• Tidak ada hasil yang ditemukan

KADAR AIR DAN KADAR ABU DARI ABU PELEPAH KELAPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KADAR AIR DAN KADAR ABU DARI ABU PELEPAH KELAPA "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional II USM 2017

Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Vol. 1, Oktober 2017, 560-562

560 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

PEMBUATAN ABU DAN KARAKTERISTIK

KADAR AIR DAN KADAR ABU DARI ABU PELEPAH KELAPA

Rita Sunartaty

1

dan Ruka Yulia

2

1Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Serambi Mekkah Jln. Tgk Imum Lueng Bata, Banda Aceh 23245

2Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Serambi Mekkah Jln. Tgk Imum Lueng Bata, Banda Aceh 23245

Email: [email protected]1), [email protected]2)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan abu dari pelepah kelapa sebagai pengawet alami yang bertujuan untuk memanfaatkan limbah pertanian sehingga bernilai ekonomis. Proses pembuatan abu menggunakan metode pengabuan langsung dengan suhu bertahap 300 0C dan dilanjutkan dengan suhu 600 0C selama 4 jam. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwaabu dari pelepah kelapamememiliki kandungan air sebesar 0,05 % dan kadar abu 2.46 %.

Kata kunci: Abu, pelepah kelapa, pengabuan, kadar air, kadar abu

1. PENDAHULUAN

Aceh merupakan daerah penghasil komoditi kelapa (cocos nucifera L). Kelapa disebut juga tanaman tropis yang dapat dimanfaatkan mulai dari akar sampai daun untuk kelangsungan hidup manusia. Selama ini potensi kelapa hanya dimanfaakan untuk bahan kerajinan, sumber pangan dan pakan ternak. Sebenarnya pemanfaatan kelapa dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami pada komoditas laut.

Abu pelepah kelapa sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pengawetan alami karena mengandung kalium dan magnesium sehingga dapat menggantikan garam dapur sebagai bahan pengawetan alami Garam dapur dapat menyebabkan protein daging dan protein mikrobia terdenaturasi, garam dapur dapat menyebabkan sel-sel mikrobia menjadi lisis karena pengaruh tekanan osmosis, ion klorida yang ada pada garam dapur mempunyai daya toksisitas tinggi pada mikrobia (Yonni, 2009).Kandungan abu yang berwarna abu- abu merupakan hasil pembakaran sempurna yang menggunakan suhu pembakaran 550 sampai 600 0C.Penentuan kadar abu melebihisuhu tersebut bisa mengakibatkan hilangnya kandungan alkali dan akrbon

dioksida dari senyawa karbonat (Nugraha, 1997).

Beberapa peneliti telah membuat abu dari pelepah kelapa yang dimanfaatkan dalam bahan pangan diantaranya dalam proses pengasinan dalam pembuatan telur asin (Winarni F., 2012 dan Prihantari M., 2010), pengawetan dan pengasinan ikan teri (Ja’far R.A, 2010 dan Amrullah F., 2012). Dalam pemanfaatan abu dari pelepah kelapa, kadar air dan kadar abu menjadi faktor yang penting untuk menentukan baik tidaknya proses pengasinan maupun pengawetan yang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini terfokus pada preparasi pelepah kelapa dari bahan mentah menjadi abu dengan proses pengabuan serta melihat kadar air dan kadar abunya.

2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah pisau, furnace, ayakan 100 mesh. Bahan yang digunakan adalah pelepah kelapa

2.2 Proseur penelitian 2.2.1 Preparasi sampel

Pelepah kelapa dibersikan dari kulit luar dan dirajang ukuran 2 cm. pelepah kelapa jemur dibawah sinar matahari selama 3 hari ditimbang berat sampel sampai konstan

(2)

Seminar Nasional II USM 2017

Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Vol. 1, Oktober 2017, 560-562

561 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

2.2.2 Pengabuan sampel

Sampel yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam furnace pada suhu 300oC selama 3 jam kemudian dilanjutkan pemanasan pada suhu 600 oC selama 1 jam.

Sampel didinginkan selama 1 jam dan diayak

dengan ayakan 100 mesh. Sampel diuji kadar air dan kadar abu.

Gambar 1 a. Gambar 1b Gambar 1 c

Tahapan untuk memperoleh hasil abu pelepah kelapa maka terlebih dahulu dilakukan preparasi sampel yang meliputi tahap pembersihan, perajangan dan pengeringan dibawah sinar matahari. Pada gambar 1a dapat dilihat bahwa sampel dijemur dibawah sinar matahari untuk menghilangkan hidrat air agar proses pengabuan lebih mudah dan cepat sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dalam pemanasannya.

Proses pengabuan menggunakan prinsip pengabuan langsung, yaitu sampel dioksidasi menggunakan suhu tinggi sehingga zat yang tertinggal setelah pembakaran ditimbang (Mohammad, 2004).

Berdasarkan gambar 1b dapat dilihat bahwa proses pengabuan dilakukan menggunakan alat furnace dengan dua tahapan yaitu pemanasan pada suhu 300 oC. Selanjutnya pemanasan pada suhu bertahap hingga 600

oC selama 3 jam. Hal ini dilakukan agar cawan porselen tidak pecah karena perubahan suhu yang tiba- tiba. Sampel diangkat dan didiamkan selama 30 menit dapat dilihat pada gambar 1c. Sampel abu dihaluskan dan diayak dengan ayakan 100 mesh. Semakin kecil pori-pori abu maka akan memperbesar luas permukaannya sehingga pada saat proses perendaman abu

akan mudah terserap oleh sampel yang akan diawetkan.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Kadar abu

Pada penelitian penentuan kadar abu dilakukan dengan cara langsung yaitu membakar pelepah pada suhu sekitar 600 oC selama 3 jam. Kemudian kadar abu ditentukan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik yang tertinggal sebagai abu. Untuk penentuan kadar abu, sampel ditimbang sebanyak 2 gram dan setelah proses pengabuan maka sisa sampel menjadi 0.05 gram dengan persentase kadar abu sebesar 2.46%. Grafik uji kadar abu dapat dilihat pada gambar 2a dan 2b.

gambar 2a dan 2b menunjukkan sampel sebelum dan sesudah di furnace untuk memperoleh kadar abu.

0 0,5 1 1,5 2 2,5

2.a 2.b

Series1

(3)

Seminar Nasional II USM 2017

Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Vol. 1, Oktober 2017, 560-562

562 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

Gambar2a. Berat sampel sebelum pengabuan.

Gambar 2.b Berat sampel setelah pengabuan

3.2 Kadar air

Penentuan kadar air sangat penting dilakukan Kadar air ditentukan menggunakan metode oven yang menggunakan prinsip perhitungan selisih bobot sampel sebelum dan sesudah pembakaran sampai beratnya konstan

Berdasarkan gambar 2c dan 2 d dapat dilihat bahwa pelepah kelapa sebelum proses pengabuan sebesar 2 gram setelah dipanaskan pada suhu tinggi akan menurun menjadi 0,017 gram. Hal ini menunjukkan bahwa abu pelepah memiliki kandungan air sebesar 0.05 % karena pada saat dipanaskan pada suhu tinggi pelepah kelapa telah kehilangan bobot air sebesar 99.66 %Hal tersebut menunjukkan bahwa abu pelepah kelapa tidak mengandung hidrat

Gambar 2c. Berat sampel sebelum pemanasan. Gambar 2.d Berat sampel setelah pengabuan

4. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah pengabuan pelepah kelapa dapat dilakukan secara bertahap dari suhu 300 oC sampai pada suhu tertinggi sebesar 600 oC selama 4 jam. Dimana kadar air dan kadar abu pada abu pelepah kelapa yang diperoleh sebesar 0,05 % dan 2,46 %.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah F. (2012) kadar protein dan Ca pada ikan teri asin hasil pengasinan dengan abu pelepah kelapa. Skripsi. FKIP.

Universitas muhammdiyah. Surakarta.

Ja’far, R.A. (2010) uji organoleptik dan keawetan ikan teri asin hasil pengasinan menggunakan abu pelepah kelapa. Skripsi. FKIP. Universitas muhammadiyah. Surakarta.

Nugraha, E (1997)modifikasi faktor suhu dan waktu pada metoda penentuan abu, lokakarya fungsional non peneliti

Muhammad, L.A (2004). Analisis Pangan:

Undip

Prihantari M., Wijanarka A., dan Siswati T.

(2010) Pengaruh Perendaman Abu Pelepah Kelapa terhadap sifat fisik,

organoleptik, daya simpan dan kadar kalsium telur asin. Skripsi. Jurusan gizi.

Kemenkes. Yogyakarta.

Winarni F. (2012) Uji protein dan organoleptik telur asin hasil pengasinan menggunakan abu pelepah kelapa dengan penambahan sari buah nanas. Skripsi. FKIP.

Universitas muhammadiyah. Surakarta.

Yonni (2009) Cara Pemindangan dan Kadar Protein Ikan Tongkol (Auxis Thazard) di Kabupaten Rembang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0,5 1 1,5 2 2,5

2.c 2.d

Series1

Referensi

Dokumen terkait

Pada penentuan kadar kesadahan total yang terkandung didalam air baku dan air bersih dapat ditentukan dengan menggunakan metode titrasi kompleksiometri, yaitu pembentukan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa kadar Magnesium (Mg) dan Natrium (Na) pada ikan teri asin hasil pengasinan menggunakan abu pelepah kelapa. Penelitian ini

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa kadar protein dan calsium (Ca) pada ikan teri asin hasil pengasinan menggunakan abu pelepah kelapa. Penelitian ini

Tahapan pengujian kadar air dilakukan dengan cara menimbang berat sampel sebelum di oven dan menimbang berat sampel setelah di oven selama 3 jam untuk menghitung kadar air coklat

Penentuan kadar air dan kadar minyak pada press cake (ampas sawit) menggunakan metode ekstraksi sokletasi dengan pelarut n-heksan selama 6 jam dengan sampel ampas

Bahan yang diperlukan adalah sampel yang akan diuji (tepung pisang dan pisang hijau untuk analisis kadar air metode Gravimetri, susu kental manis (SKM) Indomilk untuk

Sampel yang digunakan dalam penetapan kadar air dan kadar abu adalah berbagai macam tepung yaitu tepung terigu, tepung sagu, tepung talas, dan tepung beras yang

Kandungan air dalam bahan pangan perlu diketahui untuk menentukan nilai gizi yang terkandung pada pangan, sedangkan penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan menentukan