BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang
Salah satu faktor pembatas produksi benih adalah tejadinya kemunduran Salah satu faktor pembatas produksi benih adalah tejadinya kemunduran benih
benih selama selama penyimpanan. penyimpanan. Kemunduran Kemunduran benih benih ini ini dapat dapat menyebabkanmenyebabkan berkurangnya
berkurangnya benih benih berkualitas berkualitas tinggi. tinggi. Pengadaan Pengadaan benih benih dalam dalam jumlah jumlah yangyang memadai dan tepat pada waktunya sering menjadi kendala karena daya simpan memadai dan tepat pada waktunya sering menjadi kendala karena daya simpan yang rendah. Sementara itu, pengadaan benih bermutu tinggi merupakan unsur yang rendah. Sementara itu, pengadaan benih bermutu tinggi merupakan unsur penting
penting dalam dalam upaya upaya peningkatan peningkatan produksi produksi tanaman. tanaman. Pengadaan Pengadaan benih benih seringsering dilakukan beberapa waktu sebelum musim tanam sehingga benih harus disimpan dilakukan beberapa waktu sebelum musim tanam sehingga benih harus disimpan dengan baik agar mempunyai daya tumbuh yang tinggi saat ditanam kembali. dengan baik agar mempunyai daya tumbuh yang tinggi saat ditanam kembali.
Kemunduran benih d
Kemunduran benih dipengaruhi oleh kandungipengaruhi oleh kandungan air benih, sehingga an air benih, sehingga pentingpenting sekali pengetahuan tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyerapan sekali pengetahuan tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyerapan dan penahanan uap air oleh benih serta pengaruhnya terhadap benih. Ketebalan, dan penahanan uap air oleh benih serta pengaruhnya terhadap benih. Ketebalan, struktur, dan komposisi kimia kulit benih jelas mempengaruhi laju penyerapan struktur, dan komposisi kimia kulit benih jelas mempengaruhi laju penyerapan da
dan n pepenanahahananan n uauap p aiair r ololeh eh bebeninih. h. KuKulilit t bebeninih h yayang ng kekeraras s memengnghahalalangngii penyerapan
penyerapan air air secara secara total. total. Berbagai Berbagai unsur unsur pokok pokok yang yang dikandung dikandung benih,benih, proteinlah
proteinlah yang yang paling paling higroskopis, higroskopis, karbohidrat karbohidrat agak agak kurang kurang higroskopis,higroskopis, sedangkan lipida bersifat hidrofobis.
sedangkan lipida bersifat hidrofobis.
Makin rendah kadar air benih sampai batas tertentu, makin lama daya hidup Makin rendah kadar air benih sampai batas tertentu, makin lama daya hidup benih
benih tersebut. tersebut. Kadar Kadar air air dalam dalam penyimpanan penyimpanan bagi bagi sebagian sebagian besar besar benih benih adalahadalah !-"!. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah !-"!. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah sebelu
sebelum m ditanditanam, am, sedang dalam sedang dalam penyipenyimpanmpanan an menymenyebabkebabkan an naiknnaiknya ya akti#akti#itasitas pernapasan
pernapasan yang yang dapat dapat berakibat berakibat terkuras terkuras habisnya habisnya bahan bahan cadangan cadangan makananmakanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan pathogen di dalam dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan pathogen di dalam tempat penyimpanan.
tempat penyimpanan. Penen
Penentuan kadar air tuan kadar air benih dari suatu benih dari suatu kelomkelompok benih sangat pok benih sangat pentipenting untukng untuk dilakukan karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya dilakukan karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya $Sutopo, %&&"'. Selain itu, kadar air benih juga menentukan daya kecambah, $Sutopo, %&&"'. Selain itu, kadar air benih juga menentukan daya kecambah, #iabilitas serta kelayakan benih tersebut untuk digunakan dalam usaha tani.
#iabilitas serta kelayakan benih tersebut untuk digunakan dalam usaha tani.
%( %(
Praktikum kali ini kami mencoba untuk melakukan pengujian kadar air benih. Kadar air benih adalah berat air yang hilang bila benih dipanaskan sesuai dengan metode baku dinyatakan dalam persen terhadap berat awal $Bandan Standardisasi )asional, *++('.Kadar air dalam benih selalu berubah tergantung kadar air yang ada di sekitar lingkungannya. ni dikarenakan benih memiliki sifat selalu berusaha mencapai kondisi yang eulibrium dengan keadaan sekitarnya. al ini akan sangat membahayakan karena pada akhirnya akan berpengaruh pada persentase #iabilitas benih.
Perubahan kadar air benih ini dapat diatasi dengan cara setelah benih diproses dengan kadar ait tertentu maka benih tersebut harus dikemas dengan bahan pengemas yang dapat mempertahankan kadar airnya untuk jangka waktu tertentu. Benih tersebut harus disimpan di ruangan dengan persentase / tertentu agar kadar airnya tetap stabil.
B. Maksud dan Tujuan
0ujuan praktikum ini yaitu untuk menguj kadar air benih dengan memanfaatkan berbagai cara dan alat pengukur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2ir dalam benih dapat dibagi menjadi dua, yaitu air bebas dan air yang terikat. 2ir bebas adalah air yang mudah bergerak dari dalam benih ke permukaan benih. Pergerakkan ini dapat terjadi dengan pemanasan atau alami dalam rangka mencapai keadaan euilibrium dengan lingkungan sekitar benih. 2ir yang terikat $bound water ' adalah air yang terikat kuat dalam sel sehingga sukar lepas dari benih. Bound water ini dapat dilepas dengan cara pengrusakan sel atau penguapan
minyak dalam benih $Kuswanto, %&&3'.
Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk dilakukan karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya $Sutopo, %&&"'. Menurut Kuswanto $%&&3', kadar air benih sangat penting karena berkaitan dengan4
%. Kualitas benih
Secara teoritis, semakin rendah kadar airnya maka kualitas benih bertambah baik.
*. 5aya simpan benih
Berdasarkan hukum arrington, semakin rendah kadar airnya maka semakin panjang umur benih tersebut.
(. 5aya kecambah benih
Kadar air benih sangat mempengaruhi laju deteriorasi benih atau mempengaruhi proses penuaan.
1. Serangan hama dan penyakit
Benih yang memiliki kadar air yang tinggi lebih mudah untuk diserang hama gudang selama masa penyimpanan ataupun pada rantai pemasaran.
Berat minimal contoh uji untuk analisa kadar air adalah %++ gram. 5ibungkus terpisah dari contoh benih untuk pengujian #iabilitas. 6ntuk mencegah terjadinya perubahan kadar air benih selama pengiriman ke laboratorium, maka contoh benih harus dimasukkan ke dalam kantong aluminium, kaleng atau botol yang tertutup rapat. 7ontoh harus segera dikirimkan dan analisa harus secepat
mungkin dikerjakan. Penentuan kadar air dikerjakan secara duplo. Perbedaan hasil antar ulangan tidak boleh lebih besar dari +,*!. 2pabila didapati perrbedaan hasil yang lebih besar maka analisa harus diulang kembali $Sutopo, %&&"'
Menurut Kamil $%&"' kadar air biji ini dapat ditentukan dengan memakai4
%. Beracam-macam alat pengukur kadar air biji otomatis atau setengah otomatis seperti 6ni#ersal Moisture 0ester.
*. Metode tungku. 5engan cara ini, contoh biji baru dipanen dikeringkan di dalam tungku atau o#en listrik pada suhu %+89-%%+97 selama *1 jam terus menerus. Sesudah biji tadi didinginkan di dalam eksikator kemudian ditimbang lagi didapat berat kering. Kadar air biji dapat dihitung dengan Wet Weight Basis dan Dry Weight Basis. Pada Wet Weight Basis perhitungannya adalah berat basah dikurangi berat kering dibagi dengan berat basah dikalikan %++!, sedangkan Dry Weight Basis perhitungannya adalah berat basah dikurangi berat kering dibagi dengan berat kering dikalikan %++!.
Metode praktis untuk menguji kadar air benih meliputi metode o#en dan pengukuran kadar air listrik. Pada dasarnya metode o#en bekerja berdasarkan pada prinsip, bahwa air benih dihilangkan dengan cara pemanasan. Selisih berat benih sebelum dan sesudah pemanasan merupakan kandungan air benihnya
$Burch, %&8"'.
Menurut Kamil $%&"', dengan metode o#en, contoh benih dikeringkan di dalam o#en pada suhu %+89-%%+97 selama *1 jam. Pada suhu yang lebih tinggi, bahan yang mudah menguap mudah hilang, serta minyak dan lemak dapat teroksidasi, yang kedua dapat menyebabkan perubahan pada berat. Bila suhu pengeringan diturunkan, maka lama pengeringan harus ditambah yang disesuaikan dengan tingkat penurunan suhunya. Setelah itu biji didinginkan dalam eksikator kemudian ditimbang lagi $didapatkan berat kering'. Kadar air biji dihitung menurut rumus
Kadar air biji : ker x%++!
basah berat ing berat basah berat
−
%BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Baan
Bahan yang digunakan, antara lain4 benih padi dan biji kedelai.
B. Alat
2lat yang digunakan, antara lain4 o#en, cawan porselen, timbangan, Moisture tester, alat tulis dan lembar pengamatan.
!. Pr"sedur kerja
Pengujian kadar air beih ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode dasar dan metode praktek. Prosedur kerja dari metode dasar yaitu 4
%. 7awan porselen yang telah dipanaskan ditimbang $w% gram'.
*. 7awan porselen tersebut diisi dengan contoh benih, kemudian ditimbang kembali $w* gram'.
(. 7awan ; contoh benih dipanaskan dalam o#en selama 8+ menit pada temperatur %(+<7.
1. Setelah pemanasan selesai, cawan ; contoh benih didinginkan dalam eksikator selama 18 menit, kemudian ditimbang lagi $w( gram'.
8. Sesudah penimbangan selesai cawan ; contoh benih dipanaskan kembali dalam o#en selama %+ menit.
. 7awan ; contoh benih dimasukkan kembali ke dalam eksikator untuk didinginkan, selanjutnya ditimbang lagi $w1 gram'.
3. Persentase air yang dilepas pada pemanasan pertama yaitu 4
! %++ % * ( * % × − − = w w w w S
". Persentase air yang dilepas pada pemanasan kedua yaitu 4
! %++ % * 1 ( * × − − = w w w w S
&. Kadar air benih yaitu 4
%++ * % * % S S S S + − ×
Sedangkan prosedur kerja metode praktek yaitu 4
%. Moisture tester dan contoh benih yang akan diuji disiapkan. *. Setelah alat siap benih dimasukkan ke dalam moisture tester.
(. 5iputar sekrup penghancur benih sampai benih benar-benar hancur.
1. Menu uji dipilih sesuai dengan benih yang diuji denan menekan tombol pilihan biji yang diuji dan hasil pengujian dibaca pada display alat tersebut.
BAB I#
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Has$l Penga%atan 5ata moisture tester
Kelompok tanaman 6langan /ata-rata
$!' = = 5% Padi %8.1 %8.1 %8.1 %8.1 %8.1 %8.1 Kedelai %*. %*. %*. %*. %*. %*. 5* Padi %8.1 %8.1 %8.1 %8.1 %8.1 %8.1 Kedelai %*.3 %*. %*. %*. %*. %*.*
5( Padi %8 %1.& %1.& %1.& %1.& %1.&* Kedelai %*." %*." %*." %*." %*." %*."
51 Padi %8 %8 %8 %1.& %1.& %1.&
Kedelai %*.3 %*. %*. %*. %*. %*.*
58 Padi %1.* %1.% %1.* %1.% %1 %1.%*
Kedelai %%." %%." %%." %%." %%." %%."
5 Padi %1." %1." %1.& %1.8 %1.& %1.3" Kedelai %%.& %%.& %%.& %%.& %%.& %%.&
5ata hasil o#en
Kelompok Sampel Bobot basah $2' Bobot kering $B' ! %++ % × − A B A 5% % *.& *.( %++! *+.&! & . * ( . * & . * = × − * *.& *.1 %++! %3.*1! & . * 1 . * & . * = × − %&
( (.% *. %++! %.%(! % . ( . * % . ( = × − 5* % (.( *." %++! %8.%8! ( . ( " . * ( . ( = × − * (.( *. %++! *%.*! ( . ( . * ( . ( = × − ( (.% *. %++! %.%(! % . ( . * % . ( = × − 5( % *.& *.1 %++! %3.*1! & . * 1 . * & . * = × − * (.% *.8 %++! %&.(8! % . ( 8 . * % . ( = × − ( *.3 %.& %++! *&.(! 3 . * & . % 3 . * = × − 51 % *." *.( %++! %3."! " . * ( . * " . * = × − * *.& *.1 %++! %3.*! & . * 1 . * & . * = × − ( *.& *.( %++! *+.! & . * ( . * & . * = × − 58 % (.8 (.% %++! %%.1! 8 . ( % . ( 8 . ( = × − * (.* *.3 %++! %8.! * . ( 3 . * * . ( = × − ( (.* *.3 %++! %8.! * . ( 3 . * * . ( = × − 5 % *.& *.1 %++! %3.*1! & . * 1 . * & . * = × − * *.3 *.% %++! **.**! 3 . * % . * 3 . * = × − ( *.3 *.% %++! **.**! 3 . * % . * 3 . * = × − B. Pe%&aasan
Pengujian Kadar air benih dilakukan dengan menggunakan material padi lama dan benih padi baru. Metode pengujian dilakukan dengan metode cawan dan metode moisture tester. Metode cawan membutuhkan tahapan-tahapan
pengeringan dan penimbangan. Prinsip metode cawan yaitu dengan melihat selisih berat berat benih setelah dan sebelum dilakukan pengeringan. Metode moisture tester merupakan metode praktis karena dengan menggunakan alat bantu yang secara otomatis menakar kadar air benih.
Kualitas benih yang dimaksud adalah dalam hal daya simpan, daya kecambah, persentase kerusakan benih akibat serangan hama dan penyakit. Kaitan antara kadar air benih dengan daya simpannya, menurut arrington $%&3*' setiap kenaikan suhu penyimpanan sebesar 897 dan setiap kenaikan %! dari kadar air benih maka masa hidup benih diperpendek menjadi setengahnya. ni berarti dalam batas tertentu semakin rendah kadar air dalam benih maka semakin panjang umur benih tersebut. Selain itu, kadar air benih sangat mempengaruhi laju penuaan dari benih. Salah satu gejala yang dapat diamati pada benih yang menua adalah
menurunnya persentase perkecambahan.
Menurut Kuswanto $%&&3' benih yang memiliki kadar air yang tinggi lebih mudah untuk diserang hama gudang selama masa penyimpanan ataupun pada saat pendistribusian. 2kibat serangan hama gudang ini benih akan mengalami kekurangan cadangan makanan. ni akan menyebabkan benih tidak dapat berkecambah secara normal, atau benih tidak dapat berkecambah atau mati jika yang terserang adalah embrionya. Seringkali pula setelah terserang hama gudang maka benih akan mengalami infeksi sekunder oleh penyakit benih. >ika kadar air benih rendah setelah pemrosesan maka hanya hama gudang tertentu saja yang
mau menyerang.
Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara !-"!. Kadar air benih yang terlalu tinggi dapat pula menyebabkan meningkatnya laju respirasi yang dapat berakibat berkurangnya cadangan makanan. Selain itu, kondisi ini juga merangsang perkembangan berbagai cendawan. 2kibatnya, benih jadi mudah terserang panyakit benih. Perlu diingat pula bahwa kadar air beih juga tidak boleh terlalu rendah karena akan menyebabkan kerusakan embrio $Sutopo, %&&"'. Kadar air benih sangat mempengaruhi harga riil benih yang harus dibaya oleh petani pengguna benih. Misalnya, benih suatu #arietas dengan kadar air yang berbeda jika dijual dengan
harga yang sama, maka petani akan memperoleh benih yang berbeda untuk satuan berat tertentu. 2kibatnya, untuk usaha taninya itu dibutuhkan benih yang lebih banyak $Kuswanto, %&&3'.
Metode yang digunakan dalam pengujian kadar air benih pada dasarnya ada dua yaitu metode praktis dan metode dasar. Metode praktis memiliki keunggulan mudah dilaksanakan.kelemahan metode ini adalah hasilnya kuranng teliti sehingga perlu dikalibrasikan terlebih dahulu. 7ontoh dari metode praktis adalah metode calcium carbide, dan metode electric moisture tester. Metode dasar adalah metode pengujian kadar air yang penentuan kadar airnya dilakukan dengan mengukur kehilangan berat yang diakibatkan oleh pengeringan atau pemanasan pada kondisi tertentu, dan dinyatakan sebagai persentase dari berat mula-mula. 7ontoh dari metode ini aalah metode o#en, metode destilasi, metode Karl ?isher, dan lain-lain $Sutopo, %&""'.
Menurut Kuswanto $%&&3', sampel untuk pengujian kadar air diambil dari benih hasil pengujian kemurnian benih kurang lebih lima gram. Benih yang akan diuji kadar air benihnya dengan menggunakan metode o#en biasanya terlebih dahulu diuji kadar airnya dengan metode cepat. >ika berdasarkan hasil pengujian kadar air dengan menggunakan metode cepat diketahui bahwa kadar airnya terlalu tinggi, maka sampel perlu mendapatkan perlakuan predrying sebelum digerus agar gerusan tidak lengket. >ika hasil pengujian kadar air tidak terlalu tinggi maka benih langsung gerus. Penggerusan ini bertujuan untuk memperluas permukaan yang dapat menguapkan air, mempermudah penguapan air, mempersingkat waktu pemanasan dan mempermudah proses ekstraksi air. asil pengujian dari metode cepat ini juga dapat digunakan sebagai bahan pembanding dengan hasil pengujian dengan metode o#en.
asil pengujian kadar air metode moisture tester menunjukan bahwa rata-rata kadar air benih padi keseluruhan dari sharing data antar kelompok menunjukkan presentase yang tidak terlalu berbeda, rata-rata diatas %1!. Sedangkan pada rata-rata kadar air biji kedelai menunjukkan presentase yang tidak terlalu jauh, rata-rata diatas %%!. 5an hasil pengujian kadar air dengn menggunakan metode dasar $cawan', dari ketiga ulangan menunjukkan rata-rata
presentase diatas %8! sampai dengan *&!. Presentase tersebut dapat diartikan bahwa benih yang digunakan dalam praktikum memiliki nilai keseragaman yang
tinggi. >adi, daya serapan masing-masing benih dapat dilihat dari nilai presentasenya.
BAB #
SIMPULAN DAN SARAN
A. S$%'ulan
Pengujian kadar air dapat dilakukan dengan metode dasar $cawan' maupun menggunakan alat moisture tester. Prinsip metode dasar $cawan' yaitu selisih antara berat awal sebelum pengeringan dan setelah pengeringan.
B. Saran
5osen yang bersangkutan bila ada kesempatan, hendaknya mendampingi selama berlangsungnya praktikum.
DA(TAR PUSTAKA
Badan Standardisasi )asional. *++(. Benih Padi-Bagian 1: Kelas Benih Penjenis. $@n Aine'. http4agribisnis.deptan.go.idlayananCinfo#iew.phpD file:S02)52/5-M606Standard-)asional-indonesiaS)CortiBenih @ldS);+%-*((.1-*+++.pdfEfolder:M606-S02)52/5S2S.
5iakses pada tanggal %% >uni *+%+.
Burch, 0.2. %&8". Absorbtion of water by seeds. 0hesis $M.S' Miss. State 6ni#ersity., Miss, 6S2.
arrington, F.0. %&3*. Use of Alternating te!erature in the gerination of seed . >ournal 2griculture, =ol *(4 *&8-((*.
Kamil, >. %&". "#K$%&%'( B#$() ( cetakan ke %+. 2ngkasa /aya, Padang. Kuswanto, . %&&3. Analisis Benih. 2ndi, Gogyakarta.
Sutopo, A. %&&". "e*nologi Benih cetakan ke empat. P0 /aja Frafindo Persada, >akarta.