• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Kehutanan IPB 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fakultas Kehutanan IPB 2"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS POPULASI RUSA TOTOL (Axis axis Erxl 1788) DI HALAMAN

ISTANA BOGOR

oleh:

Ashri Istijabah Az-Zahra1 E34120003, Anika Putri12 E34120024, Rizki Kurnia Tohir1 E34120028, Reza Imam Pradana1 E34120063

1Mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan IPB

2Bogor/anika.putri95@yahoo.co.id/085711153349

ABSTRAK

Pengamatan rusa totol di Istana Bogor dilakukan dengan tujuan mempelajari beberapa parameter populasi rusa totol, menganalisa kondisi populasi rusa totol, dan membandingkan laju pertumbuhan populasi rusa totol di Istana Bogor. Parameter populasi meliputi jumlah dan kepadatan populasi, struktur umur, nisbah kelamin, dan kondisi kesehatan Rusa Totol di halaman Istana Bogor. Pengamatan dilaksanakan dengan metode concentration count. Populasi total rusa totol di Istana Bogor yaitu sebanyak 521 individu serta kepadatan sebesar 27 ekor/ Ha. Struktur umur yang diamati terdiri dari dewasa, remaja dan anakan, dengan jumlah masing-masing dewasa (311 individu), remaja (129 individu) dan anak (81 individu serta nisbah antara jantan dan betina sebesar 1:2. Rusa Totol di halaman Istana Bogor secara umum sehat, namun pada kelas umur dewasa banyak ditemukan Rusa Totol yang memiliki kecacatan.

Kata kunci : Istana Bogor, Parameter Demografi,Rusa Totol

PENDAHULUAN

Rusa totol (Axis axis) di halaman Istana Bogor merupakan rusa totol yang didatangkan dari India pada tahun 1811, berjumlah enam pasang dengan tujuan sebagai sarana keindahan istana (Majalah Trubus 1996). Istana Bogor merupakan salah satu istana kepresidenan Indonesia. Istana ini terletak di Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Jawa Barat, di sekitar 60 kilometer dari Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas. Istana ini berada di atas tanah berkultur datar, seluas keseluruhan sekitar 28,86 ha, di ketinggian 290 mdpl, tergolong ke dalam kota beriklim sedang, dengan hawa sejuk (Kementrian Sekretariat Negara RI 2010). Pengelolan yang tepat perlu dilakukan untuk menjaga keberadaan spesies tersebut. Untuk itu perlu diketahui kondisi terbaru populasi rusa totol. Maka dari itu perlu dilakukan pengamatan mengenai jumlah individu rusa totol, dinamika populasi, dan kondisi kesehatan rusa totol di Istana Bogor.

TUJUAN

Praktikum ini bertujuan mempelajari beberapa parameter populasi rusa totol, menganalisa kondisi populasi rusa totol, dan membandingkan laju pertumbuhan populasi rusa totol di Istana Bogor.

(2)

2 TINJAUAN PUSTAKA

Istana Bogor

Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stanford Raffles, yang mendiami dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani termasuk W. Kent, yang ikut membangun London's Kew Garden, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Pengelola Istana Bogor memelihara rusa totol dengan maksud untuk memperindah halaman istana, rusa totol tersebut bukan rusa asli Indonesia, melainkan dari India dan didatangkan ke Indonesia oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1811. Jumlah awal rusa totol di halaman Istana Bogor adalah enam pasang dan berfungsi sebagai sarana keindahan istana. Seiring berjalannya waktu populasi rusa totol tersebut semakin meningkat (Leuser 2007).

Bioekologi Rusa Totol

Rusa Totol (Axis axis) secara taksonomi berdasarkan Jacoeb dan Wiryosuhanto (1994) dan Anderson dan Jones (1967) dalam Fajri (2004) termasuk dalam :

Phyllum : Chordata

Sub Phyllum : Vertebrata

Classis : Mammalia

Order : Artiodactyla

Sub Order : Ruminansia

Familia : Cervidae Sub Familia : Cerviae

Genus : Axis

Species : Axis axis

Nama lokal : Rusa Totol, Uncal (Sunda), Chital (India)

Rusa Totol yang terdapat di halaman Istana Bogor bukan merupakan rusa asli Indonesia namun merupakan rusa yang didatangkan dari India yang berfungsi sebagai sarana keindahan istana (Trubus 1996 dalam Fajri 2000). Rusa totol mumnya berwarna sawo matang atau coklat kekuning-kuningan, bagian tubuh memiliki totol-totol berwarna putih. Terdapat garis gelap yang membujur sepanjang punggung. Bagian perut dan kaki berwarna putih. Pada leher terdapat bagian yang berwarna putih, moncongnya berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengna bagian wajah lainnya. Ekornya berukuran lebih besar bila dibandingkan dengan jenis rusa pada umumnya (Walker 1975).

Menurut Grzimek (1972) panjang tubuh rusa totol (dari hidung sampai pangkal ekor) 110 – 140 cm, panjang ekor 20 – 30 cm, tinggi badan 75- 97 cm dan beratnya berkisar antara 75 – 100 kg. Rusa jantan memiliki ranggah tanduk. Rusa totol merupakan pemakan rumput (grazer), kadang-kadang memakan dedaunan (browser), menyukai berbagai macam bunga yang berjatuhan dan buah-buahan dari pohon –pohon di Hutan (Walker, 1975).

Habitat alami rusa terdiri atas beberapa tipe vegetasi seperti savana yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan dan vegetasi hutan yang tidak terlalu rapat untuk tempat bernaung (istirahat), kawin, dan menghindarkan diri dari predator.

(3)

3

Hutan sampai ketinggian 2.600 meter dpl dengan padang rumput merupakan habitat yang paling disukai oleh rusa (Garsetiasih dan Takandjandji 2006).

Habitat dan Persebaran Rusa Totol

Habitat alami rusa terdiri atas beberapa tipe vegetasi seperti savana yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan dan vegetasi hutan yang tidak terlalu rapat untuk tempat bernaung (istirahat), kawin, dan menghindarkan diri dari predator. Hutan sampai ketinggian 2.600 meter dpl dengan padang rumput merupakan habitat yang paling disukai oleh rusa (Garsetiasih dan Takandjandji 2006).

METODE PRAKTIKUM Lokasi dan Waktu

Praktikum dilaksanakan di bagian luar halaman Istana Bogor. Pengamatan dilakukan pada tanggal 15 dan 22 September 2015 pada pukul 14.20˗16.00 WIB.

Obyek dan Alat

Obyek pengamatan adalah rusa totol (Axis axis Erxl 1788) yang berada di halaman Istana Bogor. Adapun alat yang digunakan adalah jam atau stopwatch, alat tulis, kamera, dan binokuler.

Jenis dan Cara Pengambilan Data

Jenis data yang diambil meliputi jumlah individu rusa totol, nisbah kelamin, struktur umur, kepadatan populasi, kondisi kesehatan dan bioekologi. Penghitungan jumlah individu rusa totol dilakukan dengan menghitung secara langsung rusa totol yang ditemukan pada lokasi pengamatan. Lokasi pengamatan dibagi menjadi 14 juring yang ditentukan berdasarkan kesepakatan setiap kelompok pengamat. Penentuan jenis kelamin dilakukan dengan melihat ada tidaknya testis pada rusa jantan dan ceranggah pada rusa jantan dewasa. Rusa memiliki alat pertahanan berupa ranggah yang dibentuk dari jaringan tulang, mempunyai percabangan yang diawali dari bungkul kepala dan hanya tumbuh pada rusa jantan (Fajri 2000). Umur rusa dilihat dari ukuran tinggi tubuh rusa totol. Rusa totol dewasa adalah yang terlihat besar. Rusa totol remaja memiliki ukuran tubuh ¾ rusa totol dewasa, sedangkan rusa totol anakan memiliki ukuran tubuh ½ dari ukuran tubuh rusa dewasa. Ukuran lingkar dada 75˗79 cm, panjang ekor 20˗30 cm, tinggi bahu 110˗40 cm dan berat hidup dewasa 75˗100 kg (Grzimek 1972), berat jantan 70˗90 kg dengan tinggi gumba 90 cm, berat betina 40˗50 kg dengan tinggi gumba 80 cm dan berat lahir 3,5 kg (Semiadi 1998). Kondisi kesehatan rusa totol ditentukan dari terlihatnya tulang tungging dan tulang iga.

Analisis Data

Data yang telah didapatkan dianalisis menggunakan beberapa rumus sebagai berikut.

(4)

4

Nisbah Kelamin = Jantan : Betina

HASIL Populasi Total dan Kepadatan

Jumlah individu yang didapatkan dari perhitungan populasi Rusa Totol yang terdapat di halaman Istana Bogor sebanyak 521 individu. Lalu tingkat kepadatan populasi rusa tersebut sebesar 27 ekor /Ha.

Struktur Umur

Struktur umur adalah perbandingan jumlah individu pada tiap kelas umur. Struktur umur Rusa Totol yang didapatkan pada perhitungan kloter 2 yaitu dewasa (311 individu), remaja (129 individu) dan anak (81 individu). (Gambar 1).

Gambar 1. Perbandingan Struktur Umur Rusa Totol

Nisbah Kelamin

Nisbah kelamin merupakan perbandingan jumlah individu jantan dan jumlah individu betina pada kelas umur yang sama. Pada praktikum ini, perbandingan dilakukan hanya pada kelas umur dewasa, dan pada kelas lainnya jumlah individu jantan dan betina dianggap seimbang. (Gambar 2).

(5)

5 Kondisi Kesehatan

Kondisi kesehatan yang diamati pada praktikum ini berupa penampakan tulang iga dan tungging serta pencatatan berupa kecacatan seperti luka sobek, pincang dan lain-lain. Hasil yang didapatkan umumnya banyak anakan dan remaja yang terlihat kurus serta pada kelas dewasa didapatkan jantan dewasa yang telinganya sobek.

PEMBAHASAN Populasi Total dan Kepadatan

Populasi adalah sekelompok organisme yang mempunyai spesies sama (takson tertentu) serta hidup/menempati kawasan tertentu pada waktu tertentu. Ukuran populasi suatu satwa akan mempengaruhi daya dukung lingkungan yang di tempati satwa tersebut. Rusa Totol ini hidup secara liar atau pengelolaannya bersifat semi-ekstensif. Sistem ini tidak memberikan perawatan secara khusus pada satwa tersebut, perawatan khusus diberikan ketika musim kemarau berupa pemberian pakan tambahan rumput dari luar (Fajri 2000).

Populasi total yang didapatkan dari hasil perhitungan yaitu sebanyak 521 individu. Jumlah populasi ini akan memengaruhi daya dukung Istana Bogor yang merupakan habitat satwa tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah individu dalam suatu populasi menurut Caughley dan Sinclair (1994) dalam

Andoy (2002) diantaranya perubahan lingkungan, introduksi suatu predator, adanya penyakit dan parasit, tidak berjalan dengan baik peraturan perburuan dan rekreasi, adanya kompetisi dengan spesies lain serta kontaminasi dengan lingkungan. Jumlah individu dalam suatu populasi bila terlalu berlebih dan tidask sesuai dengan daya dukung lingkungan dapat dikendalikan dengan menggunakan cara-cara berikut (1)pemilihan, dengan cara penangkapan atau pembunuhan individu atau kelompok yang telah diseleksi, (2) penangkapan hidup-hidup dan pemindahan dan (3) pengendalian hayati (Mackinnon et al 1990

dalam Andoy 2002).

Ukuran suatu populasi dapat terlihat dari kepadatan populasi satwa tersebut. Kepadatan populasi sangat penting untuk diukur untuk menghitung produktivitas dan untuk membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut (Suin N M 1989 dalam

Rakhmanda 2011). Selain itu, kepadatan populasi penting untuk diketahui guna melihat pengaruh jenis populasi tertentu terhadap komunitas dan ekosistem. Terdapat dua macam kepadatan yaitu kepadatan kasar (crude density) dan kepadatan ekologis (ecological density). Kepadatan kasar adalah jumlah biomassa per satuan area seluruhnya, sedangkan kepadatan ekologi atau kepadatan jenis adalah jumlah per satuan ruangan habitat yang tersedia dan benar-benar dapat ditempati oleh populasi (Odum 1993 dalam Satriyono A 2008).

Kepadatan populasi Rusa Totol di halaman Istana Bogor sebesar 27 ekor/ Ha. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan sutu populasi antara lain pakan, demografi, ukuran tubuh, ukuran kelompok, luas daerah jelajah, tipe habitat, dan siklus aktivitas (diurnal, nocturnal, atau krepeskular) (Noorfauzan 2004 dalam Pusparini 2006). Kepadatan populasi Rusa Totol di halaman Istana

(6)

6

Bogor dapat dipengaruhi oleh keberadaan pakan, demografi, ukuran tubuh, ukuran kelompok dan luas daerah jelajah.

Struktur Umur

Struktur umur adalah perbandingan jumlah individu didalam setiap kelas umur dari suatu populasi. Perbandingan trersebut dapat juga dibedakn menurut jenis kelaminnya. Struktur umur dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan perkembangbiakan satwaliar,sehingga dapat dipergunakan untuk menilai prospek kelestarian populasi satwaliar (Alikodra 2002). Struktur umur populasi dapat digolongkan menjadi tiga pola (Tarumingkeng 1992 dalam Hasnawati 2006), yaitu Sruktur umur menurun, yaitu struktur umur yang memiliki kerapatan populasi kecil pada kelas-kelas umur sangat muda, paling besar pada kelas umur sedang dan kecil pada kelas umur tua.

Perkembangan populasi seperti ini terus menurun dan jika keadaan lingkungan tidak berubah, populasi akan punah setelah beberapa waktu. Struktur umur stabil berbentuk piramida sama sisi, dengan sisi-sisi yang kemiringannya mengikuti garis lurus. Struktur umur meningkat dengan populasi yang terus-menerus meningkat, merupakan piramida-piramida dengan sisi-sisi yang cekung dan dasar yang lebar. Pada perhitungan kelas umur dilakukan perhitungan meliputi tiga kelas umur, yakni dewasa, remaja, dan anakan. Struktur umur yang didapatkan untuk perhitungan populasi Rusa Totol di halaman Istana Bogor termasuk ke dalam struktur umur menurun. Tipe struktur ini cenderung dikhawatirkan kelestariannya dikarenakan jumlah anakan yang tergolong sedikit sehingga harus ada tindakan dari pengelola berupa upaya peningkatan potensi kebuntingan sehingga jumlah individu Rusa Totol ke depannya dapat terjamin.

Nisbah Kelamin

Jumlah individu yang didapatkan dari hasil pengamatan di halaman Istana Bogor sebanyak 521 individu. Keseluruhan jumlah tersebut terdiri dari 104 individu rusa jantan dewasa, 207 individu rusa betina dewasa, 129 rusa remaja, dan 81 individu rusa anakan. Nisbah kelamin jantan dan betina dewasa rusa totol istana adalah 1 jantan : 2 betina. Hal tersebut diartikan bahwa satu ekor jantan dewasa rusa totol dapat mengawini dua ekor betina dewasa. Menurut Mannes (1999) nisbah kelamin dapat mencapai 1:3, dengan adanya nisbah kelamin yang kurang ideal dapat menyebabkan menurunnya kualitas individu dari satwa tersebut. Perbandingan nisbah kelamin yang didapatkan tergolong ideal dan hal ini diharapkan dapat menjamin kelestarian populasi Rusa Totol ini.

Pada praktikum ini tidak dapat dilakukan perbandingan jantan dan betina pada kelas umur anakan dan remaja dikarenakan kesulitan melakukan identifikasi. Bila ingin melakukan identifikasi pada kelas umur anakan dan remaja harus dilakukan penangkapan, penandaan dan pengamatan morfologis secara khusus pada tingkat kelas umur tersebut.

Kondisi Kesehatan

Kesehatan berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 1992 yaitu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang

(7)

7

hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pengertian ini bila didekatkan kepada satwa yakni satwa yang secara fisik sehat dan terbebas dari luka, sakit, penyakit, serta mampu bertingkah laku normal. Rusa Totol di halaman Istana Bogor secara umum sehat, namun pada kelas umur dewasa banyak ditemukan Rusa Totol yang memiliki kecacatan berupa luka sobek pada bagian telinga. Luka sobek yang terdapat pada Rusa Totol ini umumnya ditemukan pada jantan dewasa, hal ini dapat dihubungkan dengan kompetisi yang terjadi pada rusa jantan dewasa untuk memperebutkan teritori dan betina.

Rusa Totol pada kelas umur anakan dan remaja terlihat kurus dikarenakantulang pada bagian tungging rusa terlihat menonjol. Hal ini dapat dihubungkan dengan persaingan dalam perebutan pakan di halaman Istana Bogor. Menurut Alikodra (2002) pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh perubahan cuaca, perubahan persediaan makanan, ataupun karena adanya perburuan oleh manusia. Bila dihubungkan dengan kondisi fisik anakan dan remaja yang kurus dapat diakibatkan oleh kurangnya persediaan makanan berupa rumput yang terdapat di halaman Istana Bogor.

SIMPULAN

Dalam kegiatan menganalisis populasi rusa totol, terdapat empat parameter yang digunakan. Parameter tersebut antara lain, populasi total dan kepadatan, struktur umur,nisbah kelamin dan kondisi kesehatan. Populasi total rusa totol yaitu sebanyak 521 individu serta kepadatan sebesar 27 ekor/ Ha. Struktur umur yang diamati terdiri dari dewasa, remaja dan anakan, dengan jumlah masing-masing dewasa (311 individu), remaja (129 individu) dan anak (81 individu serta nisbah antara jantan dan betina sebesar 1:2. Rusa Totol di halaman Istana Bogor secara umum sehat, namun pada kelas umur dewasa banyak ditemukan Rusa Totol yang memiliki kecacatan.

SARAN

Pengambilan data sebaiknya dilaksanakan didalam halaman istana bogor dan penyediaan binokuler sebaiknya diperbanyak untuk bisa menjangkau posisi rusa yang jauh.

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwaliar Jilid 1. Bogor (ID) : Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan.

Andoy E E S.2002. Studi populasi Rusa Timor (Cervus timorensis) dan perburuan oleh penduduk di Desa Poo, Tomer, dan Sota dalam Taman Nasional Wasur, Merauke. [Skripsi]. Manokwari (ID) : Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Papua.

Fajri. 2000. Perilaku harian Rusa Totol (Axis axis) yang dikembangbiakan di padang rumput halaman Istana Negara Bogor.[Skripsi]. Bogor (ID) : Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

(8)

8

Garsetiasih R, Takandjandji M. 2006. Model Penangkaran Rusa. Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian. Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. PSIH-IPB; Puslit Biologi; Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. Bogor.

Grzimek B. 1972. Animal Life Encyclopedia. Van Nostrand Reinhold Company. New York. P: 167˗169.

Hasnawati. 2006. Analisis Populasi dan Habitat Sebagai Dasar Pengelolaan Rusa Totol (Axis axis Erxl.) di Taman Monas Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Mennes J. 1999. Pemanenan Ranggah Muda (Velvet) sebagai Tambahan Nilai Usaha Penangkaran Rusa Timor (Cervus timorensis de Blainville) Perum Perhutani di Jonggol Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor (ID): Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Rakhmanda A. 2011. Estimasi populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta. Jurnal Ekologi Perairan. 1 : 1-7

Satriyono Agus. 2008. Aktivitas penggunaan habitat burung penggangu penerbangan di kawasan Bandar Udara Internasional Juanda. [Skripsi]. Surabaya (ID) : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Semiadi G. 1998. Budidaya Rusa Tropika Sebagai Hewan Ternak. Jakarta (ID): Penerbit Masyarakat Zoologi Indonesia.

Trubus. 1996. Rusa Istana Negara Bogor. Majalah (ed) No 321 Th XXVII. Agustus 1, 1996. Jakarta. P: 84˗86.

Walker EP. 1975. Mammals of the world. Third Edition volume II. The Johns Hopkins. London (UK) : Universitas Press.

(9)

9

LAMPIRAN

Gambar 3 Anakan Rusa Totol di halaman Istana Bogor

Gambar

Gambar 1. Perbandingan Struktur Umur Rusa Totol
Gambar 3 Anakan Rusa Totol di halaman Istana Bogor

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa

Gerakan membaca 10 menit setiap hari melalui pemanfaatan buku perpustakaan di sudut baca kelas IV SD Negeri Karangmangu yang mereka tetapkan sebagai gerakan literasi

Salah satunya pengaruh kebudayaan Islam yang ada di Spanyol khususnya dalam bidang arsitektur pada masa kekuasaan Bani Umayah II (756-1031 M), pengaruh arsitektur tersebut

Hasil penelitian yang dilakukan penulis, tahap penghargaan resep, tahap pembayaran dan penomoran, serta tahap pengecekan dan penyerahan obat membutuhkan waktu yang lebih

Berdasarkan addendum terhadap perjanjian sewa menyewa yang telah ditandatangani pada bulan Oktober 2008, dikarenakan penundaan waktu serah terima ruangan selambat-lambatnya sampai

Populasi penelitian adalah mahasiswa Pendidikan iPs angkatan 2008 dan angkatan 2009 yang berjumlah 142 mahasiswa, dan diambil sampel sebesar 50% yaitu sebanyak 71 mahasiswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penambahan tepung daun katuk sebanyak 15 % dalam ransum ayam petelur memperlihatkan efek positif bagi peningkatan kualitas karkas, telur