LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “PercobaanPercobaan Lazarro Spallanzani
Lazarro Spallanzani””disusun oleh :disusun oleh :
Nama
Nama ::SUPRIADISUPRIADI NIM
NIM : 101304026: 101304026 Kelas
Kelas / / Kelompok Kelompok : : A A / / VV Jurusan
Jurusan : : Pendidikan Pendidikan KimiaKimia
telah dikoreksi dan diperiksa oleh Asisten / Koordinator Asisten maka telah dikoreksi dan diperiksa oleh Asisten / Koordinator Asisten maka dinyatakan dan diterima
dinyatakan dan diterima
Makassar,
Makassar, November November 20102010 Koordinator
Koordinator Asisten Asisten AsistenAsisten
Muh.
Muh. Riswan Riswan Ramli Ramli Andi Andi Ririn Ririn NoviartiNoviarti NIM:
NIM: 081404038 081404038 NIM: NIM: 081404040081404040 Mengetahui :
Mengetahui :
Dosen penanggung jawab Dosen penanggung jawab
Dr. A. Mu’nisa, S.Si., M.si. Dr. A. Mu’nisa, S.Si., M.si. NIP: 197205261998022001 NIP: 197205261998022001
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. Latar belakangLatar belakang
Pada dasarnya manusia memiliki daya berpikir dan rasa ingin tahu yang Pada dasarnya manusia memiliki daya berpikir dan rasa ingin tahu yang tinggi termasuk dari mana awal kehidupanya di muka bumi. Karena rasa ingin tinggi termasuk dari mana awal kehidupanya di muka bumi. Karena rasa ingin tahu yang tinggi maka mereka menggunakan kecerdasannya untuk mengungkap tahu yang tinggi maka mereka menggunakan kecerdasannya untuk mengungkap asal mula kehidupan. Hal ini yang mendorong para peneliti melakukan percobaan asal mula kehidupan. Hal ini yang mendorong para peneliti melakukan percobaan untuk mendapat jawaban pertanyaan tersebut. Asal-usul kehidupan menurut untuk mendapat jawaban pertanyaan tersebut. Asal-usul kehidupan menurut pandangan ilmu
pandangan ilmu pengetahuan belum pengetahuan belum sepenuhnya terkuak. sepenuhnya terkuak. Ada hal-hal Ada hal-hal yang masihyang masih menjadi misteri. Pertanyaan ”apakah hidup?” dan “dari manakah asal kehidupan?’ menjadi misteri. Pertanyaan ”apakah hidup?” dan “dari manakah asal kehidupan?’ merupakan masalah dari abad ke abad. Para pakar telah mengkaji dan mencoba merupakan masalah dari abad ke abad. Para pakar telah mengkaji dan mencoba menjawabnya dengan berbagai teori dan percobaan.
menjawabnya dengan berbagai teori dan percobaan.
Teori yang pertama adalah teori Abiogenesis yang dikeluarkan oleh Teori yang pertama adalah teori Abiogenesis yang dikeluarkan oleh Aristoteles yang mengatakan bahwa itu berasal dari benda mati. Akan tetapi teori Aristoteles yang mengatakan bahwa itu berasal dari benda mati. Akan tetapi teori dapat dipatahkan oleh Spallanzani melalui hasil percobaannya. Ia menyimpulkan dapat dipatahkan oleh Spallanzani melalui hasil percobaannya. Ia menyimpulkan bahwa
bahwa makhluk makhluk hidup hidup berasal berasal dari dari makhluk makhluk hidup hidup sebelumnya. sebelumnya. Teori Teori ini ini punpun dikenal dengan nama Abiogenesis.
dikenal dengan nama Abiogenesis.
Teori kedua adalah teori Biogenesis. Pendukung teori ini adalah Teori kedua adalah teori Biogenesis. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi mengemukakan percobaan ulat pada bangkai tikus ber
mengemukakan percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari asal dari telur lalat ( telur lalat ( OmneOmne Vivum ex Ovo). Lazzaro Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang Vivum ex Ovo). Lazzaro Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam keadaan dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam keadaan terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex Vivo). Louis terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex Vivo). Louis Pasteur mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun Pasteur mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk mendapatkan kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex mendapatkan kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex Vivo).
Dari dua teori diatas, kita bias melihat bagaimana seseorang ilmuwan mengeluarkan pendapat dari hasil pemikiran mereka yang tentunya disertai oleh percobaan sebagai bukti untuk menguatkan dasar pemikiran mereka. Para
ilmuwan berani menyangkal teori lama dan mengeluarkan teori baru yang menurut mereka benar dan mereka juga berusaha unutk mempertahankan dengan sebuah percobaan.
Dalam mengkaji asal-usul kehidupan awalnya muncul pendapat bahwa manusia berasal dari benda mati. Hal ini mengundang reaksi dari berbagai pihak, ada yang sependapat dengan teori tersebut tapi tidak sedikit pula yang menentangnya. Salah satu yang menentang teori tersebut adalah Lazzaro Spallanzani. Pendapatnya pun masih belum bisa menjawab pertanyaan tentang asal mula kehidupa. Untuk mengkaji kebenaran teori ini Lazzaro Spallanzani tentang asal usul kehidupan, maka kami melakukan percobaan seperti yang dia lakukan.
B. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bartujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan / peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya
menjawab pertanyaan “dari manakah asal kehidupan”.
C. Manfaat percobaan
Percobaan ini akan memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai berikut: 1. Agar mampu mengambil kesimpulan dan mengetahui seluk-beluk dan teori
asal usul kehidupan yang benar.
2. Berpikir logis dan mengambil langkah-langkah tepat dalam mengatasi masalah biologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan yang selalu tmbul bagi bagi para pemikir filosofis dan kaum naturalis adalah asal mula terjadinya kehidupan di bumi ini. Sampai sekarang hal tersebut masih merupakan teka-teki yang belum dapat dipecahkan, macam-macam pandangan telah dikemukakan mengenai asal mula terjadinya kehidupan di bumi ini. Namun pandangan tersebut masih merupakan hipotesis yang memiliki arti sejarah
(Winatasasmita, 1991).
Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”, telah dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan Spallanzani yang meragukan kebenaran teori Abiogenesis/Generatio Spontanea dari Aristoteles. Teori mengenai asal-usul kehidupan senantiasa berkembang. Kini telah banyak dikenal mengenai teori asal-usul kehidupan tersebut, seperti teori Abiogenesis (Generatio Spontanea), teori Biogenesis, teori Kosmos, teori Evolusi Kimia dan teori Evolusi Biologi. Diantara beberapa teori tersebut teori Abiogenesis dan teori Biogenesislah yang sangat
diperdebatkan oleh para ilmuwan (Pratiwi, 2004).
Teori asal usul kehidupan pada kategori pertama adalah Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea. Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai
abad ke 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerami) (Anonim, 2010).
Makhluk-makhluk renik yang tiba-tiba muncul pada makanan yang membusuk sebagiannya timbul dengan sendirinya maka Lazarro Spallanzani
mencoba membuktikan bahwa mikro organisme tidak muncul dengan sendirinya, maka ia mendidihkan air kaldu kemudian menutup rapat-rapat sehingga tidak dimasuki apapun dari luar. Jika itu tetap bening dan steril maka generasi spontanea tidak dapat terjadi (Kimbal, 1992).
Teori asal usul kehidupan pada kategori yang kedua ialah teori Biogenesis, yaitu teori yang mengemukakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzaro Spalazani, dan Louis Pasteur.
1. Fransisco Redi (1626-1697)
Fransisco redi melakukan percobaan dengan menggunakan bahan dua kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut : Stoples I :diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka. Selanjutnya kedua stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam kedua stoples tersebut diamati,
Dan hasilnya sebagai berikut:
Stoples I :daging tidak busuk dan tidak ditemukan larva/belatung lalat.
Stoples II :daging tampak membusuk dan ditemukan banyak larva/ belatung lalat. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relatif sedikit.
2. Lazarro Spallanzani (1729-1799)
Teori Fransisco Redi didukung oleh teori seorang ilmuwan berkebangsaan Itali yaitu Lazarro Spallanzani.Ia melakukan percobaan dengan menggunakan air kaldu, ia mensterilkan air kaldu dengan cara memanasaka, lalu memasukkannya ke
dalam tabung. Ia menutup satu tabung dan membiarkan tabung yang lain terbuka, tetapi air yang ada di tabung yang tertutup tetap bening. Hal ini disebabkan karena tabung yang tidak ditutup terkena debu yang mengandung bakteri sehingga bakteri tersebut berkembang biak di dalam air kaldu dan mnyebabkan air kaldu tersebut menjadi keruh.
3. Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup
lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi keruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooganisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan (Anonim, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Kamis / 5 November 2010 Waktu : Pukul 11.50 s/d 14.00 WITA
Tempat : Lantai III Laboratorium Biologi FMIPA UNM Parang Tambung.
B. Alat dan Bahan 1. Alat
a. 4 buah tabung reaksi b. 1 buah rak tabung reaksi
c. 2 buah sumbat gabus/karet yang sesuai d. 1 buah klem kayu
e. 1 buah lampu spritus
f. 1 buah wadah penyimpanan 2. Bahan a. 40 mL air kaldu b. 1 potong lilin c. Korek api d. Label C. Prosedur kerja
1. Mengisi keempat tabung reaksi dengan kaldu masing-masing 15 mL dan meletakkannya di rak tabung reaksi.
2. Tabung pertama disumbat dengan tutup gabus/karet dan ditetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan penutup.
3. Tabung kedua dididihkan kaldunya di atas api lampu spritus, kemudian dibiarkan terbuka (tanpa tutup).
4. Tabung ketiga dididihkan kaldunya diatas api lampu spritus,kemudian disumbat dengan tutup gabus/karet dan ditetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutup.
5. Tabung keempat disimpan ke dalam wadah tanpa perlakuan.
6. Menyimpan semua tabung di wadah penyimpanan dan menghindarkan dari gangguan. Sinar matahari langsung dan sumber panas lain.
7. Melakukan pengamatan tiap hari selama 7 hari dan mencatat perubahan- perubuhan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hari
ke-Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV W E B W E B W E B W E B 0 B e n i n g - - B e n i n g - - B e n i n g - - B e n i n g - -1 K e r u h + - B e n i n g - - B e n i n g - - K e r u h - + 2 3 4 K e r u h + + - B e n i n g - - B e n i n g - - K e r u h + + + 5 K e r u h + + - K e r u h + - B e n i n g - - K e r u h + + + + + 6 K e r u h + + + - K e r u h + + + B e n i n g - - K e r u h + + + + + + + Keterangan : W = Warna E = Endapan B = Bau
Tabung I Tabung II
A. Pembahasan
Dari hasil pengamatan terdapat percobaan yang sama dengan yang pernah dilakukan oleh Larasso Spallanzani dapat dilihat pada penjelasan sebagai berikut;
1. Tabung I
Pada tabung I, berisi air kaldu dengan perlakuan tidak dipanaskan dan ditutup dengan sumbat gabus dan ditetesi lilin cair diantara mulut tabung dan sumbatnya. Paga hari 1, air kaldu agak keruh begitupun pada ke 3, air kaldu tampak lebih keruh dan berbauh dan terdapat gumpalan pada hari ke 4, hal ini disebabkan oleh karena tabung tidak steril(dipanaskan). Sehingga air kaldu tersebut ada mikroorganisme yang tumbuh. Bermetabolisme mikroorganisme tersebut menyebabkan perubahan warna. Ini sesuai dengan anggapan Lassaro Spallanzani bahwa mikroorganisme akan hidup pada kaldu yang tidak dipanaskan atau disterilkan.
2. Tabung II
Pada tabung II, berisi air kaldu didihkan dan tidak tertutup, pada hari pertama air tetap jernih lalu pada hari ke 2, 3, dan ke 4 air kaldu tersebut menjadi keruh dan terdapat endapan serta buih. Hal ini disebabkan karena air kaldu berhubungan langsung dengan udara bebas sehingga mikroorganisme tumbuh didalam air kaldu (berkatabolisme) sehingga air kaldu keruh. Ini terjadi pada percobaan Lazzaro Spallanzani, walaupun disterilkan, mikroorganisme akan hidup pada kaldu karena tabung terbuka sehingga dengan mudah mikroba dapat masuk dengan diterbangkan udara.
3. Tabung III
Pada tabung III, berisi air air kaldu yang dididihkan dan ditutp dengan sumbat gabus dan ditetesi lilin cair sela antara mulut tabung dan sumbatnya. Pada hari pertama hingga hari ke 4 tidak mengalami perubahan warna, tidak berbau dan tidak ada gelembung serta endapan. Hal ini disebabkan karena air kaldu itu sudah disterilkan dan ditutp rapat sehingga
tidak terkontaminasi dengan udara bebas. Cuma terdapat buih, mungkin karena terlambat ditutup setelah dipanaskan. Perlakuan ini sesuai dengan percobaan Lassaro Spallanzani, dimana jika kaldu di panaskan kemudian
ditutup, sehingga udara luar tidak akan dapat hidup. 4. Tabung IV
Pada tabung IV, tabung ini berasal dari air kaldu dengan perlakuan tidak dipanasi dan tidak ditutup. Pada hari ke I air kaldu mulai keruh dan pada hari ke 2 air kaldu tambah keruh, terdapat endapan, buih dan aromanya bauh. Pada hari ke 3 dan ke 4 air kadu makin keruh dan endapan serta buih tambah banyak dan aromanya sangat bauh. Ini dikarenakan mikroorganisme dapat berkembang didalam air kaldu. Ini menunjukkan anggapan Lazzaro Spallanzani bahwa mikroorganisme tumbuh pada air kaldu dari udara luar yang banyak mengandung mikroorganisme.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. air kaldu pada tabung yang terbuka akan ditemukan organisme karena udara
dari luar yang membawa mikroorganisme dapat lebih leluasa masuk sedangkan air kaldu yang perlakuannya dipanaskan dan ditutup rapat tidak ditemukan adanya mikroorganisme karena air kaldu tidak berhubungan langsung dengan udara dari luar.
2. Dengan adanya pengamatan ini dapat dibuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Dengan demikian teori abiogenesis
yang didukung oleh Aristoteles dapat dipatahkan.
B. Saran
1. Asisten
Sebaiiknya asisten tidak meninggalkan praktikan saat percobaan sedang berlangsung terutama yang berhubungan dengan api.
2. Praktikan
Mahasiswa harus lebih teliti dalam mengamati bahan penelitiannya sehingga hasilnya pun baik.
3. Laboran
Laboratorium sebaiknya dapat dijaga kebersihannya bersama sebelum melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Asal Usul Kehidupan. http://id.shvoong.com/exact-sciences / biology/ 1963443-teori-asal-usul-kehidupan/. (Diakses pada hari sabtu tanggal 7 November 2010).
Anonim. 2010. Teori Asal Usul Kehidupan. http://free.vlsm.org/v12/ sponsor/ Sponsor-Pendamping/Praweda/Biology/. (Diakses pada hari sabtu tanggal 7 November 2010).
Anonim. 2010. Teori Biogenesis. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1974419-teori-biogenesis/. (Diakses pada hari sabtu tanggal 7 November 2010).
Pratiwi, Dra. D.A. 2007. Buku Penuntun Biologi. Jakarta: Bima Aksara. W, Kimbal. 1992. Biologi Universitas jilid 3. Jakarta: Erlangga.
TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN
Teori asal usul kehidupan pada kategori pertama adalah Teori Abiogenesis
atau Generatio Spontanea. Teori Generatio Spontanea ini mengatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dengan sendirinya.Teori ini disebut juga Teori Abiogenesis yang berarti makhluk hidup dapat terbentuk dari makhluk mati. Pendukung teori ini adalah Aristoteles, Thales, dan Anaximines.Thales menganggap kehidupan berasal dari air dan anaximines menganggap kehidupan berasal dari udara.
Teori asal usul kehidupan pada kategori kedua adalah Teori Biogenesis. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi mengemukakan percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat ( Omne Vivum ex Ovo). Lazzaro Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam keadaan terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex Vivo). Louis Pasteur mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk mendapatkan kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex Vivo).
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1963443-teori-asal-usul-kehidupan/
Disebut juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18Anthony van
Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerarni).
Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur. Percobaan Redi dan Spallanzani masih belum dapat menumbangkan teori generatio spontanea karena menurut pendapat para pendukung teori tersebut bahwa untuk dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup dan gaya hidup pada percobaan Spallanzani dan Redi tidak dapat melakukan fungsinya karena stoples dan
labu percobaan tersumbat rapat-rapat. Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca berbentuk leher angsa atau huruf S untuk menutup labu walaupun labu tersumbat udara sebagai "sumber gaya hidup" dapat masuk ke dalam labu. Dengan percobaan ini Pasteur berhasil menumbangkan teori generatio spontanea.
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biolog
Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang – orang yang ragu terhadap kebenaran
paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
a). Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)
Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :
· Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
· Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka. · Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Danhasilnya
sebagai berikut:
· Stoples I : daging tidak busuk dan tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat. · Stoples II : daging tampak membusuk dan ditemukan banyak larva/ belatung lalat. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.
b). percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.
c). Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu.
Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup
lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh
mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan : 1. Omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.
2. Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana saja.
3. Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia.
4. Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1974419-teori-biogenesis/
Lazzaro Spallanzani
Francesco Redi
Lahir 10 Januari 1729 Scandiano 18 Februari 1626 Arezzo Wafat 12 Februari 1799 (umur 70) Pavia 1 Maret 1697 (umur 71) Pisa Warganegara Italia Tuscany
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut diatas ?
Jawab :
Yang menjadi penyebab terjadi perubahan kaldu pada percobaan tersebut adalah karena adanya perkembangbiakan dari mikroorganisme yang masuk bersama udara.
2. Darimanakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu tersebut ?
Jawab :
Pada kaldu yang tidak tertutup, makhluk hidup berasal dari udara bebas, karena makhluk hidup ini diterbangkan oleh angin bersama debu, sedangkan pada tebung yang tertutup makhluk hidupnya berasal dari kaldu sebelum dimasukkan ke dalam tabung.
3. Perubahan kaldu pada percobaan tersebut diatas terjadi pada tebung yang diperlakukan bagaimana? Mengapa bisa terjadi demikian?
Jawab :
Perubahan kaldu terjadi pada tabung yang tidak diberi perlakuan, tidak dididihkan, dan tidak ditutup. Perubahan pada tabung yang tidak diberi perlakuan terjadi karena terdapat mikroorganisme pada air kaldu yang tidak dididihkan dan juga berasal dari udara bebas yang terbawa angin bersama debu. Jika kaldu tidak dididihkan maka mikroorganisme yang berasal dari air kaldu tersebut tidak mati sehingga terjadi perubahan pada air kaldu. Dan walaupun sudah dididihkan untuk membunuh mikroorganisme yang ada dalam air kaldu, tetapi tidak ditutup, maka pada air kaldu tersebut akan dimasuki mikroorganisme yang berasal di udara
bebas, sehingga tejadi perubahan air kaldu, baik dalam warna, rasa, maupun bau.
4. Pada tebung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau?
Jawab :
Pada tebung yang sudah dididihkan lalu ditutup erat tidak terjadi perubahan, karena makhluk sebeelumnya sudah mati karena kaldu sudah
dididihkan dam mikroorganisme yang berasal dari udara bebas tidak dapat masuk ke dalam air kaldu yang telah ditutupi dengan erat.
5. Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara tiba-tiba akan muncul makhluk hidup baru?
Jawab :
Dari bahan kaldu itu secara tiba-tiba tidak akan muncul makhluk hidup baru karena dari hasil percobaan Lazarro Spallanzani menyimpulkan bahwa makhluk hidup tidak berasal dari benda mati.
6. Hasil percobaan diatas dapat dapat digunakan sebagai bukti yang kuat unutk menyangkal pendapat Generatio Spontanea? Jelaskan.
Jawab :
Masih belum bisa, karena menurut pendapat para pendukung teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea bahwa untuk dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup, sementara pada percobaan Spallanzani tidak melakukan gaya hidup untuk melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan tersumbat rapat-rapat.