• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT

BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI

HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT

BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI

HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Diajukan oleh :

Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP

STORE IMAGE RAMAYANA DEPARTEMEN

STORE SURABAYA

Disusun Oleh :

Abdul azis bakar 0812010209/ FE / EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 12 Desember 2012

Pembimbing Utama : Tim Penguji

Ketua

Dra.Ec.Nuruni Ika,MP Dr.Muhadjir Anwar, MM

Sekr etaris

Dra.Ec.Nuruni Ika,MP

Anggota

Dra. Ec. Malicha

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(4)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT

BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI

HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA

Yang diajukan

Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM

Disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra.Ec.Nuruni Ika,MP Tanggal :...

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr s. Ec. H. R. A. Suwaedi, MS

(5)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT

BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI

HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA

Yang Diajukan Oleh

Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM

Telah Disetujui Untuk mengikuti seminar :

Pembimbing Utama

Dra.Ec.Nuruni Ika,MP Tanggal :...

Mengetahui

Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen

(6)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT

BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI

HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA

Yang Diajukan Oleh

Abdul Azis Bakar 0812010209/ FE / EM

Telah Diseminarkan Dan Disetujui Untuk Menyusun Skripsi Oleh

Pembimbing Utama

Dra.Ec.Nuruni Ika,MP Tanggal :...

Mengetahui

Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan

berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul

“Pengaruh Kualitas Pr oduk Ter hadap Minat Beli Pr oduk Lemari Es Merek

Sanyo Di Hartono Elektroni Sur abaya ”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian

Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil

maupun materiil, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Muhadjir Anwar,MM, MS. Selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

4. Dra.Ec.Nuruni Ika,MP selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas

(8)

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“

Jawa Timur.

6. Toko HARTONO elektronik Surabaya yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi penulis.

7. Kepada kedua orang tua saya Bapak Mudji dan Siti Khotidjah, serta kakak

dan adikku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun

material.

8. Rayditha Ovilia Damayanti yang telah menberi support dan banyak

meluangkan waktunya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas skripsi ini.

9. Arek-arek BEM-U 2011-2012,Laviola dan antek-anteknya yang turut

membantu dan menyediakan waktu dan tempat demi terselesaikan tugas

skripsi ini.

10.Temen-temen NOE café dan saudara jauh Mary J ‘n Mira yang selalu

memberi inspirasi dan semangat.

11.Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam

skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran

(9)

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Salam hormat,

Surabaya, Desembar 2012

(10)

DAFTAR ISI

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Pemasaran ... 9

2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 9

2.2.2 Perilaku Konsumen... 11

2.2.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 12

2.3 Kualitas Produk ... 18

2.3.1. Pengertian Kualitas Produk ... 18

2.3.1.1.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk... 20

2.4. Minat Beli ... 21

2.4.1. Pengertian Minat Beli... 21

2.4.1.1. Faktor-Faktor Pembentuk Minat Beli... 22

2.5. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ... 23

2.6. Kerangka Konseptual ... 24

(11)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

3.1.1. Pengukuran Variabel ... 26

3.4.7. Multicollinearity dan Singularity... 33

3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 33

3.4.9. Pengujian Model Dengan Two-Step Approach ... 33

3.4.10. Evaluasi Model ... 34

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Hasil Penelitian ... 38

4.1.1. Sejarah PT.Hartono Elektronik ... 38

4.2. Analisis Karakteristik Responden ... 38

4.2.1. Deskripsi Variabel Kualitas Produk ... 40

4.2.1.1. Frekuensi Variabel Kinerja Produk ... 40

4.2.1.2. Frekuensi Variabel Ciri-ciri ... 41

4.2.1.3. Frekuensi Variabel Keandalan Dan Daya Tahan ... 42

4.2.1.4. Frekuensi Variabel Estetika ... 43

(12)

Dipersepsikan ... 44

4.2.1.6. Frekuensi Variabel Minat Beli ... 45

4.3. Analisis Data ... 46

4.3.1. Evaluasi Outlier ... 46

4.3.2. Evaluasi Reliabilitas ... 47

4.3.3. Evaluasi Validitas ... 48

4.3.4. Evaluasi Construct Reliability Dan Variance Extract 49 4.3.5. Evaluasi Normalitas ... 50

4.3.6. Analisa Model Sem ... 51

4.3.7. Uji Kausalitas ... 54

4.4. Pembahasan ... 54

4.4.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 57

5.2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Top Brand Index Lemari ES Tahun 2009-2011 ... 4

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices ... 39

Tabel 4.1. Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.2. Usia ... 39

Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Kinerja Produk . 40 Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Ciri-ciri ... 41

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Keandalan dan Daya Tahan ... 42

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Estetika ... 43

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Kualitas Yang Dipersepsikan ... 44

Tabel 4.8. Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Minat Beli ... 45

Tabel 4.9 Outlier Data ... 47

Tabel 4.10. Reliabilitas data ... 48

Tabel 4.11. Validitas data ... 49

Tabel 4.12. Construct Reliability dan Variance Extract... 50

Tabel 4.13. Normalitas data ... 51

Tabel 4.14. Evaluasi Goodness Fit OF Index Model One Step Approach –Base Model ... 52

Tabel 4.15. Evaluasi Goodness Fit OF Index Model One Step Approach –Modification Model ... 53

Tabel 4.16. Hasi Uji Kausalitas ... 54

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen ... 13

Gambar 3.1. Contoh Model Pengukuran Minat Beli ... 30

Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural: Kualitas Produk Terhadap

Minat Beli One Step Approach: Base Model ... 52

Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural: Kualitas Produk Terhadap

Minat Beli One Step Approach: Modification Model ... 53

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas

Lampiran 5 : Hasil Uji Structural Equation Modelling

(16)

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT

BELI PRODUK LEMARI ES MEREK SANYO DI

HARTONO ELEKTRONIK SURABAYA

Abdul Azis Bakar

Abstraksi

Lemari es atau kulkas merupakan perlengkapan rumah tangga cukup vital untuk menjaga bahan makanan tetap segar dan terlindungi. Alat ini dapat menjaga sayuran tetap hijau, daging tetap segar dan tahan lama, susu tetap layak dikonsumsi dan tidak basi, serta masih banyak lagi manfaat lainnya. Karena suhu di dalam lemari es harus selalu dijaga, energi listrik yang dikonsumsi pun tidak sedikit. litian ini dilakukan di Hartono Surabaya, banyaknya toko-toko yang menjual barang elektronik seperti Gunung Sari Intan dan UFO menjadikan persaingan yang ketat, namun posisi toko Hartono Surabaya di benak konsumen sebagai toko elektronik terbesar dan yang pertama di Surabaya sejak tahun 1973 menjadikan keunggulan tersendiri dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Berdasarkan hasil survei di atas menunjukan bahwa lemari es Sanyo mengalami penurunan Indikasi lain yang menunjukan bahwa minat beli terhadap lemari es merek Sanyo sedang mengalami penurunan sebab dari produknya sendiri terdapat beberapa komponen yang cacat produk seperti adanya kerusakan-kerusakan kecil, kemudian model dari lemari es tersebut sedikit kurang inovatif,

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berkunjung dan berbelanja di Hartono Elektronik Surabaya. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebesar 104 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuisioner hasil jawaban responden. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa kualitas produk yang baik maka akan semakin baik pula minat beli konsumen pada produk Lemari es merek Sanyo di Hartono Elektronik.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Globalisasi telah mengubah secara drastis pola produksi dari

perusahaan-perusahaan multinasional. Sejalan dengan adanya perubahan

tersebut, kerjasama multilateral dan regional semakin banyak

dikembangkan guna mengantisipasi perkembangan yang sedang dan akan

terjadi di masa mendatang. Dewasa ini gejolak moneter, kenaikan bahan

bakar minyak (BBM), musibah bencana alam, maraknya aksi demonstrasi

dan berbagai kejadian lain menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi

tidak menentu dan tidak stabil (Watmadihardja, 2006). Hal ini

mengakibatkan aktivitas perdagangan di Indonesia menjadi lesu sehingga

permintaan akan barang menjadi turun drastic dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya, khususnya permintaan akan barang-barang elektronik seperti

TV, DVD, AC, magicjar, dan lain-lain. Tingginya harga-harga sebagai

multiplier effect harga BBM, diakui mendorong inflasi yang mencapai

posisi tertinggi dalam empat tahun terakhir. (Watmadihardja, 2006).

Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru

bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi

memperluas pasar produk dari perusahaan Indonesia, sementara di sisi lain,

keadaan tersebut memunculkan persaingan yang makin ketat baik antar

perusahaan domestik maupun perusahaan asing. Dengan kondisi tersebut,

(18)

dalam mengantisipasi kondisi persaingan tersebut, utamanya dalam tujuan

memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan pemasaran berorientasi pada

pelanggan yang dilakukan oleh suatu perusahaan sangatlah menentukan

keberhasilan usaha perusahaan tersebut di masa yang akan

datang.Fuad,(2008).

Terkait dengan situasi tersebut, strategi pemasaran menjadi prioritas utama

yang harus dimiliki setiap perusahaan dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya.

Pada dasarnya, tujuan perusahaan menganut konsep pemasaran adalah

memberikan kepuasan kepada konsumen dalam memenuhi keinginan dan

kebutuhannya. Untuk itulah diperlukan strategi pemasaran yang efektif yang

berorientasi utama kepada konsumen. Salah satu strategi pemasaran pada

toko/gerai ritel adalah pendesainan store atmosphere atau atmosfir toko.

Perancangan tersebut dilakukan diantaranya untuk dapat menarik konsumen,

memicu pembelian oleh konsumen, menciptakan suasana tertentu yang kemudian

dapat mempengaruhi emosi konsumen, dan untuk dapat mempengaruhi

bagaimana konsumen berperilaku. Peter dan Olson (2000) menyatakan bahwa tiga

keputusan utama dalam mendesain lingkungan fisik suatu usaha adalah lokasi,

tata letak, serta rangsangan atau atmosphere yang ditimbulkannya.

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu

merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,

(19)

Berdasarkan kesemuanya itu tidak terlepas juga dengan kualitas

produk yang dimilikinya, sehingga nantinya tidak mengecewakan

konsumen yang menggunakan. Kualitas produk atau mutu produk sering

diartikan sebagai komposisi teknis dari suatu produk, Kotler,(2003: 49)

mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat dari produk atau layanan yang

berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau kebutuhan tersirat.

Penelitian ini dilakukan di Hartono Surabaya, banyaknya toko-toko yang

menjual barang elektronik seperti Gunung Sari Intan dan UFO menjadikan

persaingan yang ketat, namun posisi toko Hartono Surabaya di benak konsumen

sebagai toko elektronik terbesar dan yang pertama di Surabaya sejak tahun 1973

menjadikan keunggulan tersendiri dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.

Banyaknya pesaing yang berpotensial memasuki pasar merupakan tantangan yang

harus dihadapi oleh perusahaan.

Lemari es atau kulkas merupakan perlengkapan rumah tangga cukup vital

untuk menjaga bahan makanan tetap segar dan terlindungi. Alat ini dapat menjaga

sayuran tetap hijau, daging tetap segar dan tahan lama, susu tetap layak

dikonsumsi dan tidak basi, serta masih banyak lagi manfaat lainnya. Karena suhu

di dalam lemari es harus selalu dijaga, energi listrik yang dikonsumsi pun tidak

sedikit. Dengan memperhatikan beberapa hal, energi listrik yang terpakai dapat

dihemat walaupun lemari es jarang sekali dimatikan. Beberapa hal perlu

diperhatikan dalam menjaga lemari es bekerja optimal dan menghemat listrik. Di

(20)

merek Sanyo, produk lemari es ini juga banyak di gemari oleh konsumennya,

tetapi dari promosi produk tersebut masih banyak komplain dari masyarakat yang

membeli produk tersebut, seperti halnya sebagai berikut cuplikan keluhan

konsumen:

“Pada tanggal 19 Maret 2011 saya melaporkan kerusakan kulkas 2 pintu

merk Sanyo tipe SR-D245N yang saya beli pada 10 Mei 2008 ke Service Center

Sanyo di Jakarta dan diterima dengan baik. Kemudian Teknisi telah datang ke

rumah saya untuk mengecek. Mereka mengatakan bahwa kerusakan ada di spare

part-nya dan lampu yang mati sehingga mengakibatkan kulkas kurang dingin.

Setelah itu dengan alasan administrasi Teknisi tersebut meminta kwitansi dan

kartu garansi resmi yang asli untuk dibawa ke Service Center. Percuma saja di

setiap produk Sanyo diberikan kartu 'garansi' jika untuk menyelesaikan masalah

salah satu produk saja tidak bisa. Pelayanan Service Center Sanyo benar-benar

mengecewakan dan garansi Sanyo cuma basa-basi tidak ada realisasi.”

Suarapembaca. Detik.com/2011.

Berdasarkan fenomena di atas menunjukkan bahwa hal-hal seperti itulah

yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar tidak mengecewakan konsumennya,

apalagi jika kartu garansi tersebut hanyalah janji-janji belaka, hal ini juga

didukung dengan data Top Brand Index (TBI) produk lemari es, sebagai berikut:

Tabel 1.1. Data Top Brand Index Lemari Es Tahun 2009-2011

Pr oduk Top Br and Index

2009 2010 2011

Sharp 26.5% 23.9% 7.8%

Sanyo 15.7% 15.8% 12.5%

LG 14% 15.6% 23.5%

(21)

Panasonic 10.3% 8.6% 3.8%

hanya sekitar (15,8 %), dan tahun 2011 tidak menjadi Top Brand Index. Indikasi

lain yang menunjukan bahwa minat beli terhadap lemari es merek Sanyo sedang

mengalami penurunan sebab dari produknya sendiri terdapat beberapa komponen

yang cacat produk seperti adanya kerusakan-kerusakan kecil, kemudian model

dari lemari es tersebut sedikit kurang inovatif, sehingga konsumen kurang

berminat dalam membeli produk tersebut. Berikut adala data mengenai penjualan

Lemari Es Merek Sanyo Di Haartono Elektronik Surabaya, sebagai berikut:

Tabel 1.2. Data Penjualan Lemari Es Merek Sanyo Tahun 2009-2011 Pr oduk Penjualan (dalam unit)

2009 2010 2011

Sanyo 348300 338140 327500

Sumber: Hartono Elektronik Surabaya, 2012

Berdasarkan data penjualan di atas menunjukkan bahwa minat konsumen

dalam membeli produk lemari es merek Sanyo dari tahun ke tahun mengalami

penurunan, hal ini dapat dilihat dari tabel di atas bahwa untuk tahun 2009

penjualan lemari es sanyo sekitar 348300 unit banum di tahun 2010 penjualannya

hanya berkisar 338140 unit, kemudian tahun 2011 penjualannya hanya berkisar

327500 unit saja, hal ini tentunya sangat mempengaruhi kinerja penjualan untuk

(22)

persaingan yag bertambah ketat, “Perang harga tak terhindarkan” dari sisi kualitas

produk beberapa material seperti plastik dan sebagainya harganya meningkat.

“Satu sisi harus menurunkan harga karena kondisi perekonomian, sisi lain harga

bahan baku yang naik.

Hal ini dapat terjadi disebabkan karena keunggulan produk yang

disampaikan tidak sesuai dengan kondisi produk yang sebenarnya, sehingga bagi

konsumen yang sering mengalami hal seperti ini akan meragukan kebenarannya,

selain itu kurangnya upaya perusahaan untuk mengenalkan merek produk ke pasar

dengan berbagai inovasi,misalnya dalam bentuk kemasan, dan varians yang

berbeda, dengan begitu konsumen akan mempunyai alternatif pilihan dalam

membeli produk tersebut.

Oleh karena itu agar produk yang ditawarkan mampu memenuhi harapan

pelanggan dan mempunyai nilai yang lebih dibandingkan para pesaingnya, maka

produsen perlu memperhatikan kualitas produknya yang merupakan unsur-unsur

yang dipandang penting oleh konsumen untuk dijadikan dasar pengambilan

keputusan. Atribut produk meliputi kualitas, merek, kemasan, jaminan, pelayanan

dan lain-lain.Tjiptono, (2008:103). Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini

peneliti mengambil judul:

“Pengaruh Kualitas Pr oduk Ter hadap Minat Beli Pr oduk Lemari Es

Merek Sanyo Di Hartono Elektroni Sur abaya”.

(23)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli

Produk Lemari Es Merek Sanyo Di Hartono Elektronik Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap minat beli Produk

Lemari Es Merek Sanyo Di Hartono Elektronik Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi,

serta bahan pertimbangan untuk evaluasi dalam menentukan strategi bisnis

yang tepat dan efektif di masa yang akan datang bagi pengelola Hartono

Elektronik Surabaya

b. Bagi Fakultas Ekonomi

Untuk menambah khasanah perpustakaan dan referensi bagi peneliti lain

untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap kajian dan pembahasan yang

lebih mendalam dan lebih baik lagi di masa yang akan datang.

c. Bagi Penulis

Menerapkan teori yang diperoleh selama ini ke dalam bentuk praktek secara

langsung serta untuk melatih diri untuk berfikir secara kritis dalam

(24)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah

dilakukan oleh Hutomo,Agyl, Satrio, (2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh

Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan

Pada Produk Makanan Tela Krezz Cabang Bekasi”. Rumusan masalah yang

diajukan adalah :1) Apakah kualitas produk mempunyai pengaruh yang positif

terhadap loyalitas pelanggan? 2). Apakah kepuasan konsumen mempunyai

pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan? 3). Apakah kualitas produk,

kepuasan konsumen secara bersama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap loyalitas pelanggan?

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk mempunyai

pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela

Krezz. 2. Kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap

loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz. 3.Berdasarkan hasil

perhitungan dengan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa kualitas

produk dan kepuasan konsumen secara bersama-sama mempunyai pengaruh

yang positif signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 4. Jika dilihat dari

kontribusi parsial bahwa variabel kualitas produk dan variabel tingkat

kepuasan konsumen memiliki pengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Dalam

(25)

partialnya terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz

Cabang Bekasi.

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah

dilakukan oleh Rahardjo dan Annafik,(2012) dngan judul penelitian ” Analisis

Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli

Sepeda Motor Yamaha (Studi kasus pada konsumen Yamaha SS Cabang Kedungmundu

Semarang)”. Adapun rumusan masalah yang di ajukan adalah: pengaruh kualitas

produk, harga, dan daya tarik iklan terhadap minat beli sepeda motor Yamaha

pada konsumen Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang.?.

Hasil dari penelitian secara parsial, ternyata hasil penelitian membuktikan

bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga dan daya tarik iklan)

mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu minat beli sepeda

motor Yamaha. Berdasarkan pengujian secara simultan, ternyata hasil penelitian

membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga dan daya

tarik iklan) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen yaitu minat beli.

Firdianti dan Iskandar,(2006) dengan judul ”Tanggapan konsumen

terhadap kualitas prodllk handphone nokia 6600 (Survey Terhadap Siswa Sekolah

Menengah Atas KORPRI Bekasi). Adapun permasalah yang di ajukan: l.

Bagaimanakah tanggapan siswa SMA KORPRI Bekasi terhadap kualitas produk

handphone Nokia 6600 berdasarkan analisis kepentingan - kinerja? 2.

Bagaimanakah kepuasan siswa SMA KORPRI Bekasi terhadap kualitas

(26)

dipertahankan, yang boleh diabaikan, dan yang berlebihan oleh produsen Nokia

berdasarkan analisis kepentingan kinerja pada Nokia 6600?.

Hasil penelitian menunjukan 1.Kualitas produk handphone Nokia 6600

menurut tanggapan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) KORPRI Bekasi adalah

sangat baik. 2. Kepuasan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) KORPRI Bekasi

terhadap kualitas produk handphone Nokia 6600 adalah belum memuaskan. 3.

Faktor-faktor dominan dalam kualitas produk handphone Nokia 6600 seluruhnya

berada pada kuadran II yaitu dipertahankan.

Sulistyari,(200) dengan judul penelitian ”Analisis Pengaruh Citra Merek,

Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap Minat Beli Produk Oriflame”. Adapun

permasalahan yang di ajukan: 1. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap minat

beli konsumen. 2. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap minat beli

konsumen. 3. Bagaimana pengaruh harga terhadap minat beli konsumen

Hasil penelitian secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan untuk sikap terhadap iklan dan merek antara iklan yang

menggunakan daya tarik rasa takut tinggi dibanding dengan iklan yang

menggunakan daya tarik rasa takut rendah. Kemudian untuk perbedaan niat

membeli tetap ada perbedaan antara iklan yang menggunakan daya tarik rasa takut

tinggi dibanding dengan iklan yang menggunakan daya tarik rasa takut rendah.

2.2.Pemasaran

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Selama ini pemasaran jasa masih belum begitu diperhatikan, tapi melihat

(27)

produsen jasa mulai memberi perhatian khusus. Hal ini ditambah pula dengan

tingkat persaingan yang mulai ketat diantara para penghasil jasa.

Pemasaran merupakan suatu proses/kegiatan untuk mempersepsikan,

memahami, menstimulasi dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut atau dengan kata lain, pemasaran

merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap

kebutuhan pasar, adapun definisi-definisi lain tentang pemasaran dikemukakan

oleh para ahli sebagai berikut :

Menurut Kotler (2002 : 8) dalam Manajemen Pemasaran I; pemasaran

adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menciptakan,

menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut beberapa ahli mengenai definisi jasa dalam buku Buchari Alma

(2003 : 243) sebagai berikut :

1. Valerie A. Zeitthaml dan Mary Jo Bitner (2000: 3) jasa adalah suatu

kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan

dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan,

hiburan, sant4i, sehat) bersifat tidak berwujud.

2. Pemasaran adalah”satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada

pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

(28)

Intinya disini ialah bahwa jasa itu tidak berwujud dan tidak memberikan

kepemilikan suatu apapun kepada pembelinya. Sedangkan proses

produksinya bisa tergantung atau tidak tergantung sama sekali kepada fisik

produk.

Manajemen pemasaran merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk

menghasilkan pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran (target market).

Kegiatan pemasaran harus dijalankan berdasarkan falsafah pemasaran yang

efisien, efektif dan bertanggung jawab sosial yang telah dipikirkan secara

mendalam.

Definisi jasa menurut Rismiyati (2001: 270) adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa

mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.

Menurut Lupiyoadi (2001: 5) jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang

hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang

biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan

memberikan nilai tambah atau pemecahan masalah yang dihadapi konsumen.

Beberapa pengertian diatas dikatakan bahwa jasa merupakan suatu

tindakan atau kegiatan yang tidak bisa dilihat atau tidak berwujud tetapi bisa

dirasakan dan dapat diambil manfaatnya baik bagi individu maupun organisasi.

Selain itu jasa juga dapat diberikan secara keseluruhan/ murni ataupun dikaitkan

(29)

dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen lebih

dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.

2.2.2. Perilaku Konsumen

Pengertian mengenai perilaku oleh perusahaan ataupun organisasi dalam

mencapai tujuan pasar sangat penting dan berguna dalam usaha menentukan dan

melaksanakan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mencapai tujuan dengan

efektif. Perilaku Konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai studi

tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan

perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, ide-ide (John C.

Mowen dan Michael minor, 2002).

Kotler dan Amstrong (2004:199), memberikan definisi yang lain,

“Perilaku Konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu

maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal”.

Konsumen mempunyai arti yang penting bagi perusahaan karena akan membeli

output perusahaan tersebut. Dalam memahami perilaku konsumen terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipelajari, yaitu apa yang mereka beli,

mengapa mereka membeli, bagaimana mereka membeli, kapan mereka membeli,

dimana mereka membeli, dan berapa sering mereka membeli

2.2.2.1. Faktor Yang Mempengar uhi Perilaku Konsumen

Faktor yang mempengaruhi konsumen adalah sebagai berikut: (Kotler dan

Amstrong, 2007: 197)

1. Pengaruh lingkungan

(30)

3. Proses psikologis

Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi

dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan

keinginan dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga

perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk

mempengaruhi konsumen agar mau mengambil keputusan untuk melakukan

pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan.Rangkaian dan unsur

masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. : Faktor – Faktor Yang Mempengar uhi Konsumen Budaya

Sumber: Kotler and Amstrong, (2007), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit: Inter media J akarta.

1. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting

dalam perilaku pembelian

a. Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku

dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain.

(31)

b. Sub-Budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang

memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi

anggota-anggotanya.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi

tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan

dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta

mereka.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh

faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau

perilaku seseorang.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya

(32)

dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan

yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. .

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik

tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,

gaya hidup, serta kepribadian dan konsep embeli.

a. Usia Dan Tahap siklus Hidup

Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.

Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak

ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta

diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot,

pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk

sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang

dapat di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva

(termasuk presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk

meminjam, dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecenderungan

penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga.

c. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang

(33)

hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan

opininya.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang

mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah

karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang

menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkunganya.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama

motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

a. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa

kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan

biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat

Psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti

kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.

Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai

tingkat intensitas yang memadai.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang

yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap

(34)

individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan

informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti..

c. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau

kepercayaan.

2.3. Kualitas Produk

2.3.1. Pengertian Kualitas Pr oduk

Kualitas produk atau mutu produk sering diartikan sebagai komposisi

teknis dari suatu produk, Kotler (2007: 49) mutu adalah keseluruhan ciri serta

sifat dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan tersirat. Ada hubungan

kuat antara mutu, layanan dengan kepuasan konsumen dan profitabilitas. Semakin

tinggi tingkat mutu menyebabkan semakin tingginya kepuasan konsumen, mutu

produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau

produsen mengingat suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasaan

konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk

mencapai posisi produk. Mutu menyatakan tingkat kemampuan fungsinya yang

diharapkan.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka kualitas produk tidak hanya

ditentukan oleh spesifikasi yang tampak pada produk tersebut, melainkan

(35)

dari sudut pandang produsen saja, tetapi juga dari sudut pandang konsumen sebab

suatu produk dikatakan berkualitas menurut konsumen apabila memenuhi dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti pengertian kualitas

produk menurut Keegan dan Moriaty Duncan ( 1993,p 352 ) yaitu :"From

producer's perspective, the degree to which finished prduct meet specifications,

from customer's perspective, the degree to which product match needs and wants

including price”

Dimensi daripada kualitas produk diuraikan oleh Tjiptono, (2008:25) yaitu

sebagai berikut:

a. Kinerja produk ( X1 ) yaitu karakteristik pokok dari produk inti yang dibeli

atau hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas produk

menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan diberikan dengan cara

yang benar. Instrumen pada indikator sebagai berikut : Tjiptono, Fandy

(2008:25)

- memiliki tempat penyimpanan lebih luas (X1.1)

- memiliki lemari pendingin yang lebih cepat (X1.2)

b. Ciri – ciri atau keistimewaan (X2) yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap yang memberikan kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki

suatu produk. Instrumen indikator sebagai berikut :

- Desain Produk ( X2.1)

(36)

c. Keandalan dan Daya tahan (X3) yaitu Kehandalan produk dalam

penggunaan secara normal serta berapa lama produk dapat digunakan.

Instrumen dalam indikator sebagai berikut :

- Umur Ekonomis Produk ( X3.1 )

- Kemungkinan Mengalami kerusakan ( X3.2 )

d. Estetika ( X4 ) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Instrumen

indikator tersebut sebagai berikut :

- Model ( X4.1 )

- warna (X4.2)

e. Kualitas yang dipersepsikan ( X5 ) yaitu citra dan reputasi produk serta

tanggung jawab perusahaan terhadap produk tersebut. Instrumen indikator

tersebut :

- Harga murah ( X5.1)

- Merek terkenal ( X5.2 )

2.3.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengar uhi Kualitas Pr oduk

Ada tiga faktor yang menentukan tingkatan kualitas produk menurut

Sofyan Assauri (1993:269), antara lain:

1. Fungsi Produk

Dalam menghasilkan produknya, perusahaan harus memperhatikan fungsi apa

yang akan dipenuhi oleh produk tersebut, karena fungsi ini akan

mempengaruhi kepuasan konsumen. Fungsi produk akan tercermin pada

spesifikasinya seperti: tahan lamanya, kegunaannya, beratnya, mudah atau

(37)

2. Wujud Luar

Wujud luar suatu produk juga mempengaruhi pandangan konsumen atas

kualitasnya. Walaupun produk yang dihasilkan dengan teknologi tinggi tetapi

bila wujud luamya kuno, maka konsumen cenderung beranggapan produk

tersebut kurang berkualitas. Wujud luar ini tidak hanya dilihat dari bentuknya

saja tetapi dari komposisi warna, pengemasan dan lainnya.

3. Biaya produk

Umumnya biaya dan harga suatu produk ikut menentukan kualitasnya. Jika

harga atau biaya suatu produk mahal, maka konsumen akan beranggapan

bahwa kualitas produk tersebut baik dan demikian juga sebaliknya.

2.4. Minat Beli

2.4.1. Pngertian Minat Beli

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu

merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,

2001). Mehta (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan

konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang

berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan

konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard (1994)

(Durianto dan Liana, 2004: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta

berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat

(38)

yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.

Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli

konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi

menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang

akan datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut (Thamrin, 2003: 142) adalah

merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap

mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan

membeli benar-benar dilaksanakan.

2.4.1.1. Faktor-Faktor Pembentuk Minat Beli

Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen (Kotler, 2005) :

1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternative yang

disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negative

orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen

untuk menuruti keinginan orang lain.

2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat

mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut

tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam

memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.

Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang

membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul menciptakan suatu motivasi

yang terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya ketika seorang

(39)

didalam benaknya itu. Adapun indikator dari minat membeli adalah sebagai

berikut: Priyati, (2002: 65-84) dalam Dominanto, Nugrah,(2008).

1. Intensitas pencarian informasi

2. Keinginan segera membeli

3. Keinginan preferensial

2.5. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli

Hasil peneitian Budiyono (2004), dari hasil yang di peroleh adalah dapat

dikatakan bahawa mutu produk berpengaruh positif terhadap minat beli

konsumen. Jadi, perhatian yang lebih terhadap kualitas produk tersebut dapat

memengaruhi minat beli konsumen.

Pada Hakikatnya seseorang membeli barang atau jasa untuk memuaskan

kebutuhan atau keinginan. Seseorang membeli barang bukan hanya fisik semata,

melainkan manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa yang dibeli. Maka dari

itu, pengusaha dituntut untuk selalu kreatif, dinamis, dan berpikiran luas. Pemasar

yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung

tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung

menurun. Jika suatu produk dibuat sesuai dengan dimensi kualitas, bahkan

diperkuat dengan periklanan dan harga yang ditawarkan maka akan mempengauhi

minat konsumen untuk membeli. Suatu produk memiliki nilai yang berkualitas

bukan dari produsen, melainkan oleh konsumen. Sehingga yang berhak

memberikan evaluasi apakah produk yang telah dibeli dan dikonsumsinya itu

sesuai dengan harapan awalnya atau tidak adalah konsumen itu sendiri. Rahardjo

(40)

Sam and Md Nor Hayati Tahir (2010) dengan judul “Website Quality And

Consumer Online Purchase Intention Of Air Ticket”, bertujuan untuk menguji

pengaruh dari kualitas terhadap minat konsumen untuk membeli tiket secara

online.. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kualitas berpengaruh

terhadap minat konsumen

Menurut Kotler and Armstrong (2004:283) arti dari kualitas produk adalah

“the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall

durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued

attributes”. Yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan

fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,

kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Hal

ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen

terhadap suatu produk di masa yang akan dating.

2.6. Kerangka Konseptual

2.7. Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang dan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Diduga

kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen produk lemari

es merek Sanyo di Hartono Elektronik Surabaya. Kualitas

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang

pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan

satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Produk (X) terdiri dari :

a. Kinerja produk ( X1 ) yaitu karakteristik pokok dari produk inti yang dibeli

atau hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas produk

menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan diberikan dengan cara

yang benar. Instrumen pada indikator sebagai berikut : Tjiptono, Fandy

(1997:25)

- memiliki tempat penyimpanan lebih luas ( X1.1 )

- memiliki pendingin yang lebih cepat ( X1.2 )

b. Ciri – ciri atau keistimewaan (X2) yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap yang memberikan kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki

suatu produk. Instrumen indikator sebagai berikut :

- Desain Produk ( X2.1 )

- Ornamen produk( X2.2 )

c. Keandalan dan Daya tahan (X3) yaitu Kehandalan produk dalam

penggunaan secara normal serta berapa lama produk dapat digunakan.

Instrumen dalam indikator sebagai berikut :

(42)

- Mengalami kerusakan ( X3.2 )

d. Estetika ( X4 ) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Instrumen

indikator tersebut sebagai berikut :

- Model ( X4.1 )

- Penampilan (X4.2)

e. Serviceability (X5) yaitu kemudahan dalam perbaikan terhadap produk

tersebut. Instrumen indikator tersebut :

- Jumlah tempat perbaikan (X5.1)

- Pemberian garansi (X5.2)

2. Minat beli (Y) merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu

merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,

2001). Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).

4. Intensitas pencarian informasi

5. Keinginan segera membeli

6. Keinginan preferensial

3.1.1. Pengukur an Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval

dengan menggunakan teknik pembobotan skala likert. Analisis ini dilakukan

dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian

pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang

(43)

Dalam penelitian ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 1-7

skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras

berlawanan. sebagai berikut:

Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Bagus

3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang

berkunjung dan berbelanja di Hartono Elektronik Surabaya.

b. Sampel

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability

sampling dengan teknik purposive Sampling yaitu penarikan sampel

berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sampel. Ciri-ciri

sampel tersebut adalah: 1).konsumen yang berkunjung dan berbelanja lemari

es merek Sanyo di Hartono Elektronik Surabaya. 2).berusia minimal 21 tahun,

usia ini dipilih karena lebih mengerti dan paham terhadap kebutuhan yang

dibelinya, usia tersebut dapat memberikan jawaban yang rasional tentang store

yang dikunjunginya

Menurut Ferdinand (2002:48).

- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200

sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation). 7

(44)

- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10

kali jumlah parameter yang diestimasi

- Karena terdapat 13 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah (13X8 = 104) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar

104 responden.

3.3.Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

a. Data Primer

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner kepada berkunjung dan berbelanja di Hartono

Elektronik Surabaya.

b. Data Sekunder

Adalah data pendukung yang diperoleh dari perusahaan yang

bersangkutan Data ini antara lain berupa data perusahaan dan gambaran

umum tentang perusahaan.

3.3.2.Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang

diambil langsung konsumen yang berkunjung dan berbelanja di Hartono

Elektronik Surabaya dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.3.3. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa cara berikut:

(45)

Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan

bukti - bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Kuisioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar

pertanyaan kepada berkunjung dan berbelanja di Hartono Elektronik Surabaya

untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung dari konsumen.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah Structural Equation Modelling [SEM]. Merupakan teknik statistik yang

memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit. Model

pengukuran kualitas produk terhadap minat beli konsumen menggunakan

confirmatory factor analyses. Penaksiran pengaruh masing-masing variable bebas

terhadap variable terikatnya menggunakan koefidien jalur. Langkah-langkah

dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh faktor variable loyalitas

pelanggan dilakukan sebagai berikut : Persamaan Dimensi variable minat beli:

Y1 = λ1minat beli + er_1

Y2 = λ2 minat beli + er_2

Y3 = λ3 minat beli + er_3

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka

model pengukuran dengan contoh variabel minat beli akan nampak sebagai

(46)

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Minat Beli

Keterangan :

X1 = pertanyaan tentang mengatakan tentang Intensitas pencarian informasi

X2 = pertanyaan tentang Keinginan segera membeli

X3 = pertanyaan tentang keinginan preferensial

er_j = error term X1j

3.4.2. Outlier s

Outlier adalah obsevasi yang muncul dengan nilai-nilai eksterim baik

secara univariat maupun multivariate yang muncul karena kombinasi karakteristik

unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi

lainya. Dapat diadakan treatment khusus pada outliers ini asal diketahui

munculnya outlier itu. Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam empat

kategori.

• Pertama, Outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam

memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik

80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban

responden antara 1-10 jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah

nilai ekstrim.

Minat Beli (Y)

(Y1)

(Y2)

(Y3)

Er_1

Er_2

(47)

• Kedua, outlier dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang

memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain daripada tetapi peneliti

mempunyai penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu.

• Ketiga, outlier dapat muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak

dapat mengetahui apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai nilai

ekstrim itu.

• Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila

dikombinasi dengan varibel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau

sangat ekstrim. Inilah yang disebut multivariate outlier.

3.4.3. Evaluasi atas outliers

Menagamati atas z-score variabel: ketentuan diantara +_ 3,0 non outlier

Multivariate outlier diukur dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p <

0,001.Jarak diuji dengan Chi-Square (X2) pada df (degrees of Freedom) sebesar

jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : Mahalanobis > dari nilai X2 adalah

multivariate outlier.

3.4.4. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi

sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah

tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan

derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini

dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan

dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini

(48)

significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai

pembentukan indikator.

3.4.5. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal

dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana

masing-masing indicator itu menghasilakan sebuah konstruk/faktor laten yang

umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70

dan variance extracted ≥ 0,5 ( Hair et. al., 1998 ).

3.4.6. Uji Nor malitas

Untuk menguji normalitas distribusi data-data yang digunakan dalam

analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah

adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang

biasanya disajikan dalam statistik diskriptif dari hampir semua program statistik.

Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value yang dihasilkan

melalui rumus berikut ini :

Bila nilai –z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa

distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan

tingkat signifiukasi yag dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih

besar dari ±2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari

distribusi pada tingkat 0,01 (1%). Nilai kritis lainnya yang umum digunakan

adalah nilai kritis sebesar ±1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas ditolak

(49)

3.4.7. Multicollinearity dan Singularity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinieritas dan

singularitas dalam kombinasi-komninasi variabel, maka perlu mengamati

determinan dari variable kovarian sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil

mengindikasikan adanya multikolinieritas dan singularitas, sehingga data tidak

dapat digunakan untuk analisis yang sedang dilakukan. (Augusty 2002 : 108).

3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar,

dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p

[probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar

daripada t table berarti pengujian hipotesis kausal berarti signifikan.

3.4.9. Pengujian model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach to structural equation modelling [SEM] digunakan

untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.6. Two-Step Approach

digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan

dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan [Hartline & Ferrell,1996], dan

keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step

approach ini. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two step

approach adalah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator

summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap

(50)

= 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala

yang berbeda-beda tersebut [Hair et.al.,1998].

b. Menetapkan error [ε] dan lambda [λ] terms, error terms dapat dihitung

dengan rumus 0,1 kali σ2 dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ

[Anderson dan Gerbing,1988]. Perhitungan construct reliability [α] telah

dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [σ] dapat dihitung

dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [ε] dan lambda

[λ] terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix

pada analisis model pengukuran SEM.

3.4.10.Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan

prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan

pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis

menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang

diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori tersebut

mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model

“good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam

(51)

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices

GOODNESS OF

FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE

X2 - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].

Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2, atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample besar. ≤ 0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda].

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90

CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00

TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model. ≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya

sample dan kerumitan model. ≥ 0,95

Sumber : Hair et.al., [1998]

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood

ratio chi-square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang

digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200), statistik

chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan

dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil

nilai X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan

dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data,

maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan. X²

bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang

terlalu kecil maupun yang terlalu besar.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR Of

APPROXIMATION

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi

(52)

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi alam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat

diterimanya degress of freedom.

3. GFI – GOODNES of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini

akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians

sampel yang dijelaskan oleh kovarians matriks populasi yang terestimasi. GFI

adalah sebuah ukuran non- statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor

fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini

menunjukkan sebuah “better fit”.

4. AGFI – ADJ UST GOODNES of FIT INDEX

AGFI = GFI/df Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila

AGFI mempunyai niali yang sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun

AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians

alam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterprestasikan

sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai

antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).

5. CMIN/DF

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.

Dalam hal ini CMNI/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Dfnya

sehingga disebut X² relatif. Nilai X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang

(53)

yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks

kovarians yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI – TUCKER LEWIS INDEKS

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai

yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan ≥0,95 nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a verry good fit.

7. CFI – COMPERATIF FIT INDEX

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin

mendekati 1, mendidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi ( a very good fit).

Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0.95. Keunggulan dari indeks ini

besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk

mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan

(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr iptif Hasil Penelitian

4.1.1. Sejar ah PT.Har tono Elektronik

Hartono Elektronik merupakan perusahaan perorangan, dimana Bapak

Hartono sebagai Vice President dan Ibu Hartono sebagai Komisaris, dan

keduanya

merupakan direktur marketing. Hartono Elektronik berdiri pada tahun 1992.

Selama 15 tahun Hartono Elektronik di jalan Kertajaya merupakan toko listrik :

kabel, lampu, saklar dan terbakar pada tahun 1995. Pada tahun 2002 membuka

gerai di Galaxy Mall dan pada tahun 2005 membuka cabang di Malang tepatnya

di jl. S. Parman, tahun 2006 tepatnya pada bulan November membuka cabang di

Bukit Darmo Boulevard. Terakhir pada bulan Juni membuka cabang di BG

Junction.

• Visi Hartono Elektronik adalah :

a. Menjadi toko elektronika yang terbaik dan terpercaya.

b. Memberikan pelayanan terbaik dengan kualitas harga dan barang

nomer satu.

Misi Hartono Elektronik adalah menjadi market leader produk elektronika

di seluruh tanah air

4.2. Analisis Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

(55)

telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah

ini.

a. Jenis Kelamin

Dari 104 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakin pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 40 38.5%

2 Wanita 64 61.5%

104 100%

Sumber : Data kuesioner diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat konsumen yang berbelanja dan

berkunjung di Hartono Elektronik lebih didominasi oleh konsumen perempuan

sebanyak 64 responden kemudian laki-laki sebanyak 40 responden.

b. Usia

Dari 104 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui usia para responden yaitu pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1 21-30 16 15,4%

2 31-40 57 49%

3 41-50 21 35.6%

Total 104 100%

Sumber : Data kuesioner diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat konsumen yang berkunjung dan

berbelanja di Hartono Elektronik lebih didominasi oleh konsumen yang berusia

Gambar

Tabel 1.2. Data Penjualan Lemari Es Merek Sanyo Tahun 2009-2011 Produk Penjualan (dalam unit)
Gambar 2.1. : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Budaya Sosial Kepribadian Psikologis
Gambar 3.1 :  Contoh Model Pengukuran Minat Beli
Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

sekarang untuk mencari pengaruh dimensi ekuitas merek yang terdiri kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek serta variabel bebas citra

Meskipun kegiatan PKM ini hanya merupakan suatu langkah kecil, tapi karena dilakukan dengan kepedulian yang besar dari anggota SEMA, semoga dapat dirasakan

Laporan akhir ini berjud ul “ Alat Pengukur Tinggi Lompatan Seseorang Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Atmega16 ” yang.. merupakan salah satu syarat

Finally, the writer would like to observe the varieties or kinds of language teaching techniques as adapted from Crookes &amp; Chaudron (1991:52-54) which are applied by

Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama yaitu 67.5% dalam kategori cukup dan pertemuan kedua yaitu 72.5% dalam kategori baik

Main form Form Input Gambar Berita Proses Tampilkan Fom () Menu () click form Upload Thumbnail () upload data () Administrator Website Koneksi database () Koneksi database

Penurunan nilai wajar dibawah harga perolehan yang signifikan dan berkepanjangan, kesulitan keuangan signifikan penerbit obligasi atau obligor dan hilangnya pasar jual-beli

Eksperimen menunjukkan komputasi matrik invers dengan jumlah data kecil atau besar dengan menggunakan prosessor berjumlah 2,4,8, dan 16 dalam perhitungan matrik inverse