• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cinta Lama Bersemi Kembali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cinta Lama Bersemi Kembali"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Cinta Lama Bersemi Kembali

Aku jauh-jauh berlari dari negeriku, untuk menghindari laki-laki tak setia, lelaki yang suka membohongi pasangan dan hobi selingkuh, kebiasaan pria pribumi yang aku tak suka, doyan selingkuh dan aku sangat membencinya.

Saat aku masih gadis dulu, aku sangat antipati dengan perselingkuhan. Apalagi aku harus berselingkuh dengan laki-laki yang telah beristri. Wuih, jauh, ke laut deh! gumam Marlin dalam hatinya.

Marlin masih tak percaya akan apa yang sedang dialaminya akhir-akhir ini, peristiwa yang berawal dari pertemanan dengan mantan kekasihnya di jejaring sosial Facebook.

Tetapi, bagaimana ini bisa terjadi dalam kehidupan nyataku ya? Seorang pria yang pernah kucintai dulu, yang sering kusakiti hatinya dan kuanggap pria desa yang telah kulupakan, lalu pria itu pergi meninggalkanku dengan rasa kecewa, kini kerap hadir di setiap mimpiku?. Batin Marin lagi, ia masih tak yakin dan tak mengerti akan kenyataan hidup yang sedang dialaminya.

Sejak ia menemukan kembali keberadaan mantan pacarnya yang bernama Aswin di jejaring sosial Facebook, pacar ketika ia masih berusia belasan tahun dan di saat ia hampir menamatkan sekolah menengah atasnya.

(2)

dirinya. Beberapa tahun tahun ke belakang pria itu sempat mengisi hati Marlin, lalu memintanya jalinan tali kasih itu ke jenjang yang lebih serius lagi, ke arah pernikahan.

Namun, sayangnya saat itu Marin masih hijau dan tak serius menanggapi niat Aswin, Pria yang ketika itu terus mengajaknya berhubungan serius.

Walau Marlin akui ia sangat mencintai pria itu bukan karena pria itu tampan dan baik, juga ia begitu pandai memanjakan Marlin anak bungsu yang tak sempat mendapatkan curahan kasih sayang dari Ayah sejak usia anak-anak.

Marlin selalu merasa nyaman jika ia bisa mempunyai kekasih yang perbedaan usia terpaut jauh dengannya. Bahkan kini, hingga akhirnya Marlin menikah dengan Dennis, usia Dennis juga cukup jauh lebih tua darinya.

Kebiasaan Aswin bagaimana memanggilnya dirinya masih sangat Marlin ingat. Aswin selalu memanggil dirinya dengan sebutan “neng” Kenangan indah itu, bagaimana Aswin memanggilnya ketika ia remaja dulu, kembali hadir membuka lembaran kenangan lama dan mengajaknya untuk mengenang kembali semua cerita indah tentang cinta dirinya dan Aswin.

Ah, gila apa! Untuk apa aku mengingat dan mengenang masa lalu yang tak akan pernah kembali, pikir Marlin. Ia berusaha menepis dan membuyarkan lamunannya.

Marlin segera menyadarkan diri dari bayang-bayang masa lalu Aswin dan cerita cintanya, karena dianggapnya hal itu kini tak penting lagi.

(3)

Namun, kini rasa lama itu kembali hadir itu terus menganggu Marlin, sejak tak sengaja ia dipertemukan kembali dengan mantan kekasihnya melalui jejaring sosial facebook, mimpinya kini sering terganggu oleh kehadiran Aswin.

Aswin terlihat makmur dan gagah, karena ia telah menjadi seorang pejabat daerah. Keluargan Aswin juga Marlin saksikan sangat harmonis, yang ia lihat difoto keluarganya di facebook.

Aswin kini terlihat sangat sukses karena mantan kekasihnya itu memang pria pekerja keras, juga begitu baik kepada setiap orang yang dikenalnya. Tak aneh rasanya jika Aswin kini telah menjadi seorang pejabat, dengan jabatan wali kota di kota kelahiran Marlin kota Bogor, kota kenangannya.

Marlin seakan diingatkan kembali akan kepolosan sifatnya dulu, ketika itu Aswin memaksanya memberikan uang untuk hadiah hari raya lebaran kepadanya. Saat itu Marlin merasa malu luar biasa, dan terus menolak uang itu dengan mengatakan, "Enggak usah A'a, berikan saja untuk adek-adek A’a."

Marlin juga masih ingat betul jawaban Aswin, "Adek-adek sudah dibagi semua, neng tidak usah khawatir. Ini khusus untuk neng,” jawab Aswin sambil tetap memaksa memberikan uang itu.

Aksi paksa-paksaan itu berujung pada menyerahnya Aswin, dan akhirnya ia menyimpan uang itu di bawah taplak meja batik miliki ibunya, taplak meja yang Marlin masih ingat berwarna biru dan bergambar wayang.

(4)

merasa kesal dan geli sendiri. Bagaimana bisa ia begitu naif menolak uang pemberian dari pacarnya sendiri, hanya karena rasa malu yang berlebihan.

Sementara gadis-gadis lain seusianya, saat itu sudah begitu pandai memanfaatkan momen seperti itu. Mereka sudah pintar sekali melakukan aksi mengosongkan dompet para pacar model Aswin, yang pada waktu itu Aswin bukan hanya tidak pelit, juga sudah bekerja dengan jabatan lumayan mapan di salah satu instansi pemerintahan.

Duh, aku ini memang katro! Dodol! Udik! Tak tahu bagaimana caranya menyenangkan hati pria. Kutuk Marlin dalam hati, sambil misuh-misuh dan garuk-garuk kepala.

Namun, mungkin itu pula yang membuat si mantan kekasih nun jauh di sana tak bisa melupakan dirinya, yang polos dan naif. Menurut Aswin, Marlin bukan hanya polos dan naif, juga menggemaskan dan membuatnya penasaran. Karena, Marlin model gadis yang susah ditemui, gadis yang tak mudah ditaklukkan oleh materi.

Kini, sekian lamanya mereka tak bertemu dan dipisahkan karena kesibukan juga oleh takdir mereka masing-masing, cerita cinta yang dulu sempat terputus beserta kenangan dan keluguan tingkahnya, terasa begitu indah juga konyol untuk dikenang. Setelah mereka dipertemukan kembali di jejaring sosial, kini Marlin dan mantan kekasih terus berbalas sapa melalui inbox mereka di Facebook.

Kian lama hubungan sapa-menyapa itu makin dalam dan berkembang, tiap bait dan goresan kata yang

(5)

dikirimkan mereka berdua kini bukan hanya kian rutin, juga semakin mesra saja.

Momen itu seakan datang di saat yang tepat, peristiwa itu mampu menghibur hari-hari Marlin yang sebelumnya ia rasakan teramat membosankan. Marlin jelas merasakan perubahan itu, hidup Marlin kini seakan memiliki asa bahagia dan membuat ia bisa tersenyum. Perasaan Marlin kini tak seperti sebelumnya, tak sama dengan ketika ia hampir setiap harinya hanya disibukkan oleh rutinitas membosankan.

Semua kiriman message di inbox mereka dari mulai sapaan ringan dan bentuk perhatian-perhatian kecil, hingga ungkapan rasa rindu di antara mereka terus mengalir menjadi hal yang sama-sama mereka nantikan di setiap harinya. Terus saling berbalas rayuan seolah sedang berbalas pantun, bagi mereka layaknya sedang menantikan hembusan udara yang mampu melegakan pernapasan mereka.

Perasaan Marlin makin lama kian terlena, hanyut dalam situasi yang membawanya untuk terus mengenang masa lalu, cerita indah kenangan cinta lama mereka yang sempat terpenggal.

Mengalirnya cerita dan ungkapan rasa di antara mereka, ternyata ampuh mengobati rasa bosan dan jenuh Marlin, ampuh mengobati rasa rindu Marlin akan Tanah Air serta mengubah hari-hari Marlin yang sebelumnya terasa sepi dan kelabu, menjadi lebih berwarna dan menggairahkan.

Peristiwa itu membuat Marlin seakan mendapatkan siraman air yang sangat menyejukan, di saat ia sedang

(6)

sangat dahaga. Rutinitas itu mampu melebur rasa hampa yang selama ini kian menyiksa, karena situasi hidupnya yang tidak menentu dan tak menyenangkan.

Penyebab lainnya tentu karena keberadaan di Eropa yang sejak awal tidak pernah disukainya. Sebab tinggal dan berada di Eropa dalam waktu yang tak sebentar, ternyata begitu membosankan dan menyiksanya.

Merajut kembali kenangan di masa lalu dan masa yang pernah menjadi bagian hidup terindahnya, tak mampu ia tolak hingga menghadirkan kembali sensasi sejuta rasa cinta lama Marlin dan Aswin

Perasaan dua insan yang sedang menyemai benih cinta lama mereka yang tertunda, benih itu mereka rasakan dari hari ke hari kembali tumbuh subur dan berkembang, menghadirkan rasa suka cita dan bahagia yang menjurus ke perselingkuhan.

Kamu tahu tidak neng, kenapa aku dulu menikah tidak mau mengabarimu? Karena aku begitu.. kecewa akan sikapmu. Aku tau, kamu mengecewakanku bukan karena kehadiran pria lain. Tapi aku juga tak tahan dengan sifat ke kanak-kanakanmu itu, yang aku rasakan saat itu sangat berlebihan Aswin mengungkapkan alasan, kenapa dulu ia menikah dan meninggalkannya begitu saja, juga alasan kenapa ia tak mengabarkan pernikahannya kepada Marlin.

Cerita dan pengakuan Aswin itu ia kirimkan di salah satu messagenya, di situs jejaring sosial milik Marlin.

Win, aku waktu itu tidak ada niat ingin menyakitimu. Tapi kenyataanya, waktu itu aku belum bisa mengerti bagaimana caranya menyikapi sebuah hubungan serius.

(7)

Dan aku belum paham, apa yang harus aku lakukan untuk menyikapi hubungan yang mengarah ke pernikahan. Aku mengakui, sampai sekarang pun, sifat kekanak-kanakanku masih kuat mendominasi karakter asliku.

Itu karenanya, sedari dulu aku selalu menyukai pria yang jauh lebih dewasa dari usiaku. Suamiku juga perbedaan usianya denganku cukup jauh. Begitulah pembelaan Marlin, cerita yang terus bergulir dan berlanjut terus saling berbalas.

Selanjutnya jawaban dari message satu dan lainnya begitu dinantikan Marlin juga Aswin.

Setelah menjalin hubungan dan terus saling kirim melalui message bersama Aswin, Marlin jadi memiliki kebiasaan baru, selalu terbangun lebih awal untuk bergegas membuka internet di saat keluarganya masih terlelap.

Marlin sengaja selalu bangun lebih awal, sebelum anak-anak dan suaminya terbangun. Dengan semangat dan gairah seolah anak remaja yang sedang kasmaran, setelah shalat Subuh ia akan membuka Facebook lalu memeriksa pesan yang masuk, pesan yang terus mengalir dikirim Aswin dan selalu dinantikannya.

Marlin hanya bisa melakukan itu di pagi buta, saat kedua anak dan suaminya masih tertidur. Juga demi keamanan, ia hanya berani melakukannya melalui internet. Supaya hubungan rahasia itu aman dari pengetahuan Dennis, Marlin tak berani melakukan kebiasaanya itu dengan menggunakan telepon genggam.

(8)

mendapatkan energi baru, menjadi sangat bersemangat menyongsong hari-harinya. Kiriman pesan dan tegur sapa yang kadang dipenuhi dengan bumbu rayu dan ungkapan bahasa kalbu mereka, kata-kata mesra dan diterima saat situasi hati Marlin sedang gundah dan tak menentu, ternyata mampu merontokkan keteguhan prinsip hidup dan kesetiaan seorang Marlin.

Surat elektronik bernapaskan cinta yang dikirimkan dari sang mantan kekasih juga dirinya yang jaraknya beribu kilometer jauhnya, tak menjadi penghalang untuk kelanjutan cinta lama mereka. Malah pesan-pesan itu kian deras mengalir, mengungkapkan perasaan rindu dan cinta mereka yang terus membanjiri inbox mereka berdua.

Namun, Marlin dan Aswin menyadari jalan untuk bertemu bagi mereka tak akan semudah membalikkan telapak tangan. Selain jarak yang begitu jauh untuk ditempuh, Marlin juga mempunyai anak-anak yang tak bisa ditinggalkan begitu saja hanya untuk bertemu dengan mantan kekasih.

Begitu pula sebaliknya dengan Aswin, ia tak mungkin berkunjung ke Belanda meninggalkan pekerjaanya, demi untuk bertemu Marlin wanita yang ia tahu telah berkeluarga.

Sempat beberapa kali Aswin mencoba menawarkan biaya tiket untuk mendanai perjalanan pulang Marlin beserta hotel dan segala keperluan lainnya, namun tawaran itu Marlin tolak.

Marlin sadar, tak mungkin baginya bisa melakukan semua itu, karena ia tak ingin meninggalkan kedua anaknya yang masih kecil-kecil dan masih sangat

(9)

membutuhkan perhatian dan kehadirannya. Akhirnya mereka sadar, pertemuan itu bagi mereka bukan hanya begitu mahal harganya, juga menjadi hal yang mustahil dan jauh dari kenyataan untuk bisa terwujud.

Keterbatasan situasi juga keberadaan mereka menyulitkan impian untuk mewujudkan semua asa. Hal itu membuka mata Marlin, biarlah asa itu hanya menggantung di batas angan.

Marlin juga terus berpikir ulang untuk tidak bertindak gila, mewujudkan perselingkuhan itu apalagi hal yang dahulu begitu dibencinya.

Untuk itu Marlin mengambil kesimpulan, biarlah CLBK atau cinta lamanya yang telah bersemi kembali itu tak perlu ditindaklanjuti lebih jauh lagi. Selain Marlin tak akan berani melakukan lebih jauh, juga ia memikirkan kedua anaknya yang masih sangat membutuhkan kehadirannya setiap saat. Kelengkapan kedua orangtua demi kebahagiaan kedua anaknya hal yang terpenting bagi Marlin saat itu.

Cukuplah ini hanya sebuah suntikan vitamin penyemangat di setiap bangun pagiku, dan akan tetap seperti ini. Tak usah dan tak akan ada kelanjutan cerita cinta ini, karena mungkin kebahagiaan ini semu adanya. Itu keputusan Marlin, ia telah membulatkan tekad dalam hati, tak akan menindak lanjuti hubungan CLBK itu lebih jauh dari sekadar saling sapa mesra di inbox saja.

Marlin sadar, pengaruh jejaringan sosial akhir-akhir ini telah begitu dahsyat akibatnya menghantam dan menghancurkan berbagai macam sendi hubungan yang telah ada sebelumnya.

(10)

Akibat dari situs jejaringan sosial ini, entah sudah berapa banyak hubungan yang menjadi korban, karena terjadi perselingkuhan dan berujung pada perceraian atau terjadinya perselingkuhan dengan pacar lama maupun baru, seperti juga yang Marlin alami saat itu.

Meski mamfaat jejaringan sosal juga tak sedikit, tapi bagi Marlin pengaruhnya lebih banyak tidak baiknya. Marlin merasa telah masuk dan terjebak di dalamnya, dirinya telah menjadi salah satu bagian korban jejaring sosial itu, melakukan perselingkuhan dengan mantan kekasihnya.

Belum lagi ketika ia melihat teman-temannya pamer kekayaan atau berlibur ke seluruh dunia juga memamerkan kepintaran anak-anak mereka, semua itu melengkapi ketidakbahagiaan Marin karena pengaruh jejaringan sosial

Referensi

Dokumen terkait

memperhatikan jarak antar kios sehingga jarak yang ditempuh menjadi jauh dan total durasi waktu satu kali perjalanan cukup lama yang berdampak pada tingginya biaya

Kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran ini berisi tentang arti sebuah cinta. Baik berupa cinta terhadap Tuhan, pekerjaan, anak, kekasih, istri terhadap

apabila isteri yang ditinggalkan tidak mempunyai anak dari perkawinan tersebut. maka harta peninggalan suami untuk isteri diserahkan kepada

bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia

Artinya pengguna jasa angkutan dikenakan tarif yang sama tanpa membedakan jarak yang ditempuh apakah itu jauh atau dekat dan dirasa sangat penting untuk penetapan tarif

1) Komunikasi untuk menjalin hubungan kembali dengan mantan kekasih dapat terjadi jika kedua belah pihak saling membuka akses dan ada kesepakatan keduanya untuk

transportasi ditempuh dengan menggunakan hewan seperti halnya unta, atau kuda. Realita di zaman sekarang, jarak 92,5 km tidak merupakan jarak yang jauh, melihat dengan

Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa kebutuhan pejalan kaki terhadap area transisi dipengaruhi oleh faktor jarak, semakin jauh jarak yang ditempuh oleh pejalan kaki,