KAJIAN MINAT BERPERILAKU APARATUR PEMERINTAH KOTA
DALAM MENGGUNAKAN E-GOVERNMENT:
APLIKASI TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
Gia Putra
Heru Kurnianto Tjahjono, Dr., MBA
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Gi_ebond@yahoo.co.id
Abstrak
Analisis proses adopsi teknologi informasi banyak menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Penelitian ini mengkaji pengaruh sikap dan efikasi diri terhadap minat berperilaku aparatur pemerintah dalam menggunakan e-Goverment. Subyek penelitiannya adalah 104 orang pengguna yang dipilih dengan metode purposive sampling. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Hasil uji
construct validity menunjukkan bahwa instrumen pengukuran menunjukkan validitas yang tinggi.
Hasil penelitian dengan menggunakan AMOS 6.0 yang telah memenuhi kriteria fit-nya model penelitian adalah hasil modifikasi terhadap model awal penelitian. Langkah modifikasi dilakukan dengan cara mengkorelasikan erorr term maupun residual yang diestimasi berdasarkan nilai
modification indicess.
Kata kunci: Sistem Informasi, Tegnologi Informasi, e-Goverment, Technology Acceptance Model (TAM).
PENDAHULUAN
Pada dasa warsa terakhir ini perkembangan Information and Communication Technology (Teknologi Informasi dan Komunikasi/TIK) demikian pesatnya, bahkan dalam waktu kurang dari satu tahun dapat terjadi beberapa kali perubahan teknologi yang setiap perubahan tidak jarang terjadi perubahan mendasar yang cukup signifikan. Seiring dengan hal tersebut, saat ini mulai tumbuh dengan apa yang disebut electronic Government (e-Government) sebagai implementasi penggunaan TIK dalam pemerintahan.
Model keterkaitan antara TI dengan faktor lain menjadi obyek kajian atau penelitian yang berkembang pesat pada abad milenium ini, di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Chau (2001) yang berjudul “Influence of Computer Attitude and Self-Efficacy on IT Usage Behavior”. Berbagai teori perilaku (behavioral theory) banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi TI oleh pengguna akhir (end users), di antaranya adalah Theory of Reason Action, Theory of Planned Behaviour,
Task-Technology Fit Theory, dan Task-Technology Acceptance Model. Task-Technology Acceptance Model (TAM)
merupakan model penelitian yang paling luas digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi. Penelitian ini berisi tentang kajian minat berperilaku pengguna (user) terhadap penggunaan
e-Government. Responden pada penelitian ini adalah aparatur pemerintah di Pemerintah Kota
Yogyakarta sebagai pengguna (user) e-Government.
LANDASAN TEORI
Electronic Government (e-Government)
E-Government didefinisikan (Devadoss, 2002 dalam Wardiah, 2005) sebagai pemanfaatan TI
seperti internet untuk mendukung, mempermudah, dan mengotomatisasi transaksi antara pemerintah dengan para konstituennya (masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah lainnya). Bank Dunia (2002) dalam Indrajit (2002) memberikan definsi “e-Government refers to th use of information and
communications technologies to improve the efficiency, effectiveness, transparency and accountability of government”.
Technology Acceptance Model (TAM)
Beberapa model dibangun untuk menganalisis dan mehami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi informasi, diantaranya yang pernah diteliti dalam brbagai literatur dan referensi hasil riset dibidang teknologi informasi adalah seperti Theory of Reasoned Action
(TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM).
Model Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang disusun oleh Davis (1986) dalam Ramdhani (2007) untuk menjelaskan penerimaan teknologi yang akan digunakan oleh pengguna teknologi. Dalam memformulasikan TAM, Davis (1986) dalam Ramdhani (2007) menggunakan TRA sebagai dasar teorinya.
Menurut Davis (1986) dalam Ramdhani (2007), perilaku menggunakan TI di awali oleh adanya persepsi mengenai manfaat dan persepsi mengenai kemudahan menggunakan. Kedua komponen ini
bila dikaitkan dengan TRA adalah bagian dari keyakinan. Persepsi mengenai manfaat ini berdasarkan definisi dari kata manfaat yaitu dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Manfaat yang diyakini individu dapat diperolehnya apabila menggunakan TI dalam melakukan suatu aktivitas. Dalam konteks kepemerintahan, manfaat tentu saja dikaitkan dengan peningkatan kinerja aparatur pemerintah yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kesempatan memperoleh keuntungan baik berupa peningkatan produktivitas, bekerja lebih cepat maupun mempermudah tugas-tugasnya.
Penelitian ini menggunakan 5 (lima) konstruk yang telah dimodifikasi dari model penelitian TAM sebelumnya yaitu:, persepsi terhadap kemanfaatan (Perceived Usefulness), sikap (Attitude), persepsi tentang kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use) efikasi diri (Self Effikasi), dan minat berperilaku (Behavioral Intention). Adapun model penelitian TAM seperti tertuang pada 1.
Gambar 1. Technology Acceptance Model (TAM)
Model Penelitian
Berdasarkan uraian mengenai pengembangan hipotesis di atas maka model penelitiannya sebagai berikut: Sikap (Attitude) Efikasi Diri (Self-Efficacy) Minat Berperilaku (Behavioral Intention) Manfaat (Perceived sefulness) Perceived Usefulness of Technology Perceived ease of use of Technology Attitude Toward using technology Actual Use of Technology Intention to use Technology
Sumber: Davis (1986) dalam Ramdhani (2007)
Kemudahan (Perceived Ease of Use)
Sumber: Chau, 2001
Pengaruh Sikap terhadap Persepsi Manfaat
Sikap adalah sesuatu yang menunjukkan tingkat kesukaan ataupun ketidaksukaan seseorang tentang suatu objek (Ajzen dan Fishbein, 1980 dalam Chau, 2001), sedangkan persepsi manfaat merupakan penentu yang kuat terhadap penerimaan suatu TI, adopsi, dan perilaku para pengguna (Davis, 1989). Sikap pengguna terhadap e-Government dapat pula ditunjukkan dengan sikap optimistik pengguna bahwa e-Government sangat membantu dan bermanfaat untuk mengatasi masalah atau pekerjaanya. Berdasarkan beberapa definisi dan telaah literatur di atas, maka peneliti merumuskaan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1: Sikap berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat.
Pengaruh Sikap terhadap Persepsi Kemudahan
Sikap adalah sesuatu yang menunjukkan tingkat kesukaan ataupun ketidaksukaan seseorang tentang suatu objek (Ajzen dan Fishbein, 1980 dalam Chau, 2001). Davis (1989) mendefinisikan persepsi kemudahan sebagai suatu tingkatan di mana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami. Berdasarkan beberapa definisi dan telaah literatur di atas, maka peneliti merumuskaan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H2: Sikap berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan.
Pengaruh Efikasi Diri terhadap Persepsi Manfaat
Efikasi diri menggambarkan suatu keyakinan diri seseorang bahwa dia mempunyai kemampuan untuk melakukan perilaku tertentu. Di dalam kerangka TAM dampak efikasi diri pada penggunaan komputer telah diuji oleh Igbaria dan Livari (1995). Efikasi diri itu mempengaruhi ketertarikan seseorang terhadap komputer yang pada akhirnya komputer dirasa memberikan manfaat. Berdasarkan beberapa definisi dan telaah literatur di atas, maka peneliti merumuskaan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H3: Efikasi diri berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat.
Pengaruh Efikasi Diri terhadap Persepsi Kemudahan
Di dalam kerangka TAM, dampak efikasi diri pada penggunaan komputer telah diuji di dalam Igbaria dan Livari (1995). Mereka mengembangkan suatu model pemakaian komputer, yang juga berdasar pada teori kognitif sosial.
Menurut Venkathes dan Davis (2000) dalam Wijaya (2006) yang melakukan penelitian di bidang mikro computer, menyimpulkan bahwa efikasi diri secara signifikan mempegaruhi kemudahan, baik sebelum maupun sesudah memiliki pengalaman dalam penggunaan mikro komputer. Berdasarkan beberapa definisi dan telaah literatur di atas, maka peneliti merumuskaan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H4: Efikasi diri berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan.
Pengaruh Persepsi Kemudahan terhadap Persepsi Manfaat
Persepsi tentang kemudahan penggunaan e-Government didefinisikan sebagai suatu ukuran di mana seseorang percaya bahwa e-Government dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Nasution (2004) menyatakan bahwa persepsi kemudahan dalam menggunakan e-Government akan mengurangi usaha (waktu dan tenaga) seseorang di dalam menjalankan aktivitasnya. Berdasarkan beberapa definisi dan telaah literatur di atas, maka peneliti merumuskaan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H5: Kemudahan berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat.
Pengaruh Persepsi Manfaat terhadap Minat Berperilaku
Davis (1989) mendefinisikan manfaat sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu subyek tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Manfaat dari penggunaan e-Government dapat meningkatkan kinerja, prestasi kerja orang yang menggunakannya.
Davis (1989) mengungkapkan bahwa manfaat mempunyai hubungan yang kuat dan konsisten dengan penerimaan TI dengan variabel lain seperti sikap, kepuasan, dan ukuran persepsian yang lain. Penerapan TI dalam suatu pemerintahan mendorong terjadinya perubahan yang besar terhadap perilaku individu dalam bekerja. Berdasarkan beberapa definisi dan telaah literatur di atas, maka peneliti merumuskaan hipotesis penelitian sebagai berikut
H6: Manfaat berpengaruh positif terhadap minat berperilaku aparatur pemerintah dalam penggunaan
e-Government.
Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu (jungment sampling). Kriteria tersebut adalah instansi pemerintah yang mengimplementasikan e-Government minimal 2 (dua) tahun.
Dalam menentukan besarnya sampel, peneliti mengacu pada pendapat Ghozali (2005), ukuran sampel minimum dalam penelitian sebaiknya 100-200 responden. Bila ukuran sampel terlalu besar, misal 400 maka metode menjadi “sangat sensitif”, sehingga sulit untuk memperoleh ukuran-ukuran
goodness of fit yang baik.
Pengukuran pertanyaan variabel
Pengukuran variabel pertanyaan menggunakan skala likert dengan 5 pilihan jawaban (sangat tidak setuju sampai sangat setuju). Pertanyaan untuk variabel sikap ini terdiri dari 4 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Harrison and Rainer (1992) dalam Chau (2001), Variabel efikasi diri terdiri dari 6 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Compeau and Higgins (1995) dalam Chau (2001), Variabel persepsi manfaat ini terdiri dari 4 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Davis (1989), Variabel persepsi kemudahan ini terdiri dari 4 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Davis (1989), Variabel minat berperilaku ini terdiri dari 2 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Chau (1996) dalam Chau (2001).
Metoda analisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation
Modeling) dengan software AMOS (Analisis of Moment Structures) versi 6.0. SEM merupakan
teknik-teknik stastikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relati rumit secara simultan (Ghozali, 2005). Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis dengan model. Pada umumnya terdapat beberapa indek kesesuaian (fit index) yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang disajikan (Hair dkk, 1998).
Pengujian kesesuaian model dilakukan dengan mendasar pada 3 kriteria seperti pada tabel berikut:
TABEL 1. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
No Indeks Nilai Rekomendasi
a. Absolut Fit Measure
2 X2 significance probability ≥ 0,05
3 CMIN/DF ≤ 2,00
4 GFI (Goodness of Fit) ≥ 0,90
5 RMSEA (Root Mean Square Error of
Approximation)
≤0,08
b. Incremental Fit Measure
1 AGFI (Adjusted Goodness of Fit) ≥0,90
2 TLI (Tucker Lewis Index) ≥0,90
3 NFI (Normated f it Index) ≥0,90
c. Parsimonious Fit Measure
1 PNFI (Parsimonious Normal Fit Index) 0,60 - 0,90
2 PGFI (Parsimonious Goodness of Fit Index) 0 - 1,0
Hasil Penelitian
1. Uji Validitas
TABEL 2. Hasil Uji Validitas
Variabel Item Loading Factor R Status
Sikap si1 0,815 0,5 Valid
si2 0,864 0,5 Valid
si3 0,692 0,5 Valid
si4 0,848 0,5 Valid
Efikasi Diri ef1 0,793 0,5 Valid
ef2 0,765 0,5 Valid
ef3 0,870 0,5 Valid
ef4 0,694 0,5 Valid
ef5 0,817 0,5 Valid
ef6 0,669 0,5 Valid
Manfaat ma1 0,895 0,5 Valid
ma2 0,927 0,5 Valid
ma3 0,895 0,5 Valid
ma4 0,878 0,5 Valid
Kemudahan ke1 0,857 0,5 Valid
ke2 0,723 0,5 Valid
ke3 0,832 0,5 Valid
ke4 0,827 0,5 Valid
Minat
Berperilaku mb1 0,928mb2 0,928 0,50,5 Valid Valid
Dari hasil uji analyze factor pada tabel 2 terlihat bahwa seluruh item pertanyaan menunjukkan nilai loading factor > 0,5. Dengan demikian uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan layak digunakan dalam analisis selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas
TABEL 3. Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach Alpha Standar
Cronbach
Keterangan
Sikap 0,810 0,6 Reliabel baik
Efikasi Diri 0,853 0,6 Reliabel baik
Manfaat 0,920 0,6 Reliabel baik
Kemudahan 0,823 0,6 Reliabel baik
Minat Berperilaku 0,838 0,6 Reliabel baik
Dari tabel tabel 3 dapat dilihat bahwa semua Cronbach Alpha pada semua variabel lebih besar dari standar Cronbach, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian tersebut reliabel untuk dijakdikan instrumen penelitian.
Measurement Model
Berdasarkan hasil komputasi AMOS 6.0 Suntuk model struktural yang diajukan, dihasilkan indeks-indeks kesesuaian (goodness of fit) seperti tampak dalam tabel 4.8. Penilaian indeks berdasarkan Degree of freedom (DF), PNFI (Parsimonious Normal Fit Index), PGFI (Parsimonious
Goodness of Fit Index) menunjukkan nilai-nilai yang baik. Namun berdasarkan penilaian indeks significance probability, GFI (Goodness of Fit), RMSEA (Root Mean Square Error of Approximatio-n), AGFI (Adjusted Goodness of Fit), NFI (Normated f it Index) menunjukkan nilai kesesuaian yang
kurang baik dan indeks berdasarkan TLI (Tucker Lewis Index) menunjukkan hasil yang marginal. Berdasarkan kriteria goodness of fit pada model pertama belum sepenuhnya memenuhi nilai indeks yang direkomendasikan. Namun demikian, agar model yang diajukan dinyatakan fit, maka dapat dilakukan modifikasi model sesuai dengan Modification Indicess yang disarankan oleh Ghozali (2005) dengan cara memberi korelasi antar erorr maupun nilai residual. Berikut adalah hasil uji
goodness of fit dan uji hipotesis setelah dilakukan modifikasi indeks, adalah:
TABEL 4. Penilaian Goodness of Fit (setelah dilakukan modifikasi)
No Kriteria Nilai Rekomendasi Hasil Estimasi awal Hasil Estimasi Revisi Keterangan
1 Chi - square Diharapkan kecil 311,812 10,688 2 X2 significance probability ≥ 0,05 0,000 0,903 Baik 3 CMIN/DF ≤ 2,00 1,913 0,841 Baik 4 GFI ≥ 0,90 0,768 0,910 Baik 5 RMSEA ≤0,08 0,094 0,000 Baik 6 AGFI ≥0,90 0,701 0,853 Baik 7 TLI ≥0,90 0,873 1,022 Baik 8 NFI ≥0,90 0,799 0,931 Baik 9 PNFI 0,60 - 0,90 0,686 0,627 Baik 10 PGFI 0 - 1,0 0,596 0,555 Baik
Penilaian goodness of fit terhadap model struktural yang telah direvisi tampak pada tabel 4. Hasil komputasi AMOS 6.0 menunjukkan terjadinya parbaikan indeks-indeks kesesuaian (goodness
of fit) atau model sudah fit. Langkah selanjunya adalah melihat hubungan pengaruh apakah hipotesis
yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis dinyatakan signifikan atau dinyatakan didukung apabila pada nilai α 0.05 dan nilai critical ratio (CR) ≥ 1.96 (Arbukle, 1997 dalam Iriana, 2005 dalam Iriawan, 2007). Berikut adalah tabel 5 menyajikan hubungan antar variabel dan hasil pengujian hipotesis.
TABEL 5. Hasil Uji Hipotesis (modifikasi model)
Hubungan Estimate S.E. C.R. P Keterangan
Manfaat <-- Sikap -,055 ,183 -,298 ,765 Tidak
signifikan
Kemudahan <-- Sikap ,690 ,132 5,228 *** Signifikan
Manfaat <-- Efikasi Diri -,021 ,074 -,287 ,774 Tidak
signifikan
Kemudahan <-- Efikasi Diri ,177 ,097 1,833 ,067 Tidak
signifikan
Manfaat <-- Kemudahan 1,205 ,259 4,657 *** Signifikan
Minat Berperilaku <-- Manfaat ,815 ,116 7,015 *** Signifikan
Berdasarkan tabel 5, peneliti meringkas hasil pengujian masing-masing hipotesis kedalam tabel 6. Selanjutnya dilakukan pembahasan hasil-hasil penelitian seperti yang akan diuraikan dalam bagian berikut.
Hipotesis Hasil
H1 Sikap berpengaruh positif terhadap manfaat Tidak signifikan
H2 Sikap berpengaruh positif terhadap kemudahan Signifikan
H3 Efikasi diri berpengaruh positif terhadap manfaat
Tidak signifikan H4 Efikasi diri berpengaruh positif terhadap
kemudahan
Tidak signifikan H5 Kemudahan berpengaruh positif terhadap
manfaat
Signifikan H6 Manfaat berpengaruh positif terhadap minat
berperilaku
Signifikan
Dari Hipotesis di atas, dapat disimpulkan:
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap manfaat, sehingga dapat dikatakan bahwa aparatur pemerintah menganggap manfaat menggunakan
e-Government tidak dipengaruhi oleh sikap mereka. Hal ini terjadi karena implementasi e-e-Government
di Pemkot Yogyakarta sampai saat ini masih dalam tahap pengembangan, belum didukung sepenuhnya oleh infrastruktur-infrastruktur yang memadai, sehingga aparatur pemerintah tidak merasakan manfaat penggunaan e-Government tersebut. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan temuan Chau (2001) yang menunjukkan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap manfaat.
Hipotesis 2 membuktikan bahwa sikap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemudahan. Hal ini berarti bahwa aparatur pemerintah menunjukkan sikap yang tinggi dalam menggunakan e-Government sehingga e-Government memberikan kemudahan bagi pekerjaan dan memudahkan mereka dalam berinteraksi dengan konstituennya. Misalnya dalam melayani masyarakat untuk mengurus surat akte kelahiran, aparatur tidak repot-repot lagi datang langsung ke instansi untuk mengambil form (blangko) pengurusannya tapi dengan adanya e-Government bangko tersebut dengan mudah masyrakat untuk mendapatkannya lewat internet dengan membuka situs Pemkot Yogyakarta, sehingga juga memudahkan aparatur pemerintah dalam melayani masyarakat tersebut. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chau (2001) yang menunjukkan bahwa sikap berpangaruh signifikan terhadap manfaat dan kemudahan.
Hipotesis 3 membuktikan bahwa efikasi diri tidak berpengaruh terhadap manfaat. Hal ini membuktikan bahwa manfaat e-Government tidak dipengaruhi oleh kayakinan pada kemampuan aparatur pemerintah dalam menggunakannya. Hal ini dapat dimungkinkan banyak variabel lain yang lebih berperan mempengaruhi manfaat e-Government. Sebagai contoh pemahaman mengenai software lebih mampu menjelaskan manfaat e-Government. Hal ini tidak mendukung temuan
Igbaria dan Livari (1995) yang menyatakan bahwa efikasi diri mempengaruhi ketertarikan seseorang terhadap komputer yang pada akhirnya komputer dirasakan bermanfaat.
Hipotesis 4 menunjukkan bahwa efikasi diri tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan. Hal ini berarti bahwa persepsi kemudahan dalam menggunakan e-Government yang dirasakan aparatur pemerintah tidak dipengaruhi oleh keyakinan pada kemampuan yang mereka miliki, tetapi bisa saja disebabkan faktor sosial. Hal ini berarti bahwa lingkungan sosial disekitar responden seperti teman sekerja, pimpinan dan organisasi mendukung atau mempengaruhi mereka dalam menggunakan e-Government. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan temuan Chau (2001) yang menyimpulkan bahwa efikasi diri mempunyai secara signifikan terhadap kemudahan.
Hipotesis 5 membuktikan bahwa kemudahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemudahan. Hal ini dapat dikatakan bahwa aparatur pemerintah menganggap bahwa e-Government mudah digunakan, sehingga dengan e-Government dapat meningkatkan produktifitas dan kinerja mereka sebagai aparatur pemerintah. Hal ini mendukung penelitian Wijaya (2005) yang melakukan pengujian di bidang internet.
Hipotesis 6 membuktikan bahwa manfaat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berperilaku, sehingga dapat dikatakan bahwa aparatur pemerintah memiliki keinginan yang kuat untuk menggunakan e-Government karena mereka percaya bahwa e-Government akan memberikan manfaat yang lebih dan berpotensi untuk meningkatkan kinerja mereka sebagai aparatur pemerintah. Hal tersebut membuktikan bahwa minat aparatur pemerintah menggunakan e-Government dipengaruhi oleh manfaat jika menggunakan e-Government. Dapat disimpulkan bahwa aparatur pemerintah akan menggunakan e-Government untuk menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat bila mereka merasa e-Government bermanfaat. Hasil pengujian ini mendukung temuan dari Sanjaya (2005) yang menyatakan bahwa manfaat memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berperilaku dalam menggunakan internet oleh mahasiswa.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa 3 hipotesis yang diajukan didukung dan 3 hipotesis yang lain tidak didukung. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi e-Government di Pemkot Yogyakata belum di implementasikan secara masksimal, sehingga responden belum dapat merasakan kemanfaatan dan kemudahan dalam penggunaan e-Government secara maksimal.
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Model TAM yang diperkenalkan oleh Chau dapat digunakan dalam penelitian ini, mengingat
e-Government adalah bagian dari teknologi informasi.
2. Model struktural yang memenuhi kriteria goodness of fit merupakan hasil modifikasi terhadap model struktural yang tidak fit. Langkah modifikasi dilakukan dengan cara mengkorelasikan
erorr term maupun residual yang diestimasi berdasarkan nilai modification indices Ghozali
(2005).
3. Hipotesis 1 menunjukkan bahwa sikap mempunyai tidak berpengaruh terhadap manfaat. Dengan demikian hipotesis 1 ditolak
4. Hipotesis 2 menunjukkan bahwa sikap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemudahan. Dengan demikian hipotesis 2 diterima
5. Hipotesis 3 menunjukkan bahwa efikasi diri tidak berpengaruh terhadap manfaat. Dengan demikian hipotesis 3 ditolak.
6. Hipotesis 4 menunjukkan bahwa efikasi diri tidak berpengaruh terhadap kemudahan. Dengan demikian hipotesis 4 ditolak.
7. Hipotesis 5 menunjukkan bahwa kemudahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manfaat. Dengan demikian Hipotesis 5 diterima
8. Hipotesis 6: ditunjukkan bahwa manfaat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berperilaku. Dengan demikian hipotesis 6 diterima.
Saran
Beberapa saran yang diajukan untuk penelitian berikutnya adalah:
1. Penelitian tentang perilaku pengguna terhadap penerimaann teknologi menggunakan TAM dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengkombinasi teori lain dari bidang ilmu sosial, ekonomi, psikologi atau bidang ilmu lainnya.
1. Jumlah responden sebesar 104 orang adalah nilai yang harus dipertahankan karena sesuai kaidah pengolahan data dengan SEM, jumlah data yang diobservasi sebaiknya berkisar antara 100 hingga 200.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemkot Yogykarta dalam mengimplementasikan e-Government di masa sekarang yang akan datang.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan yaitu: penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kota, dimana masih terdapat urusan birokrasi yang masih panjang di beberapa instansi, sehingga peneliti membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengumpulkan hasil kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmajayadi, C. 2003. “Peluang dan Tantangan e-Government di Era Otonomi Daerah”. Seminar
Peluang dan Tantangan e-Government di Era Otonomi Daerah. FE-UGM, Yoyakarta, 18
Desember 2003.
Arief, M., Samargi, & M. Layooari, 2005, “Analisa Hasil Survey Kondisi Teknologi Informasi Kabupaten Dompu dalam Rangka Pengembangan Rencana Strategis e-Government”.
Prosiding KNSI, Bandung.
Azhar, N dan Adri, M, 2008, “Uji validitas dan Reliabilitas paket Multimedia Interaktif”. Seminar Nasional Kontribusi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dalam Pencapaian Milenium Development Goals (MDGs), Universitas Terbuka, Tanggerang Banten, 10 Maret 2008.
Chau, Patrick.Y.K. 2001. “Influence of Computer Attitude and Self-Efficacy on IT Usage Behavior”. Journal of End User Computing, 26-33.
Cooper, D.R., & Schindler, P.S. 2001. Business Research Methods. (7rd edition). New York: Irwin/McGrew-Hill.
Ferdinand, A, 2000. “Struktural Equation Modeling dalam penelitian Manajemen”. Universitas Diponegoro.
Djumadal, J.S. 2005. “Penerapan E-Government dan Berbagai Kendala di Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan
Komunikasi Indonesia. ITB, 3-4 Mei.
Davis, F.D., 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology".MIS Quarterly, September.
Effendi, E. 2005. E-Government: Pelatihan di Era Informasi.
Ghozali, I., 2005. Model Persamaan Struktural (Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos). Universitas Diponegoro.
Hair, J.F. dkk. 1998. Multivariate Data Analyse. (5rd edition). Prentise hall, new Jersey.
Handayani, R. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi”. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar, 26-27.
Hermana, B. 2005. “Model Penerimaan Teknologi Informasi dan Komunikasi: Meta Analysis”.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia. ITB, 3-4 Me.
Igbaria, M., dan J. Livari (1995), ”The Effect of Self Efficacy on Computer Usage”, Omega, Vol.23, No.6.
Indrajit, R.E. 2002. Electronic Government”. Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem
Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. ANDI, Yogyakarta.
ַַַַַַַַַַ, R.E. 2005. “E-Government in Action”. Ragam Kasus Implementasi Sukses di Berbagai
Belahan Dunia. ANDI, Yogyakarta.
Indriantoro, N., & Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta.
Iriawan, S. A. W., 2007. Pengaruh Job Insecurity dan Komitmen Organisasi terhadap Turnover
Intention. Skripsi FE UMY, Yogyakarta
Jogiyanto, H.M. 2003. “Kesuksesan Penerapan Government”. Seminar Peluang dan Tantangan
e-Government di Era Otonomi Daerah. FE-UGM, Yoyakarta.
Karsten, R., & Roth, M. Roberta. “Computer Self-Efficacy: A Practical Indicator of Student Computer Competency in Introductory IS Courses”. Informing Science, Vol.1 No.3 1998. Mahyudin. 2003. “Tantangan Dan Peluang Serta Kebehasilan Implementassi e-Government: Sistem
dan Aplikasinya di Kutai Timur”. Seminar Peluang dan Tantangan e-Government di Era
Otonomi Daerah. FE-UGM, Yoyakarta.
Nasution, F.N. 2004. Penggunaan Teknologi informasi Berdasarkan Aspek Perilaku (Behavioral
Aspect). Jurnal Ekonomi, 1-10.
Nugroho, E.L. 2003. “Kajian Penerapan e-Government di Indonesia: Aspek Teknologi”. Seminar
Peluang dan Tantangan e-Government di Era Otonomi Daerah. FE-UGM, Yoyakarta.
Ramdhani, N. 2007. “Model Perilaku Penggunaan IT; Pengembangan dari Technology Acceptance Model (TAM)”.
Sanjaya I.P.S. 2005. “Pengaruh Rasa Manfaat daan Kemudahan Terhadap Minat Berperilaku Para Mahasiswa dalam Penggunaan Internet”. Atma Jaya, Yogyakarta.
Sekaran, U. 2000. Research Method fo Business. (3rd edition). New York: Wiley & son.
Suwadi, M. 2003. “Penerapan e-Government dalam Pengembanagan Kapasitass Penyelaenggaraan Otonomi Daerah”. Seminar Peluang dan Tantangan e-Government di Era Otonomi Daerah. FE-UGM, Yoyakarta.
Utomo, H. 2003. “Agenda Mengejar Ketertinggalan Implementasi e-Government”. Seminar Peluang
dan Tantangan e-Government di Era Otonomi Daerah. FE-UGM, Yoyakarta.
Wardiah, N. 2005. “Penyebaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Organisasi Pemerintahan Daerah di Indonesia”. Tesis UGM, Yogyakarta.
Wijaya, P.S.M., 2006. “Pengaruh Computer Self-Efficacy dan Task Technology fit Terhadap Penerimaan Penggunaan Internet”. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol.1 No.1, 37-52. ַַַַַַַַַ, P.S.M., 2005. “Pengujian Model Penerimaan Teknologi Internet Pada Mahasiswa”. Jurnal
Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol.1 No.1, 51-65. http://www.geocities.com/satriyaeddy