2
Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat
Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi
spillover
dan
gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan
tetap terjaga meski dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Kepercayaan
pelaku pasar juga relatif baik dan mampu mendorong arus masuk modal asing
baik dalam bentuk portofolio maupun investasi langsung.
Keberhasilan ini ditopang oleh kebijakan Bank Indonesia yang terukur serta
koordinasi yang erat dengan Pemerintah melalui bauran kebijakan moneter,
makroprudensial dan fiskal.
Prospek ke depan lebih baik
Indonesia dalam jangka menengah memiliki prospek mencapai pertumbuhan
yang lebih tinggi, inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu, dengan tetap menjaga
stabilitas terutama sebagai antisipasi dari normalisasi kebijakan the Fed,
implementasi kebijakan reformasi struktural perlu dipercepat untuk
meningkatkan kapasitas dan daya saing perekonomian nasional.
Pemerintah telah berkomitmen mempercepat reformasi struktural di berbagai
bidang: investasi, infrastruktur, industri, maritim, pertanian dan UMKM.
Kebijakan reformasi subsidi merupakan awal yang sangat baik dan diharapkan
diikuti dengan kebijakan reformasi struktural selanjutnya.
3
Peta Tantangan Global
“Known-Known”
“Unknown-Unknown”
“Known-Unknown”
•
Normalisasi Kebijakan Fed
•
Pelemahan ekonomi China
•
Krisis Yunani
•
Harga minyak turun dan
tetap rendah
•
Harga komoditas yang
turun
•
Kerentanan pasar
keuangan global (incl
China)
•
Masalah Geopolitik
Tantangan global bersifat dinamis dan berisiko
IM
PA
CT
4
Tantangan dan Respon Kebijakan
4
Global
Pertumbuhan global rendah
Harga komoditas masih
turun
Volatilitas pasar masih tinggi
Domestik
Penyerapan anggaran yg
belum optimal
Kendala struktural berlanjut
Tekanan NT dan volatilitas
nilai tukar
Pertumbuhan
ekonomi yg
rendah
Volatilitas
Pasar
Keuangan
Risks
Tantangan
BAURAN KEBIJAKAN
Responses
MAKROEKONOMI
Keb. Moneter menjaga stabilitas makroekonomi
Keb. Makroprudensial stimulus kredit dan pertumbuhan ekonomi Keb. SP-PUR menciptakan sistem pembayaran yg aman, efisien, dan andal.
SP…?
Bauran Kebijakan BI
Memberikan stimulus pada perekonomian, dgn tetap
memperhatikan sustainabilitas fiskal
Moneter - Fiskal
Kebijakan reformasi struktural
menciptakan struktur ekonomi yang lebih sehat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Kebijakan Reformasi
Struktural
5
Bauran Kebijakan BI: Moneter – Makroprudensial – Sistem Pembayaran
Sistem Pembayaran
1. Mengembangkanindustri sistempembayaran domestik yang lebih efisien
2. Mengembangkan infrastruktur sistem pembayaran
3. Memperkuat pengawasan sistem
pembayaran pada lembaga keuangan dan penyedia jasa sistem pembayaran
Moneter
1. Mengendalikan inflasi menuju kisaran sasarannya
2. Menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat
3. Menjaga pergerakan nilai tukar pada sesuai fundamentalnya
4. Memastikan implementasi & law enforcement PBI ULN
Makroprudensial
1. Melonggar kebijakan makropudensial dgn tetap memperhatikan prinsip2 kehati-hatian, melalui:
a. peningkatan LTV utk kredit properti b. penurunan uang muka untuk Kredit
Kendaraan bermotor
c. penyesuaian ketentuan GWM dengan memperluas komponen pendanaan, mendorong penyaluran kredit ke sektor UMKM.
2. Meningkatkan koordinasi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan melalui forum FKSSK
6
Bauran Kebijakan Fiskal: Reformasi Subsidi & Alokasi Belanja Infrastruktur
Infrastructure Plan 2015–20192
Budget for Priority Programs1
Notes:
1. Sumber : Kemenkeu 2. Sumber: Bappenas
Penghematan subsidi BBM direalokasikan kepada proyek infrastruktur – Jalan, rel KA, Pelabuhan dan airport
diprioritaskan
Pengingkatan yg signifikan dalam
belanja infrastruktur
7
Bauran Kebijakan Fiskal: Stimulus Pertumbuhan Ekonomi
Revisi PP Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah
Untuk mempercepat proses pengadaan barang/jasa pemerintah dan optimalisasi penggunaan E-Procurement, pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 4 Tahun 2015
Kenaikan PTKP
Untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus mendorong
pertumbuhan ekonomi, Pemerintah akan melakukan penyesuaian terhadap ketentuan mengenai besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yang saat ini sebesar Rp. 24.3 juta menjadi Rp. 36 juta. Diharapkan penerapan PTKP yang baru ini akan mulai diterapkan per Juli 2015
Kebijakan Penghapusan PPnBM
Untuk meningkatan daya saing produk dalam negeri dan peningkatan tingkat konsumsi di dalam negeri, Pemerintah menghapuskan beberapa kategori objek PPnBM dalam PMK Nomor 106/PMK.010/2015, di antaranya peralatan elektronik, alat olahraga, alat musik, branded goods, serta peralatan rumah dan kantor
Kebijakan Tax Allowance
Pemerintah telah memperbaharui peraturan fasilitas Tax Allowance pada PP No.18/2015 dengan memperluas dan mempermudah syarat-syarat penerima fasilitas tax allowance.
Untuk lebih meningkatkan peran UMKM dalam perekonomian, Pemerintah berencana menurunkan tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro menjadi 12% per tahun dari
sebelumnya 22% per tahun yang ditargetkan akan dimulai pada semester 2 tahun 2015. Selain itu Pemerintah berencana untuk memperbesar coverage KUR.
Subsidi KUR (Penurunan Suku Bunga KUR)
- Pembentukan Tim Evaluasi Percepatan Realisasi yang dipimpinoleh Wamenkeu yang melibatkan Kemenkeu, Bappenas, Kantor Staf Presiden, BPKP dan LKPP
- Penerbitan payung hukum percepatan belanja pemerintah (PP,Perpres,Inpres)
- Penyelesaian PP pemberian penyertaan modal negara kepada BUMN
Percepatan Belanja Pemerintah (APBN & BUMN)
Perbaikan Tax Holiday
Pemerintah akan merevisi peraturan fasiilitas perajakan tax holiday, salah satunya dengan memperpanjang masa fasilitas pembebasan dari awalnya paling lama 10 tahun hingga menjadi 15 tahun. Peraturan ini untuk menstimulus aliran investasi ke dalam negeri yang memiliki efek multiplier besar
Sudah Berjalan
Dalam Proses
Pemerintah akan melakukan revisi beberapa peraturan untuk mempermudah pelaksanaan penjaminan untuk proyek2 infrastruktur melalui skema KPS ataupun non KPS, di antaranya melalui penguatan mandat perusahaan penjaminan dan perluasan sektor yang bisa mendapatkan penjaminan, penguatan persiapan proyek, dan skema direct lending.
Penjaminan dlm Pembangunan Infrastruktur
Penambahan Negara Bebas VISA Kunjungan
Dalam rangka meningkatkan hubungan dengan negara lain dan untuk memberikan manfaat dalam pembangunan nasional, Pemerintah mengeluarkan PP 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan untuk 45 Negara
8
Bauran Kebijakan Reformasi Struktural
Keb. Kedaulatan Pangan
•
Mempercepat modernisasi sektor
pertanian
•
Mengurangi kemunduran pertanian
pedesaan
•
Ketersediaan surplus pangan
Keb. Kedaulatan Energi
•
Kebijakan Bauran Energi:
•
Produksi energi primer
•
Energi baru terbarukan
Keb. Industri & Perdagangan
•
Strategi pengembangan wilayah
industri melalui pembangunan 14
kawasan industry (a.l. Kuala
Tanjung,Sei Mangke, Tanggamus –
Sumatera)
Keb. Pembiayaan Pembangunan
•
Memperdalam psr uang dan valas:
•
Perluasan instrumen dan basis
Investor
•
Regulasi dan Standardisasi
•
Penyediaan Infrastruktur Pasar
•
Penguatan kelembagaan
•
Edukasi dan Sosialisasi
Keb. Inklusi Ekonomi
•
Peningkatan perluasan dan nilai
tambah LKD
•
Pendalaman layanan dan jasa
keuangan melalui LKD
•
Pengembangan LKD secara
berkelanjutan
•
Penyediaan akses keuangan
berkualitas melalui LKD
Struktural – Modal Dasar
Pembangunan
•
Ketersediaan dan kualitas
infrastruktur
•
Kapasitas inovasi dan kualitas
modal manusia
9
Prospek Perekonomian Indonesia: 2015-2016
Di tengah prakiraan pemulihan ekonomi dunia yang beragam, prospek perekonomian
Indonesia dalam jangka pendek diperkirakan membaik
Defisit transaksi berjalan 2015 terkendali di
kisaran 2,5 – 3,0%
Pertumbuhan Kredit 2015 diperkirakan
meningkat khususnya di Semester II
5
5.0-5.4%
5
5.4-5.8%
10
Prospek Perekonomian Indonesia Jangka Menengah
Dalam jangka menengah, prospek perekonomian Indonesia berada dalam lintasan yang
terus meningkat, didukung oleh reformasi struktural yang ditempuh pemerintah dalam
kerangka RPJMN
12
Strategi kebijakan penguatan konektivitas nasional…
Tujuan :
a. Menghubungkan pusat2 pertumbuhan ekonomi utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman, melalui inter-modal supply chains systems; b. Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas dari pusat2 pertumbuhan
ekonomi ke wilayah belakangnya (hinterland);
c. Menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan) melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan pembangunan
Sasaran :
Terwujudnya konektivitas lokal yang tangguh dan terhubung dengan konektivitas global dalam mendorong peningkatan daya saing nasional sehingga menjadi negara maju.
Kerangka Kerja Konektivitas adalah menghubungkan intra koridor ekonomi, antar koridor ekonomi, dan
internasional melalui:
Meningkatkan kelancaran arus barang, jasa dan informasi
Menurunkan biaya logistik Mengurangi ekonomi biaya tinggi
Mewujudkan akses yang merata di seluruh wilayah Mewujudkan sinergi antar pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi
1
2
45
3
Jaringan transportasi laut sebagai tulang punggung…
By sea / by rail By sea / by rail / by land Konektivitas: By land / by rail / by sea
Pusat Distribusi Provinsi Pusat Distribusi Nasional Short Sea Shipping
13
Rencana pembangunan konektivitas regional di Sumatera...
Moda Kondisi Existing Rencana Ke Depan Pesawat
Udara Belum semua provinsi terkoneksi secara langsung
Konektivitas utama melalui Provinsi Kepri (Batam) dengan 8 rute ke provinsi di Sumatera
Penambahan rute melalui Sumsel (3 rute baru)
Kereta
Api Jalur kereta sudah terdapat di Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel dan Lampung
Rute antar provinsi hanya untuk Sumsel – Lampung
Rencana pengembangan kereta api s.d 2019: - Lampung – Sumsel –
Jambi – Riau – Sumut – Aceh
- Jalur penghubung Sumbar – Riau & Bengkulu – Sumsel Jalan Tol Baru terdapat di Sumut
(dalam provinsi) 4 Koridor utama: Bandar Lampung – Palembang, Palembang – Pekanbaru, Pekanbaru – Medan, dan Medan-Banda Aceh 3 koridor prioritas
pembangunan Palembang – Bengkulu, Pekanbaru – Padang dan Medan – Sibolga
Konektivitas antar provinsi di Sumatera masih terbatas, bergantung pada jalan
darat …
5 Rute
1 Rute
4 Rute
4 Rute
8 Rute
2 Rute
2 Rute
1 Rute
1 Rute
3 Rute
1 Rute
14
Namun masih terdapat beberapa kendala yg perlu mendapat perhatian…
Isu2 yg muncul
Rekomendasi
kebijakan
Dari hasil FGD dan temuan riset
growth diagnostic
oleh Bank
Indonesia, terdapat beberapa isu terkait pembanguan
konektivitas antara lain:
1. Sulitnya pembebasan lahan
2. Kurangnya pembiayaan
3. Masalah lingkungan
4. Kurangnya koordinasi antar Pemda, Pempus dan instansi
terkait
5. Masalah kualitas SDM
Terkait dengan isu2 di atas, strategi yg perlu dilakukan antara
lain:
1. Penerapan UU No.2 Tahun 2012 tentang pembebasan lahan
2. Bantuan dana dari Pemerintah Pusat atau mencari investor
dari luar untuk mengatasi masalah kekurangan pembiayaan
pembangunan infrastruktur
3. Melakukan analisis dampak lingkungan dengan baik
4. Melakukan koordinasi secara rutin antara Pempus, Pemda,
dan instansi terkait
5. Peningkatan jumlah dan kualitas sekolah yang ada sehingga
dapat menghasilkan SDM yg unggul di daerah untuk
16
Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan ekonomi pada tw I 2015 mengalami perlambatan. Pertumbuhan
ekonomi di Sumatera dan Kalimantan melambat terutama sebagai dampak dari
turunnya harga komoditas....
Pertumbuhan Ekonomi Daerah Triwulan I 2015
SUMATERA
JAKARTA JAWA KALIMANTAN SULAMPUA BALI NUSRA