Ringkasan Manajemen Finansial
KAJIAN MINAT INVESTOR TERHADAP EFEK SYARIAH DI PASAR
MODAL
Oleh :
Pasar Modal Syariah di Indonesia
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000. Meski demikian fatwa mengenai pasar modal syariah baru dikeluarkan pada tanggal 18 April 2001 oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Semenjak itu, pasar modal syariah terus berada dalam tren pertumbuhan yang positif dari segi jumlah emiten yang terdaftar. Kriteria kesyariahan yang ditetapkan memang memungkinkan perusahaan perusahaan yang tidak menetapkan secara jelas kesyariahan usahanya dalam AD/ART untuk mengajukan izin listing.
Jika dilihat dengan seksama, perkembangan pasar modal syariah di Indonesia hampir selalu diinisiasi oleh para pelaku ekonomi, bukan dari pemerintah. Pola bottom up ini menunjukan keinginan yang kuat dari para pelaku pasar untuk mengaplikasikan nilai-nilai diinul islam di bursa saham. Sayangnya, resonansi semangat ini masih belum mampu menyentuh mayoritas masyarakat, khususnya muslim di Indonesia. Hal ini terlihat dari masih rendahnya jumlah investor di pasar modal, terlebih lagi di pasar modal syariah.
Untuk mengukur minat berinvestasi di pasar modal syariah, paper ini menggunakan Theory of Planned Behaviour (TPB) yang pertama kali diperkenalkan oleh Ajzen (1985) dalam artikel yang berjudul From Intention To Action: A Theory Of Planned Behavior. Dalam teorinya, Ajzen manyatakan bahwa sebelum variabel behaviour, terdapat variabel yang mendahuluinya, yaitu minat (intention). TPB model memperkenalkan 3 variabel yang mempengaruhi minat, yaitu: attitude terhadap behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control. Penjelasan model komponen TPB adalah sebagai berikut.
a) Behavioral beliefs dan attitude toward behavior
Behavioral belief : Behavioral belief menghubungkan perilaku
dengan hasil yang diharapkan ia merupakan prakiraan subjektif bahwa suatu perilaku akan menghasilkan outcome.
Attitude toward behavior : Adalah evaluasi mengenai positif atau
negative mengenai perilaku tertentu. Berdasarkan teori expentancy. Attitude toward a behavior ditentukan oleh sekelompok Behavioral Belief terhadap suatu hasil dari perilaku tertentu.
b) Normative beliefs dan subjective norms
Normative belief , mengacu pada pekspetasi mengenai persepsi
orang-orang yang penting sebagai rujukan, seperti pasangan, keluarga dan teman-teman. Merupakan persepsi individual mengenai tekanan norma social atau kepercayaan lain mengenai harus atau tidaknya suatu perilakuan dilakukan.
Subjective norm : Persepsi individu mengenai perilaku tertentu,
yang dipengaruhi oleh penilaian orang lain. c) Control belief and perceived behavioral control
Perceived behavioral control : Persepsi individu mengenai mudah
Control belief : Keyakinan individu mengenai faktor-faktor yang
bisa memfasilitasi suatu perilaku atau tindakan. Control beliefs ini secara onseptual berkaitan dengan self-efficacy.
d) Behavioral intention and behavior
Behavioral intention : Indikasi mengenai kesiapan seseorang
untuk melakukan tindakan tertentu. Behaviour intention dipengaruhi attitude toward the behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control.
Behavior : Adalah respon individu yang bisa di observasi dalam
situasi tertentu untuk mengejar tujuan tertentu .
Minat berinvestasi : Gender, Income, Pengalaman pelatihan
Analisis selanjutnya adalah melakukan pengujian apakah minat berinvestasi dari kelompok responden dengan perbedaan dalam gender, pengalaman seminar/pelatihan serta level income secara nyata signifikan. Untuk ini dilakukan uji ANOVA pada masing –masing kategori.
Hasil dari pengujian ANOVA ditunjukan dalam tabel.
Nilai signifikasi dari variabel gender adalah 0,716, berada jauh
diatas 0,05. Ini menandakan bahwa perbedaan gender responden tidak signifikan berpengaruh terhadap minat mereka dalam berinvestasi di pasar modal syariah.
Untuk variabe income, memiliki signifikasi 0,074,masih berada
diatas 0,05 yang berarti perbedaan level income sama sekali tidak signifikan berpengaruh pada minat berinvestasi.
Variabel pengalaman pelatihan/seminar/sosialisasi yang telah
Implikasi terhadap Targetting Program Edukasi dan Sosialisasi Pasar Modal Syariah