• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP Plasenta Previa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP Plasenta Previa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. PEPENGNGERERTTIAIANN

Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yaitu di atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau seluruh yaitu di atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau seluruh ost

ostium uteri ium uteri intinternernum. Angkum. Angka a kekeadiadian an plaplasensenta ta preprevia adalah via adalah !"# $ !"# $ !"% !"% & & dardarii keseluruhan persalinan.

keseluruhan persalinan.

Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian 'seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang n

sebagian 'seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang n ormal adalah padaormal adalah pada dinding depan" dinding belakang rahim atau di daerah )undus uteri*.(+uni ,usmiyati dinding depan" dinding belakang rahim atau di daerah )undus uteri*.(+uni ,usmiyati dkk" -!!"

dkk" -!!" Perawatan Ibu Hamil, Perawatan Ibu Hamil,hal. /012/0.hal. /012/0.

3enurut 4unningham (-!!%*" plasenta previa merupakan implantasi plasenta di 3enurut 4unningham (-!!%*" plasenta previa merupakan implantasi plasenta di  bagian

 bagian bawah bawah sehingga sehingga menutupi menutupi ostium ostium uteri uteri internum" internum" serta serta menimbulkanmenimbulkan  perdarahan saat pembentukan segmen bawah Rahim

 perdarahan saat pembentukan segmen bawah Rahim

Gambar /. Normal Placenta dan placenta previa Gambar /. Normal Placenta dan placenta previa

(2)

5. ,6A7I8I,A7I

Placenta previa dibagi menadi beberapa tingkatan" yaitu 9 /. 3arginal placenta previa

Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang. -. Incomplete ' Parsial placenta previa

3enyiratkan penutupan tak sempurna :. Total ' 4omplete placenta previa

7eluruhnya tulang dalam tertutup oleh placenta" saat cervik sepenuhnya  berdilatasi

#. Implantasi rendah ' low2lying implantasi

;igunakan saat placenta diposisikan pada segmen bawah rahim yang lebih rendah tapi auh dari tulang

Gambar -. ,alsi)ikasi Placenta previa

4. ETI<6<GI

Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini. Tetapi  berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas luka operasi uterus" kehamilan molar" atau tumor yang menyebabkan implantasi placenta adi lebih rendah merupakan sebuah teori tentang penyebab palcenta previa yang masuk akal.

(3)

7elain itu" kehamilan multiple ' lebih dari satu yang memerlukan permukaan yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkin uga menadi salah satu  penyebab teradinya placenta previa. ;an uga pembuluh darah yang sebelumnya mengalami perubahan yang mungkin mengurangi suplai darah pada daerah itu" )aktor   predisposisi itu untuk implantasi rendah pada kehamilan berikutnya.

;. PAT=<6<G+

/. 6okasi implantasi dan ukuran placenta saling terkait. 7ecara rinci" karena sirkulasi pada segmen bawah sdikit lebih baik daripada )undus" placenta previa mungkin butuh untuk menutupi area yang lebih besar untuk e)isiensi yang adekuat. Permukaan placenta previa mungkin lebih besar setidak2tidaknya :!& lebih besar daripada placenta yang terimplantasi di )undus.

-. 7egmen bagian bawah relati) tanpa kontraksi dan perdarahan pantas dipertimbangkan pada pembukaan sinus.

:. In)eksi ascending dari vagina dapat menyebabkan placentitis" terutama di daerah paana atau di atas tulang.

#. Placenta previa dapat terdorong miring" melintang" presentasi dan mencegah perikatan pada keadaan )etal.

E. 3ANI8E7TA7I ,6INI, 

/. Rasa tak sakit" perdarahan uteri" terutama pada trimester ketiga.

-. >arang teradi pada episode pertama keadian yang mengancam kehidupan atau menyebabkan syok hipovolemik.

:. ,ira2kira ?& dari placenta previa tanpa geala dan merupakan suatu temuan yang kebetulan pada scan ultrasonik.

#. 5eberapa adalah elmaan untuk pertama kali" saat uteri bawah merentang dan tipis" saat sobek dan perdarahan teradi di lokasi implantasi bawah.

0. Placenta previa mungkin tidak menyebabkan perdarahan hingga kelahiran mulai atau hinga teradi dilatasi lengkap. Perdarahan awal teradi dan berlebih2lebih  pada total previa. Perdarahan yang merah terang mungkin teradi secara intermitten" saat pancaran" atau lebih arang" mungkin ugaberlanut. Ini mungkin

(4)

 berawal saat wanita sedang istirahat atau di tengah2tengah akti)itas. ,ebetulan keadian ini tidak pernah teradi kecuali ika dilakukan pengkaian vaginal atau rektal memulai perdarahan dengan kasar sebelum atau selama awal kehamilan. %. 7ikap yang tak terpengaruh oleh placenta previa adalah rasa sakit. 5agaimanapun

 ika perdarahan yang pertama bersamaan dengan serangan kelahiran" wanita mungkin mengalami rasa tak nyaman karena kontraksi uterus.

?. Pada pengkaian perut" ika )etus terletak longitudinal" ketinggian )undus biasanya lebih besar dari yang diharapkan untuk umur kehamilannya karena placenta previa menghalangi turunnya bagian2bagian anin.

1. 3anuver leopod mungkin menampakkan )etus pada posisi miring atau melintang karena abnormalitas lokasi implantasi placenta.

. 7eperti kaidah" )etal distress atau kemayian anin teradi hanya ika bagian penting  placenta previa terlepas dari desidua basilis atau ika ibu menderita syok 

hipovolemik.

8. PE3ERI,7AAN PEN@N>ANG /. @7G (@ltrasonographi*

;apat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah placenta melapisi cervik tidak biasa diungkapkan

-. 7inar 

3enampakkan kepadatan aringan lembut untuk menampakkan bagian2bagian tubuh anin.

:. Pemeriksaan laboratorium

=emoglobin dan hematokrit menurun. 8aktor pembekuan pada umumnya di dalam batas normal.

#. Pengkaian vaginal

Pengkaian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda ika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah :# minggu*. Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup  procedure*. ;ouble setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan

(5)

0. Isotop 7canning

Atau lokasi penempatan placenta.

%. Amniocentesis

>ika :0 $ :% minggu kehamilan tercapai" panduan ultrasound pada amniocentesis untuk menaksir kematangan paru2paru (rasio lecithin ' spingomyelin B67C atau kehadiran phosphatidygliserol* yang diamin. ,elahiran segera dengan operasi direkomendasikan ika paru2paru )etal sudah mature.

G. PENATA6A,7ANAAN ' TERAPI 7PE7I8I,  /. Terapi ekspektati) 

• Tuuan terapi ekspektati) adalah supaya anin tidak terlahir prematur" pasien dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melaui kanalis servisis. @paya diagnosis dilakukan secara non invasi). Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.

7yarat pemberian terapi ekspektati) 9

a. ,ehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.  b. 5elum ada tanda2tanda in partu.

c. ,eadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal* d. >anin masih hidup.

• Rawat inap" tirah baring" dan berikan antibiotik pro)ilaksis.

• 6akukan pemeriksaan @7G untuk mengetahui implantasi placenta" usia kehamilan" pro)il bio)isik" letak" dan presentasi anin.

• 5erikan tokolitik bila ada kontriksi 9

2 3g7<# # gr ID dosis awal dilanutkan # gr tiap % am 2 Ni)edipin :  -! mg'hari

2 5etamethason -# mg ID dosis tunggal untuk pematangan paru anin

• @i pematangan paru anin dengan Tes ,ocok (5ubble Test* dari test amniosentesis.

• 5ila setelah usia kehamilan di atas :# minggu placenta masih berada di sekitar  ostinum uteri internum" maka dugaan plasenta previa menadi elas sehingga

(6)

 perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.

• 5ila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai :? mingu masih lama"  pasien dapat dipulangkan untuk rawat alan (kecuali apabila rumah pasien di luar kota dan arak untuk mencapai R7 lebih dari - am* dengan pesan segera kembali ke R7 apabila teradi perdarahan ulang.

-. Terapi akti) (tindakan segera*

• Fanita hamil di atas -- minggu dengan perdarahan pervaginam yang akti) dan  banyak harus segera ditatalaksana secara akti) tanpa memandang maturitas  anin.

• @ntuk diagnosis placenta previa dan menentukan cara menyelesaikan  persalinan" setelah semua persyaratan dipenuhi" lakukan P;<3 ika 9

2 In)us ' tran)usi telah terpasang" kamar dan tim operasi telah siap 2 ,ehamilan  :? minggu (55  -0!! gram* dan in partu

2 >anin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor (misal 9 anense)ali*

2 Perdarahan dengan bagian terbawah snin telah auh melewati PAP (-'0 atau :'0 pada palpasi luar*

4ara menyelesaikan persalinan dengan placenta previa adalah 9 /. 7eksio 4esaria (74*

• Prinsip utama dalam melakukan 74 adalah untuk menyelamatkan ibu" sehingga walaupun anin meninggal atau tak punya harapan hidup tindakan ini tetap dilakukan.

• Tuuan 74 antara lain 9

2 3elahirkan anin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan

2 3enghindarkan kemungkinan teradinya robekan pada cervik uteri" ika  anin dilahirkan pervaginam

• Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga cervik uteri dan segmen bawah rahim menadi tipis dan mudah robek. 7elain itu" bekas tempat implantasi placenta sering menadi sumber perdarahan

(7)

karena adanya perbedaan vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri.

• 7iapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu

• 6akukan perawatan lanut pascabedah termasuk pemantauan perdarahan" in)eksi" dan keseimbangan cairan dan elektrolit.

-. 3elahirkan pervaginam

Perdarahan akan berhenti ika ada penekanan pada placenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara2cara sebagai berikut 9

• Amniotomi dan akselerasi

@mumnya dilakukan pada placenta previa lateralis ' marginalis dengan  pembukaan > :cm serta presentasi kepala. ;engan memecah ketuban" placent akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala anin. >ika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah akselerasi dengan in)us oksitosin.

• Dersi 5raton =icks

Tuuan melakukan versi 5raton =icks adalah mengadakan tamponade  placenta dengan bokong (dan kaki* anin. Dersi 5raton =icks tidak dilakukan  pada anin yang masih hidup.

• Traksi dengan 4unam Fillet

,ulit kepala anin diepit dengan 4unam Fillet" kemudian diberi beban secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang e)ekti) untuk  menekan placentadan seringkali menyebabkan perdarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerakan pada anin yang telah meninggal dan  perdarahan yang tidak akti).

PATHWAYS

2 bekas luka operasi pada uterus 2 kehamilan multiple 2 kehamilan multipara

2 tumor endometrium 2 vaskularisasi )undus H

(8)

Placenta previa

 Post  <perasi sc

 Post  Ansestasi 7pinal

Penurunan sara)  ekstermitas 5awah

Penurunan sara)  otonom

6uka Post <perasi

>aringan terputus 3erangsang area sensorik  motorik  Nyeri >aringan terbuka Proteksi kurang Invasi  bakteri Resti infeksi @terus ,ontraksi uterus

Adekuat Tidak Adekuat

Pengelupasan desidua 6ochea Atonia uretri Perdarahan =ipovolemik Anemi Kekurangan volume cairan =b< -menurun 3etabolisme anaerob

Asam laktat meningkat

7uplai <- ke aringan menurun

 Nekrose ,elelahan 6aktasi Progesteron dan esterogen menurun Psikologis

(Taking in, taking  hold, taking go)

Perubahan  psikologis ,ebutuhan meningkat Penambahan anggota baru Prolaktin meningkat Pertumbuhan kelenar  susu terangsang Isapan bayi <ksitosin meningkat Eeksi A7I E)ekti) laktasi A7I keluar  Ine)ekti) laktasi Tidak adekuat  Ni)as ,elumpuhan Adekuat

A7I tidak keluar 

-          :        

Cemas

Seksio Cesarea

=. ;IAGN<7A ,EPERAFATAN

/. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas aringan

-. ,ekurangan volume cairan b.d syok hipovolemik  :. Resiko in)eksi b.d insisi luka operasi

#. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan I. INTERDEN7I ,EPERAFATAN

/ Nyeri

;e)inisi 9

7ensori yang tidak menyenangkan dan  pengalaman emosional

yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan

 N<4 9 v Pain 6evel" v Pain control" v 4om)ort level

,riteria =asil 9

v 3ampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri"

mampu menggunakan

 NI4 9

Pain 3anagement

 6akukan pengkaian nyeri

secara komprehensi)  

termasuk lokasi"

(9)

=. ;IAGN<7A ,EPERAFATAN

/. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas aringan

-. ,ekurangan volume cairan b.d syok hipovolemik  :. Resiko in)eksi b.d insisi luka operasi

#. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan I. INTERDEN7I ,EPERAFATAN

/ Nyeri ;e)inisi 9

7ensori yang tidak menyenangkan dan  pengalaman emosional

yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan  aringan atau

menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi 7tudi  Nyeri Internasional*9

serangan mendadak atau  pelan intensitasnya dari

ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat

diprediksi dan dengan durasi kurang dari % bulan. 5atasan karakteristik 9

6aporan secara verbal atau non verbal

8akta dari observasi Posisi antalgic untuk menghindari nyeri

Gerakan melindungi Tingkah laku berhati2 hati

3uka topeng

Gangguan tidur (mata sayu" tampak capek" sulit atau gerakan kacau" menyeringai*

Ter)okus pada diri sendiri 8okus menyempit  N<4 9 v Pain 6evel" v Pain control" v 4om)ort level ,riteria =asil 9

v 3ampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri" mampu menggunakan tehnik non)armakologi untuk mengurangi nyeri" mencari bantuan*

v 3elaporkan bahwa nyeri  berkurang dengan

menggunakan manaemen nyeri

v 3ampu mengenali nyeri (skala" intensitas" )rekuensi dan tanda nyeri*

v 3enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang v Tanda vital dalam rentang

normal

 NI4 9

Pain 3anagement

 6akukan pengkaian nyeri secara komprehensi)   termasuk lokasi" karakteristik" durasi" )rekuensi" kualitas dan )aktor presipitasi

 <bservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui  pengalaman nyeri pasien  ,ai kultur yang

mempengaruhi respon nyeri  Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

 Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidake)ekti)an kontrol nyeri masa lampau

 5antu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

 ,ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan"  pencahayaan dan kebisingan  ,urangi )aktor presipitasi

nyeri

 Pilih dan lakukan penanganan nyeri ()armakologi" non )armakologi dan inter   personal*

(10)

(penurunan persepsi waktu" kerusakan proses  berpikir" penurunan

interaksi dengan orang dan lingkungan*

Tingkah laku distraksi" contoh 9 alan2alan"

menemui orang lain dan'atau aktivitas"

aktivitas berulang2ulang* Respon autonom (seperti diaphoresis"  perubahan tekanan darah"  perubahan na)as" nadi dan

dilatasi pupil*

Perubahan autonomic dalam tonus otot

(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku*

Tingkah laku ekspresi) (contoh 9 gelisah"

merintih" menangis" waspada" iritabel" na)as  panang'berkeluh kesah*

Perubahan dalam na)su makan dan minum

8aktor yang  berhubungan 9

Agen inuri (biologi" kimia" )isik" psikologis*

untuk menentukan

intervensi

 Aarkan tentang teknik non )armakologi

 5erikan analgetik untuk 

mengurangi nyeri

 Evaluasi kee)ekti)an kontrol nyeri

 Tingkatkan istirahat

 ,olaborasikan dengan dokter 

 ika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil  3onitor penerimaan pasien

tentang manaemen nyeri Analgesic Administration

 Tentukan lokasi"

karakteristik" kualitas" dan

deraat nyeri sebelum

 pemberian obat

 4ek instruksi dokter tentang

 enis obat" dosis" dan

)rekuensi

 4ek riwayat alergi

 Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi

dari analgesik ketika

 pemberian lebih dari satu  Tentukan pilihan analgesik 

tergantung tipe dan beratnya nyeri

 Tentukan analgesik pilihan" rute pemberian" dan dosis optimal

 Pilih rute pemberian secara ID" I3 untuk pengobatan nyeri secara teratur 

 3onitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

 5erikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri  Evaluasi e)ektivitas analgesik"

tanda dan geala (e)ek  samping*

(11)

;e)inisi 9 Penurunan cairan intravaskuler" interstisial" dan'atau

intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi" kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium 5atasan ,arakteristik 9 2 ,elemahan 2 =aus 2 Penurunan turgor kulit'lidah 2 3embran mukosa'kulit kering

2 Peningkatan denyut nadi"  penurunan tekanan darah"  penurunan

volume'tekanan nadi 2 Pengisian vena menurun 2 Perubahan status mental 2 ,onsentrasi urine

meningkat

2 Temperatur tubuh meningkat

2 =ematokrit meninggi 2 ,ehilangan berat badan

seketika (kecuali pada third spacing*

8aktor2)aktor yang  berhubungan9

2 ,ehilangan volume cairan secara akti)

2 ,egagalan mekanisme  pengaturan

v 8luid balance v =ydration

v Nutritional 7tatus 9 8ood and 8luid Intake

,riteria =asil 9

v 3empertahankan urine output sesuai dengan usia dan 55" 5> urine normal" =T normal

v Tekanan darah" nadi" suhu tubuh dalam batas normal

v Tidak ada tanda tanda dehidrasi" Elastisitas turgor kulit baik" membran mukosa lembab" tidak ada rasa haus yang berlebihan

8luid management

Timbang popok'pembalut  ika diperlukan

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

3onitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa" nadi adekuat" tekanan darah ortostatik *"  ika diperlukan

3onitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (5@N " =mt " osmolalitas urin *

3onitor vital sign

3onitor masukan makanan ' cairan dan hitung intake kalori harian

,olaborasi pemberian cairan ID

3onitor status nutrisi 5erikan cairan

5erikan diuretik sesuai interuksi

5erikan cairan ID pada suhu ruangan

;orong masukan oral 5erikan penggantian nesogatrik sesuai output

;orong keluarga untuk  membantu pasien makan

Tawarkan snack ( us  buah" buah segar *

,olaborasi dokter ika tanda cairan berlebih muncul meburuk

Atur kemungkinan tran)usi

Persiapan untuk tran)usi

(12)

;e)inisi 9 Peningkatan resiko masuknya organisme patogen 8aktor2)aktor resiko 9 2 Prosedur In)asi)  2 ,etidakcukupan  pengetahuan untuk menghindari paparan  patogen 2 Trauma 2 ,erusakan aringan dan peningkatan paparan lingkungan 2 Ruptur membran amnion 2 Agen )armasi (imunosupresan* 2 3alnutrisi 2 Peningkatan  paparan lingkungan  patogen 2 Imonusupresi 2 ,etidakadekuatan imum buatan 2 Tidak adekuat  pertahanan sekunder (penurunan =b" 6eukopenia" penekanan respon in)lamasi* 2 Tidak adekuat v Immune 7tatus v ,nowledge 9 In)ection control v Risk control ,riteria =asil 9

v ,lien bebas dari tanda dan geala in)eksi

v 3endeskripsikan  proses penularan  penyakit" )actor yang

mempengaruhi  penularan serta  penatalaksanaannya" v 3enunukkan kemampuan untuk   mencegah timbulnya in)eksi

v >umlah leukosit dalam  batas normal

v 3enunukkan  perilaku hidup sehat

In)ection 4ontrol (,ontrol in)eksi*

J 5ersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain J Pertahankan teknik isolasi

J 5atasi pengunung  bila perlu

J Instruksikan pada  pengunung untuk mencuci

tangan saat berkunung dan setelah berkunung

meninggalkan pasien J Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan

J 4uci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan

J Gunakan bau" sarung tangan sebagai alat

 pelindung

J Pertahankan

lingkungan aseptik selama  pemasangan alat

J Ganti letak ID peri)er dan line central dan dressing sesuai dengan petunuk umum J Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan in)eksi kandung kencing J Tingktkan intake nutrisi J 5erikan terapi antibiotik bila perlu In)ection Protection

(proteksi terhadap in)eksi* J 3onitor tanda dan geala in)eksi sistemik dan lokal

J 3onitor hitung granulosit" F54

(13)

 pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh" trauma  aringan" penurunan kera

silia" cairan tubuh statis"  perubahan sekresi p="  perubahan peristaltik* 2 Penyakit kronik  terhadap in)eksi J 5atasi pengunung J 7aring pengunung terhadap penyakit menular  J Partahankan teknik aspesis pada pasien yang  beresiko

J Pertahankan teknik isolasi k'p

J 5erikan perawatan kuliat pada area epidema J Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan" panas" drainase J Ispeksi kondisi luka ' insisi bedah

J ;orong masukkan nutrisi yang cukup

J ;orong masukan cairan

J ;orong istirahat J Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep

J Aarkan pasien dan keluarga tanda dan geala in)eksi J Aarkan cara menghindari in)eksi J 6aporkan kecurigaan in)eksi J 6aporkan kultur  positi)  # Ansietas ;e)inisi 9

Perasaan gelisah yang tak  elas dari

ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesi)ik atau tidak diketahui oleh individu*K

 N<4 9 v Aniety control v 4oping ,riteria =asil 9 v ,lien mampu mengidenti)ikasi dan mengungkapkan geala cemas v 3engidenti)ikasi" mengungkapkan dan menunukkan tehnik  untuk mengontol cemas v Dital sign dalam batas

 NI4 9

Aniety Reduction (penurunan kecemasan* J Gunakan pendekatan yang menenangkan

J Nyatakan dengan elas harapan terhadap pelaku  pasien

J >elaskan semua  prosedur dan apa yang

dirasakan selama prosedur  J Temani pasien untuk memberikan keamanan dan

(14)

 perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. 7inyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan datang dan

memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menyetuui terhadap tindakan ;itandai dengan 2 Gelisah 2 Insomnia 2 Resah 2 ,etakutan 2 7edih

2 8okus pada diri

2 ,ekhawatiran

2 4emas

normal

v Postur tubuh" ekspresi waah" bahasa tubuh dan

tingkat aktivitas menunukkan  berkurangnya kecemasan mengurangi takut J 5erikan in)ormasi

)aktual mengenai diagnosis" tindakan prognosis

J ;orong keluarga

untuk menemani anak 

J 6akukan back ' neck

rub J ;engarkan dengan  penuh perhatian J Identi)ikasi tingkat kecemasan J 5antu pasien

mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

J ;orong pasien untuk

mengungkapkan perasaan" ketakutan" persepsi

J Instruksikan pasien

menggunakan teknik relaksasi

J 5arikan obat untuk

mengurangi kecemasan

(15)

/. 7meltLer" 7uLanne. 4" 5are" 5renda. G. -!!/. 5uku Aar ,eperawatan 3edikal2 5edah 5runner M 7uddarth Edisi 1 Dol. -. >akarta9 EG4

-. 5uku Acuan Nasional Pelayanan ,esehatan 3aternal dan Neonatal. Editor 9 Abdul 5ari 7ai)udin" George AdriaansL" Gulardi =ani)a Fiknosastro" ;oko Faspodo. >akarta 9 +ayasan 5ina Pustaka 7arwono Prawiroharo. -!!!

:. ;oenges. -!!/. Rencana Perawatan 3aternal ' 5ayi 9 Pedoman @ntuk  Perencanaan dan ;okumentasi Perawatan Pasien. >akarta 9 EG4

#. Nurari)" A = dan ,usuma =. -!/:. Aplikasi Asuhan ,eperawatan 5erdasarkan ;iagnosa 3edis dan NAN;A NI4 N<4. >il -. Ed. Revisi. 3edia Action Publishing. +ogyakarta.

0. =erdman" T. =eather. -!/-. Nursing ;iagnoses ;e)inition and 4lassi)ication -!/-2-!/#. <)ord9 Filey25lackwell

%. 3oorhead" 7ue.et al. -!!#. Nursing <utcome 4lassi)ication (N<4* 8ourth Edition. 3issouri 9 3osby. Elsevier 

?. ;ochterman" >oanne 3c4loskey.et al. -!!1. Nursing Intervention 4lassi)ication 8i)th Edition. 3issouri 9 3osby. Elsevier 

Gambar

Gambar -. ,alsi)ikasi Placenta previa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari analisa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara persalinan Sectio Cesarea dengan kejadian Placenta Previa pada kehamilan berikutnya di

jadi yang di maksud adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan

Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam

Meningkatnya paritas ibu dengan kejadian plasenta previa disebabkan vaskularisasi yang berkurang dan perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan masa lampau..

yang bermakna antara riwayat operasi uterus (seksio sesarea, kuretase, miomektomi) dengan plasenta previa. Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik melakukan

Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek dan oleh sebab kurangnya elemen otot yang terdapat di sana, kedua kondisi ini berpotensi meningkatkan kejadian

b. 9leh karena plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan siat segmen ini yang tipis mudah &#34;aringan trooblas dengan kemampuan invasinya menerobos

Pada usia kehamilan &lt;37 minggu dan belum inpartu misalnya pada plasenta previa dimana segmen bawah rahim belum terbentuk sempurna kemungkinan insisi uterus