• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DENTAL UNIT UNTUK PUSKESMAS DENGAN KONSEP EKONOMIS KASUS PUSKESMAS WILAYAH JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN DENTAL UNIT UNTUK PUSKESMAS DENGAN KONSEP EKONOMIS KASUS PUSKESMAS WILAYAH JAWA TIMUR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN

DENTAL

UNIT

UNTUK

PUSKESMAS

DENGAN

KONSEP

EKONOMIS

KASUS

PUSKESMAS

WILAYAH JAWA TIMUR

Nurleila Chairani

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS.

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111,Telp/Fax (031) 5931147

ABSTRAKSI

Kesehatan gigi selama ini merupakan masalah kesehatan yang seringkali dilupakan oleh sebagian masyarakat kita. Pemerataan pelayanan kesehatan gigi pada puskesmas bagi masyarakat menengah ke bawah masih mengalami kendala minimnya fasilitas. Menjawab kebutuhan tersebut maka lahirlah konsep ekonomis pada Dental Unit. Fungsi utama Dental Unit dengan konsep ekonomis adalah sebagai untuk menjangkau kebutuhan masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan gigi di puskesmas. Metode yang digunakan adalah melihat acuan- acuan dental unit dengan fasilitas super lengkap dibandingkan dengan dental unit satndar namun menjawab kebutuhan standar pelayanan puskesmas. Dengan meminimalisir material dan sistem mekanis yang diperlukan diharapkan dapat meringkas biaya sehingga dapat mengakomodir kebutuhan puskesmas untuk membeli dental unit baru.

Wujud desain adalah dental unit khusus puskesmas dengan konsep ekonomis diperuntukkan wilayah Jawa Timur , memenuhi kebutuhan standar pelayanan

(2)

puskesmas dengan pendekatan dan telah dikaji serta dianalisa berdasarkan dari permasalahan dan kebutuhan pelayanan bagi segmen yang dituju.

ABSTRACT

Dental health has always been a health issue that is often forgotten by most of our society. Equal distribution of dental health services at community health centers for middle to lower barriers are still experiencing the lack of facilities. Answering this need was born the concept of economies of the Dental Unit. The main function of dental unit is as an economic concept to reach out community needs in health care facilities in the dental clinic. The method used is to see references to dental units equipped with super facilities compared with the dental unit standart but answering the needs of health center service standards. By minimizing the material and the required mechanical systems are expected to summarize the cost so it can accommodate the needs of the dental clinic to purchase a new unit.

The end result of this final project is to form a special unit design dental clinic dedicated to the concept of economies of East Java, to meet the needs of health centers with service standards and approaches that have been studied and analyzed on the basis of issues and service needs for the targeted segment.

.

KATA KUNCI

Ekonomis, menarik.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Disebutkan dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:

128/MENKES/SK/II/2004 Bab IV ,bahwa upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan

salah satu upaya pengembangan Kesehatan yang penting dan wajib dalam upaya puskesmas melayani dan bersifat sebagai penunjang kesehatan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat dimulai sejak usia dini. Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi permasalahan secara spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan salah satu upaya kesehatan pengembangan yang berupa suatu inovasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan anggaran 100-120 jt per tahun bahwa pengadaan peralatan kesehatan gigi untuk puskesmas (Dental Unit Chair) belum tersalurkan secara optimal. banyak puskesmas yang hanya menyediakan dental unit ala kadarnya/ tidak berfungsi dengan baik. Sistem dental unit pada puskesmas tidak memenuhi kebutuhan dokter dan pasien. Puskesmas merupakan klinik periksa gigi

(3)

murah dan terjangkau oleh masyarakat menengah kebawah, namun bukan berarti kualitas pelayanan dikesampingkan, banyak kebutuhan – kebutuhan baik dari pasien maupun dokter yang belum tepenuhi oleh dental unit yang ada pada puskesmas saat ini, salah satunya adalah spittoon bowl atau tempat kumur yang tidak dapat diputar sesuai dengan posisi pasien yang akan berkumur, begitu juga tidak ada tempat penyimpanan water bottle yang apabila terjadi kebocoran akan menimbulan perasaan tidak nyaman pada pasien dan dokter.

TUJUAN

1. Merancang dental unit dengan penambahan sekaligus penyederhanaan dari mekanisme saja, rangka dasar menggunakan rangka dan material lain yang sudah ada guna menekan biaya

2. Mendapatkan desain dental unit dengan material backrest yang diadaptasi dari office chair

3. Mendapatkan mesin dental chair dengan menggunaan sistem motor actuator pada tinggi rebah kursi dengan tenaga penggerak hidraulic sebagai penggerak utama gerakan naik – turun dan tegak – rebah untuk meredam bunyi bising. 4. Mendapatkan desain dental unit dengan antropometri yang pas untuk semua

user.

MASALAH

1. Spittoon Bowl (tempat kumur) eksisting tidak dapat diputar segingga mempersulit gerak user ketika berkumur

2. Tidak adanya tempat penyimpanan untuk peralatan-peralatan yang digunakan untuk water bottle pada side box

3. Saluran kabel pada tray handpieces tidak tertata rapi sehingga dapat menghambat kerja operator dan tidak indah bila dipandang

4. Pada tray berbahan dasar yang mudah berkarat dapat menimbulkan kesan kotor dan tidak steril

METODOLOGI

Untuk mendapatkan desain kursi gigi, dilakukan beberapa metode penelitian seperti tingkah laku pasien saat memeriksakan gigi dan survei lapangan terhadap aktivitas dokter gigi selama perawatan berlangsung.

(4)

Dengan luaran utama yaitu :

Kursi gigi dengan konsep mudah, modern dan ekonomis.

ISU :

LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, TREN

browsing informasi dan pengumpulan data

JUDUL :

DESAIN KURSI GIGI EKONOMIS UNTUK PUSKESMAS

PERMASALAHAN :

1.

Bagaimana mendesain kursi gigi yang layak dengan biaya yang ekonomis, sehingga memiliki

target pasar kelas ekonomi yaitu ahli gigi dan puskesmas.

2.

Bagaimana menerapkan konsep mudah dan ekonomis pada kursi gigi, yaitu dengan

memberikan inovasi pada material dan pengolahannya, beserta pengoprasian kursi gigi yang

mudah dan sederhana (simple).

RUANG LINGKUP PERANCANGAN

(5)

PEMECAHAN MASALAH

Digunakan

untuk

menentukan

kelayakan metode penyederhanaan

mekanisme

dan

material

yang

digunakan untuk kursi gigi sehingga

dapat menghemat biaya produksi

EKSPERIMENTATIF

METODE

mendeskripsikan konsep ekonomis ke dalam

tampilan sebuah produk.

menentukan metode mekanisme, material,

dan produksi yang akan digunakan pada

kursi gigi menjadi melalui wawancara dan

studi referensi

KUALITATIF

STUDI DAN ANALISA

breakdown dari permasalahan

Bagaimana mendesain kursi gigi yang

layak dengan biaya yang ekonomis,

sehingga memiliki target pasar kelas

ekonomi yaitu ahli gigi dan puskesmas.

Bagaimana menerapkan konsep mudah

dan ekonomis pada kursi gigi, yaitu

dengan memberikan inovasi pada material

dan pengolahannya, beserta pengoprasian

kursi gigi yang mudah dan sederhana

(simple).

ANALISA EKSPERIMEN

ANALISA ESTETIKA

ANALISA ERGONOMI

ANALISA PROSES PRODUKSI

ANALISA BENTUK DAN WARNA

ANALISA KOMPONEN

ANALISA MATERIAL

(6)

PEMECAHAN MASALAH

METODE

STUDI DAN ANALISA

Platform Desain

Estetika

Sistem dan Teknologi

KRITERIA

DESAIN

Ergonomi

Material

KONSEP DESAIN

Implementasi konsep desain, alternatif-alternatif desain,

pembobotan, pendetailan analisa

GAMBAR TEKNIK

3D MODELING

D E S A I N F I N A L

DAN PRESENTASI DESAIN FINAL

GAMBAR PRESENTASI

PROTOTYPING

(7)

PEMBAHASAN

Analisa Pasar

Target Pasar : Merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan sebagai pembeli produk/pengambil keputusan (stakeholder). Target pasar dental unit ekonomis antara lain sebagai berikut :

- Ditjen Bina Kesmas daerah Jawa Timur sebagai pemasok alat kesehatan yang selanjutnya akan dibagikan pada tiap- tiap puskesmas di kecamatan. Target pengguna :

- Gender :

Pria Wanita dewasa dan anak- anak. Percentile 95, menggunakan jangkauan paling besar.

- Usia : tidak terbatas

- Menengah – menengah ( C+,C- ) ; ditujukan kepada mereka masyarakat menengah ke bawah dan kurang mampu yang mengandalkan biaya jamkesmas dan pengobatan gratis.

- Masyarakat yang tinggal di pedesaan atau perkampungan

- Penghasilan kurang dari rata- rata UMR per daerah ( +/- 800.000/ bulan) - Karakter user : menjalani hidup seadanya dengan gaya hidup yang pas-

pasan atau bahkan berkekurangan

Analisa Aktifitas

Mengidentifikasi aktifitas apa saja yang dilakukan oleh pengguna, dari mulai proses awal duduk di kursi gigi hingga selesai perawatan. Hal ini diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan yang dapat menjadi peluang inovasi pada sarana pendukungnya.

Aktifitas Pra Operasional

.

Operator duduk pada working stool ( kursi biasa)

Operator mempersiapkan gelas untuk berkumur dan alat udara (low speed,

high speed)

(8)

Aktifitas Operasional 1. Pasien Berkumur

Gambar 1 Gambar aktivitas pasien berkumur

Hal yang dilakukan :

Permasalahan:

Frekwensi : 3kali/ 10 menit

2. Perawatan gigi pasien

Operator mengatur naik turun (ketinggian) dan tegak rebah kursi

Pasien berkumur sebelum gigi

diperiksa

Pasien berkumur ditengah- tengah

gigi diberi tindakan

Pasien berkumur sesudah gigi diberi

tindakan

Pasien membalikkan badan

ke arah tempat kumur

Tidak semua user dapat

menjangkau tempat kumur

Operator menyalakan lampu

(9)

Gambar 2 Gambar dokter mengulur kabel lowspeed/ highspeed

Hal yang dilakukan :

Permasalahan:

Frekwensi : 2 kali/ 10 menit

2. Aktivitas Maintenance

Permasalahan:

Frekwensi : 1 kali/ 5 menit

Pasien membuka mulut

Operator mengecek gigi pasien dan

melakukan penanganan dengan

sonde, perkusi, low speed/ high

speed

Pasien berkumur sesudah gigi diberi

tindakan

Operator menaruh dan

mengambil peralatan pada

pad instrumental

1. Letak pad tidak dapat dipindah tdk

efisien untuk gerak operatot

2. Letak kabel pada tray yang menjulur

kebawah tidak rapi dan mengganggu

gerak langkah operator bekerja

Operator mengambil dan

meletakkan kembali low

speed high speed pada handy

instrumental

Penggantian Water Bottle

Letak

water

bottle

dipasang

menggantung tanpa ada penahan,

jika kurang berhati2 botol dpt

tumpah ketika dipasang

(10)

Gambar 3 Gambar Water Bottle System

Permasalahan dan solusi pada aktivitas

1. Permasalahan : Antropometri tubuh user berbeda- beda ada yang anak hingga

dewasa. Kemampuan menjangkau alat kumurpun berbeda pula. Ada yang mudah menjangkau ada yang susah.

Solusi : Diperlukan alat kumur yang dapat menjangkau tubuh tubuh pasien sehingga

memudahkan berkumur, bisa menjangkau kedua antropometri user.

2. Permasalahan : Letak pad tidak dapat dipindah tdk efisien untuk gerak operator. Solusi : Diperlukan tray pad yang dapat dipindah sesuai dengan gerak operator untuk

memudahkan bekerja

3. Permasalahan : Letak kabel pada tray yang menjulur kebawah tidak rapi dan

mengganggu gerak langkah operator bekerja

Solusi : Diperlukan desain tata letak kabel menjadi rangkaian yang rapi dan

memudahkan gerak operator bekerja.

4. Permasalahan : Letak water bottle dipasang menggantung tanpa ada penahan, jika

kurang berhati2 botol dpt tumpah ketika dipasang

Solusi : Perlu adanya penahan botol/ wadah agar sewaktu2 botol tidak tumpah ketika

cara memasang salah atau isi air botol kepenuhan dan ulir botol tidak berfungsi dengan baik lagi.

(11)

KONSEP DESAIN

Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkan kriteria produk perancangan

Dental Unit dengan konsep ekonomis studi kasus pusksmas dapat disimpulkan

menyimpulkan beberapa perihal berikut.

Kebutuhan Pengguna

Dari kajian pengguna dan kesimpulan dari studi yang telah dilakukan maka dapat diklasifikasikan perihal berikut :

1. Pengembangan Kegiatan Pelayanan, dibutuhkannya pengembangan aktifitas pelayanan yang efektif yang bisa menjadi salah satu daya tarik posyandu sebagai jalan pengoptimalan kegiatan posyandu saat ini. Sehingga sasaran pelayanan bisa termotovasi untuk memanfaatkan posyandu sebagai salah satu jalan peningkatan keluarga sadar gizi Indonesia.

2. Pengoptimalan Sarana, sebagai salah satu jalan revitalisasi, posyandu memerlukan pengembangan sarana yang bisa dijangkau penggunaannya secara maksimal. Pengembangan dilakukan untuk mendukung konsep pelayanna kesehatan yang menyenangkan mulai dari sarana inti hingga sarana yang bersifat optional.

3. Efisiensi layanan, adanya potensi pengembangan pelayanan yang lebih efisien dengan pengganti dan mengkoordinasi layanan penyuluhan yang semula dilakukan satu persatu menjadi penyuluan massal dengan media yang lebih interaktif.

Solusi

Berdasarkan dari analisa yang telah dilakukan maka produk tersebut dapat dikriteriakan sbb :

1. Menarik, tercipta melalui konsep Fun yakni konsep pelayanan kesehatan yang

(12)

stimulus akan kesadaran kesehatan terutama untuk sasaran balita yang paling sering takut saat diperiksa di posyandu.

2. Nyaman, memfasilitasi kenyamanan pengguna saat proses pemeriksaan. Hal ini diperoleh dengan memfasilitasi ruang pemeriksaan yang nyaman dengan penataan dan konsep interior kabin sebagai sentra pemeriksaan indoor.

3. Efisien, bentuk pelayanan yang bisa dirasakan oleh setiap pengguna dengan memfasilitasi aktifitas dasar/inti hingga aktifitas pengembangan yang pada ujungnya bertujuan untuk membuat semua aktifitas tersebut berjalan beriringan dan sesuai dengan sasaran.

4. Aman, sarana-sarana yang terdesain sesuai dengan penerapan ergonomic dan antropometri pengguna dari sarana untuk ibu hamil hingga balita dan bayi.

(13)
(14)
(15)
(16)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Poli gigi di puskesmas merupakan suatu area kerja dimana terdapat peralatan- peralatan kesehatan yang perlu dijaga fasilitasnya karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan era modern, semakin tinggi pula ekspektasi masyarakat untuk menggunakan produk- produk kesehatan tersebut. Sarana yang digunakan adalah dental unit. Namun dental unit yang ada pada puskesmas saat ini belum mengakomodir kebutuhan pasien karena masih menggunakan dental unit lama yang seharusnya sudah diganti dengan yang baru.

Dengan adanya perancangan Dental Unit Ekonomis khusus puskesmas ini, dengan pengembangan tampilan sesuai konsep puskesmas dan penyederhanaan sistem mekanis serta material- material yang digunakan namun tidak membatasi kenyamanan user saat menggunakan dan masih disesuaikan dengan standart kesehatan, diharapkan mampu mengangkat mengganti dental unit lama dengan yang baru namun dengan harga lebih ekonomis. image puskesmas di mata masyarakat untuk meringkas “Cost Value” maka dental unit pun juga harus meringkas cost value.

Saran

Pada proses perancangan dan penulisan laporan ini, metode desain cukup membantu mempermudah alur berpikir dalam penentuan konsep hingga munculnya desain akhir. Meski dalam pelaksanaannya, penyusunan materi menjadi suatu analisa tidak selalu urut langkah-langkahnya sesuai metodenya.

Berdasarkan penilaian variabel dan kriteria maka akan didapat batasan dan ketentuan yang harus diambil, yang pada akhirnya dapat mempermudah menentukan petunjuk-petunjuk atau guidance dalam proses pengembangan bentuk Dental Unit ekonomis agar

(17)

tetap nyaman digunakan oleh pengguna. Bentuk dasar tidak banyak yang diubah karena sudah memenuhi (dalam batasan-batasan) aspek kenyamanan dan standar kesehatan untuk user. Sistem mekanisme naik turun diganti dengan hidraulis dan sistem tegak rebah diganti dengan recliner seat untuk efisiensi biaya produksi namun juga tidak mengesampingkan efisiensi cara kerja. Penambahan komponen fasilitas pada spittoon

bowl disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yaitu dapat di rotate sesuai kebutuhan

untuk peningkatan kenyamanan terhadap pengguna dengan berbagai pertimbangan yang dilakukan.

Dalam laporan ini, proses analisa dan penentuan keputusan tetap mengacu pada data aktual, baik mengenai material yang sesuai dan estimasi biaya produksi sampai pada pendapat dari pelaku industri otomotif yang cukup kompeten dan spesifikasi teknis yang cukup untuk lingkup perancangan Tugas Akhir.

Dental Unit Ekonomis ini sendiri direkomendasikan untuk dipergunakan bagi tiap- tiap puskesmas kecamatan di daerah Jawa Timur, kemungkinan dapat dipasarkan pada tahun 2013 hingga beberapa tahun kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI,1995, Data Kerusakan Gigi di Indonesia, 21 Maret 2004

2. Endro, H. Presfektif Baru dalam Desain Tempat Praktek. Dentamedia, Nomor 1 Volume

8. Januari 2004. Hal 4-5.

3. Finkbeiner, B, dan C. Fainkbeiner. Practice Management for Dental Team. St Louis : Mosby. 2001.

4. Jones. Klinik Gigi Toothfairy, Periksa Gigi di Ruang Biru. 115 Sudut Ruang Usaha. Jakarta : PT Samindra Utama. Hal 72-75.

5. Kilpatrick. H. Work Simplification in Dental Practice. Philadhelphia : WB Saunders Company. 1974

6. Nusanti, D. Dental Surgeon Assistant. Dental Horison. Volume 2 Nomor 7. Oktober 2000. Hal 31-33.

(18)

Tities, Hapsoro (2008) Laporan Tugas Akhir Desain Bajaj Sebagai Alat Transportasi

Angkutan Umum Kota Jakarta dengan Pengembangan Kendaraan Promosi dan Pariwisata (Kota Tua), Desain Produk - ITS, Surabaya

Internet :

www.kompas.co.id www.google.co.id

Gambar

GAMBAR TEKNIK  3D MODELING
Gambar 1  Gambar aktivitas pasien berkumur
Gambar 2  Gambar dokter mengulur kabel lowspeed/ highspeed  Hal yang dilakukan :
Gambar 3  Gambar Water Bottle System

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan pada sub bab sebelumnya, maka dibuatlah perancangan dan implementasi routing dinamis OSPF pada jaringan komputer menggunakan router cisco,

Tambahan pula, kajian ini juga bertujuan untuk menunjukkan sama ada penggunaan modul boros maan berasaskan multimedia interaktif yang disediakan oleh pengkaji dapat

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penataan Permukiman Nelayan Puger Faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman nelayan Puger berdasarkan hasil analisis faktor

Proses kondisi berkesinambungan antara keaktifan dan kefaktualan dalam proses pembelajaran akan tercipta apabila seorang guru selaku fasilitator dapat menerapkan

OMA adalah infeksi telinga tengah oleh bakteri atau virus, dapat terjadi pada semua usia, OMA adalah infeksi telinga tengah oleh bakteri atau virus, dapat terjadi pada semua

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Pengaruh Struktur

dari 111 kPa pada 50 °C atau 130 kPa pada 55 °C dan sesuai lebih besar dari 100 kPa pada suhu 50 °C atau 117 kPa pada 55 °C untuk cairan di Kelompok Pengemasan III Kelas 3 atau

SOEMANTRI BRODJONEGORO dipersalahkan karena lalai tidak sepenuhnya melaksanakan Aturan 34 huruf (c) dan (d) Peraturan Pencegahan Tubrukan di laut (P2TL) Tahun 1972