• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Bulanan Fund Manager Summary

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Bulanan Fund Manager Summary"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Tinjauan Ekonomi Tinjauan Pasar Saham Tinjauan Pasar Obligasi Data Ekonomi

TINJAUAN EKONOMI

Surplus neraca perdagangan selama 8 bulan berturut-turut

Neraca perdagangan mencatat surplus yang tinggi yaitu USD1,332mn di Jul15, lebih besar dibandingkan dengan USD528mn di Jun15. Surplus ini dipicu oleh kenaikan surplus sektor non migas serta penurunan defisit sektor migas di bulan tersebut.

Di sektor nonmigas, ekspor nonmigas turun sebesar 17.2%MoM menjadi USD9,987mn di Jul15 (-14.1%YoY) dipicu oleh penurunan ekspor CPO dan mesin listrik (masing-masing sebesar -18.8%MoM dan -16.1%MoM di bulan tersebut). Namun, impor non migas turun lebih tajam yaitu 25.2%MoM menjadi USD7,782mn di Jul15, menyebabkan peningkatan surplus dari sektor nonmigas selama bulan tersebut (+32.4%MoM).

Di sektor migas, ekspor turun sebesar 1.3%MoM (-43.0%YoY), sementara impor turun lebih tajam yaitu 11.0%MoM (-45.0%YoY). Hal ini menyebabkan penurunan deficit di sektor migas menjadi USD873mn di Jul15 dari USD1,138mn di Jun15.

Terhadap total impor, impor barang konsumsi turun paling tajam yaitu 31.3%MoM (-16.1%YoY), diikuti oleh impor barang modal (-22.4%MoM atau -20.8%YoY) dan bahan baku (-21.4%MoM atau -30.9%YoY). Impor bahan baku masih mengambil proporsi terbesar dari total impor yaitu 76.2% di bulan Jul15.

Secara kumulatif untuk 7 bulan pertama di tahun 2015, Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar USD5,846mn dari deficit sebesar USD1,087mn di 7M14 seiring penurunan deficit di sektor migas. Defisit di sektor migas tercatat sebesar USD3,882mn di 7M15 dibandingkan dengan deficit sebesar USD7,787mn di 7M14. Penurunan harga minyak telah membawa dampak positif terhadap kinerja sektor migas. Rata-rata harga minyak Brent tercatat sebesar USD59.8/barrel di 7M15, menurun secara berarti dibandingkan rata-rata sebesar USD108.4/barrel di 7M14. Selain itu, kinerja sektor nonmigas juga membaik menjadi USD9,728 (+45.2% YoY) di 7M15 akibat adanya penurunan impor yang sangat tajam selama periode tersebut, seiring melemahnya Rupiah dan melambatnya perekonomian domestik.

Indonesia trade data

Source: Central Bureau of Statistics (BPS)

Jun-15 Jul-15 %MoM Jul-14 % YoY Ytd14 Ytd15 % YoY

Exports (US$mn) 13,506 11,409 -15.5% 14,124 -19.2% 102,949 89,871 -12.7

Non-oil&gas Exports (US$mn) 12,066 9,987 -17.2% 11,628 -14.1% 84,767 78,362 -7.6

Oil&gas-Exports (US$mn) 1,440 1,422 -1.3% 2,496 -43.0% 18,182 11,509 -36.7

Imports (US$mn) 12,978 10,077 -22.4% 14,082 -28.4% 104,035 84,026 -19.2

Non-oil&gas Imports (US$mn) 10,401 7,782 -25.2% 9,909 -21.5% 78,067 68,634 -12.1

Oil&gas-Imports (US$mn) 2,578 2,294 -11.0% 4,173 -45.0% 25,969 15,391 -40.7

Trade balance (US$mn) 528 1,332 152.3% 42 NM -1,087 5,846 NM

Non oil and gas 1,666 2,205 32.4% 1,719 28.2% 6,701 9,728 45.2%

Oil&gas balance -1,138 -873 NM -1,677 NM -7,787 -3,882 NM

Laporan Bulanan

(2)

Inflasi di Aug15, suku bunga BI dipertahankan

Inflasi tercatat sebesar 0.39%MoM di bulan Aug15, sehingga membawa inflasi YoY menjadi 7.18% (menurun dari 7.26% di Jul15). Inflasi di bulan Aug15 dipicu oleh inflasi di sektor bahan makanan (+0.91% MoM) dan pendidikan (+1.72%MoM). Kedua sektor ini menyumbang 0.32ppt terhadap total inflasi bulanan. Penyumbang inflasi bulan Aug15’s berdasarkan tipe pengeluaran adalah sebagai berikut: bahan makanan (+0.91%MoM), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (+0.71%MoM), perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (+0.16%MoM), sandang (+0.01%MoM), kesehatan (+0.70%MoM), pendidikan (+1.72%MoM) dan transportasi (-0.58%MoM).

Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 4.92%YoY di bulan Aug15, lebih tinggi dibandingkan Jul15 yang sebesar 4.86%YoY. BI mempertahankan suku bunganya di 7.50% pada bulan Aug15.

Rupiah melemah kembali, sementara harga minyak meningkat The Bloomberg-JP Morgan Asia Dollar Index (ADXY), yang mengikuti pergerakan 10 mata uang teraktif selain JPY mengalami penurunan menjadi 107.41 di bulan Aug15 dari 110.29 di bulan Jul15. Rupiah melemah 3.9%MoM menjadi Rp14,067/USD di bulan Aug15. Harga minyak Brent meningkat menjadi USD54.15/barrel di bulan Aug15 dari USD52.21/barrel di bulan sebelumnya. Cadangan devisa sedikit mengalami penurunan menjadi USD105.3bn di akhir Aug15 dibandingkan dengan USD107.6bn di akhir Jul15.

Berita penting lainnya :

Data penjualan bulanan: penurunan penjualan otomotif dan semen

Di bulan Jul15, penjualan mobil tercatat sebesar 55,618 unit (-32.3% MoM, -39.1%YoY), sehingga membawa total penjualan mobil di 7M15 menjadi 580,938 unit atau turun sebesar 20.8% YoY. Sementara itu, penjualan motor domestik tercatat sebesar 421,838 units (-26.6% MoM; -21.1%YoY), sehingga membawa total penjualan motor kumulatif di 7M15 menjadi 3,596,000 unit (-24.1%YoY). Penjualan semen tercatat sebesar 3,538mn ton di Jul15 (-29.0% MoM or -7.8% YoY). Hal ini membawa penjualan semen kumulatif menjadi 31,618 mn ton di 7M15 (-3.8%YoY).

Reshuffle Kabinet akhirnya dilakukan

Presiden Joko Widodo akhirnya melakukan reshuffle atas kabinetnya dan menunjuk Darmin Nasution, mantan Gubernur BI dan Direktur Jenderal Pajak, sebagai Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia. Tim lainnya adalah Thomas Lembong yang diangkat sebagai Menteri Perdagangan dan Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya. Sementara itu, Luhut Panjaitan yang merupakan Kepala Staf Kepresidenan diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia. Menteri-menteri baru berasal dari latar belakang profesional dan politik (partai).

Peringkat “Stable Outlook” untuk 4 Bank BUMN dari Fitch Ratings

Fitch Ratings telah menegaskan peringkat untuk empat bank BUMN Indonesia, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Peringkat Outlooknya adalah Stable

Peningkatan penjualan sebesar 26%YoY dari 2 pameran otomotif Indonesia

Dua pameran otomotif Indonesia mencatat total penjualan sebesar Rp6.8tn (+26%YoY dari Rp5.4tn in 2014). Sekitar Rp 5.5tn diperoleh dari pameran GIIAS dan Rp 1.3tn dari pameran IIMS.

Tax holidays diumumkan

Pemerintah mengumumkan serangkaian “tax holidays” untuk industri unggulan, yaitu mencakup industri kimia, industri permesinan, industri transportasi kelautan dan industri hulu migas. Aturan ini akan mengurangi tarif pajak sebesar 10-100% untuk industri tertentu selama kurun waktu 5-15 tahun.

Proyek Pembangkit Listrik Batang akan dimulai

Presiden Joko Widodo meresmikan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah. Pemerintah menggunakan haknya untuk menyelesaikan masalah pembebasan 13% lahan yang tersisa.

TINJAUAN PASAR SAHAM

Global Sell Off

Turunnya kinerja indeks pasar global selama bulan Agustus disebabkan oleh langkah tidak terduga pemerintah Cina dalam menaikan suku bunga acuan yang ke-lima kalinya berturut-turut sejak November 2014 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Hal ini memicu terjadinya penurunan harga di pasar komoditas dan nilai tukar mata uang pada negara-negara berkembang, mengingat hal ini dapat diartikan sebagai semakin parahnya perlambatan ekonomi China yang dapat membawa efek negatif pada kondisi perekonomian negara lain, khususnya negara berkembang. Selain itu, beberapa nilai tukar mata uang juga telah mencapai titik terendahnya, misalnya mata uang Lira (Turki), Peso (Kolombia/Meksiko) dan Rand (Afrika Selatan). Diantara keterpurukan ekonomi yang terjadi di dunia, pasar indeks Amerika juga tak luput dari penurunan besar-besaran selama bulan Agustus, walaupun kondisi perekonomiannya yang relatif lebih solid dibandingkan negara lain. Indeks Dow Jones (-6.57%), S&P 500 (-6.26%) dan NASDAQ (-6.86%) turun di bulan Agustus. Angka tingkat pengangguran di AS mengalami perbaikan di bulan ini pada angka 5.1%, menunjukan semakin dekatnya AS ke level bekerja penuh (full employment). Perekonomian AS memang telah menunjukan tanda perbaikan yang signifikan, namun waktu yang tepat bagi Sentral Bank AS untuk menaikan suku bunga acuan masih belum jelas, sebab devaluasi dari Yuan dan mata uang negara lain terhadap AS akan memberikan tekanan bagi inflasi AS. Kinerja indeks Global selama Agustus: Brazil IBOV (-8.33%), Euro Stoxx (-9.19%), Dax (-9.28%), AEX (-10.14%), Shanghai 12.489%), HK Hang Seng 12.04%), and Aussie ASX (-8.64%).

Agustus lagi-lagi merupakan bulan yang suram bagi JCI. Indeks sempat menyentuh level 4164 di bulan Agustus, merupakan level terendah sejak tahun 2013 sebelum naik kembali di level 4510 di akhir bulan atau -3.9%MoM. Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap USD menembus angka psikologis di level Rp14,067/$ (-3.9%MoM). Cadangan devisa negara menurun di bulan ini pada $105.3Bn dari level $107.6Bn di bulan Juli yang didorong oleh aksi intervensi dari Bank Sentral untuk menjaga nilai tukar dan pembayaran hutang luar negeri. Disisi lain, IDX

(3)

mengumumkan peraturan auto-reject baru yang hanya mengizinkan saham turun sebanyak 10% per hari dalam merespon aksi jual yang dilakukan para investor pada tanggal 25 Agustus silam. OJK juga memperbolehkan perusahaan untuk melakukan buy back saham tanpa persetujuan RUPS luar biasa sebesar maksimum 20% untuk men-support market. Sebagai tambahan, pemerintah juga mengumumkan kebijakan stimulus awal dengan mengumumkan tax holiday, dengan paket kebijakan lanjutan diharapakan akan keluar di bulan September. Bank Indonesia merevisi target pertumbuhan PDB Indonesia ke angka 4.7% hingga 5%, setelah sebelumnya berada di kisaran 5%-5.4% tahun ini. Rata-rata volume transaksi di Agustus adalah USD377juta, naik 11% dibanding bulan sebelumnya. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sekitar USD700juta di Juli. Kinerja negatif datang dari sektor Plantation sector (-11.05%), Miscellaneous Industry (-5.86%), Basic Industry 3.57%), dan Infrastructure & Telecommunication (-3.20%). Sementara kinerja positif dari sektor Finance (5.58%) dan Consumer (1.92%).

.

TINJAUAN PASAR OBLIGASI

Agustus merupakan bulan yang volatil bagi pasar obligasi Indonesia. Pergerakan pasar menunjukkan ketergantungan tinggi pasar modal Indonesia terhadap sentimen pasar global di bulan ini. Perlambatan perekonomian global tetap menjadi faktor kekuatiran yang membayangi investor sepanjang Agustus. Ancaman laju pemulihan perekonomian global yang ditakutkan lebih lambat dari perkiraan menjadi semakin nyata saat pemerintah Cina melakukan penyesuaian mata uang terhadap USD di pertengahan bulan. Devaluasi Yuan yang terjadi sebelum normalisasi suku bunga Fed memicu pengurangan risiko secara global. Dari sisi domestik, angka inflasi di bulan Agustus melambat di 7,18% YoY (0,39% MoM) dibandingkan dengan konsensus yaitu di 7,37% YoY (0,55% MoM) didorong oleh penurunan tarif angkutan. Sementara inflasi inti tercatat sedikit naik di 4,92% YoY (Juli: 4,86% YoY). Neraca perdagangan bulan Juli mencatatkan surplus USD 1,33 miliar (proyeksi: USD 601 juta), melebar dari angka surplus bulan Juni yang telah direvisi yaitu sebesar USD 528 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh penurunan impor yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan ekspor. Berdasarkan data perekonomian diatas dan perkembangan terkini perekonomian dunia, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga BI di 7,5% dengan suku bunga simpanan FASBI dan suku bunga pinjaman FASBI masing-masing di 5,5% dan 8%. Perkembangan dalam negeri lainnya di bulan ini adalah penyerahan Rancangan Undang-undang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 beserta beberapa asumsi berikut: 1) defisit anggaran sebesar 2,1% dari PDB, 2) pertumbuhan PDB sebesar 5,5%, 3) tingkat inflasi di 4,7%, 4) nilai tukar Rp 13.400/USD, 5) harga minyak mentah di USD60/barel.

Di sisi suplai, di awal bulan pemerintah berhasil menerbitkan JPY 100 miliar obligasi Samurai berdenominasi Yen dari penawaran masuk sejumlah JPY 127,9 miliar. Sementara untuk penerbitan domestik, terlepas dari penurunan minat investor ditengah sentimen aksi penghindaran risiko, pemerintah berhasil menerbitkan obligasi sebesar Rp 27 triliun dengan memaksimalkan jumlah penerbitan di kedua lelang obligasi konvensional di bulan ini. Lelang pertama berhasil menarik minat masuk sebanyak Rp 28,06 triliun dimana pemerintah menerbitkan obligasi Rp 1 triliun SPN 3 bulan, Rp 1,5 triliun SPN 1 tahun, Rp 8,2 triliun FR53 bertenor 6 tahun dan Rp 4,3tn FR73 bertenor 16 tahun di rata-rata tertimbang 6,22%, 6,94%, 8,33% dan 8,85% secara berurutan. Lelang kedua hanya berhasil mengumpulkan minat masuk Rp 20,88tn dimana pemerintah menerbitkan Rp 2 trliun SPN 9 bulan, Rp 5,55 triliun FR53 bertenor 6 tahun dan Rp 4,45tn FR56 bertenor 11 tahun di rata-rata tertimbang 6,63%, 8,40% dan 8,57%. Per 2 September 2015, pemerintah berhasil mengumpulkan 85,8% dari target penerbitan obligasi untuk tahun 2015.

Di pasar sekunder, likuiditas mengering ditengah perdagangan yang volatil. Pasar bergerak naik di minggu pertama dengan obligasi bertenor 10 tahun diperdagangkan di 8,4% sebelum berbalik arah dan turun tajam didorong kekuatiran yang berlebihan atas perlambatan perekonomian Cina. Langkah mengejutkan datang dari pemerintah Cina yang menyesuaikan nilai tukar mata uang terhadap USD sehingga berujung kepada devaluasi Yuan. Kebijakan ini memberikan tekanan lebih atas sentimen investor global yang memang sudah lemah terhadap aset berisiko. Kekuatiran investor terhadap kinerja pasar modal Asia yang lemah serta kerentanannya ditengah antisipasi rencana kenaikan suku bunga Fed memicu aksi jual. Beragamnya data perekonomian dari seluruh dunia dimana sebagian besar negara maju terus menunjukkan perlambatan pertumbuhan memberikan dampak negatif bagi pasar berkembang termasuk Indonesia. Tekanan berkelanjutan atas aset berdenominasi Rupiah termasuk mata uang, obligasi dan saham mendorong pemerintah melakukan intervensi. Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan terlihat menjaga pasar obligasi dengan melakukan pembelian kembali melalui reverse auction dan buyback. Intervensi juga terlihat di pasar spot USD/IDR dimana Bank Indonesia menjaga stabilitas Rupiah dengan melakukan penjualan USD

(4)

secara aktif. Di akhir Agustus, USD/IDR ditutup di level 14.027 menurut nilai tukar tengah BI. Intervensi pemerintah sayangnya tidak menimbulkan perbaikan yang berarti bagi sentimen pasar. Di akhir bulan kinerja pasar obligasi yang diindikasikan oleh indeks obligasi HSBC yang mengukur total return ditutup di 717,478, mencerminkan penurunan bulanan sebesar -1,35%. Kurva imbal hasil bergerak naik dimana obligasi pemerintah bertenor 5, 10, 15, dan 20 tahun ditutup masing-masing di 8,50% (+13bps), 8,72% (+20bps), 9,20% (+41bps), dan 9,06% (+24bps). Aksi penghidaran risiko tercermin dari penurunan posisi kepemilikan asing yang menurun ke Rp 525,68 triliun per 31 Agustus 2015 (-Rp 7,96 triliun), setara dengan 37,75% (-1,21%pt) dari total obligasi pemerintah berdenominasi Rupiah yang dapat diperdagangkan.

(5)
(6)

DISCLAIMER

Dokumen ini dibuat dan dipersiapkan oleh PT. BNP Paribas Investment Partners* yang merupakan bagian dari BNP Paribas Investment Partners (BNPP IP)**.

Dokumen ini dibuat hanya untuk memberikan informasi dan bukan merupakan:

1. Suatu bentuk penawaran untuk membeli atau permintaan untuk menjual atau dijadikan dasar dari atau yang dapat dijadikan pedoman sehubungan dengan suatu perjanjian atau komitmen apapun atau

2. Suatu nasehat investasi.

Dokumen ini merupakan referensi untuk instrumen keuangan tertentu (‘’Instrumen Keuangan’’) yang disahkan dan diatur dalam yuridiksi dimana Instrumen Keuangan tersebut dibentuk.

Tidak ada tindakan yang perlu diambil dalam melakukan penawaran umum dari Instrumen Keuangan tersebut di wilayah yuridiksi lainnya, kecuali disebutkan di dalam prospektus terbaru, dokumen penawaran atau materi informasi lainnya, sebagaimana telah tersedia, dari Instrumen Keuangan tersebut yang relevan apabila tindakan tersebut perlu diambil, khususnya, di Amerika Serikat, bagi warga negara Amerika Serikat (dimana ketentuan tersebut diatur di dalam Peraturan huruf S Pasar Modal Amerika Serikat tahun 1933). Sebelum melakukan suatu pembelian di dalam suatu negara dimana Instrumen keuangan tersebut terdaftar, investor wajib memeriksa seluruh kendala atau larangan yang mungkin ada dalam kaitannya dengan pembelian, kepemilikan atau penjualan Instrumen Keuangan tersebut.

Investor yang mempertimbangkan untuk membeli Instrumen Keuangan tersebut wajib membaca dengan seksama di dalam prospektus terbaru, dokumen penawaran atau materi informasi lainnya dan memahami laporan keuangan terbaru dari Instrumen Keuangan tersebut. Prospektus, dokumen penawaran atau informasi lainnya dari Instrumen Keuangan tersebut yang tersedia di kantor lokal BNPP IP, jika ada, atau dari pihak marketing dari Instrumen Keuangan tersebut.

Pendapat yang termuat dalam dokumen ini merupakan pendapat dari PT. BNP Paribas Investment Partners untuk waktu tertentu dan dapat berubah-ubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. PT. BNP Paribas Investment Partners tidak berkewajiban untuk memperbarui atau mengubah informasi atau pendapat yang disebutkan dalam dokumen ini. Investor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum dan pajak mereka sehubungan dengan nasehat-nasehat hukum, akuntansi, domisili dan peIDRajakan sebelum melakukan investasi ke dalam Instrumen Keuangan tersebut sehubungan dengan pengambilan keputusan yang independen atas kesesuaian dan relevansi dari investasi tersebut, jika diperbolehkan untuk melakukan transaksi. Mohon diperhatikan bahwa berbagai jenis investasi, apabila ada dalam dokumen ini, melibatkan berbagai tingkatan risiko dan tidak terdapat jaminan bahwa investasi tertentu cocok, sesuai atau menguntungkan bagi investor atau calon investor dari investasi portofolio ini.

Dengan memperhitungkan risiko ekonomi dan risiko pasar, tidak ada jaminan bahwa Instrumen Keuangan ini akan mencapai tujuan investasinya. Imbal hasil dapat dipengaruhi oleh, antara lainnya, strategi atau tujuan investasi dari Instrumen Keuangan ini dan juga kondisi pasar dan kondisi ekonomi, termasuk kondisi tingkat suku bunga, periode pasar dan kondisi pasar secara umum. Perbedaan strategi yang diterapkan ke dalam Produk Investasi ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap gambaran hasil dalam dokumen ini. Kinerja masa lalu bukan suatu pedoman untuk kinerja masa datang dan nilai investasi dalam Instrumen Keuangan dapat menurun atau meningkat. Investor mungkin tidak mendapatkan kembali nilai nominal atas investasi awal.

Data Kinerja, sebagaimana berlaku, tercermin dalam dokumen ini, tanpa memperhitungkan biaya komisi, atau biaya lainnya yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan kembali dan perhitungan pajak.

INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON INVESTOR WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.

* PT. BNP Paribas Investment Partners (alamat: World Trade Center Building, Lantai 5, Jl. Jend Sudirman Kav.29-31, Jakarta 12920 - INDONESIA).

** “ BNP Paribas Investment Partners” adalah merek dagang global dari BNP Paribas grup aset manajemen. Badan hukum aset manajemen tersendiri dalam BNP Paribas Investment Partners yang disebutkan dalam dokumen ini, (apabila ada) hanya untuk informasi dan dapat tidak memiliki kegiatan usaha dalam yuridiksi anda. Untuk informasi lebih lanjut, mohon dapat menghubungi BNP Paribas Investment Partners lokal yang terdaftar..

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa artefak yang ditemukan baik dari hasil penggalian maupun yang sudah berada di permukaan tanah yaitu batu-batu berbentuk kala; makara; batu berelief guirlande, gapa, pilar

Oleh karena itu, dengan proses NLP dalam konseling dapat memudahkan individu dalam berpikir rasional dan memiliki perasaan yang tepat.. Kata Kunci: Neuro-Linguistic

hipnoterapinya. 2) Tujuan perekaman adalah untuk membuat audio hipnoterapi mandiri Anda sendiri, yang berikutnya dapat anda gunakan untuk terapi sendiri. 3) Terdapat 2

Perkembangan teknologi yang merasuk ke dalam kegiatan komunikasi, pertaliannya dapat dilihat pada dua tingkat, pertama secara struktural, yaitu faktor teknologi yang mengubah

Penggunaan Teknologi komputer di sekolah yang bertujuan membantu para peserta didik dalam memecahkan masalah yang mereka miliki, kini juga teknologi komputer telah

Amati tabel yang telah kamu buat di atas, kelompokkan kegiatan yang menggunakan sumber energi panas yang berasal dari listrik dan yang berasal dari sumber energi selain

23,25─26 Dalam sebuah penelitian retrospektif dari 52 anak dengan SRNS dan FSGS, proporsi kumulatif remisi secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak yang diberikan siklosporin

Ketika tegangan pada terminal kolektor memiliki beda potensial dengan tegangan pada catu daya yang diakibatkan oleh adanya tahanan beban, maka arus akan mengalir dari catu