• Tidak ada hasil yang ditemukan

SFDRR : Beberapa Catatan Penting dan Upaya untuk Kerangka PRB ke Depan di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SFDRR : Beberapa Catatan Penting dan Upaya untuk Kerangka PRB ke Depan di Indonesia"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SFDRR 2015-2030:

“Beberapa Catatan Penting dan

Upaya untuk Kerangka PRB ke

Depan di Indonesia”

Dody Ruswandi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Disampaikan pada acara:

Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Solo, 17 Oktober 2015

(2)

2015 Source:

25 tahun komitmen

internasional dalam

pengurangan risiko

bencana

(3)

Kawasan Asia-Pasifik pada WCDRR

14

Kepala Negara dan Pemerintahan

30

Menteri

1442

Delegasi Pemerintah

9

Organisasi antar-pemerintah

Sekitar

1000

perwakilan kelompok-kelompok utama

27

Anggota parlemen/DPR

957

Jurnalis/wartawan

Konferensi Menteri Asia untuk PRB akan dituanrumahi oleh Pemerintah India pada 2016. Konferensi akan mengadopsi Rencana Implementasi Regional SFDRR

(4)

WCDRR Outcomes

Menilai

dan mengkaji pelaksanaan HFA*

Mempertimbangkan

pengalaman yang didapat dari

strategi, institusi dan rencana regional dan nasional

Mengadopsi

Kerangka Sendai untuk Pengurangan

Risiko Bencana 2015-2030 dan menyepakati Deklarasi

Sendai

Mengidentifikasi

modalitas kerjasama berdasarkan

komitment-komitmen yang telah dibuat

Menetapkan

modalitas pemantauan pelaksanaan

secara rutin

(5)

SFDRR

Lingkup

– 

Penambahan ancaman slow-onset, skala kecil dan

biologis serta ancaman akibat ulah manusia

– 

Perluasan lingkup aksi yang meliputi juga pemulihan,

rehabilitasi dan rekonstruksi

Seperangkat

sasaran

global;

Seperangkat

prinsip-prinsip

pemandu;

Fokus pendekatan PRB preventif

berpusat manusia

PRB tanggungjawab

bersama

semua pemangku kepentingan

(6)

SFDRR

Goal

Pergeseran dari

pengelolaan bencana

ke

pengelolaan

risiko bencana

Tujuan:

Ø 

Fokus pada pencegahan risiko bencana baru, pengurangan

risiko bencana yang ada sekaligus memperkuat ketangguhan

Ø 

Dengan berbagai cara untuk cegah dan kurangi keterpaparan

dan kerentanan, tingkatkan kesiapsiagaan dan pemulihan

“Mencegah risiko baru dan mengurangi risiko yang sudah ada melalui implementasi langkah terpadu dan inklusif dalam bidang ekonomi, struktural, hukum, sosial, kesehatan, budaya, pendidikan, lingkungan hidup, teknologi, politik dan kelembagaan yang mencegah dan

mengurangi keterpaparan terhadap ancaman dan kerentanan terhadap bencana, meningkatkan kesiapsiagaan untuk tanggap darurat dan

(7)

SFDRR

Pergeseran dari

apa yang akan dilakukan?

ke

bagaimana?

Ø 

Artikulasi tata kelola risiko bencana, termasuk peran

platform PRB nasional;

Ø 

Memahami, menangani pendorong risiko bencana ;

Ø 

Mobilisasi investasi peka risiko bencana;

Ø 

Ketangguhan sarpras kesehatan, warisan budaya, dan

tempat-tempat kerja;

Penguatan akuntabilitas

pengelolaan risiko bencana.

Platform

Global

dan

Regional

untuk menjaga koherensi,

(8)

SFDRR

Tujuan Besar

Pergeseran dari

kerugian bencana

ke

risiko bencana

Hasil yang diharapkan:

Ø 

Fokus pada risiko bencana untuk melengkapi HFA yang

fokus pada kerugian akibat bencana

Ø 

Fokus pada penghidupan, kesehatan dan aset fisik serta

budaya, selain pada kehidupan dan aset sosial, ekonomi dan

lingkungan hidup

“Pengurangan substansial dalam risiko dan kerugian akibat

bencana pada kehidupan, penghidupan dan kesehatan serta

pada aset ekonomi, fisik, sosial, budaya dan lingkungan yang

dimiliki individu, bisnis, komunitas dan negara”

(9)

7 Sasaran Global SFDRR

Mengurangi   Meningkatkan  

Mortalitas/populasi global

Rerata 2020-2030 < 2005-2015  

Negara yang memiliki strategi PRB nasional dan lokal; nilai 2030 > 2015  

Warga terdampak/populasi global Rerata 2020-2030 < 2005-2015  

Kerjasama internasional untuk negara berkembang; nilai 2030 > 2015  

Kerugian ekonomi/PDB global rasio 2030 > 2015  

Ketersediaan dan akses terhadap EWS multi-ancaman dan informasi serta

penilaian risiko bencana nilai 2030 > 2015  

Kerusakan terhadap sarpras penting dan gangguan terhadap pelayanan dasar

(10)

13 Prinsip Acuan

Tanggung jawab PRB

s  Negara merupakan penanggung jawab

utama

s  Berbagi tanggung jawab dengan

pemangku kepentingan

Pelibatan

s  Seluruh masyarakat

s  Seluruh instansi pemerintah

s  Pemberdayaan pemerintah daerah  

Pendekatan

s  Menjunjung tinggi HAM

s  Hubungan antara PRB dan pembangunan

s  Multi-ancaman dan inklusif

s  Ekspresi risiko lokal

s  Aksi pasca-bencana dan menyelesaikan

masalah risiko mendasar

s  Membangun kembali dengan lebih baik  

Kemitraan

s  Kerjasama internasional dan

kemitraan global

s  Dukungan bagi negara-negara

(11)

Prioritas Aksi

Prioritas 1 – Memahami risiko bencana

Kebijakan dan praktik PRB harus didasarkan pada pemahaman akan risiko bencana pada seluruh dimensinya termasuk kerentanan, kapasitas, keterpaparan jiwa dan aset, karakteristik ancaman dan lingkungan hidup  

Prioritas 2 – Memperkuat tata kelola risiko bencana untuk mengelola risiko

Tata kelola risiko bencana di tingkat nasional, regional dan global merupakan hal yang sangat menentukan dalam pengelolaan risiko yang efektif dan efisien  

Prioritas 3 – Berinvestasi dalam pengurangan risiko bencana untuk ketangguhan

Investasi pemerintah dan swasta dalam PRB sangat penting untuk memperkuat ketangguhan ekonomi, sosial, dan budaya dari warga, masyarakat, aset mereka dan lingkungan hidup  

Prioritas 4 – Meningkatkan kesiapsiagaan bencana untuk respons yang efektif, dan “Membangun Kembali dengan Lebih Baik” dalam pemulihan, rehabilitasi dan

rekonstruksi

Penguatan kesiapsiagaan bencana untuk tanggap, pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi penting untuk membangun kembali dengan lebih baik  

(12)

STRATEGI KOORDINASI PB NASIONAL

12

BNPB (Koord)

Mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketangguhan pemerintah, pemerintah daerah dan

masyarakat dalam menghadapi bencana

Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka

pembangunan berkelanjutan di Pusat dan daerah

Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana

Peningkatan kapasitas dalam penanggulangan bencana PUPR Kemkes Kemtan Kemdik bud Kem LHK Kem PDTT Kemda gri Kemhub KKP Kemsos Kemen ag TNI POLRI BMKG Kem ESDM KL lainnya Kerangka koordinasi: 1.  Program  dan   kegiatan  KL   terkait  program   RPJMN;   2.  KPJM  2015-­‐2019;   3.  Jumlah  alokasi   anggaran  (Renja);   4.  Dukungan   penurunan  indeks   risiko  bencana  

(13)

KOORDINASI PENDANAAN PENANGGULANGGAN BENCANA

13 KEBIJAKAN RPJMN

2015-2019

KOORDINASI BNPB/ONE GATE POLICY

BAPPENAS KEMENTERIAN

KEUANGAN

KOORDINASI PROGRAM KOORDINASI

PENDANAAN

Kontinjensi Dana Siap Pakai Dana Bantuan RR

PROGRAM PRIORITAS

(14)

Oleh Negara

Mengangkat

focal point nasional

Menetapkan

pakar untuk menjadi anggota pokja antar-pemerintah

untuk pengembangan indikator & terminologi

Memutakhirkan

risk information for biological, man-made hazards

Memutakhirkan

strategi dan rencana PRB nasional dan daerah

Melaporkan

status implementasi rencana

Identifikasi

baseline & tetapkan target untuk aksi PRB

Review

dan memutakhirkan peraturan perundangan nasional

Memutakhirkan

strategi PRB regional

Mendorong

Platform PRB Nasional, Lokal dan Regional

(15)

Oleh Pemangku Kepentingan

Mendukung

pengembangan panduan implementasi

Melaksanakan

lebih dari 200 komitmen yang dibuat

Integrasi

kerangka Sendai ke dalam pekerjaan mereka

Mendukung

negara dalam implementasi

Mendukung

proses antara pemerintah untuk

memutakhir-kan terminologi PRB dan mendukung implementasi

Mendorong

koherensi antar berbagai konferensi

Bersiap

untuk Global Platform 2017 dan platform-platform

Regional

(16)

Peran Pemangku Kepentingan

Pergeseran dari menganggap pemangku kepentingan sebagai

korban dan rentan menjadi

pelaku perubahan

dan fokus pada

pemberdayaan dan pelibatan

Pelibatan

masyarakat asli

, dan

komitmen sukarela

Fokus khusus pada:

Ø  Masyarakat sipil, relawan, kerja-kerja sukarela dan organisasi berbasis

komunitas

Ø  Akademisi, lembaga dan jaringan-jaringan penelitian

Ø  Bisnis, asosiasi profesi dan lembaga pendanaan swasta

Ø  Media

(17)

Memutakhirkan

strategi dan rencana PRB daerah

berdasarkan road map implementasi SFDRR 2015-2030

Memantau

dan

melaporkan

status implementasi

rencana ke BNPB (mekanisme sedang disusun)

Review

dan memutakhirkan peraturan perundangan

daerah terkait PRB-API dan SDGs

Mendorong

Platform PRB Daerah

Mendorong

koherensi antar berbagai rencana aksi di

daerah

Menjalin

adanya kerjasama yang lebih erat antar SKPD

dalam implementasi PRB-API

(18)

Tindak lanjut di kawasan Asia-Pasifik

• 

Identifikasi

baseline

: Situasi PRB di tingkat negara dengan

fokus pada pemahaman risiko dan aksi PRB dalam

sektor-sektor pembangunan

• 

Target, strategi, rencana

implementasi nasional

Rencana Implementasi Regional

seperti disepakati

dalam AMCDRR ke-6

Panduan Kebijakan

untuk memandu implementasi

SFDRR di tingkat regional dan nasional

Panduan Sektor

penting untuk aksi PRB di semua sektor

AMCDRR India 2016

untuk adopsi Rencana Implementasi

(19)

Major Shift dalam SFDRR

Bagi Indonesia,

salah satu kepentingan utama yang saat ini

terdapat di dalam SF adalah adanya pengakuan terhadap

konsep “disaster-prone countries with specific

characteristic, such as archipelagic countries, as well as

countries with extensive coastlines” yang selama ini tidak

terdapat di dalam berbagai dokumen utama PBB

dan hanya

terdapat di dalam UNCLOS.

Dengan pengakuan tersebut, masyarakat internasional

mengakui perlunya perhatian khusus dan bantuan yang tepat

bagi negara-negara dengan karakteristik khusus tersebut dalam

hal kapasitas penanggulangan bencana dan pemulihan pasca

bencana.

(20)

Isu lain yang juga menjadi prioritas Delegasi Indonesia pada

sidang WCDRR

adalah

penekanan terhadap pentingnya

pengembangan kapasitas lokal dalam menghadapi

bencana

.

Hal tersebut perlu dilakukan seluruh negara di dunia,

mengingat penanganan bencana harus dilakukan secara sinergi

dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik di

tingkat lokal, nasional, regional maupun global.

Indonesia juga turut mendukung

pentingnya pengakuan serta

pengembangan traditional knowledge di dalam kegiatan

DRR,

mengingat berbagai pengetahuan tradisional tersebut

telah terbukti dapat mengurangi jumlah korban jiwa pada saat

terjadinya bencana.

(21)

Sustainable Development Goals 2015-2030

17 Sustainable Development Goals and 169 Targets

No GOAL TARGET

1 End poverty in all its form

everywhere 1.5 vulnerableby 2030 build the situations, and reduce their resilience of the poor exposureand those in and vulnerability

to climate-related extreme events and other economic, social and

environmental shocks and disasters

2 End hunger, achieve food

security & improved

nutrition, & promote sustainable agriculture

2.4 by 2030 ensure sustainable food production systems

and implement resilient agricultural practices …that strengthen

capacity for adaptation to climate change, extreme weather,

drought, flooding and other disasters…

11

Make cities and human

settlements inclusive, safe,

resilient and sustainable

11.5. By 2030, significantly reduce the number of deaths and the

number of people affected and substantially decrease the direct

economic losses relative to global GDP caused by disasters,

including water-related disasters, with a focus on protecting the

poor and people in vulnerable situations

11.b. By 2020, substantially increase the number of cities and

human settlements adopting and implementing integrated policies

and plans towards ... mitigation and adaptation to climate

change, resilience to disasters, and develop and implement, in

line with the SFDRR 2015-2030, holistic disaster risk management

(22)

1. Mendorong dan menumbuh kembangkan budaya sadar bencana

2. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi PRB kpd masyarakat 3. Penyediaan dan penyebarluasan

informasi kebencanaan kpd masyarakat

4. Pelatihan menghadapi bencana scr berkala & berkesinambungan 5. Meningkatkan kerjasama dengan

berbagai stakeholder

6. Peningkatan kualitas hidup

masyarakat daerah pasca

bencana

7. Pemeliharaan dan penataan lingkungan di daerah rawan bencana alam

8. Membangun dan menumbuhkan

kearifan lokal dlm membangun & mitigasi bencana

1. Integrasi PRB dlm

perencanaan nasional dan daerah;

2. Pengenalan, pengkajian &

pemantauan risiko bencana

3. Pemanfaatan kajian dan peta risiko utk penyusunan

RPJMD;

4. Integrasi kajian dan peta risiko bencana dalam penyusunan dan review

RTRWP/K/K;

5. Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana di Pusat dan daerah;

6. Penyusunan rencana kontinjensi pada kab/kota

1. Penguatan kapasitas

kelembagaan dan aparatur

2. Penyediaan EWS bencana

3. Pengembangan dan

pemanfaatan IPTEK dan pendidikan

4. Simulasi dan gladi

kesiapsiagaan menghadapi bencana scr berkala dan berkesinambungan

5. Penyediaan infrastruktur

mitigasi dan kesiapsiagaan 6. Pengembangan desa tangguh bencana 7. Peningkatan kapasitas manajemen dan pendistribusian logistik kebencanaan

Sasaran, Kebijakan Dan Strategi Nasional Bidang PB

RPJMN 2015-2019

22  

Menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi

Internalisasi PRB dalam

kerangka pembangunan berkelanjutan di Pusat & daerah

Penurunan tingkat kerentanan

terhadap bencana

Peningkatan kapasitas

pemerintah, Pemda dan masyarakat dalam PB Strategi

Sasaran Nasional

1.Menurunkan risiko bencana

2.Meningkatkan kapasitas pemerintah, pemda dan masyarakat dalam menghadapi Bencana

Arah Kebijakan

(23)

Challenges and Way Forward

§

Mengintegrasikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB

)

ke dalam

kebijakan pemerintah yang desentralisasi, dengan melibatkan

pemerintahan daerah

dan

pembangunan

yang partisipatif.

§

Melibatkan Platform Nasional PRB dalam jaringan koordinasi

antar pemangku kepentingan di Indonesia (pemerintah, akademisi,

LSM, sektor swasta, dan media) untuk memberikan wewenang dan

tanggung jawab kebijakan nasional PRB ke pemerintah daerah.

§

Mendukung program PRB ke dalam tataran yang implementatif

di daerah, yang langsung dapat memberikan dampak pada

masyarakat dan pembangunan infrastruktur.

§

Mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi

untuk

kepentingan pencegahan dan kesiapsiagaan, mengedukasi

masyarakat dan membangun komitmen bersama di level Negara, sub

nasional melalui komunikasi dan koordinasi khususnya dengan

(24)

§  Pendekatan bottom-up perlu diintegrasikan dengan inisiatif PRB dari

pemerintah pusat yang menggunakan pendekatan top-down untuk

membangun ketangguhan. Seluruh proses akan melibatkan multi-pihak untuk bergerak berdasarkan justifikasi ilmu pengetahuan untuk

membangun PRB dan ketangguhan.

§  Indonesia perlu mengatasi tantangan dan risiko yang berkembang untuk

membangun kota dan pusat-pusat perkotaan yang tangguh terhadap bencana. Pemerintah perlu memperkuat pengelolaan risiko bencana dan ketangguhan pusat-pusat perkotaan.

§  Perlu diupayakan pembanguan ketangguhan dengan memperkuat

hubungan antara desa-kota (urban and rural lingkages). Hubungan

keterkaitan antar desa-kota akan meningkatkan kegiatan di bidang ekonomi, meningkatkan ketangguhan masyarakat, dan keterkaitan ini akan

mendukung upaya pembangunan wilayah dengan pendekatan PRB.

§  Indonesia terbuka untuk membangun kerjasama internasional guna

meningkatkan kemitraan yang sejajar dalam memperkuat ketangguhan masyarakat.

(25)

§  Indonesia perlu mengembangkan pendekatan penghidupan (livelhood)

untuk membangun strategi ketangguhan masyarakat terhadap bencana. Komponen penghidupan yang terkait dengan aset, akses, dan aktivitas masyarakat menjadi aspek yang penting pada membangun strategi

ketangguhan mereka.

§  Pengetahuan tradisional, spiritual sosial-budaya, lansekap warisan

budaya, agama, dan pemahaman masyarakat adat merupakan aset

sumberdaya yang kuat dan menjadikan suatu bentuk investasi dalam PRB untuk ketangguhan masyarakat di masa depan.

§  Penganggaran keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam

program dan kegiatan PRB yang sebaiknya langsung dikoordinasikan oleh

pemerintah dengan melibatkan peran sektor swasta dan lembaga lain

yang diatur dalam instrumen kebijakan pemerintah yang jelas.

§  Peran kerjasama pemerintah-swasta menjadi vital dalam menggalakkan

program asuransi kebencanaan. Pemerintah dapat mendorong dengan menyediakan iklim usaha yang memadai, dukungan kebijakan, dan

(26)

Terima Kasih

Badan  Nasional  Penanggulangan  Bencana     Graha  BNPB  

Jl.  Pramuka,    Jakarta  Pusat  10120    

Kedepu>an  Bidang  Pencegahan  dan   Kesiapsiagaan  

Gedung  Ina-­‐DRTG,  PMPP/IPSC  

Jl.  Anyar,  Desa  Tangkil,  Kec.  Citereup,  Sentul  –   Kab.  Bogor   Telp. : 021-3458400 – 021 29618877 Fax. : 021-3458500 – 021 29618876 Email : contact@bnpb.go.id Website : www.bnpb.go.id Facebook : www.facebook.com/bnpb.indonesia Twitter : @BNPB_Indonesia YouTube : BNPBIndonesia

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengertian senjata pemukul, senjata penikam atau senjata penusuk dalam Pasal ini, tidak termasuk barang-barang yang nyata-nyata dimaksudkan untuk dipergunakan

Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa anestesi spinal dengan 2,5 ml levobupivacaine 0,5% isobarik dan 2,5 ml bupivacine 0,5% hiperbarik memiliki potensi dan efek klinis

Artinya korelasi parsial yang terjadi adalah tidak murni atau dapat dikatakan tidak terdapat hubungan atau pengaruh yang murni antara tingkat pendidikan formal terhadap

Meminta munculnya perilaku yang baru pada orang lain, mengungkapkan tentang fakta ataupun perasaan dalam memberikan saran pada orang lain, dengan tujuan agar situasi berubah

Pencapaian tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran Rencana Strategis (Renstra), realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan

 Untuk menangkap pangsa pasar yang lebih luas dan memenuhi permintaan alat produksi yang belum dimiliki, Elnusa juga telah melakukan aliansi strategis dengan kerjasama Joint

LPK ini akan memuat informasi berkaitan dengan nomor identitas dan nama koleksi, jenis bahan, jenis kerusakan (kondisi keterawatan), usulan perawatan (mencakup tindakan yang

Angka infeksi nasokomial terus meningkat mencapai sekitar 9 % atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Untuk mencegah infeksi