ACHMAD RIFAI
SKRIPSI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan Indonesia. Menurut sistem informasi data statistik
kelautan dan perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan (www.statistik.kkp.go.id), volume
produksi perikanan tangkap di laut Indonesia tahun 2011 mencapai 5.034.679 ton.
Logbook perikanan sangat diperlukan dalam pengumpulan data hasil tangkapan ikan, yakni pencatatan jenis tangkapan ikan, jumlah tangkapan ikan, posisi/lokasi tangkapan ikan dan
waktu tangkapan. Namun, program logbook perikanan tersebut memiliki kekurangan dari segi
kontinuitas pencatatan data karena sangat tergantung pada kondisi observer di lapangan.
Workshop Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor telah membuat alat
elektronik logbook perikanan (e-logbook). Pengujian kinerja e-logbook perlu dilakukan untuk
mengukur ketepatan dan ketelitian dalam sistem peralatan tersebut. Pengujian alat elektronik
logbook (e-logbook) di lapangan diharapkan menjadi tolak ukur keberhasilan sistem kerja alat
tersebut. Hal tersebut dapat menjadi rekomendasi penggunaan e-logbook dalam program
pencataan data tangkapan ikan di Indonesia menggantikan sistem logbook manual yang sekarang
masih digunakan.
Indonesia has the potential of marine fish resources and biodiversity. Potential is a stock
that should be able to build the welfare of the public, especially fishermen Indonesia. According
to the statistical information system of marine and fisheries, Ministry of Marine Affairs and
Fisheries (www.statistik.kkp.go.id), the volume of marine capture fisheries production in
logbook program has lacked continuity in terms of recording data because it depends on the
conditions on the ground observer.
Acoustics and Marine Instrumentation Workshop, Department of Marine Science and
Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, Bogor Agricultural University has made
electronic fishing logbook (e-logbook). Testing the performance of e-logbook needs to be done
to measure the accuracy and thoroughness of the system equipment. Testing electronic logbook
(e-logbook) in the field is expected to become a benchmark of success working system tools. It
can be on the use of e-logbook in the data pencataan program catches fish in Indonesia replacing
Dibimbing oleh Sri Pujiyati.
Perairan laut Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan dan
keanekaragaman hayati yang tinggi. Potensi tersebut merupakan suatu modal yang seharusnya dapat membangun kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan Indonesia. Menurut sistem informasi data statistik kelautan dan perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan (www.statistik.kkp.go.id), volume produksi perikanan tangkap di laut Indonesia tahun 2011 mencapai 5.034.679 ton.
Logbook perikanan sangat diperlukan dalam pengumpulan data hasil tangkapan ikan, yakni pencatatan jenis tangkapan ikan, jumlah tangkapan ikan,
posisi/lokasi tangkapan ikan dan waktu tangkapan. Namun, program logbook
perikanan tersebut memiliki kekurangan dari segi kontinuitas pencatatan data
karena sangat tergantung pada kondisi observer di lapangan.
Workshop Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor telah membuat alat elektronik logbook perikanan (e-logbook). Pengujian
kinerja e-logbook perlu dilakukan untuk mengukur ketepatan dan ketelitian dalam
sistem peralatan tersebut. Pengujian alat elektronik logbook (e-logbook) di
lapangan diharapkan menjadi tolak ukur keberhasilan sistem kerja alat tersebut.
Hal tersebut dapat menjadi rekomendasi penggunaan e-logbook dalam program
pencataan data tangkapan ikan di Indonesia menggantikan sistem logbook manual
UJI KINERJA ALAT ELEKTRONIK LOGBOOK (E-LOGBOOK) PERIKANAN
Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan manapun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi.
Bogor, Agustus 2012
C54062323 Achmad Rifai
©
Hakciptamilik IPB, tahun 2012
HakCiptaDilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian/seluruh karya tulis dalam
SKRIPSI
Sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Oleh : ACHMAD RIFAI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Nomor Pokok : C54062323
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Utama
NIP. 19671021 199203 2 002 Dr. Ir. Sri Pujiyati, M.Si
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tanggal Lulus : 11 September 2012
Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc NIP. 19580909 198303 1 003
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
hidayah, serta inayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Uji Kinerja Alat Elektronik Logbook (E-logbook)
Perikanan” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua beserta keluarga besar yang selalu memberikan
dukungan, doa dan nasihat yang tiada hentinya kepada penulis
2. Dr. Ir. Sri Pujiyati, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
3. Bapak/Ibu dosen dan staf penunjang Departemen ITK atas ilmu dan
bantuannya selama penulis menyelesaikan studi di IPB.
4. Teman-teman seperjuangan ITK 43 dan seluruh mahasiswa ITK.
5. SeluruhAnggota MIT (Marine Instrumentation and Telemetry) yang
selalu memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.Akhir kata
penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.
Bogor, Agustus 2012
DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN ... 1 1.1.Latar Belakang ... 1 1.2.Tujuan ... 2 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1.Potensi Sumber Daya Perikanan Laut di Indonesia . ... 3
2.2.Kondisi Perikanan di Kepulauan Seribu ... 4
2.3.Pendugaan Stok Ikan ... 5
2.3.1.Metode pendugaan Stok Ikan ... 6
2.3.2.Dampak kesalahan Pendugaan Stok ... 7
2.4.Logbook Perikanan ... 9
2.4.1. Logbook manual ... 9
2.4.2.Elektronik Logbook (E-logbook) ... 11
2.5.Penentuan Posisi Menggunakan Global Positioning System (GPS) .... 12
2.6.Standar Interface GPS (NMEA-1803) ... 13
2.7.Mikrokontroler sebagai Pusat Kendali dalam Rancang Bangun Alat E-logbook ... 14
2.8.Modem GSM sebagai Pengirim dan Penerima Data ... 17
3. METODE PENELITIAN ... 19
3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian ... 19
3.2.Alat dan Bahan ... 20
3.3.Deskripsi Sistem Kerja Alat E-logbook ... 20
3.4.Uji Coba Alat E-logbook ... 25
3.5.Analisis Data ... 27
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1. Pemasangan alat E-logbook di Lapangan ... 28
4.2. Hasil Uji Coba Akurasi Posisi GPS ... 29
4.3. Perbandingan Data Lintasan Kapal pada Memori GPS dan
Data Lintasan Kapal pada Website... 35
5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
5.1.Kesimpulan ... 40
5.2.Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Contoh Kertas Logbook KKP ... 10
2. Jenis Kalimat NMEA yang umum digunakan ... 14
3. Penjelasan NMEA $GPRMC ... 23
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Susunan Kaki Atmega8535 ... 17
2. Peta Lokasi Penelitian ... 19
3. Garmin GPSMap dan INOS-Data Loger ... 20
4. Alur Kerja Sistem Alat E-logbook ... 21
5. Diagram Alir Mikrokontroler ... 24
6. Instalasi Pemasangan Transduser di Kapal ... 26
7a. Pemasangan Komponen alat E-logbook ... 28
7b. Pemasangan Alat E-Logbook di Kapal ... 29
8. Titik Pengukuran Hasil Uji Coba di Sekitar Kampus IPB ... 30
9. Tampilan Peta Lintasan Kapal pada website... 31
10. Page Menu Data pada Website ... 34
39
Penulis dilahirkan di Jakarta, 25 Desember 1987
dari Ayah Mohammad Yusuf dan Ibu Aisyah. Penulis
adalah anak pertama dari dua bersaudara. Tahun 2003-2006
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah
Atas Negeri (SMAN) 1 Pandeglang.
Pada tahun 2006 Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian
Bogor melalui jalur masuk USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan tahun 2007
diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam organisasi
Himpunan Profesi Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA)
periode 2007-2008 dan Marine Instrument and Telemetry (MIT) periode
2007-2009.
Untuk menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor, penulis membuat
skripsi yang berjudul “Uji Kinerja Alat Elektronik Logbook (E-Logbook)”
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perairan laut Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan dan
keanekaragaman hayati yang tinggi. Potensi tersebut merupakan suatu modal yang
seharusnya dapat membangun kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan
Indonesia. Pemerintah yang mengatur segala perundang-undangan perairan harus
mendukung dan memfasilitasi nelayan dalam mengembangkan potensi kegiatan
usaha penangkapan ikan yang efektif dan efisien.
Salah satu hal yang dapat membantu nelayan dalam usaha kegiatan
penangkapan ikan adalah dengan menyediakan data statistik pendugaan stok ikan
yang akurat dan relevan. Hal tersebut akan membantu para nelayan dari segi
efektifitas kegiatan dan efisiensi waktu penangkapan ikan serta menekan biaya
operasional, sehingga keuntungan yang diperoleh nelayan akan lebih tinggi.
Pemerintah Indonesia saat ini menerapkan program logbook perikanan dalam
pengumpulan data pendugaan stok ikan, yakni pencatatan jenis tangkapan ikan,
jumlah tangkapan ikan, posisi/lokasi tangkapan ikan dan waktu tangkapan.
Namun, program logbook perikanan tersebut memiliki kekurangan dari segi
kontinuitas pencatatan data karena sangat tergantung pada kondisi observer di
lapangan.
Workshop Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor telah merilis alat elektronik logbook perikanan (e-logbook). Alat tersebut digunakan untuk mengukur dan merekam data kompleks secara langsung yang
berbasis komputer, sehingga menghasilkan data output diantaranya jenis
tangkapan ikan, jumlah tangkapan ikan, posisi/lokasi tangkapan ikan, waktu
tangkapan, kedalaman perairan dan juga dapat mengukur langsung suhu perairan.
E-logbook terus dikembangkan untuk memudahkan proses pencatatan data
pendugaan stok ikan di Indonesia yang masih menggunakan program logbook
secara manual.
Pengujian kinerja e-logbook perlu dilakukan untuk mengukur ketepatan
dan ketelitian dari setiap elemen alat dan sensor yang digunakan dalam sistem alat
tersebut. Alat e-logbook tersebut secara keseluruhan perlu diuji sejauh mana
penggunaannya dalam memudahkan proses pencatatan data pendugaan stok ikan,
sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan potensi usaha penangkapan dan
pengelolaan sumber daya ikan di Indonesia.
Pengujian alat elektronik logbook (e-logbook) di lapangan diharapkan
menjadi tolak ukur keberhasilan sistem kerja alat tersebut. Hal tersebut dapat
menjadi rekomendasi penggunaan e-logbook dalam program pencataan data stok
ikan di Indonesia menggantikan sistem logbook manual yang sekarang masih
digunakan.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengujian kinerja alat elektronik
logbook perikanan (e-logbook), yakni ketepatan dan efektifitas pengiriman data
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Potensi Sumber Daya Perikanan laut di Indonesia
Indonesia memiliki potensi perikanan yang tinggi sebagai negara
kepulauan, hampir dua pertiga wilayahnya adalah lautan. Luas lautnya sekitar 3,1
juta km2, terdiri dari perairan laut nusantara 2,8 juta km2, perairan laut teritorial
0,3 km2 dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), maka secara
keseluruhan luas perairan laut Indonesia adalah 5,8 juta km2
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km, memiliki potensi sumber
daya pesisir dan lautan yang sangat besar.
. Garis pantai yang
dimiliki Indonesia mencapai 81.800 km (Nurjaya, 2001). Menurut Sistem
Informasi Diseminasi Data Statistik Kelautan dan Perikanan (SIDATIK),
Kementrian Kelautan dan Perikanan (www.statisik.kkp.go.id) volume produksi
perikanan tangkap di laut Indonesia tahun 2011 mencapai 5.034.679 ton.
Fakta fisik bahwa Indonesia merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis
pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar 3,1 juta km² (0,3 juta km²
perairan teritorial; dan 2,8 juta km² perairan nusantara) atau 62% dari luas
teritorialnya. Berdasarkan United Nations Convention on the Law of Sea (KKP,
2008) Indonesia diberi hak kewenangan memanfaatkan Zona Ekonomi Ekslusif
seluas 2,7 juta km² yang menyangkut eksplorasi, eksploitasi dan pengelolaan
sumber daya hayati dan non hayati, penelitian, dan yuridikasi mendirikan instalasi
atau pulau buatan. Batas ZEE ini adalah 200 mil dari garis pantai pada surut
Menurut data Direktur Jendral Perikanan (1995), potensi lestari sumber daya
perikanan tangkap di laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,7 juta ton dengan
rincian 4,4 juta ton di perairan laut teritorial dan perairan Laut Nusantara, serta 2,3
juta ton di perairan laut ZEEI. Penyebaran potensi sumber daya ikan di laut
teritorial dan Nusantara, yaitu 53,6 % berada di wilayah perairan Kawasan Timur
Indonesia, yaitu 30,9 % di perairan Irian Jaya dan Maluku, 22,7 % di perairan
sekitar pulau Sulawesi. Potensi sumber daya perikanan di perairan ZEEI, sebagian
besar ada di ZEE Laut Hindia (Selatan Jawa dan Barat Sumatera), yakni sebesar
38,3 %, di Laut Cina Selatan sebesar 23,4 %, serta Laut Sulawesi dan Samudera
Pasifik (Utara Irian Jaya) sebesar 21,2 %.
Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan dan
keanekaragaman sumber daya alamnya, baik sumber daya yang dapat pulih
maupun yang tidak dapat pulih. Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman
hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia, contohnya ekosistem pesisir hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, yang sangat luas dan beragam.
2.2. Kondisi Perikanan di Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu merupakan ekosistem laut di Perairan utara Jakarta,
Wilayah Perairan Kepulauan Seribu didominasi oleh ekosistem terumbu karang,
padang lamun dan daratan pulau-pulau karang yang menjadi habitat penting
berbagai jenis biota perairan laut (Sachoemar, 2008).
Di kawasan Kepulauan Seribu, sekitar 70% penduduk Kepulauan Seribu
21-40% merupakan nelayan tangkap konsumsi yang melakukan penangkapan di
sekitar ekosistem terumbu karang. Antara 69-92% nelayan dari 5 kelurahan
(Pulau Panggang, Pulau Kelapa, Pulau Pari, Pulau Harapan dan Pulau Untung
Jawa) mengatakan hasil tangkapan telah menurun. (Yayasan Terumbu Karang
Jakarta, 2009).
Pada tahun 2000, produksi perikanan laut dan hasil tangkapan lokal di
wilayah Jakarta Utara sebesar 57.260.269 kg dengan nominal Rp. 97.267.048.675.
Hal ini mengalami penurunan produksi jika dibandingkan dengan tahun 1999
sebesar 63.091.645 kg atau turun sebesar 9,2%. Penurunan produksi tersebut
disebabkan karena terjadinya overfishing di perairan Teluk Jakarta akibat
padatnya armada perikanan yang beroperasi (Widodo dan Suadi, 2008).
Pada tahun 2004, produksi perikanan laut di Kepulauan Seribu dapat
mencapai 2.838,80 ton per tahun dengan jumlah nelayan telah mencapai 10.442
orang. Pada tahun 2007, jumlah armada penangkapan ikan yang ada adalah 1.289
dengan jumlah kapal motor sebanyak 899 unit dan yang lainnya terdiri dari motor
tempel, perahu layar, dan sampan/jukung sebanyak 370 unit
(www.statistik.kkp.go.id).
2.3. Pendugaan Stok Ikan
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan nilai dasar
status pemanfaatan sumberdaya ikan. Hasil kajian yang telah dilakukan
menyimpulkan bahwa stok sumberdaya ikan di perairan Indonesia kira-kira baru
Stok ikan merupakan angka yang menggambarkan suatu nilai dugaan
besarnya biomas ikan berdasarkan kelompok jenis ikan dalam kurun waktu
tertentu (Carvalho and Hauser, 1995). Mengingat ikan merupakan hewan yang
bersifat dinamis yang senantiasa melakukan perpindahan (migration) baik untuk
mencari makan atau memijah, maka sangat sulit tentunya untuk menentukan
jumlah biomassnya. Namun demikian peneliti biologi perikanan telah
menghasilkan terobosan pendekatan untuk menghitung jumlah stok ikan.
2.3.1. Metode Pendugaan Stok Ikan
Kegiatan pendugaan stok ikan disebut sebagai fish stock assessment dan
metode yang digunakan disebut stock assessment methods. Leonart (2002)
menyatakan bahwa stock assessment merupakan suatu kegiatan pengaplikasian
ilmu statistika dan matematika pada sekelompok data untuk mengetahui status
stok ikan secara kuantitatif untuk kepentingan pendugaan stok ikan dan alternatif
kebijakan ke depan.
Secara umum kegiatan pendugaan stok ikan dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok utama yaitu :
1. Metode Tidak Langsung (Indirect), yang terdiri dari pendekatan analitik dan
pendekatan Production Model. Metode tersebut digunakan untuk menduga
ikan dengan memanfaatkan data time series hasil tangkapan dan upaya
penangkapan ikan di tempat pendaratan ikan.
2. Metode Survei (Survey), yaitu pengkajian stok sumberdaya ikan yang
trawl, akustik (Echosounder), metode produksi telur harian (Daily Egg Production Method) dan pencacahan langsung dengan penyelaman.
3. Metode penandaan (Marking), yaitu pengkajian stok yang dilakukan dengan
cara memberikan tanda (tag) pada ikan kajian.
4. Pendekatan ekologi (Ecological Approach), metode ini merupakan
pengembangan metode tidak langsung yang mengkaitkan pengaruh interaksi
biologi antar jenis (ekologi dan teknologi) pada perikanan multijenis.
2.3.2.
Kecermatan dan ketepatan dalam menduga besarnya stok sumberdaya di
laut merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan sumberdaya
ikan. Kesalahan dalam menduga akan berakibat fatal terhadap sumberdaya yang
ada. Kesalahan pendugaan yang melebihi stok yang ada akan mempercepat
terkurasnya sumberdaya ikan (over estimate). Hal tersebut terjadi karena sistem
pendataan penangkapan ikan lebih tinggi dibandingkan sumberdaya yang ada,
sehingga terjadi eksplorasi sumberdaya ikan yang berlebihan.
Dampak kesalahan pendugaan stok
Dampak yang mungkin ditimbulkan akibat kesalahan dalam pendugaan
stok ikan ternyata sangat besar, agar hal tersebut tidak terjadi dalam pengelolaan
perikanan Indonesia, maka Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) harus
segera mengambil langkah perbaikan. Hal ini penting mengingat pendugaan stok
sumberdaya ikan yang tepat dan akurat akan menjadi kunci keberhasilan
pembangunan perikanan ke depan. Hal tersebut tidak akan terwujud jika
perencanan pembangunan perikanan ini didasarkan pada suatu data yang sangat
pembangunan perikanan akurat, beberapa langkah strategis sebaiknya dilakukan
pemerintah.
Mengingat kegiatan pengkajian stok sumberdaya ikan sangat mahal dan 1). Perbaikan jumlah dan sistem anggaran
memerlukan kesinambungan, maka pemerintah sejak sekarang perlu membuat
anggaran dana yang cukup untuk kegiatan pengkajian stok ikan. Kegiatan tersebut
harus terprogram, jelas dan berkesinambungan. Kegiatan survei (seperti
pengkajian stok ikan) memerlukan data berkesinambungan dan tidak dibatasi
dengan tahun anggaran. Pengalaman mengatakan bahwa keterbatasan waktu
karena keterlambatan turunnya dana dan berakhirnya suatu kegiatan
mengharuskan pengelola kegiatan mengejar (hanya) laporan administrasi kegiatan
saja.
Hal lain yang perlu dibenahi selain pendanaan dan sistem penganggaran
(melibatkan instansi lain) yang berhubungan dengan pengkajian stok ikan ini
adalah perbaikan kualitas data perikanan. Hal ini dikarenakan banyaknya
pengkajian stok yang didasarkan pada data sekunder tersebut. Nilai data akan baik
dan akurat apabila dikelola secara profesional. Petugas yang mengelola data
perikanan harus diberikan pendidikan khusus dan jabatan fungsional yang layak. 2). Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perikanan
Setelah SDM nya ditata, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
perbaikan wadah SDM itu sendiri, yaitu sistemnya. Sistem pendataan yang ada
sekarang, sebagian besar masih dilakukan secara manual, di sisi lain pendataan
dilakukan dengan menggunakan formulir yang kadangkala tidak seragam antar
daerah. Formulir isian dibuat menurut selera daerah masing-masing, sehingga
penggabungan data antar daerah sering menemui kesulitan. Koordinasi antar
lembaga dan daerah tentang pendataan ini juga masih sangat lemah. Berpijak pada
kondisi ini KKP harus mulai memikirkan membentuk lembaga independent
seperti instansi seperti Japan Fisheries Information Center (JAFIC) yang secara
khusus menangani data perikanan. Lembaga ini berfungsi untuk membuat metode,
mengumpulkan, mengolah dan menyebarluaskan produk data perikanan kepada
pengguna. Keterangan di atas berdasarkan informasi dari (Komisi Nasional
Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Laut, 1998)
2.4. Logbook Perikanan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan dijelaskan bahwa pengelolaan perikanan adalah semua proses
upaya yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan,
konsultasi, pembuatan keputusan alokasi sumberdaya ikan dan implementasinya
serta penegakan hukum dari peraturan perundangan di bidang perikanan
merupakan bagian dari pengelolaan perikanan. Pesan tersebut dengan jelas dan
tegas menyatakan bahwa pengelolaan perikanan harus berdasarkan data-data yang
2.4.1. Logbook Manual
Salah satu strategi pengumpulan data yang benar dan relevan tersebut
adalah dengan menerapkan program logbook dan menempatkan observer yang
mengamati langsung, mencatat, dan melaporkan kegiatan penangkapan ikan.
Strategi sifatnya rutin dan dalam jangka waktu panjang (long-term observation
Tujuan pelaksanaan program logbook :
)
- logbook sebagai landing declaration dari nakhoda, atau surat pernyataan mengenai ikan yang dibawa ke pelabuhan perikanan.
• logbook perikanan mendukung pendataan statistik perikanan (wilayah penangkapan, jenis ikan, volume).
• logbook perikanan mencatat data ijin penangkapan (alat tangkap), data registrasi kapal (lxbxd; Power), pelabuhan pangkalan.
• Mendukung evaluasi dan analisa pengelolaan SDI (fishing capacity, efficiency
fishing, musim penangkapan kaitannya dengan open and close session dan konervasi), (www.wwf.or.id).
Data statistik yang dilaksanakan berbasis pendaratan adalah jenis data
paling populer karena telah dilaksanakan selama puluhan tahun dan hasilnya
menjadi acuan dan dasar pertimbangan dalam berbagai kebijakan perikanan. Data
yang berbasis pendaratan tersebut memiliki banyak kelemahan. Mencatat contoh
populasi (sampling) dan bukan sensus akan menyebabkan kita harus
menggunakan berbagai pendekatan untuk mengetahui besar data sebenarnya
memiliki kelemahan tidak bisa menampilkan informasi daerah penangkapan ikan
secara spesifik dan akurat (Dirjen Perikanan, 1995).
Tabel 1 adalah contoh logbook manual dengan data posisi lintang dan
posisi bujur di atas ini didapat dari kapal purse seine berpangkalan di PPI Bajomulyo, hasil kegiatan Magang Layar Mahasiswa Perikanan Universitas
Diponegoro Program Studi PSP Angkatan 1997 dan 1998 Tahun 2001–2002.
Tabel 1. Contoh Kertas Logbook KKP
PURSE SEINE “A”
NO LINTANG BUJUR HASIL
1 5 ° 20 ´ 24 ´ 112 ° 21 ´ 36 ´ 10000 2 5 ° 22 ´ 12 ´ 113 ° 15 ´ 36 ´ 300 3 5 ° 35 ´ 24 ´ 113 ° 18 ´ 36 ´ 500 4 5 ° 15 ´ 36 ´ 113 ° 13 ´ 48 ´ 150 5 5 ° 31 ´ 48 ´ 113 ° 22 ´ 12 ´ 100 6 5 ° 33 ´ 36 ´ 113 ° 21 ´ 36 ´ 75 7 5 ° 28 ´ 48 ´ 113 ° 25 ´ 48 ´ 50 8 5 ° 16 ´ 48 ´ 113 ° 40 ´ 48 ´ 60 9 5 ° 15 ´ 36 ´ 113 ° 39 ´ 0 ´ 400 10 5 ° 9 ´ 36 ´ 113 ° 52 ´ 48 ´ 100 11 5 ° 22 ´ 12 ´ 113 ° 43 ´ 12 ´ 100 12 5 ° 44 ´ 24 ´ 113 ° 20 ´ 24 ´ 1200 13 5 ° 39 ´ 36 ´ 113 ° 22 ´ 48 ´ 1500 14 5 ° 39 ´ 36 ´ 113 ° 19 ´ 48 ´ 10000 15 5 ° 38 ´ 24 ´ 113 ° 15 ´ 36 ´ 4500 16 5 ° 30 ´ 53 ´ 113 ° 15 ´ 36 ´ 4000 17 5 ° 46 ´ 12 ´ 113 ° 13 ´ 48 ´ 600 18 5 ° 46 ´ 12 ´ 113 ° 27 21 ´ 36 ´ 600 19 5 ° 48 ´ 0 ´ 113 ° ´ 36 ´ 100 20 5 ° 15 ´ 36 ´ 113 ° 3 ´ 36 ´ 7000
Sumber : Kapal Purse Seine PPI Bajomulyo Tahun 2001-2002
2.4.2. Elektronik Logbook (E-logbook)
Elektronic logbook merupakan sebuah sistem yang beperan untuk
merekam data berbasis komputer untuk data-data yang bersifat kompleks.
Elektronik logbook merupakan teknologi yang dibuat untuk menggantikan
perikanan ini mempunyai tujuan untuk pemantauan aktifitas perikanan di
Indonesia dan mencegah adanya unreported fishing yang membuat pertumbuhan
ekonomi dalam dunia perikanan menurun.
Elektronic logbook adalah sistem penjejakan (tracking system) yang
hanya memberikan informasi mengenai kapal yang membawa peralatan
transmitter. Kapal yang tidak berijin dan kapal lain yang tidak dilengkapi dengan
transmitter yang sesuai tidak dapat terpantau oleh e-logbook. Teknologi e-logbook
yang berbasis satelit, meliputi tiga komponen penting yang merupakan subsistem
yaitu:
1. sebuah transmitter atau transceiver yang dipasang di kapal perikanan untuk
menunjukkan posisi kapal,
2. Medium transmisi/sistem komunikasi yaitu sistem satelit sebagai wahana
untuk mentrasmisikan informasi posisi kapal dari kapal perikanan ke Fisheries
Monitoring Center,
3. Fisheries Monitoring Center (FMC) untuk menerima, menyimpan,
menampilkandan mendistribusikan data. Data di FMC dapat dianalisis lebih
lanjut untuk keperluan tertentu. Mekanisme kerja e-logbook secara umum
diawali dari transmitter yang mengirimkan data posisi kapal melalui sistem
satelit yang beredar pada orbitnya di atas bumi. Satelit akan menerima pesan
dari kapal dan mengirimkan ke pusat pengolahan data satelit (processing
center), dan kemudian data posisi kapal yang telah diolah disampaikan ke FMC. Posisi kapal terakhir secara terus-menerus dilaporkan kepada FMC
2.5. Penentuan Posisi menggunakan Global Positioning System (GPS)
GPS dapat dikatakan sebagai sistem radio navigasi dan penentuan
posisinya menggunakan satelit. Konsep dasar penentuan posisi dengan GPS
adalah dengan melakukan pengamatan terhadap beberapa satelit secara simultan,
dan tidak hanya satu satelit saja, seperti halnya menentukan posisi pada bidang
datar yaitu membaring beberapa benda acuan/objek baringan (Abidin, 2001).
Sistem GPS mulai direncanakan sejak tahun 1973 oleh angkatan udara
Amerika Serikat (Easton, 1980), dan pengembangannya sampai sekarang ini
ditangani oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dibawah lembaga yang
dinamakan Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System
(NAVSTAR), dan sistem yang dimiliki oleh Rusia dengan nama GLONASS
singkatan dari Global Navigation Satellite System. Sistem yang dapat digunakan
oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca didesain untuk memberikan
posisi dan kecepatan dalam tiga dimensi dan juga informasi mengenai waktu
secara kontinu di seluruh dunia.
Sinyal GPS mengandung tiga informasi yaitu kode pseudorandom, data
ephemeris dan data almanac. Sinyal transmisi dari satelit GPS merupakan sinyal identifikasi satelit saat sedang mengirim informasi terhadap GPS penerima.
Selanjutnya GPS penerima menghitung timing waktu rambatan gelombang dari
code dari GPA penerima. Lebar frekuensi (Bandwidth) yang dibutuhkan untuk
mentransmisikan pseudo random code sekitar 1 MHz, sehingga transmisi sinyal
GPS ditransmisikan pada gelombang 20 cm atau sekitar 1,2 – 1,5 GHz
2.6. Standar Interface GPS (NMEA-0813)
Kompabilitas berbagai chipset dengan produsen berbeda membuat
sebuah standar kalimat yang dikeluarkan oleh sebuah chipset GPS.
Sampai saat ini standar kalimat tersebut biasa disebut standar NMEA-0813.
Standar NMEA memiliki banyak jenis bentuk kalimat laporan, yang diantaranya
berisi data koordinat lintang (latitude), bujur (longitude), ketinggian (altitude)
waktu sekarang standar UTC (UTC time), dan kecepatan (speed over ground)
(Iqbal, 2011). Umumnya NMEA-0813 menggunakan komunikasi RS232 sebagai
jalur komunikasi dengan perangkat luar seperti computer atau mikrokontroler
dengan beberapa kecepatan (baud rate) yang biasanya dapat diatur. Jenis kalimat
NMEA-0183 yang umum digunakan dapat dilihat pada Table 2.
Tabel 2. Jenis Kalimat NMEA yang umum digunakan
Kalimat Deskripsi
$GPGGA Meminta fixed data dari GPS
$GPGLL Meminta posisi latitude dan longitude
$GPGSA GNSS DOP and active satellites
$GPGSV GNSS satellites yang tertangkap
$GPRMC Recommended minimum specific GNSS data
Jumlah kalimat NMEA yang didukung oleh sebuah GPS penerima
bervariasi, tergantung produsen dan tujuan dari GPS. Chipset GPS penerima
tersebut, pada beberapa perancangan tidak digunakan karena NMEA dirancang
dengan kebutuhan umum pengguna sehingga dengan satu atau lebih kalimat
NMEA sudah dapat menyelessaikan masalah yang ingin diselesaikan.
(http://www.mikron123.com)
2.7. Mikrokontroler sebagai Pusat kendali dalam Rancang Bangun Alat E-Logbook
Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis
data. Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk
mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.
Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem
elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen
pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat dikurangi dan akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh mikrokontroler ini (http://www.kelas-mikrokontrol.com/)
Mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer
karena mengandung beberapa peripheral yang langsung bias dimanfaatkan.
Mikrokontroler memiliki port parallel, port serial, komparator, konversi digital ke
analog (DAC), konversi analog ke digital (ADC) dan sebagainya hanya
menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kompleks. Tipe
mikrokontroler yang sering dan banyak digunakan kecepatan yang tinggi,
harga yang relatif murah dengan fasilitas tambahan yang cukup banyak yaitu
Mikrokontroler AVR merupakan mikrokontroler keluaran perusahaan ATMEL
coorporation yang memiliki arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus instruksi
clock. AVR dikelompokkan ke dalam 4 kelas, yaitu ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT86RFxx. Kelas yang membedakan satu sama
lain adalah ukuran onboard memori, onboard peripheral dan fungsinya. Segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan semua kelas ini bisa dikatakan hampir
sama.
Mikrokontroller merupakan sebuah mikroprosessor (Central Procesing
Unit,CPU) yang dikombinasikan dengan I/O dan memori (Read Only Memory,
ROM) dan (Random Acces Memory, RAM. Berbeda dengan mikrokomputer yang
memiliki bagian-bagian tersebut secara terpisah, mikrokontroller dapat
mengkombinasikan bagian-bagian tersebut dalam tingkat chip.
AVR ATmega8535 merupakan seri mikrokontroler 8 bit yang
berarsitektur RISC (Reduce instruction Set Computing). Inti AVR adalah
kombinasi berbagai macam instruksi dengan 32 register serba guna. siklus detak.
Keuntungan dari arsitektur ini adalah kode program yang lebih efisien sementara
keberhasilan keseluruhan sepuluh kali lebih cepat dibandingkan dengan CISC
(Complex Instruction Set Computing) yang konvensional. Kelengkapan seri AVR antara lain disebutkan sebagai berikut :
a. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port
A, port B, port C, dan port D.
b. ADC 10-bit sebanyak 8 saluran.
d. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
e. Watchdog Timer dengan osilator internal.
f. SRAM sebesar 512 byte.
g. Memori Flash sebesar 8 KB.
h. Unit interupsi internal dan eksternal.
i. Port antarmuka SPI.
j. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat
diprogram saat operasi.
k. interface komparator analog.
l. Port USART untuk komunikasi serial.
Kecepatan eksekusi ditentukan dari hasil pembangkitan detak pada blok
osilator internal. Detak juga dipergunakan sebagai dasar pembangkitan timer,
termasuk dalam fungsi timer tersebut adalah Pulse Width Modulation (PWM ) dan
baudrate untuk komunikasi serial. Penggunaan fungsi timer dapat pula dimodekan
sebagai sumber interupsi.
ATmega8535 dilengkapi dengan Analog to Digital Convertion (ADC)
10 bit dengan multiplek untuk 8 jalur masukan, dimana ADC dapat juga
dipergunakan sebagai sumber interupsi. Pemilihan saluran dan proses konversi
dilakukan dengan memberikan data pada register yang berkaiatan.
Kelengkapan lain adalah untuk fungsi komunikasi serial, dimana
terdapat tiga format komunikasi yang dapat digunakan yaitu Universal
Synchronous andAsynchronous serial Receiver andTransmitter (USART), The Serial PeripheralInterface (SPI) dan Two-wire SerialInterface (TWI). Semua fasilitas serial dapat dipergunakan dalam variasi kecepatan transmisi yang sangat
bergantung pada besarnya penggunaan sumber detak dan pengisian register yang
berkaitan. Adapun susunan kaki mikrokontroler ATmega8535 ditunjukkan pada
Gambar 1.
Gambar 1. Susunan Kaki ATmega8535
2.8. Modem GSM sebagai Pengirim dan Penerima Data
Sebuah modem GSM adalah tipe modem yang khusus menerima kartu
SIM seperti ponsel. Melihat dari sudut pandang operator, modem GSM terlihat
seperti ponsel. Sebuah modem GSM dapat menjadi perangkat modem khusus
dengan peripheral serial, USB atau sambungan Bluetooth. Istilah modem GSM
digunakan sebagai istilah umum untuk mengacu pada setiap modem yang
mendukung satu atau lebih dari protocol dalam evolusi keluarga GSM, termasuk
teknologi 2.5G GPRS dan EDGE, serta 3G teknologo WCDMA, UMTS, HSDPA
Sebuah modem GSM mendefinisikan sebuah antarmuka yang
memungkinkan aplikasi komputer atau peralatan lain untuk mengirim dan
mengirim pesan melalui interface modem. Agar dapat melaksanakan tugas ini,
modem GSM harus mendukung sebuah extended perintah AT set seperti yang
didefinisikan dalam spesifikasi GSM 07.05 dan ETSI dan 3GPP TS 27,005.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengujian alat elektronik logbook (e-logbook) ini dilakukan pada tanggal
15 Desember 2011 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Pengujian
tersebut merupakan uji coba alatdi lapangan untuk menilai kinerja alat e-logbook,
berupa ketelitian dan ketepatan alat tersebut. Lokasi penelitian dapat dillihat pada
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
3.2. Alat dan Bahan
Rancang bangun e-logbook merupakan gabungan alat elektronik INOS-
Data Loger dan GPS-Sounder. Alat elektronik tersebut disatukan secara sistem
untuk menghasilkan data yang diperoleh dari GPS-Sounder kemudian data
disimpan di INOS-Data Loger. INOS-Data Loger tersebut, selain berfungsi
sebagai penyimpanan data juga berfungsi sebagai pengirim data ke server melalui
sistem satelit.
Komponen INOS-Data Loger yang dirilis oleh Workshop Akustik dan
Instrumentasi Kelautan terdiri dari mikrokontroler ATMEGA8535, modem
GPRS, antena GSM, LCD dan keypad. GPS Sounder yang digunakan dalam
rancang bangun e-logbook adalah GPS Sounder Map Garmin 585 Fishfinder. GPS
Sounder tersebut dilengkapi dengan antena GPS dan transduser (Gambar 3).
3.3. Deskripsi Sistem Kerja Alat E-Logbook
Kerangka sistem rancang bangun alat e-logbook dipadukan antara INOS-
Data Loger dan GPS Sounder Map Garmin 585 Fishfinder. Alur kerja sistem
e-logbook ini diawali dengan input data pada GPS Sounder Map Garmin 585 Fishfinder berupa data lintasan kapal diperoleh dari titik koordinat (latitude dan
longitude) pada antena GPS melalui sistem satelit. Satelit-satelit GPS akan
mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya, GPS receiver akan
menerima sinyal tersebut lalu diolah dan dikirimkan ke output port serial sebagai
data keluaran. Status data keluaran tersebut akan valid apabila telah mendapat
sinyal tetap dari minimal empat buah satelit (Nugroho, 2008). Data suhu dan
kedalaman diperoleh dari sensor suhu dan kedalaman pada transduser dual
frekuensi yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver gelombang akustik.
Mikrokontroler ATMEGA8535 yang terdapat di dalam sistem rancang
bangun INOS-Data Loger menerima data dari GPS sounder. ATMEGA8535
menerima data dari GPS sounder dengan sistem komunikasi serial, yaitu
komunikasi data mikrokontroler dengan pengiriman data satu per satu sehingga
menjadi satu baris data sebelum akhirnya diparsing oleh mikrokontroler. Sistem
komunikasi serial menggunakan satu jalur kabel data, yaitu kabel data untuk
pengiriman transmit pada GPS dan kabel data untuk penerimaan pada
mikrokontroler. ATMEGA8535 dilengkapi dengan fungsi komunikasi serial,
dimana terdapat tiga format komunikasi yang dapat digunakan yaitu USART
(Universal Synchronous and Asynchronous serial Receiver andTransmitter), SPI
(The Serial Peripheral Interface) dilihat pada Gambar 4.
GPSMap Garmin 585 Mikrokontroler ATMEGA8535 Modem GPRS Server (Website)
Gambar 4. Alur Kerja Sistem Alat e-logbook
Data yang diterima mikrokontroler dalam bentuk kalimat NMEA-0183
yang dikeluarkan oleh GPS receiver yaitu data waktu (UTC time), posisi
koordinat (longitude/longitude), kecepatan kapal (knots) dan tanggal (ddmmyy)
dengan format data $GPRMC. Data suhu diteruskan dengan format $SDMTW
dan data kedalaman diteruskan dengan format $SDDBT. Data tersebut merupakan
rekomendasi format data GPS National Marine Electronic Association
(NMEA-0813) yang dikirimkan oleh GPS Sounder ke mikrokontroler. Mikrokontroler
dikondisikan untuk melakukan parsing terhadap data mentah dari GPS, data yang
dilewati hanya format $GPRMC, $SDMTW dan $SDDBT . GPS yang digunakan
yaitu PMB-648 memiliki fasilitas komunikasi RS232 dan menggunakan standar
komunikasi NMEA-0813 seperti halnya di atas.
Perintah NMEA yang digunakan untuk pembacaan posisi dan kecepatan
serta tanggal dan jam UTC yaitu $GPRMC menghasilkan keluaran seperti berikut:
Keterangan keluaran tersebut di atas dapat dijelaskan pada Tabel 3.
$GPRMC merupakan header dari kalimat NMEA, artinya setelah $GPRMC
hingga tanda akhir kalimat <CR><LF> merupakan satu bentuk kalimat NMEA
dengan format dan urutan tertentu sesuai yang ditetapkan oleh standar. Pembatas
antara data satu dan data yang lain dalam satu kalimat yaitu menggunakan tanda
koma (“,”). Pembacaan kalimat NMEA tersebut oleh mikrokontroler dimulai
dengan mendeteksi header data yaitu $GPRMC kemudian urutan berikutnya adalah UTC Time, disambung oleh satu karakter status kemudian pembacaan
latitude disambung oleh satu karakter kemudian longitude disambung oleh satu
karakter lagi baru kemudian pembacaan speed dan seterusnya berdasarkan urutan
kalimat NMEA tersebut (Iqbal, 2011).
Tabel 3. Penjelasan NMEA $GPRMC
Nama Contoh Unit Penjelasan
Message ID $GPRMC RMC protocol header
UTC Time 161229.487 Hhmmss.ss
Status A A=data valid or V data tidak
valid
Latitude A3723.2475 ddmm.mmmm
N/S indicator N N=North atau S=South
Longitude 12158.3416 dddmm.mmmm
E/W indicator W E=East atau W=West
Speed Over Ground 0.13 Knots
Course Over Ground 309.62 Derajat True
Date 120598 Ddmmyy
Magnetic Variation Derajat E=east atau W=west
Mode A A=Autonomous, D=DGPS,
E=DR
Checksum *10
<CR><LF> Tanda Akhir
Pembacaan data dengan bentuk format kalimat NMEA-0813 dalam
program mikrokontroler ATMEGA8535 dimulai ketika data masuk pada memori
mikrokontroler. Mikrokontroler akan membaca kalimat dari GPS, jika “OK”
sistem akan dapat diteruskan, jika tidak sistem tidak dapat diteruskan dan akan
kembali terus menerus sampai status GPS “OK”. Perintah mikrokontroler pada
modem GPRS menggunakan perintah AT-Command SIM300 lewat komunikasi
serial RS232. Mikrokontroler melakukan inisialisasi atau pengaturan awal modem
mikrokontroler mambaca kalimat keypad yang terdiri dari dua alur kalimat yaitu
menu input dan menu GPS yang telah diparsing sebelumnya.
Pembacaan menu GPS yaitu kalimat NMEA-0813 yang diterima dari
receiver GPS tersebut akan langsung dikirimkan ke website, sedangkan pada
menu input yang ditampilkan pada display LCD (Liquid Crystal Display)
dilakukan scanning keypad yaitu input data manual oleh keypad berupa data
jumlah ikan, berat ikan dan jenis ikan lalu dikirimkan ke website. Pengiriman
kalimat data tersebut akan dikirimkan jika status “OK”, jika tidak sistem
pembacaan kalimat akan dikembalikan (looping) ke proses baca keyped. Diagram
alir mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Alir Mikrokontroler
GPS Sounder dan Data Loger dinyalakan
Data Loger Mengontrol Proses Penyimpanan dan Pengiriman
data ke website Mulai Data Input Manual Data GPS Receiver Penerimaan Data Website Selesai Penerimaan Data dari Antena GPS dan Transduser pada GPS
Pengirimana data ke website melalui sistem GPRS yaitu meneruskan
data baris kalimat dari sistem mikrokontroler ke tempat web server dengan
menggunakan media transmisi GPRS. Data yang diterima web server tersebut
akan disimpan di dalam database MYSQL dengan pemprograman PHP. Web
client akan melakukan koneksi ke web server (Database MYSQL) untuk
mengambil data terbaru yang disimpan di web server, lalu data tersebut
ditampilkan di web client.
3.4 Uji Coba Alat E-logbook
Alat elektronik logbook (e-logbook) diujicobakan di Pulau Pramuka,
Kepulauan Seribu, DKI-Jakarta pada tanggal 15 Desember 2011. Uji coba
lapangan tersebut dilakukan untuk mengukur sejauh mana fungsi keseluruhan
sistem e-logbook dari segi ketelitian alat dan kemudahan penggunaan oleh
nelayan sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam kegiatan
penangkapan ikan. Pengujian alat e-logbook dilakukan pengambilan data lintasan
kapal sekitar Pulau Pramuka dan Pulau Panggang sampai ke Pulau Karang Beras.
Kapal yang digunakan adalah kapal motor dengan tipe kapal kurang dari 10 GT
yang dominan di Kepulauan Seribu.
Instalasi alat e-logbook harus dilakukan pada saat kapal bersandar di
dermaga atau pada kondisi kapal sedang berhenti, karena untuk memudahkan
pemasangan transduser yang diletakkan pada 1/3 dari bagian bawah kapal tegak
lurus dengan permukaan air. Pemasangan transduser sebisa mungkin ditempatkan
jauh dari baling-baling kapal untuk meminimalisir adanya gangguan suara yang
(2005) pemasangan transduser secara tradisional diletakkan pada bagian bawah
badan kapal. Transduser diletakkan di atas lunas kapal agar alat tersebut
terlindungi pada saat pengukuran. Setelah itu, sambungkan semua port untuk
Gambar 6. Ilustrasi Instalasi Pemasangan Transduser di Kapal
Instalasi pemasangan transduser ditampilkan pada Gambar 6. Port pada
GPS Map Garmin 585 disambungkan dengan antena GPS dan port lainnya
disambungkan dengan port pada INOS-Data Loger, kemudian port lainnya pada
INOS-Data Loger disambungkan dengan accu 17 AH dengan tegangan 12 Volt
sebagai sumber energi utama bagi sistem e-logbook. Setelah tersambung, maka
INOS-Data Loger akan menyala dan memberikan perintah “MOHON GPS
SOUNDER DINYALAKAN”. E-logbook tersebut secara sistem sudah siap
mengambil data input yang akan diterima langsug oleh server. Sinyal antena GPS
sangat mempengaruhi pengiriman data input ke server.
3.5. Analisis Data
Analisis data lapangan yang diperoleh selama pengambilan data di
Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dapat diakses melalui website
Website tersebut dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan tim Workshop Akustik dan Instrumentasi Kelautan FPIK-IPB.
Akurasi GPSMap pada alat e-logbook diujicoba dengan melakukan pengukuran di
satu titik pada lokasi berbeda yang dipengaruhi gangguan sinyal satelit GPS yang
diterima, dilihat dari jarak setiap plot selama 10 menit pada satu titik pengukuran.
Analisis ketepatan dan efektifitas pengiriman data yang diterima website
diperoleh dari memori penyimpanan GPS Sounder dengan data yang diterima
website. Data posisi pada memori GPS receiver dan data posisi pada website
diolah menggunakan softwareArcGIS 10, sehingga dapat ditampilkan peta
overlay lintasan kapal dari memori GPS Sounder dengan data hasil pengiriman
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pemasangan Alat E-Logbook di Lapangan
Pemasangan alat e-logbook dimulai dengan menyambungkan GPS Map
Garmin 585 yang sudah tersambung transduser dan antena GPS dengan
INOS-Data Loger. Pemasangan e-logbook dilakukan di kapal pada saat kapal sedang
berhenti, hal itu untuk memudahkan pemasangan transduser yang tegak lurus
dengan permukaan air laut. Pemasangan e-logbook dapat dilihat pada Gambar 7a
Gambar 7a. Pemasangan Komponen Alat e-logbook
Gambar 7b. Pemasangan alat e-logbook di kapal
4.2. Hasil Uji Coba Akurasi Posisi GPS
Pengujian akurasi ketelitian posisi yang dikeluarkan oleh GPS dilakukan
dengan uji coba pengukuran pada titik tetap, dimana e-logbook diletakan pada
titik tetap selama 10 menit dan melakukan pengukuran posisi secara
terus-menerus. Percobaan ini dilakukan pada tiga titik yang berbeda yaitu di samping
gedung, daerah terbuka dan di bawah pohon. Hal ini dilakukan untuk melihat nilai
kesalahan posisi pembacaan yang dihasilkan akibat gangguan dari penerimaan
sinyal GPS. Tabel 4 merupakan hasil uji coba pencatatan posisi GPS.
Tabel 4. Hasil Uji Coba Penentuan Posisi pada Titik Tetap
Titik Lintang Bujur
1 Maksimum -6033’29,59” 106043’27,6” (Samping Minimum -6033’30,53” 106043’24,9”
Gedung) Range (Meter) 28.86 m 82.14 m
2 Maksimum -6033’22,14” 106043’28,8”
(Di Bawah Minimum -6033’22,61” 106043’27,9”
Pohon) Range (Meter) 14.43 m 29,97 m
(Terbuka) Minimum -6033’27,29” 106043’54,7”
Range (Meter) 2.22 m 5.55 m
Lokasi pengukuran GPS yang berbeda bertujuan untuk melihat akurasi
GPS yang digunakan pada komponen alat e-logbook. Pengukuran tersebut
dilakukan di tiga tempat berbeda di sekitar Kampus IPB Dramaga, berhubungan
dengan penerimaan satelit GPS dengan gangguan sinyal. Wilayah 1 merupakan
lokasi titik pengukuran di dekat gedung, wilayah 2 titik pengukuran di bawah
pohon, dan lokasi 3 titik pengukuran di lapangan terbuka (Tabel 4).
Pengukuran GPS dilakukan selama 10 menit di satu titik pada wilayah
yang berbeda. Hasil ketiga titik tersebut memperlihatkan bahwa posisi yang
dikeluarkan GPS memiliki nilai jarak maksimum 82,14 m terjadi pada wilayah
terhalang gedung yang merupakan gangguan paling besar dari ketiga titik yang
diuji, namun pada daerah terbuka (wilayah 1) kesalahan posisi minimum yaitu 2,2
m yang merupakan titik yang dianggap tidak memiliki gangguan sinyal. Wilayah
3 yang merupakan titik pengukuran di lapangan terbuka, penerimaan satelit lebih
banyak yaitu 12 satelit dibandingkan dengan wilayah 1 dan wilayah yang
terhalang oleh gedung dan pohon, sehingga sinyal satelit yang diterima GPS pada
wilayah 3 lebih konsisten dibandingkan pada wilayah 1 dan 2 (Gambar 8).
2
1
Gambar 8. Titik Pengukuran Hasil Uji Coba di Sekitar Kampus IPB
4.3. Deskripsi Data Hasil Alat E-Logbook
Data hasil pengukuran e-logbook merupakan data langsung yang
diterima server melalui sistem satelit (Modem GPRS). Data tersebut dapat diakses
melalui websitpage menu
yang ditampilkan yaitu profil kapal, data track kapal, dan data input ikan.
Peta lintasan kapal ditampilkan dengan Google Map, sehingga kita dapat
melihat lintasanarea pengambilan data (Gambar 9). Data yang diterima oleh
server dari GPS sounder di lapang akan langsung diplotkan di Google Map. Titik
koordinat tersebut menentukan area potensi sumber daya ikan. Hasil data lintasan
kapal yang merupakan data langsung yang diterima server yang berbasis satelit
Gambar 9. Tampilan Peta Lintasan Kapal pada Website
Peta lintasan kapal pada Gambar 9 merupakan contoh samplingarea
pengambilan data menggunakan e-logbook di sekitar barat Gosong Pramuka
melewati utara Pulau Panggang atau selatan Pulau Karya sampai sebelah utara
Pulau Karang Beras. Simbol yang berbentuk seperti balon yang ada di peta adalah
titik pengambilan data yang diterima oleh server di website. Titik-titik
pengambilan data tersebut diterima oleh server sekitar 3-4 menit pada website.
Kerapatan data yang terlihat pada peta lintasan kapal berbeda antara
lintasan kapal di area barat Gosong Pramuka sampai utara Pulau Panggang atau
selatan Pulau Karya dengan kerapatan data pada lintasan kapal di utara Pulau
Karang Beras. Data lintasan kapal yang diperoleh dari utara Pulau Karang Beras
lintasan sekitar barat Gosong Pramuka sampai utara Pulau Panggang atau selatan
Pulau Karya. Perbedaan kerapatan data pada peta lintasan kapal tersebut karena
alat e-logbook yang mengirim data ke server tergantung oleh sinyal yang diterima
modem yang terdapat pada INOS-Data Loger dengan asumsi kecepatan kapal
tetap. Sinyal pada Perairan sekitar barat Gosong Pramuka sampai utara Pulau
Panggang lebih baik karena area tersebut lebih dekat dengan daratan yang
disinyalir terdapat pemancar di beberapa pulau tersebut dibandingkan dengan
sinyal pada perairan utara Pulau Karang Beras yang merupakan perairan terbuka.
Pege menu pada website
kapal dengan tiga pilihan menu yaitu profil kapal (Gambar 10a), data alat
Tangkap (Gambar 10b), data track kapal (Gambar 10c), dan data input ikan
(Gambar 10d). Page menu tersebut menampilkan data dari setiap titik- titik pada
lintasan kapal yang terdapat di peta lintasan kapal. page menu pada website
tersebut dapat dilihat pada Gambar 10a, 10b, 10c, dan 10d.
Gambar 10b. Menu Daftar Alat Tangkap
Gambar 10c. Data Track Kapal
Gambar 10d. Page Menu Data pada Website
Tampilan Page menu pada (Gambar 10a) yang pertama adalah menu
Profil Kapal, menu tersebut terdiri dari data umum dan data alat tangkap yang
diisi sesuai dengan profil masing-masing kapal sesuai dengan identitas alat
e-logbook (id alat) yang digunakan. Menu Profil Kapal tersebut diisi oleh pengelola
website setelah mendata kapal yang menggunakan alat e-logbook.
Menuselanjutnya yang terdapat pada website adalah Data Track Kapal
alat, tanggal (dd/mm/yy), Jam(GMT+7), Latitude (desimal degree), Longitude
(decimal degree), suhu, kedalaman dan kecepatan kapal (knot). Nomor (No) merupakan nomor data yang diterima oleh server pada website, penomoran
tersebut sesuai dengan id alat e-logbook yang digunakan pada kapal yang telah
diprogram, id alat e-logbook yang digunakan dalam pengujian ini adalah id alat
17. Tanggal pengambilan data ditampilkan pada data tanggal. Kalimat data
tanggal yang benar adalah sesuai dengan format kalimat yang diprogram pada
website yaitu (dd/mm/yy), contoh data tanggal yang sesuai pada nomor “4369”
yaitu
Data kedalaman dan kecepatan pada website (Gambar 10d) di atas
kosong disebabkan oleh pengiriman kalimat data dari mikrokontroler mengalami
gangguan. Gangguan tersebut menyebabkan kalimat data yang dikirimkan ke
website menjadi terpotong atau tertimpa karena pengaruh sinyal yang buruk atau (21/02/12). Data tanggal yang lain tidak sesuai dengan format kalimat
disebabkan oleh kesalahan pengiriman format data dari mikrokontroler
ATMEGA8535.
pemasangan kabel/komponen yang tidak sesuai pada bagian pengantarmukaan
GPSMap dengan mikrokontroler. Hal ini juga disebabkan karena pemorgraman
sistem pengiriman data pada mikrokontroler yang belum sesuai dengan sistem
kerja setiap komponen pada alat e-logbook.
Data input ikan menampilkan data yang diperoleh dari input data manual
pada alat e-logbook di lapangan. Data yang ditampilkan yaitu nomor id alat,
tanggal (dd/mm/yy), Jam(GMT+7), Latitude (desimal degree), Longitude
(desimaldegree), jumlah ikan (ekor), berat ikan (kg), jenis ikan, dan lokasi
melakukan kegiatan penangkapan ikan. Proses pengiriman data input ikan tersebut
sama seperti data yang dikirimkan oleh GPSMap.
Sistem alat e-logbook dilengkapi dengan memori penyimpanan data pada
GPSMap Sounder sebesar 4 GB. Memori tersebut dapat menyimpan data
GPSMap Sounder yang diterima setiap 3-5 menit sekitar 30 hari. GPSMap
Sounder akan selalu menyimpan data awal walaupun kalimat data tersebut gagal
dikirimkan ke website karena tidak mendapatkan sinyal.
4.3. Perbandingan Data Lintasan Kapal pada Memori GPS dan Data Lintasan Kapal pada Website
Peta posisi lintasan kapal pada (Gambar 11) menunjukan perbandingan
hasil perolehan data posisi (latitude dan longitude)yang disimpan pada GPSMap
Sounder Garmin 585 dengan data yang diterima website. Data posisi lintasan
kapal hasil pengukuran GPS Sounder disimpan dalam memori data penyimpanan
pada GPS receiver. Data tersebut adalah data input awal yang akan dikirimkan ke
website melalui sistem GPRS, sehingga jika dibandingkan dengan data yang
diterima oleh website, dapat mengukur akurasi pengiriman data ke website.
Perbedaan kesesuaian pola dan kerapatan data posisi lintasan kapal dari
data yang diterima website dengan pola lintasan kapal dari data memori GPS
Sounder karena alat e-logbook yang mengirim data ke server tergantung oleh
sinyal yang diterima modem GPRS yang terdapat pada INOS-Data Loger.
Pengaruh buruknya sinyal yang diterima oleh modem GPRS sebagai media
pengiriman data melaui sistem GPRS ke website karena ketersediaan tower
mempengaruhi sistem kerja alat e-logbook dalam pengiriman data awal dari GPS
Sounder ke database pada website.
Proses pengiriman data ke website merupakan baris kalimat data
keluaran GPSMap Sounder yang sesuai dengan pengantarmukaan (interface) pada
mikrokontroler yaitu kalimat NMEA-0183. Kalimat data tersebut yaitu data waktu
(UTC time), posisi koordinat (longitude/longitude), kecepatan kapal (knots) dan
tanggal (ddmmyy) dengan format data $GPRMC. Data suhu diteruskan dengan
format $SDMTW dan data kedalaman diteruskan dengan format $SDDBT. Data
tersebut merupakan rekomendasi format data GPS National Marine Electronic
Association (NMEA-0813) yang dikirimkan oleh GPS Sounder ke mikrokontroler.
37
Gambar 11. Overlay Peta Lintasan Kapal
Mikrokontroler ATMega8535 yang digunakan merupakan sebuah modul
single chip dengan basis mikrokontroler AVR dan memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi data serial RS-232. Rangkaian komunikasi serial
merupakan pengantarmukaan antara perangkat satu dan perangkat lain untuk
dapat melakukan komunikasi serial. Sistem pengantarmukaan pada alat e-logbook
memiliki dua buah rangkaian komunikasi serial, yaitu sebagai antarmuka antara
GPS receiver dengan mikrokontroler dan antara mikrokontroler dengan modem GPRS. Rangkaian serial memiliki IC MAX232 yang berfungsi untuk mengubah
level tegangan Transmitor-Transistor Logic (TTL) ke RS-232 atau sebaliknya.
Proses pengiriman kalimat data dari mikrokontroler diteruskan ke
modem GPRS untuk dikirimkan ke website. Modem GPRS yang digunakan
merupakan modem telepon seluler menggunakan sistem komunikasi packet switch
sebagai cara untuk mentransmisikan datanya. Packetswitch adalah sebuah sistem
di mana data yang akan ditransmisikan dibagi menjadi bagian-bagian kecil (paket)
lalu ditransmisikan dan diubah kembali menjadi data semula. Sistem ini dapat
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Peralatan e-logbook menunjukkan kinerja yang bagus dalam ketepatan
dan efektifitas pengiriman data yang pada saat dioperasikan di lapangan. Namun
demikian masih memiliki kelemahan karena masih sangat tergantung dengan
jaringan sinyal GPRS dari tower pemancar sinyal yang tersedia di wilayah pesisir.
Alat e-logbook pun sangat bergantung pada daya tahan accu yang digunakan, alat
ini menggunakan accu 12 Volt 17Ampere Hour sebagai sumber energi listrik
sistem e-logbook selama 1 hari.
5.2. Saran
Peralatan e-logbook yang sangat tergantung dengan ketersedian sinyal
GPRS ini perlu dicoba untuk mengganti sistem pengiriman data ke website dari
sistem GPRS ke sistem satelit. Hal tersebut karena ketersediaan jaringan satelit
yang lebih banyak dan cakupan yang lebih luas dibandingkan jaringan sinyal
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, HZ. 2001. Survei Dengan GPS. Institut Teknologi Bandung. Jawa Barat.
Carvalho, G. R. and L. Hauser. 1995, Molecular Genetics and the Stock Concept
in Fisheries, Molecular Genetics in Fisheries edited by Gary R. Carvalho and Tony J. Picher, Chapman and Hall, pp.55-79.
Dirjen Perikanan. 1995. “Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Potensi Sumber Daya Perikanan laut.” Mimeo Makalah pada Seminar Dua Hari DPR-RI tentang Sumber Daya kelautan 30-31 Januari.
Easton, R.L, 1980, The Navigation Technology Program, In Global Positioning
Systme. Paperss Published in Navigation, Vol I. The Institute of Navigation, Washington, D.C.
Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2008. Evaluasi Kebijakan dalam Rangka Implementasi Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982) di Indonesia. Indonesia.
Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Laut. 1998, Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia, LIPI. Jakarta.
Leonart, J, 2002, Overview of Stock Assessment Methods and Their Sustainability
to Mediterranean Fisheries. 5th Session of SAC-GFCM, Rome 1-4 July 2002.
MacLennan, D, dan Simmonds, J. 2005. Fisheris Acoustics Theory and Practice.
Blackwell Science Ltd. Fisheris Centre, University of British Columbia. Canada.
Mouly, 1992. The GSM System for Mobile Communication. Telecom Publishing.
France.
Nurjaya, N I. 2001. Pengelolaan Sumber Daya alam yang Adil, Demokratis dan Berkelanjutan. Wacana Hukum dan Kebijakan. Mimeo. Makalah
Workshop Pengelolaan Sumber Daya Alam Sulawesi Tengah.
Diselenggarakan oleh Walhi Sulawesi Tengah, 9 Mei 2001, Palu.
Sachoemar, I.S, 2008. Evaluasi Kondisi Lingkungan Perairan Kepulauan Seribu. Badan Pengkajian dan penerapan Teknologi (BPPT). Jakarta.
Widodo, J dan Suadi, 2008. Pengelolaan Perikanan Sumberdaya laut. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Yayasan Terumbu Karang Jakarta. (2009). Terumbu Karang Jakarta: Pengamatan Jangka Panjang Terumbu Karang Kepulauan Seribu (2003-2007). Yayasan Terumbu Karang Indonesia. Jakarta.
http://www.kelas-mikrokontrol.com [ 29 November 2011 ]
http://www.mikron123.com [ 29 November 2011 ]
http://elogbook-p3tkp.net [ 5 Desember 2011 ]
http://www.wwf.or.id [ 5 Desember 2011 ]
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran MMC GPSMap Garmin858
No dd/mm/yy/time kedalaman suhu kecepatan Sudut kapal lintang bujur 1 12/16/2011 10:11 15.9 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 2 12/16/2011 10:11 16.6 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 3 12/16/2011 10:11 15.5 m 83.4 °F 0 km/h 335° true S5.73513 E106.56559 4 12/16/2011 10:11 16.0 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 5 12/16/2011 10:11 16.0 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 6 12/16/2011 10:11 16.2 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 7 12/16/2011 10:11 15.2 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 8 12/16/2011 10:11 15.6 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 9 12/16/2011 10:11 15.3 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 10 12/16/2011 10:11 14.8 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 11 12/16/2011 10:11 14.8 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 12 12/16/2011 10:11 15.0 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 13 12/16/2011 10:11 14.7 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 14 12/16/2011 10:11 15.1 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 15 12/16/2011 10:11 15.2 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 16 12/16/2011 10:11 14.8 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 17 12/16/2011 10:11 15.1 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 18 12/16/2011 10:11 15.2 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 19 12/16/2011 10:11 14.9 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 20 12/16/2011 10:11 14.8 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 21 12/16/2011 10:11 14.8 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 22 12/16/2011 10:11 15.1 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 23 12/16/2011 10:11 14.9 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 24 12/16/2011 10:11 14.9 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 25 12/16/2011 10:11 15.3 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 26 12/16/2011 10:11 15.8 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 27 12/16/2011 10:11 15.3 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 28 12/16/2011 10:11 14.8 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 29 12/16/2011 10:11 15.1 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 30 12/16/2011 10:11 15.0 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 31 12/16/2011 10:11 15.0 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 32 12/16/2011 10:11 15.7 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 33 12/16/2011 10:11 14.9 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 34 12/16/2011 10:11 14.8 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 35 12/16/2011 10:11 15.0 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 36 12/16/2011 10:11 14.9 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 37 12/16/2011 10:11 16.0 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 38 12/16/2011 10:11 15.5 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 39 12/16/2011 10:11 15.1 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 40 12/16/2011 10:11 16.1 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 41 12/16/2011 10:11 15.1 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559 42 12/16/2011 10:11 15.1 m 83.4 °F 0 km/h 0° true S5.73513 E106.56559