• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror terhadap Dikotomi Keilmuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror terhadap Dikotomi Keilmuan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PENGASUH DAN USTADZ PONDOK PESANTREN

DARUL ABROR TERHADAP DIKOTOMI KEILMUAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Purwokerto untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH: SOLIHUN NIM. 102331149

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PURWOKERTO

(2)

ii PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini, saya: Nama : Solihun

NIM : 102331149

Jenjang : S-1

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa Naskah Skripsi yang berjudul “Persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror Terhadap Dikotomi Keilmuan” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini, diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar

(3)
(4)

iv NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada

Dekan Fakultas Tarbiyan dan Ilmu Kegururan IAIN Purwokerto Di Purwokerto

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi terhadap penulisan skripsi dari Solihun, NIM. 102331149 yang berjudul :

PERSEPSI PENGASUH DAN USTADZ PONDOK PESANTREN DARUL ABROR TERHADAP DIKOTOMI KEILMUAN

Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Rektor IAIN Purwokerto untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana

dalam Ilmu Pendidikan Islam (S. Pd) Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

(5)

v MOTTO

“ BAHWA KITA DICIPTAKAN UNTUK MENJADI KHALIFAH FIL ARDL DAN SETIAP DIRI KITA DIBEKALI DENGAN POTENSI LUAR

BIASA UNTUK MENJALANKAN PERAN KITA MASING-MASING ” “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya AKU hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi!" Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi

itu orang yang membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah; (Mengapa tidak kami saja yang Engkau jadikan khalifah itu), padahal kami

senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya AKU Mengetahui apa yang tidak kamu

(6)

vi PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada kedua orangtuaku yang telah memberikan kepercayaan lebih dari siapapun, dan kepada semua kakakku ( Abdul

Hadits Hidayatulloh, Zaki Abdul Habib, dan Siti Syamsyiyah) yang selalu mendukung setiap langkang yang kupilih.

semoga ini sebagai langkah awal untuk meneruskan perjuangan keluarga kita pada khususnya serta perjuangan agama dan negara pada umumnya. Semoga Allah

(7)

vii KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan segala nikmat yang tidak terhitung. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini dengan judul “Persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror Terhadap Dikotomi Keilmuan”. Shalawat serta salam semoga terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan juga umatnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat berkah dan syafa‟at dari beliau. Amin...

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ijin Allah SWT serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materi. Untuk itu penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Alloh SWT dan mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga skripsi ini selesai. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Suwito, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 2. Dr. Suparjo, M.A., selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan

3. Dr. Subur, M.Ag., selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

4. Dr. Hj. Sumiarti, M.Ag., selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

5. H. M. Slamet Yahya, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Purwokerto

(8)

viii 6. Dr. H. Mohammad Roqib, M. Ag., selaku dosen pembimbing

7. Dr. Kholid Mawardi, S. Ag.,M. Hum., yang selalu memotivasi dalam penulisan skripsi ini

8. Kyai Taufiqurrohman selaku Pengasuh Pondok Pesantern Darul Abror dan semua santrinya yang telah memebrikan dukungan selama proses skripsi ini. 9. Keluarga besar KMPA “FAKTAPALA” IAIN Purwokerto

10.Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang penulis tidak bisa sebutkan satu per satu.

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan untuk menyampaikan terimakasih melainkan iringan doa semoga Allah SWT senantiasa membalas amal baik kita semua. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Amin...

Purwokerto, 16 Juli 2019 Saya yang menyatakan,

Solihun

(9)

ix Persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror terhadap

Dikotomi Keilmuan Solihun

NIM. 102331149

ABSTRAK

Latarbelakang dikotomi ilmu dimulai berabad-abad yang lalu dengan bebagai faktor internal maupun eksternal. Seiring berjalannya waktu paham mengenai dikotomi ilmu memang mualai ditinggalkan. Namun dampaknya masih sangat terasa khususnya di lembaga-lembaga pendidikan islam.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang persepsi pengasuh dan ustadz pondok pesantren Darul Abror terhadap dikotomi keilmuan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian riset lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu penulis melakukan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data dfan informasi secara langsung dengan mendatangi responden. Teknik pengumpulan atau dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, interview, dan dokumentasi.

Tujuan jenis penelitian ini merupakan deskriptif karena ditujukan untuk menganalisis dan menyajikan keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi penelitian mengenai persepsi pengasuh dan ustadz pondok pesantren Darul Abror terhadap dikotomi keilmuan.

Sebagai hasil penelitian ini adalah persepsi pengasuh dan ustadz pondok pesantren Darul Abror terhadap dikotomi keilmuan, yaitu: semua keilmuan bersumber dari Alloh SWT, dan tidak dibeda-bedakan dalam mempelajarinya. Kata kunci: dikotomi ilmu, pesantren

(10)

x DAFTAR ISI

SKRIPSI ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PENGESAHAN ... iiiError! Bookmark not defined. NOTA DINAS PEMBIMBING ... iii

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ... 15

PENDAHULUAN ... 15

A. Latar Belakang Masalah... 15

B. Rumusan Masalah ... 21

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 21

D. Kajian Pustaka ... 23

E. Sistematika Pembahasan ... 24 BAB II ... Error! Bookmark not defined. LANDASAN TEORI... Error! Bookmark not defined. A. Dikotomi Ilmu ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Dikotomi Ilmu ... Error! Bookmark not defined. 2. Faktor Penyebab Dikotomi Ilmu ... Error! Bookmark not defined. 3. Dampak Dikotomi Ilmu ... Error! Bookmark not defined. B. Pesantren ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pesantren ... Error! Bookmark not defined. 2. Sistem Pondok Pesantren... Error! Bookmark not defined. C. Pengaruh Dikotomi Ilmu terhadap Pesantren ... Error! Bookmark not defined. BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

(11)

xi A. Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. E. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... Error! Bookmark not defined.

A. Kyai Taufiqurrohman Selaku Pengasuh Pondok Pesantren Darul Abror

Error! Bookmark not defined.

B. Persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror Terhadap

Dikotomi Keilmuan ... Error! Bookmark not defined. C. Analisis data... Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran-saran... 60

(12)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 1 Struktur Organisasi Putra ... 42

Tabel 2 Struktur Organisasi Putri ... 43

Tabel 3 Daftar Ustadz/Ustadzah ... 44

Tabel 4 Jumlah Santri... 47

Tabel 5 Jadwal Sorogan ... 51

(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Pengumpulan Data

Lampiran 2 Catatan Lapangan

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Surat Ijin Riset Individual

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Riset

Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Mengikuti Seminar Proposal

Lampiran 7 Balngko Bimbingan Proposal Skripsi

Lampiran 8 Balangko Pengajuan Seminar Skripsi

Lampiran 9 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

Lampiran 10 Surat Permohonan Persetujuann Judul

Lampiran 11 Surat Keterangan Persetujuan Judul Skripsi

Lampiran 12 Rekomendasi Seminar

Lampiran 13 Berita Acara/Daftar Hadir Seminar

Lampiran 14 Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 15 Surat Keterangan Seminar Proposal Skripsi

(14)

xiv Lampiran 17 Surat Rekomendasi Munaqosyah

Lampiran 19 Berita Acara Munaqosyah

Lampiran 20 Surat Keterangan Wakaf

Lampiran 21 Sertifikat Komprehensif

Lampiran 22 Sertifikat OPAK

Lampiran 23 Sertifikat Pengembangan Bahasa Arab

Lampiran 24 Sertifikat Pengembangan Bahasa Inggris

Lampiran 25 Sertifikat BTA/PPI

Lampiran 26 Sertifikat KKN

Lampiran 27 Sertifikat PPL

Lampiran 29 Sertifikat Kegiatan

(15)

15 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Saat pertama kali turun, al-Qur‟an telah memberikan indikasi yang jelas bahwa ia memberikan perhatian yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sain (selanjutnya disebut pteks) pada umat manusia. Walaupun tentang permasalahan ipteks ini tidak disajikan sebagai suatu ilmu yang murni dan lengkap, tetapi prinsip-prinsip tentang ipteks itu sendiri telah terintegrasi didalam ayat-ayat yang dikandungnya. Diperintahkannya kepada umat manusia untuk membaca yang tidak terbatas hanya pada kalam-kalam Allah yang tertera dalam bentuk tulisan di atas kertas dan sebagainya, tetapi juga sekaligus membaca ayat-ayat Allah yang tergores dialam semesta, baik berupa fakta-fakta yang kasat mata maupun yang termasuk dalam kejadian-kejadian proses, sebab-akibat, sejarah dan sebagainya. Bukan hanya itu, ayat-ayat yang turun selanjutnya pun terus mendorong dan membangkitkan kesadaran umat manusia bahwa kehadiran mereka di dunia ini adalah untuk menjadi umat yang unggul yang menguasai berbagai ipteks dengan tetap menjaga hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.1

Melihat begitu besarnya dukungan agama Islam kepada umatnya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan suatu hal yang sangat ironis jika dihadapkan dengan kenyataan di lapangan. Umat

1

Baharuddin dkk, Dikotomi Pendidikan Islam: Historisitas dan Implikasi pada Masyarakat Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.103-104.

(16)

16

Islam yang seharusnya mampu menjadi pemimpin dan telah dijanjikan Tuhan bahwa bagi mereka adalah kemuliaan dan pertolongan, pada saat ini justru menjadi umat yang sangat tertinggal dibandingkan dengan kemajuan umat lainnya. Tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi hampir disegala sendi kehidupan seperti pendidikan, ekonomi.2

Lenyapnya tradisi iptek di kalangan muslim umumnya bukanlah sebab dari Islamnya, tetapi terletak pada sikap muslim itu sendiri yang menjadikan Islam sebagai memusuhi iptek. Ajaran Islam dengan jelas menunjukan adanya hubungan yang organik antara ilmu dan iman. Hubungan organik itulah kemudian yang dibuktikan dalam sejarah Islam klasik, ketika kaum muslim memiliki jiwa kosmolitan yang sejati. Kemudian keadaan jadi baerbalik, ilmu pengetahuan Islam mulai mengalir dan pindah ke Barat dan seteleh menggunangkan dunia Barat selama dua atau tiga abad, ilmu pengetahuan Islam akhirnya dapat mereka akomodasi, dengan cara antara lain memisahkan ilmu dari iman (Kristen) karena memang tidak ada hubungan organik antara keduanya. Pada abad ke-16 ilmu pengetahuan bangsa-bangsa Barat sudah lebih unggul daripada ilmu pengetahuan kaum muslim.3

Dalam analisis Fazlur Rhaman dinyatakan bahwa semasa masa klasik (850M-1200M) sampai masa awal abad pertengahan (1200M-1800M), umat Islam memiliki kekayaan ilmu dan pengetahuan akan tetapi memasuki abad pertengahan sampai akhir abad ke-19 M umat Islam mengalami kemunduran khususnya dalam bidang pendidikan. Ditengah keterpurukan pada sistem

2

Baharuddin dkk, Dikotomi Pendidikan Islam, hlm.107-108.

3

yasmadi, Modernisai Pesantren: kritikan Nurcholis Madjid terhadap pendidikan Islam tradisional, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), II, Hlm.142.

(17)

17

pendidikan Islam, yang terjadi adalah adopsi besar-besaran terhadap sistem pendidikan barat. Namun langkah tesebut ternyata justru menimbulkan masalah baru, misalnya dalam sains dan teknologi umat islam tidak mengalami kemajuan, justru yang terjadi pada umat islam adalah degradasi pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai ajaran islam. Realita ini juga menjadi sebuah keprihatinan mendalam atas hal yang terjadi pada umat islam sejak kemundurannya dalam percaturan era peradaban dunia, hingga kinipun masih terasakan, bahkan masih dianggap sebagai sebuah “kebenaran yang terbantahkan” yang wajib dipertahankan oleh sebagian kaum muslimin, yakni dengan adanya dikotomi ilmu yang berlebihan, besifat diskrimantif dan bahkan deskruktif.4

Dikotomi ini pada perkembangannya berdampak negatif terhadap kemajuan Islam atau umat Islam sendiri. Pada kerangka ini setidaknya ada empat masalah akibat dikotomi ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama. Pertama, munculnya ambivalensi dalam sistem penddikan Islam. Kedua, munculnya kesenjangan antar sistem pendidikan Islam dan ajaran Islam. Ketiga, terjadinya disintegrasi sistem pendidikan Islam. Keempat, munculnya inferioritas pengelola lembaga pendidikan Islam.5

Yang cukup riskan adalah adanya dikotomi ilmu ini juga telah melahirkan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang lemah dalam ranah metodologi.6 Lembaga pendidikan Islam yang sudah dikembangkan sejak zaman Rasul, Khulafa al- Rasyidin, hinga masa kejayan Islam dengan

4

Baharuddin dkk, Dikotomi Pendidikan Islam, hlm. 21-22.

5

Baharuddin dkk, Dikotomi Pendidikan Islam, hlm. 224.

6

(18)

18

sistemnya yang khas, masing-masing terus berjalan dengan baik sampai Islam mengalami puncak kejayaannya, bahkan sampai jatuhnya Baghdad dan keruntuhan khilafah islamiyah. Hingga kini, sistem atau pola pendidikan Islam yang pernah ada tersebut masih terus eksis pada sebagian institusi, hanya saja mengalami perubahan yang sangat dramatis setelah terjadinya peristiwa mihnah yang kemudian disusul dengan pernyataan konfrontatif penuh kebencian oleh para ulama dalam menyikapi ilmu filsafat yang dianggap bertentangan dengan aqidah Islam.7

Kasus lain yang ditemui dalam sejarah pendidikan agama Islam adalah eksplorasi berlebihan tanpa filter dalam ilmu filsafat. Dalam kajian ilmu filsafat terjadi pencampuradukan antara ilmu filsafat dan ilmu kalam, sehingga ilmu kalam menelan mentah-mentah filsafat dan dituangkan langsung dalam berbagai buku dengan nama ilmu tauhid, yaitu pembahasan problem ilmu kalam dengan menekankan penggunaan semantik (logika) Aristoteles sebagai metode, sama dengan yang ditempuh para filosof. Sejak saat itu, berabad-abad berikutnya kaum Muslimin takut mendekati ilmu filsafat yang dituduh dapat membawa kepada kekufuran dan ilhad (atheisme), bahkan sebagian lainnya mengharamkan untuk mempelajarinya.8

Pesantren yang diakui sebagai model pendidikan awal (Islam) di Indonesia sampai saat ini masih eksis dan mampu memertahankan kredibilitasnya di masyarakat. Meski demikian, peran pesantren saat ini boleh dikatakan sangat terbatas karena pengelolaannya kurang kredibel dan fasilitas

7

Baharuddin dkk, Dikotomi Pendidikan Islam, hlm. 222.

8

(19)

19

yang di miliki juga apa adanya. Pengeloaan pesantren yang apa adanya tersebut dilihat dari kurikulum sebagian pesantren yang belum dikembangkan dan di sesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.9

Pondok pesantren merupakan salah satu cikal bakal dan pilar pendidikan di Indonesia, selain pendidikan umum dan madrasah. Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang telah terbukti berperan penting dalam melakukan transmisi ilmu-ilmu keagamaan di masyarakat.10

Keunikan pesantren memang terletak pada kepemimpinan para kyai yang merupakan personifikasi utuh dari sistem nilai di lingkungan komunitas santri. Kyai juga menempati posisi puncak dalam struktural sosial komunitas santri. Mereka menempati posisi tersebut karena kelebihannya dalam penguasaan ilmu agama; kesalehannya dalam menjalankan ibadah, pengayoman yang diberikan kepada para pengikutnya, serta kelebihan lain yang dipandang tidak dimiliki orang awam (orang umum).11

Peran kyai sangat fenomenal dan signifikan dalam keberlangsungan atau eksistensi sebuah pesantren, sebab kyai adalah sebuah elemen dari beberapa elemen dasar sebuah pesantren. Pesantren terdiri dari lima elemen pokok, yaitu; kyai, santri, masjid, pondok, dan pengajaran kitab-ktab Islam klasik. Sekalipun kelima elemen ini saling menunjang eksistensi sebuah pesantren, tetapi kyai memainkan peranan yang begitu sentral dalam dunia

9

Mohammad Roqib, Ilmu Pendidikan Islam; Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, (Jogjakarta: LKIS, 2009), hlm.149.

10

Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam Di Indonesia Pascakemerdekaan, (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm.20

11

Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam Di Indonesia Pascakemerdekaan, hlm.23-24

(20)

20

pesantren. Keberadaan seorang kyai dalam lingkungan sebuah pesantren laksana jantung bagi kehidupan manusia. Intensitas kyai memperlihatkan peran yang otoriter disebabkan karena kyailah perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin, dan bahkan juga pemilik tunggal sebuah pesantren.

Sebagai salah satu unsur dominan dalam kehidupan sebuah pesantren, kyai mengatur irama perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren dengan keahlian, kedalaman ilmu, karismatik, dan ketrampilannya. Sehingga tidak jarang sebuah pesantren tanpa memiliki manajemen pendidikan yang rapi. Segala sesuatu terletak pada kebijaksanaan dan keputusan kyai.

Dalam studi pendahuluan, Penulis menemukan adanya indikasi dampak dikotomi ilmu terhadap pesantren, seperti pandangan menurut salah satu pengasuh pondok pesantren di wilayah purwokerto yaitu Mohammad Roqib, selaku pengasuh Pesantren An Najah, bahwa kurikulum sebagian pesantren belum dikembangkan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Sebagai akibatnya, para alumni pesantren juga sering kali gagap dalam menghadapi tantangan zaman.12

Meski banyak kelemahan yang dimiliki pesantren, sebagian besar diantaranya masih tetap mendapatkan tempat di hati masyarakat muslim Indonesia. Terlebih lagi pesantren yang memiliki figur kharismatik, mampu menjaga kualitas keilmuannya, berkosentrasi penuh terhadap perkembangan

12

(21)

21

keilmuan para santri, dan mampu membangun komunikasi yang baik dengan komunitas sosial dan pemerintah.

Pendidikan pesantren yang telah melengkapi program pendidikannya diakui mampu memberikan pendidikan integratif dan komprehensif; integrasi ilmu dengan moralitas santri. Untuk itu pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia hendaknya tidak mengenal adanya dikotomi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, namun harus menggabungkan antara kedua pendidikan tersebut.

Dari pemaparan tersebut penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pandangan para pengasuh pesantren sebagai tokoh sentral dan pemegang kebijakan dalam sistem pendidikan di pesantren, mengenai dikotomi keilmuan.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah

1. Bagaimana Persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror Terhadap Dikotomi Keilmuan?

2. Apa dampak dikotomi ilmu agama dan ilmu umum terhadap pendidikan islam di pondok pesantren menurut Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror?

(22)

22

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui Persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror Terhadap Dikotomi Keilmuan

2. Mengetahui pendapat Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror Terhadap dampak Dikotomi Keilmuan

3. Mengetahui pengaruh dikotomi keilmuan terhadap pendidikan Islam di pesantren

Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Memenuhi syarat-syarat dan melengkapi tugas-tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Purwokerto.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang dikotomi ilmu dan pengaruhnya terhadap pendidikan Islam, khususnya di pesantren.

3. Untuk memberikan wawasan yang memadai bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi, demi tercapainya kemajuan yang seimbang antara kemajuan di bidang agama dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Informasi yang diperoleh dari tulisan ini dapat dimanfaatkan oleh suatu institusi pendidikan sebagai sumbangsih dalam mengupayakan penambahan khazanah ilmu pengetahuan yang memadukan antara ilmu agama dan ilmu umum.

(23)

23 D. Kajian Pustaka

Masalah dikotomi ilmu bukan hal baru dalam dunia pendidikan, hal ini menyebabkan sudah banyak penelitian atau buku yang membicarakan tentang permasalahan ini.

Pertama, buku yang berjudul Dikotomi Ilmu Pendidikan Islam karya Baharuddin, dkk. Dalam buku tersebut memaparkan sejarah timbulnya dikotomi ilmu serta implikasinya terhadap umat Islam

Kedua, Skripsi karya Eko Budi Utomo, yang ditulis pada tahun 2014 dengan judul Pesantren dan Dikotomi Ilmu (Study Pemikiran Abdurrahman Mas‟ud) penelitian ini dipusatkan perhatiannya pada penyelidikan pemikiran Abdurrahman Mas‟ud tentang pendidikan Islam serta pemikirannya tentang pesantren dan dikotomi ilmu.

Ketiga, Skripsi karya Andi Sastra, yang ditulis pada tahun 2010 dengan judul Rekontruksi Pendidikan Islam (Telaah Problematika Dikotomi Pendidikan Menurut Muhaimin). Skripsi ini lebih menitikberatkan kepada konsep rekonstruksi pendidikan Islam menurut Muhaimin.

Dari semua penelitian di atas belum ada yang meneliti tentang dampak dikotomi ilmu terhadap pesantren menurut Kyai Taufiqurrohman, terlebih lagi sepengetahuan penulis, di IAIN Purwokerto sendiri belum ada skripsi yang pernah membahas tentang dikotomi ilmu. Dengan demikian penulis merasa perlu diadakan penelitian ini guna memperkaya informasi dan semoga bisa menjadi bahan pembelajaran demi kemajuan pendidikan Islam.

(24)

24 E. Sistematika Pembahasan

Penyusunann skripsi ini terdiri dari halaman judul, halaman pernyataan keaslian, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, kata pengantar, pedoman translitasi, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak skripsi. Bagian selanjutnya akan dibahas dalam bentuk bab-bab.

Bab I yang merupakan pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini dijelaskan latar belakang masalah yang merupakan alasan pemilihan masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II membahas landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, berisi pemaparan pengertian dikotomi ilmu, sejarah dikotomi ilmu, implikasi dikotomi ilmu, pengertian pesantren, tipologi pesantren dan sistem pembelajaran pesantren.

Bab III berisi metode penelitian yang digunakan. Metode penelitian tersebut meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, metode pengumpulan data penelitian, metode analisis data penelitian

Bab IV merupakan analisis dan hasil pembahasan. Pada bab ini akan dibahas mengenai penyajian data dan analisis data mengenai persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror terhadap dikotomi keilmuan.

(25)

25 BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan kemudian dianalisis dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, selanjutnya penulis menyimpulkan persepsi Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Darul Abror terhadap dikotomi keilmuan. Maka dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dampak dikotomi ilmu terhadap pesantren masih sangat terasa ditandai dengan berbagai hal, yaitu:

1. Disintegrasi sistem pendidikan

Walaupun para pengelola pesantren sudah tidak menganut faham dikotomi ilmu bahkan banyak diantaranya yang memasukan berbagai disipin ilmu dalam sistem pendidikannya, namun hubungan berbgai disiplin ilmu itu belum terintegrasi secara harmonis.

2. Inferioritas lembaga pendidikan

Walaupun diakui bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan alternatif yang banyak diminati masyarakat namun baik lembaga pendidikan maupun output dari pendidikannya masih dipandang sebelah mata

3. Kurikulum belum sistematis

Pada sebagian pesantren istilah kurikulum tidak dapat ditemukan, walaupun esensi materinya ada dalam praktek pengajaran, bimbingan

(26)

26

rohani dan latihan kecakapan dalam kehidupan sehari-hari di pesantren. Semua itu merupakan satu kesatuan dalam proses pendidikannya.

B. Saran-saran

Pada bagian akhir skripsi ini, perkenankanlah penulis memberikan saran atau usulan sebagai masukan untuk lebih meningkatakan mutu lembaga pendidikan Islam

1. Bagi Pemerintah

a. Membuat sistem pendidikan yang terintegrasi

b. Mempermudah sistem birokrasi dalam pendidikan sehingga tidak terkesan kaku dan memaksakan

2. Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan Islam a. Menguatkan idelogi pendidikan Islam

b. Membuat kurikulum yang terukur dan terarah

c. Bekerjasama dengan semua elemen dlam pendidikan 3. Bagi Masyarakat

a. Meluruskan niat dalam menjalani pendidikan

b. Menyadari bahwa pendidikan bukanlah semata-mata bertujuan pragmatis namun yang lebih penting adalah bermuara untukn mendapatkan ridlo Alloh SWT.

Alhamdulillahi robbil „alamin, Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan segala nikmat yang tidak terhitung. Sehingga penulis dapat

(27)

27

menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan juga umatnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat berkah dan syafa‟at dari beliauPenulis menyadari betul bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan skripsi ini. Penulis tidak bisa memberikan balasan apa-apa, hanya iringan doa semoga semua pihak yang telah membantu mendapatkan kebaikan dan balasan pahala dari Allah SWT.

Di dalam penulisannya, penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang merupakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT yang maha bijaksana, penulis berdoa dan memohon semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pihak pada umumny. Amin...

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Hery Noer dan Munzier. 2003. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani

Arifin, Muzayyin. 2011. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Baharuddin dkk. 2011. Dikotomi Pendidikan Islam: Historisitas dan Implikasi pada Masyarakat Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya

Bruinessen, Martin Van. 1995. Kitab Kuning; Pesantren Dan Tarekat. Bandung: Mizan

Daulay, Haidar Putra. 2000. Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Tiara Wacana

Dhofier, Zamakhsyari. 1982. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES

Djamas, Nurhayati. 2009. Dinamika Pendidikan Islam Di Indonesia Pascakemerdekaan. Jakarta: Rajawali pers

Ihsan, Fuad. 1997. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Madjid, Nurcholis. 1985. Merumuskan Kembali Tujuan Pendidikan Pesantren, dalam Pergumulan Dunia Pesantren. Jakarta: P3M

Mas‟ud, Abdurrachman dkk. 2001. Paradigma Penddian Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mas‟ud, Abdurrahman. 2004. Intelektual Pesantren. Yogyakarta: LKiS Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS

Maunah, Binti. 2009. Tradisi Intelektual Santri: Dalam Tantangan dan Hambatan Pendidikan Pesantren. Yogyakarta: Teras

Miles, Matthew dan A. Michael Hubaerman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press

Mohammad Roqib. 2009. Ilmu Pendidikan Islam; Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Jogjakarta: LKIS

(29)

Singarimbun, Mantra dan Kasto Dalam. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

Soehadha, Mohammad. 2008. Metode Penelitian Sosiologi Agama Kualitatif. Yogyakarta: Teras

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suyoto. 1989. Pesantren Dalam Alam Pendidikan Nasional, dalam M. Dawam Rahardjo, Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES

Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras

Wahjoetmo. 1887. Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan. Jakarta: Gema Insani Press

Yasmadi. 2005. Modernisai Pesantren: kritikan Nurcholis Madjid terhadap pendidikan Islam tradisional. Ciputat: Quantum Teaching

Referensi

Dokumen terkait

Dan semua pemborosan tersebut dapat berupa sampah halus tepung yang berterbangan atau tepung yang kehilangan daya ikat dengan adonan dan menjadi kering sehingga tidak bisa

Pertamina (Persero) Suplai & Distribusi Region III Depot Malang pada tahun 2012, akan digunakan data pendistribusian bahan bakar minyak Premium tiap bulan pada tahun

1. Moral ekonomi berpengaruh terhadap perilaku ekonomi nelayan di Kabupaten Sampang Madura. Meningkatnya moral ekonomi nelayan di Kabupaten Sampang Madura yang meliputi

Manajemen perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon seyogyanya mencakup enam komponen (pilar) utama: (1) Pengendalian intensitas (laju) dan cara (teknologi) penangkapan ikan,

Agar lebih mudah melihat cakupan jaringan penguat sinyal maka lingkaran cakupan setiap titik yang terdapat pada Contoh 1 dan Contoh 2 akan dikonversi ke dalam

79 Kota Sibolga, tepatnya dalam kamar tidur rumah korban dimana saat itu saksi korban bersama dengan saksi Gabriel Santika Pasaribu sedang menonton TV diruang tamu dan

sektor pada minggu ke t. b = bid price tertinggi saham perusahaan ke-i berdasarkan jenis sektor pada minggu ke t. SJSK = seluruh jenis sektor. PDJS = sektor perdagangan

Skripsi berjudul Penerapan Laporan Biaya Kualitas Terhadap Kualitas Produk (Studi Kasus Pada UD. Dua Dewi Keripik Nangka Q-Ecco di Puger), telah diuji dan disahkan