• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Paliatif Cancer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Paliatif Cancer"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Di Indonesia, sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, Di Indonesia, sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, ditambah dengan ditemukannya kasus-kasus yang tidak mendapatkan pengobatan ditambah dengan ditemukannya kasus-kasus yang tidak mendapatkan pengobatan kanker menyebabkan angka harapan hidup yang lebih pendek. Pasien-pasien kanker menyebabkan angka harapan hidup yang lebih pendek. Pasien-pasien dengan kondisi tersebut mengalami penderitaan yang memerlukan pendekatan dengan kondisi tersebut mengalami penderitaan yang memerlukan pendekatan terintegrasi berbagai disiplin agar pasien memiliki kualitas hidup yang baik dan terintegrasi berbagai disiplin agar pasien memiliki kualitas hidup yang baik dan  pada akhirnya meninggal

 pada akhirnya meninggal secara bermartabat. Isecara bermartabat. Integrasi perawatan ntegrasi perawatan paliatif ke dalpaliatif ke dalamam tata laksana kanker terpadu telah lama dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia, tata laksana kanker terpadu telah lama dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO, seiring dengan terus meningkatnya jumlah pasien kanker dan angka WHO, seiring dengan terus meningkatnya jumlah pasien kanker dan angka kematian akibat kanker. Penatalaksanaan kanker telah berkembang dengan pesat. kematian akibat kanker. Penatalaksanaan kanker telah berkembang dengan pesat. Walaupun demikian, angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker Walaupun demikian, angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker  belum

 belum seperti seperti yang yang diharapkan. diharapkan. Sebagian Sebagian besar besar pasien pasien kanker kanker akhirnya akhirnya akanakan meninggal karena penyakitnya. Pada saat pengobatan kuratif belum mampu meninggal karena penyakitnya. Pada saat pengobatan kuratif belum mampu memberikan kesembuhan yang diharapakan dan usaha preventif baik primer memberikan kesembuhan yang diharapakan dan usaha preventif baik primer maupun sekunder belum terlaksana dengan baik sehingga sebagian besar pasien maupun sekunder belum terlaksana dengan baik sehingga sebagian besar pasien ditemukan dalam stadium lanjut, pelayanan paliatif sudah semestinya menjadi satu ditemukan dalam stadium lanjut, pelayanan paliatif sudah semestinya menjadi satu satunya layanan fragmatis dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang satunya layanan fragmatis dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang menderita akibat penyakit- penyakit tersebut di atas.

menderita akibat penyakit- penyakit tersebut di atas.

Sebagai disiplin ilmu kedokteran yang relatif baru, pelayanan paliatif Sebagai disiplin ilmu kedokteran yang relatif baru, pelayanan paliatif merupakan filosofi dan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan, merupakan filosofi dan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan, sehingga penatalaksanaan pasi

sehingga penatalaksanaan pasien kanker menjadi en kanker menjadi efektif dan efektif dan efisien. efisien. BerdasarkanBerdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang Perawatan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang Perawatan Paliatif Pada Pasien Kanker.

Paliatif Pada Pasien Kanker.

B.

B. TujuanTujuan

Untuk mengetahui asuhan keperawatan paliatif pada pasien kanker. Untuk mengetahui asuhan keperawatan paliatif pada pasien kanker.

(2)

C.

C. Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.

1. Apa pengertian pelayanan paliatif ?Apa pengertian pelayanan paliatif ? 2.

2. Apa saja tahapan program pencegahan pada kanker ?Apa saja tahapan program pencegahan pada kanker ? 3.

3. Apa saja penderitaan pada pasien kanker ?Apa saja penderitaan pada pasien kanker ? 4.

(3)

BAB II

PELAYANAN PALIATIF PADA PASIEN KANKER

A. Konsep Dasar Kanker

Kanker adalah penyakit yang menyerang proses dasar kehidupan sel, mengubah genom sel (komplemen genetik total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan  pertumbuhan sel-sel. Kanker adalah istilah umum untuk petumbuhan sel tidak normal(yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak b erirama) yang dapat menyusup (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang ke jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit menular. Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel

 – 

 sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas dan sangat liar.

B. Etiologi

Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti, karena merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada  beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko kanker, sebagai berikut

a. Faktor Keturunan

Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi menderita kanker tertentu dibandingkan keluarga lainnya.

 b. Faktor Lingkungan

Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.Faktor lingkungan lainnya, yaitu Sinar Ultraviolet matahari serta radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom hingga menjangkau jarak sangat jauh.

(4)

c. Faktor Makanan Berbahan Kimia

Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Seperti makanan junkfood, snack, dan makanan yang mengandung bahan kimia.

d. Faktor Terserang Virus e. Infeksi

f. Faktor Perilaku

Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol. Selain itu, perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering ganti pasangan.

g. Gangguan Keseimbangan Hormonal

Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan.Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.

h. Faktor Kejiwaan

Stres berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan tegang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker. i. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron bebas tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber-sumber radikal bebas yaitu : 1) Radikal bebas terbentuk sebagai produk

(5)

sampingan dari proses metabolism; 2) Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari; 3) Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fsik, psikologis,maupun biologis.

C. Patofisiologi

Patofisiologi Penyakit Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat  berbeda dalam hal penyebab dan biologisnya.Setiap organisme, bahkan tumbuhan,  bisa terkena kanker.Hampir semua kanker yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel kanker dan sel anak-anaknya (lihat bagian mekanisme untuk jenis cacat yang umum). Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika  pencegahan dan perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan

tetap ada, dan mungkin diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan penjagaan terhadap kanker dengan berbagai metoda, seperti apoptosis, molekul pembantu (beberapa polimerase DNA), penuaan/(senescence), dan lain-lain. Namun, metoda koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan yang membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan menyebar.Sebagai contohnya, lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut dengan bahan karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan yang membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia.Karena itu, kanker adalah penyakit progresif, dan berbagai kecacatan  progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai penyebab kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya :

(6)

a. Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel anangnya mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.

 b. Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.

c. Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan merusak sel yang lebih sehat.

d. Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel rusak bisa membuat sel sehat rusak selaman ya.

Cancer Staging

Setelah terdeteksi adanya kanker dalam tubuh seseorang, maka dokter akan melakukan  biopsy (pengambilan sampel tubuh) untuk mengetahui seberapa ganasnya tumor tersebut. Ada beberapa metode untuk menentukan tahap-tahap kanker.Sistem yang  banyak digunakan adalah sistem TNM, singkatan dari tumor (T), node (N), dan

metastasis (M). TNM didasarkan pada tiga faktor :

a.  Berapa besar tumor utama dan dimana letaknya? (T). Menggunakan angka (0-2) untuk ukuran dan huruf (a-b) untuk lokasinya.

T1: Ukuran tumor adalah 5 cm (cm) atau lebih kecil. T1a: Tumor ini dangkal.

T1b: Tumor ini dalam.

T2: Ukuran tumor lebih besar dari 5 cm. T2a: Tumor ini dangkal.

T2b: Tumor ini dalam.

 b.  Apakah sel menyebar ke kelenjar getah bening ?  (N). Setiap jenis tumor mengalir ke kelenjar getah bening di dekatnya disebut kelenjar getah bening regional

 N0: Kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening regional.  N1: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening regional.

(7)

c.  Apakah sel menyebar ke bagian tubuh yang lain/ metastasis? (M) M0: Kanker tidak metastasis.

M1: Terdapat metastasis ke bagian lain dari tubuh.

Histologis grade (G). Histologis grade menggambarkan betapa berbedan ya sel-sel kanker dari sel-sel-sel-sel jaringan normal ketika diperiksa di bawah mikroskop, apakah termasuk grade (G) rendah atau G tinggi.

Kanker tahap pengelompokan

Dokter menetapkan tahap kanker dengan menggabungkan klasifikasi T, N, dan M.

Tahap I: meliputi tumor grade rendah, T1a, T1b, T2a, T2b, dan N0, M0. Tahap II: tumor grade tinggi, T1a atau T2a, N0, M0.

Tahap III: tumor grade tinggi ,T2b, N0, M0.

Tahap IV: tumor grade rendah atau tinggi, N1,M1,T1- T2. 3. Tanda dan Gejala

Gejala umum kanker biasanya tergantung pada jenis, tempat dan stadium kanker. Dari sini kemudian, gejala umum kanker adalah sebgai berikut :

a. Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena ( misal ada benjolan di  payudara, diperut.

 b. Terjadi perubahan warna (misal perubahan warna tahi lalat). c. Demam kronis

d. Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada kanker leher).

e. Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih (misal  perubahan pola BAB, BAB berdarah,dsb)

f. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

g. Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar cairan abnormal dari puting payudara).

(8)

Sedangkan dilihat dari penyebabnya, komplikasi akibat kanker dibagi 3 yaitu :

a. Akibat langsung kanker (misalnya, sumbatan saluran cerna pada kanker usus, patah tulah pada kanker tulang, dst).

 b. Akibat tidak langsung (misalnya, demam, penuruna berat badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh, dsb).

c. Akibat pengobatan (misalnya, pembengkakan akiba sumbatan kelenjar getah bening pada radiasi kanker payudara, gangguan saraf tepi,  penurunan kadar sel darah, kebotakan pada kemoterapi)

4. Penatalaksanaan 1) Kemoterapi

Penggunaan obat anti kanker yang bertujuan mematikan sel kanker Indikasi dan prinsip :

a. Sebanyak mungkin mematikan sel kanker seminimal mungkin mengganggu sel normal.

 b. Dapat digunakan untuk : pengobatan, pengendalian, paliatif.

c. Jangan diberikan jika bahaya/komplikasinya lebih besar dari manfaatnya.

d. Obat kemotherapi umumnya sangat toksik, teliti/cermat evaluasi kondisi pasien Kompilaksinya :

a) Efek samping : i. Nausea, vomiting ii. Alopecia

iii. rasa (pengecap) menurun iv. mucositis

 b) Toksik

(9)

ii. ginjal, hepar. 2) Radiotherapy

Menggunakan X-ray atau radiopharmaceuticals (radionuclides). Terapi radiaisi eksternal yaitu pengobatan noninvasive dan mungkin lebih sering disarankan untuk lansia lemah yang tidak mampu menjalani pembedahan. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006).

3) Pembedahan

Pembedahan dapat digunakan sebagai upaya kuratif atau digunakan untuk meingkatkan kualitas hidup. Pembedahan kurang menimbulkan debilitasi dari pada kemoterapi atau terapi radiasi untuk pasien yang cukup sehat utnuk menjalani anastesi dan hanya merupakan satu

 – 

 satunya terapi untuk  banyak lansia dengan kanker. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006). 4) Immunoterapi

Immunoterapi yang disebut juga terapi biologis merupakan jenis  pengobatan kanker yang relative baru. Sekalipun demikian diperkirakan akan segera maju pesat dan menjadi andalan para dokter dalam upaya  penyembuhan kanker secara total. Tidak beda dengan imunisasi pada umumnya, immunoterapi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh guna melawan sel

 – 

sel kanker. Ada tiga macam immunoterapi, yaitu aktif (vaksin kanker), pasif, dan terapi adjuvant.

5) Terapi Gen

Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara yaitu : a. Mengganti gen yang rusak atau hilang.

 b. Menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab terhadap  pembentukan sel kanker.

c. Menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan di hancurkan oleh system kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun radioterapi.

(10)

d. Menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah baru di jaringan kanker sehingga sel

 – 

 sel kankernya mati.

5. Pemeriksaan

a. Pemindaian/scanning (misalnya pemindaian hati atau tulang).

 b. Pewarnaan terhadap jaringan sehingga bila ada kanker jaringan  patologis dapat diketahui.

c. CT (Computed Tomography).

d. MRI (Magnetic Resonance Imaging). e. Mediastinoskopi.

f. Biopsi sumsum tulang, yaitu pengambilan sample jaringan tubuh. g. Endoskopi, untuk melihat kanker di bagian dalam tubuh manusia.

D. Pengertian Pelayanan Paliatif Kanker

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu  penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD).

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Fokus terapi pada kanker tahap akhir  bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya untuk memperpanjang

serta memperbaiki kualitas hidup pasien.

Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami  berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan

(11)

aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien  pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/ pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai  perawatan paliatif.

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan  penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual.

Pelayanan paliatif pasien kanker adalah pelayanan terintegrasi oleh tim paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan memberikan dukungan bagi keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan kondisi pasien dengan mencegah dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri dan masalah masalah lain, baik masalah fisik,  psikososial dan spiritual (WHO, 2002), dan pelayanan masa duka cita bagi keluarga

(WHO 2005).

E. Langkah-langkah Dalam Pelayanan Paliatif :

1. Menentukan tujuan perawatan dan harapan pasien

2. Membantu pasien dalam membuat  Advanced Care Planning   (wasiat atau keingingan terakhir)

3. Pengobatan penyakit penyerta dan aspek sosial yang muncul 4. Tata laksana gejala ( sesuai panduan dibawah )

5. Informasi dan edukasi perawatan pasien 6. Dukungan psikologis, kultural dan social

(12)

7. Respon pada fase terminal: memberikan tindakan sesuai wasiat atau keputusan keluarga bila wasiat belum dibuat, misalnya: penghentian atau tidak memberikan pengobatan yang memperpanjang proses menuju kematian (resusitasi, ventilator, cairan, dll)

8. Pelayanan terhadap pasien dengan fase terminal

EVALUASI, apakah

a.  Nyeri dan gejala lain teratasi dengan baik  b. Stress pasien dan keluarga berkurang

c. Merasa memiliki kemampuan untuk mengontrol kondisi yang ada

d. Beban keluarga berkurang

e. Hubungan dengan orang lain lebih baik f. Kualitas hidup meningkat

g. Pasien merasakan arti hidup dan bertumbuh secara spiritual

Jika Pasien MENINGGAL a. Perawatan jenazah

 b. Kelengkapan surat dan keperluan  pemakaman

(13)

F. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,  pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan. Pengkajian meliputi :

a. Pengumpulan data

Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan  proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang  bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan

keperawatan .  b. Sumber data

Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan  petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.

c. Data biografi /biodata meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

d. Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan  payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak,

nyeri.

e. Riwayat kesehatan masa lalu, apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.

f. Pengkajian fisik meliputi keadaan umum, tingkah laku, BB dan TB, Pengkajian head to toe

g. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran

(14)

ureum dan kreatinin. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.

h. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan  pemeriksaan reseptor hormon.

i. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur, personal hygiene, identifikasi masalah  psikologis, sosial dan spiritual.

 j. Biologis

Gejala fisik yang ditunjukan antara lain perubahan pada penglihatan,  pendengaran, nutrisi, cairan, eliminasi, kulit, tanda-tanda vital, mobilisasi, nyeri. Efek samping dari kemoterapi juga menimbulkan mual, muntah, tidak nafsu makan, cepat lelah dsb. Nyeri juga bisa didapat dari luka operasi.

k. Psiko

Perawat harus peka dan mengenali kecemasan yang terjadi pada pasien terminal, harus bisa mengenali, ekspresi yang di tunjukan, apakah sedih, depresi, atau marah. Gangguan psikologis juga muncul akibat gejala fisik,  progresifitas penyakit, kecacatan yang timbul, perubahan bentuk tubuh, ketergantungan fisik, kegagalan pengobatan, biaya yang harus dibayarkan, komunikasi yang buruk dengan tenaga kesehatan.

l. Sosio m. Kultural

Penyakit kanker juga sering ditemui pada kelompok sosial ekonomi yang rendah, berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene. n. Spiritual

(15)

Mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses kematian, bagaimana sikap pasien menghadapi saat-saat terkahir. Apakah semakin

mendekatkan diri kepada tuhan ataukah semakin memberontak akan keadaanya. Menganggap penyakit akibat hukuman, menyalahkan diri sendiri,nhidup tidak berguna dapat menjadi sumber penderitaan

2. Diagnosa Keperawatan

a.  Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.  b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan  penyakitnya berhubungan dengan kurangn ya informasi.

g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

3. Perencanaan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

Tujuan : Nyeri teratasi. Kriteria Hasil :

Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang

 Nyeri tekan tidak ada

Ekspresi wajah tenang

Intervensi :

1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan  penyebaran.

(16)

3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam. 4) Ukur tanda-tanda vital

5) Penatalaksanaan pemberian analgetik

 b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu. Tujuan : Klien dapat beraktivitas

Kriteria Hasil :

Klien dapat beraktivitas sehari

 – 

 hari.

Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi :

1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.

2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan 3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh. Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.

Kriteria Hasil :

Klien tampak tenang

Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :

1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. 2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.

3) Diskusikan tanda dan gejala depresi

4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian  prostetik.

(17)

Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya. Kriteria Hasil :

Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.

Klien dapat menerima efek pembedahan.

Intervensi :

1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap  penyakitnya.

2) Tinjau ulang efek pembedahan 3) Berikan dukungan emosi klien.

4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi. Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil :

Tidak ada tanda

 – 

 tanda infeksi.

Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :

1) Kaji adanya tanda

 – 

 tanda infeksi.

2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. 3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.

4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan  penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya. Kriteria Hasil :

(18)

Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya

Intervensi :

1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.

2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan  pemasukan cairan yang adekuat.

3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang  berat.

4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.

5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur

g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria Hasil :

-  Nafsu makan meningkat - Klien tidak lemah

- Hb normal (12

 – 

 14 gr/dl) Intervensi :

1) Kaji pola makan klien

2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering 3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. 4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau. 5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien

(19)

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya,  pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila  perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia  perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan  berikutnya

5. Evaluasi

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.

BAB III PENUTUP

(20)

A. Kesimpulan

Perawatan palliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang  berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan

dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta  penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual. Perawatan palliatif diantaranya yaitu penanganan rasa nyeri, pengambilan keputusan yang tepat dalam penggunaan kemoterapi palliatif

B. Saran

Melalui makalah ini diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat saling  bersinergi guna menerapkan perawatan yang yang maksimal bagi pasien  paliatif khususnya pada klien dengan kanker.

DAFTAR PUSTAKA

(21)

Kementerian Kesehatan RI. 2013.  Pedoman teknis pelayanan paliatif kanker . Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Jakarta

Mansjoer, dkk. (2009). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. EGC : Jakarta Sjamsuhidajat. (2007). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. EGC : Jakarta

Tapan. (2005). Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

and subsoil) dan Hukum Internasional , Binacipta, Bandung, tt., hlm. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Aksara Persada Indonesia, Jakarta, 1989, hlm.. Pertama , ia adalah hak

Disaggregating this change shows that support for spending declined among men (21 per- centage points), women (18 percentage points), blacks (14 percentage points), whites

To find out the public opinion about English words and quotation in business and in a prototype product (initial frame), the writer collected the data by a questionnaire. The

instrument POCT dengan membaca warna yang terbentuk dari sebuah reaksi antara sampel yang mengandung bahan kimia tertentu dengan reagen yang ada pada sebuah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam dan nitrogen berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun tanaman, luas daun tanaman

Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi selama menjalani pidana bersyarat yaitu syarat umum dan syarat khusus sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 73

Strategi membaca suatu teks dengan keras ini dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan- pertanyaan, dan merangsang

Hasil pengujian TCP dan PCC dengan parameter packet loss memberikan hasil bahwa pada saat keadaan tanpa background traffic, packet loss yang dihasillkan PCC lebih kecil