BAB III
BAB III
SUMBER SUMBER ETIKA
SUMBER SUMBER ETIKA
(MENURUT AGAMA,
(MENURUT AGAMA, FILSAF
FILSAFAH, YURIDIS)
AH, YURIDIS)
Me
Menurnurutut K.K. BeBertrtenens,s, arartiti‘‘etikaetika’’daladalamm KaKamusmus BeBesasarr BaBahahasasa IIndndoneonesisia:a: 1.
1. NiNilalaii dadann nonormrmaa momoraral l yyanangg memenjnjadadii pepegagangnganan babagigi seseseseororanangg atatauau su
suatatuu kekelolompmpokok daldalamam memengngataturur titingngkakahh lalakukunynya.a. Mi
Misasalnlnyya,a, jijikaka ororanangg beberbrbicicararaa tetentntangang etetikikaa ororanangg JawJawa,a, etetikikaa agagamamaa Bu
Budhadha,, etetikikaa PrPrototesestatann dadann sesebagbagaiainynya,a, mamakaka yayangng didimamaksksudkudkanan et
etikikaa didi sisinini sesebabagagaii sisiststemem ninilalai.i. SiSiststemem ninilalaii ininii beberfrfunungsgsii dadalalamm hi
hidudupp mamanusnusiaia peperororarangnganan mamaupuupunn sososisialal.. 2.
2. KuKumpmpululanan asasasas atatauau ninilalaii momoraral l (k(kododee etetikik).). Co
Contntohoh :: KoKodede EtEtikik JuJurnrnalalisistitik k
DEFINISI
Etika
Etikabarbaruu menmenjadjadii ilmu ilmu bilabila kemungkemungkinan-kinan-kemungkemungkinankinan etisetis (a
(asasas-s-asasasas dadann ninilalai-i-ninilalaii tetentntanangg yayangng didiananggggapap babaikik dadann bu
bururuk) k) yayangng bebegigitutu sasajaja diditeteririmama dadalalamm susuatatuu mamasysyararakaakatt dadann se
seriringng kakalili tatanpanpa didisasadadariri memenjnjadadii babahahann rereflflekeksisi babagigi susuatatuu pe
penenelilititianan sisiststemematatisis dadann memetotodidis.s. EtEtikikaa didi sisinini sasamama arartitinynyaa den
dengangan fifilsalsafatfat mormoral.al.
Et
Etikikaa adadalalahah bibidadangng kakajijianan fifilslsafafatat yyangang teterkrkaiaitt dedengnganan pepersrsoaoalalann ni
nilalaii momorarall peperirilalakuku mamanusnusiaia.. NiNilalaii mormoralal adadalalahah kuakualilitatass per
perililakakuu babaikik dadariri mamanusnusiaia.. SeSebabagagaii bagbagiaiann dadariri kakajijianan fifilslsafafatat,, et
etikikaa memerurupakpakanan pepemimikikirarann fifilolososofifiss tetentntanangg ninilalaii momoraral,l, bubukakann ni
nilalaii momorarall itituu sesendndiriri.i. AjAjararanan tetentntanangg babagagaimimananaa beberprpererililakakuu den
Ma
Makaka etetikikaa adadalalahah ililmumu atatauau lelebibihh tetepapatntnyaya penpengegetatahuhuanan fil
filosoosofisfis,, dandan bukbukanan mermerupaupakankan ajaajaranran (no(normarmatiftif)) sebsebagaagaimaimanana mor
moralialitastas ataatauu akhakhlaklak..
SeSetitiapap momoraralilitatass atatauau akakhlhlakak memengnghehendndakiaki susupapayaya mamanusnusiaia ber
berpeperirilalakuku babaikik sesesusuaiai dedengnganan yyangang didiajajararkakan.n.
EtEtikikaa memengnghehendandakiki susupapayaya mamanusnusiaia memelalakukukakann titindndakaakann babaikik itituu de
dengnganan kekesasadadararann dadann kekepapahahamamannnnyya.a. SaSadadarr dadann papahahamm atatasas apapaa ya
yangng didilalakukukakannynnya,a, atatasas susumbmberer dadariri mamanana““petunjuk petunjuk ””perbuatanperbuatan it
itu,u, atatasas alalasasanan kekenanapapa peperbrbuauatatann itituu didilalakukukakannnnyya,a, dadann atatasas apapaa kons
konsekuekuensensii perperbuabuatantan ituitu jikjikaa benbenarar-be-benarnar dildilakuakukankannynya.a.
Seh
Sehininggggaa adadaa duadua mamacacam kam kajijianan etetikika:a:
etika deskriptif etika deskriptif yaitu etika yang terlibat analisis kritis tentangyaitu etika yang terlibat analisis kritis tentang sikap dan perilaku manusia dan (nilai) apa yang
sikap dan perilaku manusia dan (nilai) apa yang ingin dicapai dalamingin dicapai dalam hidup ini. Dengan tanpa terlibat upaya memberikan “penilaian”, hidup ini. Dengan tanpa terlibat upaya memberikan “penilaian”, etika ini membicarakan tentang perilaku apa adanya,
etika ini membicarakan tentang perilaku apa adanya, yaitu perilakuyaitu perilaku yang terjadi pada situasi dan realitas konkrit yang membudaya. yang terjadi pada situasi dan realitas konkrit yang membudaya.
etika normatif etika normatif yaityaitu u etika yanetika yangg menetamenetapkan berbagpkan berbagai sikap danai sikap dan perilaku ideal
perilaku ideal yang seharusnyyang seharusnya dimiliki dan a dimiliki dan dijalankandijalankan manusia,manusia, serta
serta tindakan apa ytindakan apa yang seharusnya diambil ang seharusnya diambil untuk menggapaiuntuk menggapai sesuatu yang bernilai dalam hidup ini.
Dalam etika, ukuran baik-tidaknya akhlak seseorang atau n Dalam etika, ukuran baik-tidaknya akhlak seseorang atau nilaiilai perilaku manusia dapat dibedakan dari dua sudut
perilaku manusia dapat dibedakan dari dua sudut pandang:pandang: Pertama
Pertama , ,daridari sudut tujuannya ( sudut tujuannya ( teleologis)teleologis). T. Teleoloeleologisgis adalahadalah paham etika yang menekankan mo
paham etika yang menekankan moral pada nilai intrinsik sebagairal pada nilai intrinsik sebagai konsekuensi suatu perbuatan.
konsekuensi suatu perbuatan. Kedua
Kedua , , daridari sudut prosesnya sudut prosesnya ((deontologis)deontologis). . DeontoDeontologilogi adalaadalahh suatu paham etika yang menekankan perbuatan moral bukan pada suatu paham etika yang menekankan perbuatan moral bukan pada nilai intrinsik dari konsekuensi perbuatan baik dan bijak karena nilai intrinsik dari konsekuensi perbuatan baik dan bijak karena perbuatan itu sendiri.
perbuatan itu sendiri.
Kek
Kekacaacauan dauan dalam mlam melielihat hat dua hadua hall (tu(tujuajuann dandan proprosesses)) iniini,, mengakibatkan apa yang dimaksud dengan
mengakibatkan apa yang dimaksud dengan akhlak itu menjadi kabur.akhlak itu menjadi kabur. Misalnya:
Misalnya: Seseorang
Seseorang yang ingin yang ingin menyantuni anak menyantuni anak yatim, membantu yatim, membantu fakir- fakir-miskin, atau memberi nafkah keluarga, memberi sumbangan pada miskin, atau memberi nafkah keluarga, memberi sumbangan pada masjid atau madrasah; semua ini jelas merupakan tujuan yang baik. masjid atau madrasah; semua ini jelas merupakan tujuan yang baik. T
Tetapi jika tujuan baik ini diwujudkan dengan cara-cara etapi jika tujuan baik ini diwujudkan dengan cara-cara yang salah,yang salah, seperti: memasang lotre, mencuri, korupsi, menipu, dan lain
seperti: memasang lotre, mencuri, korupsi, menipu, dan lain sebagainya, tentu semua ini tidak bisa disebut perbuatan yang sebagainya, tentu semua ini tidak bisa disebut perbuatan yang baik baik atau berakhlak.
A.
A. ETI
ETIKA
KA MEN
MENURUT
URUT AGAM
AGAMA
A
Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang
buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengandisebut dengan
““self controlself control“, karena segala sesuatunya dibuat dan “, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dariditerapkan dari
dan untuk kepentingan kelompok itu
dan untuk kepentingan kelompok itu sendiri.sendiri.
Etika disebut juga
Etika disebut juga filsafat moral, filsafat moral, merupakan cabang filsafat yangmerupakan cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan berbicara tentang tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh
harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam- bermacam-macam norma, diantaranya norma hukum, norma moral, no
macam norma, diantaranya norma hukum, norma moral, normarma agama dan norma sopan santun. Norma
agama dan norma sopan santun. Norma hukum hukumberasal dariberasal dari hukum hukum dan perundang-undangan
dan perundang-undangan; norma; norma agama agama berasal dariberasal dari agama agama; norma; norma
moral
moralberasal dariberasal dari suara hati suara hati; dan norma; dan norma sopan santun sopan santun berasal dariberasal dari
kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari..
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi.
memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut: Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut: 1.
1. OrangOrang agama mengharapkan agagama mengharapkan agar ajaran agar ajaran agamanya rasional. amanya rasional. IaIa tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti
tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya.mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.
Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.
2.
2. SerinSeringkaligkali ajarajaran moral yan moral yang termuaang termuat dalam wat dalam wahyu menghyu mengizinkaizinkann interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.
interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan. 3.
3. KareKarenana perkeperkembangambangan ilmu n ilmu pengepengetahuan, tahuan, teknolteknologi ogi dandan
masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggung-singgung dalam wahyu. Misalnya bayi langsung tidak disinggung-singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.
tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama. 4
4.. AAddaannyyaa ppeerrbbeeddaaaann aannttaarraa eettiikkaa ddaann aajjaarraann mmoorraall.. EEttiikkaa m
meennddaassaarrkkaann ddiirrii ppaaddaa aarrgguummeennttaassii rraassiioonnaall sseemmaattaa--mmaattaa se
B.
B. ETIKA
ETIKA MENURU
MENURUT
T FILSAF
FILSAFA
AT
T
Pada umumnya, kataPada umumnya, kata etika etikamempunyai makna yang tetap beradamempunyai makna yang tetap berada pada
pada seputaseputarr perbuaperbuatan-ptan-perbuaerbuatan kategori akhlatan kategori akhlaki sepertiki seperti:: kebiasaan, tingkah laku, kesusilaan dan semisalnya.
kebiasaan, tingkah laku, kesusilaan dan semisalnya. Peng
Pengertertianian katkataa moral moral, yang secara etimologis berasal dari bahasa, yang secara etimologis berasal dari bahasa Latin
Latin mos mos(jamaknya:(jamaknya: mores mores) berarti kebiasaan dan adat.) berarti kebiasaan dan adat. Namun
Namun dalam bahasa Idalam bahasa Indonesia, kata Suwito, ndonesia, kata Suwito, pada umumnya katapada umumnya kata moral diidentikkan dengan kata etika.
moral diidentikkan dengan kata etika.
Adapun secara istilah, pengertian
Adapun secara istilah, pengertian etika etikatampak berbeda dengantampak berbeda dengan
moral
moral , dan juga dengan, dan juga dengan akhlak akhlak. Moral lebih dekat dengan akhlak.. Moral lebih dekat dengan akhlak.
Karakteristika akhlak adalah bersifat agamis, dan ini tidak ada pada Karakteristika akhlak adalah bersifat agamis, dan ini tidak ada pada moral.
moral. Etika Etikalebih menunjuk pada ilmu akhlak, sedangkanlebih menunjuk pada ilmu akhlak, sedangkan moral moral
lebih merupakan perbuatan konkrit realisasi dari kekuatan jiwa. lebih merupakan perbuatan konkrit realisasi dari kekuatan jiwa.
Etika
Etikabersumber dari pemikiran manusia terutama filsafbersumber dari pemikiran manusia terutama filsafatat YYunani.unani. Ilmu
Ilmu akhlak akhlak, meski juga merupakan hasil pemikiran, tetapi ia, meski juga merupakan hasil pemikiran, tetapi ia bersu
bersumbermber dari wadari wahyu yakni al-hyu yakni al-Qur’an danQur’an dan al-Hadis (dalam Agamaal-Hadis (dalam Agama Islam).
A
Akhlakkhlakdandan moral, moral, sama-sama-samasama menunjmenunjuk uk padapada perbuaperbuatan. tan. NamunNamun bila dilihat
bila dilihat dari objeknya, dua isdari objeknya, dua istilah itu tilah itu tidaktidak identik.identik. Sifat
Sifat akhlak akhlakadalahadalah teorsentris teorsentris, karena segala perbuatan yang, karena segala perbuatan yang ditunjuk oleh istilah akhlak dilihat dalam konteksnya dengan ditunjuk oleh istilah akhlak dilihat dalam konteksnya dengan
Tuhan, baik perbuatan dalam hubungannya dengan Tuhan maupun Tuhan, baik perbuatan dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia.
dengan sesama manusia. Sifat
Sifat moral moraladalahadalah antroposentris antroposentris , ,karenkarena hanya hanyaa menunjumenunjuk padak pada perbuatan dengan sesama manusia, tidak menunjuk
perbuatan dengan sesama manusia, tidak menunjuk pada yangpada yang dengan
dengan TuhTuhan, danan, dan tujuantujuannya hanynya hanya sebatas untuk kea sebatas untuk kepentingpentinganan manusia.
manusia.
C.
C. ETIKA MENURUT YURIDIS
ETIKA MENURUT YURIDIS
HukumHukum dalam pengerdalam pengertian peraturtian peraturan perundang-undangan,an perundang-undangan, tidak tidak memberikan ruang secara eksplisit terhadap etika. Ruang eksplisit memberikan ruang secara eksplisit terhadap etika. Ruang eksplisit yang dimaksud adalah bunyi teks atau
yang dimaksud adalah bunyi teks atau pasal-pasal yang terdapatpasal-pasal yang terdapat dalam per
dalam peraturaaturan perundang-n perundang-undangundangan.an. EtikaEtika dapat menjadapat menjadi asas yangdi asas yang mendasari pengaturan dalam bahasa
mendasari pengaturan dalam bahasa teks peraturan. Artinyteks peraturan. Artinya etikaa etika sudah membaur atau dibaurkan dalam bunyi teks
sudah membaur atau dibaurkan dalam bunyi teks peraturan.peraturan. Pembauran menempatkan etika menjadi ‘nyawa’ dari pasal per Pembauran menempatkan etika menjadi ‘nyawa’ dari pasal per pasalpasal yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.
Dari perspektif demikian etika adalah
Dari perspektif demikian etika adalah meta yuridis meta yuridis. Etika bukan. Etika bukan peraturan perundang-undangan, tetapi menjadi dasar dari bahasa peraturan perundang-undangan, tetapi menjadi dasar dari bahasa teks peraturan perundang-undang. Peraturan perundang-undangan teks peraturan perundang-undang. Peraturan perundang-undangan menjadi aktualisasi yuridis dari etika yang menjadi pedoman menjadi aktualisasi yuridis dari etika yang menjadi pedoman berperilaku. Aktualisasi yur
berperilaku. Aktualisasi yuridis atau idis atau positivisasi etika menjadipositivisasi etika menjadi kaidah berperilaku yang
kaidah berperilaku yang berwatak yuridis. Tberwatak yuridis. Tanpa positivisasi etikaanpa positivisasi etika yang semula hanya norma perilaku, etika tidak akan dapat
yang semula hanya norma perilaku, etika tidak akan dapat ditegakkan dengan menggunakan sanksi hukum.
ditegakkan dengan menggunakan sanksi hukum.
Etika yang bertransformasi menjadi kaidah hukum baru merupakan Etika yang bertransformasi menjadi kaidah hukum baru merupakan hukum dalam peraturan perundang-undangan.
hukum dalam peraturan perundang-undangan. TransforTransformasi melaluimasi melalui positivisasi
positivisasi meletakkan etika menjadi meletakkan etika menjadi hukum.hukum. Etika menjadi hukumEtika menjadi hukum (peraturan
(peraturan perundang-undangan) ketika perundang-undangan) ketika ditempatkan dalam ditempatkan dalam bunyibunyi pasal atau menginspirasi pembentukan pasal tersebut.
pasal atau menginspirasi pembentukan pasal tersebut.
Etika tidak selalu sama dengan hukum. Etika bisa tetap sebagai Etika tidak selalu sama dengan hukum. Etika bisa tetap sebagai etikaetika ketika etika tidak mengalami positivisasi untuk menjadi teks
ketika etika tidak mengalami positivisasi untuk menjadi teks peraturan perundang-undangan. Etika
peraturan perundang-undangan. Etika mengalami transformasimengalami transformasi
menjadi peraturan perundangan, apabila pembentuk menjadi peraturan perundangan, apabila pembentuk undang-undang (DPR dan hakim) menempatkan etika
D.
D.
IMPLEMENT
IMPLEMENTASI KEHIDUPAN AGAMA,
ASI KEHIDUPAN AGAMA,
FILSAF
FILSAFA
AT
T,, YURIDIS.
YURIDIS.
Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak ..
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Etika tidak
filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Etika tidak dapatdapat
menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya.
dasar kehidupan dalam agamanya.
a. Hubungan Etika dengan Hati Nurani a. Hubungan Etika dengan Hati Nurani
Hati
Hati nurani merupakan suara nurani merupakan suara hati manusia yhati manusia yang paling dalam.ang paling dalam. Setiap manusia memiliki hati nurani. Dengan adanya hal tersebut Setiap manusia memiliki hati nurani. Dengan adanya hal tersebut maka dapat melandasi setiap tindakan konkrit pada manusia. Hati maka dapat melandasi setiap tindakan konkrit pada manusia. Hati nurani juga mempengaruhi kesadaran manusia.
nurani juga mempengaruhi kesadaran manusia.
b. Hubungan Etika dengan Kebebasan Bertanggung Jawab b. Hubungan Etika dengan Kebebasan Bertanggung Jawab
Kebebasan itu sangat diperlukan karena dapat membuat
Kebebasan itu sangat diperlukan karena dapat membuat orangorang merasa lebih hidup, senang, dapat berbuat sesuai dengan
merasa lebih hidup, senang, dapat berbuat sesuai dengan apa yangapa yang mereka inginkan, bebas berekspresi, dan lepas. Namun
mereka inginkan, bebas berekspresi, dan lepas. Namun kebebasankebebasan tersebut harus diikuti dengan tanggung jawab dalam prakteknya. tersebut harus diikuti dengan tanggung jawab dalam prakteknya.
3.
3. Hubungan Etika dengan Nilai dan NormaHubungan Etika dengan Nilai dan Norma
Nilai
Nilaiadalah suatu yang memiliki arti atau harga. Sedangkanadalah suatu yang memiliki arti atau harga. Sedangkan Norma Norma
adalah peraturan dasar yang mengatur kehidupan
adalah peraturan dasar yang mengatur kehidupan masyarakat. Nilaimasyarakat. Nilai dan Norma sangat penting untuk membentuk
dan Norma sangat penting untuk membentuk suatu etika. Dengansuatu etika. Dengan adanya nilai dan norma yang
adanya nilai dan norma yang merupakan kelanjutan dari suatumerupakan kelanjutan dari suatu
budaya, dapat membuat lingkungan yang menganut nilai dan norma budaya, dapat membuat lingkungan yang menganut nilai dan norma tersebut bertindak sesuai dengan apa yang telah
tersebut bertindak sesuai dengan apa yang telah diaturdiatur. Dengan kata. Dengan kata lain dapat bertindak sesuai etika yang berlaku dalam lingkungan lain dapat bertindak sesuai etika yang berlaku dalam lingkungan masyarakat
masyarakat
4.
4. Hubungan Etika dengan Hak dan Kewajiban Hubungan Etika dengan Hak dan Kewajiban
Hak
Hakadalah segala sesuatu yang harus kita dapat dan miliki.adalah segala sesuatu yang harus kita dapat dan miliki. Sedangkan
Sedangkan kewajiban kewajibanadalah segala sesuatu yang harus dijalankan.adalah segala sesuatu yang harus dijalankan. Dalam ke
Dalam kehidupahidupan, harusln, haruslahah terdaterdapat keseipat keseimbangmbanganan antarantara hak dana hak dan kewaj
kewajiban.iban. SehingSehingga akanga akan tercitercipta suatpta suatu timbal bu timbal balik yaalik yang baik danng baik dan tidak berat sebelah antara pihak yang menuntut hakn
tidak berat sebelah antara pihak yang menuntut haknya denganya dengan pihak yan
Kehidupan Ilmiah Kehidupan Ilmiah
P
Pertamaertama, pandangan-pandangan moral yang beraneka ragam yang, pandangan-pandangan moral yang beraneka ragam yang berasal dari berbagai suku, kelompok, daerah, dan
berasal dari berbagai suku, kelompok, daerah, dan agama yangagama yang berbeda dan yang hidup berdampingan dalam suatu masyarakat dan berbeda dan yang hidup berdampingan dalam suatu masyarakat dan Negara.
Negara.
Kedua
Kedua, modernisasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan, modernisasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan besar dalam struktur masyarakat yang akibatnya dapat bertentangan besar dalam struktur masyarakat yang akibatnya dapat bertentangan dengan pandangan-pandangan moral tradisional.
dengan pandangan-pandangan moral tradisional.
Ketiga
Ketiga, munculnya berbagai ideology yang menawarkan diri sebagai, munculnya berbagai ideology yang menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan manusia dengan
penuntun kehidupan manusia dengan masing-masing ajarannyamasing-masing ajarannya tentang kehidupan manusia.
tentang kehidupan manusia.
S
Selam
elamat Bel
at Belajar
ajar...
...
S
Sem
emoga
oga S
Sukses selalu...
ukses selalu...
....
Sumber:
Sumber: http://agunhttp://agung-theraiderg-theraider.blogspot.com/2012/11/artik.blogspot.com/2012/11/artikel-tentang-sumber-
el-tentang-sumber-sumber-etika_7774.html