• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keselamatan Dan Keamanan Penerbangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keselamatan Dan Keamanan Penerbangan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

DI BIDANG TRANSPORTASI UDARA

DI BIDANG TRANSPORTASI UDARA

Ayak Sawiji Ayak Sawiji

Program Studi Teknik Elektronika, Departemen Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika, Departemen Teknik Elektro

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jl. Raya ITS Politeknik Elektronika, Kampus ITS Sukolilo, Keputih, Sukolilo,

Jl. Raya ITS Politeknik Elektronika, Kampus ITS Sukolilo, Keputih, Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60111Kota SBY, Jawa Timur 60111 ayaksawiji@gmail.com

ayaksawiji@gmail.com

Abstrak Abstrak

Keselamatan dan keamanan menjadi persyaratan utama dalam industri transportasi udara yang harus ditaati dan Keselamatan dan keamanan menjadi persyaratan utama dalam industri transportasi udara yang harus ditaati dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh setiap maskapai. Namun, persyaratan keselamatan dan keamanan penerbangan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh setiap maskapai. Namun, persyaratan keselamatan dan keamanan penerbangan dalam sebuah maskapai juga berkaitan sangat erat dengan sistim keselamatan dan keamanan di pihak otorita dalam sebuah maskapai juga berkaitan sangat erat dengan sistim keselamatan dan keamanan di pihak otorita  penerbangan

 penerbangan sipil, sipil, bandar bandar udara, udara, pengatur pengatur lalu-lintas lalu-lintas udara, udara, ground ground handling, handling, bengkel bengkel perawatan perawatan pesawat, pesawat, badanbadan meteorologi, dan menyangkut pemahaman masyarakat yang dalam hal ini diwakili para pengguna jasa transportasi meteorologi, dan menyangkut pemahaman masyarakat yang dalam hal ini diwakili para pengguna jasa transportasi udara. Sehingga sistim keselamatan dan keamanan industri penerbangan menjadi sangat unik, karena sangat udara. Sehingga sistim keselamatan dan keamanan industri penerbangan menjadi sangat unik, karena sangat tergantung dengan budaya keselamatan dan keamanan sebuah bangsa secara keseluruhan. Sistim keselamatan dan tergantung dengan budaya keselamatan dan keamanan sebuah bangsa secara keseluruhan. Sistim keselamatan dan keamanan penerbangan telah disusun secara rinci dan sedemikian menyeluruh. Ketaatan dalam melaksanakan sistim keamanan penerbangan telah disusun secara rinci dan sedemikian menyeluruh. Ketaatan dalam melaksanakan sistim keselamatan dan keamanan penerbangan secara sungguh-sungguh, bukan hanya

keselamatan dan keamanan penerbangan secara sungguh-sungguh, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintahmenjadi tanggung jawab pemerintah atau operator penerbangan semata, namun menuntut tanggung jawab bersama seluruh unsur terkait, termasuk atau operator penerbangan semata, namun menuntut tanggung jawab bersama seluruh unsur terkait, termasuk  pengguna jasa penerbangan itu sendiri.

 pengguna jasa penerbangan itu sendiri. K

K atata kunci a kunci  :keselamatan dan keamanan, peraturan penerbangan :keselamatan dan keamanan, peraturan penerbangan

BAB 1. PENDAHULUAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.

1.1. Latar BelakangLatar Belakang

Keamanan dan keselamatan dalam sebuah Keamanan dan keselamatan dalam sebuah  penerbangan

 penerbangan sipil sipil sangatlah sangatlah tergantung tergantung pula pula padapada keamanan dari bandar udara yang memberangkatkan keamanan dari bandar udara yang memberangkatkan  pesawat tersebut.

 pesawat tersebut. Mengingat banyMengingat banyaknya ancaman aknya ancaman daridari tindakan gangguan melawan hukum baik saat pesa tindakan gangguan melawan hukum baik saat pesa watwat di darat maupun di udara. Juga instalasi instalasi di darat maupun di udara. Juga instalasi instalasi  pendukung lainnya di sebuah bandar u

 pendukung lainnya di sebuah bandar udara.dara. Di negara kita sendiri

Di negara kita sendiri mengacu terhadap aturan aturanmengacu terhadap aturan aturan tersebut yang di atur di berbagai Undang Undang tersebut yang di atur di berbagai Undang Undang mulai dari

mulai dari UU No2 thn 1976UU No2 thn 1976,,UU No 1 thn 2009UU No 1 thn 2009 ygyg merupakan revisi dari

merupakan revisi dari UU No.15 thn 1992UU No.15 thn 1992  yang  yang mengatur tentang Penerbangan.Yang di dalamnya mengatur tentang Penerbangan.Yang di dalamnya mengatur tentang penerbangan sipil di dalam negeri, mengatur tentang penerbangan sipil di dalam negeri, mulai dari standar keamanan dan keselamatan sebuah mulai dari standar keamanan dan keselamatan sebuah  pesawat

 pesawat terbang,standar terbang,standar keamanan keamanan dan dan keselamatankeselamatan sebuah bandar udara sipil, serta tentang tata cara sebuah bandar udara sipil, serta tentang tata cara  pemeriksaan keamanan

 pemeriksaan keamanan di dalam sebuah bandi dalam sebuah bandar udaradar udara sipil. Penerapan Undang Undang tersebut di perjelas sipil. Penerapan Undang Undang tersebut di perjelas  pula

 pula dengan dengan berbagai berbagai aturan aturan aturan aturan lain lain sepertiseperti Peraturan Presiden (

Peraturan Presiden ( PP PP No.3 thn 2No.3 thn 2001001 ), Keputusan ), Keputusan Menteri Perhubungan Udara (

Menteri Perhubungan Udara ( KK MM.09 t.09 thn 20hn 201010 ), juga ), juga dengan beberapa Surat Keputusan Dirjen HubUd. dengan beberapa Surat Keputusan Dirjen HubUd. Sangatlah penting pula dari kesadaran masyarakat itu Sangatlah penting pula dari kesadaran masyarakat itu sendiri untuk turut mendukung dan mematuhi sendiri untuk turut mendukung dan mematuhi aturan-aturan tersebut. Sehingga sebuah penerbangan dan aturan tersebut. Sehingga sebuah penerbangan dan  bandar udara dapat beroperasi den

 bandar udara dapat beroperasi dengan aman, nyaman,gan aman, nyaman, efisien yang dapat menunjang pula pertumbuhan efisien yang dapat menunjang pula pertumbuhan ekonomi dari berbagai daerah. Serta sebuah ekonomi dari berbagai daerah. Serta sebuah  penerbangan

 penerbangan dapat dapat memberikan memberikan rasa rasa aman aman dandan nyaman setiap masyarakat yang menggunakannya. nyaman setiap masyarakat yang menggunakannya.

1.2.

1.2. Tujuan dan ManfaatTujuan dan Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat  baik

 baik secara secara teoritis teoritis maupun maupun praktis. praktis. Secara Secara teoritis,teoritis, makalah ini dalam rangka pengembangan K3 di makalah ini dalam rangka pengembangan K3 di transportasi udara. Sedangkan secara praktis makalah transportasi udara. Sedangkan secara praktis makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak

 pihak yang berkaitan yang berkaitan dengan dengan kegiatan pengangkutankegiatan pengangkutan udara.

udara.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk : Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :

a.

a. Menjelaskan bagaimana sistem keselamatanMenjelaskan bagaimana sistem keselamatan dan keamanan yang baik di pesawat terbang. dan keamanan yang baik di pesawat terbang. b.

b. Mengetahui peraturan atau undang undangMengetahui peraturan atau undang undang terkait keselamatan dan keamanan di terkait keselamatan dan keamanan di  pesawat terbang.

 pesawat terbang.

1.3.

1.3. Batasan MasalahBatasan Masalah

Pada makalah ini hanya menjelaskan berkaitan Pada makalah ini hanya menjelaskan berkaitan tentang regulasi keselamtan dan keamanan atau tentang regulasi keselamtan dan keamanan atau kesehatan di bidang penerbangan pesawat terbang. kesehatan di bidang penerbangan pesawat terbang.

BAB 2. PEMBAHASAN

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1.

2.1. Keselamatan dan KeamananKeselamatan dan Keamanan Penerbangan

Penerbangan

Keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan Keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam  pemanfaatan

 pemanfaatan wilayah udara,wilayah udara,  pesawat  pesawat udara,udara,  bandar bandar udara,

udara, angkutan udara,angkutan udara, navigasi penerbangan,navigasi penerbangan,  serta  serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. Pada fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. Pada  penerbangan

 penerbangan baik baik   militer  militer maupunmaupun sipil,sipil,  keselamatan  keselamatan  penerbangan

 penerbangan diselenggarakan diselenggarakan oleholeh  pemerintah. pemerintah. Industri penerbangan adalah industri global.

Industri penerbangan adalah industri global.

Penyelenggaraan transportasi udara tidak dapat Penyelenggaraan transportasi udara tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi masyarakat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi masyarakat

(2)

 pengguna jasa transportasi udara yang dilayani dan  juga kecenderungan perkembangan ekonomi global. Sebagai regulator, Pemerintah hanya bertugas menerbitkan berbagai aturan, melaksanakan sertifikasi dan pengawasan guna menjamin terselenggaranya transportasi udara yang memenuhi standar keselamatan penerbangan.

Pemerintah telah mempunyai Program Nasional Keamanan Penerbangan Sipil (National Civil Aviation Security Programme) yang bertujuan untuk keamanan dan keselamatan penerbangan, keteraturan dan keberlanjutan penerbangan sipil di Indonesia dengan memberikan perlindungan terhadap  penumpang, awak pesawat udara, pesawat udara, para  petugas di darat dan masyarakat, dan instalasi di kawasan bandar udara dari tindakan melawan hukum. Pemerintah memandang perlunya paradigma baru  bahwa keselamatan penerbangan merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Perusahaan Penerbangan dan Masyarakat pengguna  jasa.

Pemerintah telah memberlakukan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System/ SMS) di  bidang penerbangan. Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) adalah suatu sistem monitoring yang berupa tim atau organisasi di dalam suatu perusahaan  penerbangan yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang memonitor kinerja keselamatan dari perawatan dan pengoperasian serta memprediksi suatu bahaya, menganalisa resiko dan melakukan tindakan  pengurangan resiko tersebut dengan membahas  perihal keselamatan secara berkala yang dipimpin oleh Presiden Direktur Perusahaan Penerbangan sebagai pemegang komitmen safety. Sistem mengidentifikasi bahaya, menganalisa resiko dan tindaklanjut mengurangi resiko, kewajiban melakukan evaluasi keselamatan secara berkala, indikator keselamatan, internal evaluasi, emergency response plan yang dituangkan dalam safety manual airline.

Perusahaan penerbangan menyiapkan safety manual sesuai dengan persyaratan CASR dan dilaksanakan secara konsisten serta menentukan komitmen keselamatan (safety) kepada Pemerintah dengan menetapkan safety target yang dapat diterima (acceptable safety).

2.2. Prosedur Keamanan Penerbangan Sipil Aturan - aturan pengamanan penerbangan sipil

 ICAO Annex 17 The Safeguarding of Civil Aviation Againts Acts of Unlawful Interference.  ICAO Document 8973 tentang Instruction Manual of The Safeguarding of Civil Aviation Againts Acts of Unlawful Interference.

 ICAO Annex 18 The Safe Transport of Dangerous Goods by Air.

 ICAO Document 9284 tentang Technical Instruction of The Safe Transport of Dangerous Goods by Air.

 Undang - Undang No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan.

 Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2001 T entang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan.  Keputusan Menteri Perhubungan No. 14 Tahun

1989 Tentang Penertiban penumpang, barang dan kargo yang diangkut pesawat udara sipil.  Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun

1996 Tentang Pengamanan Penerbangan Sipil.  Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No.

SKEP/40/II/1995 Tentang Petunjuk Pelaksanaan KM No. 14 Tahun 1989.

 Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/12/I/1995 Tentang Surat Tanda Kecakapan Operator Peralatan Sekuriti dan Petugas Pemeriksa Penumpang dan Barang.  Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No.

SKEP/275/XII/1998 Tentang Pengangkutan  bahan dan / atau barang berbahaya dengan  pesawat udara.

 Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/293/XI/ Tentang Sertifikat Kecakapan Petugas Penanganan pengangkutan bahan dan / atau barang berbahaya dengan pesawat udara.  Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No.

SKEP/100/VII/2003 Tentang Petunjuk teknis  penanganan penumpang pesawat udara sipil yang membawa sensata api beserta peluru dan tata cara pengamanan pengawalan tahanan dalam penerbangan sipil.

 Keputusan Menteri Perhubungan No. 54 Tahun 2004 Tentang Program Nasional Pengamanan Penerbangan Sipil.

 Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/252/XII/2005 Tentang Program Nasional Pendidikan dan Pelatihan Pengamanan Penerbangan Sipil.

 Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/253/XII/2005 Tentang Evaluasi Efektifitas Program Nasional Pengamanan Penerbangan Sipil (Quality Control).

Prosedur Pemeriksaan Keamanan Di Bandara :  Setiap orang, barang, kendaraan yang memasuki

sisi udara, wajib melalui pemeriksan keamanan (PP 3/2001 Ps.52)

 Personil pesawat udara, penumpang, bagasi, kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara wajib melalui pemeriksaan keamanan (PP 3/2001 Ps 53 ayat 1)

 Pemeriksaan keamanan dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat bantu (PP 3/2001 Ps 53 ayat 2)

 Terhadap bagasi dari penumpang yang batal  berangkat dan/ atau bagasi yang tidak bersama  pemiliknya, wajib dilakukan pemeriksaan keamanan ulang untuk dapat diangkut dengan  pesawat udara (PP 3/2001 Ps. 55)

 Kargo dan pos yang belum dapat diangkut oleh  pesawat udara disimpan di tempat khusus yang

(3)

disediakan di bandar udara (PP 3/2001 Ps. 56 ayat 1)

 Tempat penyimpanan kargo dan pos harus aman dari gangguan yang membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan (PP 3/2001 Ps. 56 ayat 2)

 Kantong diplomatik yang bersegel diplomatik, tidak boleh dibuka (PP 3/2001 Ps. 57 ayat 1)  Pelaksanaan ketentuan dimaksud dalam ayat (1)

dan ayat (2) didasarkan pada peraturan  perundang-undangan yang berlaku (PP 3/2001

Ps.57 ayat 3)

 Dalam hal terdapat dugaan yang kuat kantong diplomatik dapat membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan, perusahaan angkutan udara dapat menolak untuk mengangkut kantong diplomatik (PP 3/2001 Ps. 57 ayat 2)

 Bahan dan/atau barang berbahaya yang akan diangkut dengan pesawat udara wajib memenuhi ketentuan pengangkutan bahan dan/ atau barang  berbahaya (PP 3/2001 Ps.58 ayat 1)

 Perusahaan angkutan udara wajib memberitahukan kepada Kapten Penerbang  bilamana terdapat bahan dan/ atau barang  berbahaya yang diangkut dengan pesawat udara

(PP 3/2001 Ps. 58 ayat 2)

 Bahan dan/ atau barang berbahaya yang belum dapat diangkut, disimpan pada tempat  penyimpanan yang disediakan khusus untuk  penyimpanan barang berbahaya (PP 3/2001 Ps.

58 ayat 3)

 Apabila pada waktu penempatan di pesawat udara terjadi kerusakan pada kemasan, label atau marka, maka bahan dan/ atau barang berbahaya dimaksud harus diturunkan dari pesawat udara (PP 3/2001 Ps. 58 ayat 4)

 Agen pengangkut yang menangani bahan dan/ atau barang berbahaya yang akan diangkut dengan pesawat udara harus mendapatkan  pengesahan dari perusahaan angkutan udara (PP

3/ 2001 Ps. 59 ayat 1)

 Agen pengangkut, harus melakukan  pemeriksaan, pengemasan, pelabelan dan  penyimpanan sesuai dengan ketentuan yang  berlaku (PP 30/2001 Ps. 59 ayat 3)

 Penumpang pesawat udara yang membawa senjata wajib melaporkan dan menyerahkannya kepada perusahaan angkutan udara (PP 3/2001 Ps.60 ayat 1)

 Senjata yang diterima oleh perusahaan angkutan udara untuk diangkut, disimpan pada tempat tertentu di pesawat udara yang tidak dapat dijangkau oleh penumpang pesawat udara (PP 3/2001 Ps.60 ayat 2)

 Pemilik senjata diberi tanda terima sebagai tanda  bukti penerimaan senjata oleh perusahaan

angkutan udara (PP 3/2001 Ps.60 ayat 3)

 Perusahaan angkutan udara bertanggung jawab atas keamanan senjata yang diterima sampai dengan diserahkan kembali kepada pemiliknya di bandar udara tujuan (PP 3/2001 Ps.60 ayat 3)

 Penyelenggara bandar udara atau perusahaan angkutan udara wajib melaporkan kepada Kepolisian dalam hal mengetahui adanya barang tidak dikenal yang patut diduga dapat membahayakan keamanan dan keselamatan  penerbangan (PP 3/2001 Ps.61 ayat 1)

2.3. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi

dalam Keselamatan Transportasi Udara 1. Pengawasan Pemerintah

Dalam hal ini pemerintah berfungsi sebagai regulator yakni pihak yang mengeluarkan regulasi penting khususnya mengenai transportasi udara. Dalam hal  pengoperasian pesawat terbang komersial, setiap maskapai penerbangan harus terlebih dahulu memiliki AOC ( Aircraft Operating Certificate atau Sertifikasi Pengoperasian Pesawat) dan setiap organisasi  perawatan pesawat terbang (lazim disebut juga  Maintenance, Repair and Overhaul Station/MRO) wajib memiliki sertifikat AMO ( Approved  Maintenance Organization) yang diterbitkan oleh

Ditjen Hubud.

Kewajiban Ditjen Hubud terhadap para pemegang AOC dan AMO adalah membina, mengawasi, menyupervisi, dan mengendalikan para operator/airlines  dan MRO. Ditjen Hubud juga  bertanggung jawab dalam penerbitanlicence bagi para  personel seperti pilot dan mekanik, juga penerbitan otorisasi bagi dispatcher (mekanik atau pilot yang  berhak mengizinkan pesawat untuk terbang) dan  penerbitan Certificate of Airworthiness  (CoA, sertifikat kelaikan terbang) bagi pesawat terbang yang akan beroperasi. Semua pesawat terbang yang masuk dan dioperasikan oleh maskapai penerbangan Indonesia harus melalui izin dan verifikasi Ditjen Hubud untuk memperoleh CoA, tidak terkecuali bila  pesawat tersebut bukan pesawat baru.

2. Memperketat Keselamatan

Departemen Perhubungan akan membatasi usia  pesawat udara jet yang boleh dioperasionalkan  pertama kali oleh maskapai penerbangan nasional

yakni maksimal 10 tahun dan 70.000 pendaratan. Untuk menghindari adanya bias tanggung jawab apabila terjadi sesuatu, seyogianya, maskapai  penerbangan tidak melakukan perawatan pesawat sendiri kecuali daily maintenance. sebaiknya menggunakan jasa MRO seperti Garuda Maintenance  Facility (GMF),  Merpati Maintenance Facility

(MMF), dan fasilitas serupa lainnya.

Perawatan pesawat yang tepat untuk menjaga keselamatan penerbangan memang mungkin berharga mahal, tetapi akan lebih mahal lagi apabila terjadi kecelakaan. Dengan adanya korban jiwa, aset pesawat yang hilang, santunan yang harus dibayar, kemungkinan dituntut di pengadilan, reputasi  perusahaan yang rusak, bahkan kredibilitas  pemerintah pun mungkin akan turun.

(4)

3. Peremajaan Pesawat

Untuk kebanyakan maskapai penerbangan, jawaban dari pertanyaan kapan pesawat terbang sudah dianggap tua adalah cukup sederhana, bila umur (useful life) keekonomian pesawat tersebut sudah  berakhir. Namun, sebuah pesawat terbang yang sudah dianggap tua oleh suatu negara, misalnya, mungkin masih dianggap cukup muda oleh negara lain. Umur  pesawat terbang tidak hanya ditentukan dari berapa tahun sejak awal terbang, tetapi juga berapa banyak  flight  cycle (take off/landing atau lepas landas dan

mendarat) yang pernah dilakukannya. 4. Penentuan Batas Tarif Pesawat

Pemerintah berupaya membalikkan keadaan dengan menaikkan tarif referensi. Tarif referensi merupakan alat agar maskapai penerbangan tidak melanggar komponen keamanan terbang. Faktor-faktor  penghitung yang masuk dalam tarif referensi itu antara lain mencakup asuransi, biaya perawatan pesawat, manajemen, tingkat keterisian penumpang 75 %, asumsi harga avtur Rp 4.600 dan pajak pertambahan nilai (PPN).

Penentuan tarif angkutan udara telah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 8 tahun 2002 tentang mekanisme penetapan dan formulasi  perhitungan tarif penumpang angkutan udara niaga.

Tarif dasar adalah besaran tarif yang dinyatakan dalam nilai rupiah per penumpang kilometer;. Tarif  jarak adalah besaran tarif per rute penerbangan per satu kalo penerbangan, untuk setiap penumpangyang merupakan hasil perkalian antara tarif dasar dengan  jarak serta dengan memperhatikan faktor daya beli. Tarif normal (normal fee) adalah tarif jarak tertinggu yang diijinkan diberlakukan oleh perusahaan angkutan udara dan ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Tarif batas adalah tarif jarak tertinggi/ maksimum yang diijinkan diberlakukan oleh  perusahaan angkutan udara dan ditetapkan oleh

Menteri Perhubungan

Besaran tarif dasar dan tarif jarak diusulkan oleh Direktur Jenderal kepada Menteri untuk ditetapkan setelah dilakukan pembahasan terlebih dahulu dengan:

 Asosiasi perusahaan angkutan udara;  Perusahaan angkutan udara

 Pengguna jasa angkutan udara

Besaran tarif dasar dan tarif jarak disampaikan oleh Direktur Jenderal sebagiamana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan secara tertulis dengan melampirkan:

 Perhitungan biaya operasi pesawat udara  Justifikasi penyesuaian tarif dasar dan atau

tarif jarak

 Hasil bahasan dengan masyarakat transportasi udara

Menteri menetapkan besaran tarif dasar dan atau tarif  jarak sebagaimana diusulkan Direktur Jenderal dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial dan politik. Tarif dasar di peroleh dari hasil  perhitungan biaya pokok rata-rata ditambah

keuntungan. Biaya pokok dimaksud terdiri dari komponen biaya, yaitu:

 Biaya langsung, terdiri dari biaya tetap dan  biaya variable;

 Biaya tidak langsung terdiri dari biaya organisasi dan biaya pemasaran.

5. Sanksi Hukum Yang Tegas Kepada Maskapai Yang Tidak Menerapkan Keselamatan Layak 

Maskapai yang mengabaikan keselamatan perlu mendapat sanksi yang tegas dengan landasan hukum yang kuat. Seringkali pelanggaran yang terjadi kurang diperhatikan. Pemerintah bertindak setelah terjadi kecelakaan.

Sanksi yang dapat diberikan sangat bervariasi tergantung tingkat kesalahannya. Sanksi tersebut dapat berupa teguran, penundaan izin, atau bahkan mencabut izin usaha maskapai penerbangan. Diharapkan dengan adanya sanksi tegas tersebut dapat menimbulkan efek jera kepada maskapai penerbangan sehingga lebih memperhatikan semua aspek yang harus dipenuhi khususnya keamanan dan keselamatan.

2.4. Alat dan Prosedur yang Digunakan untuk Menjaga Keselamatan pada Saat Penerbangan

1. Sabuk Pengaman atau Safety Belt

Di sini para penumpang diharapkan dapat mengenakan, mengunci, dan membuka sabuk  pengaman dengan baik dan benar. Terdapat dua macam sabuk pengaman, satu untuk orang tua dan anak-anak, dan untuk bayi. Demi keselamatan, diharapkan untuk selalu mengenakan sabuk  pengaman sewaktu duduk dan sewaktu lampu tanda

kenakan sabuk pengaman dinyalakan. 2. Masker Oksigen atau Oxygen Mask 

Disini akan diinformasikan jika tekanan di dalam kabin atau cabin altitude lebih dari batasan yang telah ditentukan maka masker oksigen akan keluar secara otomatis dari atas tempat duduk anda. Apa yang perlu anda segera lakukan adalah menarik masker oksigen tersebut secepatnya dan langsung memakainya terlebih dahulu sebelum memakaikannya kepada orang lain (bisa bayi, teman, keluarga, dan lainnya). Setelah memasang masker oksigen, langkah selanjutnya pastikan sabuk pengaman anda telah terpasang dengan baik, langkah terakhir adalah  bernafas seperti biasa.

Tambahan: masker oksigen juga akan keluar secara otomatis jika terjadi dekompresi atau decompression yaitu kehilangan tekanan udara secara tiba-tiba. 3. Baju Pelampung atau Life Vest

Di sini akan diinformasikan di mana lokasi baju  pelampung anda, biasanya terletak di bawah tempat duduk anda dan mudah diambil, bagaimana cara menggunakan dan mengikatnya, dan bagaimana cara mengembungkannya

(5)

Baju pelampung pada bayi mungkin akan sedikit  berbeda cara penggunaannya dikarenakan ukuran bayi  juga, tetapi fitur yang ada akan tetap sama dengan baju  pelampung pada orang dewasa.

4. Kartu Keselamatan atau Safety Information Card or Safety Leaflet

Kartu keselamatan terletak di kantung kursi di hadapan anda dan dapat membantu dalam pemahaman  bilamana memerlukan tambahan informasi atau ada yang terlewatkan pada saat demo sedang berlangsung. Kartu ini juga bisa membuat anda ingat dengan demo yang sudah diberikan sebelumnya.

5. Jalur Pintu Evakuasi, dan Rakit Keselamatan

Di sini akan diinformasikan bagaimana cara keluar dari pesawat, pintu mana saja yang dapat digunakan, lokasi rakit keselamatan, dan juga bagaimana jika terdapat asap di dalam kabin, yaitu dengan membungkuk dan mengikuti lampu yang ada di lantai yang mengarah keluar dari pesawat.

6. Tempat meletakkan barang bawaann

 Meletakkan barang bawaan di ruang

 penyimpanan di atas atau di bawah tempat duduk di hadapan anda, jika sewaktu-waktu terjadi evakuasi maka barang bawaan anda tidak akan menghalangi jalur evakuasi.

 Menegakkan sandaran kursi saat lepas landas

dan sesaat sebelum mendarat. Mengapa? Tindakan ini dapat dilihat dari beberapa fase. Pada saat lepas landas dan akan mendarat, jika  posisi kursi telalu miring maka kemungkinan

kita akan terlepas dari kursi kita sendiri bukanlah tidak mungkin. Pada saat terjadinya evakuasi, maka kursi yang miring dapat memperlambat dalam proses.

 Melipat meja yang terbuka pada saat lepas

landas, mendarat, dan jika tidak digunakan pada saat penerbangan.

 Menurunkan sandaran tangan. Mengapa?

Sandaran tangan sangat membantu pada saat terjadi goncangan yang secara tiba-tiba dan  bersifat keras. Seperti turbulensi atau

 Membuka penutup jendela pada saat lepas landas

dan mendarat.

 Menon-aktifkan alat-alat elektronik seperti MP3,

laptop, CD, handphone,dan lain-lainnya dikarenakan akan memancarkan sinyal yang dapat mengganggu alat-alat navigasi di dalam kokpit.

7. Personel Penerbangan yang terkait dengan keselamatan :

 Personel Pesawat Udara, yaitu personel yang

terkait dengan pengoperasian pesawat udara.

 Personel Navigasi Penerbangan, yaitu personel

yang terkait dengan pelaksanaan pengoperasian ndan pemeliharaan fasilitas Navigasi Penerbangan.

 Personel Bandar Udara, yaitu personel yang

terkait dengan pelaksanaan pengoperasian dan  pemeliharaan fasilitas Bandar Udara.

 Ketiga personel tersebut harus memiliki lisensi

yang sah dan sertifikasi yang masih berlaku.

2.5. Titik

 – 

 Titik Rawan Dari Pengoperasian Penerbangan

1. Air crew

Semua crew yang bekerja di dalam suatu  penerbangan harus mempunyai surat ijin atau lisensi keahlian, tujuannya agar dia mengetahui  barang atau hal apa saja yang harus di lakukan agar

tidak terjadi hal –  hal yang tidak diinginkan.

2. Gate check 

Tidak semua orang dapat masuk ke dalam bandara atau terminal, karena Setiap orang yang masuk harus ada boarding pass

3. Catering

Didalam pengiriman catering ke dalam pesawat  juga merupakan cela dimana terdapat terjadinya kriminal, bisa saja catering yang di berikan kepada  penumpang di beri obat yang membuat  penumpang sakit bahkan meningal.

4. Cargo and mail

Kiriman yang akan di muat kedalam cargo bisa saja berisi bahan berbahaya yang menyebabkan ledakan yang cukup besar.

5. Refueling

Merupakan titik rawan yang dapat terjadi kri minal, karena di dalam pengisian fuel bisa saja ada celah atau orang yang tidak bertanggung jawab memasukan berupa zat atau cairan yang dapat meledakan pesawat.

6. Checked baggage

Bagasi yang disimpan di dalam kargo, bisa saja  berisi bahan-bahan berbahaya. Yang dapat

menyebabkan kerusakan kepada cargo lainnya.

7. Ground staff 

Ground staff yang bekerja di lapangan, antara lain cargo, teknik baik penumpang maupun staff harus  juga di waspadai atau dicegah dengan suatu alat ex-ray, WTMD( walk through metal detector ), dan HHMD ( hand held metal detector )

8. Passenger and carry on baggage

 Penumpang, awak pesawat udara dan bagasi

harus diperiksa sebelum memasuki

 daerah steril dan sisi udara

 Penumpang harus melapor pada Perusahaan

angkutan udara

  Nama dalam tiket harus sama dengan identitas

 penumpang

 Penumpang transit dan transfer dilakukan

 pemeriksaan

 Kabandara atau Adbandara dapat melakukan

 pemeriksaan di dalam pesawat udara

 Batas waktu check-in 30 menit sebelum jadwal

keberangkatan

 Daerah check-in merupakan daerah terbatas

(6)

 Jalur yang menghubungkan daerah chek-in dengan sisi udara harus dilengkapi pintundan dikunci saat tidak dipergunakan :

 Pintu lalu lintas petugas harus dijaga  petugas sekuriti dan dikunci apabila tidak

dipergunakan

 Petugas lain turut mengawasi dibawah koordinasi petugas sekuriti bandara

 Perusahaan angkutan udara dapat menolak mengangkut penumpang yang dapat membahayakan keselamatan  penerbangan

 Bagasi harus diperiksa sebelum diserahkan di tempat check-in (KM 14/1989 Ps. 3)

 Bagasi harus dilengkapi identitas  pemilik(KM14/1989 Ps.4)

 Bagasi yang ditolak dengan alasan keamanan penerbangan tidak dibenarkan untuk diangkut(KM 14/1989 Ps.5)

 Senjata api, senjata tajam serta b enda lain yang dapat dipakai sebagai alat untuk mengancam atau memaksakan kehendak dilarang dimasukkan atau ditempatkan di dalam kabin pesawat udara (KM14 Ps. 6)

 Kargo dan kiriman pos harus diperiksa sebelum dimasukkan ke gudang atau  pesawat udara (KM 14/1989 Ps.7)

 Pemeriksaan pos perlu memperhatikan kelancaran pengirimannya (KM 14/1989 Ps. 7 ayat 2

 Pemeriksaan pengangkutan barang- barang berbahaya harus memperhatikan ketentuan yang berlaku (KM 14/1989 Ps.8)

9. Airport service personels

Contohnya petugas cleaning service yang berada di airport dapat di curigakan, dan harus dilakukan  pemeriksaan kepada semua airport service  personels mengantisipasi ada yang teroris yang menyamar menjadi cleaning service yang dapat menyebabkan keadaan sekitar berbahaya.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur

Jendral Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 100 / XI / 1985  tentang Peraturan Tata Tertib Bandar Udara, siapapun dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ketertiban umum, keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandar Udara, yang berupa:

 Permainan layang –  layang.  Perjudian dalam bentuk apapun.  Perbuatan tidak susila.

 Mabuk atau pemakaian bahan narkotika.  Gangguan dalam bentuk apapun termasuk

 jual beli tiket secara tidak sah / liar ( calo ).  Penggembalaan ternak.

 Berjalan atau melintasi Bandar Udara selain dijalan, jalur atau bagian jalur lalu lintas yang telah ditentukan.

BAB 3. PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam  pemanfaatan wilayah udara,  pesawat udara,  bandar

udara, angkutan udara, navigasi penerbangan,  serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.

Sangatlah penting kesadaran masyarakat untuk turut mendukung dan mematuhi aturan-aturan yang dibuat  pemerintah tentang kebijakan keselamatan dan

keamanan di transportasi udara. 3.2. Saran

Keselamatan dan keamanan penerbangan (di Indonesia) merupakan tanggung jawab semua unsur,  baik regulator, opertaor, pabrikan, pengguna dan kegiatan lain yang berkaitan dengan transportasi  penerbangan tersebut. Namun demikian keberadaan tanggung jawab yang sifatnya konseptual tersebut  perlu diwujudkan, salah satu caranya adalah dengan adanya kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan- peraturan oleh pemerintah dan instansi-instansinya di  bidang transportasi, khususnya transportasi udara atau  penerbangan.

DAFTAR PUSTAKA

Djarab, Hendarmin. dkk. 1998. Beberapa Pemikiran  Hukum Memasuki Abad XXI . Bandung :

Angkasa

Konvensi Chicago 1944 (Convention on  International Civil Aviation)

Kusumaatmadja, Mochtar dan Etty R Agoes.2003.

 Pengantar Hukum Internsional. Bandung : Alumni

Martono, K. 2009. Hukum Penerbangan  Berdasarkan UURI No. 1 Tahun 2009

Bandung : Mandar Maju

Martono, K. dan Usman Melayu. 1996. Perjanjian  Angkutan Udara di Indonesia. Bandung :

Mandar Maju

Budi Setiawan, Edi, 2007, Mencermati Kelaikan Terbang Pesawat Tua

www.pikiranrakyat.co.id, diakses 1 Maret 2007.

Angkasa,2004. Penerbangan Nasional:Perketat  Keselamatan, Jadikan Kompetitif.

Gramedia.Jakarta

Tamin, Ofyar, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung. www.sinarharapan.co.id, Menyelamatkan

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil-hasil studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan petani melalui penerapan diversifikasi usahatani kelapa, secara vertikal dengan memproduksi gula

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

kontradiktif tentang berjalan di depan orang salat dalam Sunan Abi@ Da>wud no. Sedangkan metode yang digunakan deskriptif guna untuk. melukiskan fakta dan data yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan secara signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 bahwa kemampuan penalaran, komunikasi matematik, dan sikap siswa dalam pembelajaran matematika

Memberikan gambaran mengenai model kompetensi pada perawat pelaksana ruang rawat penyakit dalam di Rumah Sakit “X” untuk bekerja sesuai dengan model kompetensi

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: sejauhmana peranan etika bisnis sebagai pelaksanaan kode etik pengusaha, manajer atau sumber

WITH CASCADED CHECK OPTION merupakan kebalikan dari LOCAL, yaitu memeriksa juga apakah merupakan bagian dari View lainnya. Jika dalam pembuatan View hanya ditulis WITH CHECK

1) Mengupayakan terlaksanakan kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan perundang- undangan.. 2) Melakukan pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan