaimana diatur dalam pasal 11 Undang-undang Nomor 9 tahun 1992 tentang keimigrasian, dilakukan oleh :
• Menteri
hukum dan Hak Azasi manusia, sepanjang menyangkut urusan yang bersifat keimigrasian.
• Menteri
keuangan, sepanjang menyangkut urusan piutang negara.
• Jaksa
Agung sepanjang menyangkut pelaksanaan ketentuan pasal 32 huruf g Undang-undang Nomor 5 tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
• Panglima
Angkatan Bersenjata RI sepanjang menyangkut pemeliharaan dan penegakan keamanan dan pertahanan negara sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 20 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertahanan keamanan negara RI, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 1 tahun 1988.
Wewenang dan tanggung jawab penangkalan terhadap orang asing sebagaimana diatur pada pasal 15 Undang-undang Nomor 9 tahun 1992 tentang keimigrasian, dilakukan oleh :
• Menteri
hukum dan Hak Azasi manusia, sepanjang menyangkut urusan yang bersifat keimigrasian.
• Jaksa
Agung, sepanjang menyangkut pelaksanaan ketentuan pasal 32 huruf g Undang-undang nomor 5 tahun 1991 tentang Kejaksaan RI.
• Panglima
Angkatan Bersenjata RI sepanjang menyangkut pemeliharaan dan penegakan keamanan dan pertahanan negara sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
nomor 20 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertahanan keamanan negara RI, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 1 tahun 1988.
Wewenang dan tanggung jawab penangkalan terhadap Warga Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam pasal 16 Undang-undang Nomor 9 tahun 1992, bahwa wewenang dan tanggung jawab penangkalan terhadap Warga Negara Indonesia dilakukan oleh sebuah Tim yang dipimpin oleh menteri dan anggotanya terdiri dari unsur - unsur :
• Markas
Besar Angkatan Bersenjata RI.
• Kejaksaan Agung RI. • Departemen luar negeri. • Departemen dalam negeri. • Badan
Koordinasi bantuan pemantapan stabilitas nasional.
• Badan
koordinasi intelijen negara.
Penangkalan terhadap orang asing ( WNA ) dilakukan karena beberapa hal sesuai yang diatur dalam pasal 17 Undang-undang Nomor 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian :
• Diketahui
• Pada saat
berada dinegaranya sendiri atau dinegara lain bersikap bermusuhan terhadap pemerintah Indonesia atau melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik bangsa dan negara Indonesia.
• Diduga
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kemanan dan ketertiban umum, kesusilaan, adat dan kebiasaan masyarakat Indonesia.
• Atas
permintaan suatau negara, orang asing yang berusaha menghindarkan diri dari ancaman dan pelaksanaan hukuman di negara tersebut karena melakukan kejahatan yang juga diancam pidana menurut hukum yang berlaku di
Indonesia.
• Pernah
diusir atau dideportasi dari wilayah Indonesia.
• Alasan-alasan
lain yang berkaitan dengan keimigrasian yang diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah RI.
Penangkalan terhadap Warga Negara Indonesia ( WNI ) sebagaimana diatur dalam pasal 18 Undang-undang Nomor 9 tahun 1992 ,dilakukan karena :
• Telah lama
meninggalkan Indonesia atau tinggal menetap atau telah menjadi penduduk suatu negara lain dan melakukan tindakan atau bersikap bermusuhan terhadap negara atau pemerintah RI.
• Apabila
masuk wilayah Indonesia dapat mengganggu jalannya pembangunan, menimbulkan perpecahan bangsa, atau dapat mengganggu stabilitas nasional.
• Apabila
Kewenangan Polri dalam pencegahan dan penangkalan sebagaimana tertuang dalam pasal 16 huruf j Undang-undang
Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI ;
Dengan cara mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat Imigrasi yang berwenang ditempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana. Dalam penjelasan huruf j dijelaskan bahwa pejabat kepolisian negara RI yang dapat mengajukan permintaan cegah tangkal dalam keadaan mendesak atau mendadak paling rendah setingkat kepa kepolisian resort, selanjutnya paling
lambat dua puluh hari harus dikukuhkan oleh keputusan Kapolri.
Bahwa untuk jangka waktu pencegahan sebagaimana diatur dalam pasal 6 (2) Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1994 tentang tata cara pelaksanaan Cekal sebagi berikut :
• Karena
bersifat keimigrasian atau menyangkut urusan piutang Negara, paling lama enam bulan atau dapat diperpanjang untuk paling banyak dua kali
masing-masing tidak lebih dari enam bulan.
• Menyangkut
pelaksanaan undang-undang tentang Kejaksaan RI, sesuai dengan keputusan Jaksa Agung.
• Menyangkut
pemeliharaan dan penegakan keamanan dan pertahanan negara, paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang untuk paling lama enam bulan dengan ketentuan seluruh masa per;panjangan pencegahan tidak lebih dari
dua tahun. Sedangkan jangka waktu penangkalan diatur dalam pasal 6 (3) Peraturan Pemerintah
nomor 30 tahun 1994, diatur sebagai berikut :
- Untuk
Orang asing karena bersifat keimigrasian menyangkut pemeliharaan dan penegakan keamanan dan pertahanan negara, paling lama satu tahun dan setiap kali dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang yang sama atau kurang dari waktu tersebut.
-
Untuk Orang Asing karena alasan yang
menyangkut Undang-undang kejaksaan, sesuai dengan keputusan Jaksa Agung.
- Untuk
Warga Negara Indonesia, jangka waktu penangkalan, paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang untuk paling lama enam bulan dengan ketentuan seluruh masa perpanjangan tidak lebih dari dua tahun.
Tata cara cekal dalam keadaan mendesak diatur dalam pasal 16 huruf j Undang-undang Nomor 2 tahun 2002, dengan cara :
• Mengajukan
permintaan secara langsung kepada pejabat Imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana dengan lampiran cukup laporan polisi dan identitas orang yang akan di cekal.
• Paling
lambat 20 hari harus dikukuhkan oleh keputusan Kapolri, penyidik
mengajukan surat pencegahan / penangkalan ke Kejaksaan Agung bidang intelijen up. Direktur Politik dengan disertai Laporan Kemajuan, Identitas lengkap dan Nomor Pasport.
Tata Cara pencegahan sebagai mana diatur dalam pasal 9 (2) Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1994 , diatur sebagai berikut :
• Berdasarkan
keputusan pencegahan yang ditetapkannya, atau yang diterima, menteri memerintahkan direktur jenderal imigrasi agar nama orang yang terkena pencegahan dimasukan kedalam daftar pencegahan dan melaksanakan pencegahan.
• Direktur
jenderal imigrasi dalam waktu paling lama tujuh hari sejak tanggal
menerima perintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 (2) memasukan nama orang yang terkena pencegahan kedalam daftar nama pencegahan dan
mengirimkannya kepada kepala kantor imigrasi di seluruh wilayah negara RI untuk melaksanakan pencegahan.
Untuk pencegahan harus ditetapkan dengan keputusan tertulis dan disampaikan kepada orang yang bersangkutan ( bagi WNI ). Dan keputusan tersebut memuat sekurang-kurangnya ;
• Identitas
orang yang terkena pencegahan.
• Alasan
pencegahan,
• Jangka
waktu pencegahan.
Selanjutnya Keputusan disampaikan dengan surat tercatat kepada orang atau orang-orang yang terkena pencegahan selambat-lambatnya tujuh hari terhitung sejak tanggal penetapan.
bersangkutan, tetapi dikirimkan kepada perwakilan-perwakilan RI, agar orang asing yang bersangkutan tidak diberi Visa untuk masuk wilayah Indonesia.
Sedangkan tata cara penangkalan sebagaimana di atur dalam pasal 11 Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 1994 ;
• Alasan
untuk melakukan penangkalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 harus berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 dan pasal 18 Undang-undang nomor 9 tahun 1992 tentang keimigrasian.
• Alasan-alasan
lain yang berkaitan dengan keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf f Undang -undang keimigrasian yang ;
- Pernah
ditangkal masuk kesuatu negara tertentu
- Pernah
melakukan tindak pidana keimigrasian
-
Menggunakan
pasport palsu atau yang dipalsukan guna memperoleh visa atau izin keimigrasian lainnya untuk masuk dan berada di wilayah Negara RI.
Berakkhirnya masa cekal diatur dalam pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1994 dinyatakan bahwa keputusan pencegahan atau penangkalan dinyatakan
berakhir karena ;
- Telah
habis masa berlakunya.
- Dicabut
oleh pejabat yang berwenang menetapkan sebagaimana diatur dalam pasal 2 , pasal 3 ayat (1) dan ayat (2).
- Dicabut
berdasarkan putusan pengadilan tata usaha negara ( pencabutan tersebut dinyatakan dalam bentuk
keputusan pencabutan ).
Sumber :
www.pusdikreskrim.polri.go.id/admin/artikel/TATA%20CARA%20CEKAL.doc
Unique solution ID: #1138 Penulis: gatot subiyakto