• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III. Sumber Etika.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab III. Sumber Etika.pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

BAB III

SUMBER SUMBER ETIKA

SUMBER SUMBER ETIKA

(MENURUT AGAMA,

(MENURUT AGAMA, FILSAF

FILSAFAH, YURIDIS)

AH, YURIDIS)

Me

Menurnurutut K.K. BeBertrtenens,s, arartiti‘‘etikaetika’’daladalamm KaKamusmus BeBesasarr BaBahahasasa IIndndoneonesisia:a: 1.

1. NiNilalaii dadann nonormrmaa momoraral l yyanangg memenjnjadadii pepegagangnganan babagigi seseseseororanangg atatauau su

suatatuu kekelolompmpokok daldalamam memengngataturur titingngkakahh lalakukunynya.a. Mi

Misasalnlnyya,a, jijikaka ororanangg beberbrbicicararaa tetentntangang etetikikaa ororanangg JawJawa,a, etetikikaa agagamamaa Bu

Budhadha,, etetikikaa PrPrototesestatann dadann sesebagbagaiainynya,a, mamakaka yayangng didimamaksksudkudkanan et

etikikaa didi sisinini sesebabagagaii sisiststemem ninilalai.i. SiSiststemem ninilalaii ininii beberfrfunungsgsii dadalalamm hi

hidudupp mamanusnusiaia peperororarangnganan mamaupuupunn sososisialal.. 2.

2. KuKumpmpululanan asasasas atatauau ninilalaii momoraral l (k(kododee etetikik).). Co

Contntohoh :: KoKodede EtEtikik JuJurnrnalalisistitik k 

DEFINISI

(2)

Etika

Etikabarbaruu menmenjadjadii ilmu ilmu bilabila kemungkemungkinan-kinan-kemungkemungkinankinan etisetis (a

(asasas-s-asasasas dadann ninilalai-i-ninilalaii tetentntanangg yayangng didiananggggapap babaikik dadann bu

bururuk) k) yayangng bebegigitutu sasajaja diditeteririmama dadalalamm susuatatuu mamasysyararakaakatt dadann se

seriringng kakalili tatanpanpa didisasadadariri memenjnjadadii babahahann rereflflekeksisi babagigi susuatatuu pe

penenelilititianan sisiststemematatisis dadann memetotodidis.s. EtEtikikaa didi sisinini sasamama arartitinynyaa den

dengangan fifilsalsafatfat mormoral.al.

Et

Etikikaa adadalalahah bibidadangng kakajijianan fifilslsafafatat yyangang teterkrkaiaitt dedengnganan pepersrsoaoalalann ni

nilalaii momorarall peperirilalakuku mamanusnusiaia.. NiNilalaii mormoralal adadalalahah kuakualilitatass per

perililakakuu babaikik dadariri mamanusnusiaia.. SeSebabagagaii bagbagiaiann dadariri kakajijianan fifilslsafafatat,, et

etikikaa memerurupakpakanan pepemimikikirarann fifilolososofifiss tetentntanangg ninilalaii momoraral,l, bubukakann ni

nilalaii momorarall itituu sesendndiriri.i. AjAjararanan tetentntanangg babagagaimimananaa beberprpererililakakuu den

(3)

Ma

Makaka etetikikaa adadalalahah ililmumu atatauau lelebibihh tetepapatntnyaya penpengegetatahuhuanan fil

filosoosofisfis,, dandan bukbukanan mermerupaupakankan ajaajaranran (no(normarmatiftif)) sebsebagaagaimaimanana mor

moralialitastas ataatauu akhakhlaklak.. 

SeSetitiapap momoraralilitatass atatauau akakhlhlakak memengnghehendndakiaki susupapayaya mamanusnusiaia ber

berpeperirilalakuku babaikik sesesusuaiai dedengnganan yyangang didiajajararkakan.n. 

EtEtikikaa memengnghehendandakiki susupapayaya mamanusnusiaia memelalakukukakann titindndakaakann babaikik itituu de

dengnganan kekesasadadararann dadann kekepapahahamamannnnyya.a. SaSadadarr dadann papahahamm atatasas apapaa ya

yangng didilalakukukakannynnya,a, atatasas susumbmberer dadariri mamanana““petunjuk petunjuk ””perbuatanperbuatan it

itu,u, atatasas alalasasanan kekenanapapa peperbrbuauatatann itituu didilalakukukakannnnyya,a, dadann atatasas apapaa kons

konsekuekuensensii perperbuabuatantan ituitu jikjikaa benbenarar-be-benarnar dildilakuakukankannynya.a.

Seh

Sehininggggaa adadaa duadua mamacacam kam kajijianan etetikika:a: 

etika deskriptif etika deskriptif  yaitu etika yang terlibat analisis kritis tentangyaitu etika yang terlibat analisis kritis tentang sikap dan perilaku manusia dan (nilai) apa yang

sikap dan perilaku manusia dan (nilai) apa yang ingin dicapai dalamingin dicapai dalam hidup ini. Dengan tanpa terlibat upaya memberikan “penilaian”, hidup ini. Dengan tanpa terlibat upaya memberikan “penilaian”, etika ini membicarakan tentang perilaku apa adanya,

etika ini membicarakan tentang perilaku apa adanya, yaitu perilakuyaitu perilaku yang terjadi pada situasi dan realitas konkrit yang membudaya. yang terjadi pada situasi dan realitas konkrit yang membudaya. 

etika normatif etika normatif  yaityaitu u etika yanetika yangg menetamenetapkan berbagpkan berbagai sikap danai sikap dan perilaku ideal

perilaku ideal yang seharusnyyang seharusnya dimiliki dan a dimiliki dan dijalankandijalankan manusia,manusia, serta

serta tindakan apa ytindakan apa yang seharusnya diambil ang seharusnya diambil untuk menggapaiuntuk menggapai sesuatu yang bernilai dalam hidup ini.

(4)

Dalam etika, ukuran baik-tidaknya akhlak seseorang atau n Dalam etika, ukuran baik-tidaknya akhlak seseorang atau nilaiilai perilaku manusia dapat dibedakan dari dua sudut

perilaku manusia dapat dibedakan dari dua sudut pandang:pandang:  Pertama

 Pertama , ,daridari sudut tujuannya (  sudut tujuannya ( teleologis)teleologis). T. Teleoloeleologisgis adalahadalah paham etika yang menekankan mo

paham etika yang menekankan moral pada nilai intrinsik sebagairal pada nilai intrinsik sebagai konsekuensi suatu perbuatan.

konsekuensi suatu perbuatan.  Kedua

 Kedua , , daridari sudut prosesnya sudut prosesnya ((deontologis)deontologis). . DeontoDeontologilogi adalaadalahh suatu paham etika yang menekankan perbuatan moral bukan pada suatu paham etika yang menekankan perbuatan moral bukan pada nilai intrinsik dari konsekuensi perbuatan baik dan bijak karena nilai intrinsik dari konsekuensi perbuatan baik dan bijak karena perbuatan itu sendiri.

perbuatan itu sendiri.

Kek

Kekacaacauan dauan dalam mlam melielihat hat dua hadua hall (tu(tujuajuann dandan proprosesses)) iniini,, mengakibatkan apa yang dimaksud dengan

mengakibatkan apa yang dimaksud dengan akhlak itu menjadi kabur.akhlak itu menjadi kabur. Misalnya:

Misalnya: Seseorang

Seseorang yang ingin yang ingin menyantuni anak menyantuni anak yatim, membantu yatim, membantu fakir- fakir-miskin, atau memberi nafkah keluarga, memberi sumbangan pada miskin, atau memberi nafkah keluarga, memberi sumbangan pada masjid atau madrasah; semua ini jelas merupakan tujuan yang baik. masjid atau madrasah; semua ini jelas merupakan tujuan yang baik. T

Tetapi jika tujuan baik ini diwujudkan dengan cara-cara etapi jika tujuan baik ini diwujudkan dengan cara-cara yang salah,yang salah, seperti: memasang lotre, mencuri, korupsi, menipu, dan lain

seperti: memasang lotre, mencuri, korupsi, menipu, dan lain sebagainya, tentu semua ini tidak bisa disebut perbuatan yang sebagainya, tentu semua ini tidak bisa disebut perbuatan yang baik baik  atau berakhlak.

(5)

A.

A. ETI

ETIKA

KA MEN

MENURUT

URUT AGAM

AGAMA

A

Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang

buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengandisebut dengan

““self controlself control“, karena segala sesuatunya dibuat dan “, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dariditerapkan dari

dan untuk kepentingan kelompok itu

dan untuk kepentingan kelompok itu sendiri.sendiri.

Etika disebut juga

Etika disebut juga filsafat moral, filsafat moral, merupakan cabang filsafat yangmerupakan cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan berbicara tentang tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh

harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam- bermacam-macam norma, diantaranya norma hukum, norma moral, no

macam norma, diantaranya norma hukum, norma moral, normarma agama dan norma sopan santun. Norma

agama dan norma sopan santun. Norma hukum hukumberasal dariberasal dari hukum hukum dan perundang-undangan

dan perundang-undangan; norma; norma agama agama berasal dariberasal dari agama agama; norma; norma

moral

moralberasal dariberasal dari suara hati suara hati; dan norma; dan norma sopan santun sopan santun berasal dariberasal dari

kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari..

(6)

Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi.

memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut: Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut: 1.

1. OrangOrang agama mengharapkan agagama mengharapkan agar ajaran agar ajaran agamanya rasional. amanya rasional. IaIa tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti

tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya.mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.

Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.

2.

2. SerinSeringkaligkali ajarajaran moral yan moral yang termuaang termuat dalam wat dalam wahyu menghyu mengizinkaizinkann interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.

interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan. 3.

3. KareKarenana perkeperkembangambangan ilmu n ilmu pengepengetahuan, tahuan, teknolteknologi ogi dandan

masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggung-singgung dalam wahyu. Misalnya bayi langsung tidak disinggung-singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.

tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama. 4

4.. AAddaannyyaa ppeerrbbeeddaaaann aannttaarraa eettiikkaa ddaann aajjaarraann mmoorraall.. EEttiikkaa m

meennddaassaarrkkaann ddiirrii ppaaddaa aarrgguummeennttaassii rraassiioonnaall sseemmaattaa--mmaattaa se

(7)

B.

B. ETIKA

ETIKA MENURU

MENURUT

T FILSAF

FILSAFA

AT

T

Pada umumnya, kata

Pada umumnya, kata etika etikamempunyai makna yang tetap beradamempunyai makna yang tetap berada pada

pada seputaseputarr perbuaperbuatan-ptan-perbuaerbuatan kategori akhlatan kategori akhlaki sepertiki seperti:: kebiasaan, tingkah laku, kesusilaan dan semisalnya.

kebiasaan, tingkah laku, kesusilaan dan semisalnya. Peng

Pengertertianian katkataa moral moral, yang secara etimologis berasal dari bahasa, yang secara etimologis berasal dari bahasa Latin

Latin mos mos(jamaknya:(jamaknya: mores mores) berarti kebiasaan dan adat.) berarti kebiasaan dan adat. Namun

Namun dalam bahasa Idalam bahasa Indonesia, kata Suwito, ndonesia, kata Suwito, pada umumnya katapada umumnya kata moral diidentikkan dengan kata etika.

moral diidentikkan dengan kata etika.

Adapun secara istilah, pengertian

Adapun secara istilah, pengertian etika etikatampak berbeda dengantampak berbeda dengan

 moral 

 moral , dan juga dengan, dan juga dengan akhlak akhlak. Moral lebih dekat dengan akhlak.. Moral lebih dekat dengan akhlak.

Karakteristika akhlak adalah bersifat agamis, dan ini tidak ada pada Karakteristika akhlak adalah bersifat agamis, dan ini tidak ada pada moral.

moral. Etika Etikalebih menunjuk pada ilmu akhlak, sedangkanlebih menunjuk pada ilmu akhlak, sedangkan moral moral

lebih merupakan perbuatan konkrit realisasi dari kekuatan jiwa. lebih merupakan perbuatan konkrit realisasi dari kekuatan jiwa.

Etika

Etikabersumber dari pemikiran manusia terutama filsafbersumber dari pemikiran manusia terutama filsafatat YYunani.unani. Ilmu

Ilmu akhlak akhlak, meski juga merupakan hasil pemikiran, tetapi ia, meski juga merupakan hasil pemikiran, tetapi ia bersu

bersumbermber dari wadari wahyu yakni al-hyu yakni al-Qur’an danQur’an dan al-Hadis (dalam Agamaal-Hadis (dalam Agama Islam).

(8)

A

Akhlakkhlakdandan moral, moral, sama-sama-samasama menunjmenunjuk uk padapada perbuaperbuatan. tan. NamunNamun bila dilihat

bila dilihat dari objeknya, dua isdari objeknya, dua istilah itu tilah itu tidaktidak identik.identik. Sifat

Sifat akhlak akhlakadalahadalah teorsentris teorsentris, karena segala perbuatan yang, karena segala perbuatan yang ditunjuk oleh istilah akhlak dilihat dalam konteksnya dengan ditunjuk oleh istilah akhlak dilihat dalam konteksnya dengan

Tuhan, baik perbuatan dalam hubungannya dengan Tuhan maupun Tuhan, baik perbuatan dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia.

dengan sesama manusia. Sifat

Sifat moral moraladalahadalah  antroposentris  antroposentris , ,karenkarena hanya hanyaa menunjumenunjuk padak pada perbuatan dengan sesama manusia, tidak menunjuk

perbuatan dengan sesama manusia, tidak menunjuk pada yangpada yang dengan

dengan TuhTuhan, danan, dan tujuantujuannya hanynya hanya sebatas untuk kea sebatas untuk kepentingpentinganan manusia.

manusia.

C.

C. ETIKA MENURUT YURIDIS

 ETIKA MENURUT YURIDIS

Hukum

Hukum dalam pengerdalam pengertian peraturtian peraturan perundang-undangan,an perundang-undangan, tidak tidak  memberikan ruang secara eksplisit terhadap etika. Ruang eksplisit memberikan ruang secara eksplisit terhadap etika. Ruang eksplisit yang dimaksud adalah bunyi teks atau

yang dimaksud adalah bunyi teks atau pasal-pasal yang terdapatpasal-pasal yang terdapat dalam per

dalam peraturaaturan perundang-n perundang-undangundangan.an. EtikaEtika dapat menjadapat menjadi asas yangdi asas yang mendasari pengaturan dalam bahasa

mendasari pengaturan dalam bahasa teks peraturan. Artinyteks peraturan. Artinya etikaa etika sudah membaur atau dibaurkan dalam bunyi teks

sudah membaur atau dibaurkan dalam bunyi teks peraturan.peraturan. Pembauran menempatkan etika menjadi ‘nyawa’ dari pasal per Pembauran menempatkan etika menjadi ‘nyawa’ dari pasal per pasalpasal yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.

(9)

Dari perspektif demikian etika adalah

Dari perspektif demikian etika adalah meta yuridis meta yuridis. Etika bukan. Etika bukan peraturan perundang-undangan, tetapi menjadi dasar dari bahasa peraturan perundang-undangan, tetapi menjadi dasar dari bahasa teks peraturan perundang-undang. Peraturan perundang-undangan teks peraturan perundang-undang. Peraturan perundang-undangan menjadi aktualisasi yuridis dari etika yang menjadi pedoman menjadi aktualisasi yuridis dari etika yang menjadi pedoman berperilaku. Aktualisasi yur

berperilaku. Aktualisasi yuridis atau idis atau positivisasi etika menjadipositivisasi etika menjadi kaidah berperilaku yang

kaidah berperilaku yang berwatak yuridis. Tberwatak yuridis. Tanpa positivisasi etikaanpa positivisasi etika yang semula hanya norma perilaku, etika tidak akan dapat

yang semula hanya norma perilaku, etika tidak akan dapat ditegakkan dengan menggunakan sanksi hukum.

ditegakkan dengan menggunakan sanksi hukum.

Etika yang bertransformasi menjadi kaidah hukum baru merupakan Etika yang bertransformasi menjadi kaidah hukum baru merupakan hukum dalam peraturan perundang-undangan.

hukum dalam peraturan perundang-undangan. TransforTransformasi melaluimasi melalui positivisasi

positivisasi meletakkan etika menjadi meletakkan etika menjadi hukum.hukum. Etika menjadi hukumEtika menjadi hukum (peraturan

(peraturan perundang-undangan) ketika perundang-undangan) ketika ditempatkan dalam ditempatkan dalam bunyibunyi pasal atau menginspirasi pembentukan pasal tersebut.

pasal atau menginspirasi pembentukan pasal tersebut.

Etika tidak selalu sama dengan hukum. Etika bisa tetap sebagai Etika tidak selalu sama dengan hukum. Etika bisa tetap sebagai etikaetika ketika etika tidak mengalami positivisasi untuk menjadi teks

ketika etika tidak mengalami positivisasi untuk menjadi teks peraturan perundang-undangan. Etika

peraturan perundang-undangan. Etika mengalami transformasimengalami transformasi

menjadi peraturan perundangan, apabila pembentuk menjadi peraturan perundangan, apabila pembentuk undang-undang (DPR dan hakim) menempatkan etika

(10)

D.

D.

IMPLEMENT

IMPLEMENTASI KEHIDUPAN AGAMA,

ASI KEHIDUPAN AGAMA,

FILSAF

FILSAFA

AT

T,, YURIDIS.

YURIDIS.

Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak  mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak ..

Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Etika tidak

filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Etika tidak dapatdapat

menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk  menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk  memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya.

dasar kehidupan dalam agamanya.

a. Hubungan Etika dengan Hati Nurani a. Hubungan Etika dengan Hati Nurani

Hati

Hati nurani merupakan suara nurani merupakan suara hati manusia yhati manusia yang paling dalam.ang paling dalam. Setiap manusia memiliki hati nurani. Dengan adanya hal tersebut Setiap manusia memiliki hati nurani. Dengan adanya hal tersebut maka dapat melandasi setiap tindakan konkrit pada manusia. Hati maka dapat melandasi setiap tindakan konkrit pada manusia. Hati nurani juga mempengaruhi kesadaran manusia.

nurani juga mempengaruhi kesadaran manusia.

b. Hubungan Etika dengan Kebebasan Bertanggung Jawab b. Hubungan Etika dengan Kebebasan Bertanggung Jawab

Kebebasan itu sangat diperlukan karena dapat membuat

Kebebasan itu sangat diperlukan karena dapat membuat orangorang merasa lebih hidup, senang, dapat berbuat sesuai dengan

merasa lebih hidup, senang, dapat berbuat sesuai dengan apa yangapa yang mereka inginkan, bebas berekspresi, dan lepas. Namun

mereka inginkan, bebas berekspresi, dan lepas. Namun kebebasankebebasan tersebut harus diikuti dengan tanggung jawab dalam prakteknya. tersebut harus diikuti dengan tanggung jawab dalam prakteknya.

(11)

3.

3. Hubungan Etika dengan Nilai dan NormaHubungan Etika dengan Nilai dan Norma

Nilai

Nilaiadalah suatu yang memiliki arti atau harga. Sedangkanadalah suatu yang memiliki arti atau harga. Sedangkan Norma Norma

adalah peraturan dasar yang mengatur kehidupan

adalah peraturan dasar yang mengatur kehidupan masyarakat. Nilaimasyarakat. Nilai dan Norma sangat penting untuk membentuk

dan Norma sangat penting untuk membentuk suatu etika. Dengansuatu etika. Dengan adanya nilai dan norma yang

adanya nilai dan norma yang merupakan kelanjutan dari suatumerupakan kelanjutan dari suatu

budaya, dapat membuat lingkungan yang menganut nilai dan norma budaya, dapat membuat lingkungan yang menganut nilai dan norma tersebut bertindak sesuai dengan apa yang telah

tersebut bertindak sesuai dengan apa yang telah diaturdiatur. Dengan kata. Dengan kata lain dapat bertindak sesuai etika yang berlaku dalam lingkungan lain dapat bertindak sesuai etika yang berlaku dalam lingkungan masyarakat

masyarakat

4.

4. Hubungan Etika dengan Hak dan Kewajiban Hubungan Etika dengan Hak dan Kewajiban

Hak

Hakadalah segala sesuatu yang harus kita dapat dan miliki.adalah segala sesuatu yang harus kita dapat dan miliki. Sedangkan

Sedangkan kewajiban kewajibanadalah segala sesuatu yang harus dijalankan.adalah segala sesuatu yang harus dijalankan. Dalam ke

Dalam kehidupahidupan, harusln, haruslahah terdaterdapat keseipat keseimbangmbanganan antarantara hak dana hak dan kewaj

kewajiban.iban. SehingSehingga akanga akan tercitercipta suatpta suatu timbal bu timbal balik yaalik yang baik danng baik dan tidak berat sebelah antara pihak yang menuntut hakn

tidak berat sebelah antara pihak yang menuntut haknya denganya dengan pihak yan

(12)

Kehidupan Ilmiah Kehidupan Ilmiah

P

Pertamaertama, pandangan-pandangan moral yang beraneka ragam yang, pandangan-pandangan moral yang beraneka ragam yang berasal dari berbagai suku, kelompok, daerah, dan

berasal dari berbagai suku, kelompok, daerah, dan agama yangagama yang berbeda dan yang hidup berdampingan dalam suatu masyarakat dan berbeda dan yang hidup berdampingan dalam suatu masyarakat dan Negara.

Negara.

Kedua

Kedua, modernisasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan, modernisasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan besar dalam struktur masyarakat yang akibatnya dapat bertentangan besar dalam struktur masyarakat yang akibatnya dapat bertentangan dengan pandangan-pandangan moral tradisional.

dengan pandangan-pandangan moral tradisional.

Ketiga

Ketiga, munculnya berbagai ideology yang menawarkan diri sebagai, munculnya berbagai ideology yang menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan manusia dengan

penuntun kehidupan manusia dengan masing-masing ajarannyamasing-masing ajarannya tentang kehidupan manusia.

tentang kehidupan manusia.

S

Selam

elamat Bel

at Belajar

ajar...

...

S

Sem

emoga

oga S

Sukses selalu...

ukses selalu...

....

Sumber:

Sumber: http://agunhttp://agung-theraiderg-theraider.blogspot.com/2012/11/artik.blogspot.com/2012/11/artikel-tentang-sumber-

el-tentang-sumber-sumber-etika_7774.html

Referensi

Dokumen terkait

Tabel indek tidak dapat berdiri sendiri, karena membutuhkan data transaksi kata setiap dokumennya, sehingga dibutuhkan pula tabel master kata untuk mempercepat proses

Pertama, terkait dengan kemampuan puskesmas untuk menyelengarakan pelayanan secara handal dan akurat, sesuai masalah yang ada dilapangan menunjukan ketidak pastian

Bank BNI Syari’ah Kantor Cabang Yogyakarta yang menggunakan akad murabahah karena pihak bank (sebagai penanggung hutang/kreditur kedua) membeli jaminan nasabah pada

Optimasi dengan metode ekspansi deret Taylor dipilih karena mampu, menentukan nilai optimum noncondensable-gas (NCG) yang dapat dihisap steam ejector dalam batas

Bagaimana tinjauan hukum pidana Islam terhadap pandangan polisi di Polres Sleman dalam menentukan tindak pidana main hakim sendiri dari kasus pencurian.. Tujuan dan

Perusahaan asuransi boleh saja memperlakukan seolah - olah hanya sebuah produk baru yaitu produk syariah, namun segala hal yang berhubugan baik dari aspek spesifikasi

dan merasakan ada kelucuan. Tujuannya tidak lain adalah untuk kesenangan atau sekedar hiburan. Namun, untuk menjadikan tertawa menjadi berkualitas dan bernilai baik

Belshaw ( 1981:10 ) berpendapat bahwa pasar tidak hanya merupakan lembaga tukar-menukar, tetapi pasar berfungsi sebagai tempat penyebaran lembaga penyimpanan barang,