• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Pada Kelas Rendah SD N KarangTengah 3 Sragen Tahun 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Pada Kelas Rendah SD N KarangTengah 3 Sragen Tahun 2016/2017"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS

RENDAH SD N KARANGTENGAH 3 SRAGEN TAHUN 2016/2017

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata S1 Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

NOVITA DEWI AGESTIA A510130005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS

RENDAH SD N KARANGTENGAH 3 SRAGEN TAHUN 2016/2017

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1.Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik integratif pada kelas rendah SD N KarangTengah 3 Sragen, 2.Hambatan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik integratif pada siswa kelas rendah SD N KarangTengah 3 Sragen, 3.Solusi yang dihadapi guru dalam megimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik integratif pada kelas rendah SD N Karangtengah 3 Sragen. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan desaian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi , dan dokumentasi . Keabsahan data yang di gunakan yaitu triangulasi teknik dan sumber. Proses analisis data menggunakan analisis aktif menurut Miles dan Huberman yang meliputi: data reduction, data display, dan conclusion.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1.Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik integratif pada kelas rendah SD N KarangTengah 3 Sragen terdiri dari a.Pada tahap perencanaan pembelajaran meliputi 1).RPP yang digunakan guru, 2).Dengan Buku Teks Siswa apakah guru hanya menyampaikan materi pembelajaran atau dengan menanamkan nilai-nilai karakter saat proses pembelajaran. b.Pada tahap pelaksanaan pembelajaran tematik integartif meliputi: 1).Peneliti menggunakan teknik observasi yang dilaksanakan tergantung pada tema, subtema, dan pembelajaran saat itu yang dilaksanakan, 2).Observasi dilakukan sebanyak 6x pertemuan, 3). Guru sering banyak menggunakan metode diskusi kelompok. c.Pada tahap penilaian tematik integratif pada kelas rendah meliputi: 1). Semua guru wali kelas rendah melakukan penilaian autentik yaitu penilaian sikap, pengetahuan, dan kinerja. 2.Hambatan yang ditemukan oleh peneliti terdiri dari a.Kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran tematik Integratif dinas terkait, b.Pengalokasian waktu juga membingungkan bagi guru karena porsi setiap mata pelajaran berbeda-beda, c.Kurang memadainya sarana dan prasarana yang ada di sekolah, d.Media pembelajaran/alat peraga, dan e.Variasi metode pembelajaran yang masih terbatas, penilaian sikap siswa. 3.Solusi dari permasalahan tersebut terdiri dari a.Guru seharusnya diberi bekal dalam seminar mengenai kurikulum 2013, b.Permasalahan dikelas bisa diselesaikan dengan cara sharing atau bertukar pikiran dalam KKG guru segugus sekolah, menggunakan alat / media yang efektif, efisien, ramah lingkungan, dan yang sederhana, c.Guru memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik mungkin, d.Dalam mengatasi alokasi waktu yang dirasa kurang cukup terhadap tema atau materi yang diajarkan.

Kata kunci :implementasi, nilai pendidikan karakter, pembelajaran tematik integratif.

(6)

2 Abstract

This study aims to describe 1.Implementation values of character education in integrative thematic learning in low grade SD N KarangTengah 3 Sragen, 2.Hambatan faced by teachers in implementing character education values in integrative thematic learning in low grade students SD N KarangTengah 3 Sragen, 3.Solution faced by teachers in implementing the values of character education in integrative thematic learning in low grade SD N Karangtengah 3 Sragen.

This type of research is qualitative research with descriptive qualitative descriptions. Data collection techniques used were interviews, observation, and documentation. Validity of data in use that is triangulation technique and source. The data analysis process uses active analysis according to Miles and Huberman which include: data reduction, display data, and conclusion.

The results showed that 1.Implementation of character education values in integrative thematic learning in low grade SD N KarangTengah 3 Sragen consist of a.On learning planning phase include 1) .PPP used by teacher, 2) .With Student Textbook whether teacher just deliver the learning materials or by instilling the values of the characters during the learning process. b. At the implementation stage of integrative thematic learning includes: 1). Researchers use observation techniques implemented depending on the theme, subtheme, and the current learning that is implemented, 2). Observation done as much as 6x meetings, 3). Teachers often use group discussion methods. c.At the integrative thematic assessment stage in the lower classes include: 1). All homeroom teachers perform an authentic assessment of attitude, knowledge, and performance assessments. 2. The obstacles encountered by the researcher consist of a. Lack of socialization about integrative thematic learning of the related offices, b. The allocation of time is also confusing for the teacher because the portion of each subject is different, c.Inadequate facilities and infrastructure that exist in the school, d .Media learning / props, and e.Variation learning method is still limited, assessment of student attitudes. 3.The solution of the problem consists of a.Teacher should be given a provision in a seminar on curriculum 2013, b.Problem in the class can be solved by sharing or brainstorming in a teacher school cluster as a school, using tools / media effective, efficient, environmentally friendly, and the simplest, c.Guru utilize the existing facilities and infrastructure as well as possible, d. In overcome the time allocation is not enough to the theme or material taught.

(7)

3 1. PENDAHULUAN

Kurikulum pendidikan di Indonesia seperti halnya di negara lain, selalu ditinjau ulang tiap 10 tahunan. Hasil peninjauan ulang terakhir menghasilkan Kurikulum 2013. Pada tahun ajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 sempat diterapkan secara serentak di seluruh Indonesia selama satu semester, yaitu di semester pertama. Pada semester berikutnya, sekolah-sekolah yang baru satu semester menerapkan Kurikulum 2013 yaitu pada semester pertama tahun ajaran 2014/2015 kembali menggunakan Kurikulum 2006. Sementara itu, sekolah-sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester tetap menggunakan Kurikulum 2013. Dengan demikian, saat ini di Indonesia terdapat dua kurikulum pendidikan yang digunakan (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013).

Pada Kurikulum 2013, setiap jenjang pendidikan telah ditentukan materi dan kompetensi minimal yang harus dicapai. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016, tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, Pasal 1 ayat 1, menegaskan bahwa Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi terdiri dari Tingkat kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Dalam lampiran peraturan tersebut, setiap tingkat kelas dikelompokkan berdasarkan tingkat kompetensi 0 sampai dengan 6. Siswa Sekolah Dasar berada pada tingkat kompetensi 1 sampai dengan 3. Kompetensi yang harus dicapai setiap tingkatannya, meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Separuh dari kompetensi yang harus dicapai yaitu kompetensi spiritual dan kompetensi sosial berkaitan dengan nilai-nilai karakter. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang menekankan pada pengembangan karakter siswa.

Salah satu SD N Karangtengah 3 Sragen menerapkan Kurikulum 2013 di mulai tahun 2013. Siswa kelas I sampai VI menerapkan kurikulum 2013.

(8)

4

Dengan demikian siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Berdasarkan hal ini, peneliti melakukan observasi di kelas rendah SD N Karangtengah 3 Sragen karena guru di kelas rendah mengembangkan pendidikan karakter yang berbeda dengan kelas lainnya. Perbedaan kelas rendah dengan kelas tinggi adalah pada siswa kelas rendah siswanya memiliki karakter yang unggul, berbudi pekerti yg luhur kepada bpk/ ibu guru tidak hanya kepada wali kelasnya. Sedangkan pada kelas tinggi siswanya sulit diatur, tata kramanya kurang sopan,dalam hal berpakaian kurang rapi , tidak memperhatikan guru saat pelajaran dikelas, rame sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala SD N Karangtengah 3 Sragen, menyatakan bahwa guru-guru di sekolah tersebut masih kesulitan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Hal tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pemerintah pada awal penerapannya. Kepala sekolah sering mendapatkan keluhan dari guru tentang proses pembelajaran tematik integratif. Salah satunya adalah penilaian otentik. Di harapkan kepala sekolah menerapkan dan mengembangkan pendidikan karakter menjadi hal yang utama dalam pembelajaran di kelas maupun di sekolah. Sehingga, siswa di sekolah tersebut diharapkan memiliki prestasi yang unggul dan berkarakter.

Pentingnya pendidikan karakter di sekolah tersebut menarik peneliti untuk mendalami tentang implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di SD N KarangTengah 3 Sragen. Peneliti juga ingin mengetahui tentang nilai- nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran tematik integrasi di kelas rendah SD N Karangtengah 3 Sragen. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti memilih judul IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA SISWA KELAS RENDAH SD N KARANG TENGAH 3 SRAGEN TAHUN 2016 / 2017.

(9)

5 2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah peneliatian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada gambaran suatu peristiwa yang terjadi di dilapangan. Moleong (2013: 6) menyatakan “bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”. Sehingga dalam penelitian kualitatif seorang peneliti harus hadir secara langsung ke lapangan dengan tujuan memperoleh data yang akurat.

Desain penelitian adalah istilah yang mengacu pada suatu rencana untuk memilih subjek, situasi penelitian dan prosedur perhimpunan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Sutama 2015: 86). Pada penelitian ini peneliti mengunakan desain penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif yaitu menerangkan kondisi yang benar-benar tejadi di lapangan yang diperoleh melalui pengumpulan beberapa data yang mendukung penelitian. Menurut Zuldafrial dan Muhammad Lahir (2012: 5) menyatakan “ bahwa penelitian deskritif adalah data yang akan di kumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Selain itu semua yang di kumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti”.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

Pada Kurikulum 2013, setiap jenjang pendidikan telah ditentukan materi dan kompetensi minimal yang harus dicapai. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016, tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, Pasal 1 ayat 1, menegaskan bahwa Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi terdiri dari Tingkat kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Siswa Sekolah Dasar berada pada tingkat kompetensi 1 sampai dengan 3. Kompetensi yang harus dicapai setiap

(10)

6

tingkatannya, meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Separuh dari kompetensi yang harus dicapai yaitu kompetensi spiritual dan kompetensi sosial berkaitan dengan nilai-nilai karakter.

Salah satu implementasinya adalah melalui pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Proses pengambilan data implementasi penelitian pembelajaran tematik integratif pada siswa SD kelas rendah di SD N Karangtengah 3 Sragen tahun ajaran 2016/2017 berlangsung pada bulan April-Mei 2017, dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik integratif ini pada teknik observasinya dilaksanakan tergantung pada tema, subtema, dan pembelajaran yang saat itu dilaksanakan oleh guru kelas I, II, dan III. Diantaranya untuk kelas I peneliti mengobservasi pelaksanaan pembelajaran tematik integratif Tema 8 “Peristiwa Alam” Subtema 1 “Peristiwa siang dan malam” pembelajaran 1 dan 2. Untuk kelas II peneliti mengobservasi pelaksanaan pembelajaran tematik integratif Tema 8 “Keselamatan di Rumah dan Perjalanan” Subtema 1 “Aturan Keselamatan di Rumah” pembelajaran 1 dan 2. Sedangkan kelas III peneliti mengobservasi pelaksanaan pembelajaran tematik integratif Tema 8 “Bumi dan Alam Semesta” Subtema 1 “Bumi bagian dari Alam Semesta” pembelajaran 1 dan 2, sehingga observasi dilakukan sebanyak 6 (enam) kali pertemuan, pada masing-masing kelas dilaksanakan observasi sebanyak 2 (dua) kali pertemuan. Wawancara dilakukan disela-sela waktu istirahat dan pulang sekolah. Untuk mengetahui tahap perencanaan pembelajaran tematik di SD N Karangtengah 3 Sragen ini, peneliti menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Dokumen yang diamati adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas.

Dalam mengimplementasikan Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Tematik Integratif pada Kelas Rendah pada tahap perencanaan Pembelajaran Tematik berdasarkan hasil penelitian, RPP yang digunakan guru sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas

(11)

7

yang semua telah menggunakan tematik integratif. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru sebelum merancang pembelajaran adalah melakukan analisis terhadap standar isi. Ada tiga hal yang dianalisis yaitu analisis tujuan mata pelajaran, analisis ruang lingkup mata pelajaran, dan analisis KI dan KD mata pelajaran untuk selanjutnya memetakan dan menetapkan indikator, dan teknik penilaian.

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran tematik integratif dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, guru harus membuat kegiatan yang didalamnya memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam seluruh kegiatan. Seluruh kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas memberikan kesempatan bagi siswa untuk menjawab pertanyaan, baik itu pertanyaan yang ditanyakan oleh guru maupun pertanyaan yang ditanyakan oleh teman satu kelas. Seluruh kegiatan pembelajaran juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dipelajarinya.

Pada tahap penilaian pembelajaran tematik integratif objek dalam penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di kelas I, II dan III sebanyak enam kali, semua guru wali kelas I, II, III melakukan evaluasi proses, yaitu penilaian sikap. Untuk teknik penilaian pengetahuan, semua guru menerapkannya di kelas, serta dalam hal teknik penilaian kinerja semua guru menerapkannya tergantung materi pembelajaran dan kondisi pada saat proses pembelajaran.

Saat pelaksanaan pembelajaran tematik integratif guru juga memiliki hambatan yang dihadapi diantaranya yaitu kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran tematik Integratif dinas terkait. Sosialisasi ini hanya dilakukan sekali sejak diberlakukannya kurikulum KTSP yang menggunakan model pembelajaran tematik, ketersediaan sarana dan prasarana berupa media pembelajaran, guru juga merasa bahwa dirinya belum menerapkan metode pembelajaran yang bervariatif dan guru merasa masih kesulitan untuk melakukan penilaian sikap.

(12)

8

Maka solusi yang di gunakan oleh sekolah untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik integratif diantaranya yaitu guru seharusnya diberi bekal dalam seminar mengenai kurikulum 2013, permasalahan dikelas bisa diselesaikan dengan cara sharing atau bertukar pikiran dalam KKG guru segugus sekola, menggunakan alat / media yang efektif, efisien, ramah lingkungan, dan yang sederhana, guru memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik mungkin

4. PENUTUP

1) Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik integratif pada kelas rendah terdiri dari 1) Pada tahap perencanaan pembelajaran meliputi a) RPP yang digunakan guru sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas semua telah menggunakan pembelajaran tematik integratif, b) Dengan Buku Teks Siswa apakah guru hanya menyampaikan materi pembelajaran atau dengan menanamkan nilai-nilai karakter saat proses pembelajaran. 2) Pada tahap pelaksanaan pembelajaran tematik integratif dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter, meliputi a) Peneliti dalam penelitiannya menggunakan teknik observasi yang dilaksanakan tergantung pada tema, subtema, dan pembelajaran yang saat itu dilaksanakan oleh guru kelas I, II, dan III. Diantaranya untuk kelas I peneliti mengobservasi pelaksanaan pembelajaran tematik integratif Tema 8 “Peristiwa Alam” Subtema 1 “Peristiwa siang dan malam” pembelajaran 1 dan 2. Untuk kelas II peneliti mengobservasi pelaksanaan pembelajaran tematik integratif Tema 8 “Keselamatan di Rumah dan Perjalanan” Subtema 1 “Aturan Keselamatan di Rumah” pembelajaran 1 dan 2. Sedangkan kelas III peneliti mengobservasi pelaksanaan pembelajaran tematik integratif Tema 8 “Bumi dan Alam Semesta” Subtema 1 “Bumi bagian dari Alam Semesta” pembelajaran 1 dan 2. b) Observasi dilakukan sebanyak 6 (enam) kali pertemuan, pada masing-masing kelas dilaksanakan observasi sebanyak 2

(13)

9

(dua) kali pertemuan, c) Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru sering menerapkan metode diskusi kelompok untuk menyelesaikan suatu pertanyaan atau permasalahan. Guru terbiasa dengan memberikan tugas dengan cara pembagian kelompok pada kelas II, III. 3) Pada tahap penilaian pembelajaran tematik integratif meliputi: a) Semua guru wali kelas I, II, III melakukan evaluasi proses, yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan, serta dalam hal penilaian kinerja semua guru menerapkannya tergantung materi pembelajaran.

2) Hambatan yang peneliti temukan mengenai pembelajaran tematik integratif di SD N Karangtengah 3 Sragen terdiri dari 1) Kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran tematik Integratif dinas terkait 2) Pengalokasian waktu juga membingungkan bagi guru karena porsi setiap mata pelajaran berbeda-beda, 3) Kurang memadainya sarana dan prasarana yang ada di sekolah, 4) Media pembelajaran/alat peraga, dan 5) Variasi metode pembelajaran yang masih terbatas, dan penilaian sikap siswa. 3) Solusi yang dihadapi dalam mengatasi hambatan dalam

mengimplementasikan nila-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik integratif pada kelas rendah terdiri dari 1) Guru seharusnya diberi bekal dalam pelatihan mengenai kurikulum 2013, 2) Permasalahan dikelas bisa diselesaikan dengan cara sharing atau bertukar pikiran dalam KKG guru segugus sekolah, 3) Menggunakan alat / media yang efektif, efisien, ramah lingkungan, dan yang sederhana, 4) Guru memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik mungkin, serta 5) Dalam mengatasi alokasi waktu yang dirasa kurang cukup terhadap tema atau materi yang diajarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Kasmawati and Zainudin Bin Hassan. 2014. “INTEGRATED LEARNING

MODEL CULTURAL-ART AND CHARACTER EDUCATION.” e-journal

International for Innovation Education and Research Faculty of Education, UTM, Skudai, Johor Bahru. Volume 02-8. (www.ijier.net/index.php/ijier)

(14)

10

Afifudin dan Beni Ahmad Saebeni. 2012. METODOLOGI PENELITIAN

KUALITATIF. Bandung: CC. PUSTAKA SETIA.

Arikunto. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Atikah Mumpuni dan Muhsinatun Siasah Masruri. 2015. Muatan Nilai-Nilai

Karakter pada Buku Teks Kurikulum 2013 Pegangan Guru dan Pegangan Siswa Kelas II. Jurnal Nasional, Universitas Negeri Yogyakarta

(mumpuni@gmail.com)

Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto dan Herry Sudjendro. 2014. Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

Dian, Yovita Putranti. 2014. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV B SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM. Skripsi Program Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD). UNY: Yogyakarta

Khoiru, Lif Ahmadi dan Sofan Amri. 2014. PENGEMBANGAN & MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK Integratif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Lickona, Thomas. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah

dapat Memberikan Pendidikan Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. Penerjemah: Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara.

Majdid, Abdul. 2008. PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA

Moleong, Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rosdakarya Remaja.

Muchlas Samani & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muflihah. 2014. “ IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SUBTEMA LINGKUNGAN SEKOLAHKU DI SD Hj. ISRIATI

BAITURRAHMAN 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015” Skripsi Program Sarjana Pendidikan Madrasah Ibtidayah (PGMI). UINW Semarang.

Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep & Aplikasinya dalam PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

(15)

11

Mulyasa E. 2016. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Retno Listyarti 2012. Pendidikan Karakter dalam Metode AKTIF, INOVATIF, & KREATIF. Jakarta : Erlangga

Rusman. 2015. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU : Teori, Praktik dan Penilaian. Bandung : Raja Grafindo Persada

Salahudin, Anas dan Irwanto Akrieciehie. 2013. Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa. Bandung: CV Pustaka Setia

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sukardi. 2006. PENELITIAN KUALITATIF – NATURALISTIK DALAM PENDIDIKAN . Yogyakarta : Usaha Kelarga.

Sutama. 2010. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Kuantitatif, Kualitatif, PTK , R & D. Kartasura : Fairuz Media

Tohirin. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penddikan dan Bimbingan Konseling: Pendekatan Praktis untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkrip Hasil Wawancara serta Model Penyajian Data. Jakarta: Rajawali Press.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil validasi tersebut oleh validator materi I memberikan skor 109 (sangat baik), sedangkangkan oleh validator materi II awalnya memberikan skor 63

Kalus embriogenik jahe berumur 10 minggu yang dikulturkan di dalam medium selektif MS + 3% manitol dengan penambahan berbagai taraf konsentrasi filtrat (0 –

[r]

dimana jarak terpendek yang ditempuh pada saat take off adalah sebesar 9446,75 ft yaitu pada kondisi permukaan runway ice dan runway berada dengan ketinggian sea level

Secara keseluruhan, kinerja pegawai Sekretariat KPUD Luwu Timur sudah baik, hal ini dapat terlihat dari kualitas kerja yang dihasilkan serta ketepatan waktu dalam

Fakta ini melahirkan pemikiran bahwa terdapat kemungkinan untuk meniru kondisi yang sama bagi daerah-daerah yang tidak memiliki akses terhadap tanah vulkanik

Dengan tidak terakomodirnya paradigma green growth economic melalui pemenuhan prinsip triple bottom line dalam praktik perkebunan maka selain sudah menyimpang dari

Sehingga dapat dikatakan Persamaan dasar Akuntansi adalah sistematika Pencatatan yang menggambarkan suatu hubungan yang ada pada Perusahaan, yaitu pengaruh transaksi