• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Basani Ias Febria Munthe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Basani Ias Febria Munthe"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ‘BERPIKIR-BERPASANGAN-BERBAGI’ TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK-POKOK BERITA

OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA GBKP KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh

Basani Ias Febria Munthe

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jelas pengaruh model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ dalam meningkatkan kemampuan menemukan pokok-pokok berita. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe dengan jumlah 102 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 siswa yang diambil secara homogen dengan random control-group design. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah penugasan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model one group pre-test post-test design dengan maksud untuk melihat pengaruh dari suatu penelitian

Kata Kunci: Pengaruh-Model Pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ - Menemukan pokok-pokok berita

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi yang dibutuhkan manusia. Salah satu kunci sukses dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa adalah ketepatan berbahasa. Tanpa bahasa manusia tidak akan dapat mengungkapkan segala yang ada dalam pikirannya. Oleh karena itu bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam sehari-harinya. Penggunaan bahasa yang tidak teratur akan menyulitkan pembaca atau pendengar untuk dapat memahami isi pesan yang disampaikan. Katepatan dan keteraturan dalam berbahasa itu tentu saja memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang luas dan mendalam mengenai ilmu kebahasaan.

Katerampilan berbahasa mencakup 4 segi yaitu menyimak (Listening Skill), berbicara

(Speaking Skill), membaca (Reading Skill), dan menulis (Writing Skill). Keempat

keterampilan ini berkaitan antara satu dengan yang lain. Jika ada yang berbicara tentu ada yang menyimak dan jika ada yang membaca tentu ada yang menulis. Keempat keterampilan ini merupakan kegiatan yang bersatu dalam mengajarkan Bahasa Indonesia sehingga out put

yang diharapkan siswa terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Artinya siswa dapat berbahasa dengan baik dan benar dalam kehidupan bermasyarakat, baik secara lisan dan tulisan.

(2)

2

Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang wajib diberikan di semua jenjang dan jalur pendidikan. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia dajarkan sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Keadaan ini membuat pelajaran Bahasa Indonesia hampir setiap tahun diajarkan dalam pendidikan sehingga dapat menimbulkan rasa jenuh bagi siswa yang mempelajarinya. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan model dalam pembelajaran untuk mengefektifkan atau menumbuhkan kembali ketertarikan para siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pembelajaran yang terdapat dalam bidang studi Bahasa Indonesia pada siswa SMP kelas VIII salah kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, yaitu mampu menemukan pokok - pokok berita (apa, siapa,di mana, kapan, mengapa dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton melalui radio/televisi. Hal ini terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan standar kompetensi memahami isi berita dari radio atau televisi. Dari kenyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setelah membahas ataupun mempelajari materi tersebut, siswa seharusnnya telah mampu menemukan pokok - pokok berita dari apa yang didengar ataupun dilihat. Akan tetapi, pada kenyataannya pembelajaran menemukan pokok-pokok berita melalui kegiatan menyimak terkadang terabaikan begitu saja. Cukup dengan membaca suatu wacana berita secara individual lalu menjawab pertanyaan seputar wacana berita tersebut kemudian pembelajaran menemukan pokok-pokok berita telah dianggap selesai. Hal ini disebabkan guru belum mampu menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Daryanto (2012:37), yang menyatakan, “Umumnya pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahan yang dimiliki guru kepada siswa dengan target tersampaikannya topik-topik yang tertuis dalam dokumen kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran.”

Berdasarkan wawancara awal peneliti dengan guru Bahasa Indonesia dan siswa SMP Swasta GBKP, lemahnya kemampuan siswa dalam menemukan pokok-pokok berita dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya faktor internal siswa, siswa kurang teliti, pemahaman akan pokok-pokok berita masih kurang, kondisi belajar, pengajar (guru) yaitu penyampaian materi ajar sehingga siswa kurang memahami. Kenyataan yang dilihat dalam proses belajar adalah siswa mengalami kesulitan dalam menemukan pokok-pokok berita karena kurang

(3)

3

menariknya metode belajar yang digunakan, sehingga siswa kurang termotivasi pada saat pemberian tugas menemukan pokok-pokok berita. Hal itu diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Gerda Eva Ningsih Munthe (2012) dengan judul skripsi “Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Tugas terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok Berita Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2011/2012”, dimana hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan menemukan pokok-pokok berita adalah 66,55.

Guru dituntut untuk mencari, memahami, dan menerapkan suatu pengajaran pokok-pokok berita sesuai dengan kebutuhan siswa dan yang tepat untuk mengarahkan siswa menemukan pokok-pokok berita yang disimak dengan menggunakan model pembelajaran yang tidak membosankan. Oleh karena itu, usaha yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menemukan pokok-pokok berita adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran menyadari hal tersebut, maka perlu adanya suatu pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinakan peserta didik untuk dapat menemukan pokok-pokok berita yang disimak melalui rekaman berita. Salah satu metode yang dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa secara optimal adalah mengubah suasana pembelajaran yang melibatkan siswa dan menghadapkannya pada pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran oleh rekan sebaya. Dalam pembelajaran kooperatif, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa juga bisa saling mengejar sesama siswa lainnya.

Sehubungan dengan upaya untuk mempermudah pembelajaran menemukan pokok-pokok berita maka diperlukan model pembelajaran yang tepat pada materi pokok-pokok tersebut sehingga siswa dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan. Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran Think Pair

and Share ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’.

Berita adalah laporan mengenai suatu peristiwa,kejadian, gagasan, pada waktu dan tempat tertentu yang benar-benar terjadi/berdasarkan fakta, menarik dan memiliki nilai penting yang dipublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa.

Kemampuan menemukan pokok-pokok berita adalah kemampuan, kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mendapatkan informasi yaitu pokok-pokok yang ada dalam suatu berita yaitu dengan menggunakan rumus 5W+1H yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pokok-pokok berita. Dengan demikian, guru diharapkan bisa menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan

(4)

4

kemampuan menemukan pokok-pokok berita terkait dengan 5W+1H, agar siswa dapat menemukan pokok-pokok berita secara tepat.

Untuk mampu menemukan pokok-pokok berita seperti di atas diperlukan faktor pendukung kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah model yang digunakan guru. Model dimaksudkan yaitu model yang dapat mengarahkan aktivitas belajar pada proses pemahaman secara utuh yang memungkinkan siswa dapat menguasai substansi kajian secara komprehensif yang kemudian dapat menanamkan tanggung jawab pada tiap siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Model yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model cooperative yaitu model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ merupakan salah satu cara belajar alternatif yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pokok-pokok berita karena model pembelajaran tipe ini akan memancing siswa untuk lebih aktif dan berpikir kritis, siswa diberikan kesempatan lebih banyak untuk mencari sendiri pemecahan masalah dengan kerjasama dalam kelompok yang lebih kecil sehingga mereka lebih mudah memahami materi yang diberikan dan proses belajar yang selama ini biasanya didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi tidak terjadi lagi.

Penerapan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ dalam pengajaran menemukan pokok-pokok berita diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa menemukan pokok-pokok berita. Model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ yang secara umum mengombinasikan hasil pikiran individu yang selanjutnya didiskusikan dengan siswa lainnya secara berpasangan. Diharapkan dengan pengajaran seperti ini, dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa menemukan pokok-pokok berita. Model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ memungkinkan siswa untuk saling bertukar pikiran antarsatu sama lainnya dalam satu kelompok untuk menentukan pokok-pokok berita yang mereka temukan.

Berdasarkan kerangka berfikir sebagaimana diberikan di atas, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran menemukan pokok-pokok berita dengan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ akan memberikan peningkatan minat dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul penelitian terkait dengan “Pengaruh Model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ Terhadap Kemampuan Menemukan Pokok – Pokok Berita Siswa Kelas VIII SMP.

(5)

5 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Swasta GBKP Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun Pembelajaran 2013/2014 pada semester genap. Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang terdiri dari tiga kelas yang seluruhnya berjumlah 102 siswa. Pada penelitian ini, pengambilan sampel yang digunakan adalah secara acak atau random dan diperoleh sebanyak 33 siswa sabegai sampelnya yang berasal dari kelas VIII-2.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model one group pre-test post-test design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ terhadap peningkatan kemampuan menemukan pokok-pokok berita.

Dalam penelitian ini, subjek terdiri dari satu kelompok yaitu kelas eksperimen. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (pre-test) dan sesudah (post-test). Dengan desain ini, pengaruh dari eksperimen dapat diketahui pasti karena telah menggunakan tes awal. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah tes essay. Tes Essay yang dimaksud adalah menugaskan siswa untuk menemukan pokok-pokok berita.

Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis guna mencapai hasil yang maksimal. Dengan melakukan beberapa pengujian dengan terlebih dahulu menyusun data pretest dan posttest dalam bentuk tabel. Kemudian melakukan beberapa perhitungan yaitu menghitung rata-rata dan standar deviasi dari data pretest dan posttest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

(6)

6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Adapun data kemampuan menemukan pokok-pokok berita secara berturut-turut disajikan pada tabel berikut ini.

NO NAMA NILAI PRETEST NILAI POSTTEST 1 Aliarden 60 85 2 Cristian Perangin-Angin 70 80

3 Dewi Nike Br Tarigan 80 95

4 Dody Prilla Hadinata Tarigan 65 75

3 Efranata Sembiring 65 90

4 Elisabet Br Karo 60 80

5 Eko S. Sihombing 70 95

6 Ella Lelly Falmida Br Tarigan 70 85

7 Elmi Moris Br Maharaja 85 100

8 Endika Banari Kelmana 75 90

9 Elsa Juniati Sinaga Bonor 75 85

10 Fazariadi Z Ginting 70 95

11 Freddy Oktavianus Sinurat 75 85

12 Halbensius Sinulingga 70 90

13 Jekson Gultom 80 100

14 Jobi Sihombing 65 85

15 Lavenia Br Ginting 85 95

16 Litia Hertina Br Ginting 70 75

17 Lumbak Parna Ginting 70 75

18 Maranata 75 85

19 Maria Natasya Br Guru Singa 65 75

20 Mariana Br Tambunan 65 80

21 Michael Abadi Ketaren 75 90

22 Perbina Sari 70 95

23 Rijen 55 80

24 Rifka Juliana Sihombing 80 95

25 Rokki Teopius Tarigan 75 85

26 Sanita Br Ginting 75 95

27 Selpia Risdawati Br Sinulingga 75 90

28 Sopyan Praga Putra P 75 80

29 Ulina Br Ginting 80 85

30 Winda Br Simanungkalit 75 100

31 Yogi Afinda Tarigan 70 90

(7)

7

Identifikasi Kecenderungan Hasil Pretest

Rentang F.Absolut F.Relatif Kategori

85-100 2 6,06% sangat baik 75-84 14 42,42% Baik 65-74 14 42,42% Cukup 55-64 3 9,09% Kurang 0-54 0 0 sangat kurang 33 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil pretest menemukan pokok-pokok berita siswa termasuk kategori sangat baik sebanyak 2orang atau 6,06%, kategori baik sebanyak 14 orang atau 42.42%, kategori cukup sebanyak 14 orang atau 42,42% dan kategori kurang sebanyak 3 orang atau 9.09%. identifikasi kelas pretest di atas termasuk normal dan termasuk dalam kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah kategori baik.

Identifikasi Kecenderungan Hasil Posttest

Rentang F.Absolut F.Relatif Kategori

85-100 24 72.7% sangat baik 75-84 19 27.3% Baik 65-74 0 0% Cukup 55-64 0 0% Kurang 0-54 0 0% sangat kurang 33 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil posttest menemukan pokok-pokok berita termasuk kategori sangat baik sebanyak 24 orang atau 72.7%, dan kategori baik sebanyak 19 orang atau 27.3%. identifikasi hasil posttest pembelajaran laporan hasil kegiatan di atas termasuk kategori sangat baik.

Setelah melaksanakan prosedur penelitian seperti uji normalitas, homogenitas dan pengujian hipotesis, akhirnya dapat ditemukan hasil penelitian nilai siswa sebelum menggunakan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ adalah sebesar 71,8 dan setelah menggunakan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ berpengaruh menjadi 87,42.

Berdasarkan pengujian hipotesis karena t0 diperoleh lebih besar dari t ttabel yaitu 2,03 < 8,67 > 2,72, maka dipotesis nihil (nol) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas penggunaan model pembelajaran

(8)

8

‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ dalam meningkatkan kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe TA 2013/2014.

. Pembelajaran menemukan pokok-pokok berita yang diberikan guru kepada siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe tahun pembelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ ternyata berpengaruh positif. Siswa mampu menemukan pokok-pokok berita terkait 5W+1H (apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana) dengan benar serta EYD yang baik. Penggunaan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ mampu merangsang siswa untuk belajar lebih fokus, aktif dan terarah..

Dari hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ yang dilakukan diketahui bahwa nilai siswa lebih tinggi dibanding pada hasil pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran Berpasangan-Berbagi’. Maka secara keseluruhan, pengajaran dengan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kemampuan dalam menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Tahun Pembelajaran 2013/2014.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kemampuan menemukan pokok-pokok berita siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe setelah menggunakan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ termasuk kategori sangat baik, nilai kemampuan menemukan pokok-pokok berita siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe sebelum menggunakan model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ termasuk kategori baik sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ‘Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan menemukan pokok-pokok berita siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2013/2014.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Parktik. Jakarta Rineka Cipta.

(9)

9

Cahya S, Inung. 2012. Menulis Berita di Media Massa. Yogyakarta : PT. Citra Aji Pratama. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan :Media Persada. Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Semarang : Bina Putera.

Munthe, Gerda Evaningsih. 2012. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok Berita Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2011/2012. Skripsi : Universitas Negeri Medan. Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Grafindo.

Dewi, Sri Kurnia. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Think Pair And Share DalamPeningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pematang Siantar Tahun Pembelajaran 2011/2012.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca. Bandung : Angkasa.

Tarigan, H.G. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

SUMBER LAIN

Eka Putri, Yola., dkk. 2012. Penerapan Model Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 004 Lima Puluh. Jurnal. Tersedia:http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1500/1/JURN AL.pdf.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis ayam lokal yang umum dipelihara pemilik ayam kabupaten Bogor dan Wonosobo yaitu ayam kampung, pelung, bangkok, gaga’, birma, arab, dan kate.. Preferensi masyarakat terhadap

Pada Gambar 4, terlihat juga bahwa puncak Raman untuk SiC-TO bergeser menuju bilangan gelombang yang lebih pendek ketika temperatur deposisi dinaikkan dari 750

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami konsep jaringan komputer : Pengertian jaringan komputer, konfigurasi jaringan di system operasi windows dan linux,

2014 pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, kami Pejabat Pengadaan pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, dengan

1 Sumbawa Besar, Kelompok Kerja 43 Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2015, telah melaksanakan rapat sehubungan e-lelang pemilihan

Pada pendidikan pola lama sistem pendidikan lebih cenderung pada teacher center dimana guru lebih mendominasi proses pendidikan. Dalam pola lama ini siswa hanyalah bagaikan sebuah

Asumsi dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Adapun materinya, asumsi tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak

Dari definisi pembelajaran kontekstual yang telah disampaikan Hosnan, dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual menuntut siswa aktif dan termotivasi, adanya