• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengendalian Biaya Kualitas dalam Membantu PEgnambilan Keputusan Tentang Peningkatan Kualitas dan Kaitannya dengan Peningkatan Profit (Studi Kasus pada KPSBU Jawa Barat).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengendalian Biaya Kualitas dalam Membantu PEgnambilan Keputusan Tentang Peningkatan Kualitas dan Kaitannya dengan Peningkatan Profit (Studi Kasus pada KPSBU Jawa Barat)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

National milk needs in Indonesia is currently not sufficient, whereas public health can be further enhanced through the consumption of high quality milk. Not many parties interested to solve this problem, however KPSBU would like to take part with their commitment to producing high-quality milk for the community. Good quality can be achieved if the company is able to optimize their quality cost. Therefore, the quality cost control is expected to help the company to focus on prevention activities and assessment activities than for the event that caused by failure. Controlling the quality cost will not have any meaning if the company did not aware to improve the quality. The decision to improve the quality of milk that is based on considerations of quality cost control will herd the company to capture higher profits. The possibility to get a higher profit can arise from a decrease in the quality cost and an increase in the selling price of high-quality products.

(2)

ABSTRAK

Kebutuhan susu nasional di Indonesia saat ini belum memadai, padahal kesehatan masyarakat dapat ditunjang melalui konsumsi susu yang berkualitas. Tidak banyak pihak yang tertarik untuk memecahkan masalah ini, namun Koperasi Perternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat ingin mengambil bagian dengan berkomitmen untuk menghasilkan susu berkualitas tinggi bagi masyarakat. Kualitas yang baik dapat tercapai apabila perusahaan mampu mengoptimalkan pengeluaran untuk biaya kualitasnya. Oleh karena itu, pengendalian biaya kualitas diharapkan mampu membantu perusahaan untuk berfokus pada aktivitas-aktivitas pencegahan dan penilaian daripada untuk aktivitas yang disebabkan kegagalan. Pengendalian biaya kualitas tidak akan memiliki arti apapun jika perusahaan tidak mengiringinya dengan upaya untuk meningkatkan kualitas. Keputusan untuk meningkatkan kualitas susu yang didasari pertimbangan pengendalian biaya kualitas akan menggiring perusahaan untuk mendapatkan profit yang lebih tinggi. Kemungkinan untuk mendapat profit yang lebih tinggi dapat muncul dari penurunan biaya kualitas secara tepat dan dari peningkatan harga jual produk yang berkualitas tinggi.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN………6

2.1 Kajian Pustaka……..………..6

2.1.1 Kualitas………..………..………....6

(1) Pengertian Kualitas………..….….6

(4)

(3) Sumber Kualitas………..10

(4) Karakteristik Kualitas Produk……….10

2.1.2 Biaya…………..………..………..…………12

(1) Pengertian Biaya………..12

(2) Klasifikasi Biaya………..12

2.1.3 Biaya Kualitas.……….….……….………15

(1) Pengertian Biaya Kualitas………...….15

(2) Perilaku Biaya Kualitas………16

(3) Klasifikasi Biaya Kualitas………17

(4) Pandangan terhadap Biaya Kualitas……….20

(5) Pengukuran Biaya Kualitas………..21

(6) Manfaat dan Kelemahan Informasi Biaya Kualitas………….23

2.1.4Peningkatan Kualitas secara Berkelanjutan………...…...24

2.1.5Pengambilan Keputusan………29

(1) Pengertian Pengambilan Keputusan……….………29

(2) Proses Pengambilan Keputusan………...30

2.1.6 Profit……….……….33

(1) Pengertian Profit………...33

(2) Perhitungan Profit………34

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.2 Jenis Penelitian dan Data……….…....41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …..……….43

4.1 Hasil Penelitian………..……..43

4.1.1 Gambara Umum Mengenai Subjek Penelitian………..……43

4.1.2 Data Akuntansi………..……55

4.2 Pembahasan………..……58 4.2.1 Kualitas…………..………..…………..58

4.2.2 Biaya Kualitas…………..………,…..………...58

4.2.3 Peningkatan Profit....………...…………67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………...…………...70

5.1 Simpulan………...70

5.2 Saran……….72

DAFTAR PUSTAKA………...……….74

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rerangka Konseptual………38

Gambar 4.1 Logo KPSBU Jawa Barat……….…….51

Gambar 4.2 Struktur Organisasi KPSBU Jawa Barat…………...…………..……..53

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Penjualan, Biaya Produksi, dan Biaya Non Produksi ………….…..55

Tabel 4.2 Data Biaya Kualitas dari Tahun 2008 sampai 2010………...56

Tabel 4.3 Biaya Kualitas Sebagai Persentase dari Penjualan tahun 2008………...60

Tabel 4.4 Biaya Kualitas Sebagai Persentase dari Penjualan tahun 2009…………. 61

Tabel 4.5 Biaya Kualitas Sebagai Persentase dari Penjualan tahun 2010……...62

Tabel 4.6 Total Biaya Tahun 2008 – 2010………………...67

Tabel 4.7 Total Biaya Tahun 2008 – 2010……….……....68

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Biaya Kualitas per Tahun ………..……….…..57

Grafik 4.2 Persentase Total Biaya Kualitas dari Penjualan ………...63

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat Ijin Penelitian…...………..……….…..76

Lampiran B Foto Mesin Pendukung Aktivitas Produksi………...……….…..77

Lampiran C Foto Storage Susu ………..…………...……….…..78

Lampiran D Foto Peralatan Kerja Tester………….……..…………...……….…..79

Lampiran E Foto Pengambilan Sampel untuk Uji Laboratorium…...……….…..81

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Geliat perekonomian masyarakat Bandung Utara tidak dapat dilepaskan dari

berbagai kegiatan ekonomi seperti, penyewaan villa, budidaya tanaman hias,

pertanian hortikultura, perkebunan teh, perdagangan disekitar objek wisata, dan salah

satunya adalah aktivitas para peternak susu yang telah berkembang sejak masa

penjajahan Belanda di abad ke-19. Seiring berjalannya waktu, kegiatan peternak susu

ini menuntut pengembangan dari segala segi demi terjaminnya kelangsungan hidup

para peternak susu dan demi menjaga roda perekonomian masyarakat Bandung

Utara. Pendirian koperasi menjadi salah satu upaya untuk memfasilitasi

perkembangan usaha peternakan susu ini. Keberadaan koperasi diharapkan mampu

membantu para peternak dalam meningkatkan produktivitas dan menjadi motor

penggerak yang berfungsi mengarahkan peternak agar mampu menyesuaikan

kinerjanya dengan tujuan koperasi. Dimana tujuan koperasi tersebut haruslah

mengakomodir kesejahteraan para anggotanya juga.

Bentuk koperasi merupakan bentuk usaha yang paling cocok untuk

(11)

Bab 1 Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha bagi pelajar bangsa. Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan

oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan

berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Koperasi berbentuk Badan Hukum menurut Undang-Undang No.12 tahun 1967

adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang

atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha

bersama, berdasarkan asas kekeluargaan. Kinerja koperasi khusus mengenai

perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan ketentuan undang-undang umum

mengenai organisasi usaha (perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum dagang

dan hukum pajak.

Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat adalah koperasi

yang berdiri sejak tahun 1971 dengan tujuan utama menghasilkan Core Commodity

yang unggul, yakni susu segar yang dihasilkan peternak sebagai produk bermutu

tinggi di pasaran. 20% hasil susu yang dikumpulkan dari para peternak diolah oleh

koperasi secara mandiri menjadi yoghurt dan berbagai produk lainnya, ”Fresh Time”

adalah brand untuk produk yoghurt, susu murni dan susu sterilisasi yang diolah sendiri oleh KPSBU dan dipasarkan secara langsung kepada pelanggan. Sementara

itu, 80% hasil produksinya diantarkan ke berbagai industri pengolahan susu, seperti

Frisian Flag, Diamond, dan Danone untuk dikemas menjadi susu kemasan, diolah

menjadi es krim, atau produk lainnya.

Sesuai dengan tujuan dasar koperasi yaitu untuk menyejahterakan anggotanya,

aspek yang harus diperhatikan oleh KPSBU adalah harga beli susu oleh industri

pengolahan susu harus dapat menunjang kesejahteraan para anggotanya. Saat ini,

(12)

Bab 1 Pendahuluan 3

untuk meminta kenaikan harga susu di tingkat industri pengolahan susu. Oleh karena

itu, salah satu cara untuk menaikan harga susu adalah dengan peningkatan kualitas

melalui pengendalian biaya kualitas.

Komitmen untuk menyejahterakan anggota dan menghasilkan produk yang

bermutu tinggi di pasaran memicu KPSBU Jawa Barat untuk memfokuskan berbagai

pertimbangan manajemen terkait dengan keputusan tentang peningkatan kualitas dan

pengaruhnya terhadap harga jual susu tersebut yang tentunya berpengaruh pula

terhadap profitabilitas KPSBU Jawa Barat. Kualitas susu yang baik juga menjadi

tanggung jawab KPSBU untuk menjamin kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi

susu. Oleh karena itu, berbagai tinjauan mengenai biaya kualitas dianggap sangat

penting dalam menunjang pencapaian berbagai tujuan KPSBU tersebut. Biaya

kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena kualitas buruk yang mungkin dan

memang ada. Jika perusahaan dapat mengeliminasi biaya kualitas dengan melakukan

aktivitas produksinya secara benar, maka penghematan biaya ini dapat memberikan

(13)

Bab 1 Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha kualitas dan pengaruhnya terhadap profitabilitas. Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa evaluasi analisis biaya kualitas dapat memperlihatkan bahwa keputusan yang

dibuat oleh manjemen untuk mengendalikan biaya kualitas dapat mengarahkan

perusahaan untuk mencapai zero defect. Dari latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka penulis memutuskan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya

dengan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengendalian Biaya Kualitas

dalam Pengambilan Keputusan tentang Peningkatan Kualitas dan Kaitannya dengan Peningkatan Profit (Studi Kasus pada KPSBU Jawa Barat)”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan tersebut, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana analisis biaya kualitas dapat membantu dalam pengambilan keputusan tentang peningkatan kualitas dan

pengaruhnya terhadap profitabilitas pada KPSBU Jawa Barat ? “.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang

analisis biaya kualitas dalam pengembilan keputusan tentang peningkatan kualitas

dan pengaruhnya terhadap profitabilitas pada KPSBU Jawa Barat.

1.4. Kegunaan Penelitian

(14)

Bab 1 Pendahuluan 5

Profitabilitas pada KPSBU Jawa Barat” ini, dapat memberikan kontribusi atau manfaat kepada pihak-pihak yaitu diantaranya:

1. Bagi KPSBU Jawa Barat

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam

pengambilan keputusan di masa yang akan datang, khususnya dalam hal

analisis biaya kualitas untuk meningkatkan profitabilitas KPSBU Jawa Barat.

2. Bagi akademisi

Penelitian ini membandingkan antara teori mengenai analisis biaya kualitas

yang sudah ada dengan fakta aktual di KPSBU Jawa Barat.

3. Bagi pembaca

Penelitian ini menjadi sarana untuk menggali pengetahuan lebih dalam pada

bidang akuntansi biaya, khususnya mengenai analisis biaya kualitas dalam

(15)

70 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penulis mengemukakan kesimpulan berdasarkan uraian, pembahasan dan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, yaitu:

1) KPSBU memiliki kualitas yang dianggap cukup baik, terbukti dengan banyaknya IPS (Industri Pengolahan Susu) yang menjadi pelanggan KPSBU. Sayangnya, dalam hal yang berkaitan dengan kualitas ini perusahaan tidak membuat laporan biaya kualitas dan tidak mengklasifikasikan biaya kualitas yang mereka keluarkan kedalam kategori yang ada.

2) Pencapaian kualitas yang sekarang dicapai oleh KPSBU bersumber dari hal-hal berikut:

(1) Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari manajemen puncak. Terlihat dari nilai yang dipegang oleh KPSBU; berorientasi pada kualitas.

(16)

Bab 5 Simpulan dan Saran 71

berdasarkan kualitas, sehingga susu yang berkualitas baik tidak tercampur dengan susu lainnya dan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi ke IPS.

(3) Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama. Contohnya PT.FFI yang kembali melakukan uji TPC terhadap susu yang diterima dari KPSBU.

3) Sebenarnya, selama ini perusahaan sudah memusatkan perhatian mereka pada pengeluaran biaya pencegahan untuk menunjang kualitas yang baik. Namun, kenyataanya biaya pencegahan tersebut menurun dan justru terjadi peningkatan pada biaya kegagalan internal.

4) Penurunan total biaya kualitas yang terjadi pada perusahaan, diiringi peningkatan profit. Ini berarti, jika pengeluaran biaya kualitas dikendalikan dengan benar dan optimal maka keuntungan perusahaan akan semakin meningkat, namun pengendalian biaya tersebut tidak boleh mengurangi kualitas produk.

(17)

Bab 5 Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha

72

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil pembahasan yang telah dipaparkan maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1) Untuk periode selanjutnya, perusahaan sebaiknya mengklasifikan biaya-biaya yang berkaitan dengan kualitas kedalam kategori-kategori biaya kualitas yang ada, seperti biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Hal ini diperlukan agar perusahaan dapat membuat laporan biaya kualitas yang nantinya dapat dijadikan alat analisis sebagai dasar pengendalian biaya kualitas itu sendiri.

2) Perusahaan dapat melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dalam hal kualitas dengan cara membuat anggaran biaya kualitas yang dipisahkan dari anggaan biaya produksi. Dengan adanya anggaran biaya kualitas tersebut, perusahaan memiliki standar yang memicu pencapaian target biaya kualitas ideal yang optimal untuk dikeluarkan perusahaan. Selain itu dengan adanya anggaran, perusahaan juga dapat mengevaluasi apakah pengeluaran biaya kualitas yang mereka lakukan sudah tepat atau belum dan dapat meninjau hal-hal yang harus diperbaiki di periode selanjutnya.

(18)

Bab 5 Simpulan dan Saran 73

alur proses produksi mulai dari penerimaan susu dari peternak, bongkar muat susu ke mesin pendingin, hingga susu siap dikirim ke IPS dengan lebih optimal. Selain itu karyawan pun harus lebih cermat agar tidak ada susu yang tumpah saat bongkar muat susu sehingga besarnya kegagalan internal dapat ditekan bahkan dapat dihilangkan.

4) KPBU sebaiknya melakukan uji TPC seperti yang dilakukan oleh PT.FFI, mengingat PT.FFI merupakan konsumen yang memiliki kuantitas pesanan susu terbesar daripada IPS lainnya. Meskipun untuk melakukan uji TPC diperlukan biaya dan biaya tersebut dapat digolongkan dalam biaya penilaian yang dapat meningkatkan biaya kualitas secara total, namun adanya uji TPC ini memungkinkan KPSBU untuk menekan biaya kegagalan eksternal sampai ke titik nol (zero defect).

(19)

74

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker., Robert S.Kaplan & S. Mark Young. (2001). Management Accounting, Internasional Edition, Upper saddle River, New Jersey.

Garison, Noreen, Brewer. (2006). Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Goetsch, David L. & Stanley B. Davis. (2002). Manajemen Mutu Total (Manajemen Mutu untuk Produksi, Pengolahan, dan Pelayanan), Edisi ke2, Pearson Education Asia, Jakarta, Penerjemah: Drs. Benyamin Molan.

Hilton, Ronald W. (2005). Managerial Accounting, Sixth Edition, Mcgraw-Hill.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar., & George Foster. (2003). Cost Accounting, Edisi 12, Upper saddle river, New Jersey.

Maher, Michael W. Maher., William N.Lane. & Madhav V. Rajan. (2006). Fundamental of Cost Accounting, McGraw-Hill.

Meleong, Lexy. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit ROSDA, Bandung.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Biaya, Edisi 5, Penerbit: Aditya Media, Yogyakarta.

Nazir, Mohammad. (2009). Metode Penelitian,Penerbit Ghalia Indonesia.

Oakland, John S. (2003). Total Quality Management, Third Edition, Butterworth-Heinemann- Oxford.

Robbins, P. Stephen., & Mary Coulter. (2007). Management, Eighth edition, Penerbit Indeks, Penerjemah Harry Slamet

(20)

75

Syamsi, Ibnu. (2000). Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, Edisi 2, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Tjiptono, Fandi. & Anastasia Diana. (2003). Total Quality Managemen, Edisi Revisi, Penerbit: ANDI, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan paradigma pembelajaran menuntut siswa aktif. Suatu pembelajaran akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri secara langsung

Bab 1V adalah analisis yang dilakukan penulis terhadap permasalahan dalam penelitian yang tertuang dalam analisis pendapat ulama tentang praktek jual beli tokek di Desa Tajung

lebay. Tetapi semenjak hijrah, saya  Tetapi semenjak hijrah, saya lebih ingin mengungkapkan hubungan saya lebih ingin mengungkapkan hubungan saya dengan Allah,” ujar perempuan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analsis Ability to Pay dan Willingness to Pay Pengguna Jasa Kereta Api

After hydrolysis and fermentation process do on 250 grams bulrush, 10% SC starter and six days fermentation time, it was obtained 96% ethanol concentration and 33.3% ethanol

Penggunaan EDTA secara keseluruhan untuk dikonsumsi oleh tubuh berdasarkan Reccomended Dietary Allowance (RDA) dari The National Research Council sekitar 8-15 mg/hari.

Setelah melakukan observasi dan analisis situasi permasalahan tersebut, kesimpulan yang kami dapatkan ialah belum terbentuknya kelompok tani perempuan, sehingga kami

Sejauh ini shopee juga belum banyak mendapatkan keluhan terhadap penipuaan atau keamanan data pribadi dan shopee belum pernah di jebol sistem keamanannya tidak seperti lazada