• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2016 Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. M.R. Karliansyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2016 Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. M.R. Karliansyah"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i akan lebih memberikan dampak dan manfaat yang luar biasa bagi lingkungan itu sendiri dan mahluk hidup di dalamnya. Oleh karenanya agar pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat ditangani dengan baik setiap tahunnya, perlu disusun Rencana Kerja Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Tahun 2017 (Renja Ditjen PPKL 2017). Secara substansial Rencana Kerja ini disusun dengan berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015–2019, Rencana Strategis Ditjen. PPKL Tahun 2015–2019, dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017.

Renja Ditjen PPKL Tahun 2017 memuat Pendahuluan yang terdiri dari Kondisi Umum, Potensi dan Permasalahan; Tujuan, Sasaran Program, Sasaran Kegiatan, dan Sasaran Unit Kegiatan; Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan; Kerangka Regulasi; dan Kerangka Pendanaan.

Renja Ditjen PPKL Tahun 2017 diharapkan dapat dilaksanakan oleh semua unit kerja, pimpinan dan staf Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan secara akuntabel.

Renja Ditjen PPKL Tahun 2017 ini juga diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh unit kerja untuk penyiapan program dan anggaran tahunan. Semoga dokumen Renja Ditjen PPKL Tahun 2017 ini dapat lebih meningkatkan kinerja bagi seluruh pemangku kepentingan Ditjen PPKL.

Jakarta, Desember 2016

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

(3)

ii

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii BAB I PENDAHULUAN ...1 A. Latar Belakang ... 1 B. Mekanisme Penyusunan ... 3 C. Program Tahun 2016 ... 3

D. Capaian IKU dan IKK Tahun 2016... 3

E. Program Tahun 2015 – 2019 ... 3

BAB II SASARAN STRATEGIS 2017 ... 11

2.1. Sasaran Strategis Tahun 2017 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan ... 15

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2017 ... 32

3.1. Arah Kebijakan ... 33 3.2. Program Tahun 2017 ... 36 3.3. Kegiatan Tahun 2017 ... 37 3.4. Pembiayaan Tahun 2017 ... 38 BAB IV PENUTUP ... 63 LAMPIRAN ... 64

(4)

1

A. Latar Belakang

Ditjen PPKL mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Perubahan tugas ini diharapkan dapat meningkatkan upaya pencapaian kinerja yang lebih luas berkaitan dengan isu pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Tahun 2015-2016 telah disusun dan ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Nomor 03/PPKL-Setdit/2015 tanggal 9 November 2015 tentang Penjabaran pelaksanaan Renstra 2015-2019 secara bertahap dilakukan dengan penyusunan Rencana Kerja (Renja) setiap tahun untuk mencapai target-target indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Penyusunan Renja Tahun 2017 dilakukan agar pelaksanaan tugas pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dapat dijalankan dengan optimal sesuai dengan sistem penganggaran yang ada dan waktu pelaksanaan yang terbatas.

Kegiatan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan Tahun 2017 merupakan lanjutan dari pelaksanaan kegiatan tahun 2016 dan merupakan hasil kesepakatan Trilateral antara Kementerian LHK dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan. Renja ini menjadi landasan bagi rencana kegiatan periode tahun berikutnya. Secara umum permasalahan lingkungan hidup pada tahun 2010-2016 dihadapkan pada pencemaran air dan udara dari kegiatan industri, jasa, rumah tangga, transportasi serta kerusakan lingkungan di Daerah Aliran Sungai (DAS), pesisir dan laut; potensi pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan serta semakin meningkatnya dampak akibat fenomena perubahan iklim. Pencapaian indikator kinerja pada Renja Tahun 2017 menjadi landasan untuk pencapaian kinerja tahun berikutnya.

(5)

2

B. Mekanisme Penyusunan

Penyusunan Renja Tahun 2017 merupakan penjabaran dari Renstra Ditjen PPKL Tahun 2015-2019, yang dijabarkan berdasarkan indikator dan target kegiatan. Proses penyusunan berdasarkan pada evaluasi capaian target indikator pada tahun anggaran 2016, arah kebijakan dan strategi Ditjen PPKL tahun 2017, kendala dan tantangan, perubahan struktur organisasi dan tupoksi, perubahan output dan tahapan kegiatan serta kesesuaian kegiatan dengan stakeholder lainnya.

Penyusunan Renja Tahun 2017 dilakukan melalui rapat kerja yang dilaksanakan secara intensif dengan direktorat-direktorat yang ada di Ditjen PPKL. Masing-masing direktorat melakukan rapat kerja teknis untuk mengidentifikasi dan mensinergikan kegiatan dengan stakeholder terkait sehingga IKK yang dijanjikan dapat tercapai.

Pada Tahun 2017, terdapat perubahan cara kerja serta pendekatan pengalokasian anggaran pada Pemerintah, yang awalnya berbasis “Money Follow Function” menjadi “Money Follow

Program”. Perubahan ini berdampak pada perubahan target-target output di seluruh instansi Pemerintah termasuk di Ditjen. PPKL.

C. Program dan Capaian Tahun 2016

Sasaran prioritas nasional Tahun 2010-2014 adalah terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, terjaganya kelestarian dan kemampuan sumber daya alam dan lingkungan hidup dan peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Indikator sasaran prioritas yang menjadi dasar evaluasi terhadap realisasi anggaran dan capaian kinerja pelaksanaan Renstra Tahun 2010-2014 adalah:

1. Menurunnya tingkat pencemaran,

2. Meningkatnya usaha pengendalian kerusakan lingkungan hidup, dan,

3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan, partisipasi masyarakat dan ketersediaan data serta informasi pengelolaan lingkungan hidup.

Pada tahun 2015 dan 2016 Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan berfokus pada hasil kerja berupa tersedianya instrumen dan regulasi untuk mendukung peningkatan kualitas udara, air, dan tutupan lahan. Selain itu, Ditjen. PPKL melakukan pengendalian bahan-bahan pencemar dan pembinaan kerja dan tanggung jawab perusahaan pemegang ijin dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kemudian Ditjen. PPKL melakukan pengelolaan kesatuan hidrologi gambut.

(6)

3 disusun berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). No Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Target Capaian

(1) (2) (3) (4) (5)

a. Meningkatnya Kualitas Udara.

Indeks Kualitas Udara Meningkat

81.5 81,78

b. Meningkatnya Kualitas Air.

Indeks Kualitas Air Meningkat 52.5 50,20 c. Meningkatnya Kualitas

Tutupan Lahan.

Indeks Tutupan Lahan Meningkat

59.5 58,42

d. Menurunnya Beban Pencemaran dan Tingkat Kerusakan Wilayah Pesisir dan Laut.

Kualitas Pesisir dan Laut Meningkat Setiap Tahun.

5% dan 12 Kawasan 6,67% dan 12 Kawasan pesisir e. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Lahan Gambut.

Luas Lahan Gambut

Terdegradasi yang Terpulihkan

150 Ha 2.870 Ha

Tabel 1. Target dan Capaian Indikator Kinerja Utama Kegiatan Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) Pengendalian Pencemaran Udara (K1) Menurunnya beban emisi pencemaran udara sebesar 15% dari basis data 2014

Beban emisi udara dari sektor industri turun dibanding basis data tahun 2014

7% 10%

Pembangunan peralatan

pemantauan kualitas udara ambien dan beroperasi secara kontinyu di sejumlah 45 kota

3 Kota 3 Kota

Jumlah kota yang menerapkan

sistem green transportation

3 Kota 3 Kota

Jumlah kota yang memenuhi baku mutu kualitas udara ambien (dari 45 kota yang dipantau)

9 Kota 27 Kota Pengendalian Pencemaran Air (K2) Menurunnya beban pencemaran air sebesar 30% dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas (124.950,73 ton BODe).

(7)

4 Kegiatan Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Capaian

(1) (2) (3) (4) (5)

Sistem pemantauan kualitas air terbentuk tersedia dan beroperasi pada DAS prioritas secara kontinyu

2 DAS 4 DAS

Jumlah sungai yang telah ditetapkan daya tampung beban

pencemarannya

4 sungai 3 sungai

Jumlah sungai pada 15 DAS prioritas yang meningkat kualitasnya setiap tahun sebagai sumber air baku (untuk parameter kunci BOD, COD dan E-Coli)

6 sungai 2 sungai

Beban pencemaran air turun 50 % dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas 5% 5,25% Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut (K3) Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut sebesar 20% dari basis data 2015.

Kualitas air di perairan pantai pada 3 kawasan pesisir (NCICD, Semarang dan Bali) meningkat setiap tahun 3 Kawasan pesisir (NCICD) 3 Kawasan pesisir (NCICD)

Jumlah kawasan yang terpulihkan fungsi ekosistemnya pada kawasan pesisir prioritas : pantai, lamun, terumbu karang. 12 Kawasan 12 Kawasan Menurunnya tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut

Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk sebanyak 50 unit

2 unit 1 unit Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka (K4)

Jumlah provinsi yang

terinventarisasi mempunyai lahan rusak (open access)

3 Provinsi 6 Provinsi

Luas lahan terlantar (abandoned land) bekas pertambangan yang difasilitasi pemulihannya meningkat setiap tahun mencapai 25% dari

(8)

5 basis data rata-rata tahun 2010 dan

2014 Pengendalian Kerusakan Lahan Gambut (K5) Meningkatnya luas lahan terlantar yang terpulihkan sebesar 25% dari basis data yang

terinventarisir.

Kawasan yang ditetapkan peta satuan hidrologis gambutnya, dari 4 juta Ha luas indikatif KHG Babel, Bengkulu, Lampung, Aceh, Sumbar, Sumsel dan Sumut

3 KHG 8 KHG

Jumlah ekosistem Gambut

Ditetapkan Sebagai Fungsi Lindung

5 KHG 5 KHG

Lahan gambut yang dipantau status

kualitasnya meningkat setiap tahun

3 KHG 4 KHG

Luas lahan gambut yang rusak (degraded peatland) di luar kawasan hutan yang terpulihkan meningkat setiap tahun 150 Ha 2.870 Ha Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Lainnya Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (K6) Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH

SAKIP Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dengan nilai minimal 71,00 (A) di tahun 2019

73 Belum di

Evaluasi

(9)

6

BAB II

SASARAN STRATEGIS TAHUN 2017

Pola pikir penjabaran muatan intensi strategis pembangunan nasional yang dijabarkan dalam intensi strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagaimana Tabel 7, sedangkan penjabaran kerangka pikir pada tinkat Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 7 Penjabaran muatan intensi strategis pembangunan nasional dalam intensi strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Visi Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”

Misi Nasional

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum; 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim; 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Tujuan Pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Tahun 2015 - 2019

Peran Utama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Tahun 2015 – 2019

Memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi

yang aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan

sumbangan bagi perekonomian nasional.

1. Menjaga kualitas lingkungan hidup yang memberikan daya dukung, pengendalian pencemaran, pengelolaan daerah aliran sungai, keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan iklim;

2. Menjaga luasan dan fungsi hutan untuk menopang kehidupan, menyediakan hutan untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan jenis flora dan fauna serta endangered species; 3. Memelihara kualitas lingkungan hidup, menjaga

hutan, dan merawat keseimbangan ekosistem dan keberadaan sumberdaya.

(10)

7 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tahun 2015 - 2019

“Pemeliharaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup melalui Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup yang Komperehensif”

Indikator Tujuan

1. Tercapainya kualitas udara yang sehat 2. Tercapainya peningkatan kualitas air

3. Tercapainya pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang ramah lingkungan 4. Tercapainya pemulihan ekosistem lahan gambut

5. Tercapainya pemulihan lahan akses terbuka 6. Terlaksananya reformasi birokrasi

Sasaran Program

1. Menurunnya beban emisi pencemaran udara; 2. Menurunnya beban pencemaran air;

3. Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut; 4. Menurunnya tingkat kerusakan gambut;

5. Menurunnya tingkat kerusakan lahan akses terbuka;

6. Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tugas Ditjen PPKL

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan

Fungsi Ditjen PPKL

a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan; dan

(11)

8 Sasaran Kegiatan UDARA: Menurunnya beban emisi pencemaran udara sebesar 15% dari basis data 2014 AIR: Menurunnya beban pencemaran air sebesar 30 % dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas (124.950,73 ton BODe) PESISIR LAUT: 1.Menurun nya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut sebesar 20% dari basis data 2015 2.Menur unnya tingkat kerusa kan wilaya h pesisir dan laut GAMBUT Meningkatnya luasan lahan gambut yang terpulihkan sebesar 5% dari luas KHG yang sudah ditentukan LAHAN AKSES TERBUKA Meningkatnya luas lahan terlantar yang terpulihkan sebesar 25% dari basis data yang terinventarisir DUKUNGAN MANAJEMEN: Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal: SAKIP dengan nilai minimal 78,00 (A) di tahun 2019

(12)

9 pencemaran udara dalam upaya pencapaian menurunnya beban emisi pencemaran udara; 2.Efektifitas pelaksanaan inventarisasi emisi sumber pencemar dan pengelolaan kualitas udara; 3.Meningkatkan efektivitas pengendalian pencemaran udara sumber bergerak; 4.Meningkatkan efektivitas pengendalian pencemaran udara sumber tidak bergerak; 5.Meningkatnya Efektivitas sistem pemantauan kualitas udara ambien secara kontinyu di 45 kota dan pengendalian pencemaran non institusi. pencemaran air dalam upaya pencapaian menurunnya beban pencemaran dan perbaikan kualitas air; 2. Efektivitas inventarisasi dan alokasi beban pencemaran dalam upaya pencapaian penurunan beban pencemaran dan perbaikan kualitas air; 3. Efektivitas pengendalian pencemaran air limbah industri dalam upaya pencapaian penurunan beban pencemaran dan perbaikan kualitas air; 4. Efektivitas pengendalian pencemaran air limbah domestik dalam upaya pencapaian penurunan beban pencemaran dan perbaikan kualitas air; 5. Efektivitas pengendalian pencemaran air limbah USK dan non institusi dalam upaya pencapaian penurunan beban pencemaran dan perbaikan kualitas air. pengendalian pencemaran dan kerusakan pesisir dan laut; 2. Tersedianya data dan informasi tentang beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut sebesar 20% dari basis data 2015 3. Efektivitas pengendalian pencemaran dan kerusakan pesisir dan laut wilayah I 4. Efektivitas pengendalian pencemaran dan kerusakan pesisir dan laut wilayah II inventarisasi dan penetapan ekosistem gambut 2.Efektivitas perencanaan pengendalian kerusakan gambut dalam upaya pencapaian meningkatnya luasan lahan gambut yang terpulihkan 3.Efektivitas pengendalian kerusakan gambut perencanaan pemulihan kerusakan lahan akses terbuka dalam upaya pencapaian sasaran meningkatnya luas lahan terlantar yang terpulihkan; 2. Tersedianya data dan informasi hasil inventarisasi lahan akses terbuka serta skema pelembagaan yang melibatkan pemangku kepentingan utama; 3. Efektivitas pemulihan kerusakan lahan akses terbuka melalui peran serta hasil pelembagaan pemangku kepentingan program dan evaluasi dalam mencapai tujuan dansasaran Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; 2. Efektivitas layanan kepegawaian dan penataan organisasi tata laksana; 3. Efektivitas pelayanan umum dan akuntabilitas pengelolaan keuangan 4. Efektivitas pembinaan hukum dan koordinasi administrasi kerjasama teknik dalam negeri dan luar negeri

(13)

10 Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dapat ditunjukan dengan tabel di bawah ini :

SASARAN STRATEGIS 2017

SASARAN PROGRAM

2017

SASARAN KEGIATAN

2017

(OUTPUT)

LOKUS

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Udara Meningkatnya penerapan green

transportation Makassar dan Manado

INDIKATOR: Indeks Kualitas Udara

berada pada 81 - 84 INDIKATOR : Jumlah kota yang menerapkan green transportation meningkat dari tahun ke tahun

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0 PROGRAM : Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Target : 2 Kota

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Udara Tersedianya status mutu udara

perkotaan Pontianak, Banjarmasin, Pekanbaru, Padang

(14)

11

(OUTPUT)

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0

INDIKATOR: Indeks Kualitas Udara berada pada 81 - 84

INDIKATOR : jumlah kota yang memiliki sistem pemantauan kualitas udara ambien: yang beroperasi kontinyu (AQMS), yang beroperasi mudah, sederhana, dan menjangkau 500 kab/kota (passive sampler)

34 Provinsi - 400 Kab/Kota

PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : AQMS: 4 kota, Passive Sampler: 400 kab/kota

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Udara Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi

350 Kab/Kota

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0 INDIKATOR: Indeks Kualitas Udara berada pada 81 - 84 INDIKATOR : Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi sebesar 75% dari 2000 industri

PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 188 Industri

(15)

12

SASARAN STRATEGIS 2017

SASARAN PROGRAM

2017

SASARAN KEGIATAN

2017

(OUTPUT)

LOKUS

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Air Meningkatnya sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Citarum, Cisadane, dan Ciliwung

Sungai Ciliwung

INDIKATOR: Indeks Kualitas Air

berada pada 52-55

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0 INDIKATOR : Jumlah sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Ciliwung

PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 2 IPAL Komunal dan

sarana sanitasi dasar umum

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Air Menyediakan informasi data kualitas

air sungai secara kontinyu 6 Titik kontinyu monitoring di 3 sungai (sungai Citarum 2 ttk, Kapuas 2 ttk,

Sekampung 2 ttk) sistem entry akses data berbasis web

INDIKATOR : Jumlah sistem yang

dibangun untuk memantau kualitas air secara kontinyu pada 3 sungai di 3 DAS Prioritas

(16)

13

(OUTPUT)

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0

INDIKATOR: Indeks Kualitas Air berada pada 52-55

TARGET : 6 Titik kontinyu monitoring di 3 sungai (sungai Citarum 2, Kapuas 2, Sekampung 2) sistem entry akses data berbasis web PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Air Menetapkan alokasi beban

pencemaran di 15 sungai di 15 DAS 4 sungai

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0 INDIKATOR: Indeks Kualitas Air berada pada 52-55 INDIKATOR : Ditetapkannya alokasi beban pencemaran di 4 sungai di 4 DAS Prioritas

TARGET : 4 sungai

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Air Meningkatnya kualitas air sungai dengan menurunkan beban pencemaran

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0 INDIKATOR: Indeks Kualitas Air berada pada 52-55 INDIKATOR : Terbangunnya 6 IPAL Domestik dan 6 IPAL USK di 6 sungai pada 6 DAS prioritas

Usaha Skala Kecil : way sekampung, citarum, kapuas

(17)

14

SASARAN STRATEGIS 2017

SASARAN PROGRAM

2017

SASARAN KEGIATAN

2017

(OUTPUT)

LOKUS

TARGET : FS/DED IPAl USK di 3 DAS

dan 2 Unit IPAL

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Air Perbaikan kualitas sungai melalui

kegiatan Restorasi Citarum, Ciliwung

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0 INDIKATOR: Indeks Kualitas Air berada pada 52-55 INDIKATOR : Kualitas air pada segmen sungai sepanjang 0.05 km yang melintas di permukiman meningkat

TARGET : 3 Sungai

Dan 4 Unit IPAL Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya

dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Air Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah

(18)

15

(OUTPUT)

INDIKATOR: Indeks Kualitas Air berada pada 52-55

INDIKATOR : Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah melalui Program PROPER sebesar 75% dari 2000 industri yang dipantau

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0 PROGRAM : Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 600 industri

DIREKTORAT PEMULIHAN LAHAN AKSES TERBUKA

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Tutupan

Lahan Meningkatnya luasan lahan terlantar bekas pertambangan rakyat yang dipulihkan

Kab. Dharmasraya Prov. Sumatera Barat, Kab. Lombok Tengah Prov. Nusa Tenggara Barat, Kab. Belitung Timur Prov. Babel

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0 INDIKATOR: Indeks Kualitas Tutupan Lahan berada pada 59 - 62 INDIKATOR : Luas lahan bekas tambang rakyat yang dipulihkan PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 8 hektar

(19)

16

SASARAN STRATEGIS 2017

SASARAN PROGRAM

2017

SASARAN KEGIATAN

2017

(OUTPUT)

LOKUS

Menjaga kualitas LH untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan

Meningkatnya proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang

63 Kab/Kota

INDIKATOR: Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup berada pada kisaran 63,0 – 64,0 INDIKATOR: Indeks Kualitas Tutupan Lahan berada pada 59 - 62 INDIKATOR : Proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang sebesar 75% dari 106 industri yang dinilai

PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 18 Industri

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN PESISIR DAN LAUT

Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut

INDIKATOR: Kualitas pesisir dan laut meningkat setiap tahun 0 - 20% PROGRAM : Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Meningkatnya kualitas ekosistem pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai pada kawasan pesisir dan laut

Wilayah I (1 kawasan) : Kab. Lampung Selatan - Provinsi. Bandar Lampung Wilayah II (1 kawasan) : Kab. Donggala, Kota Palu - Provinsi Sulteng

INDIKATOR : Derajat keberfungsian ekosistem

meningkat setiap tahun INDIKATOR : Jumlah kawasan yang dipulihkan ekosistemnya (pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi

Pesisir Maluku dan Maluku Utara

(20)

17

(OUTPUT)

pantai)

TARGET : 2 kawasan prioritas Melestarikan keseimbangan ekosistem dan

keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut

Meningkatnya sarana instalasi pengolahan air limbah di perkampungan nelayan wilayah pesisir

Wilayah I (1 unit) ::Ds Banyudono Kec Kaliori, Rembang- (Jateng) - cilacap, jeparaWilayah II (1 unit) :Kelurahan Girian Bawah, Kecamatan Girian, Kota Bitung - maluku

(21)

18

SASARAN STRATEGIS 2017

SASARAN PROGRAM

2017

SASARAN KEGIATAN

2017

(OUTPUT)

LOKUS

INDIKATOR : Derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun

INDIKATOR: Kualitas pesisir dan laut meningkat setiap tahun 0 - 20%

INDIKATOR : Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk

Lokasi DED: Kendal, Cilacap, Sukabumi, Pontianak - jepara

Pembangunan:

Ds Banyudono Kec Kaliori, Rembang- (Jateng)

(22)

19

(OUTPUT)

Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

PROGRAM : Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 2 unit IPAL dan 1 Unit Pemanfaatan Limbah Padat

Lokasi DED: Bitung, Makassar, Palu dan Gorontalo - bitung Pembangunan:

Kelurahan Girian Bawah, Kecamatan Girian, Kota Bitung

Halmahera Selatan (Sudah ada DED)

Ijin: Cilegon, Surabaya, Sumut, Indrmayu, Aceh, Babel

(23)

20

SASARAN STRATEGIS 2017

SASARAN PROGRAM

2017

SASARAN KEGIATAN

2017

(OUTPUT)

LOKUS

Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut

Clean up di lokasi pesisir dan laut yang tercemar tumpahan minyak

2 lokasi: Bintan (Prov. Kepri) dan Teluk Jakarta (Prov. DKI Jakarta)

INDIKATOR : Derajat keberfungsian ekosistem

meningkat setiap tahun INDIKATOR: Kualitas pesisir dan laut meningkat setiap tahun 0 - 20% INDIKATOR : Jumlah lokasi pesisir dan laut yang dilakukan clean up akibat tumpahan minyak

PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 2 lokasi

Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut

Penyediaan Peta, Data Pencemaran dan Sumber Pencemar pada Kawasan Pesisir

3 kawasan pesisir (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD) - Teluk

Jakarta, Teluk Benoa Bali, dan Teluk Semarang

INDIKATOR : Derajat keberfungsian ekosistem

meningkat setiap tahun INDIKATOR: Kualitas pesisir dan laut meningkat setiap tahun 0 - 20% INDIKATOR : Jumlah kawasan pesisir yang dilakukan penentuan baseline pencemar, pemantauan berkala , dan pemetaan sumber pencemar

(24)

21

(OUTPUT)

PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 3 kawasan pesisir

DIREKTORAT PENGENDALIAN KERUSAKAN GAMBUT

Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

Meningkatnya kualitas pengelolaan

lahan gambut Terbangunnya sarana untuk pemulihan lahan gambut (sekat kanal)

Terpulihkannya Ekosistem Gambut

- Kab. Kutai Kertanegara

INDIKATOR : Derajat keberfungsian ekosistem

meningkat setiap tahun INDIKATOR: Luas lahan gambut terdegradasi yang dipulihkan meningkat setiap tahun 50-500 Ha

INDIKATOR : Jumlah sekat kanal yang dibangun di lahan gambut Luas ekosistem gambut yang terpulihkan

- Kab. Naganraya

PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 2.100 Ha - Kab. Kutai Timur - Kab. Tanah Tidung

(25)

22

SASARAN STRATEGIS 2017

SASARAN PROGRAM

2017

SASARAN KEGIATAN

2017

(OUTPUT)

LOKUS

Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

Meningkatnya kualitas pengelolaan lahan gambut

Meningkatnya proporsi jumlah perusahaan konsesi di ekosistem gambut yang meningkat kinerja tata pengelolaan airnya

- Kab. Nagan Raya- Kab. Mandailing Natal- Kab. Bengkalis- Kab. Indragiri Hilir- Kab. Kep. Meranti- Kab. Pelalawan- Kab. Rokan Hilir- Kab. Muaro Jambi- Kab. Sarolangun- Kab. Bangka Selatan- Kab. Banyuasin- Kab. OKI- Kab. Ketapang- Kab. Sambas- Kab. Pontianak- Kab. Kayong Utara- Kab. Sukamara- Kab. Barito Selatan- Kab.

Katingan- Kab. Hulusungai Selatan- Kab. Malinau- Kab. Kutai Kartanegara

(26)

23

(OUTPUT)

INDIKATOR : Derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun

INDIKATOR: Luas lahan gambut terdegradasi yang dipulihkan meningkat setiap tahun 50-500 Ha

INDIKATOR : Proporsi jumlah perusahaan konsesi di ekosistem gambut yang meningkat kinerja tata pengelolaan airnya melalui Program PROPER sebesar 50% dari 24 industri yang dinilai

PROGRAM : Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET : 40 Industri pada

Ekosistem gambut

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PPKL

Meningkatnya Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH

Jakarta

Nilai SAKIP Ditjen. PPKL Kementerian LHK memperoleh nilai 78 (kategori A) pada tahun 2019

INDIKATOR : SAKIP Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dengan nilai minimal 78,00 (A) di tahun 2019 TARGET : 75 Point

(27)

24

SASARAN STRATEGIS 2017

SASARAN PROGRAM

2017

SASARAN KEGIATAN

2017

(OUTPUT)

LOKUS

Meningkatnya Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik

Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH

Jakarta

Persentase layanan internal ditjen.

PPKL INDIKATOR : Layanan Internal Ditjen. PPKL

(28)

25

A. Arah Kebijakan

Untuk menjamin tercapainya sasaran program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategi Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Tahun 2015-2019 dengan indikator-indikator yang bisa diukur setiap tahunnya, pada tahun 2017 arah kebijakan yang dilakukan Ditjen. PPKL kepada perbaikan lingkungan secara nyata di 15 DAS guna mendorong peningkatan IKLH dan ketahanan air, untuk : tutupan lahan, BOD-COD-Ecoli, udara. Posisi rencana kerja ini merupakan instrumen untuk menginternalisasi sasaran program yang telah tersusun dalam rencana kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2017. Adapun beberapa strategi yang dilakukan oleh Ditjen. PPKL dalam melaksanakan programnya diantaranya :

 Memperluas kriteria program Adipura yang komprehensif (matra air, udara, lahan, sampah, kelembagaan, dan kapasitas SDM)

 memperluas cakupan program Proper yang mengarah pada industri yang lebih ramah lingkungan;

 mengembangkan dan mengimplementasikan skema insentif dan disinsentif untuk pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; dan

 menyusun Inpres dan Road Map pencegahan dan pemulihan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

B. Program Tahun 2017

Secara indikatif, pelaksanaan program dan kegiatan serta alokasi anggaran Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dalam tahun 2017 sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja (RENJA) KLHK yaitu sebesar Rp. 110.732.685.000,-. Hal ini sudah melalui kesepakatan dengan Bappenas/Kementerian PPN dan Kementerian Keuangan melalui forum Trilateral Meeting.

(29)

26

a. Indikator Kinerja Utama/Indikator Kinerja Program Ditjen. PPKL

Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang menjadi penanggung jawab program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai beberapa tugas yang perlu diimplementasikan dalam 5 tahun ke depan dan mendukung terhadap sasaran strategis Kementerian dalam Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang tercermin dalam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) sebesar 66,5- 68,5 pada tahun 2019 yang didukung oleh sistem data informasi lingkungan hidup dan neraca sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang handal. Dalam meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup, Ditjen. PPKL mempunyai peran dalam meningkatkan kualitas udara, air, dan tutupan lahan. Dimana ketiga peran tersebut menjadi tanggung jawab Direktorat Teknis pada Ditjen. PPKL. Adapun target untuk Indikator Kinerja Utama/Indikator Kinerja Program Ditjen. PPKL sebagai berikut :

PROGRAM SASARAN INDIKATOR

KINERJA TARGET PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Meningkatnya Kualitas Udara Indeks Kualitas Udara

Meningkat

82

Meningkatnya Kualitas Air Indeks Kualitas Air Meningkat

53

Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan Indeks Tutupan Lahan

Meningkat

60

b. Indikator Kinerja Kegiatan/Output Prioritas Direktorat Jenderal PPKL

Dalam pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2017, Ditjen. PPKL memutuskan untuk tetap menjadi 1 (satu) satuan kerja pusat yang menaungi 6 unit kerja eselon II terdiri dari 1 Unit Sekretariat dan 5 Unit teknis Direktorat. Hal ini dilakukan karena efisiensi alokasi pagu anggaran Ditjen. PPKL. Berikut ini merupakan besaran anggaran Ditjen. PPKL untuk setiap output dari kegiatan.

(30)

27 Tabel Rekapitulasi per Output Kegiatan Setditjen PPKL

KODE OUTPUT VOLUME JUMLAH

(x1000) %

5457

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya DItjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan hidup

38,651,685 100.00

5457.002 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 75 Poin 8,631,174 21.04

5457.994 Layanan Perkantoran 12 Bulan

(31)

28 2. Pengendalian Pencemaran Udara

KODE OUTPUT VOLUME JUMLAH

(x1000) % 5458 Pengendalian Pencemaran Udara 17,500,000 100.00

5458.001 Meningkatnya penerapan green transportation 2 Kota 1,750,000 10.00

5458.002 Tersedianya Status mutu udara perkotaan 4 Kota 13,250,000 75.71 5458.003 Meningkatnya proporsi jumlah industri yang

memenuhi baku mutu emisi

188 Industri

2,500,000 14.29

Kegiatan Pengendalian pencemaran udara mendapatkan porsi anggaran sebesar RP. 17.500.000.000,-. Output yang paling besar alokasinya adalah 5458.002 yaitu jumlah alat sistem pemantauan kualitas udara ambien yang beroperasi secara kontinyu untuk 4 kota sebesar Rp. 13.250.000.000,-. Hal ini dapat menunjukan bahwa output tersebut merupakan output prioritas bagi Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara yang dapat mendukung terhadap bencana kebakaran asap yang tiap tahun banyak terjadi di beberapa lokasi di Indonesia.

3. Pengendalian Pencemaran Air

KODE OUTPUT VOLUME JUMLAH

(x1000) % 5459 Pengendalian Pencemaran Air 25,581,000 100.00

5459.001 Menyediakan informasi data kualitas air sungai secara kontinyu

3 DAS 6,000,000 23.45

5459.002 Menetapkan alokasi beban pencemaran di 15 sungai di 15 DAS

4 DAS 1,000,000 3.91

5459.003 Meningkatnya kualitas air sungai dengan menurunkan beban pencemaran

3 DAS dan 2 Unit IPAL

(32)

29

Restorasi 4 Unit IPAL

5459.005 Meningkatnya sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Citarum, Cisadane, dan Ciliwung

2 Unit 1,250,000 4.89

5459.006 Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah

600 Industri 8,000,000 31.27

Kegiatan Pengendalian Pencemaran Air terlihat mendapatkan porsi anggaran tertinggi direktorat teknis Ditjen. PPKL sebesar RP. 25,581,000,000,-. Output yang paling besar alokasinya adalah 545925,581,000,000,-.001 yaitu jumlah alat Sistem pemantauan kualitas air terbentuk tersedia dan beroperasi pada DAS prioritas secara kontinyu untuk 3 Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas sebesar Rp. 6,000,000,000,-. Hal ini dapat menunjukan bahwa output tersebut merupakan output prioritas bagi Direktorat Pengendalian Pencemaran Air yang dipersiapkan untuk melakukan pemantauan terhadap DAS-DAS prioritas di Indonesia.

4. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut

KODE OUTPUT VOLUME JUMLAH

(x1000) % 5460 Pengendalian Pencemaran dan

Kerusakan Pesisir dan Laut 11,000,000 100.00

5460.001 Meningkatnya kualitas ekosistem pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai pada kawasan pesisir dan laut

2 Kawasan Prioritas

5,000,000 45.45

5460.002 Meningkatnya sarana instalasi pengolahan air limbah di perkampungan nelayan wilayah pesisir 2 Unit IPAL dan 1 Unit pemanfaat limbah padat 3,000,000 27.27

5460.003 Clean up di lokasi pesisir dan laut yang tercemar tumpahan minyak

(33)

30

KODE OUTPUT VOLUME JUMLAH

(x1000) %

5460.004 Penyediaan Peta, Data Pencemaran dan Sumber Pencemar pada Kawasan Pesisir

3 Kawasan NCICD

1,000,000 9.09

Kegiatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut mendapatkan porsi anggaran sebesar RP. 11.000.000.000,-. Output yang paling besar alokasinya adalah 5460.001 yaitu Jumlah kawasan yang terpulihkan fungsi ekosistemnya pada 85 kawasan pesisir prioritas : pantai, lamun, seagrass, terumbu karang sebesar Rp. 5.000.000.000,-. Hal ini dapat menunjukan bahwa output tersebut merupakan output prioritas bagi Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut pada tahun 2017 dimana berfokus pada pemulihan 85 kawasan pesisir prioritas. Pada Tahun 2016 Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut berfokus pada Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk sebanyak 2 unit, sehingga pada tahun anggaran 2017, prioritas alokasi anggaran untuk ouput 5460.002 dapat dikurangi dan dialihkan kepada output yang lain yakni output pemulihan.

5. Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka

KODE OUTPUT VOLUME JUMLAH

(x1000) % 5461 Pemulihan Kerusakan Lahan Akses

Terbuka

9,000,000 100.00

5461.001 Meningkatnya luasan lahan terlantar bekas pertambangan rakyat yang dipulihkan

8 Hektar 8,000,000 88.89

5461.002

Meningkatnya proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang

18 Industri 1,000,000 11.11

Kegiatan Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka mendapatkan porsi anggaran sebesar RP. 9.000.000.000,-. Output yang paling besar alokasinya adalah 5461.001 yaitu Meningkatnya luasan lahan terlantar bekas pertambangan rakyat yang dipulihkan sebesar Rp. 8.000.000.000,-. Hal ini

(34)

31 pertambangan.

6. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lahan Gambut

KODE OUTPUT VOLUME JUMLAH

(x1000) % 5462 Pengendalian Pencemaran dan

Kerusakan Lahan Gambut 9,000,000 100.00

5462.001 Terpulihkannya Ekosistem Gambut 2.100 Hektar 7,000,000

77.78 5462.002 Meningkatnya proporsi jumlah perusahaan

konsesi di ekosistem gambut yang meningkat kinerja tata pengelolaan airnya

40 Industri 2,000,000

22.22

Kegiatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lahan Gambut mendapatkan porsi anggaran sebesar RP. 9.000.000.000,-. Output yang paling besar alokasinya adalah 5462.001 yaitu terpulihkannya Ekosistem Gambut sebesar Rp. 7.000.000.000,-. Hal ini dapat menunjukan bahwa output tersebut merupakan output prioritas bagi Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lahan Gambut pada tahun 2017 dimana berfokus pada melakukan pemulihan lahan gambut yang rusak sebesar 2.100 Ha. Output ini menjadi prioritas untuk membantu pemulihan lahan gambut bencana kebakaran hutan pada tahun 2015-2019 di beberapa wilayah di Indonesia.

(35)

32

C. Kegiatan dan Pembiayaan Tahun 2017

Dalam melaksanakan programnya, Ditjen. PPKL mempunyai beberapa kegiatan diantaranya :

KODE URAIAN VOLUME ANGGARAN

(1) (2) (3) (4)

029.13.15 Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 110,732,685,000

5457 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya DItjen Pengendalian Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan hidup 38,651,685,000

5457.950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 75 Layanan 8,631,174,000

051 Penyusunan Dokumen Perencanaan 3,244,978,000

052 Penyusunan Rencana Anggaran 483,326,000

053 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi 658,628,000

054 Pengelolaan Data dan Informasi 341,372,000

055 Pengelolaan Keuangan 746,700,000

057 Pelayanan Hukum 750,000,000

058 Pengelolaan Kepegawaian 902,870,000

059 Pelayanan Umum dan Perlengkapan 433,960,000

060 Pelayanan Rumah Tangga 319,340,000

(36)

33

001 Gaji dan Tunjangan 26,205,085,000

002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 3,815,426,000

5458 Pengendalian Pencemaran Udara 17,500,000,000

5458.001 Meningkatnya penerapan green transportation 2 Kota 1,750,000,000

5458.001.001 Green Transportation 1,750,000,000

051 Perencanaan dan Inventarisasi Penerapan GT 380,751,000

052 Pelaksanaan dan Evaluasi Green Transportation 1,369,249,000

5458.002 Tersedianya Status mutu udara perkotaan 404 Kota 13,250,000,000

5458.002.001 Pemantauan Kualitas Udara Ambien Otomatis 9,718,729,000

051 Penyusunan Rencana Pemantauan Kualitas Udara Ambien 308,550,000

052 Pembangunan Jaringan Pemantauan Kualitas Udara Ambien Otomatis 9,129,315,000

053 Perawatan AQMS yang sudah beroperasi 280,864,000

5458.002.002 Pemantauan Kualitas Udara Ambien - Manual Metode Passive Sampler 3,531,271,000

051 Pengumpulan dan pengolahan data 3,106,519,000

(37)

34

KODE URAIAN VOLUME ANGGARAN

(1) (2) (3) (4)

5458.003 Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi 188

Industri 2,500,000,000

5458.003.001 Meningkatnya kinerja industri yang memenuhi Baku Mutu Emisi 2,500,000,000

051 Evaluasi kinerja pengendalian pencemaran udara sektor industri 1,540,968,000

052 Penyusunan rencana peningkatan kinerja industri 959,032,000

5459 Pengendalian Pencemaran Air 25,581,000,000

5459.001 Menyediakan informasi data kualitas air sungai secara kontinyu 3 DAS 6,000,000,000

051 Penyusunan dokumen perencanaan penyediaan data dan analisis kualitas air 580,268,000

052 Pelaksanaan dan Monev penyediaan data dan analisis kualitas air 4,132,051,000

053 Perawatan Peralatan Onlimo Terpasang 480,000,000

054 Pengolahan Data dan Analisis Kualitas Air dari hasil pemantauan 807,681,000

5459.002 Menetapkan alokasi beban pencemaran di 15 sungai di 15 DAS 4 DAS 1,000,000,000

051 Penyusunan Dokumen Perencanaan Penetapan alokasi beban pencemaran 95,600,000

052 Pelaksanaan dan Monev Penetapan alokasi beban penecamaran 904,400,000

5459.003 Meningkatnya kualitas air sungai dengan menurunkan beban pencemaran 3 DAS dan

(38)

35

051 Perencanaan Penurunan Beban 310,890,000

052 Pelaksanaan dan Evaluasi Penurunan Beban Pencemaran 600,000,000

053 Pembangunan Instalasi pengolahan air limbah 459,764,000

5459.003.002 Penurunan Beban Pencemaran Usaha Skala Kecil 1,629,346,000

051 Perencanaan Penurunan Beban 341,472,000

052 Pelaksanaan dan Evaluasi Penurunan Beban Pencemaran 261,416,000

053 Pembangunan Instalasi pengolahan air limbah 1,026,458,000

5459.004 Perbaikan kualitas sungai melalui kegiatan Restorasi

3 Sungai dan 4 Unit

IPAL

6,331,000,000

051 Perencanaan perbaikan kualitas sungai melalui kegiatan restorasi 2,492,390,000

052 Pelaksanaan dan Monev perbaikan kualitas sungai melalui kegiatan restorasi 3,838,610,000 5459.005 Meningkatnya sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Citarum, Cisadane, dan Ciliwung 2 Unit 1,250,000,000

051 Perencanaan Peningkatan Sarana Sanitasi Dasar Umum Dan IPAL Komunal di Sungai Citarum, Cisadane

dan Ciliwung 218,670,000

(39)

36

KODE URAIAN VOLUME ANGGARAN

(1) (2) (3) (4)

Citarum, Cisadane dan Ciliwung

5459.006 Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah 600

Industri 8,000,000,000

051 Penyusunan rencana peningkatan kinerja industri 5,500,000,000

052 Evaluasi kinerja pengendalian pencemaran udara sektor industri 2,500,000,000

5460 Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut 11,000,000,000

5460.001 Meningkatnya kualitas ekosistem pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai pada kawasan pesisir dan laut

2 Kawasan

Prioritas 5,000,000,000 051 Penyusunan Perencanaan dan Monev Rehabiltasi Ekosistem Pesisir dan Laut Kawasan Prioritas 300,000,000 052 Pengembangan Kebijakan dan Kerjasama Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut 1,300,000,000

053 Pelaksanaan Pemulihan Ekosistem Pesisir dan Laut 2,800,000,000

054 Inventarisasi Ekosistem Pesisir dan Status Mutu Laut 600,000,000

5460.002 Meningkatnya sarana instalasi pengolahan air limbah di perkampungan nelayan wilayah pesisir

2 Unit IPAL dan 1 Unit Pemanfaat Limbah Padat 3,000,000,000

(40)

37 5460.003 Clean up di lokasi pesisir dan laut yang tercemar tumpahan minyak 2 Lokasi 2,000,000,000

051 Penyusunan Perencanaan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Pesisir dan Laut Akibat Tumpahan

Minyak 100,000,000

052 Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Pesisir dan Laut Akibat Tumpahan Minyak 1,900,000,000 5460.004 Penyediaan Peta, Data Pencemaran dan Sumber Pencemar pada Kawasan Pesisir 3 Kawasan

NCICD 1,000,000,000

051 Pemantauan air laut di 3 kawasan prioritas nasional 518,841,000

052 Penyusunan Status Mutu Laut 212,769,000

053 Pemantauan pengelolaan lingkungan di kawasan pelabuhan laut 268,390,000

5461 Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka 9,000,000,000

5461.001 Meningkatnya luasan lahan terlantar bekas pertambangan rakyat yang dipulihkan 8 Hektar 8,000,000,000

5461.001.001 Pemulihan Lahan Bekas Tambang 8,000,000,000

051 Pelaksanaan pemulihan lahan bekas tambang rakyat 5,999,000,000

052 Pembentukan lembaga masyarakat pengelola lahan pasca pemulihan 360,000,000

(41)

38

KODE URAIAN VOLUME ANGGARAN

(1) (2) (3) (4)

054 Evaluasi Kinerja Pengelolaan Tutupan Lahan 272,000,000

5461.002 Meningkatnya proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi

pasca tambang 18 Industri 1,000,000,000

051 Penyusunan rencana peningkatan kinerja industri 287,860,000

052 Penilaian Kinerja Industri dalam Rehabilitasi pasca tambang 712,140,000

5462 Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lahan Gambut 9,000,000,000

5462.001 Terpulihkannya Ekosistem Gambut 2100

Hektar 7,000,000,000

051 Survey dan Verifikasi Kesatuan Hidrologis Gambut 2,486,807,000

052 Perencanaan pemulihan KHG 654,253,000

053 Pelaksanaan pemulihan KHG 3,858,940,000

5462.002 Meningkatnya proporsi jumlah perusahaan konsesi di ekosistem gambut yang meningkat kinerja tata

pengelolaan airnya 40 Industri 2,000,000,000

(42)

39 Dokumen Rencana Kerja (RENJA) ini diharapkan tak hanya semangat dan komitmen untuk mendorong perubahan, akan tetapi menjadi media yang dapat memandu setiap langkah dalam memenuhi kinerja Kementerian melalui peran Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. Selain itu, dokumen renja ini diharapkan menjadi arahan dalam melaksankan kegiatan pada tahun anggaran 2017 oleh seluruh unit kerja yang ada di Ditjen. PPKL. Selanjutnya, seluruh kegiatan yang ada dari unit kerja diharapkan dapat dipastikan kemanfaatannya dalam mendukung pemenuhan kinerja secara langsung. Pemantauan kinerja ini akan dilakukan oleh Bagian Program dan Evaluasi Sekretaritat Ditjen. PPKL dalam bentuk pemantauan dan evaluasi kinerja kegiatan yang diharapkan dapat memperbaiki kinerja dan perbaikan kordinasi pemantauan kinerja yang dituangkan dalam dokumen LAKIP.

(43)

40

LAMPIRAN

KEGIATAN DITJEN. PPKL PER PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS NASIONAL

No

Program/Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan

Sasaran Indikator Lokasi Target 2017

Alokasi 2017 (Jt Rupiah) Program Prioritas Nasional Kegiatan Prioritas Nasional 1. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Meningkatnya kualitas ekosistem pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai pada kawasan pesisir dan laut Jumlah kawasan yang dipulihkan ekosistemnya (pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai) Wilayah I (1 kawasan) : Kab. Lampung Selatan - Provinsi. Bandar Lampung Wilayah II (1 kawasan) :

Kota Palu - Provinsi Sulteng

2 kawasan prioritas

5.000

Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Rehabilitasi Kawasan Pesisir 2. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Meningkatnya sarana instalasi pengolahan air limbah di perkampungan nelayan wilayah pesisir Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk Wilayah I (1 unit) : : Ds Banyudono Kec Kaliori, Rembang- (Jateng) Wilayah II (1 unit) : Kelurahan Girian Bawah, Kecamatan Girian, Kota Bitung

2 unit IPAL dan 1 Unit Pemanfaatan Limbah Padat 3.000

Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Laut

(44)

41 dan Kehutanan 3. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Penyediaan Peta, Data Pencemaran dan Sumber Pencemar pada Kawasan Pesisir Jumlah kawasan pesisir yang dilakukan penentuan baseline pencemar, pemantauan berkala, dan pemetaan sumber pencemar 3 kawasan pesisir (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD) - Teluk Jakarta, Teluk Benoa Bali, dan Teluk Semarang

3 kawasan pesisir (prioritas NCICD : Jakarta, Telok Benoa dan Semarang) 1.000

Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Laut 4. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Clean up di lokasi pesisir dan laut yang tercemar tumpahan minyak Jumlah lokasi pesisir dan laut yang dilakukan clean up akibat tumpahan minyak 2 lokasi: Bintan (Prov. Kepri) dan Teluk Jakarta (Prov.

DKI Jakarta) 2 Lokasi

2.000

Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Laut

(45)

42 No Program/Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Sasaran Indikator Lokasi Target 2017

Alokasi 2017 (Jt Rupiah) Program Prioritas Nasional Kegiatan Prioritas Nasional 5. Pengendalian Pencemaran Air Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah

Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah melalui Program PROPER sebesar 75% dari 2000 industri yang dipantau 34 Provinsi(NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Kepulauan Riau,Bangka Belitung, DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Jawa Tengah, DIY

Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara, 600 industri 8.000 Produktivitas dan Daya Saing Industri

Pengembangan Industri Hijau

(46)

43 dan Kehutanan Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat

6. Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka

Meningkatnya proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang Proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang sebesar 75% dari 106 industri yang dinilai 63 Kab/Kota 18 Industri 1.000 Produktivitas dan Daya Saing Industri

Pengembangan Industri Hijau

7. Pengendalian Kerusakan Gambut

Meningkatnya proporsi jumlah perusahaan konsesi di ekosistem Proporsi jumlah perusahaan konsesi di ekosistem

- Kab. Nagan Raya - Kab. Mandailing Natal

- Kab. Bengkalis - Kab. Indragiri Hilir

40 Industri 2.000

Produktivitas dan Daya Saing Industri

Pengembangan Industri Hijau

(47)

44 No Program/Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Sasaran Indikator Lokasi Target 2017

Alokasi 2017 (Jt Rupiah) Program Prioritas Nasional Kegiatan Prioritas Nasional gambut yang meningkat kinerja tata pengelolaan airnya gambut yang meningkat kinerja tata pengelolaan airnya melalui Program PROPER sebesar 50% dari 27 industri yang dinilai

- Kab. Kep. Meranti - Kab. Pelalawan - Kab. Rokan Hilir - Kab. Muaro Jambi - Kab. Sarolangun - Kab. Bangka Selatan - Kab. Banyuasin - Kab. OKI - Kab. Ketapang - Kab. Sambas - Kab. Pontianak - Kab. Kayong Utara - Kab. Sukamara - Kab. Barito Selatan - Kab. Katingan - Kab. Hulusungai Selatan - Kab. Malinau - Kab. Kutai Kartanegara

(48)

45 dan Kehutanan 8. Pengendalian Pencemaran Udara Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi sebesar 75% dari 2000 industri 34 Provinsi(NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Kepulauan Riau,Bangka Belitung, DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Jawa Tengah, DIY

Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara, 188 industri 2.500 Produktivitas dan Daya Saing Industri

Pengembangan Industri Hijau

(49)

46 No Program/Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Sasaran Indikator Lokasi Target 2017

Alokasi 2017 (Jt Rupiah) Program Prioritas Nasional Kegiatan Prioritas Nasional Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat 9. Pengendalian Pencemaran Air Perbaikan kualitas sungai melalui kegiatan Restorasi Kualitas air pada segmen sungai sepanjang 0.05 km yang melintas di permukiman meningkat DAS Asahan ( Segmen Danau Toba), Sungai Citarum, Sungai Ciliwung 3 Sungai dan 4 Unit IPAL 6.331 Peningkatan Ketersediaan Air Baku Jaga Air

10. Pengendalian pencemaran air

Menyediakan informasi data kualitas air sungai secara kontinyu Jumlah sistem yang dibangun untuk memantau kualitas air secara kontinyu pada 3 sungai di 3 DAS Prioritas 6 Titik kontinyu monitoring di 3 sungai (sungai Citarum 2 ttk, Kapuas 2 ttk, Sekampung 2 ttk) sistem entry akses data berbasis web

6 Titik 6.000

Peningkatan Ketersediaan Air Baku

(50)

47 dan Kehutanan

11. Pengendalian pencemaran air

Menetapkan alokasi beban pencemaran di 3 sungai di 3 DAS Ditetapkannya alokasi beban pencemaran di 4 sungai di 4 DAS Prioritas 4 sungai (Asahan, way sekampung) 4 Sungai 1.000 Peningkatan Ketersediaan Air Baku Jaga Air

12. Pengendalian pencemaran air

Meningkatnya kualitas air sungai dengan menurunkan beban pencemaran Terbangunnya 6 IPAL Domestik dan 6 IPAL USK di 6 sungai pada 6 DAS prioritas Domestik : way sekampung, citarum, kapuas

Usaha Skala Kecil : way sekampung, citarum, kapuas FS/DED USK di 3 DAS (sekampung, citarum, kapuas) dan 2 Unit IPAL 3.000 Peningkatan Ketersediaan Air Baku Jaga Air

13. Pengendalian Pencemaran Air

Meningkatnya sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Citarum, Cisadane dan Ciliwung Jumlah sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Ciliwung Sungai Ciliwung 2 IPAL Komunal dan sarana sanitasi dasar umum 1.250 Penguatan promotif dan preventif: "Gerakan Masyarakat Sehat" Lingkungan Sehat 14. Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka

Meningkatnya luasan lahan terlantar bekas pertambangan rakyat yang dipulihkan Luas lahan bekas tambang rakyat yang dipulihkan Kab. Dharmasraya Prov. Sumatera Barat, Kab. Lombok Tengah Prov. Nusa Tenggara Barat, Kab. Belitung Timur Prov.

8 hektar 8.000 Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan Rehabilitasi kawasan perdesaan yang rusak dan tercemar lingkungan, terkena

(51)

48 No Program/Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Sasaran Indikator Lokasi Target 2017

Alokasi 2017 (Jt Rupiah) Program Prioritas Nasional Kegiatan Prioritas Nasional Babel dampak bencana serta perubahan iklim 15. Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut Terpulihkannya Ekosistem Gambut Luas ekosistem gambut yang terpulihkan Provinsi : Kab. Naganraya, Kab. Kutai Timur, Kab. Tanah Tidung 2100 hektar 7.000 Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan Rehabilitasi kawasan perdesaan yang rusak dan tercemar lingkungan, terkena dampak bencana serta perubahan iklim

16. Pengendalian Pencemaran Udara

tersedianya status mutu udara perkotaan jumlah kota yang memiliki sistem pemantauan kualitas udara ambien: yang beroperasi kontinyu (AQMS), yang beroperasi mudah, AQMS: Pontianak, Banjarmasin, Pekanbaru, dan Padang Passive Sampler: 400 kab/kota AQMS: 4 kota, Passive Sampler: 400 kab/kota 13.250 Mengembangkan Kota Hijau yang berketahanan Iklim dan Bencana Sistem Informasi Kualitas Lingkungan Perkotaan

(52)

49 dan Kehutanan sederhana, dan menjangkau 500 kab/kota (passive sampler) 17 Pengendalian Pencemaran Udara Meningkatnya penerapan green transportation Jumlah kota yang menerapkan green transportation meningkat dari tahun ke tahun Makassar dan Manado 2 kota 1.750 Mengembangkan Kota Hijau yang berketahanan iklim dan bencana Green Transportation 18. Dukungan Manajemen Ditjen. PPKL Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Ditjen. PPKL SAKIP Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dengan nilai 78,00 (A) di tahun 2019 Ditjen. PPKL Sakip = 75,00 8.632

Gambar

Tabel 1.  Target dan Capaian Indikator Kinerja Utama
Tabel 2.  Target dan Capaian Indikator Kinerja Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Pada stasiun 3 genus yang memiliki nilai Kelimpahan (K) tertinggi terdapat pada genus Surirella sebesar 65,33 ind/l, dengan kelimpahan relatif 31,71%, dan frekuensi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan produk ring basket multiguna pada pembelajaran PJOK di Sekolah dasar (SD) di Kota semarang, maka dapat

Menurut Eliott Jacques dalam Perilaku Organisasi (Nimran ; 1999 ; h. 134) budaya organisasi adalah the customary or traditional ways of thinking and doing things, which are

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Dalam putusan Mahkamah konstitusi Nomo 20/PUU-XVII2019 tentang daftar pemilih tambahan (DPTb) adalah frasa paling lmbat 30

Sedangkan data testing adalah data masyarakat yang akan di diagnose, untuk memutuskan pasien tersbut benar-benar kerna hepatitis atau tidak, data training dan data

Tiga dari empat jenis kejahatan kemanusiaan universal yang menjadi yurisdiksi ICC secara berurutan dirumuskan dalam pasal 6,7 dan 8 Statuta Roma 1998. Sedang perumusan yurisdiksi

Berdasarkan wawancara kepada Adi Supriadi selaku Asisten Manajer SDM pada tanggal 16 Februari 2010 permasalahan kinerja karyawan yang terjadi di reshare CV Rabbani Asysa

Prinsip mekanisme kerja probiotik pada akuakultur adalah kompetisi dengan bakteri patogen misalnya Pseudomonas terhadap beberapa Vibrio yang patogen pada udang, pengaktifan