• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN PEKERJA DI PT. X MASARAN, SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN PEKERJA DI PT. X MASARAN, SRAGEN"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP

KELELAHAN PEKERJA DI

PT. X

MASARAN, SRAGEN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Septya Ardhi Prasetya R.0207050

PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(3)

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau ditertibkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustakan.

Surakarta, 18 Mei 2011

Septya Ardhi Prasetya NIM. R0207050

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

SEPTYA ARDHI PRASETYA, 2011. Pengaruh Kebisingan Terhadap

Kelelahan Pekerja di PT. X, Masaran, Sragen. Program Diploma IV Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Latar Belakang : Lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat seperti bising yang melebihi ambang batas dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Ada Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pekerja di PT. X, Masaran, Sragen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kebisingan terhadap kelelahan pekerja di PT. X, Masaran, Sragen.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yang menggunakan

pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive

sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui karakteristik responden, mengukur kebisingan dengan menggunakan

Sound Level Meter dan kelelahan responden diukur dengan menggunakan

Reaction Timer. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji

statistik chi-square dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0

.

Hasil : penelitian dilakukan dengan uji chi-square, uji pengaruh kebisingan

terhadap kelelahan didapatkan rata-rata kebisingan di dalam ruangan pembenihan padi adalah 90 dBA dan rata-rata kebisingan di halaman pembenihan padi adalah 75 dBA. diketahui terjadi kelelahan normal sebanyak 1 orang (5%) , sedangkan kelelahan sedang sebanyak 12 orang (60%) sementara sebanyak 7 orang (35%) mengalami kelelahan berat pada tempat yang mempunyai tingkat kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas. Pada data pengukuran yang dilakukan di luar ruangan menunjukkan sebanyak 5 orang (25%) mengalami kelelahan normal, sedangkan terdapat 14 orang (70%) yang mengalami kelelahan sedang, dan terdapat 1 (5%) orang yang mengalami kelelahan berat dalam pengukuran yang

dilakukan di luar ruangan. diketahui bahwa nilai Sig. sebesar dengan t value 0,006

dimana t ≤ 0,01. hasil uji dapat diambil kesimpulan ada pengaruh yang sangat

signifikan kebisingan terhadap kelelahan pekerja di PT. X, Masaran, Sragen. Kesimpulan :Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kebisingan mempengaruhi terjadinya kelelehan kerja pada karyawan.

Kata Kunci : Kebisingan, Kelelahan

(5)

commit to user

ABSTRACT

SEPTYA ARDHI PRASETYA, 2011. The Effect 0f Noise On Worker Fatigue In

PT. X, Sragen. Occupational health and safety diploma IV program, Medical Faculty Of Sebelas Maret University.

Purpose : unqualified work environment including the noise exceeding the threshold can leads to health disorder. The problem of research is that “is there an effect of noise on worker fatigue in PT. X, Masaran, Sragen”. This research aims to find out whether or not there is there is an effect of noise on worker fatigue in PT. X, Masaran, Sragen.

Method : this study employed an analytical survey method using cross sectional approach. The sampling technique used was purposive sampling. The data collection was done using questionnaire to find out the characteristics of respondent, to measure noise using sound level meter and the respondent fatigue is measured using reaction time. Technique of processing and analyzing data was done with chi-square statistic test using spss version 16.0 computer program.

Result : from the research conducted using chi-square test, and the test of noise effect on fatigue, it can be found that the mean noise in rice seedling room is 90 dba and the mean noise in rice seedling yard is 75 dba. It can be found the normal fatigue incidence in 1 person (5%), medium fatigue in 12 persons (60%), and severe fatigue in 7 persons (35%) in the place with noise level exceeding threshold value. The data on measurement carried out outdoor shows that 5 persons suffer from normal fatigue, 14 persons suffer from medium fatigue (70%), and 1 person suffers from severe fatigue in the measurement outdoor. It can be found that the significant value equals to t value of 0.006 in which t ≤ 0.01. The result of test, it can be concluded that there is significant effect of noise on the worker fatigue in PT. X, Masaran, Sragen.

Conclusion : from the result of research, it can be concluded that noise affects the work fatigue incidence in the employees.

Keyword: noise, fatigue

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya. Sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pekerja di PT. X, Masaran, Sragen” Penulisan laporan ini dalam rangka tugas akhir serta sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama penelitian dan penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, Sp.Ok selaku Ketua Program Diploma IV

Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Hari Wujoso, dr, MM, Sp.F selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

4. Agus Widiyatmo, SE. M.Kes Selaku pembimbing Pendamping yang telah

memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

5. Sri Hartati H., Dra., Apt, M.Sc selaku penguji yang telah memberikan

masukan dalam skripsi ini.

6. Sumardiyono, SKM., M.Kes, dr selaku tim skripsi yang telah memberi

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

7. Soeharno, Ir selaku ketua Umum pembenihan padi PT. X, Karangmalang,

Masaran, Sragen yang telah menyediakan tempat sehingga memperbolehkan peneliti malakukan penelitian.

8. Bapak, Ibu, Adik, dan orang-orang terdekat yang saya sayangi, atas segala

doa, dukungan, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.

9. Semua teman-teman di D.IV Kesehatan Kerja yang saya cintai atas kerjasama

dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan umum ini. Tetapi besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penyusun senantiasa

mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam

penyempurnaan laporan ini. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, Mei 2011

Septya Ardhi Prasetya vi

(7)

commit to user

DARTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 6

B. Kerangka Pemikiran ... 19

C. Hipotesis ... 20

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... 21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

C. Populasi Penelitian ... 22

D. Teknik Sampling ... 22

E. Sampel Penelitian ... 23

F. Desain Penelitian... 23

G. Identivikasi Variabel Penelitian ... 24

H. Definisi Operasional Variabel ... 25

I. Alat dan Bahan Penelitian ... 26

J. Cara Kerja Penelitian ... 28

K. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 32

B. Karakteristik Subjek Penelitian ... 33

C. Hasil Pengukuran Kebisingan ... 35

D. Hasil Pengukuran Kelelahan... 37

E. Uji Pengaruh Kebisingan terhadap Kelelahan Kerja ... 38

BAB V. PEMBAHASAN A. Analisis Univariat... 39

C. Analisis Bivariat ... 44

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 46

(9)

commit to user

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48 LAMPIRAN

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai Ambang Batas Kebisingan ... 10

Tabel 2 Standar pembandin reaction timer ... 28

Tabel 3 Data Subjek Penelitian Berdasarkan Umur ... 34

Tabel 4 Data Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja ... 34

Tabel 5 Data Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

Tabel 6 Data Subjek Penelian Berdasarkan IMT ... 35

Tabel 7 Data Kebisingan di Dalam Ruangan... 35

Tabel 8 Data Rata-rata Kebisingan di Dalam Ruangan ... 35

Tabel 9 Data Kebisingan di luar Ruangan ... 36

Tabel 10 Data Rata-rata Kebisingan di Luar Ruangan ... 36

Tabel 11 Data Kelelahan di Luar Ruangan ... 37

Tabel 12 Data Kelelahan di Dalam Ruangan ... 37

Tabel 13 Hasil Uji Kontingensi ... 38

Tabel 14 Data Nilai Ambang Batas IMT ... 41

(11)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 19 Gambat 2 Desain Penelitian ... 23 Gambat 3 Jalur Pengolahan Benih PT. Saprotan Benih Utama ... 33

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 2 Lembar Isian Data

Lampiran 3 Data Tenaga Kerja

Lampiran 4 Hasil Pengukuran Kebisingan

Lampiran 5 Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja

Lampiran 6 Perhitungan SPSS Versi 16.0 Uji Statistik Chi Square Test

Lampiran 7 Data Lokasi Tenaga Kerja

Lampiran 8 Foto Dokumentasi

(13)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin besar pula upaya untuk peningkatan sumber daya manusia termasuk tenaga kerja yang membidangi berbagai aspek dalam bidang pekerjaanya. Dengan pertambahan tersebut, maka semakin beragam pula permasalahan dalam bidang industri, termasuk masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum (Suma’mur P.K, 2009).

Kesehatan kerja dapat tercapai secara optimal jika tiga komponen kerja berupa kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja (Suma’mur P.K., 2009). Dalam penerapanya ilmu kesehatan kerja tidak hanya bertujuan mewujudkan kesehatan manusia baik fisik mental dan sosial tetapi juga melakukan upaya preventif dan kuratif terhadap faktor lain yang dapat

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mempengaruhi tercapainya kondisi sehat yaitu berasal dari pekerjaan atau lingkungan kerja.

Kondisi tempat kerja yang tidak memenuhi syarat misalnya terdapat faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu kondisi yang dirasa tidak nyaman dalam melakukan aktivitas kerja. Dalam suatu lingkungan kerja terdapat bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia inilah yang disebut bising (Dwi P. Sasongko, dkk., 2000) . Bising yang melebihi ambang batas merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Kebisingan selain dapat menimbulkan ketulian dimana dalam kondisi tersebut seseorang mempunyai keadaan yang menyebabkan suatu kondisi terganggunya komunikasi. Kondisi tersebut tidak hanya berakibat terhadap proses pendengaran, kebisingan juga dipengaruhi faktor lain yang menyertainya. Kelelahan merupakan suatu kondisi dimana berkurangnya suatu kapasitas kerja serta kondisi ketahanan tubuh. Salah satu faktor penyebab kelelahan adalah suatu kondisi bising pada suatu aktivitas.

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi padi varietas Pepe, Memberamo, IR 64, dan Ciherang. Yang berada di Jl. Raya Solo-Sragen Karangmalang, Masaran, Sragen, Jawa Tengah.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan, kebisingan di dalam ruangan pembenihan padi 91,5 dB selama 8 jam/hari, sedangkan besarnya kebisingan di luar ruangan 72,9 dB. Terdapat karyawan yang mempunyai keluhan badan

(15)

commit to user

merasa lelah, tidak dapat berkonsentrasi, cenderung untuk lupa, tidak tekun dalam pekerjaannya, kekakuan di bahu, merasa nyeri di punggung semuanya itu termasuk gejala kelelahan. dan dari hasil tersebut dilakukan pengukuran

awal dengan menggunakan reaction timer terhadap 10 orang karyawan dan

hasilnya menunjukkan terdapat karyawan yang mengalami kelelahan.

Hasil pengukuran kebisingan ditempat tenaga kerja bekerja dengan

menggunakan alat Sound Level Meter, jika dibandingkan dengan standar yang

ditetapkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-51/MEN/1999, untuk lama kerja tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu, maka kebisingan tersebut melebihi Nilai Ambang Batas (NAB).

Berdasarkan hasil survei pendahuluan tersebut ditemukan kebisingan diatas NAB yang mengganggu tenaga kerja dalam bekerja dan tenaga kerja mengeluhkan kelelahan setelah bekerja. Sehingga penulis berinisiatif mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Kebisingan terhadap Kelelahan pada Pekerja PT. X , Masaran, Sragen, Jawa Tengah.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengadakan penelitian mengenai pengaruh kebisingan terhadap kelelahan pada pekerja.

B. Perumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah seperti diuraikan di atas maka di buatlah rumusan masalah sebagai berikut :

Apakah Ada Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pekerja di PT X, Sragen.

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk Mengetahui Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pekerja di PT. X, Masaran, Sragen.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui besarnya kebisingan yang di terima karyawan di PT. X, Masaran, Sragen.

b. Untuk mengetahui Kelelahan pada karyawan di PT. X, Masaran, Sragen.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Diharapkan sebagai pembuktian bahwa paparan Kebisingan dapat mempengaruhi Kelelahan pekerja di PT. X

2. Aplikatif

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi perusahaa PT. X untuk mengambil langkah kebijakan dalam menunjang pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja dan perusahaan dapat melakukan pencegahan untuk mencegah timbulnya penyakit atau mengurangi perkembangan penyakit-penyakit yang telah terjadi.

a. Bagi Pekerja

(17)

commit to user

2) Sebagai dasar pemberian informasi tenaga kerja tentang pengaruh kebisingan terhadap kelelahan kerja.

3) Mengurangi potensi terpapar bising. b. Bagi Peneliti

1) Dapat mengetahui pengaruh Kebisingan terhadap Kelelahan akibat

kerja.

2) Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang Pengaruh

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kebisingan

Kebisingan merupakan masalah kesehatan yang selalu timbul, baik pada industri besar seperti pabrik baja, pabrik mobil maupun industri rumah tangga seperti penggergajian kayu, pande besi, perajin kuningan.

Bunyi atau suara didefinisikan sebagai serangkaian gelombang yang merambat dari suatu sumber getar sebagai akibat perubahan kerapatan dan juga tekanan udara (J.F. Gabriel, 1996:65). Definisi lain suara adalah sensasi yang dihasilkan apabila getaran longitudinal molekul-molekul dari lingkungan luar, yaitu fase pemadatan dan perenggangan dari molekul-molekul yang silih berganti, mengenai membran timpani. Pola dari gerakan ini digambarkan sebagai perubahan-perubahan tekanan pada membran timpani tiap unit waktu merupakan sederetan gelombang dan gerakan ini dalam lingkungan sekitar kita umumnya dinamakan gelombang suara (W.F. Ganong, 1999:171). Bunyi merupakan perubahan tekanan dalam udara yang ditangkap oleh gendang telinga dan disalurkan ke otak (J.M. Harrington dan F.S. Gill, 2005:172).

a. Pengertian Kebisingan

Kebisingan diartikan sebagai semua suara/bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi dan atau alat-alat

(19)

commit to user

kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Suma’mur P.K., 2009). Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia (Dwi P. Sasongko, dkk, 2000:1). Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan (Kepmenkes RI No.261/MENKES/SK/11/1998).

Sumber-sumber kebisingan di tempat kerja yaitu dari dalam maupun dari luar tempat kerja :

1) Generator, mesin diesel untuk pembangkit listrik

2) Mesin-mesin produksi

3) Mesin potong, gergaji, serut di perusahaan kayu

4) Ketel uap atau boiler untuk pemanas air

5) Alat-alat lain yang menimbulkan suara dan getaran seperti alat

pertukangan

6) Kendaraan bermotor dari lalu lintas, dan lain-lain.

Sumber-sumber suara tersebut harus selalu diidentifikasi dan dinilai kehadirannya agar dapat dipantau sedini mungkin dalam upaya mencegah dan mengendalikan pengaruh pemaparan kebisingan terhadap pekerja yang terpapar (Tarwaka, 2004).

b. Pengukuran Kebisingan

Pengukuran kebisingan dilakukan untuk memperoleh data kebisingan di perusahaan atau dimana saja dan mengurangi tingkat

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kebisingan tersebut sehingga tidak menimbulkan gangguan (Suma’mur P.K., 1996:58). Alat yang digunakan dalam pengukuran kebisingan

adalah sound level meter dan noise dosimeter (Sihar Tigor Benjamin

Tambunan, 2005:75). c. Tipe Kebisingan

Jenis kebisingan yang sering dijumpai menurut Suma’mur P.K. (2009) yaitu

1) Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state wide band noise)

2) Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state

narrow band noise)

3) Kebisingan terputus-putus (intermittent)

4) Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise)

5) Kebisingan impulsif berulang.

Sedangkan menurut Sihar Tigor Benjamin Tambunan (2005:7) di tempat kerja, kebisingan diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan besar yaitu:

1) Kebisingan tetap (steady noise), yang terbagi menjadi dua yaitu:

a) Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise),

berupa “nada-nada”murni pada frekuensi yang beragam.

b) Broad band noise, kebisingan yang terjadi pada frekuensi

(21)

commit to user

2) Kebisingan tidak tetap (unsteady noise), yang terbagi menjadi tiga

yaitu:

a) Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise), kebisingan yang selalu

berubah-ubah selama rentang waktu tertentu. b) Intermittent noise

Kebisingan yang terputus putus dan besarnya dapat berubah- ubah, contoh kebisingan lalu lintas.

c) Impulsivenoise

Dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi (memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat, misalnya suara ledakan senjata api.

Nilai ambang batas adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

(KEPMENAKER No.Kep-51 MEN/1999). NAB kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Kebisingan

Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB(A), walaupun sesaat Sumber : Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999

d. Pengaruh Kebisingan

Pengaruh kebisingan pada tenaga kerja adalah adanya gangguan-gangguan seperti di bawah ini (Departemen Kesehatan RI, 2003:MI-2:37) :

1) Gangguan Fisiologis

2) Gangguan Psikologis

3) Gangguan Patologis Organis

Kebisingan dapat mengakibatkan gangguan fisiologis dan psikologis terhadap manusia. Kebisingan juga akan memberikan

Batas Waktu Pemaparan per Hari Kerja

Intensitas Kebisingan dB(A) 8 jam 85 4 jam 88 2 jam 91 1 jam 94 30 menit 97 15 menit 100 7,5 menit 103 3,75 menit 106 1,88 menit 109 0,94 menit 112 28,12 menit 115 14,06 menit 118 7,03 menit 121 3,52 menit 124 1,76 menit 127 0,88 menit 130 0,44 menit 133 0,22 menit 135 0,11 menit 139

(23)

commit to user

pengaruh negatif terhadap performansi kerja (Soegijanto, 2000). Akibat paparan kebisingan diatas 85 dB dapat menimbulkan ketulian.

Ketulian akibat kebisingan yang ditimbulkan akibat pemaparan terus menerus dibagi menjadi dua yaitu

1) Temporary deafness, yaitu kehilangan pendengaran sementara.

2) Permanent deafness, yaitu kehilangan pendengaran secara

permanen atau disebut ketulian syaraf.

Selain itu kebisingan juga dapat menimbulkan keluhan

non-auditory seperti susah tidur, mudah emosi dan gangguan konsentrasi

yang memungkinkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja (Roestam, 2003).

Menurut Budiono (2009), pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja adalah

1) Mengurangi kenyamanan dalam bekerja.

2) Mengganggu percakapan atau komunikasi antar pekerja.

3) Mengurangi konsentrasi.

4) Menurunkan daya dengar.

5) Tuli akibat kebisingan.

Pengaruh kebisingan pada manusia digolongkan :

1) Pengaruh pada telinga (auditory) yaitu menyebabkan

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2) Pengaruh bukan pada pendengaran (non auditory), misalnya :

komunikasi terganggu, ancaman bahaya keselamatan, menurunnya konsentrasi kerja, kelelahan kerja dan stress kerja.

e. Pengendalian Kebisingan

Pengendalian kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut (A.M. Sugeng Budiono, dkk, 2003:299):

1) Survai dan Analisis Kebisingan

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja apakah tingkat kebisingan telah melampaui NAB, bagaimana pola kebisingan di tempat kerja serta mengevaluasi keluhan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.

2) Teknologi Pengendalian

Dalam hal ini dilakukan upaya menentukan tingkat suara yang dikehendaki, menghitung reduksi kebisingan dan sekaligus mengupayakan penerapan teknisnya.

3) Pengendalian Secara Administratif

Pengendalian secara administratif dapat dilakukan dengan adanya pengadaan ruang kontrol pada bagian tertentu dan pengaturan jam kerja, disesuaikan dengan NAB yang ada.

4) Penggunaan Alat Pelindung Diri

Untuk menghindari kebisingan digunakan alat pelindung telinga.

(25)

commit to user

5) Pemeriksaan Audiometri

Dilakukan pada saat awal masuk kerja secara periodik, secara khusus dan pada akhir masa kerja.

6) Pelatihan dan Penyuluhan

2. Kelelahan

a. Pengertian Kelelahan

Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda–beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur P.K., 2009).

b. Gejala Kelelahan

Gambaran mengenai gejala kelelahan (Fatigue Symptons)

secara subyekif dan obyektif antara lain : perasaan lesu, ngantuk dan pusing, tidak atau berkurangnya konsentrasi, berkurangnya tingkat kewaspadaan, persepsi yang buruk dan lambat, tidak ada/berkurangnya gairah untuk bekerja, menurunnya kinerja jasmani dan rohani (A.M. Sugeng Budiono, dkk, 2003:88).

Selain itu kelelahan juga ditandai dengan adanya keadaan yang merasa lemah, baik fisik maupun mental hingga menurunya konsentrasi terhadap pekerjaan.

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang ada hubungannya dengan kelelahan (Suma’mur P.K., 2009):

1) Pelemahan Kegiatan ditandai dengan gejala: perasaan berat di

kepala, badan merasa lelah, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran, dan lain-lain.

2) Pelemahan Motivasi ditandai dengan gejala lelah berbicara, menjadi

gugup, tidak dapat berkonsentrasi, cenderung untuk lupa, tidak tekun dalam pekerjaannya,dan lain-lain.

3) Pelemahan Fisik ditandai dengan gejala: sakit kepala, kekakuan di

bahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernapasan tertekan, tremor pada anggota badan, spasme dari kelopak mata, dan merasa pening.

c. Cara Mengurangi Kelelahan

Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja, misalnya dengan berhenti bekerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat (Suma’mur P.K., 1996:192). Pengetrapan ergonomi sangat membantu, monotoni dan tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna serta dekorasi pada lingkungan kerja.

d. Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan

Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor–faktor yang mempengaruhinya.

(27)

commit to user

Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi kelelahan antara lain adalah 1) Faktor dari individu

a) Usia

Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam usia

pertengahan 20-an dan kemudian menurun dengan

bertambahnya usia (Lambert, David, 1996:244).

b) Status Gizi

Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu ciri kesehatan yang baik, sehingga tenaga kerja yang produktif terwujud.

c) Kondisi Kesehatan atau penyakit

Ada beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan. d) Masa Kerja

Masa kerja adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun pertama tenaga kerja mulai bekerja hingga saat penelitian dilakukan, yang dihitung dalam tahun.

2) Faktor Dari Luar

a) Beban Kerja

Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungan dengan beban kerja. Mungkin diantara mereka lebih cocok untuk beban fisik, atau mental, atau sosial.

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b) Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik yang mempengaruhi kelelahan pada tenaga kerja meliputi :

(1) Kebisingan

Kebisingan merupakan suara yang tidak diinginkan (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003). Pada saat ini terjadi kelelahan yang akan pulih kembali secara lambat, dan akan semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan semakin tinggi (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003).

(2) Getaran

Getaran merupakan salah satu faktor penyebab kelelahan, getaran tersebut berasal dari peralatan kemudian merambat melalui tubuh, keadaan ini berlangsung pada frekuensi di bawah 20 Hertz (Hz) menjadikan penyebab kelelahan. Sementara itu frekuensi di atas 20 Hz menyebabkan pengenduran otot. Getaran mekanis terdiri dari campuran aneka frekuensi bersifat menegangkan dan melemaskan tonus otot secara serta merta berefek melelahkan (Suma’mur P.K., 2009).

(3) Cuaca Kerja

Kondisi kerja yang mendukung dapat berpengaruh tingkat produktifitas dan hal tersebut secara langsung

(29)

commit to user

keefisiensian dalam bekerja. Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam kondisi tempat kerja dan pekerjanya, jadi. Cuaca kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan, dan suhu radiasi. Untuk ukuran suhu nikmat bagi orang

Indonesia adalah 24 - 260C. Suhu panas mengurangi

kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang (Suma’mur P.K., 2009).

b) Keadaan Sosial Ekonomi

Manusia mempunyai keinginan dalam memenuhi

kebutuhan untuk kehidupanya dan mempunyai harapan dalam kehidupan sosialnya agar semuanya dapat tercapai.

e. Macam Kelelahan

Menurut Suma’mur P.K. 2009, kelelahan dapat dibedakan menjadi 2 macam:

1) Kelelahan Umum

Gejala utama kelelahan umum adalah perasaan letih yang luar biasa dan terasa aneh. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena timbulnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis,

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

segalanya terasa berat dan merasa ‘ngantuk’ (A.M. Sugeng Budiono, dkk, 2003:87).

2) Kelelahan Otot (Muscular fatigue)

Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit nyeri yang luar biasa seperti ketegangan otot dan daerah sekitar sendi. Gejala kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar (External sign).

f. Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan

Kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu

cortex cerebri yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik yaitu

sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi) dimana

keduanya berada pada susunan syaraf pusat. Sistem penghambat terdapat dalam thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk tidur. Sistem

penggerak terdapat dalam formatio retikularis yang dapat merangsang

pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari dalam tubuh ke

arah bekerja. Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat

tergantung pada hasil kerja diantara dua sistem antagonistic tersebut.

Apabila sistem aktivasi lebih kuat maka seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja, sebaliknya manakala system penghambat lebih kuat maka seseorang dalam keadaan kelelahan (Irwan Harwanto, 1998).

Kondisi atau Keadaan kelelahan secara neurofiologis cortex

(31)

commit to user

cepat menjawab signal-signal dari luar termasuk rangsangan cahaya dan suara (Suma’mur P.K., 2009)

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Kebisingan

Gendang telinga (Membran Timpani)

Stimulasi Nucleus Ventralateralis Thalamus

Reaksi Fungsional dari Pusat Kesadaran (Cortex Cerebri)

Faktor individu : - Umur - Riwayat Penyakit - Jenis Kelamin - Masa Kerja - Status gizi -Faktor luar : - Getaran - Kebisingan - Beban Kerja - Sosial ekonomi Sistem Penghambat (inhibisi) Kelelahan

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

C. Hipotesis

(33)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel, melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Sumadi Suryabrata, 1989).

Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan Cross Sectional. Penelitian Cross Sectional adalah suatu

pendekatan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Soekidjo Notoatmodjo, 2002). Karena variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan pada situasi yang sama.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. X pada bulan Desember 2010 s/d 20 Januari 2011 di desa Karangmalang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

C. Populasi Penelitian

Popusasi pekerja yang berada PT. X di desa Karangmalang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, berjumlah 70 pekerja dengan populasi tersebut peneliti menggunakan 40 pekerja sebagai subjek penelitian dengan klasifikasi subjek sebagai berikut:

a. Subjek Inklusi adalah alasan mengapa peneliti memilih subjek

tersebut.

Subjek inklusi pada penelitian ini antara lain: semua tenaga kerja laki-laki, usia 21-50 tahun, masa kerja lebih dari 1 tahun.

b. Subjek Eksklusi adalah alasan mengapa peneliti tidak memilih subjek.

Subjek eksklusi dalam penelitian ini antara lain; tenaga kerja sakit, tenaga kerja tidak bersedia menjadi subjek penelitian.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan menggunakan purposive random

sampling. Purposive sampling berarti pemilihan sekelompok subjek dengan

jumlah yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi.

Soekidjo Notoatmojo (1993). Ciri-ciri tersebut antara lain yaitu :

1. Umur antara 21 – 50 tahun

(35)

commit to user

Ciri-ciri tersebut diatas digunakan untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja.

E. Sampel Penelitian

Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah para pekerja yang bekerja di PT. X.

F. Desain Penelitian.

Gambar 2 : Desain penelitian Keterangan:

XI : Subyek yang mengalami gangguan kelelahan normal (terpapar

bising di atas NAB).

X2 : Subyek yang mengalami gangguan Kelelahan Sedang atau

terganggu (terpapar bising di atas NAB). Subjek Purposive random sampling Terpapar bising melebihi NAB Terpapar bising di bawah NAB normal (XI) normal (X4) Chi square Populasi Lelah sedang (X2) Lelah berat (X3) Lelah sedang (X5) Lelah berat (X6)

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

X3 : Subyek yang mengalami kelelehan Berat atau terganggu

(terpapar bising di atas NAB).

X4 : Subyek yang mengalami gangguan kelelahan normal (terpapar

bising di bawah NAB).

X5 : Subyek yang mengalami gangguan Kelelahan Sedang atau

terganggu (terpapar bising di bawah NAB).

X6 : Subyek yang mengalami kelelehan Berat atau terganggu (terpapar

bising di bawah NAB).

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau perubahan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kebisingan.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kelelehan pada Pekerja.

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Variabel pengganggu terkendali : usia, masa kerja, jenis kelamin, status gizi.

(37)

commit to user

H. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : 1) Kebisingan sebagai variable bebas, 2) Kelelahan sebagai variable terikat.

1. Kebisingan

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu pendengaran dan dapat menurunkan daya dengar seseorang yang terpapar.

a. Alat ukur : Sound Level Meter

b. Satuan : dB(A) (desibel)

c. Skala pengukuran : Nominal

Hasil pengukuran kebisingan dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu tenaga kerja yang terpapar kebisingan melebihi NAB dan tenaga kerja yang terpapar kebisingan kurang NAB. Menurut Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja, NAB kebisingan untuk waktu kerja selama 8 jam/hari atau 40 jam/minggu adalah 85 dB.

2. Kelelahan

Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur P.K., 2009).

a. Alat Ukur : Reaction timer Lakasidaya

b. Satuan : Milli detik

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Hasil pengukura kelelahan di kelompokkan menjadi kelelahan normal, kelelahan sedang serta kelelahan berat.

I. Alat dan Bahan Penelitian

Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :

a. Sound level meter, yaitu alat untuk mengukur kebisingan.

Cara Pengukuran :

1) Pasang baterai pada tempatnya.

2) Tekan tombol power.

3) Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam

keadaan baik atau tidak.

4) Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga angka pada monitor

sesuai dengan angka kalibrator.

5) Pilih selektor pada posisi:

Fast : untuk jenis kebisingan kontinyu

Slow : untuk kebisingan impulsif/terputus-putus

6) Pilih selektor range intensitas kebisingan.

7) Tentukan lokasi pengukuran.

8) Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit

dengan kurang lebih 6 kali pembacaan.

(39)

commit to user

b. Lakasidaya, yaitu alat untuk mengukur kelelahan pada pekerja.

Cara Pengukuran :

1) Hubungkan alat dengan sumber tenaga (listrik).

2) Hidupkan alat dengan menekan tombol on/off pada on (hidup).

3) Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka “0,000”

dengan menekan tombol “Nol”.

4) Pilih rangsang suara atau cahaya yang dikehendaki dengan

menekan tombol “suara atau cahaya”.

5) Subjek yang akan diperiksa diminta menekan tombol subjek

(mouse) dan diminta secepatnya menekan tombol setelah melihat

dari sumber rangsang.

6) Untuk memberikan rangsang, pemeriksa menekan tombol

pemeriksa.

7) Setelah diberi rangsang, subjek menekan tombol maka pada layar

kecil akan menunjukkan angka waktu reaksi dengan “satuan milli detik”.

8) Pemeriksaan diulangi sampai 20 data rangsang.

9) Data yang dianalisa adalah hasil 10 data pengukuran ke 6-15,

sedangkan 10 data lainnya diabaikan (data 1-5 karena masa penyesuaian alat dan data 16-20 masa mulai kejenuhan)

10) Catat keseluruhan hasil pada formulir.

11) Setelah selesai pemeriksaan matikan alat dengan menekan tombol

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

12) Hasil pengukuran dianalisa dengan diambil nilai rata-ratanya dari

sepuluh kali pengukuran di tengah atau lima kali pengukuran awal dan akhir diabaikan. Data dibandingkan dengan standar

pembandingkan pada Lakasidaya yaitu :

Tabel 2 Standar pembanding reaction timerLakasidaya

Kriteria Nilai pengukuran

Normal

Kelelahan ringan Kelelahan sedang Kelelahan berat

Waktu reaksi 150,0 - 240,0 milli detik Waktu reaksi >240,0 - <410,0 milli detik Waktu reaksi 410,0 - 580,0 milli detik Waktu reaksi >580,0 milli detik

Sumber : Pedoman praktikum semester IV

J. Cara Kerja Penelitian

Cara kerja penelitian meliputi :

1. Pengumpulan data subjek penelitian meliputi umur, masa kerja wawancara

langsung.

2. Pengukuran berat badan, tinggi badan untuk menghitung status gizi/IMT.

3. Pengukuran kebisingan pada setiap bagian tempat kerja yaitu bagian

penggiling dan pengemasan dengan setiap tempat kerja dilakukan pada 4 titik pengukuran.

4. Pengukuran kebisingan dilakukan 2 kali pengukuran.

(41)

commit to user

Tahapan penelitian meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

a. Mempersiapkan lembar isian data subjek penelitian dan hasil

pengukuran.

b. Mempersiapkan peralatan Sound level meter dan Reaction Timer.

c. Survei pendahuluan ke tempat penelitian untuk melihat kondisi tempat

kerja, proses kerja, kondisi tenaga kerja serta melakukan pengukuran kebisingan dan wawancara dengan tenaga kerja tentang keluhan yang dialami.

2. Tahap pelaksanaan

a. Mengisi lembar data meliputi umur, masa kerja dan tingkat

pendidikan.

b. Mengukur berat badan dan tinggi badan untuk menghitung status

gizi/IMT.

c. Mengukur kebisingan dengan menggunakan Sound level meter.

Kebisingan diukur pada tempat pemecah kulit dan pengemasan.

d. Mengukur kelelahan dengan menggunakan Reaction Timer. Kelelahan

diukur pada subjek penelitian setelah selesai kerja.

3. Tahap Penyelesaian

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

K. Tekik Analisis Data

Teknik Pengolahan dan Analisa Data.

Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik

Chi Square Test dimana menggunakan data kategori nominal dan ordinal.

Dapat dihitung dengan dua cara :

1. Menggunakan rumus :

X = (f −f )

f

Keterangan :

X2 = Nilai Chi Square

fo = Frekuensi yang diobservasi

fh = Frekuensi yang diharapkan

Rumus mencari frekuensi harapan (fh) :

f =(∑f )(∑f )

∑T

Keterangan :

fh = Frekuensi yang diharapkan

∑fk = Jumlah frekuensi pada kolom

∑fb = Jumlah frekuensi pada baris

∑T = Jumlah keseluruhan pada kolom dan baris

Kriteria pengujian ;

a. Ho diterima (Ha ditolak), jika X2o < 5,591

(43)

commit to user

2. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik

chi-squere dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16 dengan

interpretasi hasil sebagai berikut :

a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

b. Jika p value > 0,01 maka hasil uji dinyatakan signifikan.

c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono,

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT. X berdiri tahun 2005. Lokasi Perusahaan pembenihan Padi PT. X terletak di Jl. Raya Solo-Sragen, Karangmalang, Masaran, Sragen, Jawa Tengah.

PT. X menggunakan lahan sewa yang berasal dari para petani sebanyak 3 (tiga) ha serta lahan kerjasama dengan para kelompok tani yang ada sebanyak 377 ha dalam upayanya melaksanakan proses produksi. Sedangkan sarana dan prasarana PT. X mempunyai gudang yang memadai dengan kapasitas 2.876.808 kg yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan serta hasil produksi yang terdiri dari tiga gudang, terdapat lantai

penjemuran dengan luas 6.794 m2 serta satu unit Batch Dryer yang

mempunyai kapasitas sebanyak 10 ton, mesin perontok, 8 unit blower dengan

menggunakan bahan bakar diesel serta alat pengemasan semi otomatis. PT. X mempunyai truk sebagai prasarana perusahaan dengan daya angkut masing-masing antara 5-30 ton. Tata letak fasilitas pengolahan benih padi pada PT. X meliputi tempat penjemuran, gudang penyimpanan bahan dan hasil produksi,

mesin pembersih, dan batch dryer, serta kantor.

Berikut adalah tahapan proses perontokan sampai dengan proses pemasaran sesuai dengan gambar berikut.

(45)

commit to user

Gambar 3. Jalur Pengolahan Benih PT. X

Penelitian di PT. X kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah dilaksanakan pada tahun 2011. Penelitian dilakukan dengan cara pengukuran kebisingan sumber bising dan pelaksanaan pengukuran tingkat kelelahan dilakukan pada pekerja di bagian dalam sebanyak 20 pekerja. Pengukuran kelelahan di lakukan kepada 20 orang pekerja pada bagian luar ruangan perusahaan.

B. Karakteristik Responden

Data diperoleh dengan cara wawancara dan pengukuran dengan pekerja di PT. X kecamatan Masaran. Pada pekerja di bagian dalam tempat produksi dan pekerja pada bagian penjemuran. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui

Perontokan Penerimaan Pengeringan Pembersihan Pembuatan Lot Pengemasan Pemasaran

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

tingkat kelelahan yang di alami oleh pekerja. Gambaran umum responden dapat dilihat pada tabel berikut :

1. Umur

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pekerja dengan cara pembagian selebaran diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3. Data Subjek Penelitian Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah (orang) %

1 22-27 16 40 %

2 28-33 11 27,5 %

3 34-39 7 17,5 %

4 40-46 6 15 %

Sumber : Hasil Pendataan 2011 2. Masa Kerja

Dari hasil pendataan yang dilakukan di PT. X terhadap masa kerja

dapat dilihat sesuai tabel berikut :

Tabel 4. Data Subjek Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah %

1-2 tahun 18 45 %

2-5 tahun 22 55 %

Sumber : Hasil Pendataan 2011 3. Jenis Kelamin

Tabel 5. Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki – laki 40 100%

Sumber : Hasil Pendataan 2011

Sampel yang diguakan untuk penelitian di PT. X berjumlah 40 orang yang keseluruhanya berjenis kelamin laki-laki dari jumlah populasi yang berada dalam perusahaan.

(47)

commit to user

4. Indeks masa tubuh

Dari hasil pendataan yang dilakukan di peroleh data sebagai berikut. Tabel 6 Data Subjek Indeks Masa Tubuh Responden

Kriteria Jumlah %

Kurus 3 7,5 %

Normal 33 82,5 %

Gemuk 4 10 %

Sumber : Hasil Pendataan 2011

C. Hasil Pengukuran Kebisingan Tempat Kerja

Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan Sound level

meter pada dua area yaitu di dalam perusahaan serta di luar perusahaan

dengan melakukan pengukuran sebanyak empat titik pengukuran di setiap lokasinya.

Tabel 7. Data Pengukuran Kebisingan Di Dalam Ruangan Produksi

No. Jam Kebisingan (dbA) Titik Pengukuran

1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 91 91 92 90 91 90 92 92 88 91 92 91 90 90 89 89 89 90 90 91 89 90 90 91 90 89 89 91 91 88 89 89 Rata-Rata 91 90 90 89

Sumber : Hasil Pendataan 2011

Tabel 8. Data Rata-rata Kebisingan Di Dalam Ruangan Produksi PT. X Utama, Sragen

No. Titik Pengukuran Kebisingan (dBA)

1. 2. 3. 4. 1 2 3 4 91 90 90 89 Rata-Rata 90

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Berdasarkan data pengukuran kebisingan dilakukan di dalam ruangan perusahaan terhadap 4 titik diketahui kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas Standar yaitu 85 db, sementara nilai rata-rata pengukuran berdasarkan waktu berbeda di peroleh kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas.

Tabel 9. Data Pengukuran Kebisingan Luar Ruangan

NO. JAM Kebisingan (dbA) Titik Pengukuran

1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 78 79 81 81 81 80 80 80 73 74 75 75 74 74 73 74 70 71 71 73 71 71 71 70 63 63 63 64 62 63 63 63 Rata-rata 80 74 71 63

Sumber : : Hasil Pendataan 2011

Tabel 10. Data Rata-rata Kebisingan Di Luar Ruangan PT. X , Sragen

No. Titik Pengukuran Kebisingan (dBA)

1. 2. 3. 4. 1 2 3 4 80 74 71 63 Rata-Rata 72

Sumber : Hasil Pendataan 2011

Pengukuran kebisingan dengan menggunakan Sound level meter pada

luar ruangan perusahaan terhadap 4 titik diketahui kebisingan Kurang dari Nilai Ambang Batas Standar yaitu 85 db, sementara nilai rata-rata pengukuran berdasarkan waktu berbeda di peroleh kebisingan Kurang Nilai Ambang Batas.

(49)

commit to user

D. Hasil Pengukuran Kelelahan Tenaga Kerja

Pengukuran kelelahan kerja dengan mengunakan reaction timer

Lakasidaya dilakukan dengan mengunakan sensor cahaya pada dua tempat

yaitu pada pekerja yang bekerja di dalam ruangan serta di luar ruangan perusaan.

Tabel 11. Data Kelelahan Di Luar Ruangan PT. X , Sragen

Katagori Kelelahan Jumlah %

Normal 5 25 %

Sedang 14 70 %

Berat 1 5 %

Sumber : Hasil Pendataan 2011

Berdasarkan data Tabel di atas dari 20 subjek penelitian yang berada di luar ruangan terdapat pekerja yang mengalami kelelahan normal sebanyak 5 orang (25 %). Terdapat 14 orang (70%) mengalami kelelahan sedang, kemudian kelelahan berat sebanyak 1 orang (5%) dalam pengukuran yang dilakukan di luar ruangan.

Tabel 12. Data Kelelahan Di dalam Ruangan Produksi PT. X, Sragen

Katagori Kelelahan Jumlah %

Normal 1 5 %

Sedang 12 60 %

Berat 7 35 %

Sumber : Hasil Pendataan 2011

Sesuai data tabel di atas dari 20 subjek penelitian yang berada di dalam

ruangan produksi dengan menggunakan Reaction Timer Lakasidaya terdapat

pekerja yang mengalami kelelahan normal sebanyak 1 orang (5 %). Terdapat 12 orang (60%) mengalami kelelahan sedang, untuk kelelahan berat sebanyak 7 orang (35%) dalam pengukuran yang dilakukan di dalam ruangan produksi.

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

E. Hasil Uji Statistik

Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Point Probability Pearson Chi-Square 7.321a 2 .026 .030 Likelihood Ratio 8.127 2 .017 .037

Fisher's Exact Test 7.046 .037

Linear-by-Linear Association 7.014b 1 .008 .014 .007 .006

N of Valid Cases 40

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00. b. The standardized statistic is 2,648.

(51)

commit to user

BAB V PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, subjek yang digunakan sebagai sampel penelitian berjumlah 40 sampel. Dimana dalam penelitian berdasarkan usia sampel yang diteliti berusia antara 22-46 tahun.

Menurut Margatan, Arcole (1996) Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam usia pertengahan 20-an dan kemudian menurun dengan bertambahnya usia. Usia 15-54 tahun termasuk dalam usia kerja (Kartomo Wirosuhardjo, 2000). Sementara itu menurut Tarwaka, dkk (2004) umur seseorang berbanding lansung dengan kapasitas fisik sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur orang yang berumur 25 tahun. Sehingga tenaga kerja pada umur lebih dari 50 tahun mempengaruhi tingkat kelelahan seseorang.

Berdasarkan data yang di peroleh dapat di ketahui bahwa umur subjek penelitian dalam keadaan normal karena umur seseorang dapat di

(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kendalikan dan tidak mempengaruhi tingkat kelelahan. Sehingga dapat di ketahui bahwa subjek penelitian bersifat terkendali.

2. Masa Kerja

Berdasarkan subjek penelitian, keseluruhan sampel yang

digunakan dalam penelitian mempunyai masa kerja antara 1- 5 tahun, sebanyak 18 (45%) pekerja selama 1-2 tahun dan jumlah pekerja yang bekerja selama 2-5 tahun sebanyak 22 (55%) dari sampel.

Semakin lama masa kerja, tenaga kerja semakin berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga telah terbiasa dengan pekerjaannya (Suma’mur P.K., 2009). Sehingga dapat di ketahui masa kerja berpengaruh terhadap tigkat pengalaman pekerja dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap kemempuan pekerja sesuai dengan jenis pekerjanya. Menurut Soekidjo Notoatmojo (2002) semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan (anggota badan), tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam melaksanakan pekerjaan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dan dari penelitan yang dilakukan dapat di ketahui bahwa masa kerja subjek penelitian pada keadaan normal. Dimana pekerja tidak mengalami kejenuhan dan di sesuaikan dengan jenis pekerjaanya.

(53)

commit to user

3. Status Gizi

Berdasarkan data keseluruan subjek penelitian, dapat di ketahui bahwa IMT (Indek Masa Tubuh) subjek penelitian yaitu 17,7-27,2 dengan nilai rata- rata indeks masa tubuh yaitu.

Tabel 14. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia

Kriteria Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5

Normal - 18,5-25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0-27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Sumber : I Dewa Nyoman Supariasa, 2002

Status Gizi merupakan salah satu faktor penentu kemampuan atau kapasitas serta produktivitas seseorang dalam melakukan pekerjaan, dalam melakukan pekerjaan pekerja mempunyai kemampuan atau kapasitas tersendiri. Semakin baik idieal status gizi seseorang semakin baik pula kapasitas dan ketahanan seseorang dalam bekerja. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap tingkat produktivitas pekerja. Pekerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan dapat di ketahui bahwa gizi kerja subjek penelitian mempunyai 3 (tiga) kriteria yaitu kurus, normal, serta gemuk. Dimana sebagian besar pekerja yang bekerja mengalami status gizi yang baik.

(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

5. Jenis Kelamin

Keseluruhan subjek peenelitian yang di teliti mempunyai jenis kelamin Laki-laki sehingga dapat di ketatahui bahwa subjek penelitian terkendali.

5. Riwayat Penyakit

Berdasarkan subjek penelitian atau pekerja tidak terdapat riwayat

penyakit seperti asma, jantung, tekanan darah, ginjal sehingga secara tidak langsung terkendali.

6 . Kebisingan

Kriteria kebisingan (NAB kebisingan) tempat kerja untuk waktu kerja tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah 85 dBA, Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.

Berdasarkan data pengukuran kebisingan yang dilakukan terhadap 4 titik menunjukan tingkat kebisingan di dalam ruangan mempunyai tingkat kebisingan lebih dari Nilai Ambang Batas yaitu melebihi 85 db, hal ini dikarenakan pengukuran dilakukaan pada tempat kerja dimana pekerja melakukan pekerjaan yang mempunyai jarak relatif dekat dengan mesin

sumber bising yang berasal dari Blower. Sementara dari hasil pengukuran

yang dilakukan di bagian penjemuran, menunjukkan tingkat kebisingan tidak melebihi NAB, hal ini dikarenakan jarak tempat penjemuran relatif lebih jauh dari tempat sumber bising sehingga secara tidak langsung tingkat kebisingan kurang dari nilai ambang batas.

(55)

commit to user

Rata-rata kebisingan pada 4 (empat) titik pengukuran di dalam ruangan produksi pembenihan padi adalah 90 dB(A), sedangkan rata-rata kebisingan pada 4 (empat) titik pengukuran di halaman atau di luar ruangan pembenihan padi adalah 72 dB(A).

Kebisingan yang berlebih dapat menimbulkan pengaruh pada telinga yaitu telinga berdenging, kesulitan mendengar dan menimbulkan pengaruh pada perilaku seperti kehilangan konsentrasi, kehilangan keseimbangan dan kelelahan (John Ridley, 2006).

7. Kelelahan

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di PT. X yang

bekerja di dalam ruangan produksi diketahui terjadi kelelahan normal sebanyak 1 orang (5%) , sedangkan kelelahan sedang sebanyak 12 orang (60%) sementara sebanyak 7 orang (35%) mengalami kelelahan berat pada tempat yang mempunyai tingkat kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas. Pada data pengukuran yang dilakukan di luar ruangan menunjukkan sebanyak 5 orang (25%) mengalami kelelahan normal, sedangkan terdapat 14 orang (70%) yang mengalami kelelahan sedang, dan terdapat 1 (5%) orang yang mengalami kelelahan berat dalam pengukuran yang dilakukan di luar ruangan.

Kebisingan yang berlebih dapat menimbulkan pengaruh pada telinga yaitu telinga berdenging, kesulitan mendengar dan menimbulkan pengaruh pada perilaku seperti kehilangan konsentrasi, kehilangan keseimbangan dan kelelahan (John Ridley, 2006).

(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Sehingga semakin tinggi kebisingan semakin berpengaruh terhadap

tingkat kelelahan pekerja.

C. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil pengukuran di dalam ruangan poduksi terjadi kelelahan normal sebanyak 1 orang (5%) , sedangkan kelelahan sedang sebanyak 12 orang (60%) sementara sebanyak 7 orang (35%) mengalami kelelahan mempunyai tingkat kebisingan melebihi dari nilai ambang batas yang telah ditentukan yaitu 85 dBA.

Sementara itu dari data yang di peroleh pada tempat yang kurang nilai ambang batas kebisingan terdapat sebanyak 5 orang (25%) mengalami kelelahan normal, sedangkan terdapat 14 orang (70%) yang mengalami kelelahan sedang, dan terdapat 1 (5%) orang yang mengalami kelelahan berat. Hasil penelitian yang di lakukan di PT. X, Sragen. Penelitian dengan Ho (tidak ada kesesuaian) ditolak sementara itu Ha (adanya pengaruh). Penelitian menggunakan uji chi-square dengan menggunakan

fisher, data diolah dengan SPSS 16 sehingga didapatkan nilai p-value 0,006 <

0,01 berarti tedapat hubungan yang sangat signifikan antara kebisingan dan kelelahan pekerja di PT. X, Masaran Sragen. Koefisien 0,393 nilainya kurang dari 0,5 maka hasilnya positif semakin tinggi kebisingan semakin tinggi pula kelelahan yang di alami pekerja.

Kebisingan yang melebihi ambang batas dapat mengganggu pekerjaan dan menyebabkan timbulnya kesalahan karena tingkat kebisingan yang kecil pun dapat mengganggu konsentrasi (Benny L. Pratama dan Adhi Ari Utomo,

(57)

commit to user

2002) sehingga muncul sejumlah keluhan yang berupa perasaan lamban dan keengganan untuk melakukan aktivitas, keluhan yang disampaikan merupakan gejala kelelahan.

(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

1. Hasil uji statistik dengan SPSS 16 Dengan mengunakan chi square test

pada pekerja di PT. X, Masaran, Sragen. Menunjukkan nilai koefisien p =

0.006 maka nilai p value ≤ 0,01 artinya ada pengaruh antara kebisingan

terhadap kelelahan pekerja di PT. X, Masaran, Sragen.

2. Hasil data Kebisingan di dalam ruangan pembenihan padi adalah di atas 85 dB Nilai Ambang Batas (NAB) dB yaitu 90 dB sedangkan kebisingan di halaman pembenihan padi adalah di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu 72 dB.

3. Pekerja yang terpapar kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas mengalami kelelahan normal sebanyak 1 orang (5%) , sedangkan kelelahan sedang sebanyak 12 orang (60%) sementara sebanyak 7 orang (35%) pada pengukuran di PT. X.

B. Saran

1. Terjadinya paparan bising melebihi Nilai Abang Batas 85 dB yaitu pada

pekerja bagian dalam ruang produksi yang memiliki nilai rata-rata kebisingan 90 dB secara terus menerus sehingga perlu dilakukan rotasi pada pekerja.

(59)

commit to user

2. Sebaiknya untuk mengurangi kebisingan di berikan peredam di sekitar

sumber bising agar kelelahan yang di akibatkan bising dapat dikurangi.

3. Sebaiknya pekerja menggunakan ear plug sebagai alat pelindung diri

paparan bising pada saat bekerja di tempat yang melampaui Nilai Ambang Batas yang diterima pekerja.

Gambar

Gambar 1  Kerangka Pemikiran ....................................................................
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Kebisingan
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Kebisingan
Gambar 2 : Desain penelitian  Keterangan:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji aktivitas antimalaria dilakukan dengan pemeriksaan parasitemia dan jumlah leukosit dalam darah mencit yang telah diinduksi parasit, setelah pemberian oral

Untuk mengetahui apakah Rasio Profitabilitas pada Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Desa Kembung Luar sudah sesuai dengan perspektif syari‟ah..

Demikian sejarah ekonomi rakyat berawal jauh sebelum Indonesia merdeka, namun tidak banyak pakar mengenalnya karena para pakar, khususnya pakar-pakar ekonomi, memang hanya

Hubungan belitan yang disusun sedemikian rupa sehingga salah satu ujung dari setiap belitan transformator fase tiga, atau salah satu ujung setiap belitan transformator fase

3 Persentase pemenuhan dukungan pencapaian Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran. 3 Melaksanakan layanan dukungan manajemen

&amp;ada steam winch mempunyai satu atau dua transmisi. &amp;ada steam winch dengan transmisi tunggal digunakan untuk mengangkat muatan yang berat pada kecepatan angkat yang tinggi

Di dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan masyarakat Batak perantauan di Kabupaten Brebes masih memegang teguh falsafah Dalihan Na Tolu, baik dalam perkawinan,

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia (SDM), usaha pengembangan SDM tidak hanya dapat dilakukan melalui pendidikan