PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE BERPIKIR
BERPASANGAN BERBAGI (THINK PAIR AND SHARE)
TERHADAP KEMAMPUAN MENANGGAPI
PEMBACAAN PUISI SISWA KELAS
VII SMP NEGERI 2 PAHAE JULU
TAHUN PEMBELAJARAN
2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DIAN V. SITOMPUL
NIM 2113111021
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) Terhadap Kemampuan
Menanggapi Pembacaan Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun
Pembelajaran 2014/2015.” Penulisan Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Syairal Fahmy Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Fitriani Lubis S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
6. Dra. Inayah Hanum, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
iii
8. Dr. Abdurrahman A, M.Hum., sebagai Dosen Pengarah yang telah
memberikan saran dan bimbingan terhadap penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
9. H. Simbolon Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pahae Julu, beserta
seluruh Guru dan Staf yang telah membantu penulis mengadakan
penelitian dan juga Siswa-Siswi kelas VIIA SMP Negeri 2 Pahae Julu.
10.Teristimewa buat keluarga besar penulis Ayahanda T. Sitompul dan
Ibunda Dra. R. Ginting S.PAK., beserta adik-adik penulis untuk segala
cinta kasih, semangat, doa serta materil yang tak pernah berhenti
diberikan pada penulis.
11.Keluarga besar Reguler B 2011. Kelompok kecil The Radical Disciple,
Kak Sabda, Kak Iko, Rut, Porman, Bintang dan Desy.
12.Pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dan
membantu penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
Penulis tidak dapat membalas segala hal yang telah diberikan dalam
bentuk apapun. Penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa menyertai. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi banyak
ABSTRAK
Dian V. Sitompul. NIM 2113111021. Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/S1. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi terhadap kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu tahun pembelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilatarbelakangi masih adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam menanggapi pembacaan puisi. Siswa kesulitan memberikan pendapat mengenai pelafalan, intonasi, dan ekspresi pembaca ketika membacakan sebuah puisi. Kesulitan tersebut diakibatkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan kurangnya bimbingan serta motivasi yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, peneliti menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan one group pre-test-post-test design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 99 siswa. Dari jumlah tersebut ditetapkan sampel sebanyak 32 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Instrument atau alat pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes essay menanggapi pembacaan puisi.
Dari pengolahan data, diperoleh hasil pre test dengan rata-rata= 68.75, standard deviasi= 8.48, dengan kategori baik 32.25% dan kategori cukup 40.62%. Sedangkan hasil post test diperoleh rata-rata= 77.34, standard deviasi= 8.75, dengan kategori sangat baik 31.25%, kategori baik 34.37%, dan kategori cukup 34.37%.
Dari uji data hasil pre test dan post test didapat kedua hasil berdistribusi normal. Dari uji homogenitas didapat bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas, didapatlah t0
sebesar 3,94. Setelah t0 diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada
taraf signifikansi 5% dengan df=N-1=32-1=31.Dari df=31 diperoleh taraf signifikansi 5%= 2.04. karena t0 yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 3.94
>2.04, maka hipotesis alternatif (Ha)diterima.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu tahun pembelajaran 2014/2015.
iv DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A . Latar Belakang Masalah ... 1
B . Identifikasi Masalah ... 7
C . Pembatasan Masalah ... 8
D . Rumusan Masalah ... 8
E . Tujuan Penelitian ... 9
F . Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11
A. Kerangka Teoritis ... 11
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 11
2. Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think-Pair-and Share)... 13
3. Pengertian Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi ... 16
4. Hal-hal yang diperhatikan dalam menanggapi pembacaan puisi ... 18
C. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 26
B. Populasi Dan Sampel Penelitian27 1. Populasi Penelitian... 27
2. Sampel Penelitian ... 28
C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 28
D. Metode Penelitian ... 29
E. Desain Penelitian ... 30
F. Jalannya Eksperimen ... 31
G. Instrumen Penelitian ... 34
H. Organisasi Pengolahan Data... 37
I. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A.Hasil Penelitian ... 41
1. Data Pre-Test ... 41
2. Data Post-Test ... 43
B. Analisis Data ... 45
1. Analisis Data Pre-Test ... 45
2. Analisis Data Post-Test... 47
3. Standar Error variabel X1 dan X2 ... 48
C.Uji Persyaratan Analisis Data ... 49
vi
2. Uji Normalitas Data Post-Test ... 51
3. Uji Homogenitas ... 53
D.Uji Hipotesis ... 55
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 61
B. Saran ... 63
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan
mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa
berkomunikasi berkaitan dengan mengekspresikan kepentingannya,
mengungkapkan pendapat, mempengaruhi orang lain, maupun untuk
memperkenalkan diri.
Dalam pembelajaran di sekolah, ada empat keterampilan berbahasa yang
sangat penting untuk diajarkan pada siswa. Keempat keterampilan berbahasa ini
haruslah dikuasai siswa secara keseluruhan, sebab memiliki ketergantungan yang
sangat erat satu sama lain.
Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1),
Ada empat keterampilan bahasa yang harus diperhatikan, keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang sangat erat satu dengan yang lainnya.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang tertuang di
dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa tingkat SMP kelas VII adalah menanggapi cara pembacaan
puisi. Dalam hal ini, kemampuan berbicara siswa sangatlah dituntut untuk
mencapai keberhasilan kompetensi itu. Jika siswa ingin menanggapi cara
pembacaan puisi, maka siswa tersebut harus menguasai keterampilan berbicara
2
menanggapi, sesuai dengan unsur-unsur pembacaan puisi misalnya, pelafalan,
intonasi, dan ekspresi pembaca puisi. Namun kenyataan di lapangan sangatlah
berbeda dengan apa yang diharapkan, masih banyak siswa yang tidak mampu
berbicara dengan menggunakan bahasa yang tepat dan gerak tubuh yang tepat.
Banyak siswa yang masih gugup ataupun takut ketika disuruh maju ke depan
kelas untuk berbicara.
Berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa perlu mendapat
perhatian yang serius dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran berbicara pun
tidak lepas dari keterampilan menyimak dan membaca, semakin banyak informasi
yang diterima siswa dan semakin banyak buku yang dibaca oleh siswa maka siswa
tersebut akan mahir dalam hal berbicara. Hal ini dikarenakan siswa tersebut akan
memiliki wawasan yang luas dan terbiasa dalam menggunakan kata-kata.
Keterampilan berbicara sebagai salah satu komponen keterampilan
berbahasa harus terus menerus dikembangkan. Hal ini disebabkan, berbicara
merupakan salah satu bentuk komunikasi terpenting dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh sebab itu keterampilan berbicara ini harus dilatih dan
dikuasai oleh siswa, dengan memiliki keterampilan ini siswa dapat lebih bebas
menyampaikan gagasan, ilmu dan pemikirannya sebagai wujud sosialisasi
individu dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya yaitu dalam bentuk
menanggapi cara pembacaan puisi.
Meskipun telah disadari bahwa keterampilan berbicara mutlak diperlukan
3
sekolah-sekolah masih jauh dari harapan, termasuk pembelajaran menanggapi
pembacaan puisi.
Menurut Darsiti dalam jurnalnya yang berjudul Meningkatkan Apresiasi
Puisi Dengan Metode Resepsi Sastra Berbasis Kontekstual Siswa Kelas VII SMP
3 Banguntapan Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 Banguntapan, ada
indikasi bahwa kemampuan apresiasi sastra siswa kelas VII rendah. Tidak hanya
itu, bahkan sikapnya terhadap pengajaran sastra khususnya puisi juga tidak
memadai. Sementara itu, gaya mengajar guru kurang variatif dan inovatif.
Akibatnya, pembelajaran sastra kurang diminati siswa.
Dalam pembelajaran apresiasi puisi, guru lebih banyak memberikan
pengetahuan tentang puisi dan seluk-beluk pengarang puisi tersebut, akan tetapi
kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mendapatkan pengalaman
berapresiasi sastra. Bahkan guru kurang memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengenali dunia nyata siswa yang sebenarnya dapat memberikan inspirasi
bagi siswa untuk menghasilkan karya sastra. Akibatnya pembelajaran kurang
menarik tidak membangkitkan gairah siswa untuk berapresiasi sastra bahkan
cenderung membosankan.
Pembelajaran menanggapi pembacaan puisi di SMP dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra,
mulai dari kemampuan memahami unsur-unsur yang terkandung dalam puisi
misalnya tema, amanat, dan apa makna puisi. Pembelajaran ini juga bertujuan
agar siswa mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika siswa
4
termasuk menggunakan pelafalan, intonasi serta mimik atau ekspresi yang tepat
sehingga pendengar dapat memahami makna yang terkandung dalam puisi.
Jika unsur-unsur pelafalan, intonasi, serta ekspresi tidak sesuai dengan
tema puisi maka pendengar akan sulit untuk memahami makna puisi. Namun
itulah fungsi kompetensi menanggapi pembacaan puisi ini, sebagai kritik atau
perbaikan bagi pembaca puisi itu sendiri. Kompetensi menanggapi pembacaan
puisi berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, konsentrasi
serta kemampuan berbicara. Oleh karena itu, anggapan bahwa berbicara adalah
aktivitas yang sulit sudah seharusnya dihilangkan. Siswa harus lebih dimotivasi
dan dibimbing agar terampil berbicara, sehingga dapat menyampaikan informasi
yang tepat dan akurat. Masih banyaknya siswa yang merasa tidak mampu atau
takut ketika diberikan tugas berbicara, dikarenakan tidak sesuainya metode
pembelajaran yang digunakan guru.
Rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara bersumber dari siswanya
atau guru yang menyampaikan pelajaran. Siswa terkadang kesulitan dalam
menyampaikan pendapat ataupun ide-ide yang ada di dalam pikirannya. Dalam
hal ini dikarenakan guru tidak menggunakan teknik yang tepat atau tidak
bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran. Hal ini mengakibatkan kegiatan
belajar mengajar masih bersifat monoton dan terkesan membosankan, sehingga
siswa akan sulit untuk menerima pelajaran. Padahal, penggunaan teknik yang
tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam mencapai kompetensi
pembelajaran. Seharusnya guru dapat menciptakan suasana yang menyenangkan
5
bagaimanapun teknik pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman
siswa dan perkembangan prestasinya.
Hal ini diperkuat dengan jurnal penelitian Tyasititi dkk, yang berjudul
Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra Kelas VII SMP Akselerasi yang
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Surakarta. Pada jurnal tersebut Tyasititi dkk
mengemukakan bahwa hambatan yang dihadapi dan upaya guru ada empat, yaitu
(1) keterbatasan waktu; (2) pemahaman siswa yang berbeda; (3) buku yang
berkaitan dengan sastra yang tidak memadai; dan (4) siswa kesulitan siswa
mendapatkan ide. Dalam jurnal tersebut peneliti mengemukakan bahwa upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan (1) memberikan motivasi; (2) melakukan
pendekatan antara guru dengan siswa. Dengan demikian, berdasarkan penelitian
tersebut seorang guru haruslah mampu menggunakan model pembelajaran yang
tepat untuk merangsang kemampuan berpikir siswa.
Model pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang
telah disusun. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru bergantung pada
kemampuan guru tersebut mencari ide agar proses belajar mengajar menjadi
menarik dan berjalan dengan lancar. Model pembelajaran yang tepat akan sangat
berpengaruh terhadap pemahaman siswa dan perkembangan prestasinya.
Berdasarkan pengalaman saat melakukan Pelaksanaan Program
Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 1 Berastagi, jelas sekali para guru di
sekolah masih menggunakan metode lama, yaitu berceramah. Guru hanya
menjelaskan unsur-unsur puisi, kemudian guru membaca sebuah puisi. Namun
6
berkomentar. Semua siswa merasa takut dan merasa bahwa pembacaan puisi guru
tersebut sudah sangat tepat. Dalam hal ini guru harusnya membimbing siswa, dan
memotivasi siswa agar lebih berani memberikan tanggapan. Siswa bukan hanya
sebagai pendengar, namun juga sebagai penyampai informasi. Guru dapat
menyuruh siswa untuk membacakan puisi agar siswa di kelas lebih berani
memberikan tanggapan.
Berdasarkan kenyataan di atas, perlu digunakan sebuah model
pembelajaran yang mendukung dan membantu guru agar dapat memotivasi siswa
dalam pembelajaran berbicara. Dalam hal ini peneliti menggunakan model
pembelajaran tipe berpikir berpasangan berbagi untuk membantu kemampuan
berbicara siswa dalam hal menanggapi pembacaan puisi. Model pembelajaran ini
dapat merangsang kemampuan berfikir dan konsentrasi peserta didik serta dapat
saling berbagi ilmu dengan peserta didik lainnya. Model ini dapat digunakan guru
untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta didik. Dalam hal ini guru
menyajikan materi atau memberikan persoalan kepada siswa, lalu siswa diminta
untuk berpasangan. Siswa tersebut akan saling memberikan ide terhadap materi
yang disajikan dan kemudian saling berdiskusi mengenai permasalahan tersebut.
Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
Model pembelajaran tipe berpikir berpasangan berbagi ini juga mengajari
siswa bagaimana cara bekerjasama yang baik. Pembelajaran ini akan efektif
dengan model ini, karena setiap pasangan dapat menyimak pembahasan, saling
7
pembelajaran tipe berpikir berpasangan berbagi ini diharapkan mampu
membangkitkan minat siswa, sebab model pembelajaran ini berfungsi agar siswa
lebih aktif dan terangsang untuk berbagi pengetahuan dengan peserta didik
lainnya.
Dari latar belakang masalah di atas telah dijelaskan bahwa untuk
membangkitkan minat dan kreatif berpikir siswa tidak dapat dicapai hanya
dengan metode biasa saja, tetapi siswa juga harus diberikan tanggung jawab dan
kepercayaan untuk melakukannya. Dengan demikian maka siswa akan semakin
berani untuk menyampaikan apa yang ada di pikirannya. Dalam kompetensi
menanggapi cara pembacaan puisi siswa harus dilatih untuk mengasah konsentrasi
dan kemampuan berbicaranya. Melihat kenyataan di atas, maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Tipe
Berpikir Berpasangan Berbagi Terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan
Puisi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran
2014/2015.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut
1. Kemampuan menanggapi pembacaan puisi pada siswa masih rendah.
2. Kurangnya kemampuan guru dalam meningkatkan motivasi dan
bimbingan terhadap kemampuan berbicara dalam hal menanggapi
8
3. Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan model
pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mencapai sasaran yang tepat dan terarah maka perlu
dibatasi permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, permasalahan
dibatasi dan difokuskan pada kurangnya kemampuan guru dalam
mengembangkan model pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti memberikan
solusi dengan menggunakan model pembelajaran tipe berpikir berpasangan
berbagi. Sehingga peneliti membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi Terhadap Kemampuan
Menanggapi Pembacaan Puisi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu
Tahun Pembelajaran 2014/2015”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa
sebelum menggunakan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan
Berbagi?
2. Bagaimanakah kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa setelah
menggunakan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan
9
3. Bagaimanakah pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Tipe
Berpikir Berpasangan Berbagi dalam meningkatkan kemampuan
menanggapi pembacaan puisi siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam menyusun
rencana penelitian. Tujuan yang jelas akan memudahkan penulis atau pembaca
dalam meneliti masalah, sehingga tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh peneliti.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa
sebelum menggunakan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan
Berbagi.
2. Untuk mengetahui kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa
setelah menggunakan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan
Berbagi.
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Tipe
Berpikir Berpasangan Berbagi terhadap kemampuan menanggapi
pembacaan puisi pada siswa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
Teoretis: Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat mengembangkan
10
berpasangan berbagi dalam meningkatkan kemampuan menanggapi
pembacaan puisi.
Praktis: 1. Meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran bahasa
Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari upaya pembinaan dan
pengembangan pengajaran bahasa Indonesia dengan metode yang
lebih variatif.
2. Sebagai bahan masukan terhadap guru bahasa Indonesia dalam
mengembangkan model pembelajaran tipe berpikir berpasangan
berbagi (think pair and share) pada kemampuan menanggapi
pembacaan puisi. Dengan demikian, guru dapat menciptakan kegiatan
belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan.
3. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dan menjadi pegangan bagi
peneliti sebagai calon guru.
4. Sebagai referensi bagi penulis lain.
5. Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara khususnya
menanggapi pembacaan puisi dan dapat meningkatkan kreativitas
61
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun
Pembelajaran 2014/2015 dalam menanggapi pembacaan puisi tanpa menggunakan
model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share)
dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 68,75. Hal ini disebabkan sebelum
diadakan perlakuan menggunakan model pembelajaran tipe
berpikir-berpasangan-berbagi, guru menjelaskan materi pembelajaran dan hanya memberikan siswa
lembar kerja. Siswa diberikan tugas menyampaikan tanggapan terhadap
pembacaan puisi temannya, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak melakukan
interaksi dengan temannya maupun dengan guru. Dalam hal ini guru kurang
kreatif dalam meningkatkan daya pikir siswa dan kurang mampu memberikan
motivasi ataupun semangat belajar siswa. Siswa mudah bosan dan tidak menyukai
proses pembelajaran yang terkesan monoton.
2. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun
Pembelajaran 2014/2015 dalam menanggapi pembacaan puisi dengan
menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think
Pair and Share) dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 77,34. Hal ini
62
kerjasama dengan temannya. Pada saat proses pembelajaran diadakan dengan
menggunakan model pembelajaran tipe berpikir-berpasangan-berbagi guru
mampu membangkitkan semangat dan daya kreatif siswa. Jika sebelumnya siswa
merasa takut tidak mampu memberikan pendapat yang baik, maka pada saat
diadakan perlakuan siswa mampu saling berbagi pendapat dan melengkapi
tanggapan yang kurang. Seperti yang kita ketahui bahwa daya nalar dan
menyimak setiap siswa berbeda-beda, dengan model pembelajaran ini siswa dapat
merasa percaya diri tanpa takut memberikan tanggapan yang salah.
3. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) sangat efektif untuk
meningkatkan kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Pahae Julu, jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan model
pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share). Model
pembelajaran ini mampu merangsang daya pikir siswa sehingga lebih kreatif dan
mampu bekerja sama dengan temannya. Siswa juga lebih berani memberikan
pendapatnya dalam proses pembelajaran karena dapat saling melengkapi
pendapatnya dan tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung.
Siswa yang daya nalarnya rendah dapat merasa terbantu dengan adanya teman
63
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
Kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa tanpa menggunakan
model pembelajaran termasuk dalam kategori cukup dan masih perlu
peningkatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan suatu model
pembelajaran yang mampu merangsang daya pikir siswa untuk lebih kreatif dalam
menanggapi pembacaan puisi.Model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan
Berbagi (Think Pair and Share), merupakan model pembelajaran yang mudah
dilaksanakan oleh guru dan cepat dimengerti oleh siswa. Model pembelajaran ini
akan lebih menarik jika semua siswa lebih aktif dan dibimbing oleh guru. Dengan
model pembelajaran ini siswa dapat saling bekerjasama dan saling membantu
64
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Biner. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia. Bandung:Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Depdikbud . 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam
Menentukan Model Pembelajaran. Medan:Media Persada
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Kosasih.2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Yrama Widya
Mursini. 2011. Pembelajaran Apresiasi Prosa Fiksi dan Puisi Anak-anak. Medan:Unimed
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta:PT. Grasindo
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sumardjo, Jakob & Saini. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tarigan. 2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
65
Munthe, Febria. 2013. Skripsi “Pengaruh Model Pembelajaran ‘Berpikir
-Berpasangan-Berbagi’ Terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok
Berita Oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2013/2014. Medan: Unimed
Tyasititi, dkk. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya. Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405.
Universitas Sebelas Maret