• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMETAAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2015"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PEMETAAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2015

Oleh Husni Yusuf

Penelitian ini bertujuan (1) membuat peta persebaran objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015; dan (2) mengetahui lokasi dan jenis objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian terapan bersifat deskripitif. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat. Objek dalam penelitian ini yaitu pemetaan berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data yaitu dengan analisa digital. Penyajian data, verifikasi data dan deskripsi data sebagai laporan akhir dari penelitian ini.

Hasil dalam penelitian ini berupa Peta Digital Objek Wisata Alam Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung tahun 2015. Dari Peta Digital dapat diketahui bahwa (1) Lokasi objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat tersebar pada 3 area yang ada, pada Area Pesisir Barat bagian Utara terdapat 6 objek wisata alam, Area Pesisir Barat bagian Tengah terdapat 9 objek wisata alam, dan Area Pesisir Barat bagian Selatan terdapat 3 objek wisata alam. (2) Jenis objek wisata alam yang terdapat pada Area Pesisir Barat bagian Utara berupa 5 objek wisata bahari dan 1 ekowisata, Area Pesisir Barat bagian Tengah berupa 7 objek wisata bahari, 1 pemandangan alam dan 1 agroforesty, dan Area Pesisir Barat bagian Selatan terdapat 1 objek ekowisata dan 2 pemandangan alam.

(2)

PEMETAAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN PESISIR BARAT

TAHUN 2015

Oleh Husni Yusuf

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PEMETAAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN PESISIR BARAT

TAHUN 2015

(Skripsi)

Oleh Husni Yusuf

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Administratif Kabupaten Pesisir Barat ... 29

2. Peta Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat ... 31

3. Peta Topografi Kabupaten Pesisir Barat ... 34

4. Peta Curah Hujan Kabupaten Pesisir Barat ... 36

5. Peta Aliran Sungai Kabupaten Pesisir Barat ... 38

6. Pelabuhan Bahari Teluk Stabas ... 39

7. Lokasi Bandar Udara Pekon Serai... 40

8. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Pesisir Barat ... 41

9. Pantai Way Gegas... 46

10. Pemandangan sawah menuju Pantai Pugung... 47

11. Pantai Saung Kuripan... 48

12. Pantai Kota Karang latar belakang Batu Lawang ... 49

13. Senja di Pantai Tembakak... 50

14. Pesona Pulau Pisang... 51

15. Suasana Tj. Setia... 53

16. Suasana pantai Karang Nyimboch... 54

17. Surfing Spot Pantai Way Jambu... 55

18. Pantai Melasti di Pekon Marang... 56

19. Suasana di Objek Wisata Labuhan Jukung... 57

20. Panorama Bukit Selalaw... 58

(5)

ix

22. Agroforesty Repong Damar Pahmongan... 60

23. Pesona Pantai Mandiri... 61

24. Sarana Objek Wisata Sukaraja Atas... 64

25. Resort Pemerihan TNBBS... 65

(6)

iv

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Rumusan Masalah ... 5

1.4Tujuan Penelitian ... 5

1.5Kegunaan Penelitian... 5

1.6Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 7

2.1Tinjauan Pustaka ... 7

2.1.1 Pariwisata dalam kajian Geografi ... 7

2.1.2 Objek WisataKabupaten Pesisir Barat ... 9

2.1.3 Pemetaan ... 11

2.1.4 Sistem Informasi Geografi (SIG) ... 12

2.1.5 Kegunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam Pemetaan Objek Wisata Alam ... 16

(7)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18

3.1Metode Penelitian... 18

3.2Bahan dan Alat Penelitian ... 18

3.3Subjek dan Objek Penelitian ... 20

3.4Unit Analisis dan Unit Pemetaan Penelitian ... 20

3.5Variabel Penelitian dan Definisi Operasinal Variabel ... 21

3.6Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.7Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1Tinjauan Umum Daerah Penelitian ... 25

4.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Pesisir Barat ... 25

4.1.2 Pemerintahan Kabupaten Pesisir Barat... 28

4.1.3 Demografi Kabupaten Pesisir Barat ... 30

4.1.4 Geografis dan Kondisi Kabupaten Pesisir Barat ... 32

4.1.5 Transportasi Kabupaten Pesisir Barat ... 39

4.2Objek Wisata Alam Kabupaten Pesisir Barat ... 42

A. Pesisir Barat Bagian Utara ... 45

1. Pantai Way Gegas ... 46

2. Pantai Pugung ... 47

3. Pantai Saung ... 48

4. Pantai Kota Karang (Batu Lawang) ... 49

5. Pantai Tembakak (Batu Tihang) ... 50

(8)

vi

B. Pesisir Barat Bagian Tengah ... 52

1. Pantai Tanjung Setia ... 52

2. Pantai Karang Nyimboch ... 53

3. Pantai Way Jambu ... 54

4. Pantai Melasti ... 55

5. Bukit Selalaw ... 56

6. Pantai Labuhan Jukung ... 57

7. Pantai Way Redak ... 58

8. Desa Wisata Pahmongan ... 59

9. Pantai Mandiri ... 60

C. Pesisir Barat Bagian Selatan ... 62

1. Ekowisata Sukaraja Atas ... 62

2. Resort Pemerihan ... 64

3. Penangkaran Penyu Muara Tembulih ... 65

4.3Pemetaan Objek Wisata Alam Kabupaten Pesisir Barat ... 68

BAB V PENUTUP ... 71

5.1Simpulan ... 71

5.2Saran ... 72

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daerah Tujuan Wisata Kabupaten Pesisir Barat…... 11

2. Nama, Ibukota dan jumlah pekon per-Kecamatan... 28

3. Data kependudukan tahun 2014... 30

(10)
(11)
(12)

MOTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selsesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

urusan yang lain”

(Al-Insyirah, 6-7)

“Yang kita perlu sekarang cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih dari biasanya, mata

yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya.

Serta mulut yang akan selalu berdoa”

~ 5cm ~

Dengan ridho Allah SWT YAKin, Usaha, SAmpai

(13)
(14)

PERSEMBAHAN

Terucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya kecilku ini sebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada :

Ibundaku Tercinta (Zainab)

sebagai sosok yang ikhlas dan penyabar membimbingku dari kecil hingga saat ini dengan iringan kasih sayang serta doa yang selalu beliau panjatkan tak lain untuk

kesuksesanku

Ayahandaku Terkasih (Yusuf Shafar Alm.)

sebagai figur seseorang yang sangat ku kagumi dan dirindukan, yang selalu memberi nasihat arti kehidupan, akan ku hanturkan doa di sela-sela iringan

langkahku dalam menggapai cita-cita

Adikku Tersayang (Yustika Arievia Haniva, S.Ked.)

sebagai sosok periang yang sering bercerita tentang kelucuan hidup kita serta selalu memberi nuansa semangat untukku, semoga menjadi dokter yang terus

memberikan manfaat bagi masyarakat banyak serta

Almamater Kebanggaanku Universitas Lampung

(15)

RIWAYAT HIDUP

Husni Yusuf

, dilahirkan di Bandar Lampung, 29 Mei 1990.

Merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ayahanda Yusuf Shafar (Alm.) dan Ibunda Zainab.

Penulis telah menyelesaikan jenjang pendidikan mulai dari TK Kemala Bhayangkari Tanjung Karang pada tahun 1996, SD Negeri 1 Sukarame Bandar Lampung pada tahun 2002, MTs Al-Muhsin Metro pada tahun 2005, dan SMA Negeri 12 Bandar Lampung tahun 2009.

(16)

i

SANWACANA

Bismillahirohmannirohim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, penulis masih diberi kesehatan sehingga skripsi yang berjudul “Pemetaan Objek Wisata Alam Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015”, dapat diselesaikan dengan segenap kemampuan dan keterbatasan yang ada.

Skripsi ini disusun berkat bimbingan Bapak Drs. Hi. Yarmaidi, M.Si., selaku Pembimbing Akademik (PA) dan juga Dosen Pembimbing I yang dengan sabar membimbing penulis untuk memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Dedy Miswar, S.Si, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi, dan semangat. Serta kepada Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Pembahas yang sudah memberikan bimbingan serta petunjuk demi terlaksananya penelitian hingga tersusun skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

(17)

ii

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, terimakasih atas nasihat, izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi sekaligus pembahas yang telah memberikan kritik, saran dan sumbangan pemikiran selama penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.

8. Bapak Audi Marpi, M.M., selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Barat yang telah berapresiasi memberikan izin dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

(18)

iii

10.Team Observasi 1000 km, Kak Edi Alfian, S.H., Catur Pangestu W., Aris Munandar, Jefri Adytia, dan Muhamad Alfiansyah, yang dengan ikhlas membantu selama proses pengumpulan data di lapangan.

11.Sahabat-sahabatku seperjuangan Wisma d’rell, josan, asrul, catur, aris, bagus, david, areta, nuri, jepri, qeis, noris, nanda, oza, azmi, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini, selalu bahu membahu dalam duka maupun nestapa, semoga persahabatan dan persaudaraan ini akan terjalin sampai akhir hayat.

12.Seluruh Keluarga Besar Pendidikan Geografi FKIP UNILA. Terus membumi jaga nama baik Prodi kita tercinta dimanapun berada.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala disisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin Ya Robbal’ Alamin.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis,

(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jero Wacik dalam sambutannya sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dalam buku Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah (Suwardjoko P. Warpani, 2007) mengemukakan bahwa, “Pariwisata adalah sektor yang mendapat perhatian penting, karena pariwisata dapat memulihkan ekonomi secara cepat dan merata, khususnya perekonomian masayarakat lokal. Untuk itu pariwisata perlu didorong

pembangunannya lebih terarah dan terencana”.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km, serta memiliki kawasan pesisir dan laut yang kaya sumber daya hayati, nirhayati, dan jasa-jasa lingkungan. Meskipun kaya dengan sumberdaya alam dan jasa lingkungan, namun wilayah pesisir dan laut Indonesia belum mampu dimanfaaatkan secara optimal (Ambo Tuwo, 2011: 13).

(20)

2

Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Dan juga merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Kemudian data tahun 2010 menunjukkan, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta USD (Wikipedia, 2014).

Kabupaten Pesisir Barat yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Lampung Barat (Lambar), secara geografis terletak pada posisi koordinat 4º 40' - 6º 0' LS dan 103º 30' - 104º 50' BT. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Kaur Selatan Provinsi Bengkulu disebelah Utara. Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Tanggamus disebelah Timur. Dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia yang memanjang disebelah Barat hingga Selatan. Kabupaten Pesisir Barat menjadi pintu gerbang Provinsi Bengkulu yang dihubungkan dengan jalan Lintas Barat Sumatera, sehingga dapat dikatakan sebagai kabupaten yang mempunyai posisi strategis didukung dengan potensi wilayah yang melimpah.

(21)

3

Pernyataan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Lampung Barat, Ujang Misron, dalam www.tribunlampung.co.id, “Jumlah wisatawan lokal dan mancanegara yang datang selalu bertambah setiap tahunya. Tercatat pada tahun 2011 sebanyak 27.527 orang dan pada 2012 sebanyak 28.266 orang”. Hal ini membuktikan pariwisata Lampung bagian Barat cukup mengalami perkembangan, tetapi disayangkan saat ini pariwisata di wilayah Lampung Barat sebagai Kabupaten Induk dan Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah penelitian masih berkembang secara alami dan kurang mendapat perhatian pemerintah.

Oka A. Yoeti dalam buku Anatomi Pariwisata (2008: 30) mengungkapkan

bahwa, “Salah satu sebab mengapa Eropa mendominasi kunjungan wisatawan

dunia, selain memiliki potensi objek wisata yang bervariasi, yang banyak membantu ialah sifat geografis Eropa sendiri yang bersatu dengan fasilitas yang baik serta kemudahan transportasi di tiap negara yang dikunjungi”. Keadaan berbeda bila kita melihat keberadaan lokasi objek-objek wisata di Kabupaten Pesisir Barat yang belum sepenuh mendapatkan dukungan sarana dan prasarana wisata yang memadai.

(22)

4

Sehubungan dengan itu pemetaan berbasis SIG menjadi solusi yang dapat membantu dalam menggambarkan informasi pengembangan objek-objek wisata seperti dalam hal pemetaan keberadaan objek-objek wisata alam yang tersebar di Kabupaten Pesisir Barat.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, keberadaan objek-objek wisata yang tersebar di wilayah Kabupaten Pesisir Barat dapat menarik minat investasi para investor dan guna pengembangan sektor pariwisata yang lebih baik, maka dari itu

diadakanlah penelitian dengan judul ”Pemetaan Objek Wisata Alam Kabupaten

Pesisir Barat Tahun 2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Kabupaten Pesisir Barat yang merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) hasil pemekaran Kabupaten Lampung Barat (Lambar).

2. Kawasan Wisata Bahari dan Ekowisata menjadi komiditi unggulan memiliki daya tarik wisata yang berkualitas internasional.

(23)

5

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan, maka rumusan masalahnya yaitu:

1. Dimana saja lokasi objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015? 2. Apa saja jenis objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk :

1. Membuat peta persebaran objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015.

2. Mengetahui lokasi dan jenis objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini antara lain:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian sejenis. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru dalam

bidang pemetaan.

(24)

6

5. Hasil penelitian ini sebagai informasi kepada publik mengenai objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Pesisir Barat.

6. Hasil penelitian ini dapat menjadi suplemen media bahan ajar mata pelajaran Geografi SMA pada materi pokok pembelajaran Peta dan Sistem Informasi Geografi.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah objek wisata alam Kabupaten Pesisir Barat.

2. Ruang lingkup objek penelitian adalah pemetaan berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG).

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung.

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah pada tahun 2015.

(25)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pariwisata dalam kajian Geografi

Menurut seorang ilmuwan kuno yang bernama “Eratosthenes” Geografi berasal

dari bahasa Yunani “Geographia” yang terdiri dari dua kata, yaitu geo, yang

berarti bumi dan graphien, artinya mencitra. Maka pengertian umum Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan atau menggambarkan keadaan bumi.

Selanjutnya R. Bintarto dalam Sumadi (2003: 4) memberikan gambaran dan penekanan dalam kajian Geografi yaitu, ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.

(26)

8

Geografi Pariwisata adalah cabang dari pada bidang ilmu geografi yang mengkaji berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan wisata, meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata, aktivitas dan berbagai fasilitas wisata serta aspek lain yang mendukung kegiatan pariwisata di suatu daerah (wilayah). Pariwisata dapat dipandang sebagai fenomena geografis. Kegiatan pariwisata akan senantiasa terpengaruh atau bahkan tergantung pada ciri khas yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata, baik mengenai masyarakatnya ataupun daerahnya (Wardiyanta, 2006: 50)

Suwardjoko P. Warpani, 2007, menjelaskan beberapa istilah yang lebih khusus yang menyangkut dunia pariwisata, antara lain:

1. Secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri

dari dua suku kata yaitu, “pari” yang berarti banyak atau berkeliling, sedangkan “wisata” berarti pergi.

2. Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungan.

3. Obyek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan.

4. Kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata, pendidikan, penelitian, kebudayaan, dan cinta alam yang dilakukan di dalam objek wisata.

5. Kawasan wisata alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun perairan, dengan mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistem.

(27)

9

Hal ini mendorong timbulnya berbagai aktivitas yang memberikan dampak yang luas baik secara ekonomi, budaya, sosial, maupun alam. Sehingga peran geografi sebagai ilmu tata guna lahan dapat memberikan solusi bagaimana ruang dapat dimanfaatkan sesuai dengan daya dukung dengan meminimalkan resiko kerusakan. Melihat hubungan (relationship) dan pengaruh (effect) suatu fenomena terhadap fenomena lain, menunjukkan bahwa pariwisata sangat relevan menjadi kajian geografi.

2.1.2 Objek Wisata Kabupaten Pesisir Barat

Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Daya tarik merupakan sumber daya potensial yang akan dikembangkan menjadi objek wisata dan merupakan kebutuhan dasar dalam industri kepariwisataan.

Menurut Oka A. Yoeti (1996: 81-83), pengertian objek wisata atau lebih dikenal dengan istilah “tourist attractions” yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi daerah tersebut. Selanjutnya daya tarik wisata atau dikenal dengan istilah “attractive spontance” yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar wisatawan datang dan berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata, diantaranya:

a. Benda-benda yang tersedia yang terdapat di alam semesta (Natural Amenities), diantaranya:

1) Iklim, misalnya cuaca cerah (clean air), banyak cahaya matahari (sunny day), sejuk (mild), kering (dry), panas (hot), hujan (wet), dan sebagainya.

(28)

10

berapi (volcanos), dan pemandangan yang menarik (panoramic views).

3) Hutan belantara (the sylvan element).

4) Flora dan fauna, seperti tanaman-tanaman yang unik (unicommon vegetation), burung-burung (birds), ikan (fish), binatang buas (wid life), cagar alam (national park), daerah perburuan (hunting and photographic safari), dan sebagainya.

5) Pusat-pusat kesehatan (halth center) yang termasuk dalam kelompok ini, misalnya sumber air mineral (natural spring of mineral water), pemandian lumpur (mud baths), sumber air panas (hot spring), dimana kesemuanya diharapkan dapat menyembuhkan penyakit. b. Hasil ciptaan manusia (man-made supply), berupa benda-benda

bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural, dan religious), misalnya:

1) Monument bersejarah dan sisa peradaban manusia.

2) Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handicraft. 3) Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, upacara

perkawinan, khitanan, dan lain-lain.

4) Rumah-rumah ibadah, meliputi: masjid, gereja, kuil, candi, ataupun pura.

c. Tata cara hidup masyarakat (way of life). Seperti: tarian, sandiwara, drama, upacara-upacara keagamaan.

Suwardjoko P. Warpani (2007: 125), menjelaskan daerah tujuan wisata sebagai destinasi wisata. Kemudian mengklasifikasikan destinasi wisata menjadi beberapa rumpun daya tarik, yaitu: Desa Wisata, Kawasan atau Resort Wisata, Kota Wisata, dan Taman Nasional.

(29)

11

Tentunya akan menjadi icon tersendiri bagi pariwisata Kabupaten Pesisir Barat. Selain itu terdapat lapangan terbang yang baru diresmikan terletak di Pekon Serai, Kecamatan Pesisir Tengah, akan menjadi simpul transportasi wisatawan mancanegara. Berikut 4 daerah tujuan wisata yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Daerah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Pesisir Barat

No Nama Daerah Tujuan Wisata Alamat

1. Kawasan Konservasi Laut Daerah Pesisir Barat

Pekon Muara Tembulih, Kecamatan Ngambur

2. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Sukaraja Atas, gerbang masuk kawasan Kabupaten Pesisir Barat, Kecamatan

Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Barat 2014

2.1.3 Pemetaan

(30)

12

Peta yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta tematik. Peta Tematik merupakan peta yang hanya menyajikan data-data atau informasi dari suatu konsep/tema yang tertentu saja, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif dalam hubungannya dengan detail topografi yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut.

Alat bantu yang digunakan dalam pemetaan ini menggunakan GPS untuk menentukan titik sebaran objek pada saat dilakukan observasi di lapangan. Global Positioning System (GPS) merupakan sistem penentuan koordinat dan radio navigasi yang berbasis satelit. Sistem ini memungkinkan kita untuk mengetahui posisi geografis yaitu berupa lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut (Abidin, 2002: 4).

Titik sebaran objek yang telah tersimpan di dalam GPS digunakan sebagai dasar pembuatan peta persebaran objek wisata alam. Sistem pengolahan data spasial dapat dilanjutkan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan menggunakan sistem ini maka pengolahan data akan lebih cepat dan akurat (wikipedia, 2014).

2.1.4 Sistem Informasi Geografi (SIG)

(31)

13

Menurut Bernhardsen dalam Rosana (2003: 67), mendefinisikan:Sistem Informasi Geografi adalah sistem komputer yang digunakan untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi, kompilasi, penyimpanan, perubahan (updating) manajemen dan pertukaran, manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis data geografis.

Pendapat yang lain tentang SIG adalah sistem informasi yang mendasarkan pada kerja komputer yang mampu memasukkan, mengelola, memberi dan mengambil kembali, memanipulasi dan menganalisis data (Stanley Aronoff dalam Eddy Prahasta, 2009: 116).

Dari beberapa pengertian diatas mengenai Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) dapat ditarik kesimpulan bahwa SIG

digunakan untuk memperoleh hasil analisis yang akurat terhadap data penelitian ini. Data yang besar, diolah lebih cepat, efisien dan dapat ditayangkan kembali karena data tersimpan dalam bentuk digital.

(32)

14

Selanjutnya SIG terdapat beberapa model data , yaitu : 1) STRUKTUR DATA

Berdasarkan struktur/modelnya, data SIG dapat dibagi menjadi 2 macam:

a. Data Raster

Menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial menggunakan struktur matriks piksel-piksel yang membentuk grid.

b. Data Vektor

Menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial menggunakan titik , garis, dan area (polygon), dimana bentuk dasar representasi didefinisikan oleh koordinat kartesian 2 dimensi (x,y) (Listumbinang Halengkara: 13).

2) KOMPONEN DATA

Data spasial/SIG merupakan data yang unik, dimana selalu memiliki 2 komponen, yaitu:

a. Data Grafis atau Geometri

Menggambarkan kenampakan permukaan bumi (titik, garis, area, piksel, grid) yang berkoordinat.

b. Data Atribut

Tabel yang menggambarkan karakteristik, kualitas, atau hubungan kenampakan pada peta (data grafis).

3) BENTUK/TIPE DATA SPASIAL

Bentuk data spasial itu sendiri terdiri dari 3 elemen (untuk keperluan peta) yaitu :

a. Titik (dimensi nol [point]) menerangkan lokasi atau tempat sesuatu berada atau terjadi, misal lokasi rumah yang digambarkan dengan titik di tepi jalan.

b. Garis (satu dimensi [line atau polyline]) menerangkan obyek di muka bumi yang memanjang baik nyata maupun tidak, misal jalan, sungai, dan yang tidak nyata seperti batas administrasi.

c. Area disebut juga polygon (dua dimensi [area]) menerangkan obyek yang berupa luasan dan mempunyai batas, seperti pulau, kabupaten, desa, sawah, hutan, dan sebagainya (Eddy Prahasta, 2009: 194-197).

Dalam Sistem Informasi Geografi (SIG) terdapat beberapa sub-sistem yang saling berkaitan (Eddy Prahasta, 2009: 118), yaitu:

(33)

15

b) Data Output: Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruah atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta dan lain sebagainya.

c) Data Management: Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau retrieve (di-load ke memori), di-update dan di-edit.

d) Data Manipulation dan Analysis: Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapaat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis dan logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Beberapa contoh aplikasi-aplikasi pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (Eddy Prahasta, 2009: 3-6) diantaranya:

 Aplikasi di bidang pendidikan yaitu, penentuan kesesuaian lokasi pendidikan, sistem informasi pendidikan/akademis dan sebagai alat bantu pemahaman dan pembelajaran untuk masalah-masalah geografi untuk siswa.

 Aplikasi SIG di bidang pariwisata yaitu dalam inventarisasi daerah pariwisata dan analisis potensi daerah unggulan untuk pariwisata.

 Aplikasi SIG di bidang sumber daya alam yaitu dalam inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, analisis daerah rawan bencana alam, dan sebagainya.

 Aplikasi SIG di bidang perencanaan yaitu dalam perencanaan pemukiman transmigrasi, perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota, perencanaan lokasi dan relokasi industri, pasar, pemukiman, dan sebagainya.

(34)

16

2.1.5 Kegunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam Pemetaan Objek Wisata Alam

Sistem Informasi Geografi (SIG) memiliki kemampuan-kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya sehingga banyak orang yang mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi (SIG) diberbagai disiplin ilmu misalnya di bidang pendidikan, pariwisata, sumber daya alam, perencanaan dan kependudukan.

Dalam penelitian ini pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG) di bidang pariwisata berguna sebagai inventarisasi daerah pariwisata dan deskripsi potensi daerah unggulan untuk pariwisata. Dengan demikian faktor-faktor lingkungan pariwisata yang mempengaruhi distribusi, dan kekayaan potensi wisata dapat diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan daerah yang luas.

2.2 Kerangka Pikir

Sebaran objek-objek wisata alam perlu disajikan dalam bentuk peta. Peta sebaran objek-objek wisata alam ini memiliki arti yang penting, karena melalui peta keberadaan setiap objek wisata alam dapat diketahui tanpa langsung datang ke wilayah tersebut.

(35)

17

(36)

18

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Tejoyuwono dalam Ida Bagoes Mantra (2008: 5), metode penelitian ialah suatu ilmu tentang kerangka kerja melaksanakan penelitian yang bersistem. Bersistem berarti penelitian dikerjakan secara kontekstual.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian terapan (applied research) bersifat deskripitif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat (Wardiyanta, 2006: 5).

Metode penelitian ini adalah untuk menerapkan atau mengimplementasikan Sistem Informasi Geografi dengan menggunakan perangkat lunak R2V 3.2, Arc. Info 3.5 dan ArcView 3.3.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah;

(37)

19

b. Data Atribut berupa data objek wisata alam yang terdapat di daerah Kabupaten Pesisir Barat.

Obyek wisata tersebut dipetakan, dengan cara dibuatkan peta obyek wisata alam semenarik mungkin sehingga memberikan kemudahan dalam mengetahui sebaran obyek wisata alam yang ada di daerah Kabupaten Pesisir Barat.

2. Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah; a. Perangkat Keras

1. Seperangkat komputer/ laptop untuk membuat peta sebaran objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat.

2. Printer, untuk mencetak hasil.

3. GPS, untuk menentukan titik koordinat objek wisata alam dan tracking aksebilitas di Kabupaten Pesisir Barat.

4. CD-RW, untuk menyimpan informasi mengenai Objek Wisata Alam di daerah Kabupaten Pesisir Barat.

5. Kamera, untuk mengambil gambar di lapangan atau objek penelitian. b. Perangkat Lunak

1. ArcView versi 3.3, untuk memvisualisasikan peta Objek Wisata Alam Kabupaten Pesisir Barat.

(38)

20

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Objek Wisata Alam yang ada di Kabupaten Pesisir Barat.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah data geospasial, yaitu:

a. Data spasial yaitu lokasi Objek Wisata Alam berdasarkan titik koordinat. b. Data atribut yaitu data-data objek wisata alam tersebut seperti gambaran

umum, aksebilitas, daya tarik dan lain sebagainya.

3.4 Unit Analisis dan Unit Pemetaan Penelitian

1. Unit Analisis

Unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus/komponen yang diteliti. Maka Unit analisis penelitian ini adalah berupa wilayah, dengan fokus permasalahannya adalah Objek Wisata Alam di Wilayah Kabupaten Pesisir Barat.

2. Unit Pemetaan

(39)

21

Adapun pembagian area sebagai berikut:

1. Area Pesisir Barat bagian Utara terdiri dari 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Lemong, Pesisir Utara, Karya Punggawa dan Pulau Pisang.

2. Area Pesisir Barat bagian Tengah terdiri dari 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Way Krui, Pesisir Tengah, Krui Selatan dan Pesisir Selatan. 3. Area Pesisir Barat bagian Selatan terdiri dari 3 kecamatan, yaitu

Kecamatan Ngambur, Bengkunat dan Bengkunat Belimbing.

3.5 Variable Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 38), Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah peta digital berbasis sistem informasi mengenai data – data objek wisata alam mencakup lokasi dan jenis objek wisata.

2. Definisi Operasional Variabel a. Peta Digital

(40)

22

b. Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah rangkaian data yang terdapat pada program peta digital berupa data-data objek wisata alam mencakup :

1. Lokasi Objek Wisata

Lokasi objek wisata adalah lokasi absolut dari objek wisata tersebut dilihat dari koordinat (letak astronomis) dan letak administratif. Untuk mengetahui letak dan akses menuju objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Pesisir Barat dilakukan pengukuran secara tracking dan ploting spot dengan menggunakan GPS dan observasi lapangan.

2. Objek Wisata Alam.

Objek wisata yang menjadi variabel penelitian ini memiliki fokus berupa jenis objek wisata alam (Natural Amenities) yang ditawarkan menjadi ciri khas dari objek wisata tersebut sehingga menjadi daerah tujuan wisata. Untuk mengetahui jenis dari objek wisata yang terdapat di Kabupaten Pesisir Barat dilakukan pengelompokan jenis objek wisata yang dapat berupa pantai, pemandangan alam, ekowisata dan agroforesty.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

(41)

23

1. Teknik Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti (Ida Bagoes Mantra, 2008: 79). Teknik pengumpulan data dengan observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data primer. Teknik observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan untuk mendapat data mengenai lokasi-lokasi objek wisata di daerah Kabupaten Pesisir Barat dan pengambil gambar objek wisata yang sedang diteliti.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah pengambilan data melalui dokumen-dokumen atau catatan permasalahan yang akan diteliti (Wardiyanta, 2006: 33). Teknik pengumpulan data dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari instansi-instansi terkait. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data deskripsi Kabupaten Pesisir Barat dan daya tarik yang ditawarkan objek wisata alam yang terdapat di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pesisir Barat, dan peta administratif Kabupaten Pesisir Barat dari Bappeda Pesisir Barat.

3. Teknik Wawancara

(42)

24

Teknik pengumpulan data wawancara tidak terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data sekunder serta memperoleh informasi lebih mendalam mengenai Objek Wisata Alam Kabupaten Pesisir Barat kepada Instansi Pemerintahan maupun pengelola objek wisata.

3.7 Teknik Analisa Data

Data yang terkumpul dari observasi dan dokumentasi yaitu berupa gambar-gambar objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat yang diperoleh di lapangan dan peta-peta pendukung seperti peta administratif dan jaringan jalan Kabupaten Pesisir Barat. Data tersebut digunakan untuk memetakan objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat.

(43)

71

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa hasil dalam penelitian ini adalah Peta Digital Objek Wisata Alam Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015. Adapun guna menjawab rumusan masalah penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini:

1. Lokasi objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat tersebar di 9 kecamatan dan terdiri dalam 3 area yang ada, dengan penjabaran:

1. Area Pesisir Barat bagian Utara terdapat 6 objek wisata alam. 2. Area Pesisir Barat bagian Tengah terdapat 9 objek wisata alam. 3. Area Pesisir Barat bagian Selatan terdapat 3 objek wisata alam.

2. Jenis objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Pesisir Barat berupa wisata bahari, pemandangan alam, ekowisata dan agroforesty, dengan penjabaran:

1. Area Pesisir Barat bagian Utara terdapat 5 objek wisata bahari dan 1 ekowisata.

2. Area Pesisir Barat bagian Tengah terdapat 7 objek wisata bahari, 1 pemandangan alam dan 1 agroforesty.

(44)

72

5.2 Saran

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, dkk. 2002. Survey Dengan GPS. Pradnya Paramita: Jakarta

Budiyanto, Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis Dengan ArcView GIS. Penerbit ANDI: Yogyakarta

Halengkara, Listumbinang. 2012. Basis Data SIG. (Bahan Ajar). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung: Bandar Lampung

Mantra, Ida Bagoes. 2008. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Miswar, Dedy. 2012. Kartografi Tematik.Penerbit Aura: Bandar Lampung. Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar

(Prespektif Geodesi dan Geomatika). Informatika: Bandung

Redaksi Sinar Grafika. 2010. Undang-Undang Kepariwisataan 2009. Sinar Grafika: Jakarta

Rosana. 2003. Sistem Informasi Geografi (Bahan Ajar). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung: Bandar Lampung

Sumadi. 2003. Buku Ajar Filsafat Geografi. (Diktat). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung: Bandar Lampung Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Alfabeta: Bandung.

Suryantoro, Agus. 2013. Integritas Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Penerbit Ombak: Yogyakarta.

(46)

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Penerbit ANDI: Yogyakarta

Warpani, Suwardjoko P. 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Penerbit ITB: Bandung.

Wikipedia. Pariwisata di Indonesia. http://id.wikipedia.org diakses pada 29 Agustus 2014 pada pukul 11.06 WIB

Wikipedia. Pemetaan dengan GPS. http://id.wikipedia.orgdiakses pada 20 Agustus 2014 pada pukul 21.40 WIB

Wikipedia. Sistem Informasi Geografis. http://id.wikipedia.orgdiakses pada 14 September 2014 pada pukul 09.29 WIB

Gambar

Gambar                                                                                                      Halaman
Tabel 1. Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Pesisir Barat

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan bidang keahlian dari peneliti yaitu Permukiman Kota Lingkungan maka penelitian yang dilakukan akan lebih menekankan pada tentang perumahan dan

Na podlagi tega so spodaj podana nekatera priporočila glede zagotavljanja kakovosti podatkov v podatkovnih skladiščih: • kvaliteta podatkov ni projekt, je proces, ki traja, •

Menetapkan : PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA TENTANG TATA CARA DAN IZIN PENGGUNAAN GEDUNG DAN/ATAU RUANG TERBUKA DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS GADJAH MADA

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat melaksanakan Tugas Akhir dan menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas

Työnantajakuvan ja rekrytointiviestinnän välisen yhteyden olemassaoloa vastaavasti voidaan puolus- taa tutkimuksen kautta esimerkiksi sillä, että työnhakijoiden saamat

running dari 4 penelitian model fisik baik data dari nilai koefisien kekasaran hasil eksperimen maupun hasil estimasi menunjukkan jika nilai Fr>1 pada kondisi aliran

Health of society in location around TPA Cipayung in general, suffering diare, fever, skin infection and ispa.The result of Analysis Hierarchy Process (AHP) showed that (1)

Nilai ekonomi jasa lingkungan Gua Gudawang yang dihitung dalam penelitian ini adalah nilai ekonomi Gua Gudawang sebagai sumber air, sebagai habitat kelelawar (sebagai pengendali