• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Dan Migrasi Sistem Desa Suraberata Tabanan. Berbasis Cloud Computing Di Dalam Mewujudkan. Smart Governance Dan Smart Living

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Integrasi Dan Migrasi Sistem Desa Suraberata Tabanan. Berbasis Cloud Computing Di Dalam Mewujudkan. Smart Governance Dan Smart Living"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

Integrasi Dan Migrasi Sistem Desa Suraberata Tabanan

Berbasis Cloud Computing Di Dalam Mewujudkan

Smart Governance Dan Smart Living

Oleh :

Ni Luh Candra Darmayanti

1304505110

Dosen :

I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.

Jurusan Teknologi Informasi

Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

(2)

ii UCAPAN TERIMAKASIH

“Om Swastiyastu”

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan rahmat dan berkat-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Didalam proses penyusunan makalah ini yang memerlukan waktu, tenaga, dan pikiran, penulis menyadari bahwa proses penyusunan makalah ini, tidak akan lepas dari kontribusi banyak pihak (baik saran, materi, maupun semangat). Punulis melalui satu halaman ini ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa (Ida Shang Hyang Widhi Wasa) atas karunia Beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan bermanfaat bagi setiap orang. Setiap ilmu adalah milikMu dan kami semua sebagai manusia dapat mengamalkan setiap ilmu di hadapanMu. Semoga umat manusia dapat mengamalkan setiap ilmu untuk tujuan baik sesuai ajaran agama masing-masing.

2. Kedua orang tua penulis yang tiada henti mendidik, merawat, dan menyayangi penulis sejak kecil.

3. Bapak I Putu Agus Eka Pratama, S.T,. M.T. selaku dosen pengampu matakuliah Integrasi dan Migrasi Sistem.

4. Teman-teman di Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

5. Sumber-sumber terkait pencarian informasi (Buku Smart City beserta Cloud

computing dan Teknologi-teknologi Pendukung Lainnya, Buku Hand Book

Jaringan Komputer, Google, Blog, beserta Website lainnya)

6. Kepada anda semua yang membaca dan menerapkan materi yang ada di makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi Anda.

(3)

iii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... iii

ABSTRAK ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Solusi yang Ditawarkan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI DAN DESAIN SOLUSI ... 4

2.1 Landasan Teori ... 4 2.1.1 Smart City ... 4 2.1.2 Smart Living ... 5 2.1.3 Smart Governance ... 6 2.1.4 Cloud Computing ... 7 2.1.5 Cloud IAAS ... 7 2.1.6 Cloud SAAS ... 8 2.1.7 Hybrid Cloud ... 9 2.1.8 Web Server ... 10

2.1.9 API (Application Programming Interface)... 11

2.1.10 Database ... 12

2.2 Desain Solusi ... 13

(4)

iv

2.2.2 Proses Bisnis ... 14

2.2.3 Desain User Interface ... 17

BAB III ANALISA DAN KESIMPULAN ... 18

3.1 Analisa dan Kesimpulan ... 18

3.2 Analisa ... 18

3.3 Kesimpulan ... 19

(5)

v ABSTRAK

Proses integrasi dan migrasi telah banyak dilakukan di dalam organisasi, tidak terkecuali untuk suatu desa, khususnya Desa Suraberata, Tabanan. Demi kemajuan desa, kesejahteraan masyarakat desa, dan perekonomian yang lebih baik, dengan menerapkan konsep Smart City di bidang Smart living dan Smart governance. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah dengan pemanfaatan teknologi Cloud

computing. Hal yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan sistem di dalam

pemerintahan desa dan pariwisata yang ada pada Desa Suraberata. Hal ini merupakan solusi dari permasalahan sulitnya masyarakat desa memperkenalkan kekayaan alam yang ada, susahnya masyarakat memperoleh transparansi dalam pemerintah desa. Teknologi Cloud computing yang diajukan sebagai solusi pada makalah ini, diharapkan dapat memberikan kehandalan dan kemudahan terhadap masalah yang dihadapi pada Desa Suraberata di dalam mewujudkan Smart living dan Smart

governance, terkait dengan proses integrasi dan migrasi sistem Teknologi Informasi.

Kata kunci :

Smart City, Smart living, Smart governance, Cloud computing, Cloud IAAS, Cloud SAAS, Web Server, Hybrid Cloud, Database, Desa Suraberata, Tabanan.

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Tabanan adalah sebuah kabupaten di provinsi Bali, Indonesia, terletak sekitar 35 km di sebelah barat kota Denpasar. Tabanan berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara, Kabupaten Badung di timur, Samudra Indonesia di selatan dan Kabupaten Jembrana di barat. Jumlah penduduk Kabupaten Tabanan berdasarkan data Tahun 2008 tercatat sebanyak 416.743 jiwa, terdiri dari 206,712 jiwa penduduk laki-laki dan 210,031 jiwa penduduk perempuan. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kabupaten Tabanan relative terus bertambah. Jika dibandingkan dengan Tahun 2007, penduduk Kabupaten Tabanan bertambah 2.523 jiwa atau 0,61%. Dan bila dibandingkan tahun 2004 jumlah penduduk Tabanan tercatat 397.773 jiwa ini berarti ada kenaikan 4,55% hingga tahun 2008. Kecamatan Selemadeg merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 20.599 jiwa.

Salah satu desa yang ada di Kecamatan Selemadeg Barat yaitu Desa Suraberata. Desa Suraberata memiliki penduduk yang beragam pekerjaannya, baik itu menjadi nelayan, petani, maupun pedagang. Wilayah pertanian yang subur dan hasil laut yang melimpah mendukung masyarakat dalam hal pangan.

Jika menilik proses adaptasi teknologi, Desa Suraberata terbilang sangat antusias. Dapat dilihat dari mayoritas masyarakatnya yang memiliki gadget-gadget serta akses internet yang memadai. Hanya saja pemerintah desa belum mampu mengoptimalkan peluang tersebut untuk memajukan desa ini menggunakan IT. Belum lagi permasalahan yang dihadapi desa ini ialah koperasi unit desa (KUD) yang masih belum kooperatif terhadap masyarakat dalam penjualan bibit-bibit kepada petani. Masalah lainnya yang dihadapi desa ini ialah pariwisata yang belum tereksplorasi oleh masyarakat luar karena minimnya publikasi, hal-hal sepele seperti inilah yang bisa menghambat desa ini untuk menjadi lebih makmur.

(7)

2 Dengan adanya sistem informasi website Desa Suraberata diharapkan masyarakat lebih makmur dengan meningkatnya tata kelola desa, administrasi kependudukan, pemasaran sumber daya alam dan pariwisata yang ada. Sehingga desa ini nantinya akan menjadi desa yang terorganisir, maju dibidang pangan dan pariwisata, serta cakap dalam pemanfaatan IT, seperti desa-desa di Bali yang sudah menerapkan prospek ini yakni desa sanur dan desa kuta.

Sistem informasi yang diciptakan akan sangat baik jika diimplementasikan menggunakan cloud computing dan smart city yang merupakan suatu konsep pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan untuk suatu wilayah sebagai sebuah interaksi kompleks diantara berbagai sistem yang ada di dalamnya. Membuat sistem informasi dengan menerapkan cloud computing agar mengoptimalkan model layanan sesuai dengan kebutuhan sistem. Dengan 2 model layanan dalam cloud yaitu IAAS dan SAAS. Topik sistem informasi yang cocok yaitu berbasis pada smart governance dan smart living. Smart governance merupakan bagian dari smart city yang mengkhususkan pada tata kelola pemerintahan. Dalam makalah ini penulis mengambil topik pemerintahan di Desa Suraberata. Smart living yang digunakan pula merupakan bagian dari smart city yang mana pada makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Suraberata serta memperkenalkan budaya Desa Suraberata kepada masyarakat luas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dapat mewadahi desa suraberata dalam tata kelola desa serta implementasi pengembangan desa di bidang IT?

2. Jenis layanan apakah yang cocok diterapkan agar sesuai untuk kebutuhan sistem?

3. Bagaimana Smart governance mampu mengelola sistem informasi mengenai Desa Suraberata?

(8)

3 4. Bagaimana Smart living mampu memajukan pemasaran sumber daya alam

dan pariwisata di Desa Suraberata?

1.3 Solusi yang Ditawarkan

Solusi yang tepat dalam menghadapi permasalahan di desa Suraberata ialah dengan membangun sebuah sistem informasi berbasis web yang menganut paham smart goverment dan smart living yang merupakan lingkup dari smart city. Smart city adalah suatu konsep pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan untuk suatu wilayah sebagai sebuah interaksi kompleks diantara berbagai sistem yang ada di dalamnya. Smart City bertujuan untuk menciptakan kemandirian daerah dan meningkatkan layanan publik. Smart governance adalah bagian dari smart city yang mengkhususkan pada tata kelola pemerintahan. Smart living adalah bagian dari teknologi smart city yang mempunyai tujuan untuk mewujudkan proses pengelolaan kualitas hidup masyarakat dan budaya yang lebih baik dan pintar.

Implementasinya kelak pada Desa Suraberata ialah adanya pengelolaan sistem informasi mengenai kependudukan, administrasi, budaya, kerjasama antar Banjar dan tempekan dalam hal adat serta transparansi dana yang berputar pada Desa Suraberata. Pengelolaan sistem informasi yang mampu mengorganisir pemasaran sumber daya alam pada Koperasi Unit Desa (KUD). Pengelolaan sistem informasi pariwisata yang nantinya akan menampilkan serta mempromosikan destinasi pariwisata yang ada pada Desa Suraberata.

Dalam mewujudkan website desa yang baik, alangkah baiknya jika teknologi

cloud computing diterapkan yaitu teknologi IAAS dan PAAS. Teknologi IAAS

dalam mewujudkan infrastruktur yang baik dan SAAS mewujudkan pengguna yang baik.

(9)

4 BAB II

LANDASAN TEORI DAN DESAIN SOLUSI

Landasan teori merupakan materi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada BAB I akan dijelaskan pada sub bab dibawah ini. Desain Solusi merupakan desain bisnis proses, desain solusi, dan desain layanan cloud yang akan digunakan.

2.1 Landasan Teori

Landasan teori yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan pada BAB I akan dijelaskan pada sub bab dibawah ini.

2.1.1 Smart City

Smart City yang secara harfiah berarti kota pintar, ialah suatu konsep

pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan untuk suatu wilayah (khusus perkotaan) sebagai sebuah interaksi yang kompleks diantara berbagai sistem yang ada di dalamnya. Kata City (kota) digunakan karena merujuk kepada kota sebagai pusat dari sebuah Negara atau wilayah, dimana semua pusat kehidupan berada (pemerintahan, perdagangan, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan lain-lain).

Demikian pula dengan pusat pemukiman penduduk, dimana jumlah penduduk di kota jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lainnya (desa/subkota). Kota menjadi daya tarik orang untuk menetap. Di Indonesia sendiri, urbanisasi mengacu kepada proses perpindahan masyarakat dari desa ke kota untuk memperoleh penghidupan (kerja) maupun pendidikan.

Menurut beberapa ahli seperti Giffinger dan kawan-kawan yang mendefinisikan Smart City sebagai sebuah performansi yang sangat baik untuk sebuah kota, yang didukung oleh kombinasi yang pintar (smart) dari segala aktifitas, kajian, penemuan, serta kesadaran dari masyarakat kota tersebut. Smart City mampu memberikan dampak positif bagi pemerintahan, kehidupan sosial masyarakat,

(10)

5 transportasi, kualitas hidup, persaingan yang sehat di segala bidang, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Konsep Smart City awalnya diterapkan di Negara Amerika Serikat Uni Eropa. Pada mulanya Smart City bertujuan untuk menciptakan kemandirian daerah dan meningkatkan layanan public. Kondep dan implementasinya pun makin berkembang. Kini Smart City sudah diterapkan di berbagai belahan dunia. Antara lain di benua Asia, Amerika, Australia, dan Eropa. Penerapan Smart City mencakup berbagai bidang, Antara lain pendidikan, kesehatan, pariwisata, pemerintahan dan lainnya.

Smart City bisa dikatakan menjadi konsep masa depan suatu kota untuk kualitas

hidup yang lebih baik, dengan berbasiskan teknologi komputer dan komunikasi.

2.1.2 Smart living

Smart living merupakan salah satu jenis dari smart city yang mengelola

kualitas hidup dan budaya pada suatu daerah agar lebih baik dan pintar. Untuk mewujudkan smart living terdapat beberapa sub bagian yang harus terpenuhi yaitu: 2.1.2.1 Fasilitas pendidikan

Adanya fasilitas pendidikan yang memadai bagi masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi (Edication Facilities). Sebagai contoh:

a. Penyediaan sarana internet gratis dan sehat (bebas dari konten pornografi, kekerasan, melalui sistem filtering) bagi masyarakat yang diletakkan di tempat-tempat umum dalam bentuk wireless/wifi.

b. CCTV yang terpasang di tempat umum dan lampu lalu lintas untuk merekam dan menekan jumlah kriminalitas.

2.1.2.2 Sarana dan prasarana

Penyediaan sarana, prasarana, dan informasi yang terkait dengan potensi pariwisata daerah dengan baik dan atraktif memanfaatkan teknologi informasi.

a. Adanya sistem informasi pariwisata berbasis web.

b. Adanya sistem informasi geografis untuk pemetaan lokasi objek wisata. 2.1.2.3 Infrastruktur IT

(11)

6 Infrastruktur teknologi informasi yang memadai, sehingga semua fasilitas dan layanan publik dapat berjalan dengan baik melalui bantuan komputerisasi dan teknologi informasi.

a. Tersedia infrastruktur jaringan komputer yang memadai, dalam bentuk wireless, dan wired untuk LAN, WAN, dan MAN, serta internet.

b. Tersedia banyak computer server untuk menangani pemrosesan pada pelayanan website, sistem informasi, dan sensor.

2.1.3 Smart governance

Smart governance merupakan salah satu bagian dari smart city yang

mengkhususkan pada tata kelola pemrintahan Smart governance meliputi segala syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan tata kelola pemerintahan yang baik dan pintar. Syarat yang harus dipenuhi yaitu pemberdayaan (empowerment) dan partisipasi (participation) dari masyarakat dan pemerintahan secara bersama-sama. Karena adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat maka diharapkan dapat mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan berdemokrasi, serta kualitas dan kuantitas layanan public yang lebih baik. Smart

governance terdiri atas tiga bagian, yaitu:

2.1.3.1 Keikutserataan masyarakat

Keikutsertaan masyarakat di dalam menentukan keputusan secara langsung maupun online. Pada implementasi smart city ini memanfaatkan teknologi informasi yang dapat dilakukan melalui sistem decision maker system (sistem penentu keputusan) yang berupa monitoring wilayah public yang memanfaatkan Wireless

Sensor Network (WSN), adanya pemilihan umum secara online/komputerisasi,

terdapat rencana strategis untuk pengelolaan TI. 2.1.3.2 Peningkatan kualitas layanan pulik

Peningkatan kualitas layanan pulik, implementasi smart city dalam hal ini memanfaatkan teknologi informasi dengan melakukan cara-cara, yaitu menyediakan sistem informasi berbasis website, adanya database yang terstruktur dan tertata baik di dalam penyimpanan data.

(12)

7 2.1.3.3 Transparansi pemerintahan

Adanya transparansi dalam pemerintahan, sehingga masyarakat tidak slah persepsi, masyarakat bisa paham dan lebih cerdas dalam mengetahui informasi yang tidak hanya sekedar kabar burung. Implementasi smart city yaitu dengan data dan berita yang diinputkan sehingga informasi yang disampaikan diproses secara digital dan bebas dari tekanan pihak manapun.

2.1.4 Cloud computing

Berdasarkan NIST (National Institute of Standard and Technology) dalam draftnya yang berjudul The NIST Definition of Cloud computing, Peter Meel dan

Timothy Grance mendefinisikan Cloud computing merupakan sebuah model yang

memungkinkan adanya penggunaan sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana saja, dapat dikonfigurasi, dan layanan yang digunakan sesuai ketentuan (on demand). Layanan Cloud computing dapat dengan cepat meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (vendor/Provider) cloud computing.

Cloud computing memiliki karakteristik khusus. Terdapat lima buat

karakteristik cloud computing yang meliputi, On Demand Self Service, Broad Network Access. Resource Pooling, Rapid Elasticity, dan Measured Service.

Dilihat dari komponen dan fungsi komponen, Clud computing memiliki tiga komponen utama. Ketiga komponen tersebut yaitu Node Controller, Cluster Controller, dan Cloud Controller. Komponen-komponen ini saling berkaitan satu sama lain.

Cloud computing memiliki tiga layanan yang dipilih sesuai kebutuhan. Ketiga

layanan tersebut adalah IAAS yaitu Infrastructure As a Service, PAAS yaitu Platform

As A Service dan SAAS yaitu Software As A Service. Pembagian jenis layanan ini

dilakukan dengan tujuan untuk membantu menyesuaikan keperluan dari pengguna, sehingga pengguna dapat terbantu dengan adanya layanan yang disajikan tersebut.

(13)

8 2.1.5 Cloud IAAS

IAAS merupakan kepanjangan dari Infrastructure AS A Service yang artinya jenis layanan pada Cloud computing yang menekankan kepada layanan penyediaan sarana jaringan computer, perangkat keras jaringan, computer server, media penyimpanan, processor, beserta dengan proses virtualisasi yang menunjang proses komputasi. Fitur-fitur pada IAAS yaitu:

1) pilihan virtual machine yang sangat beragam karena virtualisasi merupakan salah satu kekuatan cloud computing,

2) tersedia fitur unutk melakukan proses optimalisasi,

3) penyediaan pre OS installed, sehingga pengguna yang tidak terlalu tahu mengenai teknis lebih terbantu,

4) penyediaan storage atau media penyimpanan data pada beberapa server mirror, sehingga data pengguna menjadi aman, dan

5) tersedia beragam aplikasi(perangkat lunak/tool), misalnya untuk pemrosesan multi data, manajemen aplikasi, melakukan perhitungan rumit.

2.1.6 Cloud SAAS

SAAS (Software AS A Service) merupakan jenis layanan yang diberikan oleh teknologi Cloud computing kepada para penggunanya dalam bentuk pemakaian aplikasi. Umumnya layanan SAAS(Software AS A Service) disediakan dalam bentuk tatap muka berbasis website. SAAS (Software AS A Service) bisa dikatakan jenis layanan dalam Cloud Computing yang paling banyak digunakan dan paling mudah untuk digunakan oleh para pengguna komputer, khususnya pengguna akhir yang tidak terlalu membutuhkan pengetahuan teknis dalam instalasi dan konfigurasi.

Kelebihan SAAS (Software AS A Service) yaitu hanya dengan sebuah komputer/perangkat mobile, sistem operasi, aplikasi web browser, dan koneksi internet atau intranet, seorang pengguna mampu menggunakan layanan cloud

(14)

9 Para penyedia layanan Cloud Computing dalam bentuk SAAS (Software AS A

Service) akan menyajikan layanan kepada pengguna menggunakan tatap muka

website dengan disertai satu atau lebih aplikasi bisnis di dalamnya.

Pada jaman sekarang, terdapat sangat banyak teknologi yang dapat diterapkan dalam website yang dikembangkan untuk memperoleh tampilan yang lebih menarikdan kemampuan (user experience) dari aplikasi yang bersangkutan akan semakin atraktif menyerupai aplikasi desktop pada umumnya seperti yang diinstal dan dijalankan pada computer umumnya.

2.1.7 Hybrid Cloud

Model deployment pada cloud computing yang merupakan gabungan kelebihan dari private cloud dan public cloud. Private Cloud merupakan model deployment yang ditujukan untuk penggunaan yang terbatas pada kalangan tertentu saja. Public Cloud merupakan model deployment pada teknologi Cloud computing dimana layanan cloud computing diletakkan pada lokasi publik sehingga layanan data dan informasi di dalamnya dapat digunakan dan dibagikan dengan mudah ke seluruh pengguna.

Tujuan utama private cloud yaitu untuk menghemat biaya koneksi internet dan sewa layanan cloud computing karena organisasi bersangkutan yang menyediakan secara mandiri, privasi penggunanya lebih aman, proses bisnis dari organisasi dan proses layanan bersifat sederhana.

Kelebihan Public Cloud yaitu sangat mudah digunakan dengan hanya menyediakan akses internet untuk terhubung ke penyedia layanan public cloud dan menggunakannya. Keuntungan lainnya kita tidak perlu menyediakan infrastruktur karena sudah disediakan oleh penyedia. Data dapat dengan mudah dibagikan ke pengguna lain karena berada pada jaringan public. Tidak perlu bergantung pada tenaga TI internal perusahaan.

Degan digabungkannya keunggulan dari public cloud dan private cloud, maka sistem yang akan dibuat akan menjadi optimal. Data akan dikelompokkan dan akan

(15)

10 ditentukan letaknya baik itu di media penyimpanan (storage) public cloud (internet) maupun data mana saja yang diletakkan di storage private cloud (intranet). Dengan data yang lebih tertata maka akan memudahkan dalam manajemen data dan keamanan.

2.1.8 Web Server

Web Server adalah perangkat keras ataupun perangkat lunak yang menyediakan layanan akses kepada pengguna melalui protokol komunikasi HTTP atau HTTPS atas berkas-berkas yang terdapat pada suatu situs web dalam layanan ke pengguna dengan menggunakan aplikasi tertentu seperti peramban web. Penggunaan paling umum server web adalah untuk menempatkan situs web, namun pada prakteknya penggunaannya diperluas sebagai tempat peyimpanan data ataupun untuk menjalankan sejumlah aplikasi kelas bisnis.

Fungsi utama sebuah server web adalah untuk mentransfer berkas atas permintaan pengguna melalui protokol komunikasi yang telah ditentukan. Disebabkan sebuah halaman web dapat terdiri atas berkas teks, gambar, video, dan lainnya pemanfaatan server web berfungsi pula untuk mentransfer seluruh aspek pemberkasan dalam sebuah halaman web yang terkait; termasuk di dalamnya teks, gambar, video, atau lainnya.

Pengguna, biasanya melalui aplikasi pengguna seperti peramban web, meminta layanan atas berkas ataupun halaman web yang terdapat pada sebuah server web, kemudian server sebagai manajer layanan tersebut akan merespon balik dengan mengirimkan halaman dan berkas-berkas pendukung yang dibutuhkan, atau menolak permintaan tersebut jika halaman yang diminta tidak tersedia. Saat ini umumnya server web telah dilengkapi pula dengan mesin penerjemah bahasa skrip yang memungkinkan server web menyediakan layanan situs web dinamis dengan memanfaatkan pustaka tambahan seperti PHP, ASP.

Pemanfaatan server web saat ini tidak terbatas hanya untuk publikasi situs web dalam World Wide Web, pada prakteknya server web banyak pula digunakan dalam perangkat-perangkat keras lain seperti printer, router, kamera web yang

(16)

11 menyediakan akses layanan http dalam jaringan lokal yang ditujukan untuk menyediakan perangkat manajemen serta mempermudah peninjauan atas perangkat keras tersebut. Jenis-jenis Web Server diantanya: Apache Web Server – The HTTP Web Server, Microsoft windows Server 2003 Internet Information Services (IIS), Lighttpd, Sun Java System Web Server, Xitami Web Server, Zeus Web Server, Jigsaw, Nginx, dan Apache Tomcat.

2.1.9 API (Application Programming Interface)

Definisi API dikemukakan oleh Agus Eka Pratama terdapat 3 buah definisi mengenai API atau tatap muka pemrogramman aplikasi, yaitu:

1. API ialah sekumpulan instruksi yang berada di dua entitas, yaitu entitas yang berjalan di sisi Application Layer dan yang berjalan di sisi system informasi. 2. API ialah kumpulan dari beragam perintah, fungsi, dan protocol di dalam

jaringan computer, yang bekerja sama di dalam menjadikan aplikasi untuk dapat berkomunikasi dengan system operasi, perangkat keras, dan computer lain dalam jaringan computer.

3. API ialah kombinasi beragam perintah dan prosedur yang terurut, sehingga memudahkan di dalam pengembangan perangkat lunak.

2.1.10 Database

Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informasi. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi berupa tipe data, struktur, dan juga batasan-batasan data yang akan disimpan.

Basis data merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi dimana basis data merupakan gudang penyimpanan data yang akan diolah lebih

(17)

12 lanjut. Basis data menjadi penting karena dapat menghidari duplikasi data, hubungan antar data yang tidak jelas, organisasi data, dan juga update yang rumit.

Manfaat menggunakan databse sangat banyak, diantaranya kecepatan dan kemudahan (speed) terjamin. Dengan menggunakan basis data pengambilan informasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Basis data memiliki kemampuan dalam mengelompokkan, mengurutkan bahkan perhitugnan dengan matematika. Dengan perancangan yang benar, maka penyajian informasi akan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

Manfaat lain yaitu kebersamaan pemakai (sharability). Sebuah basis data dapat digunakan oleh banyak user dan banyak aplikasi. Untuk data-data yang diperlukan oleh banyak bagian/orang, tidak perlu dilakukan pencatatan di masing-masing bagian, tetapi cukup dengan satu basis data untuk dipakai bersama. Misalkan data masyarakat pada Desa Suraberata, dibutuhkan oleh banyak bagian, diantaranya: bagian Banjar adat, bagian Banjar dinas, bagian kemasyarakatan dan oleh kepala desa. Tidak harus semua bagian ini mimiliki catatan data masyarakat. Data cukup disediakan oleh sebuah basis data yang bisa diakses oleh semua bagian.

2.2 Desain Solusi

Desain solusi yang digunakan dalam mewujudkan sistem di Desa Suraberata akan dijelaskan pada sub bab dibawah ini.

2.2.1 Desain Solusi

Desa Suraberata telah memiliki akses internet yang lumayan baik, setiap warga sudah terbiasa untuk menggunakan internet, maka bukanlah hal yang susah untuk memperkenalkan website desa agar terciptanya transparansi dalam pemerintahan desa.

(18)

13

Gambar 2.1 Desain Solusi

Gambar 2.1 menunjukkan desain solusi yang dipakai dalam menyelesaikan sistem informasi desa. Konsep smart city digunakan dalam sistem ini dengan menerapkan dua jenis smart city, yaitu smart living dan smart governance. Cloud

computing dipilih sebagai layanan yang digunakan karena cloud computing

merupakan sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana saja, dapat dikonfigurasi, dan layanan yang digunakan sesuai ketentuan (on demand). Pada sistem informasi ini akan dipakai dua model layanan dalam cloud computing yaitu SAAS dan IAAS.

(19)

14 Sistem informasi desa akan menggunakan model deployment hybrid cloud. Teknologi pendukung yang digunakan diantaranya web server, database, dan API (Application Programming Interface).

2.2.2 Proses Bisnis

Proses bisnis dalam sistem informasi Desa Suraberata secara garis besar memiliki dua proses bisnis yaitu proses bisnis Login untuk pegawai yang akan digambarkan pada gambar 2.2. Selain proses bisnis login, pegawai desa nantinya akan bisa menginputkan data tentang Desa Suraberata, baik itu data administrasi desa maupun destinasi wisata yang telah ada.

(20)

15

Gambar 2.2 Proses Bisnis Login

Gambar 2.2 menunjukkan proses bisnis untuk login pegawai desa, disini pegawai desa yang sudah terdaftar akan memperoleh username dan password masing-masing. Jika pegawai desa belum terdaftar, maka melakukan proses register dengan menginputkan NIPD (Nomor Induk Pegawai Desa), username, password, dan data diri pegawai, seperti nama lengkap, status, nomor telepon, dan alamat.

(21)

16

Gambar 2.3 Proses Bisnis Data Desa

Gambar 2.3 menampilkan proses bisnis untuk mengelola data desa. Pegawai desa nantinya akan dapat menambahkan data desa, mengedit data desa, dan menghapus data desa jika data yang tersedia sudah tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Seluruh data akan disimpan dalam database desa. User/masyarakat/turis-turis akan bisa melihat informasi yang ditampilkan pada sistem informasi Desa Suraberata tersebut. User tidak perlu login untuk melihat-lihat informasi yang tertera pada Website.

(22)

17 2.2.3 Desain User Interface

Desain user interface (UI) merupakan desain rencana dari sistem informasi yang akan dibuat. Desain user interface ini nantinya akan menjadi wadah bagi penduduk desa, pegawai desa, dan calon wisatawan yang tertarik dating ke Desa Suraberata.

Gambar 2.4 Desain User Interface

Gambar 2.4 merupakan rencana tampilan untuk user yang ingin mengetahui informasi mengenai Desa Suraberata, terdapat menu home, berita, profil desa, informasi pariwisata, dan susunan organisasi yang ada pada Desa Suraberata.

(23)

18 BAB III

ANALISA DAN KESIMPULAN

3.1 Analisa dan Kesimpulan

Analisa dan kesimpulan yang didapatkan dari sistem informasi yang akan dirancang pada Desa Suraberata, Tabanan adalah sebagai berikut.

3.2 Analisa

Sistem Informasi adalah solusi tepat yang mampu mewadahi permasalahan yang ada pada Desa Suraberata, Tabanan. Sistem Informasi dipilih karena pada sistem informasi ini memuat semua data tentang pendapatan desa, struktur organisasi desa, dan segala sumber daya yang ada pada Desa Suraberata. Sistem informasi desa ini nantinya diharapkan mampu meningkatnya tata kelola desa, administrasi kependudukan, pemasaran sumber daya alam dan pariwisata yang ada sehingga Desa Suraberata menjadi semakin maju dan penduduk menjadi semakin sejahtera.

Jenis layanan yang cocok diterapkan agar sesuai dengan kebutuhan sistem yaitu layanan pada Cloud computing diantaranya SAAS dan IAAS. SAAS (Software

AS A Service) merupakan jenis layanan yang diberikan oleh teknologi Cloud computing kepada pengguna dalam bentuk pemakaian aplikasi. Kelebihan SAAS

yaitu hanya dengan sebuah komputer, sistem operasi, aplikasi web browser, dan koneksi internet atau intranet, pengguna mampu menggunakan layanan cloud

computing tipe SAAS.

Smart governance mampu mengelola sistem informasi mengenai Desa

Suraberata dengan baik karena salah satu bagian Smart governance yaitu adanya transparansi di dalam pemerintahan, sehingga masyarakat menjadi tahu dan cerdas.

Smart governance ada penyajian informasi terkait kebijakan dan usulan pemerintah

serta masyarakat dapat turut serta berkontribusi di dalamnya melalui kritik, saran, dan solusi.

Smart living mampu untuk memajukan pemasaran sumber daya alam dan

(24)

19 kualitas hidup dan budaya yang lebih baik serta pintar. Penyediaan sarana, prasarana, dan informasi yang terkait dengan potensi pariwisata di Desa Suraberata dengan baik dan atraktif memanfaatkan teknologi informasi. Keuntungan yang didapatkan yaitu dunia akan lebih mengenal destinasi wisata di Desa Suraberata, bukan tidak mungkin akan semakin banyak wisatawan local dan mancanegara yang berkunjung. Potensi ini dapat menambah pendapatan masyarakat desa, sehingga masyarakat akan jadi lebih sejahtera.

3.3 Kesimpulan

Dari permasalahan yang dihadapi Desa Suraberata dalam mengetahui informasi, pemasaran sumber daya alam, memperkenalkan tempat wisata maka dapat disimpulkan dari solusi yang ada yaitu Sistem Informasi Desa Suraberata kan bisa membawa desa menjadi lebih maju, berpenduduk cerdas, dan semakin dikenal oleh dunia.

Dalam mewujudkan sistem informasi desa yang baik maka ada beberapa teknologi yang harus digunakan yaitu Smart City dengan dua layanannya yaitu smart living untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, smart governance untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan desa agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pegawai desa dan penduduk desa. Teknologi Cloud computing, cloud IAAS, cloud SAAS, layanan hybrid, dan 3 teknologi pendukung lainnya yaitu web server, database, dan API.

(25)

20 Daftar Pustaka

[1] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu. 2014. Smart City Beserta Cloud computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Bandung : Informatika.

[2] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu. 2014. Handbook Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.

(26)

Gambar

Gambar  2.1  menunjukkan  desain  solusi  yang  dipakai  dalam  menyelesaikan  sistem  informasi  desa
Gambar  2.2  menunjukkan  proses  bisnis  untuk  login  pegawai  desa,  disini  pegawai desa yang sudah terdaftar akan memperoleh username dan password  masing-masing
Gambar  2.3  menampilkan  proses  bisnis  untuk  mengelola  data  desa.  Pegawai  desa  nantinya  akan  dapat  menambahkan  data  desa,  mengedit  data  desa,  dan  menghapus  data  desa  jika  data  yang  tersedia  sudah  tidak  sesuai  dengan  kenyataan
Gambar 2.4 Desain User Interface

Referensi

Dokumen terkait

Dengan begitu, desain komunikasi visual adalah cara berpikir rasional untuk mencari solusi dari suatu permasalahan yang diaplikasikan ke dalam berbagai media yang

Selain cambuk ada juga beberapa simbol lainnya yaitu bendera yang terbuat dari kain putih yang bertuliskan kalimat Lailahaillallah yang dibuat oleh masyarakat Sungai Kuruk

Memahami dan menjelaskan tentang sudut pandang dan visualisasi pada model Architecture  Ketepatan  Kejelasan  Komprehensi vitas  Keterbaruan Mahasiswa mampu

Jika selama Perjalanan, Anda harus menghadiri pernikahan, pemakaman, konferensi atau acara olahraga yang sudah diatur sebelumnya dan tidak dapat ditunda karena

temuan. Menyampaikan kepada OPD terperiksa atas temuan BPK atau APIP yang berulang, sehingga pada pemeriksaan selanjutnya kelemahan dapat diperbaiki.. Inspektorat Provinsi

Industri 4.0 menuntut diikuti dengan pembentukan ekosistem digital seperti smart factory, smart devices, smart grid, smart mobility, smart building, smart city, smart region, dan

Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi pertama yaitu Mengukur intensitas cahaya dengan menggunakan lux meter kemudian mengukur data posisi

Masyarakat sasaran terlihat sangat antusias dalam mengikuti pelatihan pembuatan VCO dengan metode tanpa pemanasan yang diberikan tim sehingga sesudah mengikuti pelatihan