• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Botania Kota Batam Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Botania Kota Batam Tahun 2017"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia ISSN 2622-9110 134

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS BOTANIA KOTA BATAM

TAHUN 2017 SUSANTI UniversitasBatam

Abstract: The nutritional issue in children is seen as a multifaceted problem since it is not only because of the economic status of the family, but also relates to the attitude, knowledge levels, as well as behavior of the children parents. The occurrence of the children nutritional problem in Botania Health Center in 2016 reported happen to 583 out of 10,712 children which covers 17.2% of the total suffered from malnutrition and considered have bad nutritional status. The purpose of this research is to

LQYHVWLJDWH WKH PRWKHUV¶ NQRZOHGJH OHYHOV DQG WKHLU XQGHU-five year children nutritional status. This research is an analytic survey study with cross sectional approach. The study was conducted in August 2017. By employing accidental sampling technique, 40 mothers of 1 to 5 year children were selected as the sample. The data analysis used to test the data is Square statistical data. At this point, the Chi-Square test ensues score of p=0.00 <0.05. This finding verifies that there is a significant correlation

EHWZHHQ PRWKHUV¶ NQRZOHGJH OHYHOV DQG WKHLU FKLOGUHQ QXWULWLRQDO VWDWXV SDUWLFXODUO\ WKH PRWKHUV

attended the Botania Health Centre of Batam in 2017. Finally, it is expected that the health center workers to provide health counseling especially associated with the nutrition of toddlers to help mothers in taking care of their children nutrition as well as growth.

Keywords: Knowledge; Mother; Nutrition; Toddlers; Batam.

Abstrak: Masalah gizi merupakan masalah yang komplek tidak hanya karena ketidak berdayaan atau ketidak mampuan ekonomi, namun juga menyangkut pengetahuan sikap, dan perilaku. Angka status gizi di Puskesmas Botania Tahun 2016 prevalensi balita dengan gizi kurang dan buruk yaitu 583 (17,2%) dari 10,712 balita. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi pada balita. Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017. Tenik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan insidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 40 responden. Analisis data menggunakan teknik chi-square. Berdasarkan uji statistik chi-square untuk hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi pada balita diperoleh p-value = 0,00< 0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi pada balita di Puskesmas Botania Kota Batam Tahun 2017. Saran yang penulis berikan untuk memberikan penyuluhan kesehatan terutama gizi balita.

Kata Kunci: Pengetahuan; Ibu; Gizi; Balita; Batam.

A. Pendahuluan

Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi terutama pada anak usia dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yang kurang gizi akan tumbuh kecil, kurus, dan pendek (Laurensius Arliman S, 2014). Gizi kurang pada anak juga berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif dan kecerdasan anak, serta berpengaruh terhadap menurunnya produktif anak (Depkes RI, 2014).Status Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumberdaya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, Program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat. Status gizi adalah keadaan tumbuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan (Kepulauan Riau, 2013).

Gizi buruk dan gizi kurang sering ditafsirkan sebagai akibat dari faktor kemiskinan dan ketidak berdayaan masyarakat untuk mendapat akses pangan (Laurensius Arliman S, 2017), naming peningkatan ekonomi keluarga tidak secara otomatis meningkat tarif gizi penduduk. Karena masalah gizi merupakan masalah yang

(2)

komplek tidak hanya ketidak mampuan atau tidak berdayaan ekonomi, namun juga menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku (Dinas Kesehatan Kota Batam 2015).Pada Tahun 2013 terdapat 19,6% balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi kurang, serta sebesar 4,5% balita dengan gizi lebih. Balita kekurangan gizi tahun 2010 terdiri dari 13,0% balita, berstatus gizi kurang dan 4,9% berstatus gizi buruk. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4% tahun 2007, menjadi 4,9% pada tahun 2010 dan

PHQLQJNDW SDGD WDKXQ PHQMDGL 7DUJHW 0'*¶V XQWXN JL]L EXUXN-kurang

tahun 2015 yaitu 15,5% (Riskesdes 2013).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batam tahun 2015, diketahui ada sebanyak 151,203 balita di kota batam, jumlah balita yang ditimbang berat badannya sebanyak 91,240 balita, dan diketahui ada 466 balita (0,49%) mempunyai status gizi yang buruk, sebanyak 2,952 balita (3,24%) mempunyai status gizi yang kurang, dan 86,136 balita (94,41%) yang memiliki status gizi baik, serta sebanyak 1,706 balita (1,87%) yang memiliki status gizi lebih.Selain itu menurut data Dinas Kota Batam tahun 2016 untuk prevalensi pertama jumlah balita yang memiliki status gizi buruk dan kurang di Puskesmas Botania sebanyak 583 balita (17,2%) dari 10,712 balita, prevalensi kedua di Puskesmas Sie Pancur sebanyak 488 balita (14,4%) dari 10,602 balita, dan prevalensi ketiga di Puskesmas Batu Aji 477 balita (14,03%) dari 21,217 balita (Data Status Gizi Balita Dinas Kesehatan Kota Batam tahun 2016).Tujuan penelitian ini adalaha untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita dengan Status Gizi pada Balita di Puskesmas Botania Kota Batam Tahun 2017. B. Metode Penelitian

Metode Penelitian menggunakan jenis penelitian survey Analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi semua ibu yang memiliki balita 1-5 tahun,teknik pengambilan sampel menggunakan Insidental Sampling. Analisa data Uji Statistik dengan Chi-Square.

C. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 terdapat 40 responden tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Pada Balita di Puskesmas Botania Kota Batam Tahun 2017.

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa frekuensi pengetahuan ibu tentang gizi balita baik sama besar dengan frekuensi pengetahuan ibu tentang gizi balita cukup yaitu sebanyak (20) responden (50%).

(3)

Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia ISSN 2622-9110 136

Berdasarkan tabel 5.2 diketahuai bahwa frekuensi status gizi balita mayoritas adalah baik, sebanyak (22) balita (55%).

Berdasarkan tabel 5.5 hasil analisa antara Pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita dapat dilihat dari hasil penelitian dengan jumlah 40 responden, didapatkan bahwa ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 20 responden (50%) dengan status gizi balita baik sebanyak 17 (85%), sedangkan Ibu dengan pengetahuan baik dengan status gizi balita kurang sebanyak 3 (15%). Dari 20 (50%) ibu dengan pengetahuan cukup dengan status gizi balita baik sebanyak 5 (25%). Sedangkan pengetahuan ibu cukup dengan status gizi balita kurang sebanyak 15 (75%).Berdasarkan Hasil Penelitian diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 40 pada ibu di Puskesmas Botania Kota Batam Tahun 2017 menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang balita gizi yang baik sebanyak 20 orang (50%) dan Pengetahuan ibu tentang gizi balita yang cukup sebanyak 20 orang (50%).

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa tingkat frekuensi pengetahuan ibu baik dan cukup yang sama besar hal ini dipengaruhi oleh jawaban responden yang bervariasi berdasarkan wawasan dan pengalaman responden, hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden dapat menjawab secara benar pada pertanyaan 10 yang menyatakan bahwa karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh adalah benar yaitu 39 responden (97,5%) sedangkan responden yang paling banyak tidak mampu menjawab pertanyaan secara benar adalah pada pertanyaan no 9 yang menyatakan bahwa pengolahan makanan untuk balita dibedakan dengan pengolahan makanan keluarga yaitu 23 responden (57,5%). Berdasarkan tabel frekuensi yang ada dapat disimpulkan bahwa dari tiga variabel dependen yang diteliti yaitu pengetahuan ibu tentang balita baik,cukup dan kurang yang dihubungkan dengan status gizi pada balita yaitu baik,kurang dan buruk setelah dilakukan penelitian hanya didapatkan dua variabel dependen saja yaitu pengetahuan ibu tentang gizi balita baik dan cukup serta status gizi pada balita baik dan kurang, hal ini dikarenakan mayoritas ibu berpengetahuan baik dengan status gizi pada balita juga baik.

(4)

Dari hasil uji statistic Chi-square diperoleh nilai p-volue sebesar 0,00. Hal ini menunjukan p-value< 0,05 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi pada balita. Bersadarkan hasil penelitian yang dilakuan oleh peneliti dari 40 responden diperoleh 20 responden dengan pengetahuan yang baik memiliki status gizi balita yang baik sebanyak 17 responden (85%), serta ibu yang memiliki pengetahuan baik dengan status gizi balita kurang 3 responden (15%). Dari 20 responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (25%) memiliki status gizi baik serta 15 responden (75%) dengan status gizi balita kurang. Hal ini terjadi akibat dari berbagai faktor. Menurut teori WHO (World Health Organization) dikutip oleh Notoadmodjo (2007), Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan dengan pendidikaan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan timbul sikap makain positif terhadap objek tertentu, satu bentuk pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. Menurut Notoadmodjo (2007) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin mudah dalam menerima informasi. Dengan pola pikir yang relatif tinggi, tingkat pengetahuan responden tidak hanya sekedar tahu (know) yaitu mengingat kembali akan tetapi mampu untuk memahami (comprehention), bahkan sampai pada tingkat aplikasi

(aplication) yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi sebenarnya. D. Penutup

Berdasarkan hasil penilitian maka dapat peneliti simpulkan bahwa pengetahuan ibu berpengaruh dengan status gizi pada balita. Hal ini dibuktikan dengan semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baik pengetahuan dan wawasan yang dimiliki, meskipun pengetahuan bukanlah faktor utama yang mempengaruhi status gizi pada balita, karena selain pengetahuan ibu status gizi balita juga dapat dipengaruhi oleh sikap dan kebiasaan sehari-hari keluarga dalam memberikan asupan kepada balita. Daftar Pustaka

Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Respati, Fitri .2012 .Gizi dalam siklus daur kehidupan 1 Manusia. Jakarta: PT Primamedia Pustaka.

Notoatmodjo, Sukidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Resha, Lukcy (2015) Hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi

balita. Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan. Universitas Batam. Kepulauan

Riau.

Utami, Dian (2015) Hubungan pengetahuan ibu terhadap Status Gizi Balita. Skripsi tidak diterbitkan .Universitas Batam. Kepulaun Riau.

Susanti, Rika dkk . 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Denga Status Gizi

(5)

Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia ISSN 2622-9110 138

Selfya (2014) Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik

DPMA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai.

Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan . Universitas Sumatra Utara

Kurniawati (2011)Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dengan Status GIZI Balita si Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan.

Laurensius Arliman S, Perlindungan Hak Anak Dalam Memperoleh Pelayanan

Kesehatan, Volume 5, Nomor 1, 2014.

Laurensius Arliman S, Pertanggung Jawaban Dokter Dalam Hukum Kesehatan

(Tinjauan Terhadap Dokter Coass Dan Residen), Jurnal Advokasi, Volume 8,

Nomor 1, 2017.

Rahmawati (2016)Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dan Asupan Zat Gizi Makro Pada Anaka Usia 2-5 tahun di Posyandu Gonilan

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran STM jauh lebih efektif karena dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas sehingga hasil belajar siswa meningkat, yang meliputi kemampuan kognitif,

Mengembangkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sungkem, dan sopan) untuk Membentuk Karakter Cinta Damai. Penerapan budaya 5S dimaksudkan untuk membentuk

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis: (1) karakteristik pengelolaan tanah pada sistem pertanian tanaman pala di Maluku Utara; (2) potensi

Guru yang profesional ialah guru yang telah memahami materi yang akan diajarkan kepada para siswa ketika di dalam kelas. Untuk mengetahui hasil evaluasi, maka guru

Perlakuan jenis aplikasi formula bakteri tidak berbeda nyata namun perlakuan dengan pengaruh tertinggi yaitu aplikasi formula bakteri balitkabi (F2) sebesar 5,68 g tanaman -1 hal

- php - javascrip t - HTML - Mengelolah datara perkebunan kelapa sawit dengan tepat - dapat membantu untuk memvisualisasik an lahan perkebunan dalam bentuk

psikiatri dengan pasien.Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik, ilusi serta terdapat delusion of influence.Dari data ini menjadi dasar diagnosis bahwa pasien

Pasien rawat inap di rumah sakit memiliki berbagai spektrum klinis be- rupa pasien dengan hipertensi sejak sebelum masuk rumah sakit dengan komorbid lain, Tatalaksana