• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

121

USAHATANI TOMAT DAN SEMANGKA

PADA LAHAN LEBAK DI KALIMANTAN SELATAN

( Kasus di Desa Muning Baru Kec Daha Selatan Kab Hulu Sungai Selatan) FARMING TOMATO AND WATERMELON ON LAND IN SOUTH

KALIMANTAN LEBAK

(Case in New Muning village Daha District South District Upper South River) Rismarini Zuraida

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jln. Panglima Batur Barat No : 4 Banjarbaru Kalimantan Selatan

Telp :0511-4772346 Fax :0511-781810 E-mail : rismarini zuraida@gmail.com

ABSTRAK

Usahatani Tomat dan semangka merupakan salah satu peluang usaha dalam meningkat pendapatan petani dan ditanam secara luas pada musim kemarau, Pertanaman Tomat dan s emangka ditanam petani sesudah air mengering dan pada saat itulah petani banyak menanam tanaman hortikultura termasuk tomat dan semangka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani tomat dan semangka serta seberapa besar kontribusinya terhadap pendapatan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Muning Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada bulan Agustus 2012 dengan mengggunakan Metoda PRA. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data usahatani selama satu tahun sebelumnya yang dilakukan responden, sedangkan data sekunder merupakan data penunjang yang dikumpulkan dari Kepustakaan dan instansi terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa produktivitas tomat mencapai 4 ton/ha dengan biaya produksi sebesar Rp 8.000.000,- dengan penerimaan sebesar Rp 20.000.000.- ( R/C ratio : 2,5 ), Untuk usahatani semangka yang berbiji per Hektar mencapai 15 Ton/Ha dengan tingkat penerimaan sebesar Rp 37.500.000,- total biaya Rp22.300.000 (R/C Ratio: 2,4). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa usahatani layak diusahakan karena nilai R/C ratio > 1. Dan sangat menunjang pendapatan petani di lahan lebak. Kata Kunci : Usahatani, Tomat, Semangka,Lebak

ABSTRACT

Tomato and watermelon farming is one of the business opportunities in increasing the income of farmers and is widely planted in the dry season, Planting Tomato and watermelon farmers planted after the water dried up and that's when many farmers grow horticultural crops including tomatoes and watermelon. The purpose of this study was to determine the financial feasibility of farming tomatoes and watermelon as well as how much contribution to the income of farmers. The research was conducted in the village of Daha Muning Southern District of Upper South River District in August 2012 to use traditional methods of PRA. Data collected in the form of primary and secondary data. Primary data is data farming for one year before that made respondents, while secondary data is the data collected from the literature supporting

(2)

122

and related agencies. The results showed that the productivity of tomatoes up to 4 tons / ha with a production cost of Rp 8.000.000, - with revenues amounting to Rp 20,000,000. - (R / C ratio: 2.5), farming watermelons for seed per hectare reaches 15 tonnes / ha with acceptance rate of Rp 37,500,000, - Rp 22.300.000 total cost (R/ C ratio: 2.4). From these results indicate that viable farming because the value of R / C ratio> 1. And strongly support the incomes of farmers in swampy land.

Keywords: Farming, Tomato, Watermelon, Lebak PENDAHULUAN

Lahan lebak merupakan salah satu sumber lahan yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan khususnya padi dan sayuran. Potensi lahan lebak di Indonesia mencapai 13,28 juta ha. Provinsi Kalimantan selatan dengan luas wilayah 3.753.052 ha, diantaranya terdapat lahan lebak seluas seluas 208.893 ha (Dinas Pertanian dan Hortikultura Propinsi Kalimantan Selatan,2012). Lahan lebak merupakan salah satu alternatif dalam usaha peningkatan produksi dan sumber pertumbuhan baru produksi (Noor, dan Noorginayuwati, tahun 1998).

Lahan yang baru dimanfaatkan untuk usaha pertanian relatif masih kecil dan belum diusahakan secara optimal. Padahal dengan penerapan teknologi penataan lahan, pengelolaan lahan, dan komoditas pertanian seara terpadu, lahan lebak dapat dijadikan salah satu andalan sumber pertumbuhan agribisnis yang dapat mendukung ketahanan pangan nasional. Ini telah ditunjukan oleh petani lokal yang telah berhasil mengembangkan berbagai model usaha pertanian dibeberapa lokasi lahan lebak dengan menerapkan teknologi kearifan lokal maupun hasil pertanian. Ada empat masalah dan tantangan dalam pembangunan pertanian, yaitu : A. Berkurangnya lahan subur untuk usaha pertanian B. Meningkatnya kebutuhan hasil pertanian C. Menurunnya produktivitas lahan untuk pertanian akibat faktor lingkungan dan intensivitas pemanfaatan masa lalu, dan D. Berkurangnya minat generasi muda yang mau bekerja di sektor pertanian. Hal tersebut berkaitan dengan laju perkembangan penduduk , industri, sosial, dan budaya masyarakat. Hasil penelitian para pakar pertanian memperkirakan bahwa bangsa Indonesia akan mengalami defisit beras kurang lebih 10.000 ton pada tahun 2020 yang akan datang. Sementara itu lahan pertanian subur yang berubah fungsi ke penggunaan non pertanian atau produksi non pertanian. Periode antara tahun 1981 – 1999 berkurang 1,83 juta ha dan 1999 – 2002 berkurang 667.000 ha. Jadi dalam satu tahun rata-rata 225.000 ha lahan pertanian berubah fungsi menjadi non pertanian. Salah satu alternatif pemecahan masalah dan sekaligus diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut adalah dengan memanfaatkan lahan rawa, baik rawa lebak maupun rawa pasang surut sebagai areal produksi pertanian dimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan besarnya luasan lahan rawa yang begitu banyak, mencapai 13.316 juta ha rawa lebak, belum termasuk rawa pasang surut (Data Bank Dunia, 1998). Dilain pihak teknologi pemanfaatannya sudah memadai.(Alihamsyah,2006).

(3)

123

Permasalahan utama pengembangan lahan lebak yakni belum optimalnya pengelolaan sumberdaya yang tersedia. Sebagian besar mempunyai prospek yang cukup baik dalam penyediaan pangan dan pengembangan agribisnis. Akan tetapi dilihat dari kondisi fisik dan lingkungannya, tidak semua lahan rawa lebak dapat dikembangkan. Hal tersebut disebabkan oleh antara lain genangan air yang terlalu dalam, kematangan tanah masih mentah dan penentuan waktu tanam yang sulit diprediksi. Oleh sebab itu diperlukan pengamatan dan informasi yang cermat untuk menentukan lokasi prioritas pengembangan, teknologi pengelolaan dan pemilihan komoditas yang dapat dikembangkan. Berbagai komoditas pertanian pada lahan rawa lebak dapat dikembangkan dengan memperhatikan aspek fisik/kimia tanah, aspek pola genangan dan aspek sosial ekonomi (Achmadi,2006 ).

Adapun tujuan dari Pengkajian ini adalah untuk melihat pendapatan usahatani dari tomat dan semangka

METODOLOGI

Penelitian ini dilaksanakan di desa Muning Baru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada bulan Agustus tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey yang di titik beratkan pada permasalahan, hambatan dan peluang pengembangan usahatani sayuran di pekarangan.. Data yang di kumpulkan yaitu data primer dan data skunder. Data primer diambil langsung dari petani yang melaksanakan usahatani Tomat dan Semangka dengan metode PRA /Participatory Rural Appraisal (Chambers, R. 1996). Untuk kelengkapan data yang lainnya (data sekunder) diambil pada Instansi yang terkait dan kepustakaan. Data yang dikumpulkan dianalisis secara diskreptif dan analisis kelayakan Finansial (analisis biaya dan pendapatan).

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Lahan Rawa

Lahan rawa lebak adalah lahan yang pada periode tertentu (minimal 1bulan) digenangi air dan airnya dipengaruhi hujan, baik setempat atau aliran air hujan dari daerah sekitarnya. Berdasarkan tinggi permukaan air dan lamanya genangan air, maka lahan rawa lebak dikelompokan menjadi 3, yaitu :

1. Lahan rawa lebak dangkal, tinggi permukaan air kurang dari 50 cm dan lama an air kurangdari 3 bulan

2. Lahan rawa lebak tengahan, tinggi permukaan air 50 – 100 cm dan lama genangan air 3 -6 bulan

3. Lahan rawa lebak dalam, tinggi permukaan air lebih dari 100 em dan lama genangan air lebih dari 6 bulan (Wijaya Adhi, dkk, 1992).

Rawa lebak dangkal umumnya mempunyai tingkat kesuburan tanah yang lebih tinggi, karena pengayaan endapan lumpur yang dibawa air sungai. Rawa lebak tengahan mempunyai genangan air yang lebih dalam dan lebih lama, sehingga waktu surutpun

(4)

124

lebih lama. Bila ditanami ingi berusahatani waktunya bisa lebih belakangan/lama karena menunggu air surut sampai agak kering. Sedangkan rawa lebak dalam apabila iklim normal, lahannya masih berair, sering ditumbuhi gulma, terutama jenis Paspalidium. Wilayah ini merupakan reservoir air dan sumber berbagai jenis ikan perairan umum. Lahan ini baru bisa digunakan secara optimal untuk pertanaman pada saat kemarau panjang. Pada Desa ini termasuk katagore lebak tengah, bila musim kemarau lahan ditanami jenis tanaman hortkultura yaitu antara lain tomat dan semangka.

2. Teknologi Budidaya Tomat dan Semangka di Lahan Petani a. Teknologi Budidaya Tomat

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan pada lahan lebak tidak terlalu rumit. Lahan yang sudah kering dari air, hanya di bersih dari gulmanya yang biadanya sudah layu hanya dedikit aja kalau perlu di demprot dengan herbisida, dan juga disini tidak perlu memakai mulsa, jadi hemat tena dan biaya.

Persemaian ( 0-30 hari)

Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg, di sebar pada tempat empat persegi panjang yang ketinggiannya 20 Cm, Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat bisanya sudah berdaun 4-5 . kemudian dipindahkan dalam bumbunan atau dikepeli dengan tanah yang sudah disediakan dipisah satu pohon satu pohon Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah), apabila tanaman kelihatannya sudah kuat siap dipindah kelapangan.

Tanam ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )

Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu, Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6 bisanya petani menanaman sore hari. polibag dibuka dan di tanam ditanam bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya

Pemupukan

Penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk NPK untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air. Setelah umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm). pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari

(5)

125

Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak. Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

Pemeliharaan

Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek. Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah

Panen

Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh ISupaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.

b. Teknologi Budidaya Semangka  Pembibitan.

- Penyiapan Media Semai

Cara Semaian sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman/hasil, hingga semua aktivitasseperti ;Media semai, umur bibit waktu dipindahkan kekebun dan kesehatan bibit harus diperhatikan secara cermat dan optimal.

- Pengolahan Tanah

Tanah diolah sampai memperoleh struktur tanah yang gembur atau remah, setelah itu dibuat bedenganbedengan dengan lebar 3 – 4 meter, tinggiantara 30 -40 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan yang akanditanami. Antara

bedengan yang satudengan yang lainnyadibuatsaluran/paritdenganlebar 30 – 40 cm.

(6)

126 - Penanaman

Penanaman dapat dilakukan dengan melalui persemaian terlebih dahulu pada kantong plastic (polybag) atau dengan cara benih langsung ditanam dilapangan. Cara menanam dilapangan

- Benih direndam dalam air bersih kurang lebih satu hari - Benih ditanam sebanyak 2 – 3 biji per lubang tanam. - Jaraktanam yang digunakan 1 x 2 m.

- Penjarangan dilakukan dengan membiarkan 1- 2 pohon yang baik pertumbuhannya.

Cara menanam dengan cara persemaian dengan kantong plastik - Isi polybag dengan campuran pupuk kandang, tanahdan humus,

perbandingan1 ; 1 ; 1

- Biji ditanam sebanyak 2-3 biji per kantong plastic, disiram secara rutin pada pagi dan sore hari.

- Kantong semaian diletakkan pada tempat yang terkena sinar matahari penuh sejak terbit sampai terbenam, dan diatasnya dibuatkan pelindung

menyerupai sungkup.

- Untuk memacu pertumbuhan bias digunakan pupuk daun dan larutan pestisida nabati yang berfungsi menjaga tanaman muda dari serangan hama penyakit.

- Tanaman dapat dipindahkan kelapangan setelah berumur 3 – 4 minggu. - Pemeliharaan bibit meliputi; penyiraman, pengaturan naungan dan

pengendalian hama dan penyakit. d. Pemeliharaan

- Pemupukan Sebagai pupuk dasar diberikan pupuk kandang sebanyak 20-30 gram perlubangtanamdiberikan 3 harisebelumtanam.

- Pemupukan susulan dilakukan untuk memacu pertumbuhan tanaman sehingga dapat tumbuh secara optimal dan untuk tujuan tersebut dapat digunakan pupuk daun dan pupuk

- akar. Pada dasarnya pupuk daun diberikan dengan tujuan memenuhi kebutuhan tanaman semangka akan unsure hara mikro dan Makro. Pada lahan lebak petani memupuk tidak ada takaran yang pasti, biasanya petani memakai pupuk majemuk NPK dengan cara dibenamkan disamping pohonnya

e. Penyiangan,

Penyiangan dilakukan apabila gulma yang tumbuh sudah dianggap mengganggu, dilakukan secara hati-hati jangan sampai mengganggu perakaran, dilakukan pada saat yang tepat yaitu sebelum tanaman mengeluarkan bunga.

f. Penjarangan Buah

Tanaman mulai berbunga pada umur 40 hari, untuk memperoleh buah-buah yang berukuran besar maka perlu diadakan penjarangan buah.Buah yang dipelihara mulai dari ketiak daun ke 10 atau sekitar 1,4 meter dari pangkal tanaman.

(7)

127 g. Pembalikan Buah

Tujuan dari pembalikan buah adalah agar warna buah tidak belang, warnanya merata.

h. Panen

Buah semangka yang dipetik setelah berumur 75 sampai 80 hari setelah tanam yang dicirikan tangkai buah telah mongering dan kecoklatan, dan kulit buah menjadi kehijauan. Pemanenan sebaiknya menggunakan pisau atau gunting.

Tabel 1. Analisis Finansial Usahatani Tomat dan Semangka di Lahan Lebak per hektar Desa Muning Baru Kab. Hulu Sungai Selatan Tahun 2012

U r a i a n Tomat Semangka

Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp)

a. Penerimaan 4 ton 20.000.000 15 ton 37.500.000

b. Saprodi :

Benih 10 bks 700.000 10 bks 1.000.000

Urea (kg) 100 200.000 200 400.000

Ponska (Kg) 200 600.000 400 1.200.000

Pupuk Kandang 1 ton 500.000 2 ton 1.500.000

Kapur/dolomit 1 ton 500.000 1 ton 500.000

Polybag 4kg 300.000 4 kg 300.000-

Tonggak/batang 10.000 500.000 - -

Obat-obatan (padat,cair) 1 set 800.000 1set 1.800.000

c. Tenaga kerja : Pengolahan lahan 30 750.000 50 3.750.000 Penanaman 10 750.000 30 2.500.000 Pemupukan 4 150.000 15 1.125.000 Membalik/penjarangan buah 15 1.125.000 Pemeliharaan/peniangan 15 1.125.000 20 1.500.000

Penen & Pasca Panen 15 1.125.000 10 750.000

d. Total biaya 8.000.000 15.200.000

e. Pendapatan 12.000.000 22.300.000

f. R/C Rasio 2,5 2,4

Pada Tabel 1 produktivitas tomat 4 ton dengan penerimaan sebesar Rp 20.000.000,- degan total biaya produksi yang meliputi saprodi,tenaga kerja mencapai Rp 8.000.000,-dan pendapatan bersih mencapai Rp 12.000.000,- (R/C Ratio 2,5) Usahatani tomat di lahan lebak untuk pemeliharaannya tidak begitu rumit tidak perlu pelastik penutup tanah, tanah sudah lebab adanya. Begitu juga dengan usahatani semangka dalam satu hektar penerimaan mencapai Rp 37.500.000,- dengan total biaya Rp 15.200.000,- dan pendapatan bersih yang didapat petani sebesar Rp 22.300.000,- dengan nilai R/.C Ratio 2,4 ( R/C Ratio > 1) juga layak untuk diusahakan. (Soekartawi. 1995). Dengan melihat pendapatan petani di desa Muning Baru sangat menunjang pendapatan rumah tangga petani. Karena tanaman Hortikultura ( tomat dan Semangka

(8)

128

panen bisa beberapa kali, jadi bisa memenuhi keperluan petani sehari-hari karena menperoleh uang tunai setiap sehari. Dari segi produktivitas masih berpeluang untuk di tingkatkan dengan memerhatikan teknologi Anjuran. Adapun kendala pada lahan lebak ini tidak bisa setiap saat berusahatani disebabkan lahan pada bulan-bulan tertentu tergenang dengan air, Jadi pada musim kemarau saja bisa menanam tanaman seperti komoditas hortikultura ini.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa produktivitas tomat mencapai 4 ton/ha dengan biaya produksi sebesar Rp 8.000.000,- dengan penerimaan sebesar Rp 20.000.000.- ( R/C ratio : 2,5 ), Untuk usahatani semangka yang berbiji per Hektar mencapai 15 Ton/Ha dengan tingkat penerimaan sebesar Rp 37.500.000,- total biaya Rp22.300.000 (R/C Ratio: 2,4). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa usahatani layak diusahakan karena nilai R/C ratio > 1. Dan sangat menunjang pendapatan petani di lahan lebak.

DAFTAR PUSTAKA

Alihamsyah, Achmadi dan Irsal Las,2006, Inovasi Teknologi Pengembangan Pertanian Lahan Rawa Lebak. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Terpadu

Chambers, R. 1996. PRA (Participatory Rural Appraisal) Memahami Desa Secara Partisipatif. Kanisius. Yogyakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta.

Noor, M dan Norginayuwati. 1998. Pengembangan Lahan Lebak untuk Usahata Tanaman Pangan: Tinjauan dan Review Hasil Penelitian dalam Prosiding Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Banjarbaru.

Widjaja-Adhi,IPG, Nugroho dan S.Karama, Didi Ardi 1992. Sumberdaya lahan rawa potensi, kebutuhan dan Pemanfaatan Dalam Risalah Pertemuan Nasional Pengembanagan Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak. Cisarua, 3-4 Maret 1992.

Gambar

Tabel  1.  Analisis  Finansial  Usahatani  Tomat    dan  Semangka    di  Lahan  Lebak    per  hektar   Desa Muning Baru  Kab

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan persentase kenaikan kemampuan, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat dilihat dari selisih rata-ratanya. Hasil uji perbandingan menunjukkan bahwa:

Danang

Kondisi pembebanan awal adalah kondisi pembebanan pada saat gaya prategang mulai bekerja (ditransfer pada beton) dimana pada saat tersebut beban beban yang terjadi

Para guru SMA Negeri 1 Talang Kelapa dalam hal ini dituntut untuk tidak terjadi batasan-batasan komunikasi antar paraguru agar dapat memenuhi tujuan yang telah

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan, “jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif” yang diukur dengan jumlah

(2) Penerapan fungsi evaluasi terhadap kegiatan dakwah masjid Agung Kendal yaitu dengan mempelajari segala bentuk kegiatan dakwah yang diselenggarakan di Masjid

Jika proses pendataan telah dilakukan maka akan diberikan kepada tim analis untuk mengetahui apakah data peserta tersebut aktif serta rencana dan manfaat yang diajukan dalam

Karakteristik termohidrolika reaktor TRIGA berbahan bakar silinder dan TRIGA Konversi Untuk memberikan ilustrasi mengenai perbedaan karakteristik termohidrolika reaktor