• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK MIKROSFER OVALBUMIN-ALGINAT DENGAN METODE AEROSOLISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK MIKROSFER OVALBUMIN-ALGINAT DENGAN METODE AEROSOLISASI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK MIKROSFER OVALBUMIN-ALGINAT DENGAN METODE

AEROSOLISASI

Della Amanda Utama1, Dewi Melani Hariyadi*1, Esti Hendradi1 1Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Departemen Farmasetika

*corresponding author: dewiffua96@yahoo.com ABSTRACT

In this research were made microspheres of ovalbumin-alginate using polymer of alginate and CaCl2. The aim of this research was to investigate effect of stirring speed on physical characteristics, protein loading, drug entrapment efficiency, and yield. Microspheres were prepared by aerosolization method. The microspheres production, aerosolization, has proportion of alginate-ovalbumin as 1:1 with alginate concentration 2.5%, concentration of CaCl2 0.5 M with stirring speed 30 minutes. Result showed that ovalbumin content for F1, F2, and F3 consecutively were 61,81% ± 1,73; 60,83% ± 6,29; 55,82% ± 4,57 while entrapment efficiency of ovalbumin for F1, F2, and F3 were 62,67 ± 10,55; 53,08 ± 6,05; 55.60 ± 4,45. Yield encapsulation were 50,59 ± 7,46; 43,60 ± 0,65; 49,81 ± 0,99. Based on statistical analysis, F counted < F table, it means there were no significanthy differences in three formulas. The particle size of formulas decreased by increasing stirring speed from 1000 rpm to 1500 rpm resulted size of 22,55 µm, 14,56 µm, and 11,97 µm for formula F1, F2, and F3. It can be concluded that by increasing stirring speed, the particle size was decreased and there were no significant differences for ovalbumin content in microspheres, entrapment efficiency and persentage of yield.

Keywords : ovalbumin, alginate, microsphere, aerosolization, stirring speed.

ABSTRAK

Dalam penelitian ini dibuat mikrosfer ovalbumin-alginat menggunakan polimer alginat dan CaCl2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecepatan pengadukan pada karakteristik fisik, kandungan ovalbumin dalam mikrosfer, efisiensi penjebakan, dan yield. Mikrosfer dibuat dengan metode aerosolisasi. Produksi mikrosfer, aerosolisasi, memiliki proporsi alginat-ovalbumin yaitu 1:1 dengan konsentrasi alginat 2,5%, konsentrasi CaCl2 0,5 M dengan kecepatan pengadukan 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan ovalbumin untuk F1, F2, dan F3 secara berturut-turut adalah 61,81% ± 1,73; 60,83% ± 6,29; 55,82% ± 4,57 sedangkan efisiensi penjebakan ovalbumin untuk F1, F2, dan F3 adalah 62,67 ± 10,55, 53,08 ± 6,05; 55,60 ± 4,45. Yield adalah 50,59 ± 7,46; 43,60 ± 0,65; 49,81 ± 0,99. Berdasarkan analisis statistik, F hitung <F tabel, artinya tidak ada perbedaan bermakna pada ketiga formula. Ukuran partikel formula menurun dengan meningkatkan kecepatan pengadukan dari 1000 rpm sampai 1500 rpm menghasilkan ukuran 22,55 µm, 14,56 µm, dan 11,97 µm untuk formula F1, F2, dan F3. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatkan kecepatan pengadukan, ukuran partikel semakin kecil dan tidak ada perbedaan bermakna untuk kandungan ovalbumin dalam mikrosfer, efisiensi penjebakan dan yield.

(2)

PENDAHULUAN

Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia (Farmakope Indonesia IV, 1995). Pemberian vaksin dimaksudkan untuk menimbulkan respon spesifik pada imunitas tubuh, seperti halnya ada infeksi alamiah dengan bahan menular sehingga menjadi kebal (Proverawati dan Andhini, 2010). Contoh antigen untuk vaksinasi oral antara lain 131I-BSA (Mladenovka et al, 2003) dan Ovalbumin. Model bahan aktif dalam sistem penghantaran obat menggunakan mikrosfer dalam penelitian ini adalah ovalbumin.

Ovalbumin terdiri dari 385 asam amino (Croguennec, 2007) dan memiliki berat molekul sebesar 45 kDa (Powrie, 1973). Untuk pemberian ovalbumin secara oral harus dengan cara berulang karena merupakan vaksin yang kemampuan imunogeniknya rendah (O’hagan et al, 1991). Salah satu cara mengatasinya dapat dibuat sustained release karena akan melepaskan obat di dalam usus dan pelepasannya secara perlahan.

Sistem penghantaran obat yang dapat dibuat sustained release antara lain mikrosfer. Menurut Swarbrick et al, 1994 dalam Rijal et al, 2010, mikrosfer merupakan mikropartikel yang sferis.

Bentuk dari mikrosfer adalah partikel berongga dengan ukuran 1–1000 mikron. Mikrosfer berfungsi sebagai sistem penghantaran antigen yang telah terjebak dan memiliki potensi yang cukup besar sebagai sistem pelepasan antigen secara terkendali untuk induksi jangka panjang respon imun (O’hagan et al, 1991).

Metode – metode yang umum digunakan dalam pembuatan mikrosfer antara lain : spray drying (atomization), polyelectrolyte complexation/ionotropic gelation, supercritical fluid precipitation, emulsifikasi tunggal dan ganda (Yeo et al, 2001). Untuk kali ini dipilih ionotropic gelation dengan teknik aerosolisasi karena dapat mengenkapsulasi obat agar terlindungi dari lingkungan, prosesnya mudah dan cepat, biaya relatif murah dan terbentuk mikrosfer yang homogen. Dalam pembuatan mikrosfer, dibutuhkan bahan aktif inti dan polimer yang melingkupinya. Na alginat merupakan polimer yang paling luas digunakan sebagai polimer pada mikrosfer (Taha et al, 2007). Na alginat adalah polimer alam yang biokompatibilitas, biodegradibel, toksisitas rendah dan biaya relatif murah (Lee et al, 2012). Komponen Na alginat tersusun dari unit (1→4)- β-D- asam manuronat (M) dan unit α (1→4)- α-L- asam guluronat (G) yang tersusun

(3)

dalam bentuk homopolimer (blok MM- atau GG-) dan rangkaian (blok MG- dan GM-) (Lee et al, 2012). Peningkatan konsentrasi Na alginat akan menghasilkan partikel yang lebih sferis dan meningkatkan ukuran partikel yang dihasilkan (Madan et al, 2012).

Larutan penyambung silang diperlukan oleh polimer alginat untuk membentuk gel. Macam – macam larutan sambung silang yaitu : Mg2+, Ca2+, Ba2+, Sr2+ dan lain - lain. Ba2+ dan Sr2+ memiliki potensial stabilitas gel yang tinggi, sedangkan Mg2+ kurang potensial. Ca2+ dipilih karena tidak toksik dan sering digunakan sebagai penyambung silang pembentukan mikrosfer dengan polimer Na alginat. Selain itu CaCl2 mudah disambungkan dengan Na alginat karena ion Ca terikat pada residu asam guluronat yang merupakan komponen Na alginat (Lee et al, 2012). Meningkatnya kadar larutan sambung silang menyebabkan penurunan ukuran partikel yang dihasilkan (Singh dan Kumar, 2012).

Kecepatan pengadukan berpengaruh pada ukuran partikel yaitu : bila semakin cepat maka partikel yang dihasilkan akan semakin kecil (Manjana et al, 2010). Penentuan berat molekul protein sebagai salah satu karakterisasi protein untuk mengevaluasi protein masih tetap

terintegrasi strukturnya atau sudah terdenaturasi dalam kondisi ekstrim (contoh pengaruh asam) dengan cara penentuan berat molekulnya. Caranya sampel protein dipecah menggunakan dipecah / denaturasi menggunakan kombinasi sodium dodecyl sufate (SDS/laurilsulfat) dan β mercatoetanol, serta panas sehingga membentuk kompleks SDS-polipetida yang bermuatan negatif. (Garfin,2003).

Pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh konsentrasi polimer Na alginat, CaCl2 sebagai larutan penyambung silang dan kecepatan pengadukan untuk mengenkapsulasi model vaksin antigen ovalbumin dengan teknik aerosolisasi terhadap karakteristik fisik mikrosfer ovalbumin-alginat.

METODE PENELITIAN Bahan

Ovalbumin (BM 45 kDa) pharmaceutical grade; Natrium alginat (low viscosity 100–300 cps) pharmaceutical grade; CaCl2.2H2O pharmaceutical grade (Brataco); Natrium sitrat pharmaceutical grade; Na2HPO4 p.a; KH2PO4 p.a; NaOH p.a; HCl p.a; NaCl p.a; Coomassie Brilliant Blue (CBB); Aquadest (Brataco);

(4)

p.a; Asam asetat p.a; Bromophenol blue; SDS; Gliserol p.a.

Metode

1. Analisa Kualitatif Bahan

Pemeriksaan kualitatif dilakukan terhadap bahan-bahan penelitian yang meliputi ovalbumin, natrium alginat dan CaCl2 secara organoleptis, identifikasi dengan DTA, serta pengujian dengan spektrofotometer FT-IR dengan teknik pellet KBr.

2. Rancangan Formula

Mikrosfer dibuat dengan metode aerosolisasi menggunakan spray yag berukuran diameter lubang = 35µm, laju = 6,67 ml/mnt dengan formula terdiri dari natrium alginat 2,5%, CaCl2 0,5M dan waktu penyambung silang 30 menit. Yang dibedakan adalah kecepatan pengadukan yaitu 1000, 1250 dan 1500 rpm.

Tabel 1. Formula Mikrosfer Ovalbumin-alginat

3. Pembuatan Mikrosfer Ovalbumin-Alginat

Dibuat larutan alginat dengan kadar 2,5% b/v dalam formula sebanyak 100 ml. Sejumlah 2,5% Ovalbumin dilarutkan ke dalam larutan alginat yang sudah terbentuk. Lalu dibuat larutan CaCl2 dengan konsentrasi 0,5 M sebanyak 200 ml. Larutan ovalbumin-alginat yang terbentuk disemprotkan dengan kecepatan konstan ke dalam larutan penyambung silang menggunakan spray sambil diaduk menggunakan pengaduk magnetik dengan kecepatan pengadukan 1000, 1250, 1500 rpm. Pengadukan dilanjutkan, kontak polimer dan larutan penyambung silang selama 30 menit. Mikrosfer yang terbentuk dikumpulkan dan dipisahkan dari larutan CaCl2 dengan cara disentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm selama 6 menit dan dicuci dengan aquadest dingin pada suhu kamar sebanyak dua kali. Kemudian dikeringkan dengan metode freeze dry

pada suhu -80°C.

4. Evaluasi Mikrosfer Ovalbumin-Alginat

a. Distribusi Ukuran Partikel

Dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik.

1. Mikrosfer ovalbumin-alginat yang akan diamati diletakkan di atas objek glass dan ditutup dengan cover glass.

2. Mencari partikel yang diinginkan. Formula Bahan Aktif Polimer Larutan Sambung Silang Waktu Sambung Silang (menit) Kecepatan Pengadukan (rpm) Ovalbu min (%) Na-alginat (% b/v) CaCl2 (M) F1 2,5 2,5 0,5 30 1000 Blank 1 - 2,5 0,5 30 1000 F2 2,5 2,5 0,5 30 1250 Blank 2 - 2,5 0,5 30 1250 F3 2,5 2,5 0,5 30 1500 Blank 3 - 2,5 0,5 30 1500

(5)

3. Mulai pengukuran diameter partikel (300 partikel) menggunakan program Axiovision LE Rel 4.4

4. Ditentukan harga diameter rata-rata dan dibuat kurva distribusi ukuran partikel.

a. Morfologi dari Mikrosfer Alginat Untuk melihat morfologi (bentuk dan permukaan) dari mikrosfer ovalbumin-alginat yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik dan penampakan diambil dengan menggunakan kamera yang langsung terhubung dengan mikroskop, selain itu juga menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope).

b. Analisis Termal

Analisis termal mikrosfer alginat dilakukan dengan Differential Thermometric Analysis (DTA) atau

Differential Scanning Calorimetri (DSC). Analisis DTA, caranya sejumlah tertentu sampel dipanaskan di atas pan alumina dengan laju konstan sebesar 10˚C/menit dibawah aliran nitrogen dengan kecepatan 40ml/menit (Prasanth et al, 2011).

c. Pemeriksaan Spektroskopi Inframerah

Metode ini dapat melihat karakteristik fisik bahan-bahan penyusun mikrosfer, interaksi obat-polimer pada saat proses mikroenkapsulasi.

d. Kandungan Ovalbumin dalam Mikrosfer

Penentuan panjang gelombang maksimum Sesuai dengan panjang gelombang larutan

Coomassie Brilliant Blue (CBB) yaitu 600 nm. Penentuan kadar ovalbumin dalam mikrosfer.

e. Penentuan Efisiensi Penjebakan Efisiensi penjebakan dihitung dari hasil evaluasi kandungan ovalbumin dalam mikrosfer

f. Penentuan Perolehan Kembali (Yield) Perolehan kembali dihitung dari jumlah mikrosfer total dibagi jumlah polimer dan bahan obat

g. Identifikasi Berat Molekul Ovalbumin dengan metode Sodium Dodecyl Sulphate – Poly Acrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE) A. Pembuatan Gel SDS-PAGE dengan cara menyiapkan resolving gel dengan kadar 12,5%, stacking gel dan sampel diikuti proses running sampel dan pewarnaan.

2. Analisis Data

Data dari masing – masing pemeriksaan efisiensi penjebakan, laju pelepasan dan kandungan ovalbumin dianalisis secara statistik dengan metode Analysis of Variance (ANOVA) jenis rancangan

(6)

menggunakan program SPSS for Windows Evaluation Version.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pemeriksaan Spektrum Inframerah dari Mikrosfer Ovalbumin-Alginat

Hasil pemeriksaan spectrum IR mikrosfer ovalbumin-alginat dapat dilihat pada gambar 1-3.

Gambar 1. Spektrum IR mikrosfer ovalbumin-alginat dengan kecepatan pengadukan 1000 rpm

Gambar 2. Spektrum IR mikrosfer ovalbumin-alginat dengan kecepatan pengadukan 1250 rpm

Gambar 3. Spektrum IR mikrosfer ovalbumin-alginat dengan kecepatan pengadukan 1500 rpm

Pada pemeriksaan mikrosfer ovalbumin-alginat dengan menggunakan spektrofotometer inframerah dapat dilihat F1 memiliki puncak spesifik ovalbumin pada bilangan gelombang 1653 cm-1 sedangkan pada blank tidak ditemukan puncak tersebut. Untuk F2 memiliki puncak spesifik ovalbumin pada bilangan gelombang 1633 cm-1 yang tidak ditunjukkan pada blank demikian pula untuk F3 dengan puncak ovalbumin pada bilangan gelombang 1640 cm-1. Tidak adanya interaksi antara ovalbumin dan alginat dengan tidak terjadi pergeseran signifikan bilangan gelombang dapat dikonfirmasi dari hasil evaluasi dengan spektra IR ini.

Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Mikrosfer Ovalbumin-Alginat

Hasil pemeriksaan mutu fisik mikrosfer ovalbumin-alginat ini dengan F1

F2

(7)

menggunakan mikroskop optik dan SEM dapat dilihat pada gambar 4 dan gambar 5.

Gambar 4. Morfologi dari mikrosfer ovalbumin-alginat F1 dan F3 dengan menggunakan mikroskop optik perbesaran 400x.

Gambar 5. Morfologi dari mikrosfer ovalbumin-alginat F1 dan F3 dengan menggunakan SEM.

Hasil pemeriksaan bentuk dan permukaan mikrosfer ovalbumin-alginat menunjukkan bentuk mikrosfer yang sferis

dapat dilihat pada hasil dari SEM gambar 5. Untuk formula F1, F2, F3 menunjukkan permukaan yang sferis dan teratur bentuknya, tidak dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan. Menurut pustaka (Nadendla et al, 2013) semakin meningkatnya kecepatan pengadukan menyebabkan mikrosfer yang dihasilkan semakin tidak beraturan (iregular) tapi dalam penelitian ini kecepatan pengadukan hingga 1500 rpm masih menghasilkan bentuk mikrosfer yang beraturan / seragam. Sedangkan dari hasil observasi mikrosfer dengan SEM menunjukkan partikel mikrosfer yang dihasilkan permukaannya kasar dan keriput tidak terlalu sferis, hal ini disebabkan pengaruh proses freeze drying untuk pengeringan yang dilakukan tanpa adanya penambahan cryoprotectant agent yaitu bahan tambahan yang berfungsi untuk melindungi mikrosfer dari kerusakan pembekuan akibat freeze drying.

Hasil Pemeriksaan Distribusi Ukuran Partikel

Hasil pemeriksaan distribusi ukuran partikel disajikan pada histogram distribusi ukuran partikel dapat dilihat pada gambar 6.

F1 F3

F1

(8)

Gambar 6. Histogram distribusi ukuran partikel mikrosfer ovalbumin-alginat dari F1, F2 dan F3

Pemeriksaan ukuran mikrosfer dilakukan dengan metode mikroskop. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 300 partikel untuk setiap formula. Berdasarkan hasil distribusi ukuran mikrosfer ovalbumin-alginat menunjukkan bahwa mikrosfer yang dihasilkan memiliki diameter rata-rata ukuran partikel pada masing-masing formula sebesar : 22,55 µm untuk F1; 14,56 µm untuk F2; 11,97 µm untuk F3 (gambar 6). Dari histogram dapat dilihat bahwa ukuran mikrosfer pada masing-masing formula yang paling banyak adalah dengan diameter partikel 16,20 µm sebesar 37,33% untuk F1, untuk F2 sebesar 63,33%, dan diameter partikel 9,56 µm sebesar 65% untuk F3. Dari data diameter rata-rata ukuran partikel diperoleh data bahwa ukuran partikel F1 paling besar dibandingkan F2 dan F3. Hal

ini disebabkan kecepatan pengadukan F1 paling kecil yaitu 1000 rpm. Sedangkan data diameter rata-rata ukuran partikel F2 lebih besar daripada F3, karena kecepatan pengadukan yang digunakan pada F2 1250 rpm lebih kecil kecepatannya dibandingkan F3 1500 rpm. Hasil yang didapat dari penelitian ini sudah sesuai dengan pustaka yaitu kecepatan pengadukan berpengaruh pada ukuran partikel yaitu bila semakin cepat pengadukannya maka partikel yang dihasilkan akan semakin kecil (Manjanna et al, 2010).

Hasil Pemeriksaan Kandungan Ovalbumin dalam Mikrosfer

Hasil penentuan kurva baku ovalbumin dalam larutan natrium sitrat diperoleh harga slope (b) = 9,2112.10-4 dan intersep (a) = 1.993.10-3, sehingga persamaan regresi yang diperoleh adalah y = 9,2112.10-4 x + 1,9330.10-3, dengan harga koefisien korelasi (r) = 0,99953. Harga koefisien korelasi tersebut lebih besar dibandingkan r tabel (0,8783) yang berarti menunjukkan hubungan yang linier antara konsentrasi dan serapan. Hasil pemeriksaan kandungan Ovalbumin dalam mikrosfer dapat dilihat pada tabel 2.

(9)

Tabel 2. Hasil pemeriksaan kandungan ovalbumin dalam mikrosfer ovalbumin-alginat

Pemeriksaan Efisiensi Penjebakan Ovalbumin

Hasil pemeriksaan efisiensi penjebakan ovalbumin dalam mikrosfer dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil pemeriksaan efisiensi penjebakan

Perhitungan % Yield

Hasil perhitungan yield dapat dilihat pada tabel 4.

Dari pemeriksaan tersebut dilakukan analisis statistik one way ANOVA dengan

derajat kepercayaan 95%(α = 0,05),dimana F hitung < F tabel sehingga tidak terdapat perbedaan bermakna pada ketiga formula. Tabel 4. Hasil pemeriksaan yield mikrosfer

Formula Rata-Rata% yield

± SD %KV 1 50,59 ± 7,46 14,75 2 43,60 ± 0,65 1,50 3 49,81 ± 0,99 1,99

Hasil Identifikasi dengan SDS-PAGE Hasil SDS-PAGE dapat dillihat pada gambar 7.

Gambar 7. Profil SDS-PAGE Keterangan :

1. Marker protein

2. Mikrosfer ovalbumin-alginat yang dinkubasi di larutan HCl pH 1,2 selama 2 jam

3. Mikrosfer ovalbumin-alginat yang dinkubasi di larutan PBS pH 7,4 selama 2 jam

Formula Kandungan Ovalbumin %KV

% Kadar Rata-Rata ±SD 1 62,63 61,81 ± 1,73 2,79 59,83 62,98 2 62,85 60,83 ± 6,29 10,34 65,87 53,78 3 56,83 55,82 ± 4,57 8,19 50,83 59,81 Formula % EP EP Rata-Rata ± SD %KV 1 72,93 62,67 ± 10,55 16,83 51,86 63,23 2 54,29 53,08 ± 6.05 11,39 58,43 46,52 3 55,31 55,60 ± 4,45 7,98 51,31 60,17 BM 250 130 100 70 55 45 35 25 15 10

(10)

Untuk mengevaluasi tidak ada perubahan karakteristik fisik ovalbumin dalam mikrosfer alginat, dilakukan uji penentuan berat molekul ovalbumin dengan metode PAGE. Prinsip SDS-PAGE adalah untuk memisahkan fraksi hingga menjadi beberapa molekul (protein) berdasarkan berat molekul dari ovalbumin tersebut. Dari literatur diketahui berat molekul ovalbumin adalah 45 kDa (Powrie, 1973) dan pada penelitian ini dapat dikonfirmasi bahwa ovalbumin sebesar 45 kDa tampak dengan jelas pada profil pita noda hasil sampel mikrosfer yang diinkubasi pada suhu 37°C dalam larutan PBS pH 7,4 selama 2 jam. Sedangkan untuk sampel mikrosfer yang diinkubasi pada suhu 37°C dalam larutan HCl pH 1,2 selama 2 jam profil pita noda sangat tipis / hampir hilang tidak tampak, ini menunjukkan bahwa ovalbumin protein telah terdenaturasi dalam pH asam (pH 1,2).

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1) Peningkatan kecepatan pengadukan (1000 rpm, 1250 rpm, 1500 rpm) menghasilkan ukuran partikel yang semakin kecil (22,55 µm; 14,56 µm; 11,97 µm).

2) Peningkatan kecepatan pengadukan tidak menyebabkan perbedaan bermakna untuk kandungan ovalbumin dalam mikrosfer, efisiensi penjebakan dan yield, yang diperoleh dari data statistik one way ANOVA.

3) Dari hasil SDS-PAGE, dapat dikonfirmasi bahwa ovalbumin tetap menunjukkan berat molekul pada 45 kDa.

DAFTAR PUSTAKA

Croguennec, Thomas., Anne, R., Sylvie, B., J. J. Dubois., Stephane, P., 2007. Interfacial properties of heat-treated ovalbumin. Journal of Colloids and Interface Science, No. 315, p. 627-636.

Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Indonesia, 1995, hal. 18, 160.

Garfin, D.E., 2003. Gel Electrophoresis of Protein. UK : Oxford University Press.

Guler,T., S, Kemal., C,Sevil., A, Unal. Ovalbumin Adsorption on Pyrite : An FTIR Spectroscopy Studi. Joshi. S., Patel, P., Lin, S.Anda., Madan,

P.L. 2012. Development of cross-linked alginate spheres by ionotropic gelation tecnique for controlled release of naproxen Orally. Asian

(11)

journal of Pharmacetical Science, p 134 – 142.

Lee, K. Y., David, J. M., 2012. Alginate : properties and biomedical application. Progress in Polymer Science, No. 37, p. 106-126.

Manjanna, K. M., Kumar, T. M. P., Shivakumar, B., 2010. Calcium alginate cross-linked polymeric microbeads for oral sustained drug delivery in arthritis. Drug Discoveries & Therapeutics, 4 (2). p. 109-122.

Mladenovska, K., Janevik, E.M., Glavas, M.D., Kumbaradzi, E.F. & Goracinova, K., 2003. Biodistribution of 131I-BSA loaded gelatin microspheres after peroral application to BALB/c mice–Particle size study. Acta Pharmaceutical, p. 187 – 197.

Nadendla, S., Snehalatha., Nagaraja, T.S., Yogananda, R., 2013. Effect of Stirring Speed on In Vitro Evaluation of Eudragit Floating Microspheres of Ramipril. International Journal of Drug Discovery and Herbal Research 3 (1), p. 579 – 583.

Nakamura, K., Kiriyama, M., Takada, A., Maeda, H., Nemoto, N., 1997. Structure and dynamics of

ovalbumin gels. Rheol Acta 36, p.252-261.

O’Hagan, D.T., Rahman., Macgee, J.P., Jeffery, H., Davies, M.C., Williams, P., Davis, S.S. & Challacombe, S.J., 1991. Biodegradable microparticles as controlled release antigen delivery system. Immunology, p. 239 - 242. Powrie, W., S, Nakai., 1985.

Characteristics of Edible Fluids of Animal Origin: Eggs. In Food Chemistry, 2nd ed. Fennema, O., Ed., Marcel Dekker, Inc: New York and Basel, Switzerland, p. 829 – 855.

Prasanth, V. V ., Moy, A. C., Matthew, S., Mathapan, R., 2011. Microspheres-An Overview. International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences, Vol.2 (2), p. 332 – 338. Proverawati, Atikah dan Citra Setyo Dwi

Andhini. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta : Nuha Medika, hal 19 - 21; 25.

Rijal, Muh. Agus Syamsur., Mikail, Aga., Sari, Retno., 2010. Pengaruh pH Larutan Tripolifosfat Terhadap Karakteristik Fisik Serta Profil Pelepasan Mikropartikel Teofilin-Chitosan. Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8, No.2. p. 28 – 33.

(12)

Singh, I and Kumar, P. 2012., Formulation and optimization of tramadol loaded alginate beads using response surface methodology. Pak. Journal of Pharmceutical. Sciences, Vol. 25 No. 4, p.741 – 749.

Taha, M. O., Nasser, W., Ardakani, A., AlKhatib, H. S., 2007. Sodium lauryl sulfate impedes drug release from zinc-crosslinked alginate beads: switching from enteric coating release into biphasic profiles. International Journal of Pharmaceutics 350, P. 291–300. Yeo, Yoon., Baek, Nimjan. & Kinam, P.,

2001. Microencapsulation

Mmethods for delivery of protein drugs. Biotechnol. Bioprocess Engineering, Vol. 6 No. 4, p. 213-230.

Gambar

Tabel  1.  Formula  Mikrosfer  Ovalbumin- Ovalbumin-alginat
Gambar  2.  Spektrum  IR  mikrosfer  ovalbumin-alginat  dengan  kecepatan  pengadukan 1250 rpm
Gambar  5.  Morfologi  dari  mikrosfer  ovalbumin-alginat  F1  dan  F3  dengan  menggunakan SEM
Gambar  6.  Histogram  distribusi  ukuran  partikel  mikrosfer  ovalbumin-alginat  dari  F1, F2 dan F3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Kewirausahaan berjudul SABUGA (Sampul Buku

Berdasarkan pemaparan-pemaparan yang telah tersaji sebelumnya, perlu dilakukan penelitian mengenai potensi biji tanaman rambutan untuk pengobatan DM 2 dilihat dari kadar SOD dan

Dari hasil ketiga wawancara bahwa konflik peran ganda dan gender ada nya pegaruh melalui konflik peran ganda dan gender terhadap kinerja karyawan keseluruhan yang dapat

Sempena umat Kristiani tidak merasa bersalah dengan dalihnya memaklumkan Injil ke seluruh penjuru dunia dan kepada semua manusia adalah perintah dan kewajiban dari Tuhan, umat

Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini. Tetapi  berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas luka operasi uterus&#34;

b) aliran magma cair Bubbly berlangsung di zona menengah, antara Exsolution yang (Nukleasi) dan permukaan fragmentasi mana p, pnuc. Di wilayah nukleasi yang

Sampai saat ini, di seluruh Indonesia terdapat lebih dari 30 lembaga yang telah bekerja secara langsung dengan kelompok pengguna Napza suntik dalam bentuk kegiatan pencegahan

Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan model pembelajaran CIRC dengan pendekatan