• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Apotek. Pertemuan 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sejarah Apotek. Pertemuan 1"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Apotek

(2)

1. Farmasi Prasejarah

• Farmasi → bagian dari kehidupan manusia sehari

hari

• Peninggalan di Sharidar ( 30.000 SM),

penggunaan tumbuhan sebagai obat secara supranatural

• Penyakit karna masuknya roh jahat dalam tubuh,

yang dihilangkan dengan kepercayaan kebaikan dan keburukan.

• Pengobatan dengan cara mengusir pengganggu

dengan mantera, bunyi-bunyian dan ramuan tanaman

(3)

2. Farmasi Purbakala

Papyrus Eber ( 1500 SM ), masyarakat Mesir

telah mengenal 800 Resep yg terdiri dari 700

bahan obat dari tanaman (terbanyak), mineral

dan hewan

Para rhizotomol yaitu para ahli pengumpul

dan peracikan simplesia, meracik simplesia

menjadi obat ( pharmacon) yang disimpan

diruang khusus yang kemudian disebut

(4)

Hipocrates ( 425 SM ) dokter Yunani :

– Menjelaskan hubungan lingkungan dengan

manusia yang mengkaitkan empat elemen tanah, udara, api dan air dengan empat cairan yang

mengatur kegiatan tubuh yaitu darah, empedu hitam, empedu kuning dan lendir.

– Memilih pengaturan cara hidup untuk mengatasi

penyakit

(5)

• Galen

Istilah Apoteker atau Apotek mulai diperkenalkan oleh seorang dokter atau tabib Romawi bernama Galen (131-201CE), yang menamakan tempatnya memeriksa pasien sebagai "latron" dan tempatnya menyimpan obat disebut "apotheca", yang secara harfiah berarti gudang. Nama Galen saat ini diabadikan sebagai sebutan ilmu meracik obat secara mekanis (dengan mortar), yaitu Galenicals.

(6)

3. Farmasi Abad Pertengahan

– Pengobatan penyakit diganti dengan ajaran gereja,

berlandaskan hubungan antara dosa dengan penyakit

Ibnu Sina (980 –1063)

– Dokter arab, di Barat dikenal dengan nama

Avisena

– Seorang dokter, farmasis, filosof yg disebut “

Persian Galen “

– Menyempurnakan bentuk obat dalam bentuk

(7)

Apotek :

– Apotek pertama di Bagdad ( 754 ), kemudian di

Cologne Jerman ( 1225 ) dan London ( 1345 )

– Pemisahan profesi Farmasi dan Kedokteran oleh

(8)

4. Farmasi masa Renaessance(Pencerahan) & awal Eropa Modern

• Perubahan yang terjadi di Eropa (400-1453)

al.Istambul jatuh ke penguasa Turki,

ilmuwanYunani hijrah ke barat membawa buku dan lainnya.

• Obat mulai didatangkan dari tempat jauh. • Adanya eksplorasi di laut dan laboratorium. • Mulai dikenal buku standar resmi pembuatan

obat, buku formula Dispensatorium (1546) oleh Valerius Cardus di kota Nurenberg, dianggap

(9)

5. Farmasi abad XVII dan XVIII

• Penemuan obat, dokter berperan dalam

pengembangan teori, farmasis melakukan kegiatan penelitian kimia diLaboratorium

• Jean Beguin ( farmasis Perancis ) 1610

mempublikasikan buku The Chemical Beginner

• Newton seorang Asisten Farmasis, sebelum “

jatuhnya buah apel “

• Edward Jenner ( Inggris 1798 ) mempublikasi

karya ttg vaksin

• Scheele dan Priestley ( 1770 ) menemukan gas

(10)

6. Farmasi abad XIX

• Dunia farmasi melakukan transformasi dari

sebuah seni menjadi ilmu

• Fredrich Wilhem AS ( Jerman 1805 ) menemukan

morphin sebagai “somniferous principle “ didalam opium

• Journal de Pharmacie et de Chimie ( 1809 )

sebagai Buletin Pharmacie

• Bernard Courtois ( Perancis 1811 ) menemukan

iodium

• Hennel ( 1826, perancis ) berhasil mensintese

(11)

7. Farmasi abad XX

Pengembangan kimia, ilmu pengobatan dan

kefarmasian

Obat baru sebagian besar obat sintetik, bukan

dari tumbuhan

Dikembangkan Sintese obat baru dengan

mengeludasi rumus struktur zat berkhasiat

dan menghubungkannya dengan struktur dan

aktivitasnya.

(12)

8. Farmasi Masa Depan

• Perubahan orientasi pelayanan drug oriented menjadi

patient oriented

• Dalam pandangan ini “Pasien” yang memegang peran

utama penyembuhan, sedang obat sebagai penunjang

• Product oriented tanggung jawab kesembuhan pasien

lebih ditekankan kepada dokter, sedang patient oriented dokter dan farmasis bertanggung jawab bersama.

• Konsekuensinya farmasis harus meningkatkan

(13)

Definisi Apotek

APOTEK

Berasal dari bahasa

belanda: Apotheek, apotek

/apo·tek/ /apoték/ n toko tempat meramu dan menjual obat

berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat (KBBI, 2014)) adalah tempat menjual dan kadang membuat atau meramu obat. Apotek juga merupakan

tempat apoteker melakukan praktik profesi farmasi sekaligus

menjadi peritel. Kata ini berasal dari kata bahasa yunani apotheca yang secara harfiah berarti

(14)

Sejarah Apotek di Indonesia

Apoteker sebagai profesi di Indonesia sebenarnya relatif masih muda dan baru dapat berkembang secara berarti setelah masa kemerdekaan. Pada zaman penjajahan, baik pada masa kolonial Hindia Belanda maupun masa pendudukan Jepang, kefarmasian di Indonesia pertumbuhannya sangat lambat, dan profesi ini belum dikenal secara luas oleh masyarakat.

Sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia, para tenaga farmasi yang ada di Indonesia pada umumnya, masih terdiri dari asisten dari apoteker dengan jumlah yang sangat sedikit dan

(15)

Sejarah Apotek

Tonggak sejarah kefarmasian di Indonesia pada dasarnya diawali dengan pendidikan asisten apoteker pada masa

pemerintahan Hindia Belanda.

Pendidikan asisten apoteker dilakukan dengan sistem "magang" di tempat kerjanya, yaitu di apotek oleh apoteker

yang mengelola dan memimpin sebuah apotek.

Setelah calon asisten apoteker telah bekerja dalam jangka waktu tertentu di apotek dan dianggap memenuhi syarat, maka diadakan ujian pengakuan yang diselenggarkan oleh

(16)

Sejarah apotek

• Pada tahun 1950 di Jakarta dibuka sekolah asisten apoteker negeri

yang pertama, dengan jangka waktu pendidikan selama dua tahun. Lulusan angkatan pertama sekolah asisten apoteker ini tercatat sekitar 30 orang.

• Pada tanggal 5 september 1953 Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran,

Kedokteran Gigi dan Farmasi UGM untuk pertama kali menghasilkan 2 orang apoteker.

• Sekitar satu setengah tahun kemudian Bagian Farmasi Institut

Teknologi Bandung menghasilkan apoteker pertama pada tanggal 2 April 1955

• Dikarenakan masih kekurangan tenaga apoteker, pada tahun 1953

dikeluarkan undang-undang nomor 3 tentang Pembukaan Apotek. Sebelum dikeluarkannya UU tersebut untuk membuka apotek boleh dilakukan di mana saja dan tidak diperlukan izin dari Pemerintah. Dengan adanya UU tersebut maka Pemerintah dapat menutup kota kota tertentu untuk mendirikan apotek baru karena jumlahnya sudah dianggap cukup memadai. Izin pembukaan apotek hanya diberikan untuk daerah-daerah yang belum ada atau belum memadai jumlah apoteknya.

(17)

Sejarah apotek

• UU nomor 3 tersebut kemudian diikuti keluarnya UU nomor 4 tahun

1953 tentang Apotek darurat yang membenarkan seorang Asisten Apoteker untuk memimpin sebuah apotek. UU Apotek Darurat ini sebenarnya harus berakhir pada tahun 1958 karena ada klausul yang termaktub dalam UU tersebut yang menyebutkan bahwa UU tersebut tidak berlaku lagi 5 tahun setelah apoteker pertama

dihasilkan oleh Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia. Tetapi karena lulusan apoteker ternyata sangat sedikit, UU Apotek Darurat

tersebut diperpanjang sampai tahun1963 dan perpanjangan

tersebut berdasarkan surat keputusan Mentri kesehatan tanggal 26 oktober 1963 nomor 770/Ph/63/b.

• Sampai tahun 1963, apotek-apotek di Indonesia masih ada yg

bercampur dengan praktik dokter, atau disebut "apotek-dokter", selain ada yg namanya "apotek darurat" atau apotek yg dipimpin seorang asisten apoteker. Berdasarkan Peraturan

pemerintah Nomor 26 tahun 1963 tentang Apotek, maka berakhir pula izin-izin apotek dokter dan apotek darurat.

(18)

Sejarah apotek

• Sebelumnya SK Menteri Kesehatan Nomor 33148/Kab/176

tanggal 8 Juni 1962, antara lain menetapkan pelarangan izin baru untuk pembukaan apotek-dokter, dan semua izin

apotek-dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Januari 1963. Sedangkan berakhirnya apotek darurat

ditetapkan dengan Surat Keputusan Mentri

kesehatan Nomor 770/Ph/63/b tanggal 29 Oktober 1963 yang isinya antara lain: pelarangan penerbitan izin baru untuk pembukaan apotek darurat, dan semua izin apotek darurat Ibukota Daerah Tingkat I dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 februari 1964, dan semua izin apotek darurat di ibu kota Daerah Tingkat II dan kota-kota lainnya dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 mei 1964

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri se Kecamatan Lamongan, secara keseluruhan bahwa tingkat pemahaman guru terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 pada

Selain itu, penelitian serupa juga dilakukan oleh Rahayu (2013) SMAN 1 Lubuk Dalam Kabupaten Siak Sri Indrapura Provinsi Riau yang menunjukkan bahwa terdapat hasil yang signifikan

Kesimpulan: Kesimpulan penelitian yaitu pengalaman, pengetahuan, lingkungan dan motivasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan berorganisasi mahasiswa

Perlakuan P1 dengan tingkat konsumsi dan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dan tingkat konversi yang lebih rendah menunjukkan pemanfaatan asal samping industri kelapa

Manusia sebelum dilahirkan ke dunia atau saat masih dalam kandungan (selain Adam dan Hawa) telah mengadakan semacam “dialog” dengan Tuhan yang pada akhirnya

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “ TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA REMAJA PUTRI Di Sekolah Menengah Kejuruan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun ceremai berpengaruh secara nyata terhadap mortalitas larva Aedes aegypti, baik pada 24, 48 maupun 72 jam