• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pornografi dalam pendidikan upaya mengatasi masalah pornografi dalam pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pornografi dalam pendidikan upaya mengatasi masalah pornografi dalam pendidikan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

1 - 10 Interaksi di Kelas: Menciptakan Suasana Sosial dengan Pendekatan Konstruktivistik untuk Pembentukan Akhlak Peserta Didik

Hanun Asrohah

I I - 27 Pengarusutamaan Pengurangan Resiko Bencana ke Dalam Kurikulum Pendidikan Islam di Sekolah

Rubaidi

28 - 37 Menggabungkan Taksonomi Bloom dan Taksonomi Solo Sebagai Alternatif Menentukan Tujuan Pembelajaran Matematika yang Dapat Mengembangkan Karakter Berpikir

Asep Saepul Hamdani

38 - 50 Blended Learning Sebagai Optimasi Mutu Perguruan Tinggi Islam

Muhammad Thohir

51 - 61 Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan pada Institusi Pendidikan Melalui Program Diwiyata di Sekolah Dasar Negeri Petemon XIII Surabaya

Mukhlisah A. M.

62 - 70 Pornografi Dalam Pendidikan: Upaya Mangatasi Masalah Pornografi dalam Pendidikan

Jauharoti Alfin

71 - 79 Ujian Nasional dan Karakter Bangsa Heni Listiana

80 - 88 Reran Serta Masyarakat dalam Manajemen Berbasis Sekolah: Suatu Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan

Lilik Nofijantie

89- 101 Nilai-Nilai Esoterik Implementatif Pendidikan Islam Abdul Kadir

102- 110 Tipologi Filsafat Pendidikan Islam dan Implikasinya dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam

Moch. Tolchah

11 I - 124 Pendidikan Holistik Falsafah Penc Arba'iyah Yusuf

125 - 143 Revitalisasi Sistem Pendidikan Islam Perspektif Psikologis: Pendidikan Islam Berbasis

Multiple Intelligences System

(3)

144- 155 Nilai—Nilai Pendidikan cialam Al-Qur'an dan Relevansinya Pada Masa Kini: Sebuah Kajian Filosofis Berdasarkan Q.S Luqman Ayat 13-19

Aan Najib

156 - 166 Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu Berbasis Sekolah Lembaga Pendidikan Islam: Konsep dan Penerapannya di Sekolah

SyamsulMa'arif

167- 178 Pendidikan Agama Islam dalam Melatihkan Kecerdasan Emosi: Intelligence Quotient atau EQ

Maunah Setyawati

179 - 188 Islamic Values Application through Managing Internship Program at University Irma Soraya

189 -200 Dasar Orang Kurang Upaya Malaysia: Satu Analisis dan i Perspektif Pendidikan Sosial

Ails Puteh & Muhamad Faiz Asraf Baharom

201 -209 The Impact of Western Education on Indonesian Muslim National Movement Arief Furcion

210 - 213 Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam di Era Global Imam Bawani

214 - 233 Profesi Pendidik dan Kode Etik Pendidikan: Kajian Ilmu Pendidikan Islam, Analisis Komparatif Antara Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dan Pemikiran Abu Ishaq Al-Kannany Meretas Kesadaran Multikultural melalui Pendidikan Multikultur pada Kurikulum 20 13

All Mudlofir

234 — 242 Pemanfaatan Weblog sebagai Media untuk Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Husniyatus Salamah Zainiyati

Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Pendidikan Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN AINAPEL SURABAYA

vii

(4)

PORNOGRAFI DAIAM PENDIDIKAN

Upaya Mangatasi Masalah Pornografi

dalam Pendidikan

Jauharoti Alfin

Dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Pendahuluan

Topik tentang pornografi selalu menarik diperbincang— kan, terutama bagi kita yang hidup dalam dunia teknologi canggih dan juga pergaulan remaja yang berada di ambang kritis. Pornografi merupakan salah satu permasalahan sangat serius yang di hadapi oleh bangsa ini bahkan juga masyarakat Dunia. Pornografi menjadi perhatian banyak pihak, terutama bagi para orang tua, guru, tokoh agama, dan masyarakat ka— rena mereka khawatir akan keselamatan dan masa depan ge— nerasi masa depan, Menu rut Taufiq Ismail terdapat 13 kom— ponen gerakan Syahwat Merdeka yang dapat menjerumus— kan anak pada pornografi; Pertama: Perilaku seks bebas terang-terangan dan sembunyi-sembunyi. Kedua. Penerbitan majalah dan tabloid mesum. Ketiga, Produser, penulis skrip, dan pengiklan acara televisi syahwat. Keempat Situs porno internet. Kelima, Penulis, penerbit dan pengganda buku syahwat sastra. Keenam, Penerbit dan pengedar komik cabul.

Ketujuh, Produsen, pengganda, pembajak, pengecer dan

penonton VCD/DVD biru. Kedelapan, Pabrik dan konsumen alkohol. Kesembilan, produsen, pengedar, dan pengguna narkoba. Kesepuluh, pabrikan, pengiklan, dan pengisap ni— kotin. Kesebelas, pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan.

Keduabelas, germo dan pelanggan prostitusi. Ketigabelas,

dokter dan dukun praktisi aborsi.'

Hal di atas merupakan pintu maraknya pornografi, oleh karena itu, semua pihak baik para orang tua, pendidik, ulama, pemerintah dan masyarakat luas harus berusaha menyela— matkan generasi muda. Sadar bahaya pornografi, maka seba— gai salah satu bagian dan i orang yang bergerak dalam dunia pendidikan, penulis merasa terpanggil untuk menuangkan konsep tentang uapaya mengatasi pornografi dalam sudut pandang pendidikan, khususnya pendidikan Agama Islam.

(5)

Pornografi dalam Pendidikan

Dalam makalan ini akan menguraikan masalah pornografi mulai dan i kondisi masya— rakat kita termasuk para remaja, akar ma— salah pornografi, pandangan syariat islam tentang pornografi dan menguraikan solusi tuntas mengatasi masalah ini.

Definisi Pomografi dan Pendidikan

Sebelum menguraikan lebih lanjut ten— tang topik ini, alangkah baiknya kita pahami batasan istilah pornografi dan pendidikan.

Pornografi (dan i bahasa Yunani porno—

graphic] — secara harafiah tulisan tentang

atau gambar tentang pelacur) (kadang kala juga disingkat menjadi "porn," "pron," atau "porno") adalah penggambaran tubuh manu— sia atau perilaku seksual manusia secara ter— buka (eksplisit) dengan tujuan membang— kitkan birahi (gairah seksual). Pornografi ber— beda dan i erotika. Dapat dikatakan, porno— grafi adalah bentuk ekstrem/vulgar dan i ero— tika. Erotika sendiri adalah penjabaran fisik dan i konsep-konsep erotisme. Kalangan in— dustri pornografi kerap kali menggunakan is— tilah erotika dengan motif eufemisme namun mengakibatkan kekacauan pemahaman di kalangan masyarakat umum.

Pornografi dapat menggunakan berbagai media — teks tertulis maupun lisan, foto-foto, ukiran, gambar, gambar bergerak (ter— masuk animasi), dan suara seperti misalnya suara orang yang bernapas tersengal-sengal. Film porno menggabungkan gambar yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan/ atau suara-suara erotik lainnya, sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks tertulis. Novel dan cerita pendek me— nyajikan teks tertulis, kadang-kadang dengan ilustrasi. Suatu pertunjukan hidup pun dapat disebut porno.'

Pornografi adalah gambar, sketsa, ilus— trasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar ber—

http:Md.wikipedia.org/wiki/Pornografi

gerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tu— buh, atau bentuk pesan lainnya melalui ber— bagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang me— langgar norma kesusilaan dalam masyarakat.3 Sementara definisi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud— kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembang— kan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian din, ke— pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.4

Pendidikan menurut Islam adalah Proses manusia untuk menjadi sempurna yang did— dhoi Allah SWT.5

Krisis Moral dengan Meningkatnya

Kejahatan

"Sangat mengkhawatirkan" itulah kata-kata yang sering keluar dan i orang tua saat ini. Setiap hari kita dihadapkan pada berbagai masalah, mulai dan i berita pembunuhan, pencurian, prampokan, pemerkosaan, abor— si, dan masalah pornografi, banyaknya situs porno di internet, komik, VCD, games on— line, dan tontonan film yang semuanya por— no. Pelaku pornografi sering kali di lakukan oleh publik figur seperti Antis, menanggagpi kasus pornografi yang di lakukan antis beberapa tahun lalu Pakar pendidikan, sosio— logi dan kemasyarakatan A. Hanief Saha Ghafur, menyebut masyarakat Indonesia ke— lihatan sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya mereka sakit (sickness society) dan sudah berlangsung sejak dulu. "Dalam kasus video porno itu, misalnya, kasus ini dihujat dan

3 Undang-undang no 44 tahun 2008

UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Pendidikan Nasional

Abdurrahman.Hafidz, Membangun Kepribadian Pendidik Unimat, Ciputat, Wadi Press, 2008, hal 19

G

Prosiding Halaqoh & Seminar Pendidikan Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

63

(6)

Jauharoti Alfin

tidak dibenarkan oleh masyarakat, tetapi di sisi lain video porno ini malah banyak dicari. Jadi sakit karena masyarakat tidak mempu—

nyai apa yang disebut dengan daya tangkal moral yang kuat."

A Hanief Saha Ghafur menilai peredaran video porno artis terkenal makin memicu seks pranikah. Seks yang dilakukan sebelum menikah itu berada dalam ranah norma aga— ma dan norma moral. Ketika bentuk kebe— basan yang permisif sudah diterima sebagai kewajaran, maka norma-norma akan meng— alami perubahan bentuk atau kehilangan fungsinya. Apalagi, masyarakat kita mempu— nyai apa yang disebut split society, keadaan masyarakat yang mempunyai kepribadian terpecah. "Contohnya, ketika Ramadhan se— mua orang ramai-ramai—baik artis, pejabat ataupun orang awam—berpakaian Muslim, terlihat pergi ke Masjid, melakukan sumba— ngan. Namun, setelah itu mereka kembali ke kebiasaan lamanya. Bermuka dua. lnilah cer— min dan i suatu masyarakat split society."

Kasus pencabulan akhir-akhir ini sering dilakukan oleh mereka yang berada dalam lembaga pendidikan, kasus guru mencabuli anak didiknya, selain itu juga salah satu pe— micu anak melakukan tindak pencabulan di— duga karena sering nonton film porno.

Dalam sebuah kasus, pelaku berinisial BE mengaku tergoda melakukan pencabulan karena sering diajak nonton film porno oleh remaja tetangganya. Tak hanya nonton film porno, BE dipengaruhi tetangganya itu agar mau melakukan hal serupa di film tersebut.

Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPA). pada dalam satu tahun ini terdapat 219 bayi yang dibuang di negeri ini, atau naik 53 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ltu baru angka yang diketahui. Yang pasti ada bayi yang dibuang dan tidak masuk hitungan KPA atau luput dan i perha— tian kita. Hampir sebagaian besar bayi yang dibuang adalah hasil dan i pergaulan bebas. Dan pergaulan bebas pada remaja yang kian

parah.disebabkan karena rangsangan-rangsa— ngan yang semakin subur, terutama melalui media. Tayangan mesum kita jumpai dima— na-mana, VCD/DVD porno laris manis ter— jual, di jalan, mall, dan tempat-tempat umum lainnya, nampak perempuan-perempuan berpakaian seronok mengumbar aurat.6

Komnas Anak melansir, 97% anak In— donesia pernah nonton pornografi, 97% anak SD pernah mengakses pornografi dan 30% dan i 2-2,6 juta kasus aborsi dilakukan remaja usia 15-24 tahun. Berdasarkan data Depkominfo, ada 25 juta pengakses internet di Indonesia. Konsumen terbesar 90 persen adalah anak usia 8-16 tahun, 30 persen pe— laku sekaligus korban pornografi ialah anak.7

Data Badan Koordinasi Keluarga Beren— cana Nasional (BKKBN) men unjukkan 51 persen remaja di Jabodetabek telah mel— akukan seks pra nikah (berzina). Kemudahan akses terhadap pornografi dinilai ikut menjadi pemicu. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Hadi Supeno mengatakan, berdasar kajian yang pernah dilakukan KPAI, meningkatnya perilaku seks remaja terjadi karena sejumlah alasan. Satu diantaranya adalah kemudahan mengakses pornografi. Selanjutnya Kepala BKKBN Sugiri Syarif me— ngatakan 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pranikah. Beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja. Misalnya saja di Surabaya tercatat 54 persen, di Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan.

Dan i kasus perzinaan yang dilakukan pa— ra remaja putri tersebut, yang paling dahsyat terjadi di Yogyakarta. Pihaknya menemukan dan i hasil penelitian di Yogya kurun walctu 2010 setidaknya tercatat sebanyak 37 persen dan i 1.160 mahasiswi di kota Gudeg tersebut

http://syabab.com/pendid i kan/sekolah/774 -aki bat-sex- education-anak-umur-delapan-tahun-telah-melakukan-kejahatan-pemerkosaan.html

http://syabab.com/artikel/opini/I 0 I 5-selamatkan-anak-dari-jerat-pornografi-dan-seks-bebas.html

(7)

Pornografi dalam Pendidikan

menerima gelar MBA (marriage by accident) alias menikah akibat hamil maupun keha— milan di luar nikah.8

Sepanjang tahun 2011, sebanyak 36 bayi ditelantarkan orang tua. Dinas Sosial DKI Jakarta saat ini masih menampung 120 bayi tanpa orangtua. Dad catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, jumlah tersebut me— ningkat dan i tahun sebelumnya yang ber— jumlah 24 kasus. Dengan rincian 20 bayi masih dalam keadaan bernyawa, sedangkan sisanya meninggal dunia. "Dad kasus yang dilaporkan ke kami sepanjang 2011 ini seba— nyak 36 bayi dibuang orang tuanya," ujar Arist, dikutip Poskota. Dad puluhan bayi ter— sebut, 12 di antaranya ditemukan telah meninggal dunia, 8 bayi dititipkan di panti sosial, dan 16 bayi lainnya diasuh masyarakat. Menurut Arist, beberapa faktor dinilai menjadi penyebab meningkatnya tindak kri— minal mi. Seperti ketidaksiapan orangtua me— nerima kehadiran sang anak, faktor ekonomi clan akibat pergaulan bebas.9

Lalu bagaimana di Balikpapan? Menurut Ketua PKB1 Balikpapan, H Misbahuddin Ha— ulm, orang tua (Ortu) agar lebih meningkat— kan pengawasan dan kewaspadaan terhadap anak-anaknya. Pasalnya, perkembangan tek— nologi yang ada saat ini telah mempengaruhi kehidupan remaja yang cenderung melaku— kan hubungan seks sebelum ada ikatan resmi atau seks bebas. "Saat ini kehidupan remaja semakin bebas karena pengaruh tekhnologi seperti internet, telepon genggam serta ba— caan-bacaan yang tidak mendidik," ujarnya.

Pada tahun 2000 PKB1 Balikpapan me— lakukan penelitian tentang Perilaku Remaja di Kota Balikpapan. Penelitian dilakukan terha— dap 296 responden pada usia 15 sampai 19 tahun ke atas. Hasilnya, mereka yang me—

http://syabab.com/anak-muda/kegelapan/1264- astaghtirullah-lebih-dari-separoh-anak-muda-negeri-ini-telah-berzina.html Selasa, 30 November 2010 Hidayatullah.com lum'at, 20 Mei 2011

ngaku telah berpacaran masing-masing, 8,28 persen berpelukan; 22,83 persen berciu— man; 7,47 persen bercumbu; 11,92 persen berhubungan seks; 45,86 persen merayu; serta 3,64 persen dengan cara lain.

Para remaja mengetahui perilaku seks bebas dan i beberapa media di antaranya gambar porno 12,69 persen; majalah porno 19,29 persen; foto 9,6 persen; buku cerita 14,47 persen; film porno 39,59 persen; lain-lain 4,31 persen. "Media ini para remaja dapatkan dan i teman, saudara, dibeli serta disewa," bebernya.

Lalu dengan siapa pasangan remaja ini pertama kali berhubungan seks? Dad hasil penelitian, responden menjawab dengan pa— car 63,44 persen; dengan pekerja seks atau pelacur 20,43 persen; dengan teman 7,32 persen; dengan saudara 1,08 persen; serta status lain 8,60 persen. "Untuk berhubungan seks rata-rata para remaja ini berbohong pada orang tua mau belajar atau alasan lain. Selain itu ada juga yang mencari kesempatan sewaktu orang tua tidak ada di rumah,' 10

Pada tahun 2010 angka remaja yang berhubungan seks sudah diatas 50 persen." Tahun 2006 Dad hasil survei yang dilakukan di lima SMA di Balikpapan Sepertember 2006 lalu, tercatat 40 persen dan i pelajar SMA mengaku sudah pernah melakukan hu— bungan seksual di luar nikah (seks bebas). Pengambilan sampel dilakukan secara acak di tiap sekolah masing-masing 20 orang, laki-laki dan perempuan. 12

Kasus yang terakhir, yang sangat meng— hebohkan adalah terjadi di Surabaya di mana

I 1 murid SMP terlibat dalam penjualan te— mannya sendiri pada para pria hidung belang.

Balikpapan Pos, Senin, 28 Maret 2011 http://www.poskotakaltim.com

http://stanleywush.wordpress.com/2007/08/04/

Prosiding Halaqoh & Seminar Pendidikan Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

65

(8)

Jauharoti Alfin

Akar Masalah

Apa akar masalah sehingga sedemikian parah kasus kriminal termasuk pornografi dan akibat turunannya? Kapitalisme, sekula— risme, leberalisme dan Demokrasi adalah akar masalah negeri ini, bahkan ini meru— pakan akar masalah dunia. Apa kapitalisme, Sekularisme, liberalism dan Demokrasi itu? Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntu— ngan sebesar-besarnya."

Maraknya pornografi karena negeri ini menganut faham kapitalis, yakni memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada pemilik modal untuk menanmkan modalnya, tanpa melihat jenis usaha yang akan di lakukan. Banyaknya beredar Majalah, Tabloid mesum, situs porno, komik cabul, produksi VCD/DVD Porno, pengganda, pembajak, pengecer VCD/DVD Porno, markanya pak— tek prostitusi dan Aborsi tidak lain hanyalah mengejar keuntungan semata.

Sekularisme atau sekulerisme dalam se— cara garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan harus berdiri terpisah dan i agama atau kepercayaan. K

Penyebaran video mesum dan perilaku seks bebas di masyarakat adalah karena se— kularisme dan liberalisme di tengah masya— rakat. Sekularisme adalah paham yang me— nolak peran agama dalam kehidupan umum. Agama hanya dianggap sebagai urusan pri— badi dan itu pun dipersempit sebatas urusan spiritual dan ritual. Nilai-nilai dan aturan aga— ma (Islam) tidak boleh diikutkan dalam ma— salah publik.

Adapun liberalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap manusia bebas berkeyakinan dan berperilaku selama tidak merugikan orang lain. Paham kebebasan ini

13 http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalisme

http://d.wikipedia.org/wiki/Sekularisme

juga mengajarkan bahwa setiap orang bebas menjalin hubungan dengan siapa saja dan bahkan berhubungan seks dengan siapa saja asal suka sama suka dan tidak ada paksaan.

Demokrasi adalah suatu bentuk peme— rintahan politik yang kekuasaan pemerin— tahannya berasal dan i rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakrlan). Demo— krasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesem— patan dan suara yang sama di dalam menga— tur pemerintahan di dunia publik. Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak. 15

Jika ide dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah kapitalisme, sekularisme, liberalisme dan demokrasi maka berbagai masalah susah di atasi selama tidak membereskan akar masalahnya terlebih dahulu. Jangankan menyelesaikan masalah yang ada, bahkan masalah baru terus ber— munculan. Masyarakat yang permisif meru— pakan efek dan i paham kebebasan ini, banyak orang acuh dengan berbagai kemungkaran karena mereka takut terjerat oleh HAM, akhirnya masyarakat lebih memilih diam. Demikian juga pelaku kemaksiatan berlin— dung di bawah HAM, seakan akan melaku— kan kemaksiatan adalah urusan pribadi yang tidak ada kaitannya dengan orang lain.

Pandangan Syari'at Islam tentang

Pomografi

Dalam pandangan syari'at islam setiap manusia wajib terikat dengan perintah dan larangan Allah SWT. Kapitalisme, sekularis— me, liberalisme, dan Demokrasi adalah pa— ham kufur, bertentangan dengan syari'at Is— lam. Haram umat islam mengambilnya, mempralctekkannya dan mendakwahkannya. Menurut Islam hak membuat hukum itu

(9)

Pornografi dalam Pendidikan

adalah hak Allah SWT, bukan hak manusia, manusia adalah pihak yang mendapat taklif hukum.

Artinya: menetapkan hukum itu hanyalah

hak Allah.. ." ( QS Al-An'am :57)

lni tentu berbeda dalam paham kapita— lisme dan demokrasi, yang memberikan ke— daulatan kepada manusia (rakyat) dan rak— yatlah yang membuat hukum, terpuji dan tercelanya sesuatu, balk dan buruknya se— suatu di tentukan oleh manusia. Padahal manusia itu lemah, terbatas dan tidak mam— pu menjangkau sesuatu yang akan datang. Sehingga semua bentuk aturan yang di buat— nya banyak mengandung kelemahan, per— tentangan dan permusuhan. Dengan paham kapitalisme ini maka sepanjang menda— tangkan keuntungan walaupun melanggar aturan Allah SWT, seperti pornografi dan pornoaksi pasti mereka akan melakukan. In' tebukti dengan banyaknya media porno.

Akan halnya sekularisme, paham yang bertentangan dengan Islam, haram meng— ambilnya. Islam di kebiri pada masalah spiritual dan ritual belaka. Padahal islam di turunkan oleh Allah SWT sebagai petunjuk Kehidupan manusia Allah berfirman;

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalam— nya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penje— lasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). ... (QS Al-Bagarah [2]; I 85)

Islam di turunkan oleh Allah untuk menjelaskan berbagai hal balk menyangkut hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri maupun hu— bungan manusia dengan sesamanya (hablum minan naas). Banyak ayat Al-Qur'an dan Hadits Nabi yang berbicara tentang kehi— dupan publik, seperti ekonomi, masalah kehidupan sosial kemasyarakatan, pemerin— tahan, politik dan kehidupan bernegara.

Paham sekularisme mengebiri aturan Allah yang sempurna ini dan bahkan kalau

bisa di hapuskan. Akibatnya manusialah yang membuat aturan sendiri menurut kemauan— nya. Demikian juga liberalisme, kebebasan, paham ini bertentangan dengan Islam. Falcta— nya tidak ada manusia di dunia ini yang bebas tanpa aturan, sekalipun di negara yang paling liberal. Pastilah mereka hidup dengan sebuah aturan. Hanya saja aturan siapa yang mereka pakai, apakah aturan Allah Tuhan pencipta manusia dan alam semesta, atau aturan yang mereka buat sendiri. Liberalisme ini adalah faham yang mengabaikan aturan Allah. Islam mewajibkan kepada manusia terikat dengan aturan Allah SWT.

Artinya : dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS Al-Ahzab [33];36)

Artinya: Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.( QS An-Nuur [241;5 I)

Islam memang tidak memberi batasan definisi tentang pornografi, namun Islam memiliki konsep yang jelas tentang Aurat, cara berpakaian dan larangan membuka au— rat di depan orang lain. (lihat QS Al Ahzab ayat 59 dan An Nuur ayat 3 I ). Dalam pan— dangan Islam semua perbuatan membuka aurat di depan orang lain yang bukan mah— ramnya termasuk perbuatan pornografi dan porno aksi. Wanita keluar rumah tidak me— ngenakan pakaian menutup aurat dalam pandangan Islam termasuk porno. Baginya adalah dosa, dan akan mendapatkan huku— man. Jika ia luput dan i hukuman di dunia ma— ka hukumannya akan di berikan di akhirat. Islam juga melarang menggambar, mence— tak, mempublikasikan sesuatu yang merang— sang seksual. Islam juga melarang manusia

Prosiding Halaqoh & Seminar Pendidikan Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

67

(10)

Jauharoti Alf in

merekam dengan video adegan mesum dan mempublikasikannya baik perbuatannya sen— diri maupun orang lain.

Upaya Mangatasi Masalah Pomografi

dalam Pendidikan

Pendidikan memiliki peran besar dalam mengurangi bahkan mengatasi pornografi, tentu yang penulis maksud bukan hanya guru (Sekolah). Jika kita berbicara pendidikan ma— ka minimal ada tiga komponen yang terlibat yaitu Orang Tua sebagai pendidikan utama dan pertama, Sekolah (Guru, Pemerintah) dan Masyarakat. Jika orang tua di rumah, gu— ru dan pemerintah serta masyarakat memiliki visi yang sama untuk menyelamatkan gene— rasi ini dan i kehancurannya, pastilah akan bisa. Pendidikan anak-anak kita harus steril dan i paham-paham kufur, seperti Kapitalis— me, Sekularisme, Liberalisme, Demokrasi, HAM, Kesetaraan Gender, dan paham-pa— ham lainnya.

Pendidikan anak-anak kita harus ber— asaskan Aqidah Islam, Kurikulum dan Materi yang mampu membentuk mereka memiliki kepribadian Islam. Apa bentuk pendidikan yang harus di berikan kepada anak? Apakah dengan pendidikan seks, atau Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), kampanye anti AIDS dengan membagi-bagi Kondom? Tentu ini adalah solusi yang salah. Ini bukanlah so— lusi justru ini hanya akan membawa anak-anak kita pada kehancuran, bagaimana tidak, salah satu sifat dan i anak itu ingin tahu dan ingin meniru, semakin ia di rangsang maka kian penasaran, dan semakin ingin mencoba.

Pendidikan yang benar yang harus di tanamkan kepada anak, baik oleh orang tua, para guru dan masyarakat adalah pendidikan Islam (pendidikan Agama) yaitu di antaranya:

I . Menanamkan aqidah islam kepada anak mulai dan i sejak dini, sehingga anak memiliki keimanan yang benar dan ia

hanya akan tunduk dan patuh pada aturan Allah dan rasulnya

2. Mananamkan hukum-hukum islam yang berkenaan dengan pergaulan pria dana wanita,

3. Memahamkan kepada anak batasan aurat, cara berpakaian dengan benar, cara bergaul dengan benar.

4. Menanamkan sifat/rasa malu kepada anak, mulai dan i sejak bayi. Oleh karena itu bagi para orang tua harus mem— biasakan anaknya mengenakan pakaian yang menutup aurat, baik laki-laki ter— utama perempuan.

5. Mendidik menjaga kebersihan alat kela— min. Mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin selain agar bersih dan sehat sekaligus juga mengajarkan pada anak tentang najis. Juga harus dibiasakan anak untuk buang air pada tempatnya (toilet training).

6. Mengenalkan mahramnya. Tidak semua perempuan berhak dinikahi oleh seorang laki-laki. Siapa saja perempuan yang di— haramkan dan yang dihalalkan, telah ditentukan oleh syariat Islam. Ketentuan ini harus diberikan pada anak agar ditaati. Siapa saja mahram tersebut, Allah SWT telah menjelaskan dalam Surat An-Nisa':22-23.

7. Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata. Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun jika fitrah ter— sebut dibiarkan bebas lepas tanpa ken— dali, justru hanya akan merusak kehi— dupan manusia itu sendiri. Begitu pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar atau film yang mengan— dung unsur pornografi. Jauhkan anak-anak dan i gambar, film, bacaan yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.

8. Mendidik anak agar tidal< melakukan ikhtilat. lkhtilat adalah bercampur baur— nya antara laki-laki dan perempuan bu— kan mahram tanpa keperluan yang

(11)

Pornografi dalam Pendidikan

keperluan yang dibolehkan oleh syariat Islam. Perbuatan semacam ini pada masa sekarang sudah dinggap biasa. Mereka bebas mengumbar pandangan, saling berdekatan dan bersentuhan. Seolah ti— dak ada lagi batas yang ditentukan syara' guna mengatur interaksi diantara mere— ka. Dilarang ikhtilat, karena interaksi se— macam ini bisa sebagai perantara kepada perbuatan zina yang diharamkan Islam. Bila ikhtilat dibiarkan, maka pintu-pintu kemaksiatanpun akan terbuka lebar. Dan akan membawa dampak kepada kerusa— kan kehidupan manusia. Jangan biasakan anak diajak ke tempat-tempat yang di dalamnya terjadi percampuran laki-laki dan perempuan secara bebas.

9. Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat. Dinamakan khalwat apabila se— orang laki-laki dan wanita bukan mah— ramnya, berada di suatu tempat, hanya berdua saja. Dan biasanya memilih tem— pat yang tersembunyi, yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Sebagaimana ikhtilat, khalwatpun merupakan perantara bagi terjadinya perbuatan zina. Anak-anak sejak kecil harus diajarkan untuk menghindari perbuatan semacam in Bila bermain, bermainlah dengan sesama jenis. Bila dengan yang berlainan jenis, harus diingatkan untuk tidak berkhalwat. 10. Mendidik etika berhias. Berhias, jika tidak

diatur secara Islami akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan dosa. Berhias berarti usaha untuk memperindah atau mempercantik din i agar bisa berpenam— pilan menawan. Tujuan pendidikan seks dalam kaitannya dengan etika berhias agar berhias tidak untuk maksiat.

1 I . Mengajarkan tentang ihtilam, haid serta konsekuensinya. Ihtilam adalah tanda anak laki-laki sudah mulai memasuki usia baligh. Sedang haid dialami oleh anak perempuan. Mengenalkan anak tentang ihtilam dan haid tidak hanya sekedar unt— uk bisa memahami anak dan i pendekatan fisiologis dan psikologis semata. Apabila

terjadi ihtilam dan haid Islam telah mengatur beberapa ketentuan yang ber— kaitan dengan masalah tersebut. Antara lain misalnya kewajiban untuk melakukan mandi wajib. Dan yang paling penting, ditekankan bahwa kini mereka telah menjadi muslim dan muslimah dewasa yang wajib terikat pada semua ketentuan syariah. Artinya mereka harus diarahkan menjadi manusia yang bertanggungjawab atas hidupnya sebagai hamba Allah yang taat. Inilah sebagian kecil hukum Islam yang bersumber dan i Pencipta manusia (Allah SWT) yang jelas benar dan sem— purnanya. jika aturan ini di laksanakan maka anak akan tunduk dan patuh pada Penciptanya yaitu Allah SWT, ia akan malu jika membuka auratnya, ia akan ta— kut melakukan perbuatan maksiat, kare— na ia paham konsekuensi yang akan di terimanya. lapun akan malu melakukan pornografi karena ia memiliki iman dan pemahaman yang benar cara hidupnya.

Solusi Tuntas

Memperhatikan akar masalah dan i ma— raknya Pornografi dan pornoaksi di negeri in tak terkecuali di kota tercinta ini, maka tentu tidaklah cukup jika hanya melalui pendidikan, apalagi hanya di serahkan kepada guru atau orang tua saja. Sebagai seorang muslim tentu kita semua yakin bahwa Islam adalah satu-satunya din (agama) yang di ridhoi Allah SWT, dan yakin bahwa Diinul Islam adalah mampu meberikan solusi atas segala permasalahan yang hadapi manusia, maka jika akar masalah pornografi dan par— noaksi adalah faham Kufur yaitu kapitalisme, sekularisme, liberalisme, demokrasi dan HAM, maka solusi tuntas mengatasi masalah ini adalah membuang faham kufur tersebut dan di ganti aturan atau sistem yang datang dan i Allah, yaitu syari'at Islam.

Islam memberikan aturan bagaimana manusia menyembah kepada Tuhan-nya,

Prosiding Halaqoh & Seminar Pendidikan Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

69

(12)

Jauharoti Alfin

mengatur bagaimana cara berpakaian, dan cara berinteraksi dengan sesama manusia, islam juga memberi aturan bagaimana inte— raksi laki-laki dan perempuan. jika semua aturan ini di laksanakan maka manusia dika— takan telah melakukan amal sholeh dan mendapatkan pahala. Tapi jika ia tidak melaksnakan aturan Allah maka ia telah ber— buat kejahatan (al-Jarimah) dan ia berdosa, karenanya ia mendapatkan sanksi (hukuman). Adapun sanksi yang di berikan kepada pelaku pornografi adalah Ta'zir. Setiap wani— ta buta yang membuka auratnya —selain wa— jah dan kedua telapak tangan- dikenai sanksi jilid. Dan jika ia tidak berhenti (jera) ia dike— nakan sanksi pengasingan selama 6 bulan. 16

Barang siapa yang mencetak atau men— jual, atau menyimpan dengan maksud untuk di jual atau disebarkan, atau menawarkan benda-benda perhiasan yang di cetak atau ditulis dengan tangan atau foto-foto serta gambar-gambar porno, atau benda-benda lain yang dapat menyebabkan kerusakan akhlak, maka pelakunya akan di kenakan sanksi penjara sampai 6 bulan. 7

Rekomendasi

Melihat rusaknya tatanan kehidupan masyarakat dalam berbagai hal maka penulis mengajak pada seluruh umat islam untuk hanya berhukum kepada Allah SWT, yaitu hanya hidup dengan peraturan yang turun dan i Allah SWT. Dan juga mengingatkan kepada penguasa negeri ini mulai dan i pusat hingga daerah agar membuang sistem kapi— talisme, sekularisme, liberalisme dan faham kufur lainnya yang nyata-nyata telah mem— buat kerusakan di muka bumi di antaranya banyaknya pornografi dan pornoaksi dan beralih kepada sistem dan hukum yang da— tang dan i Allah SWT dzat yang maha menge—

jilid artinya hukuman dipukul dengan cambuk atau dengan alat sejenis, QS An-Nisa[4];34 An-Nuur [24];2

17 lb id, hal 266

tahui, Maha Bijaksana, dan Mafia Perkasa,

REFERENSI

I . Abdurrahman.Hafidz, Membangun Kepribadian Pendidik Ummat, Ciputat, Wadi Press, 2008, hal 19

2. Balikpapan Pos, Senin, 28 Maret 2011 3. Hidayatullah.com /Jum'at, 20 Mei 2011 4. http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi 5. http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalisme 6. http:Md.wikipedia.org/wiki/Pornografi 7. http:Md.wikipedia.org/wiki/Sekularisme 8. http://muhammadiyahsragen.blogspot.c om/2008/05/pendidikan-memerangi-pornografi.html 9. http://stanleywush.wordpress.com/200 7/08/04/ 10. http://syabab.com/anak- muda/kegelapan/1264-astaghfirullah- lebih-dari-separoh-anak-muda-negeri- ini-telah-berzina.html Selasa, 30 November 2010 I. http://syabab.com/artikel/opini/1015- selamatkan-anak-dari-jerat-pornografi-dan-seks-bebas.html 12. http://syabab.com/pendidikan/sekolah/7 74-akibat-sex-education-anak-umur- delapan-tahun-telah-melakukan-kejahatan-pemerkosaan.html 13. http://www.poskotakaltim.com 14. Undang-undang no 44 tahun 2008 15. UU RI Nomor 20 Tahun 2003,

Referensi

Dokumen terkait

Titi Purwandari dan Yuyun Hidayat – Universitas Padjadjaran …ST 57-62 PENDEKATAN TRUNCATED REGRESSION PADA TINGKAT. PENGANGGURAN TERBUKA PEREMPUAN Defi Yusti Faidah, Resa

Peneliti dalam melakukan penelitian dan pengembangan menggunakan langkah yang sesuai dengan penilaian dari para ahli media dan ahli materi dalam mengukur tingkat kelayakan

Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa daftar pokok materi esensial SIM bagi guru, pengawas sekolah, kepala sekolah, widyaiswara pendidikan, dosen, pimpinan lembaga

Berdasarkan hasil pada tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa nilai residual untuk data kesempatan kerja, upah minimum, inflasi, sebesar 0,899 yang berarti &gt; 0,05

Maka pengaruh total yang diberikan kualitas pelayanan terhadap niat pembelian kembali adalah pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak langsung yaitu 0,303

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kebaikan-Nya terutama selama proses penelitian Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Logo Kompor

Peserta yang dinyatakan lulus SKD paling banyak 3 (tiga) kali jumlah formasi pada masing- masing jabatan berdasarkan peringkat, berhak mengikuti Seleksi Kompetensi

diperoleh suatu koperasi sehingga usaha dalam koperasi tersebut akan semakin.. maju