• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keyword: Plantation Conversion, Oil Palm Plantation and Oranges Plantation

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keyword: Plantation Conversion, Oil Palm Plantation and Oranges Plantation"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Study of Oil Palm Plantation Conversion Being Oranges Plantation In Jorong Tanjung Pangkal Nagari Lingkuang Aua Pasaman Sub District

West Pasaman District By:

Rika Gusniati*Helfia Edial **Afrital Rezki*** Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra **

ABSTRACT

This study aimed to describe the data and study of oil palm plantation conversion being oranges plantation in Jorong Tanjung Pangkal to see: (1) The land area who convert. (2) The income of people who convert. (3) The management of plants who convert.

The types of this research is classified as descriptive research. The population of this research is all households who land convertsion many as 48 responden. Sample of respondents in this research is using by total sampling technique or take all respondents using by statistics such as percentage formula.

Based on the analysis of field data, obtained that 1). The average land area of 67 ha of oil palm before it is converted, after being converted into as many as 42 ha. So, palm plantation over 15 ha. It is very beneficial for economic society. The average society has a land area of ½ -1 ha, with a distance of 1-3 km and extremely easy to be reached by vehicle. 2). Orange farmer's income is higher than the revenue of oil palm farmers. Thereby increasing the level of social welfare where the average income of oil plam Rp 1,224,541 / month and income orange Rp.2.645.31 / month. 3). Management of oil palm and oranges plants required seedling stage. looking palm nursery, people use their own seeds while many people buy oranges. Planting palm and orange made by society it selves. The type of fertilizer used is KCL. The fertilizer done for two times until four times in a year. Oil palms and oranges plants harvest more than six times a year and sell directly each supplier.

Keyword: Plantation Conversion, Oil Palm Plantation and Oranges Plantation

(3)

PENDAHULUAN

Lahan (land) merupakan bagian dari betangan alam yang fisik yang meliputi pengertian lingkungan fisik seperti tanah, iklim, topografi, atau relief, hidrologi dan vegetasi alami dimana secara potensi akan berpengaruh terhadap pengunaan lahan (Eirlangga, 2007).

Konversi adalah bertambahnya suatu pengunaan lahan yang diikuti berkurangnya atau perubahan fungsi lahan pada ukuran waktu yang berbeda dari perubahan tersebut terjadi dua hal pertama keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat jumlahnya, kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan suatu kehidupan yang lebuh baik. Konversi lahan berakti perubahan atau penyesuaian yang disebabakan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. (Yeniaguestien, 2011).

Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil berakar serabut dalam susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akar bercabang menjadi akar skunder ke atas dan kebawah. Akhirnya cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tertier dan begitu seterusnya, sehingga pertumbuhan akar ke samping lebih banyak dan lebih kuat. Akar primer umunya berdiameter 6-10 cm, sedangkan akar skunder diameternya 2-4 mm. Akar tersier yang diameternya 0,7-1,5 mm dan

cabang lagi membentuk akar kuartener. panjangnya hanya 1-4 mm dengan diameter 0,1-0,3 mm. Akar tersier dan akar kuarter memiliki jumlah yang sangat banyak dan membentuk massa tidak memiliki serabut (bulu) akar, sehingga diperkirakan penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar-akar kuarter (Sunarko, 2014)

Jeruk Banyak ditanam di daerah 20-40º LU dan 20-40º LS. Tanaman jeruk dapat ditanama di dataran rendah hingga dataran tinggi pada suhu antara 20-30 C. Jeruk keprok baik ditanam di ketinggian antara 100-1.300 m dpl, jeruk manis 700-1.300 m dpl dengan iklim relatif kering dan berada ditempat terbuka, jeruk besar antara 200-600 m dpl. Di dataran tinggi, jeruk besar akan menghasilkan buah yang rasanya pahit atau tidak segar. Jeruk siam lebih baik dikembangkan di dataran rendah. Sementara jeruk manis dapat dikembangkan di dataran rendah maupun didataran tinggi. Namun bila jeruk manis dikembangkan di dataran rendah kulitnya menjadi lebih kasar dan tebal, rasanya agak masam, dan aromanya kurang harum (Sunarjono,2005).

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di Jorong Tanjung Pangkal Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, dapat digambarkan secara umum bahwa di Jorong tersebut terdapat sekitar ± 570 kepala keluarga yang berkebun kelapa sawit. lahan yang ada di Tanjung Pangkal ini, tergolong lahan yang sangat subur untuk ditanami kelapa sawit, sehingga masyarakat disana bisa hidup sejahtera. Dilihat beberapa tahun belakang ini, karna harga sawit mengalami turun naik harga dan

(4)

hasil panenya juga menurun, maka berdampak kepada sosial ekonomi masyarakat yang ada di Jorong Tanjung Pangkal. Karna hal demikianlah masyarakat berfikir dan mencoba untuk melakukan konversi.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis ingin mengangkat dalam sebuah penelitian dengan judul” Studi Konversi

Lahan Perkebunan Sawit Menjadi Lahan Perkebunan Jeruk Di Jorong Tanjung Pangkal Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat”.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam penelitian karena membantu mengarahkan penyusunn pelaksanaan penelitian, dalam penulisan ini penulis mengunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mempelihatkan keadaan sebagaimana adanya berdasarkan kenyataan yang ditemukan dalam penelitian.

a. Variabel Dan Data 1. Luas lahan

Defenisikan sebagai suatu wilayah di permukan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat di anggap tetap atau bersifat siklus yang berada di atas bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relif, tumbuhan dan hewan, segala akibat ditimbulkan oleh aktifitas manusia di masa lalu dan sekarang yang semuanya itu dipengaruh terhadap pengunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang,

indikator luas lahan (Hermon, 2009).

Indikator: a. Luas lahan b. Jarak

2. Pendapatan

Pendapatan yaitu gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga termaksuk semua barang dan hewan peliharaan dipakai dan membagi pendapatan menjadi tiga kelompok yaitu pendapatan tinggi, sedang dan rendah, menyatakan bahwa pendapatan seseorang diartikan sebagai jumlah uang atau barang yang diterima sebagai hasil kerja yang dilakukan (Sherraden, 2006) Indikator: Tingkat Pendapatan

3. Pengelolaan

Pengelolaan dimaksud disini adalah segala tindakan atau perlakuan yang berikan pada suatu lahan untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas lahan dengan mempertimbangkan kelestarian.

Indikator:

a. Proses pengelolaan sawit. b. Proses pengelolaan jeruk

b. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawacara terhadap responden yang mengkonversi lahan perkebunan sawit menjadi lahan perkebunan jeruk di daerah penelitian dengan menggunakan angket atau quisioner langsung terhadap unit penelitian di lapangan yang mengacu kepada

(5)

masyarakat tani yang melakukan konversi lahan perkebunan sawit ke lahan perkebunan jeruk.

c. Teknik anlisis data

Teknik analisa data yang digunakan untuk menganalisa penelitian ini secara deskriptif yaitu digunakan statistik berupa formula persentase karena tujuanya adalah melihat kecendrungan indikator masing-masing variabel dengan rumus :

P = x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama : Rata-rata luas lahan sawit, jika dilihat secara keseluruhan yaitu seluas 67 ha. Setelah di konversi lahan sawit tinggal seluas 15 ha. Rata-rata masyarakat memiliki lahan kebun sawit yaitu ½ -1 ha (64,6%). Luas lahan kebun jeruk secara keseluruhan seluas 42 ha. Rata-rata Masyarakat memiliki kebun jeruk yaitu ½ -1 ha (58,3%.) Jarak antara rumah dengan kebun sekitar 1-3 Km sebanyak 39 orang (81,2%). Pemilik lahan sawit dan lahan jeruk adalah milik masyarakat dengan jumlah responden 48 orang dan dapat dipersentasekan sebanyak 100%. Lahan yang dikonversi sangat mudah di tempuh dengan kendaraan (47,9%).

Penelitian ini sejalan dengan Dedi Hermon (2009) bahwa komponen utama dalam menyusun lahan terdiri dari manusia yang merupakan sumber daya alam yang sangat penting mendukung kelangsungan hidup manusia karena lahan diperlukan dalam setiap kegiatan manusia.

Kedua : Pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah dikonversi rata-rata pendapatan petani sawit yaitu Rp.1.224.541/bulan dan rata-rata pendapatan jeruk. Rp.2.645.31/bulan. dilihat dari harga sawit yaitu Rp.1.100/kg sedangkan harga jeruk Rp.8000,00/kg. Faktor utama yang sangat mempengaruhi masyarakat untuk melakukan konversi adalah karna faktor pendapatan yaitu pendapatan petani jeruk lebih tinggi dibandingkan hasil pendapatan petani sawit.

Penelitian ini sejalan dengan Sherraden (2006) Pendapatan yaitu gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga termaksuk semua barang dan hewan peliharaan dipakai dan membagi pendapatan menjadi tiga kelompok yaitu pendapatan tinggi, sedang dan rendah, menyatakan bahwa pendapatan seseorang diartikan sebagai jumlah uang atau barang yang diterima sebagai hasil kerja yang dilakukan. Pendapatan merupakan semua uang yang masuk dalam sebuah rumah tangga atau unit terkecil lainya dalam suatu masa tertentu. Sebagai arus mengalirnya uang.

Ketiga : Pengolahan tanaman

sawit dan jeruk. Dalam pembibitan sawit masyarakat sebanyak 79,2% yang menggunakan bibit sendiri. Sedangkan, untuk tanaman jeruk masyarakat sebanyak 81,2% yaitu membeli bibit tanaman. Untuk penanaman sawit dan jeruk masyarakat rata-rata menanam sendiri yaitu sawit sebanyak 60,4% sedangkan jeruk 52,1%. Jenis pupuk yang digunakan masyarakat dalam penanaman sawit dan jeruk yaitu sama-sama pupuk KCL, dengan persentase

(6)

47,9% sawit dan 45,83% jeruk. Masyarakat melakukan pemupukan rata-rata 2x-4x setahun untuk tanaman sawit dan jeruk dengan tingkat persentae sawit 56,2% dan jeruk 81,2%. Tanaman sawit dan jeruk memiliki panen rata-rata > 6x setahun untuk sawit 81,2% dan untuk jeruk 79,2%. tempat untuk menjual sawit dan jeruk setelah panen sama-sama pada toke masing-masing. Untuk toke sawit memiliki persentase 54,2% dan jeruk 66,7%.

Penelitian ini sesuai dengan Soekardi (2005) Pertumbuhan tanaman menjadi baik karena dengan adanya pengelolaan tanaman memungkinkan peredaran air, udara dan suhu dalam tanah menjadi lebih baik. Meningkatkan sifat-sifat tanah, antara pemasukan air dan pengeluarannya menjadi seimbang, berakti cepat basah dan optimal yang berakti akan menjamin aktifitas biologi akan menjadi optimal juga.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian di Jorong Tanjung Pangkal Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Rata-rata luas lahan sawit sebelum dikonversi 67 ha, setelah dikonversi sebanyak 42 ha. Lahan sawit yang tersisa 15 ha. Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk perkekonomian. Rata-rata masyarakat mempunyai luas lahan ½ -1 ha, dengan jarak 1-3 Km dan sangat mudah sekali untuk ditempuh dengan kendaraan.

2. Pendapatan petani jeruk lebih tinggi dibandingkan hasil pendapatan petani sawit. Sehingga menambah tingkat kesejahteraan masyarakat dimana rata pendapatan sawit Rp. 1.224.541/bulan dan pendapatan petani jeruk adalah Rp.2.645.31/bulan.

3. Pengelolaan tanaman sawit dan jeruk memerlukan tahap pembibitan. Dilihat pembibitan sawit, bahwa masyarakat mengunakan bibit sendiri sedangkan jeruk masyarakat banyak membeli. Penanaman sawit dan jeruk dilakukan masyarakat secara sendiri. Jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk KCL. Pemumpukan dilakukan selama 2x-4x dalam 1 tahun. Tanaman sawit dan jeruk milik masyarakt. Panen lebih dari 6× setahun dan masyarakat menjual langsung ketoke masing-masing.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas dapat dikemukakan saran dari penulis sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada petani dapat

melakukan pengelolaan tanaman terhadap perkebunan sawit dan perkebunan jeruk dengan cara yang bijak tanpa merusak lingkungan sekitar.

2. Masyarakat di Jorong Tanjung Pangkal harus memperhatikan dampak positif dan negatif dalam melakukan konversi lahan.

3. Untuk pemeritah perlu melakukan penyuluhan tentang konversi lahan agar kebutuhan pangan tetap terpenuhi dan pendapatan petani meningkat.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian. PT Rineka Cipta:

Jakarta

Eirlangga.2007. Sistem informasi sumber

daya lahan.e-mail: sumbar

bptp@yahoo.com downlod tgl desember 2015.

Sunarko, 2014. Budi daya kelapa sawit

berbagai jenis lahan. Jakarta:

PT Agromedia Pustaka

Sunarjono, Hendro.2005. Berkebun 21

Jenis Tanaman Buah. Jakarta :

Penebar Swadaya

Sharaden.2006 .Aset Untuk Orang

Miskin. Jakarta: Raja Grafindo

Hermon, Dedi & Khairini. (2009).

Geografi Tanah. Yayasan

Jihadul Khair Center. Padang. Yeniagustien.2011.Http:/yeniagustien.co

m/2011/01/11.makalah-tentang- konversi-lahan pertnian/.diakses 10 desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

These two new compounds had better cytotoxic activities than those of the current hydroxyurea - based anticancer drugs (the reference compound) with an IC 50 value of 9.76

Selain praktek langsung menempel, anak juga dapat mengerjakan Lembaran Kerja dengan cara meniru pola yang sudah ada. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam bentuk fisik

Penggunaan rancangan ini diharapkan dapat membantu mempercepat pelayanan di apotik PELA seperti pencarian data konsumen, pencatatan obat serta dapat mengefisienkan waktu,

careful reading, but they focus on diferent aspects of the writing and employ diferent techniques.... Tips for editing

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudara, perihal Pekerjaan.. Penyusunan Master Plan Ruang Terbuka Hijau

Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapiokadicampur bahan perasa seperti udang atau ikan.. Kerupuk dibuat dengan mengukus

Penelitian ini berfokus pada strategi manajemen konflik yang dilakukan oleh pasangan suami istri dalam sebuah keluarga, yang keduanya sudah pernah menikah

Terjadinya peningkatan serangan dari awal pengamatan sampai fase generative tanaman berakhir diduga berhubungan dengan ketersedian tanaman muda yang