• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN POLA TABUHAN GENDANG REBANA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH ASNIAH NIM F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN POLA TABUHAN GENDANG REBANA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH ASNIAH NIM F"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN POLA TABUHAN GENDANG REBANA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH

ASNIAH NIM F09112009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2014

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN POLA TABUHAN GENDANG REBANA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP

ARTIKEL PENELITIAN

Asniah NIM. F09112009

Disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Imam Ghozali, M.Pd. Imma Fretisari, M.Pd. NIP. 196808172006041001

Disahkan oleh

Dekan FKIP UNTAN Ketua Jurusan PBS

Dr. H. Martono, M.Pd. Drs. Nanang Heryana, M.Pd. NIP. 196803161994031014 NIP 196107051988101001

(3)

PENINGKATAN KETERAMPILAN POLA TABUHAN GENDANG REBANA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP

Asniah, Imam Ghozali, Imma Fretisari Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik

Email: Asniah@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan dari penelitian (1) Pendeskripsian proses peningkatan

keterampilan pola tabuhan gendang rebana dengan metode demontrasi pada pembelajaran seni musik siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Sungai Kunyit. (2) Pendeskripsian hasil peningkatan keterampilan pola tabuhan gendang rebana dengan metode demontrasi pada pembelajaran seni musik siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Sungai Kunyit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sifat penelitian kualitatif. Disiklus 1 nilai siswa rata-rata 67,14 di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus II nilai siswa dalam pembelajaran pola tabuhan gendang rebana meningkat menjadi nilai rata-rata 77,23 di atas Kriteria Ketuntasan Minimal. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan proses dan hasil belajar peningkatan keterampilan pola tabuhan gendang rebana pada materi pembelajaran seni musik pada siswa kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak tahun pelajaran 2013/2014 dengan hasil baik.

Kata Kunci: pola tabuhan, gendang rebana.

Abstract: The purpose of the study Descriptions of process improvement skills

tambourine drum beat pattern with the demonstration method of learning the art of music students of class VII A SMP 4 Turmeric River. This study used a descriptive method with the type of Classroom Action Research (CAR), the nature of qualitative research. This study passes through the stages of the process as much as two cycles. In the second cycle students in the learning value pattern tambourine drum beat increased to an average value of 77.23 in the above criteria Minimal completeness. With the increase in the beat pattern skills at a seventh grade students of SMP Negeri 4 Turmeric River District Pontianak through the medium of musical instruments drum tambourine. Based on the results of research and discussion that has been submitted, it can be summed up some of the following, The learning process improvement skills tambourine drum beat patterns on the material learning the art of music in class VII C SMP 4 Sungai Turmeric Pontianak District 2013/2014 school year with good results.

Keywords: wasp patterns, drum tambourine.

(4)

etiap proses pembelajaran menghendaki kemajuan khususnya kualitas pembelajaran seni budaya yang harus diajarkan kepada siswa, karena mata pelajaran seni budaya memiliki kedudukan yang sama dengan mata pelajaran yang lain. Undang-undang sistem pendidikan RI Nomor 20 tahun 2003 bertujuan agar semua peserta didik diharap menjadi manusia beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab. Pendidikan kesenian merupakan satu di antara pembelajaran di sekolah yang mewadahi tujuan-tujuan dalam pendidikan.

Pendidikan seni juga berfungsi sebagai wadah ekspresi, komunikasi, pengembangan kemampuan berpikir serta mempunyai kemampuan menghargai karya seni budaya. Keberhasilan suatu pembelajaran tidak hanya bergantung pada guru saja, tetapi juga dapat dilihat dari kurikulum yang berlaku karena kurikulum merupakan awal dari perencanaan ketika seorang guru hendak mengajar, dan kurikulum sebuah perangkat kurikulum harus memiliki tujuan isi dan bahan pelajaran, serta cara yang dapat digunakan sebagai acuan utama penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.

Kurikulum 2013 merupakan penjabaran dari kompetensi inti kompotensi inti pertama berisi sikap religius, yang kedua berkenaan dengan sikap personal dan sosial, kompetensi ketiga berkenaan dengan muatan pengetahuan, fakta, konsep, prinsip sedangkan kompetensi inti keempat berkenaan dengan penerapan keterampilan. Triana (2013:44).

Pembelajaran yang disampaikan pada siswa dalam materi ini adalah gendang rebana. Beberapa alat musik gendang rebana asal Sambas antara lain (1) tahar (tar), (2) ketipung (beruas), (3) Gendang dan sebagainya. Gendang Rebana merupakan alat musik tradisional Melayu yang dimainkan dengan cara dipukul setelah melalui proses penyidakkan Rebana terbuat dari pohon yang berkualitas baik dan tali rotan sebagai alat bantu pengikat. Gendang Rebana merupakan alat musik yang dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Cahyanto,dkk (2008:35) memaparkan, musik-musik yang terdapat di Aceh, Sumatra Barat, dan Riau mendapat pengaruh dari masuknya para pedagang yang beragama Islam. Daerah-daerah tersebut memiliki masuk tradisional dengan alat musik yang khas, yaitu Gendang Rebana.

Gendang rebana digunakan masyarakat Melayu untuk mengiringi suatu pertunjukan adat dan tarian Melayu di daerahnya. Gendang Rebana pada umumnya dimainkan dalam posisi duduk dilantai dengan melipat kedua belah kaki ke depan (bersila), rebana diletakkan atas paha sebelah kiri dengan posisi Rebana agak serong ke arah kanan. Gendang Rebana bagian belakang disandarkan pada tubuh bagian kiri dan tangan kiri menempel pada bagain atas rebana, di samping itu, ada juga rebana yang dimainkan dalam posisi duduk di kursi, rebana diletakkan atas paha sebelah kiri posisi rebana agak serong ke arah kanan. Rebana bagian belakang bersandar pada tubuh bagian kiri dan tangan sebelah kiri menempel pada bagian atas rebana. Pada umumnya gendang rebana tiap-tiap daerah di Kalimantan Barat

S

(5)

memiliki kesamaan dari segi warna bunyi (timbre) yaitu „dung‟ dan „tang‟. Gendang rebana dapat di klasifikasikan sebagai alat musik membranophon

yang merupakan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari selaput atau kulit yang dibentangkan. Di sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Sungai Kunyit mulai tahun ajaran 2014/2015 menggunakan kurikulum 2013. Satu di antara mata pelajaran seni budaya. Dalam mata pelajaran seni budaya diajarkan juga tentang materi pola tabuhan gendang rebana.

Berdasarkan observasi hasil belajar dari kelas VII A, VII B, VII C, dan VII D, hanya VII C Yang hasil latihan gendang rebana yang nilainya rendah, sedangkan untuk kelas yang lain nilai praktik gendang rebana hampir semua siswa mendapat nilai diatas KKM yaitu di atas nilai 70. Dengan alasan inilah peneliti berinisiatif untuk meneliti kelas VII C. Peneliti berusaha untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berlatih pola tabuhan gendang rebana. Namun pada ptaktiknya masih banyak siswa yang belum bisa memainkan pola tabuhan gendang rebana. Siswa masih kaku dalam memegang gendang rebana, pola tabuhan yang dipraktikan siswa masih tidak beraturan, siswa asal bergendang saja.

Kemudian permasalahan yang lain yaitu media yang ada di sekolah seperti gendang rebana hanya ada empat, sehingga siswa harus bergantian menggunakannya. Dalam melaksanakan latihan pola tabuh gendang rebana di SMP Negeri 4 Sungai Kunyit khususnya kelas V11 C, guru melatih siswa dengan cara satu kelas praktik secara bersama-sama dengan dibimbing oleh guru, siswa yang menggunakan gendang rebana sebanyak empat orang, duduk dibarisan depan. Sedangkan siswa yang lain karena tidak mempunyai gendang rebana, mereka cukup menggunakan tangan mereka sebagai gendang rebana, dengan cara telapak tangan kiri dibuka lalu telapak tangan kanan untuk bergendang, seolah-olah seperti gendang rebana. Siswa secara bergantian menggunakan alat musik gendang rebana, karena untuk tampil secara kelompok. Dengan demikian diharapkan dengan cara seperti ini siswa dapat terampil dalam mendemontrasikan pola tabuh gendang rebana.

Peneliti menggunakan metode demonstrasi dengan alasan ingin membuat peserta didik aktif dan mengetahui pola tabuhan gendang rebana. Penggunaan model pembelajaran dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran seni musik diharapkan dapat mengembangkan potensi belajar dengan baik. Hal ini nantinya akan mengarahkan suatu pembelajaran yang dapat dipahami tidak hanya guru, tetapi bagi siswa serta memberikan nilai-nilai positif, dan akhirnya akan membuat siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran. Pendekatan metode demonstrasi tidak hanya mendukung peningkatan keterampilan siswa dengan hanya memainkan tetapi dapat meningkatkan kreatif siswa sesuai dengan kemampuan diri sendiri. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengangkat masalah ini lebih lanjut dalam bentuk penelitian yaitu Meningkatkan Keterampilan Pola Tabuhan Gendang Rebana dengan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Seni Musik Siswa Kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit.

(6)

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dikarenakan peneliti ingin memaparkan serta menganalisis objek dalam penelitian sesuai dengan fakta-fakta yang nyata. Menurut Sukardi, (2011:159) “Peneliti deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat”. Menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2006:274) mengatakan analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian dan hubungannya dengan keseluruhan. Dalam penelitian ini data serta informasi yang nantinya didapat akan diuraikan dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angka-angka. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan. Dalam penelitian ini digunakan penelitian tindakan karena dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja guru sehingga ketrampilan siswa dalam mendemontrasikan gendang rebana meningkat. Penelitian tindakan dengan memperbaiki cara guru menerapkan kegiatan pembelajaran sehingga menimbulkan keaktifan siswa bermain musik.

Sesuai pendapat Wiriaatmadja (2012:12) penelitian tindakan merupakan kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan dengan melakukan tindakan dalam pembelajaran. Bentuk penelitan kualitatif digunakan karena dalam mendeskripsikan data pada saat melakukan penganalisisan dilakukan dengan cara penguraian dalam bentuk kata-kata tertulis dengan tidak mengutamakan pada angka-angka. Selain itu, peneltian ini lebih mengutamakan pada kedalaman penghayatan, mengamati fenomena yang nyata serta berinteraksi langsung antar objek yang nantinya akan dikaji. Tujuan penelitian kualitatif ini dipergunakan ialah untuk menenmukan pola-pola yang mungkin dapat dikembangkan kembali menjadi teori-teori yang baru, dengan demikian penelitian kualitatif bukanlah untuk menguji hipotesis yang didasarkan pada teori tertentu melainkan didapat berdasarkan atas data dan fakta di lapangan. Darmadi (2011:19)

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Kualitatif adalah penyajian data maupun analisis data dan kesimpulan dalam penelitian ini disampaikan dalam bentuk kalimat dan uraian. Berdasarkan judul penelitian “Peningkatan Ketrampilan Pola Tabuhan Gendang Rebana dengan Metode Demontrasi Pada Pembelajaran Seni Musik Siswa kelas V11 C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit.” Maka peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran tidak hanya digambarkan melalui kata-kata, tetapi dari pengamatan tersebut kemudian dianalisis secara sistemmatis sehingga dapat diketahui sebagai perencanaan, proses dan hasil yang dilakukan oleh guru Seni Budaya di SMP Negeri 4 Sungai Kunyit. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas V11 SMP Negeri 4 Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak. Sekolah ini berlokasi Jalan Raya Gang SMP Sungai Kunyit. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit. Jumlah siswa ada 21 orang, terdiri dari 9 siswa

(7)

laki-laki dan 12 siswa perempuan. Dalam penelitian tindakan kelas sumber data didapatkan dari siswa langsung ketika berlangsung uji keterampilan pola tabuhan gendang rebana kepada siswa.

a. Observasi

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan dalam hal ini peneliti telah melakukan observasi awal yaitu pada tanggal 5-7 Maret 2014 yang dilakukan adalah observasi langsung kelas VII C di SMP Negeri 4 Sungai Kunyit. Hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran meliputi keterampilan siswa dalam memainkan pola tabuhan gendang rebana.

b. Tes Unjuk Kerja (Praktik)

Tes unjuk kerja keterampilan adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam memainkan pola tabuhan gendang rebana. Kegiatan tes ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap pembelajaran yang telah dipelajari melalui pemberian tes praktik. Pada proses pembelajaran seni musik dengan materi pola tabuhan gendang rebana, dalam pengambilan nilai siswa mendemonstrasikan materi yang diajarkan.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: a. Pedoman Observasi

Observasi yang merupakan lembar catatan yang telah dibuat dan disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Lembar observasi ini akan diisi guru (guru Seni Budaya) untuk melihat keberhasilan peneliti dalam proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi siswa kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kesesuaian proses pembelajaran yang telah direncanakan untuk digunakan sebagai bahan refleksi.

b. Tes Unjuk Kerja Keterampilan (Praktik)

Dalam penelitian ini lembar unjuk kerja yang digunakan berupa praktik memainkan pola tabuhan gendang rebana. Indikator yang digunakan

dalam pengambilan nilai keterampilan adalah (1) Kesesuaian dalam pukulan pola tabuhan gendang rebana. (2) Terampil dalam pukulan gendang rebana (3) Kompak dalam kelompok.

Keabsahan data perlu dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar objektif sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitan ini teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi teknik dan ketekunan. Triangulasi teknik untuk mengjuji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber data yang berbeda. (Sugiyono,2012:274). Pada penelitian di kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit peneliti menggunakan teknik. Tringulasi triangulasi teknik dipergunakan untuk mengecek data yang diperoleh melalui teknik observasi dan tes unjuk kerja siswa dalam keterampilan pola tabuhan gendang rebana. Data yang diperoleh dari hasil penelitian selama siklus 1 dan siklus II dan pertemuan hasil dengan wawancara, lalu

(8)

dicek dengan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Reduction (reduksi data)

Data reduction yaitu peneliti merangkum semua informasasi yang diperoleh selama penelitian. Dari merangkum kemudian peneliti memfokuskan kehal-hal penting, sehingga ditemukan pola dan tema penelitian. Kegiatan reduksi data merupakan langkah awal peneliti dalam mengindentifikasi masalah dan temuan peneliti. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini. b. Data Display (penyajian data)

Data display yaitu peneliti melakukan penyajian data dengan membuat uraian singkat, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks.

c. Verifikasi/membuat simpulan

Verifikasi yaitu peneliti mulai melakukan kesimpulan tersebut harus diverifikasi secara terus menerus sehingga dihasilkan kesimpulan akhir

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ini akan dijabarkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan pola tabuhan gendang rebana dengan pada pembelajaran khususnya seni musik, pada siswa kelas VII adapun temuan-temuan lain yang diperoleh peneliti dilapangan adalah sebagai berikut. SMP Negeri 4 Sungai Kunyit berdiri pada tanggal 14 Maret 2010, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Indonesia. Sekolah ini berada dilokasi Jalan Raya Gang SMP 4 Sungai Kunyit . Sekolah ini berada tidak jauh dari jalan raya ada sekitar 100 meter. SMP Negeri 4 Sungai Kunyit baru dibangun pada tahun 2010.

Sejak awal berdirinya SMP Negeri 4 Sungai Kunyit ini, proses dalam kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di sekolah ini, dengan sarana dan prasarana yang belum memadai. Akan tetapi walaupun adanya keterbatasan sarana dan prasarana, sekolah ini berusaha untuk membangun fasilitas seadannya. Pergantian kepala SMP Negeri 4 Sungai Kunyit, telah mengalami dua kali pergantian kepala sekolah. Kepala Sekolah yang sekarang adalah H. Edy Supardi, S.Sp, M.Ma. Selain itu sekolah ini pernah mendapatkan lomba kebersihan dengan memperoleh juara I tingkat sekabupaten Mempawah. SMP Negeri 4 Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah dapat digambarkan secara rinci tentang keadaan fisik sekolah.

Keadaan fisik tersebut terbagi beberapa ruang, adapun ruang-ruang tersebut adalah: (1) Ruang kepala sekolah yang dilengkapi dengan penerangan listrik, kipas angin, satu set kursi tamu, seperangkat komputer, dan perlengkapan lain yang menunjang kegiatan kepala sekolah. (2) Ruang wakil kepala sekolah yang dilengkapi dengan penerangan listrik, kipas angin dan perlengkapan lain yang menunjang kegiatan wakil kepala sekolah. Ruang wakil kepala sekolah bergabung dengan ruang guru, hanya ada ruang kecil

(9)

yang hanya cukup untuk dua orang. (3) Ruang guru yang dilengkapi dengan penerangan listrik, kipas angin, meja dan kursi masing-masing untuk guru duduk, serta perlengkapan lain yang menunjang kegiatan guru. (4) Ruang UKS yang dilengkapi dengan penerangan, tempat tidur ukuran nomor tiga, kursi dan meja, tempat kotak obat. (5) Ruang musolah dilengkapi dengan kipas angin, penerangan listrik, sajadah, alquran, dan meja duduk untuk siswa belajar mengaji. (6) Ruang laboratorium dilengkapi dengan penerangan listrik, serta alat-alat yang lain untuk menunjang kegiatan guru mipa. (7) Ruang perpustakaan dilengkapi dengan penerangan listrik, buku paket serta perlengkapan lain untuk menunjang kegiatan siswa dan guru. (8) Ruang kesenian tidak ada, dalam mengadakan proses belajar mengajar terutama proses kegiatan latihan, dilakukan di dalam kelas. (9) Kantin sekolah berada dibelakang sekolah, kantin tersebut berjumlah empat ruang yang kecil. (1 ) Lapangan sepak bola, dan lapangan volly, alat olah raga, bola volly, bola sepak, serta alat olah raga yang lain untuk menunjang kegiatan siswa.

Kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 4 Sungai Kunyit, adalah kurikulum 2013, yang terdiri dari Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator. Sejak berlakunya kurikulum 2013 sekolah SMP Negeri 4 Sungai Kunyit sudah melaksanakannya di semester 1 mulai bulan Juli 2014. Mata pelajaran seni budaya mendapatkan tiga jam pelajaran (3 x 40) menit. Proses pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 4 Sungai Kunyit, belum dapat berjalan secara optimal karena faktor dari fasilitas yang kurang memadai. Seperti alat musik gendang rebana, dari sekolah hanya menyediakan empat buah alat musik gendang rebana, sehingga siswa secara bergantian berlatih untuk menggunakannya. Ketersedian waktu untuk latihan gendang rebana masih kurang, karena pembelajaran seni musik memerlukan waktu yang lebih untuk guru menyampaikan materi gendang rebana.

Gendang rebana baru pertama kali siswa mempelajari teknik bermain alat musik gendang rebana. Karena keterbatasan waktu tersebut menyebabkan proses belajar mengajar menjadi kurang efektif. Pembelajaran seni musik terutama dalam pembelajaran gendang rebana, keterampilan memainkan alat musik gendang memerlukan waktu yang sangat lama, paling tidak satu siklus dua kali pertemuan. Pembelajaran ini merupakan merupakan penerapan dari silabus mata pelajaran seni budaya, yang di dalamnya terdapat Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu, 3.3. Memahami teknik bermain musik sederhana secara perorangan dan kelompok. 4.3. Memainkan instrumen musik sederhan secara peorangan dan kelompok. Indikator Pencapain Kompetensi yaitu, 2.2.1. Menjelaskan teknik bermain musik sederhana secara perorangan. 3.3.2. Mengindentifikasi contoh bermain musik pola tabuhan gendang rebana.

Dari hasil penelitian di SMP Negeri 4 Sungai Kunyit, guru seni budaya telah membuat kelengkapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sehingga dapat disesuaikan dengan keadaan fisik sekolah dan daerah setempat. Materi-materi yang diajarkan kepada siswa yaitu, seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama. Peneliti melaksanakan penelitian materi yang disampaikan adalah materi seni musik, materi seni musik tersebut adalah

(10)

Pola Tabuh Gendang Rebana. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, untuk itu diperlukan struktur organisasi sekolah sehingga dapat diketahui dengan jelas kepada siapa seorang guru mempertanggungtawabkan hasil kerjanya. Organisasi di SMP Negeri 4 Sungai Kunyit terdiri atas, kepala sekolah yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh wakil kepala sekolah, kemudian bidang kurikulum, bidang kesiswaan, dan bidang sarana dan prasarana. Kepala sekolah juga dibantu oleh koordinator bidang mata pelajaran, wali kelas, serta guru bidang studi lainnya. Kemudian kepala sekolah dibantu juga oleh epala tata usaha beserta staf, dan bendahara. Keterampilan mengajar merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru, sebelum memulai pelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaan tercapai dengan baik. Adapun komponen keterampilan mengajar adalah sebagai berikut: ( 1 ) Membuka pelajaran dan menutup pelajaran. ( 2 ) Mengadakan variasih. ( 3 ) Memberikan penguatan. ( 4 ) Penyampaian materi. ( 5 ) Memberikan dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Di bawah ini merupakan gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran seni musik dengan metode demonstrasi di SMP Negeri 4 Sungai Kunyit siswa kelas VII C. Pelaksanaan pembelajaran pola tabuhan gendang rebana, dijabarkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Adapun pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan kelas siklus I dapat diuraikan sebagai berikut, A. Siklus I

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus, adapun waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

1. Pembelajaran pada siklus I peneliti melaksanakannya sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama guru menjelaskan materi gendang rebana. Pertemuan kedua guru melatih siswa cara menggunakan gendang rebana. Alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya, setiap pertemuan alokasi waktu 3 x 40 menit. Tindakan-tindakan pembelajaran seni budaya materi seni musik pada siklus I sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. (2) Menyusun lembar instrumen untuk penilaian siswa pada waktu proses belajar mengajar berlangsung. (3) Menyiapkan peralatan gendang rebana untuk kegiatan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. (4). Mempersiapkan soal tes untuk siklus 1, tes berupa tes lisan dan pedoman penskoran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan. Pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan mulai tanggal 14 Juni sampai 21 Juli 2014. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat musik gendang rebana, terlebih dahulu guru mendemonstrasikan cara memainkan pola tabuhan gendang rebana kemudian siswa mengikuti. Pada saat proses pembelajaran, yang melakukan tindakan adalah guru. Materi yang disampaikan pola tabuh gendang rebana. Guru memberi penjelasan materi tentang pola tabuhan gendang rebana. Cara memainkan gendang rebana dengan cara dipukul, dengan kedua belah tangan pada bagian yang ditutupi

(11)

kulit. Pukulan tangan pada bagian tengah gendang rebana akan menghasilkan bunyi “Dung”, sedangkan pukulan tangan pada pinggir alat musik gendang rebana menghasilkan suara “Tang”. Setelah guru menjelaskan materi pola tabuh gendang rebana, guru mendemonstrasikan musik gendang rebana, siswa mengikuti dan mempraktikan secara langsung. Pada siklus I sebagian siswa masih belum terampil dalam memainkan gendang rebana ini. Siswa belum terampil dikarenakan mereka baru kali ini menggunakan alat musik rebana. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan tentang materi alat musik rebana. Rebana adalah alat musik tradisional masyarakat Melayu. Alat musik ini termasuk dalam musik instrumen pukul, seperti gendang dan gamelan. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan antusias. Selanjutnya siswa belajar memainkan gendang rebana dengan bimbingan guru. Pada pertemuan pertama masih banyak siswa yang belum menguasai teknik cara memukul alat musik gendang rebana, sehingga nada yang dihasilkan tidak sesuai masih rebana.

c Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus I, Permasalah yang terjadi pada siklus I adalah: (1) Siswa masih banyak yang kurang mengerti dalam teknik memainkan alat musik gendang rebana, sehingga memerlukan bimbingan dari guru dalam berlatih. (2). Alat musik gendang rebana yang dimiliki SMP Negeri 4 Sungai Kunyit Ada empat gendang rebana, sehingga siswa secara bergantian memainkannya. (3). Waktu yang digunakan untuk berlatih masih kurang sehingga ada sebagian siswa yang belum bisa dalam memainkan gendang rebana. Untuk memperbaiki permasalah dalam pembelajaran pola tabuh gendang rebana pada siklus II antara lain: (1). Guru memberi bimbingan pada siswa dalam berlatih pola tabuhan gendang rebana, terutama pada siswa yang belum mengerti. (2) Guru berusaha untuk meminta bantuan pada kepala sekolah, supaya mengusahakan untuk membeli gendang rebana. (3). Guru memberikan dorongan semangat kepada siswa yang belum mengerti, bagi siswa yang sudah bisa memainkan gendang rebana agar bersedia untuk membimbing temannya. (4). Metode demonstrasi memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan keterampilan itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif. (5). Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam

pelajaran lain.

Tabel 1

Hasil Unjuk Kerja Siklus 1

No Nama Siswa Keterampilan Kesesuaian Nilai Pola tabuhan (50) Pola Tabuhan (50)

(12)

2. Aisah Wati 40 30 70 3. Dea Putri 35 35 70 4. Fatimah 30 30 60 5. Gustiasari 30 30 60 6. Hari Kuncoro 40 30 70 7. Intan Sari 35 35 70 8. Lola Amelia 40 35 75 9. Maidi Yanti 30 30 60 10. Miranti 40 30 70 11. Muhammad 40 35 75 12. Muhardianto 35 35 70 13. Munisa Sari 30 30 60 14. Ramadhani 40 35 75 15. Revita 30 30 60 16. Senoaji 40 35 75 17. Syahrul Gunawan 30 30 60 18. Sahril Ramadhan 30 30 60 19. Sahrani 35 30 75 20. Tuti Hartuti 35 35 70 21. Turina 35 30 65 Jumlah 1410 Rata-Rata 67,14 B. Siklus II a. Tahap Perencanaan

Perencanaan pada siklus II dilakukan dengan memperhatikan refleksi yang diperoleh pada siklus I. Pada siklus II, guru melakukan beberapa perubahan diantarannya: (1) Guru lebih meningkatkan bimbingan kepada siswa yang belum mengerti memainkan alat musik gendang rebana. (2) Guru harus menggunakan waktu secara efisein agar pembelajaran gendang rebana lebih efektif. (3) Guru harus terampil melakukan metode demonstrasi. (4) Melengkapi sumber, alat, dan media pembelajaran yang diperlukan untuk demonstrasi. (5) Membuat rancangan dan persiapan demonstrasi sebaik mungkin. (6) Memberikan arahan agar siswa memahami pentingnya kerjasama pada saat latihan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus II, guru mengingatkan kembali tentang pembelajaran materi gendang rebana pada siklus I. Pada siklus II guru akan menyampaikan materi yang akan dipelajari, yaitu mendemonstrasikan pola tabuhan gendang rebana. Terlebih dahulu guru mendemonstrasikan didepan kelas, cara memainkan pola tabuhan gendang rebana. Kemudian siswa mengikuti latihan dengan dibimbing guru. Siswa diberi kesempatan untuk latihan. Setelah

(13)

waktu latihan habis, siswa diminta oleh guru untuk mempersentasikan gendang rebana dengan cara diacak untuk tampil kedepan. Guru mengamati siswa yang sedang mendemonstrasikan pola tabuhan gendang rebana. Selanjutnya siswa diminta guru untuk membentuk kelompok, yang terdiri empat orang dalam satu kelompok. Siswa diberi kesempatan lagi dengan latihan secara perkelompok. Setelah waktu latihan habis, siswa diminta untuk mendemonstrasikan pola tabuhan gendang rebana dengan kelompoknya masing-masing. Pada saat mendemonstrasikan alat musik gendang rebana di depan kelas, setiap anggota kelompok sudah semakin kompak, pola tabuhan gendang rebana sudah baik dan benar. Walaupun masih ada beberapa yang belum bisa cara memainkannya dengan benar. Dari hasil penilaian nilai siswa diatas nilai KKM. c. Tahap Observasi

Tahap observasi pada siklus II sama dengan tahap siklus I, yaitu mengisi lembar observasi yang telah disediakan dan aktivitas siswa dilakukan dengan memberikan catatan-catatan penting. Observasi terhadap aktivitas siswa, pada proses pembelajaran seperti aktivitas saat pembelajaran, keaktifan siswa terhadap berlatih secara perkelompok. Dari hasil observasi yang dilakukan akan dijadikan bahan untuk tahap refleksi.

d Refleksi

Refleksi dilakukan oleh guru setelah dilakukannya tindakan pada siklus II. Dari hasil refleksi siklus II , tindakan yang dilakukan dengan latihan mendemonstrasikan pola tabuhan alat musik gendang rebana, dengan teknik yang benar dapat meningkatkan keterampilan pola tabuhan gendang rebana dengan metode demontrasi pada pembelajaran seni musik siswa kelas VII SMP Negeri 4 Sungai Kunyit. Berdasrkan hasil refleksi siklus II, maka penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Siklus II telah mengalami peningkatan keterampilan siswa serta hasil belajar siswa telah mencapai nilai KKM.

Tabel 2

Hasil Unjuk Kerja Siswa Siklus II

.No Nama Siswa Keterampilan Kesesuaian Nilai Pola Tabuhan (50) Pola Tabuhan (50)

1. Abdillah 40 35 75 2. Aisyah 40 40 80 3. Dea Putri 40 40 80 4. Fatimah 40 35 75 5. Gustia Sari 35 35 70 6. Hari Kuncoro 40 35 75 7. Intan Sari 35 35 70 8. Lola Amalia 42 40 82 9. Maidi Yanti 40 35 75 10. Miranti 45 40 85

(14)

11. Muhammad 43 42 85 12. Muhardianto 40 40 80 13. Munisa Sari 40 35 75 14. Ramadhani 40 40 80 15. Revita Anggraini 40 35 70 16 Seni Aji 40 40 80 17 Syahrul Gunawan 40 35 75 18 Sahril Ramadhan 40 35 75 19. Sahrani 40 40 80 20. Tuti Hartuti 40 40 80 21. Turina 40 35 75 Jumlah 1622 Nilai Rata-Rata 77,23 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit tahun ajaran 2013 sampai 2014, maka pada penelitian ini dibahas mengenai hal pokok yang menjadi tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan keterampilan pola tabuhan gendang rebana. Peneliti telah melakukan serangkaian penelitian sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan pola tabuhan gendang rebana dengan metode demonstrasi pada pembelajaran seni musik siswa kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit. Adapun proses dari penelitian ini peneliti menyampaikan tentang pelaksanaan dengan menggunakan meode demonstrasi sudah dilakukan.

1. Proses siklus 1

Pada pelaksanaan siklus I peneliti menyampaikan materi tentang pola tabuhan gendang rebana. Setelah itu peneliti memberikan tes lisan kepada siswa. Kemudian siswa dilatih oleh guru untuk memainkan pola tabuhan gendang rebana. Pada siklus I metode demonstrasi ini yang digunakan belum berhasil, dikarenakan siswa belum terampil dalam memainkan pola tabuhan gendang rebana.

2. Proses siklus II

Pada siklus II peneliti masih menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran pola tabuhan gendang rebana. Pada siklus II ini peneliti berhasi menggunakan metode demonstrasi, karena siswa hasil belajar latihan menggunakan alat musik gendang rebana sudah terampil dan benar. Kemampuan penilaian keterampilan siswa dilihat pada proses siswa melakukan komponen-komponen psikomotor yaitu: (a). Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. (b) Siswa dapat menyesuaikan antara teori dan praktek. (c) Siswa aktif mengamati pembelajaran pola tabuhan gendang (d) Siswa mendemontrasikan alat musik gendang rebana.

Peningkatan keterampilan siswa dalam memainkan pola tabuhan gendang rebana selama pelaksanaan tindakn antara lain dapat dilihat pada peningkatan

(15)

dari hasil tes unujuk kerja siswa. Berikut adalah pembahasan tiap aspek penelitian:

Hasil Tes Keterampilan Siswa

Hasil tes keterampilan siswa dilakukan dengan praktik langsung teknik memainkan pola tabuhan gendang rebana dengan benar. Pada siklus 1 siswa mempraktikan teknik dasar pola tabuhan gendang rebana, dimana siswa mendemonstrasikan satu persatu di depan kelas. Tes unjuk kerja siswa dilakukan dengan tujuan mengetahui keterampilan siswa dalam memainkan pola tabuhan gendang rebana. Pada siklus 1 siswa masih banyak yang belum menguasai cara memainkan pola tabuhan dengan baik. Cara siswa memainkan gendang rebana tidak beraturan, bunyinya sumbang dan juga penamplan siswa masih gugup, sehingga banyak yang salah dalam memainkan gendang rebana. Hal ini dikarenakan siswa baru pertama kali mempelajari cara memainkan pola tabuhan gendang rebana, sehingga memerlukan proses yang agak lama dalam belajar dan memerlukan bimbingan yang lebih dalam berlatih.

Pada saat latihan guru hanya fokus mendemonstrasikan di depan kelas dan sambil memperhatihan serta membimbing siswa yang belum terampil memainkan pola tabuhan gendang rebana. Pada siklus 1 didapat hasil unjuk kerja siswa dengan nilai rata-rata 67,14, sehingga guru melanjutkan kesiklus II. Pada tes unjuk kerja siklus II, terjadi peningkatan dari hasil tes keterampilan siswa. Sebagian siswa sudah dapat memainkan pola tabuhan gendang rebana dengan teknik yang baik, dan ada beberapa siswa yang sudah dikatakan sempurna dalam memainkan pola tabuhan. Guru mengubah metode pembelajaran dengan perkelompok sehingga mudah dalam membimbing siswa. Penampilan siswa dalam mendemonstrasikan pola tabuhan gendang rebana sudah baik dan benar.

Dari tes unjuk kerja siklus II didapatkan data rata-rata nilai 77,23. Dari hasil penelitian tindakan dan pembahasan, maka permasalahan yang telah dirumuskan tercapai. Dengan demikian peningkatan keterampilan pola tabuhan gendang rebana dengan metode demonstrasi pada pembelajaran seni musik siswa kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit, telah berhasil dengan hasil yang memuaskan.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut,

1. Proses belajar peningkatan keterampilan pola tabuhan gendang rebana pada pembelajaran seni musik pada siswa kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak tahun pelajaran 2013/2014 dengan hasil baik.

2. Hasil belajar peningkatan keterampilan pola tabuhan gendang rebana pada pembelajaran seni musik pada siswa kelas VII C SMP Negeri 4 Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak tahun pelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memainkan pola tabuh gendang rebana. Siklus I pembelajaran materi yang disampaikan belum berhasil dikarenakan, siswa belum terampil dalam berlatih musik gendang rebana. Sehingga nilai rata-rata siswa yaitu 67,14 dibawah KKM. Pada siklus

(16)

II materi yang disampaikan adalah mendemontrasikan pola tabuhan gendang rebana. Siswa mendemonstrasikan musik gendang rebana dengan hasil yang memuaskan, karena siswa sudah terampil dalam memainkannya. Nilai yang didapat siswa yaitu rata-rata 77,23 di atas nilai KKM.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Metode demonstrasi sangat tepat digunakan untuk siswa, karena memiliki keunggulan yang dapat memotivasi siswa, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Metode demontrasi dapat meningkatkan mutu bagi sekolah terutama dalam pembelajaran seni musik di SMP Negeri 4 Sungai Kunyit. 3. Guru mata pelajaran seni budaya harus terampil dalam melakukan metode demontrasi. 4. Siswa hendaknya dapat termotivasi dengan adanya metode demontrasi, serta selalu berupaya untuk meningkatkan hasil yang baik.

DAFTAR RUJUKAN

Abimayu. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Ali.1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Anwar (Fashimbillah) 2013. Musik Iringan Tari Kompang. Pontianak: Makalah FKIP UNTAN

Bance. 1984. Pengantar Pengetahuan Musik. Jakarta : CV. Baru Algesindo

Dinny,dkk. 2013. Modul Peningkatan Kompetensi Kebudayaa Bagi Guru Mata Pelajaran Seni Budaya SMP Kelas V11. Jakarta: Pusat

Pengembangan SDM Kebudayaan

Sjamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Putra Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Bandung : Alfabeta

Sujana. 1997. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukardi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Triana, dkk. 2013. Peningkatan Kompetensi Kebudayaan Bagi Guru Mata Mata Pelajaran Seni Budaya SMP Kelas V11. Jakarta : Pusat

Pegembangan SDM Kebudayaan

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengevaluasi kekonsistenan peubah-peubah yang masuk dalam model, dilakukan fitting model dengan resampling 30 kali menggunakan analisis diskriminan dan regresi

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara metode pembelajaran index card match dengan menggunakan kartu

Daya hambat optimum ekstrak alga merah Eucheuma spinosum diantara etanol dan kloroform dengan berbagai konsentrasi ekstrak terhadap bakteri Salmonella thypi ialah

3) Bagaimanakah nilai kadar aspal optimum yang didapat pada campuran laston dengan agregat standar dan agregat dari beton sisa tiang pancang dengan mutu K –

Pada Gambar 4.2 besarnya potensi penghematan pemakaian energi listrik pada sistem kelistrikan rumah tangga untuk kategori R-900 VA berdasarkan Tabel 4.8 pengeluaran tertinggi

Teknik penyambungan jaring selain digunakan untuk membuat alat tangakap, teknik ini juga digunakan untuk memperbaiki jaring. Yang perlu kita perhatikan.. dalam perbaikan pada jaring

[r]

Kerangka ketahanan pribadi dikembangkan dalam studi ini untuk mendukung pemahaman dan analisis proses konstruksi karakter pemuda melalui kegiatan keagamaan,