• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPJA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUATAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT

PENGUATAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT

DAN MESIN PERTANIAN (UPJA) PEMULA,

DAN MESIN PERTANIAN (UPJA) PEMULA,

BERKEMBANG D

BERKEMBANG DAN PROF

AN PROFESIONAL

ESIONAL

DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN

DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

PEDOMAN TEKNIS

PEDOMAN TEKNIS

(2)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga program Penumbuhan dan memberikan rahmat dan kekuatan sehingga program Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Agribisnis Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Agribisnis Perdesaan (PUAP) sebagai langkah pemanfaatan inovasi dan teknologi mekanisasi Perdesaan (PUAP) sebagai langkah pemanfaatan inovasi dan teknologi mekanisasi pertanian dalam rangka menggerakkan perekonomian di perdesaan telah ditetapkan pertanian dalam rangka menggerakkan perekonomian di perdesaan telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 25/Permentan/PL.130/5/2008 tanggal melalui Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 25/Permentan/PL.130/5/2008 tanggal 22 Mei 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan 22 Mei 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA).

Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA).

Kehadiran UPJA di perdesaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani, Kehadiran UPJA di perdesaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani dalam rangka penyediaan pelayanan kelompok tani dan gabungan kelompok tani dalam rangka penyediaan pelayanan   jasa alsintan guna mendukung tercapainya pemenuhan produksi pertanian yang   jasa alsintan guna mendukung tercapainya pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, menurunnya daya terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, menurunnya daya dukung lahan, rendahnya intensitas pertanaman, dan kepemilikan alsintan secara dukung lahan, rendahnya intensitas pertanaman, dan kepemilikan alsintan secara individu yang kurang menguntungkan.

individu yang kurang menguntungkan.

Keberhasilan pengembangan UPJA dapat tumbuh dan berkembang sebagai Keberhasilan pengembangan UPJA dapat tumbuh dan berkembang sebagai lembaga perekonomian di perdesaan, sangat ditentukan oleh kerjasama dan lembaga perekonomian di perdesaan, sangat ditentukan oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan. Dalam rangka pemberdayaan UPJA, komitmen seluruh pemangku kepentingan. Dalam rangka pemberdayaan UPJA, maka perlu disusun Pedoman Teknis Penguatan UPJA sebagai bahan acuan maka perlu disusun Pedoman Teknis Penguatan UPJA sebagai bahan acuan pemangku kepentingan baik di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

pemangku kepentingan baik di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Jakarta,

Jakarta, Januari Januari 20112011

Direktur Alat dan Mesin Pertanian Direktur Alat dan Mesin Pertanian

Ir. Bambang Santosa, MSc. Ir. Bambang Santosa, MSc.

(3)

DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii I. Pendahuluan ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Sasaran ... 2

1.3. Pengertian dan Definisi ... 3

II. Konsep Pengembangan UPJA ... 5

2.1. Sistem Pengembangan ... 5

2.2. Arah Pengembangan ... 7

III. Pola Penguatan UPJA ... 9

3.1. Kriteria UPJA Penerima Bantuan Penguatan ... 9

3.2. Jenis Bantuan ... 10

3.3. Mekanisme Pemberian Penguatan UPJA ... 10

IV. Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ... 12

V. Indikator Kinerja ... 13

(4)

I.

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Dalam rangka mengoptimalkan peran dan fungsi kelembagaan yang ada di perdesaan, khususnya kelembagaan usaha yang bergerak di bidang jasa alat dan mesin pertanian (alsintan), maka pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 25/Permentan/PL.130/5/2008 tanggal 22 Mei 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA). Kelembagaan UPJA diharapkan dapat berperan yang penting dan strategis dalam rangka menggerakkan perekonomian di perdesaan.

Keberadaan UPJA di daerah sentra produksi tidak saja menjadi solusi dalam mengatasi kebutuhan alsintan bagi petani untuk mengolah lahan pertanian, pengairan, panen dan pasca panen, tapi juga menjadi solusi dalam mengatasi kelangkaan tenaga kerja di perdesaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25, strategi pengembangan alsintan dalam rangka pemanfaatan inovasi dan teknologi mekanisasi pertanian dengan menumbuh dan mengembangkan sistem kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), dengan pertimbangan : (1) Kemampuan petani dalam mengolah lahan usahatani terbatas (0,5 ha/MT); (2) Pengelolaan Alsintan secara perorangan kurang efisien; (3) Tingkat pendidikan dan ketrampilan petani yang rendah; (4) Kemampuan permodalan usahatani yang lemah; dan (5) pengelolaan usahatani yang tidak efisien.

Sedangkan fungsi utama kelembagaan UPJA yaitu melakukan kegiatan ekonomi dalam bentuk pelayanan jasa alsintan dalam penanganan budidaya seperti jasa penyiapan lahan dan pengolahan tanah, pemberian air irigasi, penanaman, pemeliharaan; perlindungan tanaman termasuk pengendalian kebakaran; maupun kegiatan panen, pasca panen dan pengolahan hasil pertanian seperti   jasa pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan padi; termasuk

(5)

mendorong pengembangan produk dalam rangka peningkatan nilai tambah, perluasan pasar, daya saing dan perbaikan kesejahteraan petani.

Keberadaan UPJA dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan dan mulai menemui bentuknya. UPJA yang sudah ada perlu ditata kembali dan diklasifikasikan berdasarkan perkembangannya. Pada tahun 2010 jumlah UPJA secara nasional sebanyak 12.036 unit. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa sebagian besar UPJA masih pemula dan memiliki berbagai keterbatasan, seperti keterbatasan modal, rendahnya keterampilan SDM, serta jangkauan pelayanan yang masih sempit dan tidak

bankable.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kapasitas dan menaikkan kelas UPJA (UPJA Pemula, berkembang dan profesional, maka pada tahun anggaran 2011 akan dilakukan penguatan terhadap UPJA-UPJA tersebut menuju ke arah kemandirian.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan penguatan kelembagaan UPJA dimaksud, maka perlu disusun Pedoman Teknis Penguatan Kelembagaan UPJA, sebagai acuan bagi pemangku kebijakan baik di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka melakukan pengawalan, supervisi dan pembinaan terkait kelembagaan UPJA.

1.2.

Tujuan dan Sasaran

Tujuan disusunnya pedoman teknis ini adalah :

a. Memberikan pedoman dan arahan bagi pelaksana teknis baik di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka pengembangan dan penguatan kelembagaan UPJA;

b. Meningkatkan kemampuan pengelolaan UPJA; dan

c. Memfasilitasi tumbuhkembangnya kelembagaan UPJA di sentra produksi komoditas pertanian menuju arah kemandirian.

(6)

a. Penguatan UPJA Pemula, Berkembang dan Profesional di 32 provinsi.

b. Pembinaan dan pengawalan kegiatan

Pilot Project 

UPJA Center di 30 Provinsi.

1.3.

Pengertian dan Definisi

Dalam pedoman teknis ini yang dimaksud dengan:

1. Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian yang selanjutnya disebut UPJA adalah suatu lembaga ekonomi perdesaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar kelompok tani/gapoktan.

2. Alat dan Mesin Pertanian yang selanjutnya disebut Alsintan adalah peralatan yang dioperasikan tanpa atau dengan motor penggerak untuk kegiatan budidaya, pemeliharaan, panen, pasca penen, pengolahan hasil tanaman, peternakan dan kesehatan hewan.

3. Sentra produksi atau sentra komoditas adalah suatu kawasan yang mencapai skala ekonomi tertentu sehingga layak dikembangkan sebagai satuan pengembangan agribisnis.

4. Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya.

5. Manajer UPJA adalah petani/pemuda tani yang memiliki kemampuan mengelola alsintan dalam jumlah tertentu dengan prinsip usaha (bisnis) yang menguntungkan.

6. UPJA Pemula adalah kelompok usaha pelayanan jasa alsintan dalam rangka optimalisasi pengelolaan alat dan mesin pertanian yang belum berkembang dikarenakan masih memiliki jumlah alsintan 1-4 unit dan 1-2 jenis alsintan.

(7)

7. UPJA Berkembang adalah kelompok usaha pelayanan jasa alsintan dalam rangka optimalisasi pengelolaan alat dan mesin pertanian yang telah berkembang dengan jumlah alsintan yang dimiliki 5-9 unit dan jenis alsintan 3-4 jenis dan telah memiliki sistem organisasi lengkap.

8. UPJA Profesional adalah kelompok usaha pelayanan jasa alsintan dalam pengelolaan alat dan mesin pertanian yang telah optimal dan telah memiliki alsintan > 10 unit serta memiliki > 5 jenis alsintan.

(8)

II. KONSEP PENGEMBANGAN UPJA

Kelembagaan (

institution 

) merupakan suatu organisasi atau kaidah formal/non formal yang menyatakan perilaku dan tindakan terkait dalam kegiatan usaha untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan UPJA merupakan suatu lembaga ekonomi perdesaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar  kelompok tani/gapoktan.

Kelembagaan UPJA merupakan suatu sistem usaha jasa yang dibangun atau dibentuk atas dasar kepentingan kelompoktani maupun gabungan kelompok tani yang dapat memberikan keuntungan. Pengembangan UPJA sebagai kelembagaan ekonomi di perdesaan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pelayanan jasa alsintan ditunjukkan untuk mendapatkan keuntungan usaha (

profit making 

), yang dikelola berdasarkan skala ekonomi (

economic of scale 

), berorientasi pasar (

market oriented 

), serta didukung oleh SDM yang profesional. UPJA diharapkan dipimpin oleh tenaga sarjana yang ada di perdesaan dan atau memiliki jiwa wirausaha.

Secara operasional pengembangan UPJA diarahkan untuk mendorong penggunaan alsintan oleh petani dan atau kelompok tani, dan atau gabungan kelompok tani, dan sekaligus merupakan terobosan dalam mengatasi masalah kepemilikan alsintan secara individu yang kurang menguntungkan. Pada hakekatnya pengembangan UPJA dimaksudkan untuk dapat membangun sistem Usaha Pelayanan Jasa Alsintan di sentra produksi komoditas pertanian yang berorientasi bisnis.

2.1. Sistem Pengembangan

Dalam menjalankan usaha tersebut, beberapa subsistem saling terkait dan bersinergi, sehingga masing-masing subsistem dapat tumbuh dan berkembang serta saling berinteraksi. Berdasarkan permentan 25 tahun 2008, subsistem Pengembangan UPJA sebagai berikut :

(9)

2.1.1. Kelembagaan UPJA terhadap Subsistem Pelayanan Jasa Alsintan (kelembagaan UPJA)

Bentuk operasional kelembagaan UPJA dicirikan dengan adanya struktur  organisasi dan kepengurusan dimana terdapat seorang yang bertanggungjawab dalam mengelola alsintan, yang disebut manajer, dan beberapa operator yang bertangungjawab dalam mengoperasikan, merawat serta memperbaiki kerusakan alsintan. Jumlah operator yang ada disesuaikan dengan jumlah dan jenis alsintan yang dioperasionalkan. UPJA   juga dilengkapi dengan tenaga mekanik dan petugas yang mengatur 

keuangan dan administrasi.

2.1.2. Kelembagaan UPJA terhadap Subsistem penyediaan alsintan, yang meliputi alsintan dan penyedia alsintan, yang berfungsi untuk menyediakan alsintan, menyediakan suku cadang, melakukan perbaikan (bengkel), serta menyediakan modal dalam bentuk kredit alsintan.

2.1.3. Kelembagaan UPJA terhadap Subsistem pengguna jasa alsintan, yang meliputi petani, kelompok tani dan gapoktan sebagai pengguna jasa alsintan maupun Perhimpunan Petani Pemakai Air dari usaha UPJA yang meliputi antara lain : penyediaan air irigasi, pengolahan tanah, panen, pasca panen dan pengolahan hasil.

2.1.4. Kelembagaan UPJA terhadap Subsistem Permodalan untuk kelangsungan usaha dengan sumber modal yang berasal dari lembaga perbankan atau lembaga keuangan non bank yang bekerjasama dengan UPJA.

2.1.5. Kelembagaan UPJA terhadap Subsistem Pembinaan dan Pengendalian yang dilakukan oleh petugas baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten/kota yang bertanggungjawab dalam pembinaan kelembagaan sesuai fungsi dan tugas pokoknya yakni : melakukan koordinasi dalam upaya menumbuhkan, mengembangkan, dan memperkuat kelembagaan ekonomi perdesaan dengan baik dan terarah.

(10)

Kelembagaan ekonomi dalam sistem UPJA, diharapkan dapat melakukan kerjasama bisnis berdasarkan prinsip kemitraan usaha yaitu : saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan antar kelembagaan “on farm” dan

“off farm 

bussiness 

.

2.2. Arah Pengembangan

Secara teknis pengembangan UPJA di perdesaan diarahkan untuk :

1. Mengoptimalkan penggunaan alsintan dan mempercepat alih teknologi alsintan kepada masyarakat pertanian di perdesaan.

2. Mempercepat dan meningkatkan mutu pengolahan tanah, mutu hasil panen, dan pengolahan hasil pasca panen menuju pertanian modern.

3. Meningkatkan indeks pertanaman (IP) dalam satu satuan waktu pada luasan tertentu.

4. Mendukung pemanfaatan air irigasi bagi tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan.

5. Mengatasi kekurangan tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja baru di perdesaan guna menarik minta tenaga kerja muda.

6. Mendorong tumbuh kembangnya usaha ekonomi di perdesaan yang terkait dengan pengembangan sistem agribisnis di perdesaan.

7. Mempercepat alih teknologi di perdesaan khususnya penggunaan mekanisasi modern.

Pengembangan UPJA merupakan upaya dalam membangun UPJA yang belum berkembang ke arah mandiri dan profesional, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan usaha, dikelola berdasarkan skala ekonomi, berorientasi pasar dan didukung oleh sumberdaya manusia profesional.

Pengembangan UPJA difokuskan pada pengelolaan UPJA yang berorientasi bisnis, sehingga UPJA dimotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dengan memperhatikan aspek organisasi, teknis dan ekonomis. Secara organisasi, UPJA harus diperkuat dengan SDM terlatih, dilengkapi dengan AD/ART, Akta notaris, Badan Usaha, dan NPWP. Secara teknis harus ada penambahan jumlah dan jenis

(11)

alsintan yang dikelola UPJA, khususnya secara swadaya dari hasil usaha atau kemitraan dengan swasta/perorangan pemilik alsintan. Sedangkan secara ekonomis, harus ada penambahan jumlah pelanggan dan jangkauan pelayanan UPJA.

(12)

III.

POLA PENGUATAN UPJA

Pemberdayaan UPJA pada tahun 2011 dilakukan melalui penguatan kepada UPJA pemula, berkembang dan profesional. Penguatan UPJA dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan UPJA sehingga dapat meningkatkan dan memperluas pelayanan kepada petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani pengguna jasa alsintan. Dalam mendukung proses penguatan UPJA, lembaga tersebut akan diberikan dana bantuan yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuan UPJA baik dari aspek teknis maupun organisasi kelembagaan (administrasi) yang tersebar di 32 provinsi.

Kriteria dan jenis bantuan penguatan UPJA, sebagai berikut :

3.1. Kriteria UPJA Penerima Bantuan Penguatan

UPJA yang akan menerima bantuan penguatan dana harus memenuhi kriteria sesuai dengan matrik klasifikasi kelembagaan UPJA pada permentan 25 tahun 2008, sebagai berikut :

URAIAN PEMULA BERKEMBANG PROFESIONAL

1. ORGANISASI Legalitas :

• AD/ART Belum Ada Ada Ada

Struktur Organisasi • Manajer  • Petugas Adm • Teknisi • Operator  Ada Belum Ada Belum Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada

Asosiasi UPJA Belum jadi anggota Anggota, Pasif Anggota, Aktif  Pertemuan Rutin UPJA Belum Ada Sewaktu-waktu Ada

2. TEKNIS

• Jenis Alsintan yg dikelola • Jumlah Alsintan yg dikelola • Gudang penyimpan Alsintan • Kondisi Alsintan

• Bengkel Alsintan Milik UPJA

1 – 2 jenis 1 – 4 unit Belum Ada Terawat Belum Ada 3 – 4 jenis 5 – 9 unit Ada Terawat Belum Ada ≥5 jenis ≥10 unit Ada Terawat Ada Pelatihan-pelatihan : • Manajer  • Petugas Administrasi • Operator  Belum Belum Belum Sudah Belum Sudah Sudah Sudah Sudah 3. EKONOMI • Penambahan Alsintan

• Sumber biaya penambahan Alsintan • Penambahan pelanggan Belum Swadaya Belum Ada Sudah Swadaya, Bank Ada Sudah Swadaya, Bank Ada

(13)

Disamping klasifikasi kelembagaan UPJA diatas, diperlukan kriteria lain yang harus dipenuhi oleh UPJA calon penerima bantuan penguatan dana sebagai berikut :

1. UPJA masih aktif;

2. UPJA direkomendasikan/diusulkan oleh Dinas setempat;

3. Telah ditetapkan oleh Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota tentang klasifikasi kelas UPJA (pemula, berkembang dan profesional);

4. Kondisi alsintan yang ada masih terawat; 5. Memiliki daerah operasi/garapan ≥ 15 ha; 6. Bermitra dengan kelompok tani/gapoktan; dan 7. Memiliki rekening tabungan atas nama UPJA.

3.2. Jenis Bantuan

Bantuan penguatan dana yang akan diberikan kepada UPJA (pemula, berkembang dan profesional) dialokasikan untuk mendukung pelaksanaan dan operasional UPJA khususnya aspek administrasi (ATK, pembukuan, papan nama dan sebagainya). Secara rinci bantuan penguatan dana UPJA diatur lebih lanjut oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

Sebanyak 6.538 unit UPJA Pemula, 2.344 unit UPJA berkembang, dan 892 unit UPJA Profesional direncanakan menjadi target bantuan penguatan dana per unit sebesar Rp. 1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah). Secara rinci  jenis UPJA yang akan mendapatkan dana bantuan penguatan terlampir.

3.3. Mekanisme Pemberian Penguatan UPJA

a. Dinas pertanian Kabupaten/Kota melakukan identifikasi CP/CL UPJA (pemula, berkembang dan profesional) yang direncanakan memperoleh memperoleh penguatan UPJA sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan;

b. Kepala Dinas pertanian Kabupaten/Kota langsung menetapkan UPJA (pemula, berkembang dan profesional) penerima bantuan melalui Surat

(14)

Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Surat Keputusan tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas pertanian Provinsi. Selanjutnya Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat rekapitulasi CP/CL dan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana cq. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian;

c. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menyalurkan bantuan penguatan tersebut melalui transfer ke rekening tabungan UPJA (pemula, berkembang dan profesional).

d. Dana yang diterima UPJA harus digunakan untuk mendukung pelaksanaan dan operasional UPJA khususnya aspek administrasi sesuai dengan jenis dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Hal ini dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani oleh Manajer UPJA dan diketahui oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota setempat.

e. Dalam melakukan pembelanjaan kebutuhan operasional dari dana penguatan UPJA, Dinas pertanian Kabupaten/Kota melakukan pendampingan dan pengawalan.

(15)

IV.

PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pembinaan, monitoring dan evaluasi dilakukan baik oleh Dinas pertanian Provinsi bersama-sama dengan Dinas pertanian Kabupaten/Kota secara berkala sejak dilakukannya penyaluran dana penguatan UPJA sampai dengan pemanfaatan dana tersebut oleh UPJA yang bersangkutan. Beberapa hal yang harus dimonitor dan dievaluasi adalah:

a. Pembagian tugas dalam struktur organisasi UPJA

b. Kelengkapan administrasi UPJA seperti AD/ART, Akta Notaris, Badan Usaha c. Jenis barang kebutuhan operasional yang dibeli UPJA

d. Perkembangan kinerja UPJA seperti luas jangkauan pelayanan, jumlah pelanggan dan pendapatan UPJA

e. Permasalahan yang dihadapi baik secara teknis maupun manajemen.

UPJA penerima bantuan penguatan harus melaporkan perkembangan kinerjanya setiap akhir musim tanam kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Selanjutnya secara berjenjang dilaporkan kepada Dinas Pertanian Provinsi dan ke Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian cq Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dengan alamat Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520, Telepon dan fax (021) 78833240.

(16)

V.

INDIKATOR KINERJA

Indikator keberhasilan kegiatan penguatan UPJA tahun 2011 secara umum, ditandai dengan :

a. Menguatnya struktur organisasi UPJA;

b. Meningkatnya informasi dan data kelembagaan UPJA di daerah; c. Bertambahnya luas garapan dan jangkauan pelayanan UPJA; d. Meningkatnya pendapatan UPJA; dan

(17)

VI.

PENUTUP

Pendayagunaan alsintan melalui UPJA akan dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan bila dikelola dengan prinsip bisnis yang sehat. Melalui pertimbangan yang cermat dengan memperhatikan kelayakan teknis, sosial dan ekonomis, UPJA akan tumbuh dan berkembang secara profesional dan mandiri di pedesaan. Dengan berkembangnya kelembagaan UPJA menjadi suatu lembaga yang profesional dan mandiri, maka ke depan UPJA diharapkan mampu memberikan andil dalam menumbuhkembangkan lembaga ekonomi di pedesaan.

Melalui kegiatan penguatan UPJA tahun 2011, diharapkan dapat meningkatkan kinerja UPJA, khususnya dari aspek organisasi dan kelembagaan. Langkah lanjut yang diperlukan agar pengembangan UPJA dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan partisipasi aktif dan kerjasama dari semua pihak, khususnya pengelola UPJA, Dinas pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota dan instansi terkait lainnya. Dukungan swadaya UPJA dan

sharing 

APBD diperlukan dalam mengawal keberhasilan kegiatan ini.

(18)
(19)

Pemula Berkembang Profesional

1 NAD 1 Kab. Aceh Barat 11 7 1

2 Kab. Aceh Barat Daya 11 7

3 Kab. Aceh Besar 11 7 2

4 Kab. Aceh Jaya 11 7

5 Kab. Aceh Selatan 11 7

6 Kab. Aceh Singkil 11 7

7 Kab. Aceh Tamiang 11 7

8 Kab. Aceh Tengah 11 7

9 Kab. Aceh Tenggara 11 7

10 Kab. Aceh Timur 11 7 1

11 Kab. Aceh Utara 11 7

12 Kab. Bener Meriah 11 7

13 Kab. Bireuen 11 7 1

14 Kab. Gayo Lues 11 7

15 Kab. Nagan Raya 11 7

16 Kab. Pidie 15 7 3

17 Kab. Pidie Jaya 11 7

18 Kab. Simeuleu 11 4

NAD Total 202 123 8

2 Sumatera Utara 19 Kab. Asahan 21 1 1

20 Kab. Dairi 6 1 1

21 Kab. Deli Serdang 18 1 1

22 Kab. Humbang Hasundutan 7 1 1

23 Kab. Labuhan Batu 14 1 1

24 Kab. Langkat 50 3 2

25 Kab. Mandailing Natal 2

26 Kab. Nias 35 1 1

27 Kab. Nias Selatan 1

28 Kab. Padang Lawas 50 2 2

29 Kab. Padang Lawas Utara 45 2 5

30 Kab. Pakpak Barat 1

31 Kab. Samosir 2

32 Kab. Serdang Bedagai 1

33 Kab. Simalungun 5 1 2

34 Kab. Tanah Karo 22 1 2

35 Kab. Tapanuli Selatan 12 1 1

36 Kab. Tapanuli Utara 3

37 Kab. Toba Samosir 20 1 2

38 Kota Binjai 1

39 Kota Medan 7 1 1

Sumatera Utara Total 323 18 23

ALOKASI BANTUAN PENGUATAN UPJA (PEMULA, BERKEMBANG DAN PROFESIONAL) MENURUT PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA. 2011

Kabupaten/Kota Provinsi

(20)

Pemula Berkembang Profesional Kabupaten/Kota

Provinsi

No. UPJA (unit)

3 Sumatera Barat 40 Kab. Agam 28 9 5

41 Kab. Dharmas Raya 17 5 5

42 Kab. Lima Puluh Kota 1

43 Kab. Padang Pariaman 35 4 4

44 Kab. Pasaman 1

45 Kab. Pasaman Barat 92 20 12

46 Kab. Pesisir Selatan 60 15 10

47 Kab. Solok 17 5 5

48 Kab. Tanah Datar 13 5 5

49 Kota Bukit Tinggi 8 1 1

50 Kota Padang 18 2 2

51 Kota Padang Panjang 1

52 Kota Pariaman 8 2 2

53 Kota Solok 4 1 1

Sumatera Barat Total 303 69 52

4 Riau 54 Kab. Bengkalis 39 2 2

55 Kab. Indragiri Hilir 80 2 2

56 Kab. Indragiri Hulu 26 2 2

57 Kab. Kampar 34 1 1

58 Kab. Kuantan Singingi 33 1 1

59 Kab. Pelalawan 50 2 2

60 Kab. Rokan Hilir 296 10 12

61 Kab. Rokan Hulu 39 1 1

62 Kab. Siak 29 1 1

63 Kota Dumai 21 1 1

64 Kota Pekanbaru 40 1 2

Riau Total 687 24 27

5 Kepulauan Riau 65 Kab. Bintan 2 1 1

66 Kab. Karimun 1

67 Kab. Lingga 2 1 1

68 Kab. Natuna 5 3 3

Kepulauan Riau Total 10 5 5

6 Jambi 69 Kab. Batanghari 60 5 2

70 Kab. Bungo 55 1

71 Kab. Kerinci 50 1 1

72 Kab. Merangin 130

73 Kab. Muaro Jambi 33 1 1

74 Kab. Sarolangun 30 4 2

75 Kab. Tanjung Jabung Barat 57 20 17

76 Kab. Tanjung Jabung Timur 98 5 2

77 Kab. Tebo 40 1

78 Kota Jambi 7 3 1

(21)

Pemula Berkembang Profesional Kabupaten/Kota

Provinsi

No. UPJA (unit)

7 Bengkulu 79 Kab. Bengkulu Selatan 51 10 3

80 Kab. Bengkulu Tengah 24 5 1

81 Kab. Bengkulu Utara 70 20 7

82 Kab. Kaur 5

83 Kab. Kepahiang 21 5 1

84 Kab. Lebong 41 20 7

85 Kab. MukoMuko 35 10 2

86 Kab. Rejang Lebong 24 5 1

87 Kab. Seluma 50 20 7

Bengkulu Total 321 95 29

8 Sumatera Selatan 88 Kab. Banyuasin 3 3 3

89 Kab. Empat Lawang 25 4 2

90 Kab. Lahat 44 5 2

91 Kab. Muara Enim 62 5 2

92 Kab. Musi Banyuasin 42 5 2

93 Kab. Musi Rawas 62 5 2

94 Kab. Ogan Ilir 30 5 2

95 Kab. Ogan Komering Ilir 120 27 16

96 Kab. Ogan Komering Ulu 2 1 1

97 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 9 2 1

98 Kab. Ogan Komering Ulu Timur 98 5 2

99 Kota Lubuk Linggau 2

100 Kota Pagar Alam 15 2 1

101 Kota Palembang 8 2 1

Sumatera Selatan Total 522 71 37

9 Babel 102 Kab. Bangka 6 1 1

103 Kab. Bangka Barat 10 1 1

104 Kab. Bangka Selatan 11 3 1

105 Kab. Bangka Tengah 10 1

106 Kab. Belitung 4 1 2

107 Kab. Belitung Timur 2

Babel Total 43 7 5

10 Lampung 108 Kab. Lampung Barat 5 1 2

109 Kab. Lampung Selatan 13 6 3

110 Kab. Lampung Tengah 5 7 2

111 Kab. Lampung Timur 2 6 1

112 Kab. Lampung Utara 3 9 2

113 Kab. Tanggamus 1 3 6

114 Kab. Tulang Bawang 2 12 3

115 Kab. Way Kanan 4 1

116 Kota Metro 1 2 1

Lampung Total 36 47 20

11 Banten 117 Kab. Lebak 15

118 Kab. Pandeglang 35 15 5

119 Kab. Serang 500 30 5

120 Kab. Tangerang 50 15 5

(22)

Pemula Berkembang Profesional Kabupaten/Kota

Provinsi

No. UPJA (unit)

12 Jawa Barat 121 Kab. Bandung 5 2 1

122 Kab. Bandung Barat 2 1

123 Kab. Bekasi 10 5 5 124 Kab. Bogor 15 10 5 125 Kab. Ciamis 15 10 12 126 Kab. Cianjur 10 5 5 127 Kab. Cirebon 12 10 6 128 Kab. Garut 5 3 3 129 Kab. Indramayu 15 10 5 130 Kab. Karawang 15 10 5 131 Kab. Kuningan 20 15 5 132 Kab. Majalengka 15 10 5 133 Kab. Purwakarta 11 10 3 134 Kab. Subang 8 9 9 135 Kab. Sukabumi 10 10 3 136 Kab. Sumedang 7 8 8 137 Kab. Tasikmalaya 10 8 5 138 Kota Banjar 10 8 4 139 Kota Bogor 4 1 1 140 Kota Depok 5 2 141 Kota Sukabumi 3 1 142 Kota Tasikmalaya 3 1 1

Jawa Barat Total 210 149 91

13 143 Kab. Banjarnegara 50 30 5 144 Kab. Banyumas 10 5 5 145 Kab. Batang 3 1 1 146 Kab. Blora 15 10 5 147 Kab. Boyolali 10 5 1 148 Kab. Brebes 15 10 5 149 Kab. Cilacap 15 10 5 150 Kab. Demak 20 10 2 151 Kab. Grobogan 15 10 5 152 Kab. Jepara 5 3 1 153 Kab. Karanganyar 15 10 2 154 Kab. Kebumen 20 10 5 155 Kab. Kendal 20 15 5 156 Kab. Klaten 20 10 5 157 Kab. Kudus 25 15 5 158 Kab. Magelang 20 10 5 159 Kab. Pati 25 20 10 160 Kab. Pekalongan 5 3 1 161 Kab. Pemalang 15 15 5 162 Kab. Purbalingga 15 10 5 163 Kab. Purworejo 20 10 5 164 Kab. Rembang 20 15 5 165 Kab. Semarang 15 10 5 166 Kab. Sragen 10 5 2 167 Kab. Sukoharjo 2 2 168 Kab. Tegal 20 15 5 Jawa Tengah

(23)

Pemula Berkembang Profesional Kabupaten/Kota

Provinsi

No. UPJA (unit)

170 Kab. Wonogiri 20 10 5

171 Kab. Wonosobo 20 10 5

Jawa Tengah Total 475 294 118

14 DI Yogyakarta 172 Kab. Bantul 6 11 5

173 Kab. Gunung Kidul 3 6 3

174 Kab. Kulon Progo 2 4 2

175 Kab. Sleman 5 9 5

DI Yogyakarta Total 16 30 15

15 Jawa Timur 176 Kab. Bangkalan 6 1

177 Kab. Banyuwangi 6 1 178 Kab. Blitar 12 2 179 Kab. Bojonegoro 16 5 1 180 Kab. Gresik 16 5 1 181 Kab. Jember 25 3 182 Kab. Jombang 26 6 183 Kab. Kediri 15 2 184 Kab. Lamongan 20 3 185 Kab. Lumajang 13 2 186 Kab. Madiun 16 2 187 Kab. Magetan 26 2 188 Kab. Malang 36 5 189 Kab. Mojokerto 32 1 2 190 Kab. Nganjuk 31 1 191 Kab. Ngawi 19 192 Kab. Pamekasan 52 5 1 193 Kab. Pasuruan 4 1 194 Kab. Ponorogo 10 1 195 Kab. Probolinggo 21 1 1 196 Kab. Sampang 5 1 197 Kab. Sidoarjo 18 1 1 198 Kab. Situbondo 7 1 199 Kab. Trenggalek 6 1 200 Kab. Tuban 19 1 2 201 Kab. Tulungagung 13 1 1

Jawa Timur Total 470 55 10

16 Kalimantan Barat 202 Kab. Kubu Raya 10 72 20

203 Kab. Landak 6 44 15 204 Kab. Melawi 1 7 2 205 Kab. Pontianak 7 58 16 206 Kab. Sambas 7 55 15 207 Kab. Sanggau 5 45 12 208 Kab. Sekadau 3 22 6 209 Kab. Sintang 4 30 8 210 Kota Pontianak 2 16 5 211 Kota Singkawang 2 7 2

(24)

Pemula Berkembang Profesional Kabupaten/Kota

Provinsi

No. UPJA (unit)

17 Kalimantan Selatan 212 Kab. Balangan 13 3 1

213 Kab. Banjar 20 10

214 Kab. Barito Kuala 20 14 2

215 Kab. Hulu Sungai Selatan 45 7 3

216 Kab. Hulu Sungai Tengah 6 5 2

217 Kab. Hulu Sungai Utara 46 3

218 Kab. Kotabaru 19 3

219 Kab. Tabalong 31 17

220 Kab. Tanah Bumbu 24 15 2

221 Kab. Tanah Laut 10 3

222 Kab. Tapin 16 4

Kalimantan Selatan Total 250 84 10

18 Kalimantan Tengah 223 Kab. Barito Selatan 10 2 2

224 Kab. Barito Timur 20

225 Kab. Barito Utara 1 3 2

226 Kab. Gunung Mas 1 2

227 Kab. Kapuas 5 11 5

228 Kab. Katingan 1 2 1

229 Kab. Kotawaringin Barat 5 5 1

230 Kab. Kotawaringin Timur 8 10 2

231 Kab. Lamandau 5 2 1

232 Kab. Murung Raya 5

233 Kab. Pulang Pisau 20 12 5

234 Kab. Seruyan 2 1 1

235 Kab. Sukamara 3

236 Kota Palangka Raya 3

Kalimantan Tengah Total 89 50 20

19 Kalimantan Timur 237 Kab. Berau 2 2 2

238 Kab. Bulungan 3 10 1

239 Kab. Kutai Barat 1 1 1

240 Kab. Kutai Kertanegara 3 3 1

241 Kab. Kutai Timur 2 1

242 Kab. Nunukan 2 2 1

243 Kab. Paser 2 2 1

244 Kab. Penajam Paser Utara 2 2 1

245 Kota Samarinda 5

Kalimantan Timur Total 17 27 9

20 Bali 246 Kab. Badung 20 10 2

247 Kab. Bangli 20 10 1 248 Kab. Buleleng 32 10 3 249 Kab. Gianyar 30 10 2 250 Kab. Jembrana 21 5 2 251 Kab. Karangasem 10 5 252 Kab. Klungkung 25 10 1 253 Kab. Tabanan 37 10 3 254 Kota Denpasar 37 10 3 Bali Total 232 80 17

(25)

Pemula Berkembang Profesional Kabupaten/Kota

Provinsi

No. UPJA (unit)

21 NTB 255 Kab. Bima 30 6 2

256 Kab. Dompu 35 5 4

257 Kab. Lombok Barat 1 1 1

258 Kab. Lombok Tengah 40 20 5

259 Kab. Lombok Timur 18 6 6

260 Kab. Lombok Utara 5 2

261 Kab. Sumbawa 30 10 2

262 Kab. Sumbawa Barat 8 1

263 Kota Bima 3 3 3 264 Kota Mataram 2 1 NTB Total 172 55 23 22 NTT 265 Kab. Alor 1 266 Kab. Belu 8 267 Kab. Ende 3 1 1

268 Kab. Flores Timur 4

269 Kab. Kupang 3 2 1

270 Kab. Lembata 3

271 Kab. Manggarai 8

272 Kab. Nagekeo 2

273 Kab. Ngada 9 1 1

274 Kab. RoteNdao 3

275 Kab. Sikka 6

276 Kab. Sumba Barat 1 1 1

277 Kab. Sumba Timur 8

278 Kab. Timor Tengah Selatan 2

279 Kab. Timor Tengah Utara 6

280 Kota Kupang 3

NTT Total 70 5 4

23 Sulawesi Barat 281 Kab. Majene 12 3 1

282 Kab. Mamasa 3 1

283 Kab. Mamuju 36 7 1

284 Kab. Mamuju Utara 5 1

285 Kab. Polewali Mandar 12 5 1

Sulawesi Barat Total 68 15 5

24 Sulawesi Selatan 286 Kab. Bantaeng 25 4

287 Kab. Barru 25 5 1 288 Kab. Bone 25 5 1 289 Kab. Bulukumba 25 5 1 290 Kab. Enrekang 25 5 1 291 Kab. Gowa 25 5 1 292 Kab. Jeneponto 25 5 1 293 Kab. Luwu 25 5 1

294 Kab. Luwu Utara 25 5 1

295 Kab. Maros 25 5 1

296 Kab. Pangkep 25 5 1

297 Kab. Pinrang 25 5 1

298 Kab. Selayar 25 5 1

(26)

Pemula Berkembang Profesional Kabupaten/Kota

Provinsi

No. UPJA (unit)

302 Kab. Takalar 20 5

303 Kab. Tana Toraja 20 5

304 Kota Makassar 5 1

Sulawesi Selatan Total 435 90 15

25 Sulawesi Tengah 305 Kab. Banggai 25 9 2 306 Kab. Banggai Kepulauan 8 5 1

307 Kab. Buol 12 3 1

308 Kab. Donggala 15 8 2

309 Kab. Morowali 14 2 1

310 Kab. Parigi Moutong 14 7 1

311 Kab. Poso 22 7 1

312 Kab. Sigi 5 1 2

313 Kab. Tojo UnaUna 7 2 1

314 Kab. Tolitoli 12 7 2

315 Kota Palu 3 1 1

Sulawesi Tengah Total 137 52 15

26 Sulawesi Tenggara 316 Kab. Bombana 2 8 125

317 Kab. Buton 5 9 1

318 Kab. Buton Utara 4 6 3

319 Kab. Kolaka 4 46 1

320 Kab. Kolaka Utara 3 16 2

321 Kab. Konawe 6 205 6

322 Kab. Konawe Selatan 10 36 10

323 Kab. Konawe Utara 3 16 2

324 Kab. Muna 4 19 2

325 Kab. Wakatobi 1

326 Kota Baubau 2 9 1

Sulawesi Tenggara Total 43 371 153

27 Sulawesi Utara 327 Kab. Bolaang Mangondow 4 1 2

328 Kab. Kep. Talaud 1

329 Kab. Minahasa 10 2 3

330 Kab. Minahasa Selatan 4 1 1 331 Kab. Minahasa Tenggara 3

332 Kab. Minahasa Utara 4 1 1

333 Kab. Sangihe 1

334 Kota Bitung 1

335 Kota Tomohon 1

Sulawesi Utara Total 29 5 7

28 Gorontalo 336 Kab. Boalemo 20 5 2

337 Kab. Bone Bolango 3 1 1

338 Kab. Gorontalo 22 5 4

339 Kab. Gorontalo Utara 1 1 1

340 Kab. Pohuwato 20 5 2

341 Kota Gorontalo 2

Gorontalo Total 68 17 10

29 Maluku 342 Kab. Buru 4 2 2

343 Kab. Maluku Tengah 3 1 1

344 Kab. Maluku Tenggara 1 1 1

(27)

Pemula Berkembang Profesional Kabupaten/Kota

Provinsi

No. UPJA (unit)

30 Maluku utara 346 Kab. Halmahera Barat 5 1 1

347 Kab. Halmahera Selatan 7 1 1

348 Kab. Halmahera Tengah 9 1 1

349 Kab. Halmahera Timur 17 2 2

Maluku utara Total 38 5 5

31 Papua 350 Kab. Biak Numfor 6 3 1

351 Kab. Jayapura 7 3 1 352 Kab. Jayawijaya 5 2 1 353 Kab. Merauke 7 4 2 354 Kab. Mimika 6 3 1 355 Kab. Nabire 7 3 356 Kab. Paniai 6 2 Papua Total 44 20 6

32 357 Kab. FakFak 3

358 Kab. Sorong 3

359 Kab. Sorong Selatan 4

360 Kab. Maokwari 20 5

Papua Barat Total 10 20 5

6,538 2,344 892

Catatan :

Alokasi UPJA (pemula, berkembang & profesional) dapat berubah sesuai kondisi masingmasing wilayah Papua Barat

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan oleh penulis adalah Saraswati, dkk 2013 melakukan analisis laporan keuangan sebagai alat penilaian kinerja keuangan

Jika kamu pernah membuat sabun batang, maka kamu akan melihat perbedaan Jika kamu pernah membuat sabun batang, maka kamu akan melihat perbedaan bahan yang digunakan dalam membuat

Untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana public relations Radio 98,7 Gen Fm Jakarta dalam menjaga loyalitas pendengar,Serta tujuan

masih terdapat scene yang menggambarkan tingkah laku dan gaya hidup budaya lokal seperti cara makan Nagabonar dan kedua pembantu rumahnya yang masih menggunakan tangan.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, hal.. Barang konsumsi, adalah barang yang dapat lansung digunakan untuk kegiatan konsumsi, baik

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi penerimaan informasi pengguna website DPMD dengen menggunakan pendekatan model penerimaan teknologi (Technology Acceptance

Uji keberartian persamaan regresi dengan uji F diperoleh F hitung = 61,629 > Ftabel = 4,24 pada α = 5% dengan dk (1:25) yang berarti persamaan tersebut signifikan dan

Demikian juga penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staff administrasi Program Studi Magister Manajemen, Universitas Mercu Buana Semoga ilmu yang