• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ns. Sunardi, M.Kep.,Sp.KMB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ns. Sunardi, M.Kep.,Sp.KMB"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Adalah inflamasi pada glomerulus ginjal; dimana

proses inflamasi ini dapat terjadi akibat reaksi

imun dan non imun, bersifat Akut, Laten atau

Kronis Glomerulonefritis Akut/Konis (GNA/K)

GNA biasannya menyertai infeksi streptococcus

(infeksi saluran nafas/Kulit) dan sering terjadi

pada PRA Sekolah dan sekolah.

Sakit tenggorokan & infeksi sal.Nafas bagian

Atas yang telah diobati

Perlu Pemeriksaan kultur

untuk pemberian

antibiotik yang sesuai Penyakit glomerulus

ginjal yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal

terminal

(3)

MEKANISME NON-IMUN GLOMERULONEFRITIS Diabetus Melitus

Diet Tinggi Protein Pe Massa Renal↑

Hipertensi Intraglomerular Hiperfltrasi Proteinuri a Endotelial rusak Agregrasi platelet Trombosis Intraglomerular Pelepasan faktor yang Me↑

Permeabilitas kapiler

Sclerosis Glomerular

(4)

MEKANISME KERUSAKAN GLOMERULUS PADA PENYAKIT IMUNOLOGIS

C I C X & SEL T

Mediator Sekunder Aktivasi faktor XII (Hageman)

Khemotaksis Aminevasoaktif

Aktivasi sistem Kinin

Proses Inflamasi

Kerusakan Glomerulus Fibrin

(5)

a.

Protein Urea

b.

Hematuria

c.

Serum creatinin meningkat

d.

BUN Meningkat

e.

BD Urin meningkat

f.

Antistreptolysin titer O meningkat

g.

Hb menurun karena anemia

h.

Protein albumin serum menurun

(6)

Dari kerusakan glomerulus ginjal

depresi

fungsi ginjal

Anoreksia

tanda malnutrisi

Kelelahan

Nafas pendek/sesak napas

Sakit kepala sedang

Edema, sembab (kelopak mata, tungkai, dada

dan genetalia)

Hypertensi

Out put urin menurun (oliguri)

Kaki merasa berat & dingin, mungkin disertai

(7)

 Terapi Antibiotik Long Term Penicillin, dan pasien harus

terhindar dari infeksi, karena dapat meninmbulkan nefritis

 Pasien harus bed-rest sampai manifestasi klinik hilang  DIET

• Rendah protein jika kadar BUN dan Creatinin dalam serum

meningkat

• Tinggi Karbohidrat • Rendah Garam

 Intake dan Out-put harus diukur, kontrol cairan & hypertensi,

berikan obat antihipertensi jika diperlukan

 Kaji edema dan timbang BB setiap hari  Jika over load berikan diuretik

 Observasi tanda-tanda vital waspada terhadap adanya CHF

 Jika sudah ambulasi: Monitor protein ure dan hematuria jika

meningkat bedrest tetap dijalankan.

 Jika ambulasi dapat ditolelir pasien boleh pulang

 PERSIAPAN PASIEN PULANG

 Ajarkan tentang rasional pengobatan  Diet dan obat-obat yang diintruksikan  Hindari terjadinya infeksi dan kelelahan

 Jika ada tanda-tanda: edema, hematuria dan sakit, kontrol

(8)

Biasannya lanjutan dari GNA

Penyebab bervariasi: Perjalanan Cepat dan Perjalanan

Lambat

Gejala Yang dapat dilihat:

Kelelahan

Kelemahan

Penglihatan ganda

Sakit kepala (terutama pada pagi hari)

Dypsnoe

Nochturia

Edema

Kehilangan BB

Pada Stadium Dini: Hasil urine analisa; Albumin, sedimen

dalam darah dan test fungsi ginjal masih dalam taraf normal

Pada Stadium Lanjut: Hematuria dan protein urea menurun,

(9)

Karena penyebab GNC tidak diketahui dengan pasti

maka cara preventif sukar untuk dilakukan

Terapi steroid dapat dicoba walaupun hasilnya belum

tahu

Pemberian obat simtomatik & supportif perlu

diberikan

Waspada terhadap adanya CHF

Pendidikan Kesehatan harus mencakup:

7.

Pencegahan terhadap infeksi

8.

Diet rendah protein, rendah garam dan tinggi KH

9.

Obat-obatan

10.

Pentingnya follow up care

11.

Jika ada tanda-tanda exacerbasi segera lapor dokter

12.

Wanita hamil dengan GNC harus waspada terhadap

pemberian obat-obatan karena dapat menimbulkan

keguguran/toxemia

(10)

PRIMER (Respon Imun terhadap Patogen, Etiologi belum

diketahui)

2.

Streptococcus group A Beta Hemolitikus

3.

Syphilis, Abses viseral, Endocarditis bacterial, Hepatitis,

Mononucleosis infeksi

4.

Measles, Mumps, Cytomegalovial infection

5.

Beberapa parasit, jamur, infeksi virus

SEKUNDER ( Berkaitan dengan infeksi sistemik)

8.

SLE, Progresive systemic sclerosis, Trombositopenia

purpura

9.

Gagal ginjal post partum, Goodpasture’s syndrome

10.

Wegner’s granulomatosis

(11)

1. Nyeri tumpul pinggang belakang 2. Sakit kepala, hipertensi

3. Perubahan pola eliminasi urine 4. Dysuria

5. Menurun output urine 6. Kesulitan bernafas 7. Orthopnea

8. Nocturnal/dyspnea pada saat pengerahan tenaga 9. Perubahan BB, rales pada suara paru

10. Pelebaran pada vena leher, adanya suara jantung tiga (S3)

11. Edema pada wajah, kelopok mata, tangan dan jaringan perifer 12. Fatigue dan malaise

13. Anoreksia, nausea dan/muntah

14. urine berwana merah ke coklat-coklatan.

KOMPLIKASI

16. Malnutrisi

17. Infeksi sekunder

18. Gangguan koagulasi

(12)

1.

Bed-rest total

2.

Monitor TTV setiap 4 jam

3.

Monitor BUN, Creatinin dan Protein urine

4.

Mengganti cairan yang hilang

5.

Monitor intake-Output

6.

Diet: Pembatasan cairan dan Na, tinggi KH &

rendah protein, Rendah K Bila Ada gagal ginjal.

7.

Antibiotik jika ada infeksi

8.

Korticosteroid & Cytotoxic

9.

Anti Hypertensi

10.

Diuretik

(13)

1. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat infeksi streptoccokus beta hemolitikus b. Riwayat penyakit SLE dan penyakit autoimun c. Riwayat pembedahan dan prosedur invasive d. Masalah urologi atau ginjal

e. Perubahan status berkemih meliputi; Frekwensi berkemih, perubahan warna, kejernihan dan

bau

f. pengetahuan pasien tentang proses penyakit. 2. Pemeriksaan Fisik (Lihat pada manifestasi klinis) 3. Pemeriksaan Diagnostik

a. Urinalisa

b. Urine tampung 24 jam c. IVP

d. Serum Creatinin e. Serum Protein f. Biopsy Ginjal

g. Kultur Lendir tenggorokan dan darah h. EKG

(14)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

2. KETIDAKMAMPUAN DALAM AKTIFITAS B.D

PENURUNAN PROTEIN DAN DISFUNGSI GINJAL

3. RESIKO KELEBIHAN VOLUME CAIRAN B.D

RETENSI AIR DAN DISFUNGSI GINJAL

4. RESIKO INFEKSI (UTI, LOKAL, SISTEMIK) B.D

PENEKANAN PADA SISTEM IMUN

5. RESIKO PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN:

SEREBRAL CARDIOPULMONARY B.D RESIKO

KRISIS HIPERTENSI

6. KURANG PENGETAHUAN B.D KURANG

INFORMASI TENTANG PROSES PENYAKIT,

PERAWATAN DI RUMAH DAN INSTRUKSI

TINDAKAN LANJUT

(15)

PERENCANAAN

DX 1

TUJUAN: Pasien akan meningkat toleransi terhadap

aktifitas

KRITERIA HASIL:

- Mengikuti rencana aktiftas

- TD dalam batas normal tanpa pengeluaran protein

berlebihan

RENCANA TINDAKAN

8. Monitor adanya penurunan protein scr. Berlebihan

(Proteinuria, Albuminuria)

9. Gunakan diet protein untu mengganti protein yang

hilang

10.Berikan diet tinggi Kalori, diet tinggi KH

11.Anjurkan Bedrest

12.Berikan latihan dalam batas aktifitas yang dianjurkan

13.Rencanakan aktifitas dengan memberikan periode

(16)

DX-2

TUJUAN: Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

KRITERIA HASIL

- Tidak memperlihatkan Tanda-tanda kelebihan cairan dan elektrolit - Intake dan output dalam keadaan seimbang

RENCANA TINDAKAN

8. Monitor dan laporkan tanda dan gejala kelebihan cairan

9. Ukur dan dokumentasikan intake dan output setiap 4 – 8 jam

10.Catat jumlah dan karakteristik urine; laporkan bila ada penurunan output urine pada dokter

11.Timbang BB setiap hari, dengan timbangan dan waktu yang sama 12.Ukur BJ urin setiap 8 jam, lapor bila ada peningkatan

13.Konsultasikan ke ahli diet untuk pembatasan Natrium dan Protein. 14.Berikan cairan sesuai dengan cairan yang hilang

15.Berikan batu es untuk mengontrol haus

16.Monitor hasil pemeriksaan elektrolit, laporkan bila ada ketidaknormalan

(17)

DX – 3

TUJUAN: Pasien akan memperlihatkan tidak adannya tanda-tanda infeksi KRITERIA HASIL:

- Memiliki hasil pemeriksaan temperatur dan lab dalam batas normal - Memiliki suara paru yang bersih

- Urinnya bening dan kuning - Kulit utuh

RENCANA TINDAKAN

9. Kaji efektifitas pemeberian imunosupresive

10.Monitor serum sel darah merah, antibodi, nilai set T 11.Periksa Temp. tubuh setiap 4 jam

12.Catat karakteristik urine

13.Hindari pemasangan kateter pada saluran perkemihan

14.Jika dipasang kateter, pertahankan closed gravity drain system

15.Monitor adanya Tanda & gejala UTI, lakukan tindakan pencegahan UTI

16.Asuskultasi suara paru setiap 4 jam 17.Anjurkan untuk batuk dan nafas dalam

18.Instruksikan pasien u/ menghindari orang yang menglamai infeksi 19.Lakukan tindakan untuk mencegah kerusakan kulit

Referensi

Dokumen terkait

meningkatnya prestasi belajar siswa (Taryatman, 2016). Sekolah yang sehat dengan anggota komunitas yang berperilaku hidup bersih dan sehat dapat mencegah sekolah

siswa memberikan pengalaman mereka yang sesuai dengan materi 2 2 8 Guru memberikan penjelasan tentang cara mengerjakan lembar diskusi siswa (LDS) 2 2 9 Guru membimbing

makaian kain flanel mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan em- pat mamm kain lainnya khususnya kekuatan rekat pada arah membujur, tetapi sebalik untuk kulit

mengganti truk muatan dengan kereta api dari pelabuhan Tanjung Tembaga untuk mereduksi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari pengadaan bahan baku produk kertas

Cara (  + idihkan tiga gayung air 4ampurkan 5 batang rokok SIN yang sudah dibuka dengan  + idihkan tiga gayung air 4ampurkan 5 batang rokok SIN yang sudah dibuka dengan

Peneliti selanjutnya, dapat mengkaji dan menguji efektivitas program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kematangan karir dengan cara: (1) melakukan

Penggunaan tanggal yang telah berlalu di dalam dokumen baik dokumen Supplier Invoices hingga Supplier Payments diperbolehkan pada saat peralihan sistem dari sistem

Pengendalian Hama Terpadu adalah teknologi pengendalian hama yang didasarkan prinsip ekologis dengan menggunakan berbagai teknik pengendalian yang sesuai antara satu