PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT
BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI
HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT
BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI
HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi
J ur usan Manajemen
Diajukan oleh :
Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SKRIPSI
PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP
STORE IMAGE RAMAYANA DEPARTEMEN
STORE SURABAYA
Disusun Oleh :
Abdul azis bakar 0812010209/ FE / EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 12 Desember 2012
Pembimbing Utama : Tim Penguji
Ketua
Dra.Ec.Nuruni Ika,MP Dr.Muhadjir Anwar, MM
Sekr etaris
Dra.Ec.Nuruni Ika,MP
Anggota
Dra. Ec. Malicha
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT
BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI
HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA
Yang diajukan
Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM
Disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra.Ec.Nuruni Ika,MP Tanggal :...
Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr s. Ec. H. R. A. Suwaedi, MS
USULAN PENELITIAN
PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT
BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI
HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA
Yang Diajukan Oleh
Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM
Telah Disetujui Untuk mengikuti seminar :
Pembimbing Utama
Dra.Ec.Nuruni Ika,MP Tanggal :...
Mengetahui
Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen
USULAN PENELITIAN
PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT
BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI
HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA
Yang Diajukan Oleh
Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM
Telah Diseminarkan Dan Disetujui Untuk Menyusun Skripsi Oleh
Pembimbing Utama
Dra.Ec.Nuruni Ika,MP Tanggal :...
Mengetahui
Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Pr oduk Ter hadap Minat Beli Pr oduk Lemari Es Merek
Sanyo Di Hartono Elektroni Sur abaya ”.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil
maupun materiil, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Muhadjir Anwar,MM, MS. Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
4. Dra.Ec.Nuruni Ika,MP selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas
5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“
Jawa Timur.
6. Toko HARTONO elektronik Surabaya yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi penulis.
7. Kepada kedua orang tua saya Bapak Mudji dan Siti Khotidjah, serta kakak
dan adikku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun
material.
8. Rayditha Ovilia Damayanti yang telah menberi support dan banyak
meluangkan waktunya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas skripsi ini.
9. Arek-arek BEM-U 2011-2012,Laviola dan antek-anteknya yang turut
membantu dan menyediakan waktu dan tempat demi terselesaikan tugas
skripsi ini.
10.Temen-temen NOE café dan saudara jauh Mary J ‘n Mira yang selalu
memberi inspirasi dan semangat.
11.Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Salam hormat,
Surabaya, Desembar 2012
DAFTAR ISI
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 82.2 Pemasaran ... 9
2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 9
2.2.2 Perilaku Konsumen... 11
2.2.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 12
2.3 Kualitas Produk ... 18
2.3.1. Pengertian Kualitas Produk ... 18
2.3.1.1.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk... 20
2.4. Minat Beli ... 21
2.4.1. Pengertian Minat Beli... 21
2.4.1.1. Faktor-Faktor Pembentuk Minat Beli... 22
2.5. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ... 23
2.6. Kerangka Konseptual ... 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25
3.1.1. Pengukuran Variabel ... 26
3.4.7. Multicollinearity dan Singularity... 33
3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 33
3.4.9. Pengujian Model Dengan Two-Step Approach ... 33
3.4.10. Evaluasi Model ... 34
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Hasil Penelitian ... 38
4.1.1. Sejarah PT.Hartono Elektronik ... 38
4.2. Analisis Karakteristik Responden ... 38
4.2.1. Deskripsi Variabel Kualitas Produk ... 40
4.2.1.1. Frekuensi Variabel Kinerja Produk ... 40
4.2.1.2. Frekuensi Variabel Ciri-ciri ... 41
4.2.1.3. Frekuensi Variabel Keandalan Dan Daya Tahan ... 42
4.2.1.4. Frekuensi Variabel Estetika ... 43
Dipersepsikan ... 44
4.2.1.6. Frekuensi Variabel Minat Beli ... 45
4.3. Analisis Data ... 46
4.3.1. Evaluasi Outlier ... 46
4.3.2. Evaluasi Reliabilitas ... 47
4.3.3. Evaluasi Validitas ... 48
4.3.4. Evaluasi Construct Reliability Dan Variance Extract 49 4.3.5. Evaluasi Normalitas ... 50
4.3.6. Analisa Model Sem ... 51
4.3.7. Uji Kausalitas ... 54
4.4. Pembahasan ... 54
4.4.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 57
5.2. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Top Brand Index Lemari ES Tahun 2009-2011 ... 4
Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices ... 39
Tabel 4.1. Jenis Kelamin ... 39
Tabel 4.2. Usia ... 39
Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Kinerja Produk . 40 Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Ciri-ciri ... 41
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Keandalan dan Daya Tahan ... 42
Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Estetika ... 43
Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Kualitas Yang Dipersepsikan ... 44
Tabel 4.8. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Minat Beli ... 45
Tabel 4.9 Outlier Data ... 47
Tabel 4.10. Reliabilitas data ... 48
Tabel 4.11. Validitas data ... 49
Tabel 4.12. Construct Reliability dan Variance Extract... 50
Tabel 4.13. Normalitas data ... 51
Tabel 4.14. Evaluasi Goodness Fit OF Index Model One Step Approach –Base Model ... 52
Tabel 4.15. Evaluasi Goodness Fit OF Index Model One Step Approach –Modification Model ... 53
Tabel 4.16. Hasi Uji Kausalitas ... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen ... 13
Gambar 3.1. Contoh Model Pengukuran Minat Beli ... 30
Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural: Kualitas Produk Terhadap
Minat Beli One Step Approach: Base Model ... 52
Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural: Kualitas Produk Terhadap
Minat Beli One Step Approach: Modification Model ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier
Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas
Lampiran 5 : Hasil Uji Structural Equation Modelling
PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT
BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI
HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA
Abdul Azis Bakar
Abstraksi
Lemari es atau kulkas merupakan perlengkapan rumah tangga cukup vital untuk menjaga bahan makanan tetap segar dan terlindungi. Alat ini dapat menjaga sayuran tetap hijau, daging tetap segar dan tahan lama, susu tetap layak dikonsumsi dan tidak basi, serta masih banyak lagi manfaat lainnya. Karena suhu di dalam lemari es harus selalu dijaga, energi listrik yang dikonsumsi pun tidak sedikit. litian ini dilakukan di Hartono Surabaya, banyaknya toko-toko yang menjual barang elektronik seperti Gunung Sari Intan dan UFO menjadikan persaingan yang ketat, namun posisi toko Hartono Surabaya di benak konsumen sebagai toko elektronik terbesar dan yang pertama di Surabaya sejak tahun 1973 menjadikan keunggulan tersendiri dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Berdasarkan hasil survei di atas menunjukan bahwa lemari es Sanyo mengalami penurunan Indikasi lain yang menunjukan bahwa minat beli terhadap lemari es merek Sanyo sedang mengalami penurunan sebab dari produknya sendiri terdapat beberapa komponen yang cacat produk seperti adanya kerusakan-kerusakan kecil, kemudian model dari lemari es tersebut sedikit kurang inovatif,
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berkunjung dan berbelanja di Hartono Elektronik Surabaya. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebesar 104 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuisioner hasil jawaban responden. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM).
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa kualitas produk yang baik maka akan semakin baik pula minat beli konsumen pada produk Lemari es merek Sanyo di Hartono Elektronik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi telah mengubah secara drastis pola produksi dari
perusahaan-perusahaan multinasional. Sejalan dengan adanya perubahan
tersebut, kerjasama multilateral dan regional semakin banyak
dikembangkan guna mengantisipasi perkembangan yang sedang dan akan
terjadi di masa mendatang. Dewasa ini gejolak moneter, kenaikan bahan
bakar minyak (BBM), musibah bencana alam, maraknya aksi demonstrasi
dan berbagai kejadian lain menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi
tidak menentu dan tidak stabil (Watmadihardja, 2006). Hal ini
mengakibatkan aktivitas perdagangan di Indonesia menjadi lesu sehingga
permintaan akan barang menjadi turun drastic dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, khususnya permintaan akan barang-barang elektronik seperti
TV, DVD, AC, magicjar, dan lain-lain. Tingginya harga-harga sebagai
multiplier effect harga BBM, diakui mendorong inflasi yang mencapai
posisi tertinggi dalam empat tahun terakhir. (Watmadihardja, 2006).
Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru
bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi
memperluas pasar produk dari perusahaan Indonesia, sementara di sisi lain,
keadaan tersebut memunculkan persaingan yang makin ketat baik antar
perusahaan domestik maupun perusahaan asing. Dengan kondisi tersebut,
dalam mengantisipasi kondisi persaingan tersebut, utamanya dalam tujuan
memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan pemasaran berorientasi pada
pelanggan yang dilakukan oleh suatu perusahaan sangatlah menentukan
keberhasilan usaha perusahaan tersebut di masa yang akan
datang.Fuad,(2008).
Terkait dengan situasi tersebut, strategi pemasaran menjadi prioritas utama
yang harus dimiliki setiap perusahaan dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya.
Pada dasarnya, tujuan perusahaan menganut konsep pemasaran adalah
memberikan kepuasan kepada konsumen dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhannya. Untuk itulah diperlukan strategi pemasaran yang efektif yang
berorientasi utama kepada konsumen. Salah satu strategi pemasaran pada
toko/gerai ritel adalah pendesainan store atmosphere atau atmosfir toko.
Perancangan tersebut dilakukan diantaranya untuk dapat menarik konsumen,
memicu pembelian oleh konsumen, menciptakan suasana tertentu yang kemudian
dapat mempengaruhi emosi konsumen, dan untuk dapat mempengaruhi
bagaimana konsumen berperilaku. Peter dan Olson (2000) menyatakan bahwa tiga
keputusan utama dalam mendesain lingkungan fisik suatu usaha adalah lokasi,
tata letak, serta rangsangan atau atmosphere yang ditimbulkannya.
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,
Berdasarkan kesemuanya itu tidak terlepas juga dengan kualitas
produk yang dimilikinya, sehingga nantinya tidak mengecewakan
konsumen yang menggunakan. Kualitas produk atau mutu produk sering
diartikan sebagai komposisi teknis dari suatu produk, Kotler,(2003: 49)
mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat dari produk atau layanan yang
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau kebutuhan tersirat.
Penelitian ini dilakukan di Hartono Surabaya, banyaknya toko-toko yang
menjual barang elektronik seperti Gunung Sari Intan dan UFO menjadikan
persaingan yang ketat, namun posisi toko Hartono Surabaya di benak konsumen
sebagai toko elektronik terbesar dan yang pertama di Surabaya sejak tahun 1973
menjadikan keunggulan tersendiri dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.
Banyaknya pesaing yang berpotensial memasuki pasar merupakan tantangan yang
harus dihadapi oleh perusahaan.
Lemari es atau kulkas merupakan perlengkapan rumah tangga cukup vital
untuk menjaga bahan makanan tetap segar dan terlindungi. Alat ini dapat menjaga
sayuran tetap hijau, daging tetap segar dan tahan lama, susu tetap layak
dikonsumsi dan tidak basi, serta masih banyak lagi manfaat lainnya. Karena suhu
di dalam lemari es harus selalu dijaga, energi listrik yang dikonsumsi pun tidak
sedikit. Dengan memperhatikan beberapa hal, energi listrik yang terpakai dapat
dihemat walaupun lemari es jarang sekali dimatikan. Beberapa hal perlu
diperhatikan dalam menjaga lemari es bekerja optimal dan menghemat listrik. Di
merek Sanyo, produk lemari es ini juga banyak di gemari oleh konsumennya,
tetapi dari promosi produk tersebut masih banyak komplain dari masyarakat yang
membeli produk tersebut, seperti halnya sebagai berikut cuplikan keluhan
konsumen:
“Pada tanggal 19 Maret 2011 saya melaporkan kerusakan kulkas 2 pintu
merk Sanyo tipe SR-D245N yang saya beli pada 10 Mei 2008 ke Service Center
Sanyo di Jakarta dan diterima dengan baik. Kemudian Teknisi telah datang ke
rumah saya untuk mengecek. Mereka mengatakan bahwa kerusakan ada di spare
part-nya dan lampu yang mati sehingga mengakibatkan kulkas kurang dingin.
Setelah itu dengan alasan administrasi Teknisi tersebut meminta kwitansi dan
kartu garansi resmi yang asli untuk dibawa ke Service Center. Percuma saja di
setiap produk Sanyo diberikan kartu 'garansi' jika untuk menyelesaikan masalah
salah satu produk saja tidak bisa. Pelayanan Service Center Sanyo benar-benar
mengecewakan dan garansi Sanyo cuma basa-basi tidak ada realisasi.”
Suarapembaca. Detik.com/2011.
Berdasarkan fenomena di atas menunjukkan bahwa hal-hal seperti itulah
yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar tidak mengecewakan konsumennya,
apalagi jika kartu garansi tersebut hanyalah janji-janji belaka, hal ini juga
didukung dengan data Top Brand Index (TBI) produk lemari es, sebagai berikut:
Tabel 1.1. Data Top Brand Index Lemari Es Tahun 2009-2011
Pr oduk Top Br and Index
2009 2010 2011
Sharp 26.5% 23.9% 7.8%
Sanyo 15.7% 15.8% 12.5%
LG 14% 15.6% 23.5%
Panasonic 10.3% 8.6% 3.8%
hanya sekitar (15,8 %), dan tahun 2011 tidak menjadi Top Brand Index. Indikasi
lain yang menunjukan bahwa minat beli terhadap lemari es merek Sanyo sedang
mengalami penurunan sebab dari produknya sendiri terdapat beberapa komponen
yang cacat produk seperti adanya kerusakan-kerusakan kecil, kemudian model
dari lemari es tersebut sedikit kurang inovatif, sehingga konsumen kurang
berminat dalam membeli produk tersebut. Berikut adala data mengenai penjualan
Lemari Es Merek Sanyo Di Haartono Elektronik Surabaya, sebagai berikut:
Tabel 1.2. Data Penjualan Lemari Es Merek Sanyo Tahun 2009-2011 Pr oduk Penjualan (dalam unit)
2009 2010 2011
Sanyo 348300 338140 327500
Sumber: Hartono Elektronik Surabaya, 2012
Berdasarkan data penjualan di atas menunjukkan bahwa minat konsumen
dalam membeli produk lemari es merek Sanyo dari tahun ke tahun mengalami
penurunan, hal ini dapat dilihat dari tabel di atas bahwa untuk tahun 2009
penjualan lemari es sanyo sekitar 348300 unit banum di tahun 2010 penjualannya
hanya berkisar 338140 unit, kemudian tahun 2011 penjualannya hanya berkisar
327500 unit saja, hal ini tentunya sangat mempengaruhi kinerja penjualan untuk
persaingan yag bertambah ketat, “Perang harga tak terhindarkan” dari sisi kualitas
produk beberapa material seperti plastik dan sebagainya harganya meningkat.
“Satu sisi harus menurunkan harga karena kondisi perekonomian, sisi lain harga
bahan baku yang naik.
Hal ini dapat terjadi disebabkan karena keunggulan produk yang
disampaikan tidak sesuai dengan kondisi produk yang sebenarnya, sehingga bagi
konsumen yang sering mengalami hal seperti ini akan meragukan kebenarannya,
selain itu kurangnya upaya perusahaan untuk mengenalkan merek produk ke pasar
dengan berbagai inovasi,misalnya dalam bentuk kemasan, dan varians yang
berbeda, dengan begitu konsumen akan mempunyai alternatif pilihan dalam
membeli produk tersebut.
Oleh karena itu agar produk yang ditawarkan mampu memenuhi harapan
pelanggan dan mempunyai nilai yang lebih dibandingkan para pesaingnya, maka
produsen perlu memperhatikan kualitas produknya yang merupakan unsur-unsur
yang dipandang penting oleh konsumen untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan. Atribut produk meliputi kualitas, merek, kemasan, jaminan, pelayanan
dan lain-lain.Tjiptono, (2008:103). Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini
peneliti mengambil judul:
“Pengaruh Kualitas Pr oduk Ter hadap Minat Beli Pr oduk Lemari Es
Merek Sanyo Di Hartono Elektroni Sur abaya”.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli
Produk Lemari Es Merek Sanyo Di Hartono Elektronik Surabaya?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap minat beli Produk
Lemari Es Merek Sanyo Di Hartono Elektronik Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian dan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi,
serta bahan pertimbangan untuk evaluasi dalam menentukan strategi bisnis
yang tepat dan efektif di masa yang akan datang bagi pengelola Hartono
Elektronik Surabaya
b. Bagi Fakultas Ekonomi
Untuk menambah khasanah perpustakaan dan referensi bagi peneliti lain
untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap kajian dan pembahasan yang
lebih mendalam dan lebih baik lagi di masa yang akan datang.
c. Bagi Penulis
Menerapkan teori yang diperoleh selama ini ke dalam bentuk praktek secara
langsung serta untuk melatih diri untuk berfikir secara kritis dalam
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah
dilakukan oleh Hutomo,Agyl, Satrio, (2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh
Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan
Pada Produk Makanan Tela Krezz Cabang Bekasi”. Rumusan masalah yang
diajukan adalah :1) Apakah kualitas produk mempunyai pengaruh yang positif
terhadap loyalitas pelanggan? 2). Apakah kepuasan konsumen mempunyai
pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan? 3). Apakah kualitas produk,
kepuasan konsumen secara bersama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap loyalitas pelanggan?
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk mempunyai
pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela
Krezz. 2. Kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap
loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz. 3.Berdasarkan hasil
perhitungan dengan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa kualitas
produk dan kepuasan konsumen secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang positif signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 4. Jika dilihat dari
kontribusi parsial bahwa variabel kualitas produk dan variabel tingkat
kepuasan konsumen memiliki pengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Dalam
partialnya terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz
Cabang Bekasi.
Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah
dilakukan oleh Rahardjo dan Annafik,(2012) dngan judul penelitian ” Analisis
Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli
Sepeda Motor Yamaha (Studi kasus pada konsumen Yamaha SS Cabang Kedungmundu
Semarang)”. Adapun rumusan masalah yang di ajukan adalah: pengaruh kualitas
produk, harga, dan daya tarik iklan terhadap minat beli sepeda motor Yamaha
pada konsumen Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang.?.
Hasil dari penelitian secara parsial, ternyata hasil penelitian membuktikan
bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga dan daya tarik iklan)
mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu minat beli sepeda
motor Yamaha. Berdasarkan pengujian secara simultan, ternyata hasil penelitian
membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga dan daya
tarik iklan) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen yaitu minat beli.
Firdianti dan Iskandar,(2006) dengan judul ”Tanggapan konsumen
terhadap kualitas prodllk handphone nokia 6600 (Survey Terhadap Siswa Sekolah
Menengah Atas KORPRI Bekasi). Adapun permasalah yang di ajukan: l.
Bagaimanakah tanggapan siswa SMA KORPRI Bekasi terhadap kualitas produk
handphone Nokia 6600 berdasarkan analisis kepentingan - kinerja? 2.
Bagaimanakah kepuasan siswa SMA KORPRI Bekasi terhadap kualitas
dipertahankan, yang boleh diabaikan, dan yang berlebihan oleh produsen Nokia
berdasarkan analisis kepentingan kinerja pada Nokia 6600?.
Hasil penelitian menunjukan 1.Kualitas produk handphone Nokia 6600
menurut tanggapan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) KORPRI Bekasi adalah
sangat baik. 2. Kepuasan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) KORPRI Bekasi
terhadap kualitas produk handphone Nokia 6600 adalah belum memuaskan. 3.
Faktor-faktor dominan dalam kualitas produk handphone Nokia 6600 seluruhnya
berada pada kuadran II yaitu dipertahankan.
Sulistyari,(200) dengan judul penelitian ”Analisis Pengaruh Citra Merek,
Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap Minat Beli Produk Oriflame”. Adapun
permasalahan yang di ajukan: 1. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap minat
beli konsumen. 2. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap minat beli
konsumen. 3. Bagaimana pengaruh harga terhadap minat beli konsumen
Hasil penelitian secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan untuk sikap terhadap iklan dan merek antara iklan yang
menggunakan daya tarik rasa takut tinggi dibanding dengan iklan yang
menggunakan daya tarik rasa takut rendah. Kemudian untuk perbedaan niat
membeli tetap ada perbedaan antara iklan yang menggunakan daya tarik rasa takut
tinggi dibanding dengan iklan yang menggunakan daya tarik rasa takut rendah.
2.2.Pemasaran
2.2.1. Pengertian Pemasaran
Selama ini pemasaran jasa masih belum begitu diperhatikan, tapi melihat
produsen jasa mulai memberi perhatian khusus. Hal ini ditambah pula dengan
tingkat persaingan yang mulai ketat diantara para penghasil jasa.
Pemasaran merupakan suatu proses/kegiatan untuk mempersepsikan,
memahami, menstimulasi dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut atau dengan kata lain, pemasaran
merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap
kebutuhan pasar, adapun definisi-definisi lain tentang pemasaran dikemukakan
oleh para ahli sebagai berikut :
Menurut Kotler (2002 : 8) dalam Manajemen Pemasaran I; pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut beberapa ahli mengenai definisi jasa dalam buku Buchari Alma
(2003 : 243) sebagai berikut :
1. Valerie A. Zeitthaml dan Mary Jo Bitner (2000: 3) jasa adalah suatu
kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan
dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan,
hiburan, sant4i, sehat) bersifat tidak berwujud.
2. Pemasaran adalah”satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada
pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
Intinya disini ialah bahwa jasa itu tidak berwujud dan tidak memberikan
kepemilikan suatu apapun kepada pembelinya. Sedangkan proses
produksinya bisa tergantung atau tidak tergantung sama sekali kepada fisik
produk.
Manajemen pemasaran merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk
menghasilkan pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran (target market).
Kegiatan pemasaran harus dijalankan berdasarkan falsafah pemasaran yang
efisien, efektif dan bertanggung jawab sosial yang telah dipikirkan secara
mendalam.
Definisi jasa menurut Rismiyati (2001: 270) adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa
mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.
Menurut Lupiyoadi (2001: 5) jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang
biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan
memberikan nilai tambah atau pemecahan masalah yang dihadapi konsumen.
Beberapa pengertian diatas dikatakan bahwa jasa merupakan suatu
tindakan atau kegiatan yang tidak bisa dilihat atau tidak berwujud tetapi bisa
dirasakan dan dapat diambil manfaatnya baik bagi individu maupun organisasi.
Selain itu jasa juga dapat diberikan secara keseluruhan/ murni ataupun dikaitkan
dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen lebih
dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.
2.2.2. Perilaku Konsumen
Pengertian mengenai perilaku oleh perusahaan ataupun organisasi dalam
mencapai tujuan pasar sangat penting dan berguna dalam usaha menentukan dan
melaksanakan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mencapai tujuan dengan
efektif. Perilaku Konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai studi
tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, ide-ide (John C.
Mowen dan Michael minor, 2002).
Kotler dan Amstrong (2004:199), memberikan definisi yang lain,
“Perilaku Konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu
maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal”.
Konsumen mempunyai arti yang penting bagi perusahaan karena akan membeli
output perusahaan tersebut. Dalam memahami perilaku konsumen terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipelajari, yaitu apa yang mereka beli,
mengapa mereka membeli, bagaimana mereka membeli, kapan mereka membeli,
dimana mereka membeli, dan berapa sering mereka membeli
2.2.2.1. Faktor Yang Mempengar uhi Perilaku Konsumen
Faktor yang mempengaruhi konsumen adalah sebagai berikut: (Kotler dan
Amstrong, 2007: 197)
1. Pengaruh lingkungan
3. Proses psikologis
Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi
dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan
keinginan dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga
perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk
mempengaruhi konsumen agar mau mengambil keputusan untuk melakukan
pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan.Rangkaian dan unsur
masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. : Faktor – Faktor Yang Mempengar uhi Konsumen Budaya
Sumber: Kotler and Amstrong, (2007), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit: Inter media J akarta.
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting
dalam perilaku pembelian
a. Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain.
b. Sub-Budaya
Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi
anggota-anggotanya.
c. Kelas Sosial
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi
tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan
dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta
mereka.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.
a. Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.
c. Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya
dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan
yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. .
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik
tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
gaya hidup, serta kepribadian dan konsep embeli.
a. Usia Dan Tahap siklus Hidup
Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.
Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak
ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta
diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot,
pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.
b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk
sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang
dapat di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva
(termasuk presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk
meminjam, dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecenderungan
penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga.
c. Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang
hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan
opininya.
d. Kepribadian dan Konsep Diri
Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang
mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah
karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang
menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkunganya.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.
a. Motivasi
Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan
biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat
Psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti
kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.
Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai
tingkat intensitas yang memadai.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang
yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap
individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti..
c. Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.
Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.
Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau
kepercayaan.
2.3. Kualitas Produk
2.3.1. Pengertian Kualitas Pr oduk
Kualitas produk atau mutu produk sering diartikan sebagai komposisi
teknis dari suatu produk, Kotler (2007: 49) mutu adalah keseluruhan ciri serta
sifat dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan tersirat. Ada hubungan
kuat antara mutu, layanan dengan kepuasan konsumen dan profitabilitas. Semakin
tinggi tingkat mutu menyebabkan semakin tingginya kepuasan konsumen, mutu
produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau
produsen mengingat suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasaan
konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk
mencapai posisi produk. Mutu menyatakan tingkat kemampuan fungsinya yang
diharapkan.
Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka kualitas produk tidak hanya
ditentukan oleh spesifikasi yang tampak pada produk tersebut, melainkan
dari sudut pandang produsen saja, tetapi juga dari sudut pandang konsumen sebab
suatu produk dikatakan berkualitas menurut konsumen apabila memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti pengertian kualitas
produk menurut Keegan dan Moriaty Duncan ( 1993,p 352 ) yaitu :"From
producer's perspective, the degree to which finished prduct meet specifications,
from customer's perspective, the degree to which product match needs and wants
including price”
Dimensi daripada kualitas produk diuraikan oleh Tjiptono, (2008:25) yaitu
sebagai berikut:
a. Kinerja produk ( X1 ) yaitu karakteristik pokok dari produk inti yang dibeli
atau hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas produk
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan diberikan dengan cara
yang benar. Instrumen pada indikator sebagai berikut : Tjiptono, Fandy
(2008:25)
- memiliki tempat penyimpanan lebih luas (X1.1)
- memiliki lemari pendingin yang lebih cepat (X1.2)
b. Ciri – ciri atau keistimewaan (X2) yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap yang memberikan kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki
suatu produk. Instrumen indikator sebagai berikut :
- Desain Produk ( X2.1)
c. Keandalan dan Daya tahan (X3) yaitu Kehandalan produk dalam
penggunaan secara normal serta berapa lama produk dapat digunakan.
Instrumen dalam indikator sebagai berikut :
- Umur Ekonomis Produk ( X3.1 )
- Kemungkinan Mengalami kerusakan ( X3.2 )
d. Estetika ( X4 ) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Instrumen
indikator tersebut sebagai berikut :
- Model ( X4.1 )
- warna (X4.2)
e. Kualitas yang dipersepsikan ( X5 ) yaitu citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadap produk tersebut. Instrumen indikator
tersebut :
- Harga murah ( X5.1)
- Merek terkenal ( X5.2 )
2.3.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengar uhi Kualitas Pr oduk
Ada tiga faktor yang menentukan tingkatan kualitas produk menurut
Sofyan Assauri (1993:269), antara lain:
1. Fungsi Produk
Dalam menghasilkan produknya, perusahaan harus memperhatikan fungsi apa
yang akan dipenuhi oleh produk tersebut, karena fungsi ini akan
mempengaruhi kepuasan konsumen. Fungsi produk akan tercermin pada
spesifikasinya seperti: tahan lamanya, kegunaannya, beratnya, mudah atau
2. Wujud Luar
Wujud luar suatu produk juga mempengaruhi pandangan konsumen atas
kualitasnya. Walaupun produk yang dihasilkan dengan teknologi tinggi tetapi
bila wujud luamya kuno, maka konsumen cenderung beranggapan produk
tersebut kurang berkualitas. Wujud luar ini tidak hanya dilihat dari bentuknya
saja tetapi dari komposisi warna, pengemasan dan lainnya.
3. Biaya produk
Umumnya biaya dan harga suatu produk ikut menentukan kualitasnya. Jika
harga atau biaya suatu produk mahal, maka konsumen akan beranggapan
bahwa kualitas produk tersebut baik dan demikian juga sebaliknya.
2.4. Minat Beli
2.4.1. Pngertian Minat Beli
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,
2001). Mehta (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan
konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard (1994)
(Durianto dan Liana, 2004: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta
berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat
yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli
konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi
menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang
akan datang.
Sedangkan definisi minat beli menurut (Thamrin, 2003: 142) adalah
merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
membeli benar-benar dilaksanakan.
2.4.1.1. Faktor-Faktor Pembentuk Minat Beli
Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen (Kotler, 2005) :
1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternative yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negative
orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen
untuk menuruti keinginan orang lain.
2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat
mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut
tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam
memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang
membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul menciptakan suatu motivasi
yang terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya ketika seorang
didalam benaknya itu. Adapun indikator dari minat membeli adalah sebagai
berikut: Priyati, (2002: 65-84) dalam Dominanto, Nugrah,(2008).
1. Intensitas pencarian informasi
2. Keinginan segera membeli
3. Keinginan preferensial
2.5. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli
Hasil peneitian Budiyono (2004), dari hasil yang di peroleh adalah dapat
dikatakan bahawa mutu produk berpengaruh positif terhadap minat beli
konsumen. Jadi, perhatian yang lebih terhadap kualitas produk tersebut dapat
memengaruhi minat beli konsumen.
Pada Hakikatnya seseorang membeli barang atau jasa untuk memuaskan
kebutuhan atau keinginan. Seseorang membeli barang bukan hanya fisik semata,
melainkan manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa yang dibeli. Maka dari
itu, pengusaha dituntut untuk selalu kreatif, dinamis, dan berpikiran luas. Pemasar
yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung
tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung
menurun. Jika suatu produk dibuat sesuai dengan dimensi kualitas, bahkan
diperkuat dengan periklanan dan harga yang ditawarkan maka akan mempengauhi
minat konsumen untuk membeli. Suatu produk memiliki nilai yang berkualitas
bukan dari produsen, melainkan oleh konsumen. Sehingga yang berhak
memberikan evaluasi apakah produk yang telah dibeli dan dikonsumsinya itu
sesuai dengan harapan awalnya atau tidak adalah konsumen itu sendiri. Rahardjo
Sam and Md Nor Hayati Tahir (2010) dengan judul “Website Quality And
Consumer Online Purchase Intention Of Air Ticket”, bertujuan untuk menguji
pengaruh dari kualitas terhadap minat konsumen untuk membeli tiket secara
online.. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kualitas berpengaruh
terhadap minat konsumen
Menurut Kotler and Armstrong (2004:283) arti dari kualitas produk adalah
“the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall
durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued
attributes”. Yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan
fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,
kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Hal
ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen
terhadap suatu produk di masa yang akan dating.
2.6. Kerangka Konseptual
2.7. Hipotesis
Berdasarkan pada latar belakang dan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Diduga
kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen produk lemari
es merek Sanyo di Hartono Elektronik Surabaya. Kualitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang
pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan
satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Produk (X) terdiri dari :
a. Kinerja produk ( X1 ) yaitu karakteristik pokok dari produk inti yang dibeli
atau hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas produk
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan diberikan dengan cara
yang benar. Instrumen pada indikator sebagai berikut : Tjiptono, Fandy
(1997:25)
- memiliki tempat penyimpanan lebih luas ( X1.1 )
- memiliki pendingin yang lebih cepat ( X1.2 )
b. Ciri – ciri atau keistimewaan (X2) yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap yang memberikan kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki
suatu produk. Instrumen indikator sebagai berikut :
- Desain Produk ( X2.1 )
- Ornamen produk( X2.2 )
c. Keandalan dan Daya tahan (X3) yaitu Kehandalan produk dalam
penggunaan secara normal serta berapa lama produk dapat digunakan.
Instrumen dalam indikator sebagai berikut :
- Mengalami kerusakan ( X3.2 )
d. Estetika ( X4 ) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Instrumen
indikator tersebut sebagai berikut :
- Model ( X4.1 )
- Penampilan (X4.2)
e. Serviceability (X5) yaitu kemudahan dalam perbaikan terhadap produk
tersebut. Instrumen indikator tersebut :
- Jumlah tempat perbaikan (X5.1)
- Pemberian garansi (X5.2)
2. Minat beli (Y) merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,
2001). Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).
4. Intensitas pencarian informasi
5. Keinginan segera membeli
6. Keinginan preferensial
3.1.1. Pengukur an Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval
dengan menggunakan teknik pembobotan skala likert. Analisis ini dilakukan
dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian
pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang
Dalam penelitian ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 1-7
skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras
berlawanan. sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Bagus
3.2.Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang
berkunjung dan berbelanja di Hartono Elektronik Surabaya.
b. Sampel
Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability
sampling dengan teknik purposive Sampling yaitu penarikan sampel
berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sampel. Ciri-ciri
sampel tersebut adalah: 1).konsumen yang berkunjung dan berbelanja lemari
es merek Sanyo di Hartono Elektronik Surabaya. 2).berusia minimal 21 tahun,
usia ini dipilih karena lebih mengerti dan paham terhadap kebutuhan yang
dibelinya, usia tersebut dapat memberikan jawaban yang rasional tentang store
yang dikunjunginya
Menurut Ferdinand (2002:48).
- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200
sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation). 7
- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10
kali jumlah parameter yang diestimasi
- Karena terdapat 13 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah (13X8 = 104) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar
104 responden.
3.3.Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
a. Data Primer
Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner kepada berkunjung dan berbelanja di Hartono
Elektronik Surabaya.
b. Data Sekunder
Adalah data pendukung yang diperoleh dari perusahaan yang
bersangkutan Data ini antara lain berupa data perusahaan dan gambaran
umum tentang perusahaan.
3.3.2.Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang
diambil langsung konsumen yang berkunjung dan berbelanja di Hartono
Elektronik Surabaya dengan cara menyebarkan kuesioner.
3.3.3. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa cara berikut:
Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan
bukti - bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.
b. Kuisioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar
pertanyaan kepada berkunjung dan berbelanja di Hartono Elektronik Surabaya
untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung dari konsumen.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah Structural Equation Modelling [SEM]. Merupakan teknik statistik yang
memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit. Model
pengukuran kualitas produk terhadap minat beli konsumen menggunakan
confirmatory factor analyses. Penaksiran pengaruh masing-masing variable bebas
terhadap variable terikatnya menggunakan koefidien jalur. Langkah-langkah
dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh faktor variable loyalitas
pelanggan dilakukan sebagai berikut : Persamaan Dimensi variable minat beli:
Y1 = λ1minat beli + er_1
Y2 = λ2 minat beli + er_2
Y3 = λ3 minat beli + er_3
Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model
untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka
model pengukuran dengan contoh variabel minat beli akan nampak sebagai
Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Minat Beli
Keterangan :
X1 = pertanyaan tentang mengatakan tentang Intensitas pencarian informasi
X2 = pertanyaan tentang Keinginan segera membeli
X3 = pertanyaan tentang keinginan preferensial
er_j = error term X1j
3.4.2. Outlier s
Outlier adalah obsevasi yang muncul dengan nilai-nilai eksterim baik
secara univariat maupun multivariate yang muncul karena kombinasi karakteristik
unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi
lainya. Dapat diadakan treatment khusus pada outliers ini asal diketahui
munculnya outlier itu. Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam empat
kategori.
• Pertama, Outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam
memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik
80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban
responden antara 1-10 jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah
nilai ekstrim.
Minat Beli (Y)
(Y1)
(Y2)
(Y3)
Er_1
Er_2
• Kedua, outlier dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang
memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain daripada tetapi peneliti
mempunyai penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu.
• Ketiga, outlier dapat muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak
dapat mengetahui apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai nilai
ekstrim itu.
• Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila
dikombinasi dengan varibel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau
sangat ekstrim. Inilah yang disebut multivariate outlier.
3.4.3. Evaluasi atas outliers
Menagamati atas z-score variabel: ketentuan diantara +_ 3,0 non outlier
Multivariate outlier diukur dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p <
0,001.Jarak diuji dengan Chi-Square (X2) pada df (degrees of Freedom) sebesar
jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : Mahalanobis > dari nilai X2 adalah
multivariate outlier.
3.4.4. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi
sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah
tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan
derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini
dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan
dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini
significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai
pembentukan indikator.
3.4.5. Uji Reliabilitas
Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal
dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana
masing-masing indicator itu menghasilakan sebuah konstruk/faktor laten yang
umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70
dan variance extracted ≥ 0,5 ( Hair et. al., 1998 ).
3.4.6. Uji Nor malitas
Untuk menguji normalitas distribusi data-data yang digunakan dalam
analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah
adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang
biasanya disajikan dalam statistik diskriptif dari hampir semua program statistik.
Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value yang dihasilkan
melalui rumus berikut ini :
Bila nilai –z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa
distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan
tingkat signifiukasi yag dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih
besar dari ±2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari
distribusi pada tingkat 0,01 (1%). Nilai kritis lainnya yang umum digunakan
adalah nilai kritis sebesar ±1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas ditolak
3.4.7. Multicollinearity dan Singularity
Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinieritas dan
singularitas dalam kombinasi-komninasi variabel, maka perlu mengamati
determinan dari variable kovarian sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil
mengindikasikan adanya multikolinieritas dan singularitas, sehingga data tidak
dapat digunakan untuk analisis yang sedang dilakukan. (Augusty 2002 : 108).
3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar,
dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p
[probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar
daripada t table berarti pengujian hipotesis kausal berarti signifikan.
3.4.9. Pengujian model dengan Two-Step Approach
Two-Step Approach to structural equation modelling [SEM] digunakan
untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.6. Two-Step Approach
digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan
dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan [Hartline & Ferrell,1996], dan
keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step
approach ini. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two step
approach adalah sebagai berikut:
a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator
summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap
= 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala
yang berbeda-beda tersebut [Hair et.al.,1998].
b. Menetapkan error [ε] dan lambda [λ] terms, error terms dapat dihitung
dengan rumus 0,1 kali σ2 dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ
[Anderson dan Gerbing,1988]. Perhitungan construct reliability [α] telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [σ] dapat dihitung
dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [ε] dan lambda
[λ] terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix
pada analisis model pengukuran SEM.
3.4.10.Evaluasi Model
Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan
prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan
pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis
menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang
diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori tersebut
mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model
“good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam
Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices
GOODNESS OF
FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE
X2 - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].
Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.
Minimum 0,1 atau 0,2, atau ≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample besar. ≤ 0,08
GFI
Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda].
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90
CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00
TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model. ≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya
sample dan kerumitan model. ≥ 0,95
Sumber : Hair et.al., [1998]
1. X² CHI SQUARE STATISTIK
Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood
ratio chi-square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang
digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200), statistik
chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan
dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil
nilai X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan
dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data,
maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan. X²
bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang
terlalu kecil maupun yang terlalu besar.
2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR Of
APPROXIMATION
RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi
goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi alam populasi. Nilai
RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat
diterimanya degress of freedom.
3. GFI – GOODNES of FIT INDEKS
GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini
akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians
sampel yang dijelaskan oleh kovarians matriks populasi yang terestimasi. GFI
adalah sebuah ukuran non- statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor
fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini
menunjukkan sebuah “better fit”.
4. AGFI – ADJ UST GOODNES of FIT INDEX
AGFI = GFI/df Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila
AGFI mempunyai niali yang sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun
AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians
alam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterprestasikan
sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai
antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).
5. CMIN/DF
Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.
Dalam hal ini CMNI/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Dfnya
sehingga disebut X² relatif. Nilai X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang
yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks
kovarians yang diobservasikan dan diestimasi.
6. TLI – TUCKER LEWIS INDEKS
TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai
yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah
penerimaan ≥0,95 nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a verry good fit.
7. CFI – COMPERATIF FIT INDEX
Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin
mendekati 1, mendidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi ( a very good fit).
Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0.95. Keunggulan dari indeks ini
besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk
mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr iptif Hasil Penelitian
4.1.1. Sejar ah PT.Har tono Elektronik
Hartono Elektronik merupakan perusahaan perorangan, dimana Bapak
Hartono sebagai Vice President dan Ibu Hartono sebagai Komisaris, dan
keduanya
merupakan direktur marketing. Hartono Elektronik berdiri pada tahun 1992.
Selama 15 tahun Hartono Elektronik di jalan Kertajaya merupakan toko listrik :
kabel, lampu, saklar dan terbakar pada tahun 1995. Pada tahun 2002 membuka
gerai di Galaxy Mall dan pada tahun 2005 membuka cabang di Malang tepatnya
di jl. S. Parman, tahun 2006 tepatnya pada bulan November membuka cabang di
Bukit Darmo Boulevard. Terakhir pada bulan Juni membuka cabang di BG
Junction.
• Visi Hartono Elektronik adalah :
a. Menjadi toko elektronika yang terbaik dan terpercaya.
b. Memberikan pelayanan terbaik dengan kualitas harga dan barang
nomer satu.
Misi Hartono Elektronik adalah menjadi market leader produk elektronika
di seluruh tanah air
4.2. Analisis Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban
telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah
ini.
a. Jenis Kelamin
Dari 104 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui jenis kelamin dari responden yakin pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 40 38.5%
2 Wanita 64 61.5%
104 100%
Sumber : Data kuesioner diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat konsumen yang berbelanja dan
berkunjung di Hartono Elektronik lebih didominasi oleh konsumen perempuan
sebanyak 64 responden kemudian laki-laki sebanyak 40 responden.
b. Usia
Dari 104 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui usia para responden yaitu pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)
1 21-30 16 15,4%
2 31-40 57 49%
3 41-50 21 35.6%
Total 104 100%
Sumber : Data kuesioner diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat konsumen yang berkunjung dan
berbelanja di Hartono Elektronik lebih didominasi oleh konsumen yang berusia