4ilrr)
TERM OF REFERENCE PARTISIPASI INDONESIA DI FORUM INTERNASIONAL KEGIATAN TA 2016 No. Dokumen Revisi TanggalTerbit Ha la man F. PKT.4.0.1 1 o7.o7.2014 1 dari 5 Kementerian/Lembaga Unit Kerja Program Hasil (Outcome) Kegiatanlndikator Kinerja Kegiatan Jenis Keluaran (O utputl
Volume Keluaran
Satuan Ukuran Jenis keluaran
BADAN STANDARDISASI NASIONAL PUSAT KERJASAMA STANDARDI SASI
Kerjasama Standardisasi
Meningkatkan akses produk nasional ke pasar global Partisipasi lndonesia di Forum lnternasional
Persentase
(%)
tanggapan lndonesia
dalam
kegiatan pengembangan standar internasionalLaporan Partisipasi lndonesia dalam Pengembangan Standar lnternasional
2 (dua)
Laporan Partisipasi lndonesia dalam Pengembangan Standar lnternasional
A. Latar Belakang 1, Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK)
mengatakan bahwa dalam rangka melindungi kepentingan negara, keselamatan, keamanan, dan kesehatan warga negara serta perlindungan flora, fauna, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
diperlukan
standardisasidan
penilaian kesesuaian. Standardisasidan
penilaian kesesuaian merupakansalah satu
alat
untuk
meningkatkanmutu,
efisiensi produksi,mempertancar transaksi perdagangan, serta mewujudkan persaingan usaha yang sehat dan transparan, yang diperlukan dalam berbagai sektor kehidupan termasuk perdagangan, industri,
pertanian, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta lingkungan hidup
Terbukanya pasar bebas
di
era globalisasi baik regional maupun internasional, khususnyaMasyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan diterapkan pada awal tahun 2016, menjadi potensi dan peluang untuk meningkatkan perekonomian nasional dan daerah. Peluang akses pasar untuk produk-produk lndonesia terbuka cukup lebar dan berdaya saing tinggi, khususnya
bagi pelaku usaha mikro dan kecil di daerah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014, Pasal 53 ayat
('l)
menyatakan bahwa BSN bekerjasama dengan kementerian, LPNK lainnya, dan/atau Pemerintah Daerah untuk melakukan pembinaan terhadap Pelaku usahadan
masyarakatdalam penerapan sNl; Pasal 54 menyatakan bahwa BSN, kementerian, LPNK lainnya, dan/atau Pemerintah
Daerah
dapat
melakukan pembinaandan
pengembanganLPK
denganmemperhatikan kebutuhan pasar dan masyarakat dan Pasal
56
menyatakan bahwa BSN, kementerian,LPNK
lainnya, institusi pendidikan, organisasi standardisasi regional daninternasional, dan/atau Pemerintah Daerah dapat menyelenggarakan peningkatan kompetensi
SDM di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.
sesuai organisasi dan Tata Kerja BSN yang ditetapkan melalui
SK
Ka.BSNNo.965/BSN-UHK.35/05i2001, Deputi Bidang Penelitian dan Keriasama Standardisasi mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebi.lakan
di
bidang
perumusanstandar,
penelitian
danpengembangan serta kerjasama di bidang standardisasi.
Pedoman standardisasi Nasional (PSN) Nomor 09 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Mirror committee. Pedoman ini menggantikan PSN Nomor 09:2007. Pedoman ini dirumuskan dengan tuiuan untuk:
a)
menciptakai- mekanisme yang seragam dalam mengembangkanMc;
b)mlnciptakan keteraturan yang selaras dengan praktek dunia internasional;
c)
melengkapiacuan pelaksanaan kegiatan pengembangan MC'
2. Gambaran umum
Partisipasi lndonesia dalam forum lSo diwakili oleh BSN yang merupakan Nationat standards AoJy
fi"rtindiL
sebagai confact pornf untukselurul
!9Sr4an- IT^S. dilaksanakan oleh ISO'Eil'i)
TERM OF REFERENCEPARTISIPASI INDONESIA DI FORUM
INTERNASIONAL KEGIATAN TA 2016
No. Dokumen
:
F.PKT.4.0.1Revisi
:
1-Tanggal Terbit
:
0L.O7.2074Halaman :
2dari 6 ManagementBoard
ISO
(Technical
ManagementBoard)
yang
mengaturTechnical Committee/Sub Committee/Wc, serta komite teknis di dalamnya. lndonesia adalah salah satuanggota ISO yang termasuk kalegoti Member Body.
Sementara
itu
forum IEC
selaku organisasi perumus standar internasional untuk bidangdibidang elektroteknika (elektronika dan kelistrikan), lndonesia diwakili oleh Komite Nasional
lndonesia untuk lEC.
Mengingat banyaknya )umlah Technical Committee (TC)/Sub Committee (SC) di ISO/IEC dan status lndonesia sebagai
P
(Pafticipating\ memberpada
beberapa TC/SC,serta
untukmenjamin keterlibatan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, maka BSN membentuk
National Mirror Commiftee (NMC) yang merupakan komite bayangan dari TC/SC ISO/IEC di
tingkat nasional yang bertugas untuk mendukung partisipasi lndonesia dalam perumusan
standar internasional.
Adapun kegiatan NMC bertujuan:
a)
untuk membuka kesempatanluas bagi
stakeholderuntuk
berpartisipasiaktif
dalam kegiatan perumusan standar internasional (to make them involve) ;b)
untuk menciptakan media pembelajaran bagi stakeholder dalam angka capacity building terkait kegiatan perumusan standar internasional (to make them learn),c)
untuk membangun kepercayaan diri stakeholder dalam persaingan bisnis global (to make them confidence\.Dengan demikian partisipasi dalam kegiatan pengembangan standar internasional baik melalui
tanggapan
dalam
pengembangan standar maupun kehadirandalam
berbagai pertemuaninteinasional dimaksudkan
untuk
memberikan
masukan
dalam
program
nasionalpengembangan SNl, sehingga SNI yang dikembangkan mendapatkan masukan yang tepat sesuai perkembangan internasional dan memenuhi kebutuhan nasional. Selain hal tersebut
diharapkan lndonesia dapat menduduki jabatan yang ada di organisasi internasional tersebut
untuk memperjuangkan kepentingan nasional dan negara berkembang lainnya.
Dalam rangka mendukung rencana strategi BSN, untuk turut berkontribusi dalam program Pembangunan
Nasional
yang
diarahkan
untuk
memantapkan pembangunan secaramenyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang
berbasis
SDA yang
tersedia,SDM
yang
berkualitas,serta
kemampuan IPTEK, makadirencanakan kegiatan kerjasama standardisasi
melalui
partisipasi lndonesiadi
foruminternasional. Kegiatan dalam partisipasi tersebut meliputi:
1.
Penguatan partisipasipara
pemangku kepentingan lndonesia dalam kegiatan MirrorCommiftee (MC) ISO dan IEC;
2.
Penguatan peran lndonesia melalui Kegiatan Standardisasi Multilateral dan lnternasional.Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan mengacu pada beberapa sektor prioritas BSN
untuk tahun 2b15. Namun karena kegiatan Kerjasama internasional juga harus sesuai dengan
perkembangan
di
tingkat internasional, maka hanya bidang prioritas yang selaras dengan kegiatan internasional saja yang akan dilaksanakan untuk tahun 2015B.
Sasaran/Penerima Manfaatpenerima manfaatnya
dalam
keglatan kerjasama kelembagaandan
partisipasi dalam pengembangan standar internasional adalah :1). Panitia Teknis Perumusan SNI
2i. lnstansi Pemerintah terkait (Kementerian dan Lembaga Non Kementerian) 3). Ekspert dari Perguruan tinggi
4). Pihak industri nasional
5). Anggota Mastan 6). BSN
C.
Strategi Pencapaian Keluaran1. Metode Pelaksanaan
BS[rj)
PARTTS!PASI TERM !NDONESIA DI FORUMOF REFERENCE INTERNASIONAT KEGIATAN TA 2016 No. Dokumen Revisi TanggalTerbit Halaman F.PKT.4.0.1 1. 01,.07.201.4 3 dari 6Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
ini
direncanakan dilakukan secara swakelola.2.
Tahapan dan Waktu PelaksanaanUntuk rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan pada tahun anggaran 2015,
komponen/tahapan pelaksanaannya diatur sbb :
A.
Dalam rangka Penguatan Partisipasi lndonesia dalam KegiatanMirror
Committee(MC), direncanakan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
Tahap pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan pada awal persiapan pembentukan mirror committee dan juga digunakan untuk melakukan pembahasan draf standar internsional di
dalam kantor.
Pembahasan intensif merupakan fasilitasi kepada national mirror committee (NMC) untuk dapat melakukan pembahasan draf standar internasional
di
luar kantor (biasanya di hotel) agar pelaksanaan pembahasannya bisa lebih efektif.Tahapan ini direncanakan sebagai salah satu bentuk peningkatan kompetensi SDM di internal Pusat Kerjasama Standardisasi khususnya dalam bidang pelayanan sebagai Sponsoring Authority agar lebih paham dan mengimplementasikan standar internasional
secara profesional dalam melaksanakan pekerjaan. Pelatihan yang diberikan berupa Pelatihan terkait ISO Slstem Manajemen.
Berkenaan dengan tugas yang diemban
oleh
BSN selaku National Standards Body sebagai Sponsoring Authority yang merupakan implementasi dari berbagai standar yang dihasilkan oleh berbagai TCdi
ISO dan IEC atau gabungan dari ISO-IEC, maka BSN selaku Sponsoring Authority akan melaksanakan workshop sponshoring authority denganmengundang para calon penerap standar identifikasi nomor kartu. Workshop tersebut
akan
mengalokasikanpaket
fullday.Selain
kegiatan workshop, didalam tahapanpengembangan sponsoring authority
ini
akan melakukan persiapan sebanyak2
kali dalam bentuk konsinyering paket fullday meeting. Dengan pengembangan ini diharapkanBSN dapat memenuhi kewajibannya dan membuka peluang untuk Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) sesuai dengan kebutuhan industri/bisnis.
Pelaksanaan kegiatan diperlukan guna mengontrol kegiatan secara keseluruhan dengan mengevaluasi kegiatan pada masing-masing mirror committee agar kedepannya kegiatan
MC
bisa
berjalan denganbaik.
Evaluasi mirror committeini
direncanakan secarakonsinyering (paket meeting fullday) dengan mengundang peserta perwakilan dari
masing-masing MC.
Tahapan terakhir
dari
kegiatanini
adalah penyusunan laporan akhir kegaitan yangdirencanakan secara konsinyering paket meeting fullboard. Kegiatan
ini
dilakukandengan tujuan untuk mencari masukan sebanyak-banyaknya
dari
peserta sehingga mengnasitXan laporan akhir yang terukur dan dapat memberi masukan untuk perbaikan pengelolaan MC kedePannYa.Tahapan Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7
I
9 10 11 12Rapat koordinasi dan
oembahasan intensif
Capacity building Pengembangan Soonsorinq Authoritv Manaiemen evaluasi
BS[ri)
PARTISIPASI !NDONESIA DI FORUMTERM OF REFERENCE INTERNASIONAL KEGIATAN TA 2016 No. Dokumen Revisi TanggalTerbit Halaman F.PKT.4.0.1 1. 01,.07.2014 4 dari 6Tahapan Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7
I
9 10 11 12mirror committee
Penyusunan Laporan
Akhir
B.
Dalam rangka
Penguatan
peran
!ndonesia
melalui Kegiatan
StandardisasiMultilateral dan lnternasional, direncanakan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: Manajemen koordinasi
Dalam rangka memperkuat peran dan kontribusi Sub Bidang Kerjasama Multilateral dan
lnternasional
dalam
mendukung standardisasi nasional,maka dalam
pelaksanaandiperlukan manajemen koordinasi yang akan dilaksanakan beberapa kegiatan untuk
mengoptimalkan koordinasi melalui rapat internal dan interkem/org, rapat
di
luar jam kantor, dukungan pelaksanaan kegiatan menghadiri kegiatandi
luar kota, serta rapat fullday yang diperlukan untuk pembahasan materi/isu secara intensif.Rapat internal dan interkem/org dilakukan untuk hal-hal yang terkait koordinasi untuk
keputusan
internal/interkem/orgmaupun persiapan
yang
diperlukan
di
tingkatinternal/interkem/org dalam penanganan suatu isu atau materiatau kerjasama.
Rapat ini ditujukan untuk pembahasan yang lebih mendalam tentang suatu isu/materi
dalam lingkup substansi kecil sampai sedang karena hanya dibahas atau didiskusikan
selama 3 jam diluar jam kantor, dengan melibatkan beberapa unitterkaitdi BSN.
Dalam manajemen koordinasi inijuga dialokasikan dukungan anggaran untuk menghadiri
kegiatan
di
luar kota, diantaranya menghadiri undangan rapaUkegiatan lainnya atau dalam rangka implementasi kegiatan kerjasamadi
dalam kota dan empat kehadiran untuk kegiatan di luar kota (Jawa Barat, Yogyakarta dan Bali).Rapat fullday merupakan fasilitasi khusus untuk pembahasan secara mendalam tentang
suatu materi/isu dalam lingkup substansi sedang
-
besar terkait kerjasama multilateraldan internasional, sehingga dapat dilakukan secara intensif, efektif dan optimal.
Dalam manajemen koordinasi inijuga dialokasikan sejumlah anggaran narasumber untuk kegiatan yang memerlukan masukan tenaga ahliterkait.
Penguatan Sekretariat Kerjasama Multilateral dan lnternasional
Selaku pengelola kegiatan standardisasi internasional di lndonesia dan focal point untuk organisasi standardisasi internasional ISO dan lEC, maka dalam kerjasama multilateral
dan internasional diberikan kesempatan untuk menghadiri kegiatan capacity building di
luar
negeri
dengan sponsorshrpdari
penyelenggara kegiatan. Namun demikian,sponsorship ini tidak memberikan alokasi dana taktis bagi Delegasi lndonesia yang hadir
pada
kegiatan tersebut. Sehubungan denganhal
tersebut, dialokasikan anggaran-anggaran sebagai berikut:1.
Dukungan menghadiri capacity bulding yang diselenggarakan organisasi multilateraldan internasional meliputi yang diselenggarakan JISC-Jepang, tentative Jepang, kegiatan akan dilaksanakan sebanyak
1
kali pertemuan dalam setahun tersebut dengan alokasianggaran yaitu lumpsum 30%2.
Dukungan menghadiri capacity building yang diselenggarakan SIS-Swedia, tentativeThailand, kegiatan akan dilaksanakan sebanyak
2
kali pertemuan dalam setahuntersebut dengan alokasi anggaran yaitu lumpsum 30%.
3.
Dukungan menghadiri capacity buildingyang
diselenggarakanlSO,
tentativeSingapura, kegiatan akan dilaksanakan sebanyak
2
kali pertemuan dalam setahun tersebut dengan alokasi anggaran yaitu lumpsum 30%.Pengelolaan Komite Nasional lndonesia untuk IEC (Komnas IEC)
E[nrr)
PARTISIPASI INDONESIA DI TERM OF REFERENCEFORUM INTERNASIONAL KEGIATAN TA 2016 No. Dokumen:
F. PKT.4.0.1Revisi
:
1 TanggalTerbit:
07.O7.20L4Halaman :
Sdari 6Selaku pengelola kegiatan IEC
di
lndonesia dan focal polnt untuk lEC, maka dalamkerjasama multilateral dan internasional juga menyelenggarakan fungsi kesekretariatan
untuk mengelola kegiatan Komnas lEC. Selain melaksanakan dan monitoring kegiatan
terkait bidang elektroteknika, dilaksanakan beberapa kegiatan yang meliputi:
1.
Koordinasi pertemuan manajemen Komnas IEC yang keanggotaannya terdiri darinarasumber Eselon
1
dari
Kementerian/Lembaga maupun CEO dari organisasiswasta sebagai
penentu kebijakandi
bidang
elektroteknika. Kegiatan yangdilaksanakan direncanakan berupa kegiatan FGD dalam bentuk breakfast meeting
sebanyak dua kali untuk narasumber untuk tiap pertemuan.
2.
Untuk memfasilitasi pertemuan pembahasan/diskusidi
tingkat Kelompok Kerja,dialokasikan FGD di dalam kantor dengan narasumber dan paket pertemuan untuk
setiap pertemuan. Alokasi anggaran terkait selain untuk narasumber adalah untuk
peserta pertemuan
di
luar SK anggota Komnas IEC yang dialokasikan terdiri dari uangsaku
rapatdan
transport dalam kota, serta transportdan
honor panitia pelaksana kegiatan dari sekretariat Komnas lEC.3.
Dalam penanganan Komnas IEC juga dialokasikan anggaran untuk dua kali FGD Task Force khusus bentukan Komnas IEC yang ditugaskan untuk membahas suatumateri/isu khusus yang memerlukan koordinasi
dan
pembahasan khusus antarnarasumber dari lintas K/L terkait, guna memberikan masukan untuk Komnas lEC.
4.
Untuk persiapan internal KomnasIEC
berupa pembahasan antara sekretariatKomnas IEC dengan Sub Komite terkait maupun dengan Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi dan Kepala BSN.
F
Peran aktif dalam pertemuan internasionalSebagai anggota penuh ISO dan lEC, lndonesia memiliki kewajiban untuk berperan aktif
dalam
pertemuan internasionalyang
diselenggarakanISO/lEC. Terkait
denganpertemuan tertinggi
di
forum ISO dan lEC, dialokasikan anggaran PDLN menghadiriforum tersebut, diantaranya
'1.
Dalam memenuhi peran aktif lndonesiadi
pertemuan tingkat manajemen tersebut,lndonesia akan menghadiri sidang ISO General Assembly yang direncanakan akan dihadiri oleh 2 orang
2.
Untuk
mengikuti pembahasan kebi.iakanterkait
ElektroteknikalGlobal
(lEC),lndonesia akan menghadiri IEC General meeting yang direncakan akan dihadiri oleh
2 otang.
Forum dimaksud merupakan forum pertemuan tertinggi antar anggota, dan diantaranya
membahas
strategic planning, pelaporan
implementasi
action
plan,
isu-isuperkembangan kebijakan maupun
teknis,
serta
dukungan-dukunganyang
dapatdilakukan antar anggota.
3.
Selain
pertemuan
manajemen,lndonesia
juga
harus
berkontribusi dalampertemuan/sidang
teknis,
yaitu
menghadirisidang
TC
207
-
environmental management, dimana lndonesia sedang mengawal dan menjadi Convenor, ProJect Leader dan Secretary dalam ISO/TC 207lSC 7Ay'y'G 7 Framework Slandards untuk project GHG Methodologyseia
Co-convenordalam
ISO/TC207MG
I
Landdegradation and deseftification, yang menjadi usulan lndonesia.
>
Kontribusi dan kerjasama lndonesia di forum internasionalDalam rangka meningkatkan kepercayaan internasional kepada lndonesia, BSN turut berkontribusi aktif sebagai tuan rumah beberapa event internasional. Pada tahun 2016,
lndonesia akan menjadi tuan rumah sidang ISO/TC 130 Graphics Technology. lndonesia
memiliki banyak industri percetakan, khususnya pada industri skala kecil-menengah. Untuk dapat bersaing di pasar internasional dan dalam rangka mendukung daya saing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka diperlukan meningkatkan kepedulian industri
BS[rj)
PARTIS!PASI INDONESIA DI FORUMTERM OF REFERENCE INTERNASIONAT KEGIATAN TA 2016 No. Dokumen Revisi TanggalTerbit Halaman F.PKT.4.0.1 L 01.07.201.4 6 dari 5terhadap kualitas produk cetak. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka jaringan dan
memperoleh pengalaman dari kehadiran para pakar dalam pertemuan rutin tahunan
ISO/TC 130 yang direncankan dilaksanakan di Balidan dihadiri60 pakar.
Selain
itu,
dalam
rangka memperjuangkan kepentingan lndonesia, lndonesia telahberkomitmen untuk menjadi
tuan
rumah sidang ISO/TC 207lSC7
Greenhouse gasmanagement and related activities dan direncanakan akan dilaksankan
di
Yogyakarta dan dihadiri oleh 50D.
Kurun Waktu Pencapaian KeluaranKeluaran berupa laporan capaian dan/atau rekomendasi dari hasil kerjasama standardisasi
multilateral dan internasional yang mendukung pengembangan standardisasi nasional, yang dihasilkan secara terus menerus setiap tahun anggaran.
E.
Biaya Yang DiperlukanUntuk melaksanakan kegiatan tersebut diatas, dibutuhkan biaya Rp.2.140.000.000,- dengan
perincian sebagaimana RAB terlampir.
Demikian Kerangka Kerja Acuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi,
NlP. 19650210 199003 1 002
Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi,
lr. Erniningsih
NrP. 19570926 198603 2 001 Penguatan Sekretariat Kerjasama
Multilateral dan I nternasional
Pengelolaan Komite Nasional lndonesia
untuk IEC (Komnas IEC
Peran aktif dalam pertemuan internasional
Kontribusi dan kerjasama lndonesia di
forum internasional
F.PKT.4.0.1 Page 6
M.Sc.