BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ilmu arsitektur adalah ilmu yang kompleks atau mempunyai cakupan ilmu yang luas dan dipengaruhi oleh disiplin-disiplin ilmu lain. Sehingga perlu banyak pemahaman serta pembelajaran terhadap cakupan tersebut tidak terkecuali mengenai sains dan utilitas bangunan yang tentu sudah menjadi satu kesatuan dalam perwujudan arsitektur. Dalam ilmu sains dan utilitas 1 penulis sudah membahas dan mendapatkan beberapa sistem yang mendukung dan menunjang suatu bangunan. Untuk saat ini ilmu sains dan utilitas bangunan 2 merupakan kelanjutan matakuliah yang akan dibahas penulis, terdapat beberapa sistem pendukung bangunan yang harus diperhatikan dalam perancangan bangunan diantaranya sistem pemadam kebakaran, sistem penangkal petir, sistem komunikasi bangunan, sistem perlindungan bangunan, sistem akustik&noise, sistem kelistrikan dan pencahayaan buatan, sistem pengkondisian udara dan sistem struktur AC. Dari kesembilan sistem tersebut sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan dan sistem Akustik & Noise menjadi perhatian utama penulis dalam penulisan tugas ini.
Ketiga sistem tersebut tentunya memiliki peranan masing-masing yang sangat penting dalam menunjang kenyamanan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan yang dirancang. Sistem komunikasi berfungsi kelancaran aktivitas pada bangunan terutama pada bangunan yang bersifat komersial, tidak hanya itu pemenuhan kenyamanan akan berlibur dan menghuni tempat sangat memerlukan informasi yang memadai. Sistem akustik bertujuan untuk mereduksi kebisingan yang terjadi pada suatu ruangan yaitu dengan menggunakan bahan-bahan peredam bunyi dan penyerap bunyi sedangkan sistem perlindungan bangunan akan berperan untuk mencegah maraknya tindak criminal dalam bangunan dimana hal ini akan membatasi gerak gerik pelaku kejahatan.
Oleh karena itu, penulis mengkaji ketiga sistem tersebut berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada objek observasi yaitu, Melia Bali The Garden Villas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik yang terdapat pada objek?
2. Apa saja komponen-komponen dari sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik yang terdapat pada objek?
4. Bagaimana pemeliharaan/maintenance dari ketiga sistem tersebut pada objek agar dapat berfungsi secara maksimal?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang dijabarkan di atas, manfaat penyusunan makalah ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui penerapan sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik yang terdapat pada objek
2. Untuk mengetahui komponen-komponen dari sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik yang terdapat pada objek
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari ketiga sistem tersebut
4. Untuk mengetahui pemeliharaan/maintenance dari ketiga sistem tersebut pada objek agar dapat berfungsi secara maksimal
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan ini antara lain : a. Mahasiswa
Menambah pemahaman dan pengetahuan mengenai sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik pada sebuah bangunan yang dalam penugasan ini bangunan berlantai, minimal lantai 4 (proyek ataupun sudah jadi).
Menambah wawasan tentang sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik yang ideal pada bangunan sehingga bangunan yang nantinya akan direncanakan bisa menjadi lebih baik jika telah mengetahui jenis sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik yang tepat dan sesuai dengan luas bangunan.
b. Tim Pengajar
Mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik
Mengetahui sejauh mana efektifitas system SCL (Student Centre Learning) pada mahasiswa.
Sebagai referensi kedepannya dalam memberikan mata kuliah sains bangunan dan utilitas.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN DAN OBJEK 2.1 Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya validasi data, dengan disertai bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Guna mendapatkan data yang valid tersebut, pada penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini meliputi survey terhadap beberapa bangunan tinggi yang memiliki kriteria sesuai yang tertera pada tuntutan tugas. Setelah dilakukan survey terhadap beberapa bangunan kemudian dipilih bangunan yang paling cocok untuk
diobservasi yang berlokasi di Kawasan Wisata BTDC Lot. 1 Nusa Dua dengan waktu penelitian hari Senin, 14 Maret 2016.
2. Tahap Observasi (penelitian langsung ke lapangan, wawancara terhadap pihak terkait, dan melakukan pengukuran serta pemeriksaan)
metodologi yang digunaan pada saat observasi adalah : a. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap engineering hotel tersebut tentang komponen, kelengkapan dan cara kerja dari sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik pada bangunan tersebut yang mereka ketahui.
b. Metode Pengukuran dan Penelitian Langsung ke Lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan penelitian langsung terhadap sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik pada bangunan tersebut.
c. Metode Studi Pustaka dan Perbandingan
Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan data dari hasil observasi langsung dengan pengukuran dan penelitian dengan data dari bestek
bangunan.
3. Tahap Pengumpulan
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dimulai dari tahap survey bangunan, wawancara, observasi, dokumentasi berupa foto serta pengukuran. Dengan bahan yang diobservasi adalah yang ada pada rumah
tinggal tersebut. Survey bangunan yang sesuai dengan tuntutan tugas kemudian melakukan wawancara dengan pertanyaan yang berkaitan tentang sistem komunikasi, sistem perlindungan bangunan maupun sistem akustik pada objek. Setelah itu kami melakukan observasi dilakukan dengan cara melihat situasi dan kondisi dari sistem utilitas yang terpasang pada objek secara langsung. Selain melihat, peneliti juga mengamati bagaimana sistem kerja pada utilitas tersebut. Selain melakukan observasi, kami juga melakukan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan foto dan mengukur beberapa alat dari sistem utilitas menggunakan alat pengukur berupa meteran. Foto juga salah satu cara yang efektif dalam melakukan penelitian. Dengan bantuan kamera atau alat digital lainnya, objek yang diamati akan dapat didokumentasikan dengan baik, jelas, dan lebih nyata.
b. Alat Pengumpulan Data
Oleh karena teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, foto dan mengukur, maka alat pengumpulan datanya adalah lembar observasi yang berupa sketsa-sketsa yang mendukung penelitian beserta foto dokumen pribadi peneliti mengenai objek yang diobservasi dan alat pengukur berupa meteran.
2.2 Metode Analisis
Metode Pembahasan / Analisis merupakan metode yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap sistem dan komponen sistem yang diamati. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis adalah dengan cara membandingkan sistem yang telah ada pada obyek observasi dengan prinsip–prinsip dan teori–teori dasar dalam merancang sebuah utilitas bangunan. Analisis dilakukan berdasarkan prinsip–prinsip dan teori-teori yang telah dipahami dari hasil pembelajaran mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Sains Bangunan dan Utilitas 2. Tidak lupa metode analisis ini juga menggunakan pengamatan obyek secara langsung. Dengan adanya pengamatan secara langsung maka penulis dapat merasakan aspek–aspek kenyamanan, keamanan, dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan serta menentukan seberapa berhasilnya sebuah sistem utilitas bekerja pada suatu bangunan.
Gambar 2.1 Peta Lokasi
Identitas Objek Observasi:
Nama Pemilik Objek Bangunan : PT. Suryalaya Anindita Internasional Nama Proyek/Fungsi Bangunan : Melia Bali The Garden Villas
Lokasi dan alamat proyek/bangunan : Kawasan Wisata BTDC Lot. 1 Nusa Dua
Tahun dibangun : 1985
Luas Bangunan : 20978.99 m2
Luas Tanah : 10.7 hektar
Jumlah kamar : 494 unit kamar
Jumlah lantai : 5
Gambar Layout Melia Bali The Garden Villas sumber: Dokumen Pribadi
Gambar Tampak Melia Bali The Garden Villas sumber: Dokumen Pribadi
Gambar Potongan Melia Bali The Garden Villas sumber: Dokumen Pribadi
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN 3. 1 Sistem Komunikasi Bangunan
sistem komunikasi bangunan terdiri dari sistem komunikasi audio dan sistem komunikasi audio visual. Berdasarkan hasil observasi yang didapat, sistem komunikasi audio yang terdapat pada hotel ini antara lain telepon (internal dan eksternal) dan sound system. Sedangkan sistem komunikasi audio visual yang terdapat pada bangunan ini berupa televisi, LCD dan Internet.
1 Telepon
Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan) baik dari pihak hotel maupun tamu sehingga dapat mempermudah komunikasi dan aktivitas dari civitas didalamnya. Berdasarkan aksesibilitasnya sistem komunikasi dengan
menggunakan jaringan telepon di Melia Hotel ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu yang digunakan untuk berkomunikasi secara internal dan berkomunikasi secara eksternal.
Telepon Internal adalah Jaringan komunikasi telpon yang memliki ruang lingkup hanya di area hotel saja dan tidak dapat menghubungi pengguna lain yang berada diluar hotel. contohnya seperti telepon yang digunakan oleh para tamu ke bagian resepsionis/guest service untuk keperluan tertentu. Jaringan telepon yang digunakan di Melia Hotel ini adalah Private Automatic Branch Exchange (PABX) yaitu perangkat untuk memperbanyak atau menambah nomor SST Telkom menjadi nomor extension, sebagai sentral telepon dalam gedung yang mengatur lalu lintas komunikasi suara. Untuk hotel Melia, terdapat 700 nomor extension yang dapat digunakan. Oleh karena itu, pada hotel ini terdapat 2 jenis telepon yaitu Digital telepon yang terdapat di area Guest Service seperti Order Taking/ House Keeping, Resepsionis, Secretary, General Manager dan Analog telepon yang terletak di area Guest Room dan Back Office.
Gambar PABX pada Melia Hotel Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016
Gambar Telepon Analog untuk menghandle panggilan dari Guest Room Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016
Telepon Eksternal adalah komunikasi yang berhubungan dengan nomor diluar yang tidak dalam ruang lingkup lingkungan sistem PABX sebagai sentral telepon dalam gedung baik panggilan masuk (incoming) atau panggilan keluar. Telepon Eksternal di Melia Hotel ini menggunakan jaringan JARLOKAT, SLJJ dan SLI.
Gambar Pesawat Telepon Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016 2 Sound System
Peralatan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back ground musik dan pengumuman darurat / paging. Diantara peralatan utama dari sistem tata suara yang terdapat pada hotel Melia adalah:
Micropone paging
Alat ini diletakkan di bagian bell desk atau di bagian pemanggilan taxi yang terletak di dekat area drop off tamu. Alat ini berfungsi untuk pemanggilan tamu apabila taxi yang dipanggil sudah siap.
Gambar microphone paging di bell desk. Sumber: Hasil Observasi, 2016 Speaker
Speaker pada hotel melia ini terletak di area bar, restaurant dan meeting room. Speaker ini bertujuan untuk menunjang back ground music serta pemberian informasi tertentu kepada para tamu sedangkan pada ruang rapat berfungsi untuk memperjelas suara pembicara pada saat rapat. Peletakan speaker berada di sudut-sudut ruangan atau di tengah ruangan tanpa mengganggu estetika ruangan.
Gambar Speaker di Area Bar & Restaurant Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016
Gambar Speaker di Area Meeting Room sumber: Hasil Observasi, 2016
Gambar Speaker di Area Meeting Room sumber: Hasil Observasi, 2016 Mixer Amplifier
Alat ini berfungsi untuk mengatur back ground music dalam ruangan dimana music yang disalurkan berasal dari perangkat iPod yang disediakan
oleh pihak hotel. Alat ini diletakkan pada ruang khusus agar dapat dengan mudah di control oleh petugas yang mengontrol.
Gambar Mixer Amplifier dan iPod sumber: Hasil Obsrvasi, Maret 2016 Chyme microphone
suatu alat atau komponen Elektronika yang dapat mengubah atau mengkonversikan energi akustik (gelombang suara) ke energi listrik (Sinyal Audio). Alat ini digunakan di meeting room untuk membantu pembicara di meeting room agar suaranya terdengar lebih jelas.
Gambar Chyme microphone Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016 3 Televisi
Televisi merupakan media telekomunikasi yang fungsinya sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Televisi berfungsi sebagai media hiburan maupun komersial bagi tamu. Peletakan televise ada di setiap guest room dan resepsionis. Peletakan televisi di area resepsionis berfungsi untuk media hiburan bagi para tamu selagi menunggu kamar disiapkan.
Gambar televisi di Resepsionis Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016
Gambar televisi di Guest Room Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016 4 LCD
LCD proyektor merupakan sistem yang sangat sederhana untuk menampilkan suatu tampilan visual. Pengaplikasian LCD proyektor di Melia hotel adalah sebagai media presentasi sehingga peletakan LCD proyektor hanya terdapat di area Meeting Room. Oleh karena terdapat 2 meeting room sehingga LCD yang digunakan juga ada 2 buah LCD.
Gambar LCD Proyektor di Meeting Room Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016 5 Internet
Sistem internet pada bangunan bisanya dipasang untuk menunjang kebutuhan informasi agar bisa tercapainya factor kenyamanan dan kebutuhan informasi bagi civitasnya. Untuk menujang fungsi internet ini, Melia hotel bekerja sama dengan perusahaan yang dikenal dengan nama Centrin sebagai penyedia akses internet. Sehingga sistem internet yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem BPL yang memiliki beberapa komponen yaitu
- Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang berbeda. Biasanya router itu terletak di lantai paling bawah khusus pada bangunan bertingkat karena router sebagai induk dari penyaluran jaringan yang akan didistribusikan.Perletakan router tidak perlu dibuatkan ruangan tapi bisa diaplikasikan pada dinding. - Repeater adalah penguat sinyal untuk membantu penyebaran
sinyal yang terhambat pada jarak.
- Kabel sebagai penyambung dari router yang diletakan di setiap lantainya.Kabel ini biasanya diletakan/ditanam dalam tembok,bisa juga di taruh pada diatas kabel lift suapaya tidak mengganggu kenyamanan dan penglihatan.
- Kabel LAN sebagai kabel penghubung antara perangkat computer 1 dengan computer lainnya (Tergantung dari fungsi ruangan jika untuk ruangan yang diisi dengan banyak perangkat komputer), Misalnya perkantoran , ruang kerja dll. Mekanisme kerja dari sistem BPL antara lain:
Sinyal Internet sampai ke gedung bisa dialirkan melalui jaringan serat optik, xDSL, nirkabel atau sarana lainnya yang diusung oleh penyedia jasa Internet. Kemudian sinyal didistribukan melalui jala-jala listrik atau kabel coaxial sesuai dengan kebutuhan dan jarak yang ingin dijangkau. Setelah dari outlet (colokan) listrik kita gunakan adapter dan kabel eternet untuk menyalurkan sinyal data ke komputer. Dengan konfigurasi seperti ini seluruh bangunan utama dan yang terkait sudah mendapatkan distribusi data atau siap untuk melakukan koneksi Internet.
Gambar contoh sistem BPL pada gedung bertingkat
Maintenance/pemeliharaan sistem komunikasi bangunan yang diterapkan di Melia hotel antara lain terdapat 2 jenis yaitu:
Repair Work yaitu maintenance yang dilakukan saat keadaan emergency dimana saat ada kerusakan sistem komunikasi, perbaikan akan dilakukan saat itu juga.
Preventive Maintenance yaitu maintenance yang dilakukan secara berkala yaitu setiap 6 bulan sekali akan diadakan pemeriksaan dari sistem komunikasi bangunan di Melia hotel.
3. 2 Sistem Perlindungan Bangunan
Sistem perlindungan bangunan yang ada di Melia Hotel ini meliputi sistem manusia (satpam), CCTV dan Access Control. Berikut pembahasannya.
1 Sistem Manusia
Sistem manusia yaitu tenaga manusia berupa satpam dan juga petugas keamanan.Satpam atau Satuan Pengamanan adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/proyek/badan usaha untuk melakukan keamanan fisik (physical security) dalam rangka penyelenggaraan keamanan di lingkungan kerjanya.Terdapat beberapa lokasi penempatan petuga keamanan dalam gedung Matahari ini. Total petugas satpam yang ada di Melia hotel berjumlah 19 orang. Berikut letak-letak petugas satpam dalam Melia Hotel
Pos Satpam pada pintu masuk
Satpam yang berjaga dalam pos satpam bertugas memeriksa tiap kendaraan yang masuk ke dalam hotel
Posko khusus untuk satpam Pos satpam di areal dekat pantai Pos satpam di areal garden Alat Penunjang Tugas Satpam
1. Metal Detector
Metal detector adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi semua jenis metal. Prinsip kerja metal detector adalah gelombang electromagnet yang membentuk medanelectromagnet pada satu atau beberapa koil. Ada beberapa buah koil yang dimanfaatkan sebagai pemancar gelombang dan penerima gelombang, dimana pada kondisi standart, gelombang yang diterima mempunyai standart tertentu dan ini yang biasa disebut “balance” pada metal detector.
Gambar 3.1.b. Metal Detector
Sumber : Arybima2.wordpress.com, Mei 2015 2. Cermin (Under Car Inspection Mirror)
Cermin digunakan untuk memeriksa bagian bawah kendaraan yang sulit dijangkau.Cermin seperti ini juga disebut dengan under viewer.
Gambar 3.1.c. Cermin
Sumber : indonesian.digital-metaldetector.com, Mei 2015
2 CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yang telah terjadi. CCTV
diletakkan di beberapa titik strategis seperti garden, meeting room, koridor dll. Jumlah keseluruhan CCTV yang digunakan adalah 60 buah. Berikut adalah komponen dari CCTV
Kamera, jenis kamera yang digunakan pada Melia hotel ada 2 jenis yaitu indoor camera dan outdoor camera. Indoor camera yang digunakan adalah jenis dome yang terletak di area meeting room. Bentuknya mirip dengan kubah. Penggunaan kamera ini banyak digunakan karena bentuknya yang simpel dan mudah dalam istalasinya. Posisi lensa kamera yang tidak kelihatan kerana terhalang oleh lapisan dome, membuatkan kita tidak dapat mengetahui arah mana yang sedang di fokuskan oleh kamera tersebut. Sedangkan kamera outdoor terletak di garden dan koridor hotel yang berfungsi memantau orang yang berlalu lalang di area tersebut.
Gambar Mini Dome Camera (Indoor) sumber: Hasil Observasi, Maret 2016
Gambar Outdoor Camera Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016 Pengkabelan dan Adaptor
BNC (Bayonet Neill Concelman) connector :
Penghubung dengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.
Kabel Coaxial : untuk mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor
Peralatan untuk Crimp :alat bantu untuk memasang konektor BNC pada kabel coaxial.
Conektor RJ-45 :untuk conektor kabel jaringan dari kamera cctv ke computer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini hanya berlaku pada system CCTV berbasis internet.
Kabel UTP digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45
Kabel Power untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke adaptor atau power supply kamera CCTV.
Adaptor dan power supply menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. penempatan kabel pada ruangan ditempatkan di atas plafond atau selling,sehingga membuat penampilan pada ruangan terkesan rapi. Sedangkan kabel yang telah dipaku pada tembok lebih baik menggunakan klem kabel ,agar tersamar dengan tembok. Pada pemberian klem kabel, kabel dicat dengan warna yang serupa dengan cat tembok. Sedangkan untuk kabel dari outdoor camera ditanam didalam tanah agar tidak mengganggu estetika taman.
Monitor berfungsi mendisplaykan atau menampilkan hasil penangkapan gambar dari kamera yang berbentuk sinyal listrik menjadi bentuk citra gambar sesuai dengan gambar secara live maupun playback.
Multiplexer berfungsi mengatur tampilan dan perekaman gambar dari kamera ke monitor dan VCR.
DVR memiliki kemampuan sebagai multiplexer dan VCR, namun berbasis teknologi digital computer. DVR dibuat khusus merekam dengan Hardisk sebangai media penyimpanan
Penempatan monitor dan DVR diletakkan di ruang khusus yaitu di server room dan security office agar mudah di control oleh petugas apabila terjadi tindak criminal.
Mekanisme kerja dari CCTV
Pada dasarnya, sebuah jaringan CCTV terdiri dari jaringan kamera yang terhubung ke perangkat pengumpul atau sering disebut dengan matrix switcher yang kemudian di tampilkan pada layar Televisi. Perangkat Matrix Switcher ini lah yang mengumpulkan tangkapan video dari kamera-kamera
tersebut dan menampilkannya di layar televisi sesuai dengan tampilan yang diinginkan. Peralatan tambahan sangat mungkin untuk ditambahkan, yaitu perangkat perekam baik berupa data analog melalui Tape recorder maupun perangkat digital yang sering disebut dengan DVR (Digital Video recorder). 3 Access Control
Sebuah sistem perlindungan bangunan Access Control memungkinkan pemilik bangunan dan property untuk melakukan lebih dari sekedar mengontrol masuk ke daerah yang diproteksi. Sistem ini juga dapat membuat catatan history atau informasi secara elektronik mengenai siapa saja yang masuk ke dalam ruangan yang sudah diproteksi. Dengan adanya cacatan informasi tersebut membantu pemilik usaha mengidentifikasi siapa saja yang masuk ke ruangan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa sistem access control yang digunakan di Melia hotel antara lain:
Kartu strip magnetic
kartu ini memuat strip magnetic yang berisi informasi mengenai informasi pemegang kartu. Untuk setiap pengguna kartu jenis ini diberikan ID unik dan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kartu inilah yang dijadikan sebagai kunci kamar hotel. Kunci kamar satu dengan yang lainnya tidak dapat digunakan dengan kamar lain karena setiap kartu mempunyai kode ID sendiri.
Gambar kartu akses Guest Room Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016 Door Lock System
Acces Control ( Door Acces System) adalah sistem menggunakan id dengan strip magnetik dengan informasi yang dikodekan. Dengan sistem ini memungkinkan akses masuk kedalam ruangan hanya dapat diakses oleh orang yang memilik kartu strip dengan kode yang sesuai. Door lock system digunakan disetiap guest room yang ada pada hotel melia.
Gambar Door Lock System Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016 Mesin Scanner Biometric
Jenis sistem ini mengharuskan pengguna / user untuk memasukan
informasi menggunakan aspek biologis yang melekat pada pengguna/ user. Di hotel melia, sistem ini dapat diakses dengan menempelkan jari dan mendeteksi sidik jari. Alat ini digunakan untuk mengabsen karyawan hotel yang masuk kerja tepat waktu. Alat ini diletakkan di ruang karyawan di dekat fire brigade store.
Gambar Attendance Management Systems sumber: www.aliexpress.com
3. 3 Sistem Akustik & Noise
Sumber kebisingan ada 2 yaitu kebisingan dari luar dan dalam bangunan. 1 Sumber kebisingan dari luar bangunan
Gambar Sumber Kebisingan Bangunan Melia Bali – The Garden Villas sumber: Google Earth, Maret 2016
Keterangan:
A. Area Jalan Raya dengan tingkat kebisingan yang tinggi B. Area Jalan Raya dengan tingkat kebisingan yang tinggi
C. Area Hotel The laguna Luxury Resort dengan tingkat kebisingan yang rendah D. Area Pantai dengan tingkat kebisingan yang rendah
2 Sumber kebisingan dari dalam bangunan
Sumber kebisingan ini ditimbulkan dari ruang genzet dan project work seperti perbaikan lift dan lain-lain.
Perambatan kebisingan ke dalam bangunan
Kebisingan yang muncul dari luar bangunan umumnya merambat ke bangunan melalui medium udara atau disebut airborne sound. Berikut merupakan beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi perambatan suara dari luar ke dalam bangunan.
1 Material
Material bangunan yang digunakan pada bangunan melia hotel ini adalah beton dan solid wood. Pada bangunan ini yang berfungsi sebagai insulator adalah beton. 2 Penataan layout bangunan
Penataan layout sangat penting dilakukan pada bangunan agar ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan terpisah dari ruangan yang tidak terlalu membutuhkan ketenangan atau ruang-ruang yang justru menimbulkan kebisingan.
Bangunan melia hotel ini terletak cukup dekat dengan jalan raya walaupun jalan raya pada kawasan ini tidak terlalu padat. Namun untuk mengurangi kebisingan, maka penataan ruang-ruang hotel harus diperhatikan. Untuk lobby dan parkir diletakkan di bagian depan karena memiliki tingkat bising yang tinggi sedangkan guest room dan office di letakkan di belakang dekat pantai karena memerlukan ketenangan.
3 Penghalang (barrier)
Penghalang berfungsi untuk meredam atau memantulkan suara agar tidak langsung masuk ke dalam bangunan. Ada dua jenis penghalang, yaitu penghalang buatan dan penghalan alami. Penghalang alami dapat berupa tanaman atau kontur tanah, sedangkan penghalang buatan dapat berupa pemilihan bahan khusus untuk dinding dan pembuatan pagar.
Untuk di melia hotel, penghalang alami lebih banyak dibandingkan penghalang buatan, karena konsep dari hotel lebih ke konsep yang natural, asri dan terbuka. Penghalang buatan yang digunakan berupa beton karena material tersebut dapat meredam kebisingan.
Perambatan kebisingan di dalam gedung.
Untuk sistem akustik yang digunakan pada Melia Hotel terdapat beberapa ruang yang memerlukan perancangan sistem akustik yang ideal guna menunjang fungsi ruangan tersebut. Diantaranya adalah:
1 Ruang Genset dan Chiller
khususnya di area yang menimbulkan kebisingan tinggi yaitu pada ruang genset sehingga memerlukan perancangan khusus dalam menata sistem aksutik ruang tersebut. Salah satunya adalah dengan cara memasang penyerap suara jenis glasswool
Untuk pemasangan peredam pada ruang genset, ruang mesin atau ruang yang jarang dilalui orang tidak perlu memakai rangka pada dinding dan plafonnya. Memasang menggunakan paku khusus rockwool dan glasswool yaitu spindel pin. Bahan yang digunakan untuk peredam suara dan panas ruangan genset dan mesin adalah glasswool atau rockwool lapis aluminium dengan ketebalan yang disesuaikan. Komponen-komponen peredam suara pada ruang genset :
Glasswool merupakan bahan insulasi peredam panas dan peredam suara yang terbuat dari fiberglass, disusun menjasi sebuah tekstur yang mirip dengan wol, dan glasswool ini diproduksi dalam bentuk gulungan ataupun lempengan. Fungsi glasswool adalah mengurangi intensitas suara dari resonansi panel yang sampai ke telinga. Prinsisp kerjanya adalah mengubah energy gerak (getaran) menjadi energy panas akibat tumbukan molekul-molekul dalam bidang peredam suara. Bahan peredam suara umumnya adalah material yang bersifat lembut dan berpori seperti busa. Karena selain sangat efektif menurunkan intensitas suara , juga elastis dan tidak menyerap air (umumnya peredam suara yang lain menyerap air). Berikut adalah spesifikasi beserta harga dari glasswool :
Density 16kg/m3, Tebal 2.5cm / 5cm @ Rp. 240.000,-/Roll Density 24kg/m3, Tebal 2.5cm / 5cm @ Rp. 425.000,-/Roll Density 32kg/m3, Tebal 2.5cm / 5cm @ Rp. 510.000,-/Roll *Tebal 2.5cm Ukuran 1.2m x 30m
*Tebal 5cm Ukuran 1.2m x 15m
Spindel Pin
Cara memasang spindel pin yaitu :
Gambar3.1.2.a Glasswool Sumber :http://cvliberton.com
Gambar 3.1.2.b Spindel pin, kancing beserta lemnya Sumber :http://cvliberton.com
1. Beri lem khusus spindel pin (pembelian spindel pin sudah termasuk lem). Pada permukaan spindle pin lalu temple spindle pin pada dinding atau plafon yang akan dipasang rockwool dengan jarak setiap 60cm lalu didiamkan kurang lebih 24jam. 2. Setelah spindle pinkuat terpasang dan lem sudah kering, tancapkan rockwool atau
glasswool dan glasscloth pada spindle pin , pasangkan kancing lalu bengkokkan paku spindle pin.
Spesifikasi spindle pin :
1. 1 box = 1000set (paku+kancing) +tube lem 2. Panjang 38” untuk rockwool ketebalan 2,5cm 3. Panjang 65” untuk rockwool ketebalan 5cm 4. Panjang 120” untuk rockwool ketebalan 10cm
Gambar Insulator Glasswool di ruang genset Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016
sedangkan pada bagian plafón dilapisi dengan aluminium foil sebagai insulator kebisingan. Selain itu dikarenakan di dalam ruang genset, terdapat genset yang berpotensi menimbulkan getaran maka pada genset harus dialasi dengan sebuah bemper atau penaikan level agar getaran tidak menyebabkan lantai retak. Peletakan dari ruang genset juga berpengaruh terhadap sistem akustik bangunan. Oleh karena ruang genset akan menimbulkan kebisingan, maka peletakan ruang genset harus diatur sedemikian rupa agar jauh dari guest room. Selain ruang genset, juga terdapat ruang chiller yang berpotensi menimbulkan kebisingan. Hanya saja kebisingan yang ditimbulkan tidak memiliki potensi sebesar ruang genset. Di ruang chiller hanya terdapat aluminium foil pada bagian plafonnya sebagai insulator. Untuk bagian dinding hanya memakai beton biasa saja.
Gambar Aluminium Foil pada plafón sebagai insulator ruang genzet dan chiller sumber: Hasil Observasi, Maret 2016
Gambar Bemper untuk alas genset Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016 2 Meeting Room
Meeting room adalah ruangan yang memerlukan tingkat kebisingan yang rendah. Hal tersebut dikarenakan aktivitas yang dilakukan di dalam ruang tersebut cukup privat dan memerlukan ketenangan agar rapat berjalan dengan lancar. Dalam upaya
menunjang sistem akustik maka bahan penyusun dari ruangnya adalah seperti berikut Untuk lantainya dan setengah dindingnya, menggunakan alas karpet. Hal tersebut
dikarenakan selain berperan sebagai penutup lantai, kini karpet juga digunakan sebagai bahan akusitik serbaguna karena mereka menyerap bunyi
dan bising di udara (airborne) yang ada dalam ruang. Mereka mereduksi dan dalam beberapa kasus meniadakan dengan sempurna bising benturan dari atas dan mereka menghilangkan bising permukaan (serat kaki, bunyi langkah kaki,
perpindahan perabot rumah). Karpet digunakan untuk lantai dan juga sebagai penutup dinding. Pemberian karpet pada lantai dan dinding akan menciptakan suasana tenang. Makin tebal dan berat karpet maka makin besar pula daya serap dan kemampuannya dalam mereduksi bising.
Gambar Karpet di Meeting Room Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016
Untuk dindingnya pun dapat menggunakan kaca khusus yang ditempelkan pada dinding bercat putih sebagai insulator kebisingan sekaligus sebagai papan tulis yang dapat digunakan pada saat rapat. Dinding kaca dapat dijadikan alternatif sebagai papan tulis sehingga tidak memerlukan penambahan furniture dan dapat menghemat ruang.
Gambar Dinding Meeting Room Sumber: Hasil Observasi, Maret 2016
Selain ruang diatas, ruang yang lain tidak memerlukan perancangan sistem akustik yang khusus sehingga hanya disusun oleh dinding beton saja untuk meredam kebisingan.
BAB IV PENUTUP 4. 1 Kesimpulan
1 Sumber kebisingan yang ada bersumber dari luar dan dalam bangunan. Sumber kebisingan dari luar dengan tingkat kebisingan tertinggi yaitu berasal dari area jalan raya komplek BTDC yang belum ditanggulangi sepenuhnya karena konsep hotel yang terbuka membuat kebisingan luar dapat dengan mudah merambat ke bangunan. sedangkan sumber kebisingan yang berasal dari dalam , dengan tingkat kebisingan yang paling tinggi berasal dari ruang genset dan ruang chiller ditanggulangi dengan peemberian lapisan glasswool pada dinding.
2 Sistem perlindungan bangunan dalam Melia Hotel yaitu sistem manusia yaitu satpam, sistem CCTV dan sistem Access Control seperti door lock sistem dan fingerprint detector untuk kegiatan absensi karyawan.
3 Sistem komunikasi yang ada pada bangunan Matahari Kuta Square terdiri dari system komunikasi audio dan video berupa telepon, internet, LCD proyektor, Sound System dan lain-lain. Komponen system komunikasi yang terdapat pada bangunan melia hotel ini sudah memadai, maintenance dan pengecekan system juga sudah berlangsung dengan baik.
4. 2 Saran
1 Sebaiknya ditambahkan beberapa tanaman untuk area yang berhadapat langsung dengan jalan, yang berfungsi sebagai barrier atau penghalang kebisingan alami 2 Peletakkan CCTV sebaiknya lebih diperhatikan melihat luas area hotel yang
cukup besar memerlukan tingkat pengawasan yang lebih intensif agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang berbahaya bagi para tamu maupun karyawan.
3 Perletakan speaker di tempat-tempat strategis agar lebih mudah dalam penyampaian informasi tertentu terutama apabila terjadi kegiatan evakuasi.
DAFTAR PUSTAKA
Mediastika, Christina E., 2005, Akustika Bangunan, Prinsip-Prinsip dan Penerapannya di Indonesia, Erlangga, Jakarta.
http://edupaint.com/jelajah/cipta-dan-karya/6608-teknologi-sistem-keamanan-pada-bagunan-atau-gedung.html http://kuncielektronik.com/blog/beberapa-alasan-tentang-pentingnya-access-control-untuk-sistem-keamanan-bangunan-dan-property http://www.ceia.net/security/product.aspx?a=HI-PE%20Multi %20Zone http://agenpasangcctv.blogspot.com/2013/09/keunggulan-kelemahan-cctv.html https://tempatcctv.wordpress.com/2011/12/15/kelemahan-utama-dari-sistem-keamanan-menggunakan-cctv/ https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ http://www.academia.edu/6555324/SPESIFIKASI_TEKNIS_PEKERJAAN_MEKANIKAL _ELEKTRIKAL https://jogie.wordpress.com/hang-tuah/modul-pelajaran/smk-broadcasting/sistem-komunikasi/ http://modultekom.blogspot.com/p/sistem-a.html www. gm.techto.blogspot.com www. kaskus.co.id/bel-meja.com www. pocmanagement.co.uk http://aloekmantara.blogspot.co.id/2014/05/sistem-tata-suara-sound-system.html http://id.wikipedia.org/wiki/Power_Line_Communication https://tikmantewe.wordpress.com/2010/10/12/telepon/ https://ml.scribd.com/doc/156368426/Sistem-Akustik https://abisabrina.wordpress.com/2010/10/29/prinsip-dasar-audio-amplifie