• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIAYA OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BIAYA OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIAYA OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG)

Kantor Perwakilan Tasikmalaya) Dery Herlambang Kusuma

Jl. Tarumanagara No. 58 (dery.herlambang@student.unsil.ac.id) Program Studi Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Siliwangi

Jl. Siliwangi No. 24, Jawa Barat, Indonesia

The purpose of this research is to know how the influence of operational cost to company performance. The object of this include operational cost and performance at PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Branch of Tasikmalaya. Method using descriptive analitycal study with case study approach. Techniques of data collection is done through primary and secondary data, financial data for 2011 to 2014. The data analysis technique to test the hypothesis, writer using regression linear analysis, correlation coefficient analysis, and coefficient analysis of determination and also test t. The results showed that operational cost significantly influence company performance.

Keywords: Operational Cost and Company Performance

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh biaya operasional terhadap kinerja perusahaan. Objek penelitian ini meliputi biaya operasional dan kinerja perusahaan pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan sekunder, untuk data keuangan tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Dalam menguji hipotesis, penulis menggunakan analisis regresi linier sederhana, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi serta hasil uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operasional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.

(2)

PENDAHULUAN

Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha saat ini semakin ketat, setiap perusahaan dituntut untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam melaksanakan kegiatannya. Diterapkannya strategi ekonomi pasar di Indonesia membuat intensitas persaingan usaha semakin tinggi. Lingkungan bisnis yang dihadapi perusahaan dewasa ini adalah lingkungan dengan tingkat yang kompetitif. Pasar tidak hanya dimasuki oleh produsen dalam negeri, tetapi juga luar negeri.

Untuk dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang kompetitif perusahaan harus bisa meningkatkan posisi produknya baik barang maupun jasa dalam masyarakat, karena produk merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing. Demikian banyak usaha yang diciptakan untuk memenangkan persaingan, oleh karena itu setiap perusahaan harus bersaing dan berkompetisi dalam berbisnis dan meraih laba.

Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan, salah satunya adalah memperoleh laba dari hasil usahanya. Laba yang diperoleh perusahaan seringkali menjadi ukuran yang dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan. Oleh karena itu dalam usaha mencapai tujuan tersebut, pihak manajemen perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan seluruh aktivitas perusahaan dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki agar mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

PT. Kereta Api Logistik (KALOG) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan distribusi logistik berbasis kereta api (KA) dan merupakan perusahaan di bawah induk PT. Kereta Api (Persero). Untuk memfasilitasi layanan logistik secara terpadu, saat ini KALOG telah membangun sejumlah kantor perwakilan di sejumlah kota seperti Manggarai, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan kota lainnya di pulau Jawa termasuk Tasikmalaya. Fungsi dan peran KALOG adalah sebagai pencipta nilai tambah (value added creator) sepanjang rantai nilai (value chain) layanan distribusi logistik, seperti angkutan barang dan gudang yaitu sebagai jasa pengiriman barang yang berhubungan dengan distribusi yaitu menyampaikan barang dari pengirim kepada penerima barang, yang menyadari bahwa perusahaan bergantung pada kepuasan konsumen dimana kualitas jasa harus sesuai

(3)

dengan keinginan dan harapan konsumen. Dengan memperhatikan laporan keuangan, seperti telah kita ketahui bahwa dalam setiap perusahaan tidak luput dari yang dikeluarkannya untuk dapat memenuhi segala macam kegiatan-kegiatan perusahaan atau sering disebut juga dengan biaya operasi, sebelum akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan.

Biaya operasional atau biaya operasi (operating expenses) adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari (Jopie Jusuf, 2008:33).

Biaya operasional pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya terdiri dari pertama, biaya operasional langsung merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional secara langsung. Kedua, biaya operasional tidak langsung merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengkoordinasikan kegiatan operasional.

Perolehan laba sangat ditentukan oleh pendapatan yang diperoleh dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Untuk dapat mencapai laba yang maksimal pihak manajemen hanya dapat mengendalikan komponen biaya karena pada komponen kuantitas penjualan yang akan mempengaruhi pendapatan, besarnya sangat bergantung pada konsumen.

Pada dasarnya tujuan akhir dari setiap perusahaan dalam hal ini tentu menginginkan hasil akhir yang sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu memperoleh pendapatan yang akhirnya diharapkan perusahaan akan memperoleh laba, artinya jika jumlah penghasilan yang diterima lebih besar daripada jumlah pengeluaran (biaya) yang dikeluarkan. Oleh karena itu, jumlah laba yang diperoleh secara teratur merupakan salah satu faktor penting yang dapat digunakan untuk menilai baik atau buruknya kinerja suatu perusahaan.

Kinerja perusahaan merupakan hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang dilakukan dan menggambarkan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Perusahaan dapat dikatakan berhasil bila dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Weston dan Copeland, 2005:3).

(4)

Kinerja pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya merupakan ukuran tertentu yang dapat menilai keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya dan menunjukkan tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan serta menggambarkan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

Menilai kinerja perusahaan dilihat dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan menggunakan rasio-rasio keuangan salah satunya yaitu rasio profitabilitas yang dapat diukur dengan Return On Asset (ROA). Return On Asset merupakan salah satu alat ukur profitabilitas yang dapat menilai kinerja PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya dengan mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan serta mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Karena pada dasarnya kemampuan laba bersih yang dihasilkan perusahaan berasal dari selisih pendapatan atas biaya-biaya yang dibebankan dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan maka akan semakin baik kinerja perusahaan tersebut.

Pencapaian laba yang berubah-ubah akan mempengaruhi eksistensi perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan operasionalnya setiap perusahaan tentunya selalu memerlukan laba. Laba merupakan salah satu komponen terpenting dalam menjalankan roda perusahaan. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan harus melakukan upaya-upaya atau tindakan perbaikan untuk mendapatkan laba yang optimal.

Dalam pengeluaran biaya operasional diharapkan perusahaan dapat menggunakan secara efisien, sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang optimal. Namun, permasalahan yang sering terjadi pada suatu perusahaan adalah mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi aktivitas operasional perusahaan yang tidak disertai dengan kenaikan laba. Jika dalam perusahaan terjadi penurunan atau kenaikan biaya operasional, maka perusahaan mengalami kendala dalam pencapaian laba yang maksimal.

(5)

Searah dengan uraian di atas penelitian yang dilakukan pada dasarnya mengacu pada penelitian sebelumnya yang relevan adalah sebagai berikut:

1. Siti Anisah (2008), dengan judul penelitian “Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Operasional. Studi Kasus pada PT. Inti (Persero) Bandung”. Berdasarkah hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operasional merupakan biaya langsung yang berpengaruh dalam suatu perusahaan, dimana setiap biaya operasional mengalami kenaikan akan mengakibatkan laba perusahaan menurun, apabila biaya operasional turun maka laba perusahaan akan mengalami kenaikan.

2. Ira Kristiyanti (2009), dengan judul penelitian “Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA). Studi Kasus pada PT. Pindad (Persero) Bandung”. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operasional berpengaruh sangat kecil tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) sebesar 18,2% sedangkan 81,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya.

3. Regi Risandi (2012), dengan judul penelitian “Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Studi Kasus pada KJPP Rija Husaeni Cabang Tasikmalaya”. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya operasional terhadap profitabilitas perusahaan, bahwa semakin optimal biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan maka profitabilitas perusahaan pun akan meningkat sesuai dengan kondisi tertentu.

4. Dian Apriyanti Hindayana (2008), dengan judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan. Studi Kasus pada PT. Pindad (Persero) Bandung”. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara perputaran modal kerja terhadap kinerja perusahaan, artinya setiap ada kenaikan tingkat perputaran modal kerja maka akan diikuti oleh kenaikan kinerja perusahaan. Perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan yaitu sebesar 47,88%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 5. Saepul Rohmat (2010), dengan judul penelitian “Pengaruh Produktivitas Tenaga

Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan. Studi Kasus pada PT. Hini Daiki Indonesia”. Berdasarkan hasil penelitian bahwa produktivitas tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik produktivitas tenaga kerja maka kinerja keuangaan akan semakin baik.

(6)

METODE PENELITIAN

Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah biaya operasional dan kinerja perusahaan. Subjek yang akan diteliti adalah PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya yang beralamat di Jl. Stasion No. 06 Pintu 1, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Sedangkan menurut Nazir (2005), metode deskriptif analisis adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Hipotesis

H0 : ρ = 0 = biaya operasional tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Ha : ρ ≠ 0 = biaya operasional mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Level of signifikan sebesar 5% atau 0,05 dengan ketentuan bahwa, bila diperoleh thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan dan pengaruh antara biaya operasional (variable bebas) dan kinerja (variable terikat).

PEMBAHASAN

Biaya Operasional pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya

Pada perusahaan jasa, biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan dinamakan dengan biaya operasional. Biaya operasional sangat mempengaruhi pada kelancaran usaha PT. Kereta Api Logistik (KALOG), hal itu dikarenakan PT. Kereta Api Logistik (KALOG) memerlukan biaya untuk kegiatan operasional perusahaannya. Biaya operasional terdiri dari dua macam yaitu biaya operasional langsung dan biaya operasional tidak langsung.

Biaya operasional langsung adalah pengeluaran biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan utama operasional perusahaan. Komponen-komponen biaya

(7)

operasional langsung yaitu terdiri dari biaya bahan bakar, biaya bongkar/muat, biaya administrasi dan umum. Sedangkan biaya operasional tidak langsung adalah pengeluaran biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan utama operasional perusahaan. Komponen-komponen biaya operasional tidak langsung yaitu terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya pemeliharaan dan pengoperasioan prasarana milik perusahaan seperti biaya perawatan mobil, komputer dan printer, biaya telepon, biaya listrik, biaya internet, biaya ATK, dan lain-lain. Adapun pertumbuhan biaya operasional PT. Kereta Api Logistik (KALOG) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3

Perkembangan Biaya Operasional PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya

(dalam rupiah) Tahun / Semester Biaya Operasional Pertumbuhan Biaya Operasional (A+B) (%) 2011 I 38.498.600 - II 40.157.400 4.31 2012 I 43.101.300 7.33 II 44.710.900 3.73 2013 I 55.707.350 24.59 II 57.053.300 2.42 2014 I 63.753.510 11.74 II 64.121.100 0.58

Sumber: Laporan Biaya Operasional PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya (yang telah diolah kembali)

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa biaya operasional yang dikeluarkan oleh PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya mengalami kenaikkan pada setiap semesternya.

1. Semester I tahun 2011, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 38.498.600,-.

2. Semester II tahun 2011, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 40.157.400,-, mengalami peningkatan dibandingkan semester sebelumnya yaitu sebesar 4,31%. Hal ini terjadi karena setiap akhir tahun adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket yang signifikan.

(8)

3. Semester I tahun 2012, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 43.101.300,-, mengalami peningkatan dibandingkan semester sebelumnya yaitu sebesar 7,33%. Hal ini terjadi karena perusahaan melakukan peningkatan gaji pegawai.

4. Semester II tahun 2012, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 44.710.900,-, mengalami peningkatan dibanding semester sebelumnya yaitu sebesar 3,73%. Hal ini terjadi karena setiap akhir tahun adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket yang signifikan.

5. Semester I tahun 2013, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 55.707.350,-, mengalami peningkatan dibanding semester sebelumnya yaitu sebesar 25,59%. Hal ini terjadi karena perusahaan melakukan penambahan jumlah pegawai sehingga terjadi peningkatan atas gaji pegawai dan tarif biaya bongkar/muat.

6. Semester II tahun 2014, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 57.053.300,-, mengalami peningkatan dibanding semester sebelumnya yaitu sebesar 2,42%. Hal ini terjadi karena setiap akhir tahun adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket yang signifikan.

7. Semester I tahun 2014, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 63.753.510,-, mengalami peningkatan dibanding semester sebelumnya yaitu sebesar 11,74%. Hal ini terjadi karena perusahaan melakukan peningkatan gaji pegawai dan tarif biaya bongkar/muat.

8. Semester II tahun 2014, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 64.121.100,-, mengalami peningkatan dibanding semester sebelumnya yaitu sebesar 0,58%. Hal ini terjadi karena setiap akhir tahun adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket yang signifikan.

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan berfluktuasi cenderung mengalami kenaikan yang disebabkan oleh adanya penambahan jumlah pegawai yang dilakukan perusahaan, sehingga terjadi peningkatan atas gaji pegawai dan tariff biaya bongkar/muat, serta adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket yang signifikan pada setiap akhir tahun.

(9)

Kinerja Perusahaan pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya

Kinerja PT. Kereta Api Logistik (KALOG) sangat dipengaruhi oleh banyaknya permintaan jasa atas pengiriman barang/paket, semakin banyak permintaan pesanan/order jasa untuk mengirimkan barang/paket dari konsumen maka akan semakin besar kinerja yang dihasilkan PT. Kereta Api Logistik (KALOG). Adapun kinerja pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Kinerja PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya

(dalam rupiah) Tahun / Semester Kinerja Pertumbuhan Kinerja (A+B) (%) 2011 I 0.2767 - II 0.3129 13.08 2012 I 0.3033 -3.07 II 0.3824 26.08 2013 I 0.4098 7.16 II 0.4579 11.74 2014 I 0.4582 0.07 II 0.4982 8.73

Sumber: Laporan Keuangan PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya (yang telah diolah kembali)

Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa kinerja yang terjadi pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya cenderung mengalami kenaikkan pada setiap semesternya.

1. Semester I tahun 2011, kinerja yang dihasilkan oleh PT. Kereta Api Logistik (KALOG) sebesar 2,76%. Tidak terjadi peningkatan maupun penurunan kinerja. 2. Semester II tahun 2011, kinerja yang dihasilkan oleh PT. Kereta Api Logistik

(KALOG) sebesar 3,12% terjadi peningkatan sebesar 13,08%. Hal ini terjadi karena mulai adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket. 3. Semester I tahun 2012, kinerja yang dihasilkan oleh PT. Kereta Api Logistik

(KALOG) sebesar 3,03% terjadi penurunan sebesar 3,07%. Hal ini terjadi karena menurunnya permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket.

(10)

4. Semester II tahun 2012, kinerja yang dihasilkan oleh PT. Kereta Api Logistik (KALOG) sebesar 3,82% terjadi peningkatan sebesar 26,08%. Hal ini terjadi karena setiap akhir tahun adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket yang signifikan.

5. Semester I tahun 2013, kinerja yang dihasilkan oleh PT. Kereta Api Logistik (KALOG) sebesar 4,09% terjadi peningkatan sebesar 7,16%. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket.

6. Semester II tahun 2013, kinerja yang dihasilkan oleh PT. Kereta Api Logistik (KALOG) sebesar 4,57% terjadi peningkatan sebesar 11,74%. Hal ini terjadi karena setiap akhir tahun adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket yang signifikan.

7. Semester I tahun 2014, kinerja yang dihasilkan oleh PT. Kereta Api Logistik (KALOG) sebesar 45,82% terjadi peningkatan sebesar 0,007%. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket. 8. Semester II tahun 2014, kinerja yang dihasilkan oleh PT. Kereta Api Logistik

(KALOG) sebesar 4,98% terjadi peningkatan sebesar 8,73%. Hal ini terjadi karena setiap akhir tahun adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket yang signifikan.

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja yang terjadi pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya berfluktuasi cenderung mengalami kenaikan yang disebabkan oleh adanya peningkatan permintaan jasa untuk mengirimkan barang/paket yang signifikan.

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya

Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional terhadap kinerja perusahaan pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) dapat diketahui dengan menggunakan analisis kuantitatif. Hasil pengolahan data diperoleh dari laporan keuangan periode semester tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 yang bersumber dari PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya. Kemudian data-data tersebut dihitung menggunakan program SPSS versi 17.0, berikut analisis-analisisnya:

(11)

1. Analisis Regresi Sederhana

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS 17.0 maka dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:

Y= 0,005 + 0,07509 X

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai a atau konstanta sebesar 0,005 yang mempunyai arti, jika ada peningkatan biaya operasional maka kinerja (ROA) sebesar 0,005 dan nilai b sebesar 0,07509. Karena nilai b bernilai positif, maka menunjukkan bahwa hubungan yang searah artinya setiap terjadinya kenaikkan biaya operasional maka kinerja (ROA) akan mengalami peningkatan sebesar 0,07509 pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya. Kenaikkan ini terjadi pada batasan tertentu secara profesional.

2. Analisis Korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS 17.0 dengan demikian korelasi yang didapat sebesar 0,954. Nilai korelasi tersebut bila mengacu pada interpretasi nilai korelasi menunjukkan hubungan yang sangat kuat dan berarah positif karena nilai r adalah positif. Artinya, jika ada kenaikkan variabel independen “X” (Biaya Operasional) akan menyebabkan variabel dependen “Y” (Kinerja) meningkat. 3. Analisis Koefisien Determinasi

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi dari program SPSS 17.0 diperoleh nilai Kd sebesar 91%. Angka tersebut merupakan besar pengaruh biaya operasional terhadap kinerja perusahaan, yang berarti bahwa sebesar 91% biaya operasional dipengaruhi oleh kinerja (ROA) sedangkan 9% dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya yang tidak diteliti.

4. Pengujian Hipotesis

Setelah nilai korelasi diperoleh, untuk mengetahui apakah biaya operasional mempengaruhi kinerja pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya, maka penulis menggunakan statistik uji (uji t) dengan maksud untuk

(12)

menguji signifikansi besarnya pengaruh biaya operasional terhadap kinerja perusahaan menggunakan perhitungan dari program SPSS 17.0 untuk uji hipotesis.

Berdasarkan perhitungan dari program SPSS 17.0 diperoleh nilai thitung sebesar 7,787 dan selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat keyakinan 95%, dengan tingkat kebebasan (degree of freedom) (n-2) = 8 – 2 = 6, nilai kesalahan = 5%, yaitu sebesar 2,447. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kaidah keputusan thitung (7,787) > ttabel (2,447) hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Sehingga hipotesa yang berbunyi “Terdapat pengaruh signifikan biaya operasional terhadap kinerja perusahaan”, telah teruji (dapat diterima) kebenarannya. Bahwa setiap terjadinya kenaikan biaya operasional maka kinerja perusahaan akan mengalami kenaikan, hal ini terjadi karena perusahaan mampu mengelola pengeluaran biaya operasional secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat menciptakan laba yang optimal untuk memenuhi biaya operasional dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

Hal ini sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Jopie Jusuf (2008:35) yang menyatakan bahwa bila perusahaan dapat menekan biaya operasional, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba bersih. Demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya (seperti pemakaian alat kantor yang berlebihan) akan mengakibatkan menurunnya net profit.

Teori di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Regi Risandi (2012:6) dimana hasil penelitiannya menyebutkan bahwa:

“Semakin optimal biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan maka profitabilitas perusahaan pun akan meningkat sesuai dengan kondisi tertentu”. Maka dapat dikemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam mengelola biaya operasional perusahaan dapat diukur dalam suatu biaya operasional dalam menghasilkan laba, pengelolaan biaya operasional tersebut membuat perusahaan harus benar-benar mengetahui besarnya biaya operasional yang akan dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga tidak terjadi kelebihan pengeluaran biaya operasional pada perusahaan tersebut, karena jika hal ini terjadi maka akan

(13)

mempengaruhi penurunan laba atau perusahaan tidak dapat meningkatkan kinerjanya dengan maksimal.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan didukung oleh teori yang dipelajari, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya operasional yang dikeluarkan PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya selama periode 2011 – 2014 mengalami peningkatan dari setiap semesternya.

2. Kinerja pada PT. Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya selama periode 2011 – 2014 mengalami peningkatan dari setiap semesternya. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya operasional terhadap kinerja PT.

Kereta Api Logistik (KALOG) Kantor Perwakilan Tasikmalaya, artinya semakin optimal biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan maka kinerja perusahaan akan meningkat sesuai dengan kondisi tertentu.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan didukung oleh teori yang dipelajari, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, dalam biaya operasional yang ada pada perusahaan hendaknya dapat mempertahankan kondisi yang stabil. Sebab hal ini dapat berpengaruh pada kinerja perusahaan. Tetapi ada factor lain yang dapat mempengaruhi yang pada kondisi tertentu mengubah besarnya pendapatan yang berdampak pada kinerja perusahaan di luar penelitian, yaitu persaingan, menurunnya permintaan jasa, pelayanan yang diberikan, serta situasi manajemen perusahaan itu sendiri. Semakin baik dalam kondisi-kondisi tersebut maka semakin baik pula kinerja yang dihasilkan perusahaan.

(14)

2. Bagi peneliti selanjutnya, dalam melakukan penelitian disarankan untuk menambah sampel dan variabel penelitian ataupun dengan variabel yang sama namun dengan jenis perusahaan yang berbeda. Selain itu rentang waktu penelitian yang lebih panjang akan lebih mempresentasikan kondisi secara lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anisah, Siti. 2008. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Operasional PT. Inti (Persero) Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Fakultas Ekonomi UI.

Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Makasar: Salemba Empat. Blocher, J. Edward Chen, Kung Lin, Thomas W. 2000. Manajemen Biaya. Edisi 1. Alih

bahasa oleh Susty Ambarriani. Jakarta: Salemba Empat.

Euis Rosidah. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi I. Bandung: Mujahid Press.

G. Sugiyarso dan F. Winarni. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP-YKPN.

Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Krisdiyanti, Ira. 2009. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA) PT. Pindad (Persero) Bandung. Universitas Komputer Indonesia.

Maisyah Kholmi, Yuningsih. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Mulyadi. 2004. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.

(15)

_______. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5 cetakan kesembilan. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya (Conventional Costing, Just In Time, dan Activity Based Costing). Bandung: Refika Aditama.

Nafarin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Nazir, Moch. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Risandi, Regi. 2012. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan KJPP Rija Husaeni Cabang Tasikmalaya. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Rohmat, Saepul. 2010. Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Kinerja

Perusahaan PT. Hini Daiki Indonesia. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid I. Jakarta: Salemba Empat.

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta: Lembaga Pendidikan FEUI.

Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supriyono, R.A. 2004. Akuntansi Biaya. Bandung: Alfabet. Suwardjono. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Weston, J. F. dan Copeland, T. E. 2005. Manajemen Keuangan. Alih bahasa oleh Jaka Wasana. Jakarta: Binapura Aksara.

Whitney. 1960. Penelitian Deskriptif Menurut Whitney.

Http://uki-sukrianto.blogspot.com/2012/05/penelitian-deskriptif-menurut-whitney.html. Diakses 10 April 2015

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2020. Belanja Bagi Hasil Rp

Berdasarkan dari deskripsi teori yang telah dikemukakan diatas, maka untuk menggambarkan keterkaitan antar variabel yang akan diteliti dapat digambarkan

Sepengetahuan peneliti, belum ada penelitian tentang identifikasi miskonsepsi yang dialami peserta didik kelas X MAN 3 Hulu Sungai Selatan pada materi redoks dengan

Setelah empat aspek pertama dipenuhi, Mahasiswa kemudian dapat menentukan aspek yang ke lima yaitu cara apa yang paling sesuai untuk melaksanakan kegiatan dengan

dilakukan perhitungan jarak untuk mendapatkan hasil label dengan cara melakukan beberapa proses untuk mendapatkan akurasi dari citra, proses yang dilakukan pertama

Hal ini dapat mempengaruhi, bahwa factor genetik, seperti diantara kedua orang tuanya memiliki rambut tipis ternyata factor lingkingunpun bisa mengubahnya, yaitu

Apabila sebelum Tahun 2009 secara nasional tenaga honorer yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah telah selesai

Menimbang : bahwa guna melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (4) dan Pasal 99 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor