• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kepenghuluan berkedudukan di Maja sebagai Ibu Kota Majalengka saat itu. Pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kepenghuluan berkedudukan di Maja sebagai Ibu Kota Majalengka saat itu. Pada"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

93 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Sejarah pembentukan PA Majalengka

Pengadilan Agama Majalengka dibentuk pada tahun 1883 M dengan nama Kepenghuluan berkedudukan di Maja sebagai Ibu Kota Majalengka saat itu. Pada tahun 1905 berdasarkan staatblad 1882 Nomor 152, nama Kepenghuluan diubah menjadi Raad Agama yang Ketuanya disebut Presiden Raad Agama. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1946, nama Raad Agama menjadi Pengadilan Agama yang semula berada di bawah wewenang Departemen Kehakiman kemudian dipindahkan menjadi wewenang Departemen Agama dengan teknis Yustisial dibawah wewenang Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pengadilan Agama yang berada di Kabupaten Majalengka disebut Pengadilan Agama Majalengka yang berkedudukan di Majalengka sebagai Ibu Kota Kabupaten.

Selanjutnya berdasarkan Kepres Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial di Lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama ke Mahkamah Agung, bahwa sejak tanggal 30 Juni 2004, Organisasi, Administrasi dan Finansial Pengadilan Agama Majalengka yang semula berada dibawah wewenang Departemen Agama dialihkan ke Mahkamah Agung.

(2)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

94 2. Peta wilayah hukum PA Majalengka

a. Lokasi Pengadilan Agama Kelas I.A Majalengka Wilayah Kelurahan/Desa meliputi :

Cingambul :

1. Desa Cidadap 2. Desa Cikondang 3. Desa Cilancang 4. Desa Cimanggu Hilir

Jatitujuh : 1. Desa Babajurang 2. Desa Jatiraga 3. Desa Pangkalanpari 4. Desa Panongan Kasokandel : 1. Desa Gandasari 2. Desa Girimukti 3. Desa Gunungsari

(3)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

95 5. Desa Cingambul 6. Desa Cintaasih 7. Desa Kondangmekar 8. Desa Maniis 9. Desa Nagarakembang 10. Desa Rawa 11. Desa Sedaraja 12. Desa Wangkelang 5. Desa Pasindangan 6. Desa Pilangsari 7. Desa Putridalem 8. Desa Randegan Kulon 9. Desa Randegan Wetan 10. Desa Sumber Kulon 11. Desa Sumber Wetan

4. Desa Jatimulya 5. Desa Jatisawit 6. Desa Kasokandel 7. Desa Ranji Kulon 8. Desa Ranji Wetan 9. Desa Wanajaya 10. Kelurahan Cijati Lewimunding : 1. Desa Ciparay 2. Desa Heuleut 3. Desa Karangasem 4. Desa Lame 5. Desa Leuwikujang 6. Desa Leuwimunding 7. Desa Mindi 8. Desa Mirat 9. Desa Nanggerang 10. Desa Parakan 11. Desa Parungjaya 12. Desa Patuanan Ligung : 1. Desa Ampel 2. Desa Beusi 3. Desa Cibogor 4. Desa Gandawesi 5. Desa Kedungkencana 6. Desa Kodasari

7. Desa Leuwiliang Baru 8. Desa Majasari 9. Desa Sukawera 10. Desa Tegalaren Lemahsugih : 1. Desa Bangbayang 2. Desa Borogojol 3. Desa Cibulang 4. Desa Cigaleuh 5. Desa Cipasung 6. Desa Kalapadua 7. Desa Kepuh 8. Desa Lemahputih 9. Desa Margajaya 10. Desa Mekarmulya 11. Desa Mekarwangi 12. Desa Padarek

(4)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

96 13. Desa Rajawangi 14. Desa Tanjungsari 13. Desa Sadawangi 14. Desa Sinargalih 15. Desa Sukajadi Majalengka : 1. Desa Gandasari 2. Desa Girimukti 3. Desa Gunungsari 4. Desa Jatimulya 5. Desa Jatisawit 6. Desa Kasokandel 7. Desa Pasirayu 8. Desa Ranji Kulon 9. Desa Ranji Wetan 10. Desa Wanajaya 11. Kelurahan Cijati Malausma : 1. Desa Banyusari 2. Desa Buninagara 3. Desa Cimuncang 4. Desa Ciranca 5. Desa Girimukti 6. Desa Jagamulya 7. Desa Lebakwangi 8. Desa Malausma 9. Desa Sukadana 10. Desa Werasari Palasah : 1. Desa Buniwangi 2. Desa Cisambeng 3. Desa Enggalwangi 4. Desa Karamat 5. Desa Majasuka 6. Desa Palasah 7. Desa Pasir 8. Desa Sindanghaji 9. Desa Sindangwasa 10. Desa Tarikolot 11. Desa Trajaya 12. Desa Waringin 13. Desa Weragati Rajagaluh :

1. Desa Babakan Kareo 2. Desa Payung 3. Desa Sindangpano Sindang : 1. Desa Bayureja 2. Desa Garawastu 3. Desa Gunungkuning 4. Desa Indrakila Sindangwangi : 1. Desa Balagedog 2. Desa Bantaragung 3. Desa Buahkapas 4. Desa Jerukleueut

(5)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

97 5. Desa Pasirayu 6. Desa Sangkanhurip 7. Desa Sindang

5. Desa Lengkong Kulon 6. Desa Lengkong Wetan 7. Desa Leuwilaja

8. Desa Padaherang 9. Desa Sindangwangi 10. Desa Ujungberung Sukahaji :

1. Desa Babakan Manjeti 2. Desa Candrajaya 3. Desa Cikalong 4. Desa Cikeusik 5. Desa Cikoneng 6. Desa Ciomas 7. Desa Indrakila 8. Desa Jayi 9. Desa Nanggewer 10. Desa Padahanten 11. Desa Palabuan 12. Desa Salagedang 13. Desa Sukahaji 14. Desa Tanjungsari Sumberjaya : 1. Desa Banjaran 2. Desa Bongas Kulon 3. Desa Bongas Wetan 4. Desa Cidenok 5. Desa Garawangi 6. Desa Lojikobong 7. Desa Paningkiran 8. Desa Panjalin Kidul 9. Desa Panjalin Lor 10. Desa Prapatan 11. Desa Rancaputat 12. Desa Sepat 13. Desa Sumberjaya

(6)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

98 3. Dasar hukum pembentuk PA Majalengka

Yang menjadi dasar hukum Pengadilan Agama Majalengka adalah: 1) Staatblad Nomor 152, Staatblad 1973 Nomor 116 dan 610.

2) Undang-undang Nomor 04 Tahun 2004 tentang 3) Kekuasaan Kehakiman.

4) Undang-undang Nomor 05 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung. 5) Undang-undang Nomor 07 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

6) Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial di lingkukan Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama ke Mahkamah Agung.

4. Visi & Misi PA Majalengka

Visi

Terwujudnya citra dan wibawa serta kemandirian Pengadilan Agama dalam pelaksanaan tugas pokok dan kewenangannya sebagai Peradilan negara yang sejajar dengan peradilan lainnya, ketertiban dan kepastian hukum di tengah masyarakat Kabupaten Majalengka yang religius menuju terlaksananya syari’at Islam secara efektif.

Misi

1). Pemberdayaan peran, kedudukan dan kewenangan Peradilan Agama sebagai Peradilan Negara dan sebagai lembaga penegak hukum agar lebih mampu dalam

(7)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

99

memberikan pelayanan hukum dan keadilan terhadap masyarakat melalui putusan yang berkualitas.

2). Pembinaan moralitas dan profesionalisme sumber daya Peradilan Agama, sarana dan prasarana penegakan hukum.

3). Pengembangan budaya sadar hukum terhadap masyarakat demi terciptanya ketertiban dan kepastian hukum sehingga mampu memberikan konstribusi positif dalam membangun masyarakat yang religius.

5. Struktur organisasi PA Kelas 1A Majalengka

Adapun struktur organisasi Pengadilan Agama Kelas I.A Majalengka yaitu:

Sumber: Pengadilan Agama Kelas I.A Majalengka Keterangan: KETUA HAKIM WAKIL KETUA PAN/SEK HAKIM HAKIM HAKIM WKL. SEKRETARIS WKL. PANITERA P. PENGGANTI P. PENGGANTI JURU SITA P. PENGGANTI J.S. PENGGANTI P. PENGGANTI P. MUDA PERKARA P. MUDA HUKUM P. MUDA BANDING/ KASASI KEU-ANGAN TATA USAHA/ UMUM PERSO-NALIA

(8)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

100 : Garis Tanggung Jawab

--- : Garis koordinasi 6. Wawancara

a. Hakim

Berdasarkan hasil wawancara dengan hakim yaitu Ibu Dra. Hj.Syafiah,MH., mengatakan bahwa dalam menyelesaikan kasus cerai thalak, seorang hakim selalu menyelesaikan setiap perkara perdata dengan mengadakan sidang. Sebelum sidang dimulai, pihak yang berperkara terlebih dahulu harus mengisi prosedur pendaftaran dengan mendaftarkan permohonan cerai ke petugas Pengadilan Agama setempat dengan membubuhkan nama, alamat, usia, pekerjaan yang dilengkapi dengan akta nikah serta alasan-alasan yang mendasari permohonan mengajukan cerai thalak ke Pengadilan Agama. Setelah surat permohonan selesai, maka oleh panitera surat permohonan tersebut diberikan kepada hakim untuk diperiksa dan diserahkan kepada Ketua Pengadilan agama, yang kemudian menunjukan Majelis Hakim untuk menyelesaikan perkara serta menetapkan hari sidang. Tahap persidangan pertama dimulai yaitu sidang permohonan cerai, Sidang kedua yaitu sidang pembuktian dan saksi, sidang ketiga yaitu sidang putusan hakim, tetapi khusus untuk cerai thalak maka pengadilan menetapkan ikrar thalak dan mengeluarkan akata cerai yang menandakan putusnya perkawinan karena perceraian. Dalam setiap sidang perceraian yang berbeda, hakim selalu menemukan kesulitan-kesulitan seperti pertama dalam hal mempertemukan kedua belah pihak yang berperkara, dan yang kedua apabila masing-masing pihak merasa dirinya paling benar. Namun tidak semua perkara

(9)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

101

yang beliau tangani terasa sulit karena menurut hakim yaitu Ibu Dra. Hj. Syafiah, MH. Dalam memutuskan perkara, seorang hakim bertindak berdasarkan undang-undang yang berlaku diseertai alat bukti atau saksi-saksi dan menafsirkannya sesuai dengan aturan yang terdapat dalam undang-undang tersebut. Contohnya apabila salah seorang tidak hadir maka persidangan diputus dengan cara verstek karena dengan ketidak hadiran pihak termohon ataupun wakilnya, meskipun telah dipanggil secara patut maka, pangadilan menganggap termohon menyetujui untuk bercerai setelah sebelumnya diberi pemberitahuan dan surat cerai dari suami yang dikeluarkan oleh Pengadilan agama. Ketikan ditanya upaya yang dilakukan majelis hakim agar kedua belah pihak tidak jadi bercerai, Ibu Dra. Hj. Syafiah, MH. menjawab bahwa dalam persidangan setiap hakim selalu menanyakan alasan dahulu kepada pihak yang berperkara dan kemudian menasehati agar kedua belah pihak tidak jadi bercerai dengan cara mengupayakan jalan yang dilakukan dalam setiap persidangan. Karena terkait dengan fungsi hakimdalam memberikan keadilan pada masyarakat damai ini adalah upaya akhir yang disampaikan oleh hakim agar piihak berperkara tidak jadi bercerai.

Banyaknya kasus cerai thalak yang masuk ke Pengadilan Agama kelas 1.A Majalengka, alasan yang banyak dijadikan suami mengajukan permohonan cerai ke Pengadilan Agama adalah karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran seperti dalam kasus I pasangan DA bin C dengan NR bin B, kasus II pasangan RS bin AS dengan N binti K, kasus III pasangan LS bin O dengan NS binti U yang disebabkan karena istri sudah tidak taat dan patuh lagi pada suami.

(10)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

102

Berbeda dengan kasus IV pasangan S bin R dengan EM binti G yang disebabkan karena EM binti G diketahui telah berselingkuh.

Menurut Hakim Ibu Dra. Hj. Syafiah, MH, apapun alasan yang diajukan oleh pihak yang berperkara, hakim selalu mengabulkan permohonan yang masuk ke pengadilan Agama dan memproses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan memutus perkara berdasarkan alat bukti yang kuat. Apabila salah satu pihak merasa tidak puas dengan putusan Pengadilan agama, maka hakim selalu megajukan upaya hukum lain yaitu banding utuk diproses di Pengadilan Tinggi Agama sampai pada tingkat kasasi ke Mahkamah Agung melalui panitera yang memutuskan perkara. Batas waktu pengajuan banding adalah 14 hari setelah putusan Pengadilan Agama diumumkan atau diberitahukan secara sah kepada para pihak yang tidak hadir ketika putusan itu dibacakan bersangkutan sama halnya dengan kasasi yang dapat diajukan dalam msa tengganh 14 hari sesudah putus dan atau penetapan pengadilan diberitahukan kepada yang bersangkutan.

Akibat hukum yang timbul karena perceraian adalah putusnya perkawinan antara suami istri tersebut dan apabila ada harta bersama maka dibagi dua sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak dengan mengacu pada ketentuan undang-undang. Dalam kasus cerai thalak ini tidak ada kewajiban yang harus dipenuhi kedua belah pihak yang telah dinyatakan bercerai di depan Pengadilan Agama hanya saja hakim memberikan putusan yang bersifat condemnatoir yaitu putusan yang berisi penghukuman. Dimana pihak tergugat dihukum untuk menyerahkan sebidang tanah berikut bangunan rumahnya, membayar utang. Dan bagi pemohon diharuskan untuk membayar perkara, biaya

(11)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

103

iddah dan mut’ah selama tiga bulan kepada istri dan apabila mempunyai anak maka biaya ditentukan sesuai dengan pendapat pemohon perbulan yang telah disepakati di persidangan. Walaupun dalam hukum Islam perceraian itu dibolehkan, namun perceraian akan menimbulkan kerugian bagi pihak yang berperkara terutama keluarga dan anak. Karena menurut hakim Ibu Dra. Hj. Syafiah, MH perceraian tidak jarang menimbulkan pengaruh negatif terhadap perkembangan jiwa anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya.

Ketika ditanya upaya apa yang dilakukan Pengadilan agama Majalengka dalam menjalankan fungsi perannya sebagai peradilan bagi masyarakat maka hakim menjawab bahwa Pengadilan agama Majalengka selalu mengadakan penyuluhan secara formal kepada masyarakat yang dilakukan satu tahun sekali mengenai perceraian baik cerai thalak maupun cerai gugat. Penyuluhan ini dilakukan secara bergilir baik dilakukan di sekitar lingkungan Pengadilan Agama Majalengka maupun di luar seperti di Kelurahan. Tujuan utama diadakan penyuluhan ini adalah untuk mengurangi tingkat perceraian di masyarakat terutama cerai thalak serta memberikan pengetahuan tentang kesadaran hukum dan peradilan bagi masayarakat.

b. Panitera

Hasil wawancara kepada Panitera Pengadilan Agama Majalengka yaitu Bapak Drs. Muhtadin sama dengan pernyataan hakim Dra. Hj. Syafiah, MH. yang megatakan bahwa banyaknya kasus cerai thalak yang datang ke Pengadilan Agama didasari karena alasan bahwa istri sudah tidak taat dan patuh pada suami yang menimbulkan pertengkaran terus menerus sehingga dalam menjalin tujuan

(12)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

104

rumah tangga yang Sakinah, mawadah dan warohmah sudah tidak bisa diwujudkan lagi.

Hal ini menjadi tugas yang cukup berat ketika panitera bertindak sebagai mediator bagi pihak yang berperkara agar berdamai dan tidak jadi bercerai. Meskipun sebenarnya upaya damai adalah tanggung jawab hakim tetapi menururt Bapak Drs. Muhtadin, tugas hakim secara praktis formal itu terbatas dengan waktu di ruang sidang dan hakim juga terbatas oleh ketentuan tidak boleh aktif, sehingga diharapkan mediasi yang dilakukan oleh panitera mempunyai ruang dan waktu yang lebih luas sehingga terjalin komunikasi yang baik antara panitera dan pihak yang berperkara. Selain itu, akibat yang terjadi dari putusan pengadilan menurut panitera Bapak Drs. Muhtadin adalah putusannya hak-hak dan kewajiban suami isteri karena perceraian dan kepemilikan harta bersama yang dibagi sesuai keputusan pengadilan. Meskipun demikian, putusan pengadilan tidak selamanya disetujui oleh pihak yang berperkara karena menurut panitera bapak Drs. Muhtadin mengatakan dari jumlah perkara yang masuk pada tahun 2006 sebanya 223 perkara cerai thalak , 2 (dua) diantaranya mengajukan banding dan 1 (satu) yang masuk ke tingkat kasasi sedangkan untuk tahun 2007 belum adanya data yang menunjukan pihak yang bersangkutan untuk mengajukan permohonan banding atau kasasi tersebut.

Selain itu, kesulitan yang dihadapi panitera mediator sama halnya seperti yang dikemukakan oleh hakim dalam persidangan yaitu ketika masing-masing pihak merasa dirinya benar dan tetap pada pendiriannya untuk bercerai dan terjadi adu mulut antara pihak yang berperkara ketika mengadakan mediasi dan untuk

(13)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

105

menghindarinya maka pihak yang bersangkutan di panggil satu persatu oleh panitera sehingga mediasi berjalan dengan tenang.

Sebagai pelayan administrasi peradilan, panitera bertugas dan bertanggung jawab melayani administrasi mulai dari meja I yaitu prosedur penerimaan perkara gugatan, permohonan, meja II seperti menerima surat permohona dari pemohon hingga meja III dalam mengeluarkan akta cerai. Dalam menjalankan tugasnya panitera dibantu oleh wakil panitera dan beberapa panitera muda hukum, panitera muda permohonan, dan panitera muda gugatan yang secara hirarki mempunyai tugas masing-masing.

Menurut Panitera Drs. Muhtadin upaya yang dilakukan Pengadilan Agama sebagai lembaga peradilan bagi masyarakat adalah dengan mengadakan penyuluhan formal yang dilakukan secara langsung kepada masyarakat. Penyuluhan ini bertujuan mengurangi tingkat perceraian di masyarakat serta memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah keperdataan Islam. Hal ini sejalan dengan diterapkannya prinsip “RAHMAH” (Responsibility, Akuntabilitas, Hemat, Manfaat, Akurat, dan Humanis) lebih meningkatkan pelayanan kepada masyaraat pencari keadilan dengan cara sederhana dan biaya serta bekerja secara profesional dan tanggung jawab dengan lebih mengutamakan kemanusiaan dalam memberikan keadilan bagi masarakat.

c. Jurusita

Seseorang yang bertugas menyerahkan Penetapan Hari Sidang (PHS) dari ketua majelis ialah jurusita. Jurusita mempunyai tugas membantu panitera melakukan penyitaan (eksekusi) dan memanggil pihak yang berperkara untuk

(14)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

106

melakukan penyitaan. Sebelum menyampaikan surat kepada pihak yang berperkara, terlebih dahulu jurusita harus memeriksa kelengkapan surat serta meneliti alamat yang akan dituju guna menghindari kesalahan. Dalam menyampaikan surat penetapan Hari Sidang (PHS) jurusita tidak menemukan hambatan yang berarti karena surat selalu sampai pada pihak berperkara tepat pada waktunya yaitu selambat-lambatnya tiga hari sebelum sidang. Namun sesekali jurusita mengalami kesulitan dalam bertemu dengan pihak yang bersengketa. Sehingga untuk mengatasinya, juru sita menitipkan surat tersebut kepada Kepala Desa atau Kelurahan untuk disampaikan langsung kapada pihak yang berperkara.

Ketika ditanya kepada salah satu jurusita yaitu Bapak Yayat tentang upaya yang dilakukan Pengadilan Agama dalam mengurangi cerai thalak yaitu dengan melakukan penyuluhan setahun sekali kepada masyarakat sama halnya dengan yang dikemukakan oleh hakim dan panitera. Terkait dengan tugasnya sebagai jurusita maka, dalam menyampaikan surat PHS (Penetapan Hari Sidang) jurusita selalu memberikan informasi kepada pihak yang berperkara untuk datang sesuai waktu yang telah ditetapkan untuk kelancaran persidangan. Menurut Bapak yayat sebagai juru sita Pengadilan Agama, dari sekian banyak kasus cerai thalak yang masuk ke Pengadilan Agama Majalengka, sebagian besar alasan yang mendasari suami mengajukan permohonan cerai ke Pengadilan Agama disebabkan karena pertengkaran dan ketidak patuhan istri pada suami. Hal ini sama dengan yang diutarakan oleh hakim dan panitera Pengadilan Agama Majalengka.

(15)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

107 B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Alasan Suami Mengajukan Permohonan Cerai Thalak ke Pengadilan Agama

a. Triangulasi Teknik

Wawancara Observasi Studi Dokumentasi

Berdasarkan hasil wawancara dari keempat orang suami yang mengajukan permohonan cerai thalak ke pengadilan agama, dapat diketahui dari kasus I, kasus II dan kasus III bahwa faktor utama yang dijadikan alasan suami mengajukan permohonan cerai ke pengadilan agama adalah karena sudah tidak adanya kecocokan diantara mereka yang disebabkan istri tidak taat atau patuh lagi pada suami sehingga memicu pertengkaran yang terus menerus, berbeda dengan kasus IV yang disinyalir bahwa si istri telah berselingkuh dengan laki-laki lain sehingga untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan warohmah sudah tidak mungkin terjadi lagi.

Dengan demikian alasan yang banyak diajukan suami untuk bercerai dengan istrinya adalah karena pertengkaran yang terus-menerus sehingga tidak ada kecocokan lagi diantara mereka dan mengupayakan jalan damai diantara merekapun sudah tidak bisa dilakukan lagi.

Dilakukan di Pengadilan Agama Islam Kelas 1.A Majalengka

1. Harahap. M. Yahya. (2003). Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan

Agama. Jakarta: Sinar Grafika. 2. Departemen Agama RI. (2005).

Kompilasi Hukum Islam di

Indonesia. Bandung: Departemen Agama.

3. Republik Indonesia. (1983). Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Jakarta: Pradnya Paramita

b. Triangulasi Sumber

Ditujukan kepada: Pihak yang berperkara CA bin D (29 tahun) RS bin AS (25 tahun) LS bin O (31 tahun) S bin R (39 tahun)

Dalam kasus pertama ini adalah pasangan CA bin D (permohonan) dengan NR

Persidangan kasus kedua ini adalah persidangan RS bin AS (termohon ) dan N binti K

Dalam kasus ketiga ini adalah pasangan LS bin O (pemohon) dengan NS binti

S bin R (pemohon) dengan EM binti G (termohon) dengan perkara nomor :

(16)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

108 bin B (termohon) dengan

perkara nomor

34/pdt.G/2007/PA. Mjlk. Tanggal 12 September 2007.

CA bin D Umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta tempat kediaman di Kelurahan Cijati

Kecamatan Majalengka merupakan suami dari N binti BR umur 27 tahun, agama Islam, tidak bekerja berkediaman di Desa Wanajaya Kecamatan Majalengka yang telah menikah pada tanggal 14 September 2003 di hadapan pegawai pencatat nikah KUA Kecamatan

Majalengka sebagaimana yang tercatat pada akta nikah yang dikeluarkan oleh Kepala KUA dengan nomor. 726/701/IX/2003. Sejak awal menikah pemohon dan termohon pernah hidup bahagia dengan keadaan rukun sebagaimana layaknya suami isteri selama 3 tahun dengan kediaman bersama di wilayah Kelurahan Cijati Kecamatan Majalengka dan dalam pernikahannya ini mereka berdua telah dikaruniai satu orang anak perempuan. Kehidupan rumah tangga pemohon dan termohon sejak bulan Juli 2006 sudah tidak ada keharmonisan, karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan termohon sudah

(termohon). Nomor perkara : 1132/Pdt.G/2007/PA.Mjlk. Tanggal 18 September 2007. RS bin AS, umur 25 tahun , agam Islam , pekerjaan swasta, tempat tinggal kediaman Desa Babakan Manjeti Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka dan N binti K, umur 24 tahun, agama Islam pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal kediaman desa Cikeusik

Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka pada tanggal 22 Mei 2004 telah melaksanakan

pernikahan dihadapan Pegawai Pencatat Nikah KUA Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka sebagaimana tercatat pada Akta Nikah dengan nomor:

354/45/V/2004. Dalam pernikahannya ini mereka dikaruniai seorang anak dan hidup rukun sebagaimana suami isteri dengan kediaman bersama di kediaman orang tua pemohon. Namun sejak awal tahun 2006 kehidupan rumah tangga pemohon dan termohon sudah tidak harmonis lagi karena sering terjadi perselisihan dan

pertengkaran yang disebabkan termohon sudah tidak mau lagi diajak tinggal bersama sejak Agustus 2006 pemohon dengan termohon sudah pisah ranjang dan kediaman. Pemohon dan termohon tinggal di rumah orang tuanya masing-masing tapi masih tinggal satu RT dan RW (tenggang tempat).

Adapun kronologis jalannya persidangan antara RS bin AS dengan N binti K dari mulai

U (termohon dengan nomor perkara :

084/Pdt.G/2007/PA.Mjlk tertanggal 8 Oktober 2007. LS bin O umur 31 tahun , agama Islam, pekerjaan swasta bertempat tinggal di Desa Banjaran Sumberjaya Kabupaten Majalengka merupakan suami dari NS binti U umur 31 tahun, agama Islam, tidak bekerja bertempat tinggal di Desa Lojikobong Sumberjaya Kabupaten Majalengka yang telah menikah pada tanggal 11 Mei 1996 di hadapan pegawai pencatat nikah KUA Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka sebagaimana yang tercatat pada akta nikah yang dikeluarkan oleh Kepala KUA dengan nomor : 136/68/V/1996. Sejak awal menikah pemohon dan termohon telah pernah hidup bahagia dalam keadaan rukun bersama dengan 2 orang anak, namun sejak tanggal 1 Mei 2006 kehidupan rumah tangga pemohon dan termohon sudah tidak ada

keharmonisan sering terjadi percekcokan dan perselisihan serta pertengkaran yang terus menerus yang disebabkan karena termohon tidak percaya lagi kepada perkataan pemohon dan selalu berbeda prisip dalam segala hal yang berhubungan dengan rumah tangga dan pemohon dan sudah pisah

1386/Pdt.G/2006/PA.Majalengk a tanggal 16 Oktober 2007. S bin R umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, tempat kediaman di Desa Palasah Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka merupakan suami dari EM binti G umur 35 tahun , agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, kediaman di Desa Tarikolot Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka. Mereka telah menikah pada tanggal 25 Februari 1989 sebagaimana tercatat pada kutipan akta nikah yang dikeluarkan oleh kepala KUA tersebut dengan nomor : 41/8/II/1989 tanggal 25 Februari 1989. Setelah akad nikah

pemohon dan termohon pernah hidup bahagia dengan rukun sebagaimana layaknya suami isteri yang baik dengan kediaman bersama dan dikaruniai dua orang anak. Namun termohon diketahui berselingkuh dengan laki-laki lain, sejak itu mereka berbeda tempat tinggal dan tidak berhubungan lagi selayaknya suami isteri. Malihat kelakuan dari isterinya itu meskipun manurut termohon bahwa

tuduhan suaminya itu tidak benar dan tuduhan selingkuh hanyalah cemburu buta dan dijadikan alasan untuk menceraikan termohon, padahal menurut termohon pengajuan cerai thalak ini karena pemohon sendiri telah melakukan perselingkuhan dengan laki-laki lain.

Adapun kronologis jalannya persidangan adalah sebagai

(17)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

109 tidak taat lagi terhadap

suami dan tidak terima apabila dinasehati sahingga diantara pemohon dan termohon sudah tidah ada kecocokan dan saling pengertian selain itu, antara pemohon dan termohon sudah pisah ranjang dan kediaman dan tidak berhubungan layaknya suami isteri. Sehingga untuk mencapai rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah tidak terwujud. Adapun proses jalannya

persidangan antara DA bin C dengan N binti BR adalah sebagai berikut: a.Pengajuan permohonan Ketika mengajukan permohonan cerai thalak terhadap N binti BR, CA bin D mendatangi

Pengadilan Agama di daerah hukum kediaman pemohon dan termohon yaitu ke Pengadilan Agama Kelas 1.A Majalengka. Permohonan ini dibuat oleh CA bin D secara tertulis. Perosedur yang harus ditempuh dalam

mengajukan permohonan cerai adalah dengan menyebutkan terlebih dahulu nama, umur, agama dan tempat tinggal serta alasan-alasan mengajukan permohonan cerai yang disertai dengan buku nikah. Setelah surat permohonan selesai kemudian petugas

permohonan sampai dijatuhkannya putusan perceraian adalah sebagai berikut:

a. Pengajuan permohonan Pada awal pengajuan permohonan cerai thalak ke Pengadilan Agama Majalengka, pemohon dibantu petugas Pengadilan agama untuk membuat surat permohonan cerai thalak secara tertulis dengan menyabutkan nama, umur, alamat, agama, serta alasan yang mendasari keinginan dalam mengajukan thalak

kepada isterinya (termohon) yang dilengkapi dengan akta nikah. Kemudian setelah surat permohonan selesai petugas pengadilan agama memberi nomor perkara:

1132/Pdt.G/2007/PA.Mjlk yang kemudian serahkan kepada panitera untuk diajukan kepada hakim untuk diperiksa dan diserahkan Ketua Pengadilan Agama menunjuk Majelis hakim untuk menyelesaikan perkara ini kepada pihak yang berperkara oleh jurusita pengadilan agama. Khusus pada temohon

diserahkan sehelai salinan surat permohonan dari pemohon untuk dijawab secara tertulis dan diajuakan pada waktu sidang. b. Pemanggilan

Pemanggilan dilakukan setiap kali diadakan persidangan dengan jarak 3 hari sebelum sidang. Pemanggilan ini harus dilakukan oleh jurusita dan

ranjang walaupun masih tinggal satu rumah. Adapun jalannya proses persidangan antara LS bin O dengan NS binti U adalah sebagai berikut:

a. Pengajuan permohonan Ketika ingin mengajukan permohonan cerai thalak terhadap LS bin O mendatangi Pengadilan Agama Majalengka untuk membuat surat permohonan tertulis kepada Pengadilan agama yang daerah

hukumnya meliputi tempat tinggal termohon. Keinginan berrcerai sebelumnya telah diberitahukan pemohon terhadap termohon dan ternyata temohonpun menginginkan perceraian tersebut. Dalam mengajukan permohonan cerai pemohon menyebutkan terlebih dahulu nama, umu, agam dan tempat tinggal serta alasan-alasan mengajukan permohonan cerai yang disertai dengan buku nikah. Setelah surat permohonan selesai kemudian petugas

pengadilan agama memberi nomor perkara:

084/Pdt.G/2007/PA.Mjlk yang kemudian diserahkan kepada panitera untuk menunjuk Majelis Hakim untuk menyelesaikan perkara ini serta menetapkan hari sidang. Sementara surat panggilan sidang akan diserahkan kepada pihak yang berperkara oleh jurusita

berikut:

a. Pengajuan Permohonan Ketika ingin mengajukan permohonan cerai thalak

terhadap EM binti G (termohon), S bin R mendatangi Pengadilan Agama Majalengka untuk membuat surat permohonan tertulis kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal

termohon. Adapun prosedur yang harus ditempuh pemohon dalam mengajukan permohonan cerai adalah dengan

menyebutkan terlebih dahulu nama, umur, agama dan tempat tinggal serta alasan-alasan mengajukan permohonan cerai yang disertai dengan buku nikah. Setelah surat permohonan cerai selesai kemudian petugas pengadilan agama memberikan nomor perkara :

1386/Pdt.G/2007/PA.Mjlk yang kemudian diserahkan kepada panitera untuk diajukan kepada hakim untuk diperiksa dan diserahkan Ketua Pengadilan Agama menunjuk Majelis Hakim untuk menyelesaikan perkara ini serta menetapkan hari sidang. Sementara surat

pengadilansidang akan

diserahkan kepada pihak yang berperkara oleh jurusita

pengadilan agama. Khusus pada termohon diserahkan sehelai surat permohonan dari pemohon untuk dijawab secara tertulis dan diajukan pada waktu si

(18)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

110 Pengadilan Agama

memberi nomor perkara untuk diajukan kepada hakim untuk diperiksa dan diserahkan Ketua

Pengadilan Agama menunjuk Majelis Hakim untuk menyelesaikan perkara ini serta

menetapkan hari sidang. Sementara surat pengadilan sidang akan diserahkan kepada pihak yang berperkara oleh jurusita pengadilan agama. b. Pemanggilan Setelah mengajukan permohonan dan diberi nomor perkara, selanjutnya pemohon dan termohon akan dipanggil untuk menghadiri persidangan. Adapun pemanggilan dilakukan setiap kali akan dilakukan persidangan dengan tenggang waktu tiga hari sebelum hari sidang. Dalam kasus ini persidangan dilakukan sebanyak tiga kali. c.Persidangan

Setelah menerima surat panggilan sidang yang disampaikan dari juru sita Pengadilan Agama Kelas 1.A Majalengka, maka para pihak yang berperkara diharuskan datang ke Pengadilan Agama untuk menghadiri sidang permohonan perceraian. Adapun peristiwa-peristiwa

disampaikan langsung kepada pihak yang bersangkutan.

Adapun jalannya persidangan ini dilakukan sebanyak tiga kali. c. Persidangan

Setelah menerima surat penggilan persidangan dari Pengadilan Agama Majalengka, maka pemohon dan termohon datng untuk menghadiri persidangan permohonan cerai thalak. Adapun peristiwa hukum yang terjadi selama persidangan adalah sebagai berikut :

1) Sidangan pertama 2 Oktober 2007

Setelah sidang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis, kemudian pihak

berperkara dipanggil masuk ke ruang sidang. Dalam sidang pertama ini pemohon dan termohon datang menghadap sendiri ke persidangan. Sebelum membacakan surat permohonan pemohon, Ketua Hakim terlebih dahulu memeriksa kartu identitas masing-masing dan rukun

kembali, akan tetapi tidak berhasil, lalu Majelis Hakim menyatakan bahwa persidangan tertutup untuk umum.

Selanjutnya Ketua membacakan Surat Permohonan pemohon itu kepada termohon untuk

menjawab permohonan pemohon (replik) dan termohon tidak keberatan untuk bercerai dan memohon kepada Ketua majelis mengeluarkan putusan

secepatnya. Karena pemohon dan termohon menyatakan tidak

pengadilan agama. Khusus pada termohon diserahkan sehelai salinan surat permohonan dari pemohon untuk dijawab secara tertulis dan diajukan pada waktu sidang.

b. Pemanggilan Setelah mengajukan permohonan dan diberi nomor perkara oleh Pengadilan selanjutnya pemohon dan termohon dipanggil untuk menghadiri persidangan. Pemanggilan ini disampaikan oleh juru sita pengadilan agam kepada masing-masing pihak dengan waktu antara hari

pemanggilan dan hari sidang paling sedikit tiga hari. Dalam kasus ini persidangan dilakukan sebanyak tiga kali. c. Persidangan

Setelah menerima surat penggilan dari juru sita Pengadilan Agama Majalengka untuk menghadiri persidangan maka, para pihak yang berperkara diharuskan datang ke Pengadilan agama untuk menghdiri sidang

permohonan perceraian. Adapun peristiwa-peristiwa hukum yang terjadi selama persidangan perceraian antara LS bin O dengan NS binti U adalah sebagai berikut:

1) sidang pertama 22

Setelah mengajukan permohonan dan diberi nomor perkara oleh pengadilan selanjutnya pemohon dan termohon akan dipanggil untuk menghadiri persidangan. Pemanggilan dilakukan setiap kali akan dilakukan persidangan dengan tenggang waktu tiga hari sebelum sidang. Dalam kasus ini persidangan dilakukan sebanyak lima kali.

c. Persidangan

Setelah menerima surat dari pengadilan agama maka para pihak untuk menghadiri sidang permohonan cerai. Adapun peristiwa hukum yang terjadi pada saat persidangan antara S bin R (pemohon) dengan EM binti G (termohon) adalah sebagai berikut:

1) Sidang pertama tianggal 30 ktober 2007

Dalam sidang pertama ini pemohon datang menghadap ke parsidangan sedangkan termohon tidak datang dan tidak menyuruh orang lain sebagai wakilnya. Selanjutnya hakim menanyakan nama, alamat, pekerjaan dan buku nikah kepada pemohon. Setelah semua cocok kemudian hakim berusaha menasehati agar pemohon mengurungkan niatnya untuk bercerai namun tidak berhasil. Karena termohon tidak hadir dan karena pemohon seorang

pegawai negeri sipil, ketua majelis menyarankan pemohon nuntuk membawa surat izin cerai dari pejabat dan menunda sidang

(19)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

111 hulum yang terjadi selama

persidangan perceraian antara CA bin D dengan N binti BR adalah sebagai berikut:

a) Sidang pertama tanggal 25 September 2007 Dalam sidang pertama ini hakim ketua terlebih dahulu memanggil para pihak yang berperkara untuk masuk ke ruang sidang dan kemudian menyatakan persidangan dibuka dan terbuka untuk umum. Pada waktu dipanggil untuk masuk ke dalam ruang sidang, pemohon menghadap sendiri ke persidangan. Sedangkan termohon tidak datang menghadap dan tidak pula menyuruh orang lain sebagai wakilnya meskipun terlebih dahulu dilakukan pemanggilan secara patut untuk datang mengahadap pada saat persidangan pertama ini. Pada saat sidang pertama ini pemohon ditanyakan nama pemohon dan termohon, umur serta tempat tinggal serta alasan mengajukan permohonan cerai. Setelah mendengar alasan yang diucapkan pemohon selanjutnya, Ketua Majelis menasehati pemohon dalam rangka upaya perdamaian dan memberikan saran dan nasihat kepada pemohon untuk mengurungkan

akan mengajukan keterangan lain, maka sidang dilanjutkan dalam tingkat pembuktian yang dikeluarkan oleh KUA

Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka yang kemudian diberi tanda PI oleh Majelis Hakim. Selanjutnya persidangan dianggap cuukup dan dibuka kembali untuk umum dan diperintahkan kepada

pemohon dan termohon agar hadir kembali pada sidang kedua dengan membawa saksi masing-masing. Lalu sidang dinyatakan ditutup.

2) Sidang kedua 16 Oktober 2007

Setelah dibuka untuk umum maka Ketua Majelis memanggil pihak yang berperkara untuk ke ruang sidang. Sebelum

persidangan dimuat, terlebih dahulu Ketua Majelis

menasehati dan berusaha mendamaikan kedua belah pihak, akan tetapi tidak berhasil, selanjutnya persidangan ditutup untuk umum. Karena

persidangan kadua ini adalah untuk pemeriksaan saksi-saksi dan sesuai dengan perintah Ketua Majelis pemohon dan termohon datang dengan

membawa saksi masign-masing. Setelah pertanyaan kepada kedua saksi selesai dan antara pemohon dan termohon tidak keberatan atas keterangan saksi tersebut, maka Majelis Hakim

bermusyawarah dan memutuskan mengabulkan permohonan pemohon dan memberi izin kepada pemohon

Oktober 2007

Dalam sidang pertama ini antara pemohon dan termohon masing-masing datang ke persidangan secara pribadi . Di dalam

persidangan terlebih dahulu Hakim menanyakan alamat, umur, pekerjaan dan tempat tinggal pemohon dan

termohon, selanjutnya hakim berdasarkan surat

permohonan pemohona hakim mengajukan pertanyaan untuk dijawab oleh termohon (replik), dan termohon membbenarkan serta tidak berkeberatan untuk bercerai dengan pemohon. Untuk

menguatkan bukti, maka hakim meminta menghdirkan para saksi, akan tetapi

pemohon dan termohon belum siap selanjutnya hakim menunda persidangan dan memberi kesempatan pemohon dan termohon untuk menghadirkan saksi pada persidangan berikutnya. 2) Sidang kedua tanggal 5

November 2007 Sidang ini adalah sidang pembuktian para saksi. Dalam persidangan ini pemohon dan termohon datang secara pribadi dengan masing-masing membawa saksi dari pihak keluarga. Sebelum beranjak kepada keterangan para saksi, hakim terlebih dahulu memberikan nasehat dan berusaha

sampai surat izin cerai tersebut selesai.

2) Sidang kedua tanggal 13 November 2007

Sidang kedua ini pemohon dan termohon hadir. Setelah persidangan dibuka untuk umum, selanjutnya majelis hakim berusaha mendamaikan degan memberi pandangan serta pokok pikiran khususnya

pemohon yang pada intinya agar pemohon mempertimbangkan kembali keinginannya untuk bercerai akan tetapi tidak berhasil sedangkan termohon menyatakan keberatan dan tetap ingin mempertahankan rumah tangga. Setelah surat izin bercerai selesai dan termohon telah siap dengan jawaban pemohon lalu sidang ditutup secara umum yang dalam rekonpensi menyatakan termohon menolak untuk bercerai dan menyatakan tidak berselingkuh. Namun kompensi (suami) tidak percaya dan tetap ingin bercerai, dengan demikian maka sebagai pemohon

rekonpensi (isteri) mempunyai hak dari akibat perceraian tersebut dan menginginkan pembagian harta bersama. Dengan demikian sidang dibuka untuk umum dan melanjutkan ke sidang berikutnya dengan

membawa alat bukti dan saksi. Selanjutnya sidang ditunda dan ditutup oleh majelis hakim. 3) Sidang ketiga tanggal 27

(20)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

112 niatnya akan tetapi tidak

berhasil dimana pemohon tetap pada permohonanya untuk bercerai dengan termohon. Karena termohon tidak hadir, selanjutnya Ketua menyatakan menunda pemerikasaan atas perkara ini pada sidang kedua dia meminta kesaksian pada sidang kedua dan

memerintahkan kepada juru sita untuk memanggil termohon agar hadir di muka sidang dan diberitahkukan kepada pemohon agar datang pada hari dan tanggal

persidangan yang telah ditetapkan. Setelah penundaan tersebut

dibacakan oleh Ketua, lalu persidangan dinyatakan ditutup.

b) Sidang kedua tanggal 9 Oktober 2007

Pada persidangan kedua ini pemohon datang sendiri sedangkan termohon tidak hadir dan tidak menyuruh orang lain sebagai

wakilnya meskipun telah dipanggil secara sah dan patut untuk datang pada persidangan. Sebelum pemeriksaan pokok dilakukan majelis hakim terlebih dahulu menasehati untuk berdamai namun tetap tidak berhasil selanjutnya persidangan dinyatakan tertutup untuk umum dan ketua

untuk ikrar menjatuhkan thalak 3) Sidang Katiga 30 Oktober

2007

Proses persidangan ketiga ini adalah pengabulan pemohon untuk menjatuhkan ikrar thalak terhadap termohon . Setelah persidangan dibuka dan

dinyatakan terbuka untuk umum, lalu para pihak yang berperkara dipanggil masuk ke ruang sidang. Dalam persidangan ini pemohon dan masing-masing menghadap sendiri ke persidangan.Ketua Majelis berusaha untuk mendamaikan akan tetapi pemohon

menyatakan tetap pada kehendak kemudian Majelis mengadili dan mengabulkan permohonan pemohon dengan memberi izin untuk ikrar menjatuhkan thalak terhadap termohon dan

menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara berdasarkan hukum yang ditentukan. Sebelum mengucapkan takak atas pertanyaan ketua majelis bertanya terhadap termohon apakan dalam keadaan suci atau tidak dan ternyata termohon dalam keadaan suci. Dan atas izin Majelis maka pemohon mengucapkan ikrar thalak yang disaksikan oleh termohon. Selanjutnya Ketua majelis menetapkan putusnya

perkawinan antara RS bin AS (pemohon) dengan N binti K (temohon) karena perceraian . Setelah penetapkan tersebut diucapkan di muka umum, maka

mendamaikan kadua belah pihak agar tidak jadi bercerai namun tidak berhasil.

Kemudian masing-masing saksi diberikan pertanyaan dan membenarkan bahwa hubungan suami isteri antara pemohon dan termohon sudah tidak harmonis lagi dan mereka sudah berusaha mendamaikan tetapi tidak berhasil. Atas semua keterangan saksi tersebut pemohon dan termohon menerima dan

membenarkannya. Dengan demikian sudah jelas bahwa diantara pemohon dan termohon sudah tidak bisa didamaikan lagi. Akhirnya hakim mengbulkan

permohonan pemohon untuk menceraikan isterinya dengan ikrar thalak pada persidangan selanjutnya. Kemudian sidang ditutup. 3) Sidang ketidga 19

November 2007 Setelah melihat kesaksian dan butkti-bukti dari sidang pertama dan kedua maka, selanjutnya sidang

dilanjutkan pada pengucapan ikrar thalak dari pemohon kepada termohon. Dalam persidangan ikrar thalak ini pemohon dan termohon datang sendiri di depan pengadilan. Setelah persidangan dibuka untuk umum selanjutnya hakim bertanya kepada pemohon dan termohon apakan akan mudur atau tetap

Sidang ini adalah sidang pembuktian dan saksi. Pada sidang ini pemohon dan termohon datang dan setelah sidang terbuka untuk umum hakim berusaha mendamaikan tapi tidak berhasil. Karena sidang ini adalah sidang pembuktian, maka majelis menyatakan sidang tertutup untuk umum dan meminta pemohon untuk menunjukkan alat bukti berupa dua buku nikah, asli struk gaji photo copy berita acara pemeriksaan

sementara terhadap termohon dan dua orang saksi yang

memperkuat bahwa benar antara pemohon dan termohon sudah tidak hermonis lagi karena menurut pengaduan pemohon kepada saksi, termohon telah berselingkuh meskipun sudah didamaikan akan tetapi tidak berhasil. Setelah bukti dan saksi dari pemohon selesai maka sidang dilanjutkan pada bukti-bukti dan saksi dari termohon. Selanjutnya atas pertanyaan ketua majelis, pemohon dan termohon menyatakan

membenarkan keterangan saksi tersebut. Setelah pemeriksaan cukup lalu sidang dibuka untuk umum dan dilanjutkan pada sidang berikutnya.

4) Sidang keempat 11 Desember 2007

Yang dibahas dalam sidang ini adalah sidang putusan yang menyimpulkan bahwa: Dalam konpensi:

(21)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

113 membacakan surat

permohonan pemohon pada tanggal 12 September 2007 yang isinya tetap

dipertahankan pemohon. Sidang dilanjutkan dengan menunjukan bukti-bukti dan saksi. Bukti tetulis yang diajukan pemohon berupa Kutipan akata Nikah

nomor:726/70IX/2003 tanggal 19 September 2003 dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Majalengka Kota

Majalengka, lalu ketua Majelis diberi tanda P.I. Selain bukti surat di atas, pemohon juga mengajukan dua orang saksi dari pihak keluarga pemohon. Dari pernyataan saksi–saksi tersebut, Majelis hakim memperoleh keterangan bahwa memang benar diantara pemohon dan termohon sudah tidak harmonis lagi dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus karena si termohon sudah tidak taat lagi pada perintah pemohon. Atas pertanyaan Ketua, pemohon

menyatakan membenarkan terhadap keterangan saksi tersebut serta

menyampaikan kesimpulan secara lisan yang pada pokoknya mohon putusan. Setelah persidangan mencapai pada hasil musyawarah yang menyatakan mengabulan

persidangan dinyatakan ditutup. 4) Putusan

Setelah membacakan permohonan pemohon dan menddengar keterangan pihak berperkara yang disertai surat bukti perkara, makaMajelis Hakim memutuskan putusnya perkawinan antara RS bin AS dengan N binti K karena perceraian. Dengan

mengabulkan permohonan pemohon, memberi izin kepada pemohon untuk ikrar

menjatuhkan thalak kepada termohon di hadapan sidang Pengadilan Agama Majalengka setelah setelah putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap dan membebankan

pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 206.000 (dua ratus enam puluh ribu rupiah). Kemudian menetapkan putusnya perkawinan antara pemohon dan termohon karena perceraian. Dan memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Majalengka untuk mengirimkan satu helau salinan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tanpa materai kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat tinggal pemohon dan termohon untuk dicatat dalam daftar yang telah disediakan untuk itu. Serta biaya penetapan sebasar Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) dibebankan kepada pemohon.

melanjutkan perkara dan ternyata kedua belah pihak tetap pada pendirian dan meminta segera

mengikrarkan thalak. Karena termohon dalam keadaan suci, selanjutnya hakim membacakan putusan Pengadilan Agama Majalengka nomor: 084/Pdt.G/2007PA.Mjlk tanggal 19 November 2007 yang berisi mengabulkan permohonan pemohon dan memberi izin kepada pemohon untuk ikrar menjatuhkan thalak kepasa termohon. Setelah

mengikrarkan talaknya. Selanjutnya hakim menetapkan putusannya perkawinan antara LS bin O (pemohon) dengan NS binti U (termohon) karena perceraian , memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Majalengka untuk mengirimkan putusan ini tanpa materai kepada pegawai Pencatat Nikah yang wilayahna meliputi tempat tinggal pemohon dan termohon kepada pegawai pencatat nikah untuk mencatat dalam daftar yang disediakan untuk itu. Setelah ketua menjatuhkan

me\penetapan tersebut, lalu persidangan dinyatakan selesai dan ditutup. 4) Putusan

Setelah mendengar keterangan para pihak disertai bukti dan para saksi

 Mengabulkan permohonan pemohon

 Menetapkan, memberi izin kepada pemohon untuk ikrar menjatuhkan thalak satu kepada termohon di hadapan sidang pengadilan agama Majalengka, setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap.

Dalam rekonpensi Bahwa tergugat terhadap tuntutan penggugat besedia dan sanggup memberikan kepada penggugat benda tidak bergerak dan sejumlah uang sebagai berikut:

 Rumah dan tanah tempat tinggal yang terletak di Desa Tarikolot Kec. Palasah Majalengka.  Sebidang tanah seluas 170 m2

yang terletak di Desa Tarikolot Kec. Palasah Majalengka.  Menetapkan

2

1 (setengah)

bagian hak tergugat atas harta bersama tersebut beralih kepemilikannya menjadi hak penggugat karena diberikan tergugat kepada penggugat.  Uang sebesar Rp 5.000.000

(lima juta rupiah)

Dalam konpensi dan rekonpensi:  Membebankan biaya perkara

menurut hukum sebesar Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah). 5) Sidang kelima 26 Desember

2007

(22)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

114 permohonan pemohon

dengan verstek, dan menetapkan memberi ijin kepada pemohon untuk ikrar menjatuhkan thalak terhadap temohon. c) Sidang ke tiga tanggal 23 Oktober 2007

Setelah dua kali

persidangan maka sidang ketiga ini adalah

pengucapan ikrar talak . Setelah memanggil para pihak maka sidang dibuka dan terbuka untuk umum lalu Ketua memeriksa relas yang telah disampaikan secara resmi dan patut kepada para pihak. Pada sidang pengucapan ikrar thalak ini pemohon datang menghadap di persidangan, sedangkan termohon tidak datang dan tidak pula menyuruh orang lain menghadap sebagai wakilnya. Sebelum

dibacakan putusan terlebih dahulu hakim memberi nasehat untuk berdamai akan tetapi tidak berhasil. Kemudian oleh ketua dibacakan Putusan Pengadilan agama kelas 1.A Majalengka Nomor 34/Pdt.G/2007 yang isinya mengabulkan permohonan pemohon dengan verstek menetapkan memberi izin kepada pemohon untuk ikrar thalak dihadapan sidang tanpa dihadiri oleh dan atas izin Ketua maka pemohon mengucapkan

maka, pengadilan

mengabulkan permohonan pemohon untuk ikrar menjatuhkan thalak kepada termohon dan menghukum pemohon untuk membayar kepada termohon mut’ah berupa uang sebesar Rp 250.000 (dua ratus juta rupiah), nafkah iddah selama sebulan sebesar Rp

3.000.000 (tiga juta rupiah) setiap minggu dan

menghukum pemohon membayar biaya perkara sebesar Rp 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap kemudian hakin menetapkan putu perkawinan antara pemohon dan termohon kerena perceraian. Dan memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Majalengka untuk

mengirimkan satu helai putusan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap tanpa materai kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat tinggal pmohon dan termohon untuk dicatat dalam daftar yang telah disediakan untuk itu. Serta biaya penetapan sebesar Rp 60.000 *enam puluh ribu rupiah) dibebankan kepada pemohon.

pengucapan ikrar thalak yang dihadiri oleh pemohon konpensi/tergugat rekonpensi dengan termasuk

konpensi/penggugat rekonpensi. Selanjutnya ketua majelis membacakan penetapan yang berbunyi putus perkawinan antara pemohon dan termohon karena perceraian. Dan

memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Majalengka untuk mengirimkan satu helai salinan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tanpa materai kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka untuk dicatat dalam daftar yang telah disediakan untuk itu. Serta biaya penetapan sebesar Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) dibebankan kepada pemohon.

(23)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

115 ikrar thalak. Selanjutnya

menetapkan perkawinan antar pemohon denga termohon putus karena perceraian setelah ini persidangan dinyatakan selesai dan tertutup untuk umum.

d. Putusan

Setelah ikrar thalak dijatuhkan maka hakim memutuskan bahwa : a) Mengabulkan permohonan dengan verstek

b) Menetapkan memberi ijin kepada pemohon untuk ikrar menjatuhkan thalak terhadap termohon di hadapan Pengadilan agama Kelas I.A Majalengka, setelah putusan ini

berkekuatan hukum tetap. 3) Menetapkan kewajiban pemohon terhadap

termohon yaitu nafkah selama masa iddah sebesar Rp 600.000 (enam ratus ribu rupiah). Mut’ah sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah), biaya seorang anak minimal setiap bulan sebesar Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah).

4) Menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 216.000 (dua ratus enam belas ribu rupiah). Kemudian

(24)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

116 perkawinan antara

pemohon dan termohon karena perceraian. Dan memerintahkan kepada Panitera Pengadilan agama kelas 1.A Majalengka untuk mengirimkan satu helai putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tanpa materai kepada Pegawai Pencatat nikah yang wilayahnya meliputi tempat tinggal pemohon dan termohon untuk dicatat dalam daftar yang telah disediakan untuk itu. Serta biaya penetapan sebesar Rp 40.000 (empat puluh ribu rupiah) dibebankan kepada pemohon.

c. Triangulasi Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan April minggu keempat dan bulan Mei minggu pertama di tahun 2011

Waktu penelitian:Siang-Sore (13.00-16.00)

Berdasarkan hasil wawancara dari keempat orang suami yang mengajukan permohonan cerai thalak ke pengadilan agama, dapat diketahui dari kasus I, kasus II dan kasus III bahwa faktor utama yang dijadikan alasan suami mengajukan permohonan cerai ke pengadilan agama adalah karena sudah tidak adanya kecocokan diantara mereka yang disebabkan istri tidak taat atau patuh lagi pada suami sehingga memicu pertengkaran yang terus menerus, berbeda dengan kasus

(25)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

117

IV yang disinyalir bahwa si istri telah berselingkuh dengan laki-laki lain sehingga untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan warohmah sudah tidak mungkin terjadi lagi.

Dengan demikian alasan yang banyak diajukan suami untuk bercerai dengan istrinya adalah karena pertengkaran yang terus-menerus sehingga tidak ada kecocokan lagi diantara mereka dan mengupayakan jalan damai diantara merekapun sudah tidak bisa dilakukan lagi.

2. Akibat Hukum Perkawinan yang Putus Karena Perceraian a. Triangulasi Teknik

Wawancara Observasi Studi Dokumentasi

Berdasarkan hasil wawancara kepada hakim dan panitera

Dilakukan di Pengadilan

1. Republik Indonesia. (1983). Undang-undang

(26)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

118 Pengadilan Agama Kelas I.A

Majalengka, menyebutkan bahwa akibat yang terjadi karena perceraian adalah putusnya hak-hak suami istri kecuali kepemilikan harta bersama yang dibagi dua berdasarkan hasil kesepakatan kedua belah pihak dan musyawarah majelis yang memutus pembagian harta secara adil dan memberatkan atau menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara persidangan sesuai dengan ketentuan hukum yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Disamping itu akibat yang timbul akan menyebabkan dampak psikologis yang menimbulkan trauma bagi kedua belah pihak terutama anak.

Agama Kelas I.A Majalengka No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Jakarta: Pradnya Paramita. b. Triangulasi Sumber

(27)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

119

Ditujukan kepada: Hakim dan Panitera Pengadilan Agama Kelas 1.A Majalengka

Hakim Panitera

Akibat hukum yang timbul karena perceraian adalah putusan perkawinan antara suami istri tersebut dan apabila ada harta bersama maka dibagi dua sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak dengan mengacu pada ketentuan undang-undang. Dalam kasus cerai thalak ini tidak ada kewajiban yang harus dipenuhi kedua belah pihak yang telah dinyatakan bercerai di depan Pengadilan Agama hanya saja hakim emberikan putusan yang bersifat condemnatoir yaitu putusan yang berisi penghukuman. Dimana pihak tergugat dihukum untuk menyerahkan sebidang tanah berikut bangunan rumahnya, membayar utang. Dan bagi pemohon diharuskan untuk membayar perkara, biaya iddah dan mu’ah selama tiga bulan kepada istri dan apabila mempunyai anak maka biaya

Menurut panitera Bapak Drs. Muhtadin adalah putusannya hak-hak dan kewajiban suami isteri karena perceraian dan kepamilikan harta bersama yang dibagi sesuai keputusan pengadilan. Meskipun demikian, putusan pengadilan tidak selamanya disetujui oleh pihak yang berperkara karena menurut panitera bapak Drs. Muhtadin mengatakan dari jumlah perkara yang masuk pada tahun 2006 sebanyak 223 perkara cerai thalak , 2 (dua) diantaranya mengajukan banding dan 1 (satu) yang masuk ke tingkat kasasi sedangkan untuk tahun 2007 belum adanya data yang menunjukan pihak yang bersangkutan untuk mengajukan permohonan banding atau kasasi tersebut.

(28)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

120 ditentukan sesuai dengan pendapat pemohon perbulan yang telah disepakati di persidangan. Walaupun dalam hukum Islam peerceraian itu dibolehkan, namun perceraian akan menimbulkan kerugian bagi pihak yang berperkara terutama keluarga dan anak. Karena menurut hakim Ibu Dra. Hj. Syafiah, MH, perceraian tidak jarang menimbulkan pengaruh negatif terhadap perkembangan jiwa anak yang menjad korban perceraian orang tuanya. Akibat yang terjadi dari putusan pengadilan.

c. Triangulasi Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei minggu kedua dan minggu ketiga di tahun 2011

(29)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

121

3. Hal-hal yang dilakukan Peradilan Agama Dalam Menjalankan Fungsi Perannya Sebagai Lembaga Peradilan Bagi Masyarakat

a. Triangulasi Teknik

Wawancara Observasi Studi

Dokumentasi Sebagaimana hasil wawancara dari

hakim, panitera dan jurusita Pengadilan Agama bahwa dalam menjalankan fungsi perannya sebagai lembaga peradilan bagi masyarakat, hakim selalu mengupayakan perdamaian kepada pihak-pihak yang berperkara dalam setiap persidangan. Selain itu juga Pengadilan Agama Kelas I.A Majalengka dalam setahun sekali selalu mengadakan penyuluhan secara formal baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat setempat guna

Diadakan di Pengadilan Agama kelas 1.A Majalengka Menggunakan media foto-foto

(30)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

122 memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah keperdataan serta arahan kepada masyarakat tentang fungsi dan peran kehadiran Pengadilan Agama di tengah-tengah masyarakat. Hal ini diharapkan agar masyarakat paham tentang keberadaan peradilan dan yang mempunyai perkara keperdataan untuk datang langsung ke pengadilan Agama guna mendapatkan keadilan. Selain itu, penyuluhan ini juga dilakukan guna mengurangi tingkat cerai thalak. Karena tingkat pendidikan penduduk di daerah kabupaten Majalengka yang cukup tinggi, maka kehadiran Pengadilan Agama ditengah-tengah mereka tidak dirasakan asing. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus cerai thalak yang masuk ke Pengadilan Agama Kelas I.A Majalengka setiap tahunnya. Terlebih

(31)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

123 lagi pada awal 2008 Pengadilan Agama Kelas I.A Majalengka menerapkan prinsip “RAHMAH” (Responsilibity, Akuntabilitasn Hemat, Manfaat, Akurat, dan Humanis) perkara yang datang ke Pengadilan menjadi meningkat dua puluh persen.

b. Triangulasi Sumber

Ditujukan kepada: Hakim,Panitera, dan Juru Sita Pengadilan Agama kelas 1.A Majalengka

Hakim Panitera Juru Sita

hakim menjawab bahwa Pengadilan agama Kelas 1.A Majalengka selalu mengadakan penyuluhan secara formal kepada masyarakat yang dilakukan satu tahun sekali mengenai perceraian baik cerai thalak maupun cerai gugat.

Menurut Panitera Bapak Drs. Muhtadin upaya yang dilakukan Pengadilan Agama sebagai lembaga peradilan bagi masyarakat adalah dengan mengadakan penyuluhan formal yang dilakukan secara

Bapak Yayat mengemukakan upaya yang dilakukan Pengadilan Agama dalam mengurangi cerai thalak adalah dengan melakukan

(32)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

124 Penyuluhan ini dilakukan

secara bergilir baik dilakukan di sekitar lingkungan Pengadilan

Agama Kelas 1.A

Majalengka maupun di luar seperti di Kelurahan. Tujuan utama diadakan penyuluhan ini adalah untuk mengurangi tingkat perceraian di masyarakat terutama cerai thalak serta memberikan pengetahuan tentang kesadaran hukum dan peradilan bagi masayarakat. Namun dengan prinsip :RAHMAH” (Responsibility, Akuntabilitas, Hemat, Manfaat, Akurat, dan Humanis) yang baru dikeluarkan wala tahun 2007 perkara yang masuk menjadi lebih banyak. Hal ini

langsung kepada masyarakat. Penyuluhan ini bertujuan mengurangi tingkat perceraian di masyarakat serta memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah keperdataan Islam. Hal ini sejalan dengan diterapkannya prinsip “RAHMAH” (Responsibility,

Akuntabilitas, Hemat, Manfaat, Akurat, dan Humanis) lebih meningkatkan

pelayanan kepada masyaraat pencari keadilan dengan cara sederhana dan biaya serta bekerja secara profesional dan

sekali kepada masyarakat sama halnya dengan yang dikemukakan oleh hakim dan panitera.

(33)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

125 eningkat, di samping itu

semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin banyak masyarakat yang mengajukan perkara rumah tangganya dengan memohon perceraian ke Pengadilan Agama.

tanggung jawab dengan lebih mengutamakan kemanusiaan dalam memberikan keadilan bagi masyarakat.

c. Triangulasi Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei minggu keempat dan pada bulan Juni minggu kesatu.

Waktu Penelitian: Siang-Sore (jam 13.00-15.00)

4. Upaya Hukum Yang Dilakukan Petugas Peradilan Agama Dalam Menyelesaikan Konflik Keluarga Agar Tidak Terjadi Cerai Thalak a. Triangulasi Teknik

(34)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

126

Wawancara Observasi Studi Dokumentasi

Upaya yang dilakukan petugas peradilan agama yaitu hakim, panitera dan jurusita dalam menyelesaikan kasus cerai thalak ternyata sangat berpengaruh dalam penyelesaian konflik keluarga. Hal ini dapat ditemukan dari upaya hakim Peradilan Agama dalam setiap persidangan yang selalu berupaya untuk menyelesaikan konflik keluarga agar tidak bercerai yaitu

dengan mengusahakan

perdamaian antara pemohon dan termohon. Kegiatan upaya mendamaikan dalam perkara perceraian berlanjut selama proses pemeriksaan berlangsung mulai dari sidang pertama sampai pada tahapan putusan belum dijatuhkan, maka hakim tetap dibebani fungsi mengupayakan

Dilakukan di

Pengadilan Agama kelas 1.A Majalengka

(35)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

127 perdamaian pada setiap kali

pemeriksaan sidang berlangsung. Peranan hakim dalam usaha menyelesaikan perkara secara damai adalah sangat penting, hal ini merupakan keharusan yang bersifat wajib disampaikan dan mempunyai kekuatan hukum. Upaya hukum lain yang ditawarkan oleh hakim selain perdamaian adalah banding bagi yang merasa belum puas dengan keputusan hakim dan juga kasasi setelah melalui proses pemeriksaan di Pengadilan Tinggi Agama. Selain bertugas dalam proses persidangan, hakim juga bertugas memeriksa surat permohonan cerai thalak dan menetapkan hari sidang.

Dalam upaya

(36)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

128 ini panitera sangat membantu

pemohon dari mulai pendaftaran administrasi, sampai pada tahap akhir putusnya perceraian dengan penetapan pembuatan akta cerai, selain itu juga panitera selalu dijadikan tempat mediasi guna menjembatani para pihak-phak yang berperkara agar mempertimbangkan dan memikirkan baik-baik rencana perceraian. Dalam setiap kerjanya, hakim dan panitera selalu dibantu oleh jurusita dalam penyelesaian kasus cerai thalak sehingga menunjang kelancaran jalannya persidangan karena tugas juru sita adalah membantu tugas panitera, mengadakan eksekusi serta memanggil dan menyampaikan surat panggilan sidang kepada pihak yang berperkara sesuai dengan yang

(37)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

129 ditujukan dalam Penetapan Hari

Sidang (PHS).

b. Triangulasi Sumber

Ditujukan kepada: Hakim

Hakim

Ibu Ibu Dra. Hj. Syafiah, MH, menjawab bahwa dalam persidangan setiap hakim selalu menanyakan alasan dahulu kepada pihak yang berperkara dan kemudian menasehati agar kedua belah pihak tidak jadi bercerai dengan cara mengupayakan jalan yang dilakukan dalam setiap persidangan.

(38)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

130 c. Triangulasi Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan April minggu keempat dan bulan Mei minggu pertama di tahun 2011

Waktu penelitian:Siang-Sore (13.00-16.00)

Berdasarkan hasil wawancara dari keempat orang suami yang mengajukan permohonan cerai thalak ke pengadilan agama, dapat diketahui dari kasus I, kasus II dan kasus III bahwa faktor utama yang dijadikan alasan suami mengajukan permohonan cerai ke pengadilan agama adalah karena sudah tidak adanya kecocokan diantara mereka yang disebabkan istri tidak taat atau patuh lagi pada suami sehingga memicu pertengkaran yang terus menerus, berbeda dengan kasus IV yang disinyalir bahwa si istri telah berselingkuh dengan laki-laki lain sehingga untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan warohmah sudah tidak mungkin terjadi lagi.

Dengan demikian alasan yang banyak diajukan suami untuk bercerai dengan istrinya adalah karena pertengkaran yang terus-menerus sehingga tidak ada kecocokan lagi diantara mereka dan mengupayakan jalan damai diantara merekapun sudah tidak bisa dilakukan lagi.

(39)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

131 C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Alasan Suami Mengajukan Permohonan Cerai Thalak ke Pengadilan Agama

Beralih dari upaya yang dilakukan peradilan agama dalam menyelesaikan kasus cerai thalak dalam menyelesaikan konflik keluarga tidak terlepas dari alasan-alasan yang dijadikan dasar utama suami menceraikan istrinya. Dari kasus yang diteliti dapat penulis ketahui bahwa yang dijadikan alasan suami mengajukan permohonan cerai thalak terhadap istrinya ke Pengadilan Agama Kelas I.A Majalengka adalah karena pertengkaran dan pertikaian dalam rumah tangga. Seperti yang dikemukakan oleh Samihah Mahmud Gharib (2006:12) bahwa :

Konflik atau pertikaian keluarga ialah perselisihan yang terjadi di dalam keluarga disebabkan berbagai masalah dan perbedaan-perbedaan yang meniupkan bahwa ketegangan yang selalu siap untuk mengusik ketenangan bahkan menggiring kearah kehancuran sebuah keluarga. Sedangkan menurut Ramayulis (2001:1) konflik keluarga ialah “Kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis disebabkan oleh kurangnya pengertian dan pengetahuan tentang hukum dan petunjuk agama dalam pembinaannya”. Alasan-alasan tersebut terlihat dari beberapa kasus yang penulis teliti seperti :

(40)

Elissa Mudya Yunus, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

132

Pada kasus I (CA bin D dengan NR binti B) yang dijadikan alasan adalah antara pemohon dan termohon sejak Juli 2006 sudah tidak harmonis lagi karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan termohon sudah tidak taat lagi dan tidak menerima apabila dinasehati suaminya, sehingga tidak ada kecocokan dan saling pengertian selain itu juga alasan utamanya adalah termohon selalu pergi tanpa seijin pemohon meskipun pemohon ketika itu ada di rumah. Karena pertengkaran ini akhirnya antara pemohon dan termohon pisah ranjang dan kediaman.

Pada kasus II (RS bin AS dengan N binti K) yang menjadi alasan dasar pemohon mengajukan permohonan cerai thalak ke Pengadilan Agama Majalengka karena sejak awal tahun 2006 sering terjadinya pertengkaran antara pemohon dan termohon yang disebabkan termohon sudah tidak mau lagi tinggal bersama di kediaman orang tua pemohon. Puncaknya adalah pada bulan agustus 2006 termohon tiba-tiba pergi membawa anaknya dan menetap di rumah orang tua termohon yang letaknya masih satu RW dengan pemohon. Walaupun sudah diajak berkali-kali untuk pindah tapi termohon tetap tidak mau dan sejak itu mereka pisah ranjang dan kediaman. Hal ini terjadi karena termohon sudah tidak betah lagi dan menginginkan untuk pindah rumah tapi pemohon belum siap dengan alasan finansial yang belum memadai.

Pada kasus III (LS bin O dengan NS binti U) yang menjadi alasan pemohon mengajukan permohonan cerai ke Pengadilan Agama adalah karena sejak mei 2006 rumah tangga antara pemohon dan termohon sudah tidak harmonis

Referensi

Dokumen terkait

Legal, program PTPM lahir sebagi salah satu bentuk pertanggungjawaban perusahan terhadap hukum yang berlaku di Indonesia yaitu terkait dengan pensejahteraan

10) Mahasiswa yang tidak membawa laporan asuhan keperawatan pada saat post conference atau laporan tidak lengkap sesuai ketentuan yang berlaku maka mahasiswa

A Network- Based Futures Method for Strategic Business Planning, Journal of Operational Research Society , 48 , 793-803. Insight.xla, Business Analysis Software, for

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat, tuntunan dan kasih yang melimpah kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Selain itu, tujuan pendidikan rohani yang diharapkan adalah untuk mencari, membina dan mengembangkan hubungan individual-vertikal yang harmonis; sampai (wushūl) kepada

Perkembangan usahatani PHT kapas di Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa dengan menerapkan teknik pengendalian yang direkomendasikan, para petani kooperator (petani PHT)

Penggunaan metode reproducing kernel Hilbert space dalam regresi semiparametrik pada dasarnya merupakan perluasan metode kuadrat terkecil terpenalti dengan

Para pelaku (Pasal 55 Ayat (1) yang terlibat dalam penyertaan tindak pidana penganiayaan dipandang sebagai pelaku tindak pidana yang secara yuridis ancaman atau