• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI NILAI PANCASILA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI NILAI PANCASILA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI – NILAI PANCASILA

Dosen Pembimbing:

Nursina, SH., MM

Disusun Oleh :

Nabila Surya Subali (1914290003)

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

Jalan Pangeran Diponegoro No.74

Phone: +6221-3916000, +6221-3926000

(2)

Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillahirabbilalamin puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Atas segala berkat,rahmat, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya sehingga kami bisa

menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Nilai-nilai Pancasila”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Pancasila.

Dalam penyusunannya ini,kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak,oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Nursina, SH,. MM , kedua orang tua kami dan semua rekan yang menjadi narasumber dari Makalah kami. Semoga semua ini bisa memberikan sedikit pengetahuan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap Makalah ini bebas dari kesalahan ,namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, bila ada salah kata, kekurangan,dan kelebihan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami berharap agar Makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Serpong , 1 Juni 2020 Penyusun

(3)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………….……….………...1 KATA PENGANTAR ………….………...2 DAFTAR ISI ……….………...3 BAB I PENDAHULUAN ………...4 A. Latar Belakang ….…….………...4 B. Rumusan Masalah ….………...4 C. Tujuan ……….………...4 D. Manfaat ……….………...4

BAB II LANDASAN TEORI ………….………...5

A. Definisi Pancasila...5

B. Nilai- nilai Pancasila...6

C. Sejarah Pancasila...7

D. Implementasi/ Pengamalan Pancasila...15

BAB III PENUTUP ………..…..………...18

A. Simpulan ………...18

B. Saran ………...18

(4)

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas, bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan

menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada latar belakang, rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa pengertian pancasila dan Bagaimana sejarah terbentuknya Pancasila?

2. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat?

C . Tujuan

Makalah ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dan sejarah terbentuknya Pancasila.

2. Mengetahui penerapan / implementasi dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat. D. Manfaat

Makalah ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan informasi tentang pengertian dan sejarah terbentuknya Pancasila.

2. Memberi contoh penerapan / implementasi dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

(5)

BAB II ISI A.PENGERTIAN PANCASILA

Pengertian pancasila dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Pengertian Pancasila secara Etimologis

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu : pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip, asas, batu sendi, alas, dasar, peraturan tingkah laku yang baik/senonoh. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India. Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.

Pancasila lahir sebagai produk kebudayaan Indonesia dan bukan penarikan atau sublimasi dari negara lain. Istilah “Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku “Sutasoma” karya Mpu Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Dalam buku itu istilah Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila karma) dan berisi lima larangan untuk :

1) Melakukan kekerasan; 2) Mencuri;

3) Berjiwa dengki; 4) Berbohong; dan

5) Mabuk akibat minuman keras.

Selanjutnya, istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai : 1) Aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; 2) Kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun); 3) Dasar adab;

4) Akhlak; dan 5) Moral.

(6)

2. Pengertian Pancasila secara Historis

Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap perkembangan rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan keluarnya Instruksi Presiden

RI No.12 Tahun 1968.

B.Nilai-Nilai Pancasila

Suatu Dasar Negara Akan Kuat, Apabila Dasar Tersebut Berasal Dan Berakar Pada Diri Bangsa Yang Bersangkutan. Bangsa Indonesia Mempunyai Dasar Negara Yang Bukan Jiplakan Dari Luar, Akan Tetapi Asli Indonesia. Unsur-Unsur Pancasila Terdapat Didalam Berbagai Agama, Kepercayaan, Adat Istiadat, Dan Kebudayaan. Karena Dalam Agama, Kepercayaan, Adat Istiadat Dan Kebudayaan Tersebut Berkembang Nilai-Nilai Antara Lain Nilai Moral, Maka Pancasila Pun Mengandung Nilai Moral Dalam Dirinya, Nilai-Nilai Pancasila Diungkapkan Dalam 2 (Dua) Nilai, Yaitu:

1. Mempunyai Kedudukan Nilai, Norma, Dan Moral Dalam Masyarakat. 2. Nilai-Nilai Pancasila Dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia.

1.Kedudukan Nilai, Norma, Dan Moral Dalam Masyarakat 1.1 Kedudukan Nilai Dalam Masyarakat

Kehidupan Manusia Dalam Masyarakat, Baik Sebagai Pribadi Maupun Sebagai Masyarakat, Senantiasa Berhubungan Dengan Nilai-Nilai, Norma Dan Moral.

Nilai Adalah Sesuatu Yang Berharga, Berguna, Indah, Dan Memperkaya Batin Yang Menyadarkan Manusia Akan Harkat Dan Martabatnya. Nilai Merupakan Salah Satu Wujud Kebudayaan, Disamping Sistem Sosial Dan Karya. Cita-Cita, Gagasan, Konsep, Ide Tentang Suatu Hal Adalah Wujud Kebudayaan Sebagai Sistem Nilai. Olah Karena Itu Nilai Dapat Dihayati Sebagai Kebudayaan Dalam Wujud Kebudayaan Abstrak. Untuk Mengidentifikasi Nilai-Nilai Yang Terdapat Dalam Kehidupan Masyarakat Ada 6 Macam Nilai :

1. Nilai Teori Adalah Untuk Mengetahui Identitas Benda Dan Kejadian Yang Terdapat Disekitarnya.

2. Nilai Ekonomi Adalah Pemanfaatan Benda-Benda Atau Kejadian Yang Mengikuti Nalar Efisiensi.

3. Nila Estetik Adalah Mempelajari Sesuatu Yang Indah.

4. Nilai Sosial Berorientasi Pada Hubungan Antara Manusia Dengan Yang Lainnya Dan Menekan Pada Segi-Segi Kemanusiaan Yang Luhur.

5. Nilai Politik Berpusat Pada Kekuasaan Srta Berpengaruh Dalam Kehidupan Bermasyarakat.

(7)

6. Nilai Religi Adalah Manusia Menilai Alam Sekitarnya Sebagai Wujud Rahasia Kehidupan Dan Alam Semesta.

1.2 .Kedudukan Norma Dalam Masyarakat

Norma Adalah Petunjuk Tingkah Laku Yang Harus Dijalankan Dalam Kehidupan Sehari-Hari Berdasarkan Motivasi Tertentu. Norma Sesungguhnya Perwujudan Martabat Manusia Sebagai Makhluk Budaya, Sosial, Moral Dan Religi. Suatu Kesadaran Dan Sikap Luhur Yang Dikehendaki Oleh Tata Nilai Yang Harus Dipatuhi. Oleh Karena Norma Dalam Perwujudannya Dapat Berupa Norma Agama, Norma Filsafat, Kesusilaan, Hukum, Dan Norma Sosial.

1.3. Kedudukan Moral Dalam Masyarakat

Moral Adalah Ajaran Tentang Hal Yang Baik Dan Buruk, Yang Menyangkut

Perilaku Manusia. Seseorang Yang Taat Dan Patuh Pada Aturan-Aturan, Kaidah Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakatnya Dia Sudah Dianggap Sesuai Dan Bertindak Benar Secara Moral. Moral Dalam Perwujudannya Dapat Berupa Aturan, Prinsip-Prinsip Yang Benar, Yang Baik, Yang Terpuji Dan Mulia. Moral Dapat Berupa Kesetiaan, Kepatuhan Terhadap Nilai Dan Norma Yang Mengikat Kehidupan Masyarakat, Negara Dan Bangsa. Moral Dapat Dibedakan Seperti Moral Ketuhanan Atau Agama, Moral Filsafat, Etika, Hukum, Ilmu Dan Sebagainya. Nilai, Norma, Dan Moral Secara Bersama Mengatur

Kehidupan Masyarakat Dalam Berbagai Aspeknya. Pancasila Secara Filsafat Mengandung Nilai-Nilai Yang Bersifat Fundamental, Universal, Mutlak Dan Abadi Dari Tuhan Yang Maha Esa Yang Tercermin Dalam Inti Kesamaan Ajaran-Ajaran Agama Dalam Kitab Sucinya, Artinya Di Dalam Nilai-Nilai Tersebut Mengandung Nilai Moral, Maka Pancasila Pun Mengandung Nilai Moral Dalam Dirinya.

C. SEJARAH PANCASILA

Pancasila Adalah Dasar Ideologi-Ideologi Negara Indonesia. Nama Ini Terdiri Dari Dua Kata Dari Sanskerta: Pañca Berarti Lima Dan Śīla Berarti Prinsip Atau Asas. Pancasila Merupakan Rumusan Dan Pedoman Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Lima Sendi Utama Penyusun Pancasila Adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,

Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Dan Tercantum Pada Alinea Ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.

Meskipun Terjadi Perubahan Kandungan Dan Urutan Lima Sila Pancasila Yang Berlangsung Dalam Beberapa Tahap Selama Masa Perumusan Pancasila Pada Tahun 1945, Tanggal 1 Juni Diperingati Sebagai Hari Lahirnya Pancasila.

(8)

➢ Sejarah Perumusan Dan Lahirnya Pancasila

Pada Tanggal 1 Maret 1945 Dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Yang Diketuai Oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat. Dalam Pidato Pembukaannya, Dr. Radjiman Antara Lain Mengajukan Pertanyaan Kepada Anggota-Anggota Sidang, "Apa Dasar Negara Indonesia Yang Akan Kita Bentuk Ini?"Dalam Upaya

Merumuskan Pancasila Sebagai Dasar Negara Yang Resmi, Terdapat Usulan-Usulan Pribadi Yang Dikemukakan Dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Yaitu:

Lima Dasar Oleh Muhammad Yamin, Yang Berpidato Pada Tanggal 29 Mei 1945. Yamin Merumuskan Lima Dasar Sebagai Berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, Dan Kesejahteraan Rakyat. Dia Menyatakan Bahwa Kelima Sila Yang Dirumuskan Itu Berakar Pada Sejarah, Peradaban, Agama, Dan Hidup Ketatanegaraan Yang Telah Lama

Berkembang Di Indonesia. Mohammad Hatta Dalam Memoarnya Meragukan Pidato Yamin Tersebut. Panca Sila Oleh Soekarno Yang Dikemukakan Pada Tanggal 1 Juni 1945 Dalam Pidato Spontannya Yang Kemudian Dikenal Dengan Judul "Lahirnya Pancasila". Soekarno Mengemukakan Dasar-Dasar Sebagai Berikut: Kebangsaan Indonesia Atau Nasionalisme, Kemanusiaan Atau

Internasionalisme, Mufakat Atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan Yang Berkebudayaan. Nama Pancasila Itu Diucapkan Oleh Soekarno Dalam Pidatonya Pada Tanggal 1 Juni Itu, Katanya:

• Sekarang Banyaknya Prinsip: Kebangsaan, Internasionalisme, Mufakat, Kesejahteraan, Dan Ketuhanan, Lima Bilangannya. Namanya Bukan Panca Dharma, Tetapi Saya Namakan Ini Dengan Petunjuk Seorang Teman Kita Ahli Bahasa - Namanya Ialah Pancasila. Sila Artinya Asas Atau Dasar, Dan Di Atas Kelima Dasar Itulah Kita Mendirikan Negara Indonesia, Kekal Dan Abadi.

Sebelum Sidang Pertama Itu Berakhir, Dibentuk Suatu Panitia Kecil Untuk:

• Merumuskan Kembali Pancasila Sebagai Dasar Negara Berdasarkan Pidato Yang Diucapkan Soekarno Pada Tanggal 1 Juni 1945.

• Menjadikan Dokumen Itu Sebagai Teks Untuk Memproklamasikan Indonesia Merdeka. Dari Panitia Kecil Itu Dipilih 9 Orang Yang Dikenal Dengan Panitia Sembilan, Untuk

Menyelenggarakan Tugas Itu. Rencana Mereka Itu Disetujui Pada Tanggal 22 Juni 1945 Yang Kemudian Diberi Nama Piagam Jakarta.

Setelah Rumusan Pancasila Diterima Sebagai Dasar Negara Secara Resmi Beberapa Dokumen Penetapannya Ialah:

• Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - Tanggal 22 Juni 1945

• Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 - Tanggal 18 Agustus 1945

• Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - Tanggal 27 Desember 1949

• Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-Undang Dasar Sementara - Tanggal 15 Agustus 1950

• Rumusan Kelima: Rumusan Pertama Menjiwai Rumusan Kedua Dan Merupakan Suatu Rangkaian Kesatuan Dengan Konstitusi (Merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)

(9)

➢ Hari Kesaktian Pancasila

Pada Tanggal 30 September 1965, Terjadi Insiden Yang Dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden Ini Sendiri Masih Menjadi Perdebatan Di Tengah Lingkungan Akademisi Mengenai Siapa Penggiatnya Dan Apa Motif Di Belakangnya. Akan Tetapi, Otoritas Militer Dan Kelompok Keagamaan Terbesar Saat Itu Menyebarkan Kabar Bahwa Insiden Tersebut Merupakan Usaha PKI Mengubah Unsur Pancasila Menjadi Ideologi Komunis, Untuk Membubarkan Partai Komunis Indonesia, Dan Membenarkan Peristiwa Pembantaian Di Indonesia 1965–1966.

Pada Hari Itu, Enam Jenderal Dan Satu Kapten Serta Berberapa Orang Lainnya Dibunuh Oleh Oknum-Oknum Yang Digambarkan Pemerintah Sebagai Upaya Kudeta. Gejolak Yang Timbul Akibat G30S Sendiri Pada Akhirnya Berhasil Diredam Oleh Otoritas Militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru Kemudian Menetapkan 30 September Sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S Dan Tanggal 1 O

➢ Fungsi Dan Kedudukan Pancasila Ktober Ditetapkan Sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Berikut Ini Adalah Beberapa Fungsi Dan Kedudukan Pancasila Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia[5] :

1) Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Sebagai Nilai Nilai Kehidupan Dalam Masyarakat Bangsa Indonesia Melalui Penjabaran Instrumental Sebagai Acuan Hidup Yang Merupakan Cita-Cita Yang Ingin Dicapai Serta Sesuai Dengan Nafas Jiwa Bangsa Indonesia Dan Karena Pancasila Lahir Bersama Dengan Lahirnya Bangsa Indonesia 2) Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. Merupakan Bentuk Peran Dalam

Menunjukan Adanya Kepribadian Bangsa Indonesia Yang Dapat Di Bedakan Dengan Bangsa Lain, Yaitu Sikap Mental, Tingkah Laku, Dan Amal Perbuatan Bangsa Indonesia 3) Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Merupakan Kristalisasi

Pengalaman Hidup Dalam Sejarah Bangsa Indonesia Yang Telah Membentuk Sikap, Watak, Perilaku, Tata Nilai Norma, Dan Etika Yang Telah Melahirkan Pandangan Hidup. 4) Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia. Untuk Mengatur Tatanan Kehidupan Bangsa

Indonesia Dan Negara Indonesia, Yang Mengatur Semua Pelaksanaan Sistem Ketatanegaraan Indonesia Sesuai Pancasila

5) Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum Bagi Negara Republik Indonesia[6]. Sebagai Segala Sumber Hukum Di Negara Indonesia Karena Segala Kehidupan Negara Indonesia Berdasarkan Pancasila, Juga Harus Berlandaskan Hukum. Semua Tindakan Kekuasaan Dalam Masyarakat Harus Berlandaskan Hokum.

6) Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia Pada Waktu Mendirikan Negara. Karena Pada Waktu Mendirikan Negara Pancasila Adalah Perjanjian Luhur Yang Disepakati Oleh Para Pendiri Negara Untuk Dilaksanakan, Pelihara, Dan Dilestarikan. 7) Pancasila Sebagai Cita-Cita Dan Tujuan Bangsa Indonesia. Dalam Pancasila Mengandung

Cita-Cita Dan Tujuan Negara Indonesia Yang Menjadikan Pancasila Sebagai Patokan Atau Landasan Pemersatu Bangsa.

(10)

2.Nilai-Nilai Pancasila Dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia

a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

Keyakinan Adanya Tuhan Yang Maha Esa Bukanlah Suatu Kepercayaan Yang Tidak Dapat Dibuktikan Kebenarannya Melalui Penalaran, Melainkan Suatu Kepercayaan Yang Berpangkal Dari Kesadaran Manusia Sebagai Makhluk Tuhan. Keyakinan Yang

Demikian Maka Negara Indonesia Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Dan Negara Memberi Jaminan Sesuai Dengan Keyakinannya, Dan Untuk Beribadat Menurut Agama Dan Kepercayaannya.

Sebagai Sila Pertama Menjadi Sumber Pokok Nilai-Nilai Kehidupan, Yang Menjiwai Dan Mendasari Serta Membimbing Perwujudan Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Penggalangan Persatuan Insonesia Yang Telah Membentuk RI Yang Berdaulat Penuh, Bersifat Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan Untuk Mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Hakekat Pengertian Nilai-Nilai Diatas Sesuai Dengan Pernyataan Dalam Pembukaan UUD 1945 Yaitu Keyakinan Atas Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Sial Pertama Ini Tercakup Nilai Religi Yang Mengatur Hubungan Negara Dan Agama, Sehubungan Dengan Manusia Dengan Sang Pencipta, Serta Nilai Yang Menyangkut Hak Asasi Yang Paling Asasi.

b. Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Dalam Sila Ini Merupakan Norma Untuk Menilai Apa Pun Yang Menyangkut

Kepentingan Manusia Sebagai Makhluk Tuhan Yang Mulai Dengan Kesadaran Martabat Dan Derajatnya, Nilai-Nilai Dalam Sila Ini Adalah Refleksi Dari Martabat Serta Harkat Manusia Yang Memiliki Potensi Kultural. Menurut Sila Ini Setiap Manusia Insonesia Adalah Bagian Dari Warga Dunia, Yang Meyakini Adanya Prinsip Persamaan Hak Dan Martabatnya Sebagai Hamba Tuhan.

c. Nilai Persatuan Indonesia

Sila Ketiga Ini Meliputi Makna Persatuan Dan Kesatuan Dalam Arti Ideologis,

Ekonomi, Politik, Sosial Budaya, Dan Keamanan. Nilai Persatuan Ini Dikembangkan Dari Pengalaman Sejarah Bangsa Indonesia, Yang Senasib Dan Didorong Untuk Mencapai Kehidupan Kebangsaan Yang Bebas Dalam Wadah Negara Yang Merdeka Dan

Berdaulat. Dan Bertujuan Untuk Memajukan Kesejahteraan Umum Dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Serta Mewujudkan Perdamaian Dunia Yang Abadi. Sila Ini

Mengandung Nilai-Nilai Kerohanian Dan Nilai Etis Yang Mencakup Kedudukan Dan Martabat Manusia Indonesia Untuk Menghargai Keseimbangan Antara Kepentingan Pribadi Dan Masyarakat. Nilai Yang Menjunjung Tinggi Tradisi Kejuangan Dan Kerelaan Untuk Berkorban Dan Membela Kehormatan Bangsa Dan Negara.

d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Dalam Sila Ini, Diakui Bahwa Negara RI Menganut Asas Demokrasi Yang Bersumber Kepada Nilai-Nilai Kehidupan Yang Berakar Dalam Budaya Bangsa Indonesia.

Perwujudan Demokrasi Itu Dipersepsi Sebagai Paham Kedaulatan Rakyat, Yang Bersumber Nilai Kebersamaan, Kekeluargaan, Dan Kegotongroyongan.

(11)

Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Sial Ini Meliputi Nilai Keselarasan,

Keseimbangan, Dan Keserasian Yang Menyangkut Hak Dan Kewajiban Yang Dimiliki Oleh Rakyat Indonesia, Tanpa Membedakan Asal Suku, Agama Yang Dianut, Keyakinan Politik, Serta Tingkat Ekonominya. Didalam Sila Ini Pun Terkandung Nilai Kedermawaan Kepada Sesama, Memberi Tempat Kepada Sikap Hidup Hemat, Sederhana, Dan Kerja Keras.

f. Sila Kelima Ini Juga Mengembangkan Nilai Untuk Menghargai Karya, Dan Norma Yang Menolak Adanya Kesewenang-Wenangan, Serta Pemerasan Kepada Sesama. Juga Mengandung Nila Vital Yaitu Keniscayaan Secara Bersama Mewujudkan Kemajuan Yang Merata Dan Berkeadilan Sosial, Dalam Makna Untuk Menjunjung Tinggi Harkat Dan Martabat Manusia. Nilai-Nilai Yang Tercakup Dalam Sila Ini Memberi Jaminan Untuk Mencapai Taraf Kehidupan Yang Layak Dan Terhormat Sesuai Dengan Kodratnya, Dan Menempatkan Nilai Demokrasi Dalam Bidang Ekonomi Dan Sosial.

3.Butir – Butir Pancasiala

• Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 1. Ketuhanan Yang Maha Esa

1) Percaya Dan Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaan Masing-Masing Menurut Dasar Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. 2) Hormat Menghormati Dan Bekerja Sama Antar Pemeluk Agama Dan Penganut-Penganut

Kepercayaan Yang Berbeda-Beda Sehingga Terbina Kerukunan Hidup.

3) Saling Menghormati Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaannya.

4) Tidak Memaksakan Suatu Agama Dan Kepercayaan Kepada Orang Lain. 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

1. Mengakui Persamaan Derajat Persamaan Hak Dan Persamaan Kewajiban Antara Sesama Manusia.

2. Saling Mencintai Sesama Manusia. 3. Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa. 4. Tidak Semena-Mena Terhadap Orang Lain. 5. Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan. 6. Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan. 7. Berani Membela Kebenaran Dan Keadilan.

8. Bangsa Indonesia Merasa Dirinya Sebagai Bagian Dari Seluruh Umat Manusia, Karena Itu Dikembangkan Sikap Hormat-Menghormati Dan Bekerja Sama Dengan Bangsa Lain. 3. Persatuan Indonesia

1. Menempatkan Kesatuan, Persatuan, Kepentingan, Dan Keselamatan Bangsa Dan Negara Di Atas Kepentingan Pribadi Atau Golongan.

2. Rela Berkorban Untuk Kepentingan Bangsa Dan Negara. 3. Cinta Tanah Air Dan Bangsa.

4. Bangga Sebagai Bangsa Indonesia Dan Bertanah Air Indonesia.

5. Memajukan Pergaulan Demi Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika.

(12)

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan

1. Mengutamakan Kepentingan Negara Dan Masyarakat. 2. Tidak Memaksakan Kehendak Kepada Orang Lain.

3. Mengutamakan Musyawarah Dalam Mengambil Keputusan Untuk Kepentingan Bersama. 4. Musyawarah Untuk Mencapai Mufakat Diliputi Semangat Kekeluargaan.

5. Dengan Iktikad Baik Dan Rasa Tanggung Jawab Menerima Dan Melaksanakan Hasil Musyawarah.

6. Musyawarah Dilakukan Dengan Akal Sehat Dan Sesuai Dengan Hati Nurani Yang Luhur. 7. Keputusan Yang Diambil Harus Dapat Dipertanggung Jawabkan Secara Moral Kepada

Tuhan Yang Maha Esa, Menjunjung Tinggi Harkat Dan Martabat Manusia Serta Nilai-Nilai Kebenaran Dan Keadilan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Mengembangkan Perbuatan-Perbuatan Yang Luhur Yang Mencerminkan Sikap Dan Suasana Kekeluargaan Dan Gotong-Royong.

2. Bersikap Adil.

3. Menjaga Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban. 4. Menghormati Hak-Hak Orang Lain.

5. Suka Memberi Pertolongan Kepada Orang Lain. 6. Menjauhi Sikap Pemerasan Terhadap Orang Lain. 7. Tidak Bersifat Boros.

8. Tidak Bergaya Hidup Mewah.

9. Tidak Melakukan Perbuatan Yang Merugikan Kepentingan Umum. 10. Suka Bekerja Keras.

11. Menghargai Hasil Karya Orang Lain.

12. Bersama-Sama Berusaha Mewujudkan Kemajuan Yang Merata Dan Berkeadilan Sosial. • Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003

➢ Sila Pertama Bintang

1. Bangsa Indonesia Menyatakan Kepercayaannya Dan Ketakwaannya Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Manusia Indonesia Percaya Dan Takwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaannya Masing-Masing Menurut Dasar Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.

3. Mengembangkan Sikap Hormat Menghormati Dan Bekerja Sama Antara Pemeluk Agama Dengan Penganut Kepercayaan Yang Berbeda-Beda Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4. Membina Kerukunan Hidup Di Antara Sesama Umat Beragama Dan Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5. Agama Dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Adalah Masalah Yang Menyangkut Hubungan Pribadi Manusia Dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6. Mengembangkan Sikap Saling Menghormati Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaannya Masing-Masing.

7. Tidak Memaksakan Suatu Agama Dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kepada Orang Lain.

(13)

➢ Sila Kedua Rantai

1. Mengakui Dan Memperlakukan Manusia Sesuai Dengan Harkat Dan Martabatnya Sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengakui Persamaan Derajat, Persamaan Hak, Dan Kewajiban Asasi Setiap Manusia, Tanpa Membeda-Bedakan Suku, Keturunan, Agama, Kepercayaan, Jenis Kelamin, Kedudukan Sosial, Warna Kulit Dan Sebagainya.

3. Mengembangkan Sikap Saling Mencintai Sesama Manusia. 4. Mengembangkan Sikap Saling Tenggang Rasa Dan Tepa Selira. 5. Mengembangkan Sikap Tidak Semena-Mena Terhadap Orang Lain. 6. Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan.

7. Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan. 8. Berani Membela Kebenaran Dan Keadilan.

9. Bangsa Indonesia Merasa Dirinya Sebagai Bagian Dari Seluruh Umat Manusia.

10. Mengembangkan Sikap Hormat Menghormati Dan Bekerja Sama Dengan Bangsa Lain. ➢ Sila Ketiga

Pohon Beringin

1. Mampu Menempatkan Persatuan, Kesatuan, Serta Kepentingan Dan Keselamatan Bangsa Dan Negara Sebagai Kepentingan Bersama Di Atas Kepentingan Pribadi Dan Golongan. 2. Sanggup Dan Rela Berkorban Untuk Kepentingan Negara Dan Bangsa Apabila

Diperlukan.

3. Mengembangkan Rasa Cinta Kepada Tanah Air Dan Bangsa.

4. Mengembangkan Rasa Kebanggaan Berkebangsaan Dan Bertanah Air Indonesia.

5. Memelihara Ketertiban Dunia Yang Berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian Abadi, Dan Keadilan Sosial.

6. Mengembangkan Persatuan Indonesia Atas Dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7. Memajukan Pergaulan Demi Persatuan Dan Kesatuan Bangsa.

➢ Sila Keempat Kepala Banteng

1. Sebagai Warga Negara Dan Warga Masyarakat, Setiap Manusia Indonesia Mempunyai Kedudukan, Hak, Dan Kewajiban Yang Sama.

2. Tidak Boleh Memaksakan Kehendak Kepada Orang Lain.

3. Mengutamakan Musyawarah Dalam Mengambil Keputusan Untuk Kepentingan Bersama. 4. Musyawarah Untuk Mencapai Mufakat Diliputi Oleh Semangat Kekeluargaan.

5. Menghormati Dan Menjunjung Tinggi Setiap Keputusan Yang Dicapai Sebagai Hasil Musyawarah.

6. Dengan Iktikad Baik Dan Rasa Tanggung Jawab Menerima Dan Melaksanakan Hasil Keputusan Musyawarah.

(14)

7. Di Dalam Musyawarah Diutamakan Kepentingan Bersama Di Atas Kepentingan Pribadi Dan Golongan.

8. Musyawarah Dilakukan Dengan Akal Sehat Dan Sesuai Dengan Hati Nurani Yang Luhur. 9. Keputusan Yang Diambil Harus Dapat Dipertanggungjawabkan Secara Moral Kepada

Tuhan Yang Maha Esa, Menjunjung Tinggi Harkat Dan Martabat Manusia, Nilai-Nilai Kebenaran Dan Keadilan Mengutamakan Persatuan Dan Kesatuan Demi Kepentingan Bersama.

10. Memberikan Kepercayaan Kepada Wakil-Wakil Yang Dipercayai Untuk Melaksanakan Pemusyawaratan.

➢ Sila Kelima Padi Dan Kapas

1. Mengembangkan Perbuatan Yang Luhur, Yang Mencerminkan Sikap Dan Suasana Kekeluargaan Dan Kegotongroyongan.

2. Mengembangkan Sikap Adil Terhadap Sesama. 3. Menjaga Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban. 4. Menghormati Hak Orang Lain.

5. Suka Memberi Pertolongan Kepada Orang Lain Agar Dapat Berdiri Sendiri.

6. Tidak Menggunakan Hak Milik Untuk Usaha-Usaha Yang Bersifat Pemerasan Terhadap Orang Lain.

7. Tidak Menggunakan Hak Milik Untuk Hal-Hal Yang Bersifat Pemborosan Dan Gaya Hidup Mewah.

8. Tidak Menggunakan Hak Milik Untuk Bertentangan Dengan Atau Merugikan Kepentingan Umum.

9. Suka Bekerja Keras.

10. Suka Menghargai Hasil Karya Orang Lain Yang Bermanfaat Bagi Kemajuan Dan Kesejahteraan Bersama.

11. Suka Melakukan Kegiatan Dalam Rangka Mewujudkan Kemajuan Yang Merata Dan Berkeadilan Sosial.

Apabila Bangsa Indonesia Benar-Benar Mengamalkan Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila, Tentunya Degradasi Moral Dan Kebiadaban Masyarakat Kita Dapat Diminimalisir. Kenyataannya Setelah Era Reformasi, Para Reformator Alergi Dengan Semua Produk Yang Berbau Orde Baru Termasuk P4 ( Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila) Sehingga Terkesan Meninggalkannya Begitu Saja. Belum Lagi Saat Ini Jati Diri Indonesia Mulai Goyah Ketika Sekelompok Pihak Mulai Mementingkan Dirinya Sendiri Untuk Kembali Menjadikan Negara Ini Sebagai Negara Berideologi Agama Tertentu.

(15)

D. Menjelaskan Inplementasi / Pengamalan dalam kehidupan sehari-hari,

yakni dalam kehidupan

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sila Pertama Merupakan Sumber Pokok Nilai-Nilai Kehidupan, Sila Ini Memiliki Makna Yakni Bangsa Mengakui, Yakin Dan Percaya Dengan Adanya Tuhan Pencipta Alam Semesta. Keyakinan Setiap Umat Manusia Berbeda-Beda Termasuk Keyakinan Memeluk Agama Atau Keyakinan Beragama, Seperti Yang Tercantum Dalam Butir Pancasila Sila Ke-1, Yang Berbunyi “Manusia Indonesia Percaya Dan Taqwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaannya Masing-Masing Menurut Dasar Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”. Hal Inilah Yang Diamalkan Dalam Kehidupan Penulis Yakni Percaya Dan Taqwa Kepada Allah SWT, Dengan Pengaplikasian Melaksanakan Segala Perintahnya Dan Menjauhi Segala Larangannya, Dengan Melaksanakan Sholat, Puasa,

Sedekah Serta Amalan-Amalan Yang Diajarkan Dalam Agama Penulis, Serta Pilihan Sekolah Penulis Yang Lebih Berkosentrasi Dalam Mengembangkan Pembentukan Rohani Secara Islamiah Untuk Membentuk Pribadi Penulis Sesuai Dengan Agama Yang Dipilih, Diakui, Diyakini Serta Di Percaya Oleh Penulis, Agar Tidak Semata-Mata Menjadi Agama Turunan Bagi Penulis. Pengamalan Lain Yang Dilakukan Penulis Yakni Menjunjung Tinggi Rasa Toleransi Terhadap Agama Lain, Hal Ini Di Aplikasikan Dengan Tidak Menjauhi Agama Lain, Tetap Berteman Dan Menjalin Keakraban Dengan Agama Lain, Serta Menjaga Setiap Omongan Dan Tingkah Laku Yang Dapat Menyinggung Agama Lain, Selain Itu,

Pengaplikasian Penulis Terhadap Sila Ke-1 Ini Juga Dengan Tidak Memaksakan Teman Dan Sahabat Dalam Memeluk Agama Yang Diyakini Oleh Penulis, Dan Mengembangkan Sikap Saling Menghormati Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama Dan

Kepercayaannya Masing-Masing. Hal Ini Dibuktikan Dengan Banyaknya Teman Penulis Yang Tidak Se-Agama Dengan Penulis.

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Sila Kedua Berkenaan Dengan Pengakuan Persamaan Derajad, Persamaan Hak Dan Kewajiban Asasi Setiap Manusia, Tanpa Membeda-Bedakan Suku, Keturunan, Agama, Kepercayaan, Jenis Kelamin, Kedudukan Sosial, Warna Kulit Dsb. Kasus Penulis Dalam Pengamalan Sila Ke-2 Ini Dengan Mampunya Penulis Bersikap Tenggang Rasa, Melakukan Berbagai Aksi Kepedulian, Salah Satunya Dengan Memberikan Bantuan Kepada Korban-Korban Bencana Alam Seperti Bencana Yang Masih Begitu Lekat Dalam Pikiran Yaitu Bencana Banjir Bandang Di Daerah Kulawi, Penulis Ikut Membantu Dalam Mengumpulkan Bantuan-Bantuan Untuk Korban Bencana Di Salah Satu Posko Pengumpulan Dan Ikut Menyalurkannya Ke Daerah Kulawi Walaupun Tidak Terjun Langsung Ke Daerah Bencana. Hal Lain Sikap Penulis Yang Berhubungan Dengan Pengamalan Sila Ke-2 Yaitu Ketika Terjadi Kebakaran Di Daerah Tempat Tinggal Penulis, Penulis Tidak Segan Untuk Membantu Korban Dalam Menghilangkan Rasa Trauma Kebakaran, Serta Memberikan Bantuan Sembako, Dan Pakaian Layak Pakai Untuk Korban Kebakaran. Selain Itu Penulis Juga Mengembangkan Sikap Saling Mencintai Sesama Manusia, Yaitu Dengan Menyayangi Keluarga, Teman, Dan Sahabat-Sahabat Penulis Dengan Tulus, Dan Sebisa Mungkin Ikut Melaksanakan Kerja Bakti Untuk Membersihkan Lingkungan Tempat Tinggal Penulis Yang

(16)

Dilakukan Secara Gotong Royong Untuk Menjaga Lingkungan Tetap Bersih, Penulis Juga Tak Pernah Memilih-Milih Teman Berdasarkan Status Sosial, Suku, Agama, Warna Kulit Dsb, Karena Penulis Sadar Bahwa Semua Itu Hanya Akan Membuat Perpecahan Dalam Kehidupan Bersama.

3. PERSATUAN INDONESIA

Sila Ini Memiliki Makna Yakni Setiap Individu Mampu Menempatkan Persatuan, Kesatuan, Serta Kepentingan Dan Keselamatan Bangsa Dan Negara Sebagai Kepentingan Bersama Di Atas Kepentingan Pribadi Dan Golongan. Sama Halnya Di Indonesia, Indonesia Memiliki Ber-Aneka Ragam Suku Dan Budaya, Tanpa Rasa Persatuan Yang Dijunjung Tinggi,

Indonesia Takkan Mungkin Dapat Bersatu. Pengamalan Sila Ke-3 Ini Dalam Pribadi Penulis Yakni Dengan Ikhlas Melaksanakan Upacara Bendera Setiap Hari Senin, Mendengarkan Dengan Baik Pembacaan UUD 1945 Dan Ikut Pembacaan Pancasila Sejak SD Dan SMA, Hal Ini Dikarenakan Rasa Cinta Bangsa Dan Tanah Air Penulis, Selain Itu Pengamalan Lain Yaitu Dengan Mencintai, Dan Menghargai Produk Dalam Negeri Untuk Mensukseskan Bangsa Dan Tanah Air, Pengamalan Pancasila Dalam Pribadi Penulis Yang Berkenaan Dengan Sila Ke-3 Yaitu Dengan Kemampuan Penulis Menyesuaikan Diri Dalam Lingkungan Dengan Suku Yang Berbeda, Memiliki Bahasa, Kebiasaan Yang Juga Berbeda, Salah

Kasusyang Dialami Penulis Yaitu. Penulis Yang Berasal Dari Suku Batak Terbiasa Dengan Cara Berbicara Orang Batak Yang Tegas, Dan Keras Yang Meninggalkan Kesan Membentak Bagi Sebagian Orang, Namun, Penulis Mampu Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Terutama Dengan Suku Jawa Yang Sangat Bertolak Belakang Dengan Cara Bicara Suku Batak, Dimana Suku Jawa Lebih Pelan Dan Halus, Penulis Menyesuaikan Nada Bicara Ketika Berbicara Dengan Suku Jawa Agar Tidak Meninggalkan Kesan Kesalahpahaman Pada Lawan Bicara Penulis Yang Memiliki Cara Berbicara Yang Bertolak Belakang Dengan Penulis.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Sila Ke-4 Ini Memiliki Makna Selalu Melakukan Musyawarah Mufakat Dalam Pengambilan Keputusan, Pengamalan Sila Ini Dalam Kehidupan Pribadi Penulis Yaitu Dengan Aktifnya Penulis Dalam Ber-Organisasi, Dalam Ber-Organisasi Terdapat Banyak Ide-Ide Yang Berbeda Sebab Berasal Dari Individu Yang Memiliki Pandangan Yang Berbeda-Beda, Dalam Menyatukan Pikiran Anggota Yang Tergabung Dalam Organisasi Tersebut Dilakukan Musyawarah Mufakat Untuk Mengambil Keputusan Yang Arif Dan Bijaksana Yang Dapat Mewakili Setiap Pemikiran Individu, Agar Tak Terjadi Kecemburuan Sosial, Karena Sebagai Warga Negara Dan Warga Masyarakat, Setiap Manusia Indonesia Mempunyai Kedudukan, Hak Dan Kewajiban Yang Sama, Termasuk Kebebasan/ Hak Dalam Berpendapat, Dan Mampu Menerima Serta Menjunjung Tinggi Setiap Keputusan Yang Dicapai Sebagai Hasil Musyawarah, Dan Sebisa Mungkin Meng-Aplikasikan Hasil Keputusan Musyawarah. Contoh Kecil Pengamalannya Yaitu Ketika Penulis Ikut Berpartisipasi Dalam Acara Rutin Di Bulan Ramadhan, Dimana Penulis Menjadi Ketua Panitia Dalam Acara Tersebut, Yaitu Buka Bersama Anak Yatim Piatu, Ketika Penulis Ingin Memutuskan Panti Asuhan Tempat Pelaksaan, Begitu Banyak Ide, Usulan Tempat Yang

(17)

Diajukan, Namun Penulis Tidak Langsung Memutuskan Tempat Pelaksanaan Mengikuti Kehendak Pribadi Penulis, Tetapi Penulis Mengadakan Rapat Dan Memutuskannya

Berdasarkan Musyawarah Mufakat, Dimana Musyawarah Dilakukan Dengan Akal Sehat Dan Sesuai Dengan Hati Nurani Yang Luhur Agar Terwujudnya Hasil Yang Biaksana.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila Ke-5 Ini Memiliki Makna Bahwa Keadilan Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat Tercipta Karena Adanya Kesamaan Hak Dan Kewajiban. Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan Pribadi Penulis Yang Terkait Dengan Sila Ini Sangat Terasa Ketika Hari Lebaran Tiba, Dimana Keluarga Penulis Sering Mengadakan Duduk Bersama Di Malam Takbiran, Dan Gotong Royong Dalam Membersihkan Rumah Untuk Menyambut Hari Kemenangan Tersebut. Penulis Juga Diajarkan Untuk Selalu Menyeimbangkan Hak Dan Kewajiban, Dimana Ketika Penulis Ingin Mendapat Hak Maka Penulis Harus Menyelesaikan

Kewajibannya Terlebih Dahulu. Penulis Juga Selalu Menghormati Orang Lain Yakni Selalu Bersikap Sopan Pada Setiap Orang.

Contoh Sederhananya Yaitu Penulis Selalu Melakukan Kewajiban Penulis Sebagai Anak Dengan Membersihkann Rumah, Belajar, Membantu Orang Tua, Agar Mendapatkan Uang Saku Sebagai Hak. Selain Itu Orangtua Penulis Juga Selalu Menanamkan Sifat Adil Pada Anak-Anaknya Yaitu Dengan Tidak Mebeda-Bedakan Anaknya Atau Yang Biasa Disebut “Pilih Kasih” Jadi, Penulis Terbiasa Hidup Dalam Suasana Adil, Dan Berusaha Menunaikan Kewajiban Untuk Mendapatkan Hak. Yang Membuat Penulis Dapat Mengembangkan Sikap Adil Terhadap Sesama. Penulis Juga Selalu Menghargai Karya Orang Lain, Yaitu Ketika Penulis Bersama 2 Orang Teman Bersaing Dalam Pembuatan Puisi Yang Akan Dibacakan Dalam Perpisahan Sekolah, Dan Puisi Penulis Yang Terpilih Sebagai Puisi Yang Akan Dibacakan, Namun Penulis Tidak Pernah Mengejek Ataupun Memandang Rendah Puisi Teman Penulis Tersebut, Melainkan Penulis Menggabungkan Ketiga Puisi Menjadi Satu Puisi Yang Akan Dibacakan Dalam Perpisahan Sekolah, Agar Bermanfaat Bagi Kesejahteraan Bersama.

(18)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Nilai-nilai luhur dari sila-sila Pancasila dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah, yang mewakili kepribadian bangsa Indonesia. Akan tetapi dewasa ini penerapan atau implementasi nilai-nilai Pancasila sudah mulai luntur, yang diakibatkan semakin pesatnya arus globalisasi, dekadensi moral, dan sebagainya. Sebenarnya akan dapat tercipta kehidupan masyarakat Indonesia yang baik apabila nilai-nilai Pancasila tersebut diamalkan sebgan baik pula. Apabila salah satu sila Pancasila diterapkan, maka nilai dari sila yang lain akan terlaksana juga karena antar sila yang satu dengan sila yang lain dalam Pancasila memiliki keterkaitan yang kuat. Pancasila dapat berfungsi sebagai filter untuk menyaring pengaruh buruk dari luar agar tidak masuk kedalam masyaraka Indonesia. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini, bisa melalui keluarga dan masyarakat, ataupun melalui pelajaran PKn dan kuliah Pendidikan Pancasila. B. Saran

Hendaknya kemauan untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila secara baik ditumbuhkan dalam diri pribadi manusia Indonesia, ditanamkan dalam jiwa pemuda Indonesia, lalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjadi insan yang pancasilais.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

http://sampaiujungpelangi.blogspot.com/2016/03/makalah-implementasi-nilai-nilai.html https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

Referensi

Dokumen terkait

evaluasi yang dilakukan dalam pembinaan akhlakul karimah yaitu dengan. cara tanya jawab dan penilaian secara langsung kepada

Setelah melaksanakan kegiatan observasi dan orientasi di SMP N 39 Semarang praktikan mendapat pengetahuan dan pengalaman mengenai banyak hal yang berkaitan dengan

Scanned

Oleh karena belum mempunyai kcsanggupan untuk mem- buat rumah yang cukup baik m~a untuk sementnra mereka membuat gubuk di tempat-tcmpat tcrtentu yaitu di atas

Uji sitotoksisitas kombinasi serbuk seng oksida dan ekstrak Curcuma longa dilakukan dengan perbandingan 1: 1 (kelompok A) dan 2: 1 (kelompok B), ekstrak Curcuma longa cair

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK TUNARUNGU YANG BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

EFEKTIFITAS FLASH CARD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS TK-A2 DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

1) Kejadian osteoporosis meningkat postmenopause. 2) Wanita yang mengalami ooforektomi bilateral memperlihatkan gejala osteoporosis lebih dini dan hebat. 3) Penderita yang