• Tidak ada hasil yang ditemukan

GANESHA CIVIC EDUCATION JOURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GANESHA CIVIC EDUCATION JOURNAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

107

GANESHA CIVIC EDUCATION JOURNAL

Volume 2 Issue 2 Oktober 2020 P-ISSN : 2714-7967 E-ISSN : 2722-8304

Universitas Pendidikan Ganesha https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/GANCEJ

-Pemetaan Nilai-Nilai Karakter dalam Praktek Mata Pelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 5 Singaraja

I. Lestarih Ningrat

a,1*

, I Gusti Ketut Arya Sunu

b,2

, Sukadi

c,3 a,b,c

Universitas Pendidikan Ganesha

1

inggitlestari1997@gmail.com

*;

2

arya.sunu@undiksha.ac.id

;

3

adhys_pkn@yahoo.com

*Korespondensi Penulis

Info Artikel

________________ Sejarah Artikel: Disubmit: 16 Agustus 2020 Direvisi: 15 September 2020 Diterima: 2 Oktober 2020 ________________ Keywords:

Mapping; character values; Civic Education

____________________

Abstrak

___________________________________________________________________

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan nilai-nilai karakter dalam praktek Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 5 Singaraja Tahun ajaran 2019/2020. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan dengan metode survey. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 181 siswa yang terdiri dari siswa kelas VII, VIII, dan IX. Teknik pengambilan data menggunakan kuisioner yang diberikan kepada siswa. Hasil yang didapatkan dari pemetaan nilai-nilai menunjukkan bahwa penalaran nilai termasuk dalam kategori “sedang”, untuk orientasi nilai termasuk dalam kategori “sangat tinggi” dan untuk implementasi nilai termasuk dalam kategori “tinggi”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemetaan nilai-nilai karakter dalam praktek Mata Pelajaran PPKn tergolong baik.

Abstract

___________________________________________________________________

The study aims to know the mapping of character values in practice subjects at the SMP Negeri 5 Singaraja, period 2019/2020. Types of research is a descriptive study conducted by using survey method. Number of sample 181 students based on data data collection techniques used are approximate samples and random samples of class VII, VIII, and IX students. Data collection techniques using questionnaires which are given to the students. The results obtained from the mapping of values indicate that value reasoning falls under the "moderate" category, for value orientation falls under the "extremely high" category and for the implementation of values into the "high" category. So it could be concluded that the mapping of character values in pancasila education and citizenship subjects is good.

© 2020 Universitas Pendidikan Ganesha * Alamat korespondensi:

Jl. Udayana No.11, Banjar Tegal, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali 81116

P-ISSN : 2714-7967 E-ISSN : 2722-8304

(2)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 2 Issue 2 Oktober 2020

108

PENDAHULUAN

Dewasa ini, pengaruh globalisasi sangat signifikan misalnya dapat menggeruskan moral serta karakter bangsa. Upaya untuk melindungi kepentingan WNI yang dilakukan melalui perangkat hukum diharapkan mampu menciptakan norma hukum. Globalisasi membawa perubahan terhadap pola berpikir sertatingkah laku masyarakat dan bangsa Indonesia, terutama masyarakat kalangan generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh nilai-nilai dan budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya dan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda agar tidak kehilangan kepribadian sebagai bangsa Indonesia. Upaya yang sangat ampuh dalam mencegah masalah tersebut adalah dengan pendidikan. Pendidikan sangat berperan penting dalam memperkokoh kembali karakter bangsa.

Yaumi (2018:6) mengemukakan bahwa pendidikan yang dimaksud harus dilandaskan dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.Pendidikan karakter berasal dari dua kata yaitu pendidikan dan karakter, keduanya memiliki arti yang berbeda. Menurut Budiyanto (dalam Haitami, 2016: 27) pendidikan adalah mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang prosesnya berlangsung secara terus menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia. Aspek yang dipersiapkan dan ditumbuhkan itu meliputi aspek badannya, akalnya, dan ruhani sebagai suatu kesatuan tanpa mengesampingkan salah satu aspek dan melebihkan aspek yang lain. Persiapan dan pertumbuhan itu diarahkan agar ia menjadi manusia yang berdaya guna bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat serta dapat memperoleh suatu kehidupan yang sempurna.

Sedangkan karakter menurut Bije Widjayanto (dalam Haitami, 2016:29) adalah kebiasaan seseorang terbentuk dari tindakan yang dilakukan berulang-ulang setiap hari. Tindakan-tindakan tersebut pada awalnya disadari atau disengaja, tetapi karena begitu seringnya tindakan yang sama dilakukan maka pada akhirnya sering kali kebiasaan tersebut menjadi refleks yang tidak disadari oleh orang yang bersangkutan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan karakter adalah sebuah pembimbingan dan penanaman ilmu yang bertujuan membuat tingkah laku seseorang menjadi lebih baik lagi.

Salah satu pendidikan yang berorientasi pada pendidikan karakter adalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki dimensi kajian yang terdiri dari dimensi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki dua objek keilmuwan, yaitu objek material dan objek formal. Objek material PPKn adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan warga negara baik empirik maupun non empirik yang meliputi wawasan, sikap, dan perilakuwarga negara dalam kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek formalnya mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warganegara dan negara (termasuk hubungan antar warganegara) dan segi pembelaan negara.pendidikan nilai karakter di sekolah diharapkan mampu mengubah sikap dan kepribadian peserta didik dalam kesehariannya. Fungsi dari mata pelajaran PPKn adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.Jadi, tenaga pendidik tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, akan tetapi aspek afektif dan psikomotor juga harus ditekankan. Peserta didik harus mampu mengimplementasi pengetahuan dan keterampilan sikap dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2005: 34) bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, danketerampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untukberpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.Berdasarkan pendapat di atas jelasbagi kita bahwa PPKn bertujuan mengembangkan

(3)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 2 Issue 2 Oktober 2020

109

potensi individu warga negara, guna membentuk warga negara yang baik dan pintar (to be good and smart citizenship).

Selain fungsi pendidikan yang sesuai dengan UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tersebut menjelaskan bahwa pendidikan nasional berporos pada 3 aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dapat dikatakan bahwa pemerintah tidak hanya memusatkan pendidikan nasional pada ranah kognitif saja atau kecerdasan intelektual akan tetapi juga pada ranah afektif dan psikomotor yang didalamnya terdapat pendidikan karakter. Tetapi pada kenyataan atau realita yang terjadi di lapangan, pendidikan yang dilaksanakan masih belum optimal.

Dapat dilihat bahwa permasalahan diatas begitu kompleks, tentu saja hal ini dapat menghambat tertanamnya nilai karakter pada masing-masing siswa. Hal ini diperlukan adanya pemetaan untuk mengetahui seberapa menonjol nilai-nilai karakter yang dimiliki siswa. Peneliti akan melakukan pemetaan dimulai dari penalaran nilai, orintasi nilai, dan implementasi nilai. Secara garis besar mata pelajaran PPKn telah memberikan atau menanamkan nilai-nilai karakter didalam materi, akan tetapi minimnya waktu pembelajaran yang diberikan juga menjadi alasan mengapanilai-nilai karakter masih belum optimal.

Menurut Soekadijo (dalam Ikhsan : 2016) penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Soekadijo menyatakan penalaran adalah rangkaian proses berpikir dimulai dari pengamatan indera atau observasi empiris. Sedangkan nilai adalah sesuatu yang berlaku, sesuatu yang memikat atau menghimbau kita (Murdiono:2010). nilai merupakan sesuatu yang baik dan berharga, baik dalam konsep benda atau tingkah laku manusia. Jika dilihat dari konsep manusia, seseorang dikatakan mempunyai nilai apabila tingkah laku dan perbuatannya dianggap baik. Anggapan baik dan buruknya atau bernilai tidak seseorang memerlukan pandangan dari banyak orang.Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahwa penalaran nilai adalah sebuah proses pemikiran baru tentang sebuah konsep tingkah laku manusia. Pendekatan yang digunakan dalam penalaran nilai adalah pendekatan analisis nilai (values analysis approach) dan pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach). Menurut Bunyamin(2007:127) Pendekatan analisis nilai merupakan pendekatan pembelajaran yang banyak dikembangkan pada nilai pendidikan moral atau efektif. pendekatan analisis nilai memberikan penekanan secara logis, dengan cara menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial yang terjadi. Sedangkan pendekatan Klarifikasi nilai merupakan pendekatan untuk pendidikan moral yang menekankan pada upaya membantu orang untuk mengklarifikasi untuk apa mereka hidup dan apa yang layak untuk dikerjakan dalam hidup ini, murid didorong untuk mendefinisikan sendiri nilai dari mereka dan memahami nilai diri orang lain.

Menurut Nawawi (208: 2018) orientasi adalah pengakraban dan penyesuaian dengan situasi atau lingkungan, dengan kata lain orientasi adalah landasan pemikiran dalam rangka penentuan sikapyang baik. Sebenarnya orientasi nilai merupakan sebuah konsep yang lebih mendalam dan lebih luas dari konsep nilai itu sendiri. Kluckhohn (dalam Amri 2014) menyatakan bahwa orientasi nilai adalah suatu konsepsi yang umum tentang alam, tentang tempat manusia, tentang hubungan manusia dan manusia, dan tentang desirable dan non desirable. Dalam orientasi nilai terdapat dua macam poros yaitu (1) Nilai Personal, adalah nilai yang berorientasi pada diri. Misalnya, suatu prestasi akademik yang sering diidentifikasi melalui indikator-indikator perilaku seperti memiliki ranking yang bagus, mengerjakan tugas tepat waktu, atau memperoleh nilai tes yang bagus. (2) nilai sosial adalah nilai yang berorientasi pada orang lain. Misalnya, mampu memaafkan orang lain, memiliki rasa empati, memiliki sosiabilitas yang tinggi, dan ramah kepada orang lain (Pursika 2009: 37).

Sedangkan implementasi nilai adalah suatu kegiatan yang terencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Guntur setiawan (2004: 39) menyatakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan serta proses interaksi antara tujuan dan tindakan serta memerlukan jaringan pelaksana birokrasi yang efektif. Sedangkan menurut Tachjan implementasi adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan setelah adanya kebijakan. Dari pemaparan

(4)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 2 Issue 2 Oktober 2020

110

diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah hasil yang tertuang dalam tindakan dari suatu kegiatan yang terencana. Jika dikaitkan dengan nilai, implementasi nilai adalah suatu tingkah laku manusia yang berbentuk nyata atau konkret dari suatu perencanaan. Jadi, impementasi tidak hanya berbicara mengenai tindakan saja tapi harus sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya dirancang.

Adapun Inti dari permasalahan yang terdapat pada SMP Negeri 5 Singaraja adalah terdapat beberapa nilai karakter yang belum terimplementasi dengan baik. Jika ditinjau dari kebiasaan sehari-hari siswa disekolah yaitu masih kurangnya sikap disiplin. Masih banyak ditemukan siswa sering terlambat saat pelaksanaan upacara bendera pada hari Senin dikarenakan berbagai alasan. Selain itu kurangnya sikap peduli lingkungan, siswa masih banyak yang membuang sampah sembarangan bahkan meletakkan bungkus makanan dikolong meja, padahal sudah terdapat tempat sampah organik dan organik di depan kelas yang sudah disediakan sekolah. Contoh nilai karakter lain yang belum terimplementasi dengan baik di dalam kelas yaitu kurangnya sikap jujur, banyak siswa yang menyontek dan bekerja sama saat ulangan.

Dapat dilihat bahwa permasalahan diatas begitu kompleks, tentu saja hal ini dapat menghambat tertanamnya nilai karakter pada masing-masing siswa. Hal ini diperlukan adanya pemetaan untuk mengetahui seberapa menonjol nilai-nilai karakter yang dimiliki sisiwa. Peneliti akan melakukan pemetaan dimulai dari penalaran nilai, orintasi nilai, dan implementasi nilai. Secara garis besar mata pelajaran PPKn telah memberikan atau menanamkan nilai-nilai karakter didalam materi akan tetapi minimnya waktu pembelajaran yang diberikan juga menjadi alasan mengapa nilai-nilai karakter masih belum optimal. Akan tetapi, SMP Negeri 5 Singaraja telah menanamkan nilai karakter seoptimal contohnya dengan mengadakan upacara bendera setiap hari senin, Tri Sandya dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pembelajaran dimulai, melakukan tepuk PPK (Tepuk Penguatan Pendidikan), dan kegiatan literasi setiap hari kamis. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris. Mengkaji prinsip-prinsip yang berasal dari bahan literatur yang ada,lebih lanjut dilihat penerapan regulasi tersebut pada kenyataan sosial di masyarakat. Approach method in this research is empirical approach, dimana kajian yang memandang kenyataan yang mencakup kenyataan sosial, kenyataan kultur dan mengkaji secara in action.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono: 2010). Pendekatan Kasus (case approach)

mencakup pemangku kepentingan dan kunci indikator kinerja (KPI) (Purnamawati, I.G.A., Adnyani, N.K.S., 2000 : 143). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang internalisasi nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka melalui penerapan tiga nilai yaitu penalaran nilai, orientasi nilai dan implementasi nilai. Teknik Analisis data merupakan langkah untuk menentukan hasil dari suatu penelitian, teknik analisis data bertujuan menyimpulkan hasil dari penelitian. Penelitian deskritif kuantitatif ini merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk menentukan karakteristik individu atau kelompok (Syamsudin 29 : 2011). Penelitian ini menilai sifat dari kondisi-kondisi yang tampak. Tujuan dalam penelitian ini dibatasi untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya.

Lokasi penelitian ini berada di SMP Negeri 5Singaraja yang terletak di Jalan Pulau Irian, Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Sedangkan, waktu penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 di SMP Negeri 5 Singaraja.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di SMP Negeri 5 Singaraja. Sedangkan, sampel dari penelitian ini adalah kelas VIIA dan VII D, kelas VIII B dan VIII C, kelas IX F dan IX G. Penentuan kelas tersebut ditentukan secara acak. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini

(5)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 2 Issue 2 Oktober 2020

111

menggunakan kuesioner (angket). Sedangkan, teknik analisis data dari penelitian ini dimulai dari : Mean, Median, Modus, Standar Deviasi, dan Grafik Radar.

Pertama, untuk dapat menentukan mean atau rata rata dari data kelompok maka kita perlu menjumlahkan semua data kemudian membaginya dengan banyaknya data tersebut. Namun, karena penyajian data kelompok tersebut diberikan dalam bentuk yang berbeda, maka rumus untuk mencari nilai mean (rata rata) untuk data kelompok itu terlihat sedikit berbeda dengan cara mencari nilai mean (rata rata) pada data tunggal. Kedua, Median adalah data tengah setelah diurutkan. Pada data tunggal, nilai median tersebut dapat dicari deng an mengurutkan datanya terlebih dahulu kemudian mencari data yang terletak tepat di tengahnya.cara ini Hampir sama dengan cara mencari median pada data tunggal, nilai median pada data kelompok juga merupakan nilai tengah dari suatu kumpulan data. Karena bentuk penyajian datanya disajikan dalam bentuk kelompok, maka datanya tidak dapat diurutkan seperti pada data tunggal. Ketiga, Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau data yang memiliki nilai frekuensi paling tinggi.untuk mencari nilai modus pada data tunggal sangat mudah, yaitu dengan cara mencari nilai data dengan frekuensi paling banyak. Keempat,Standar deviasi adalah nilai statistik yang digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, ini dihitung sebagai akar kuadrat dari varian dengan menentukan variasi antara setiap titik data relatif terhadap rata-rata. Jika titik data lebih jauh dari rata-rata, ada penyimpangan yang lebih tinggi dalam kumpulan data dengan demikian semakin menyebar data, semakin tinggi standar deviasi. Kelima, Grafik radar adalah grafik yang digunakan untuk mengetahui sebaran datayang pada umumnya disebut dengan grafik laba-laba. Grafik ini berfunsi untuk menampilkandata multivariat dalam bentuk grafik dua dimensi dari tiga atau lebih variabel kuantitatif yang diwakili pada sumbu yang sama. Upaya penggalian, analisis, dan pemetaan fokus masalah penelitian dilakukan dengan mengacu pada model analisis lintas situs.

Hasil penelitian terdiri dari variabel tunggal yaitu Pemetaan Nilai-Nilai Karakter Dalam Praktek Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di SMP Negeri 5 Singaraja. Definisi operasional dari pemetaan nilai-nilai karakter adalah wujud dari internalisasi nilai-nilai karakter yang dibagi dalam tiga tahap yaitu penalaran, orientasi, dan implementasi. Peneliti mengukur dimensi nilai-nilai karakter kedalam lima sila pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Singaraja selama kurang lebih 2 minggu, dan data dikumpulkan melalui sampel peserta didik sebesar 181 siswa.Penelitian ini diukur menggunakan angket atau kuisioner.

Menurut Sugiyono (200 : 199) angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tujuan dari penggunaan angket dalam penelitian adalah untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka menyusun laporan, untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain dan untuk mengambil sampling sikap atau pendapat dari responden.

Selain itu angket atau kuisioner ini digunakan untuk mengetahui nilai karakter yang paling dominan dimiliki siswa di masing-masing tahapan yaitu penalaran, orientasi, dan implementasi. Pada pembahasan akan digambarkan atau dideskripsikan data dari kelima sila yang dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Pengumpulan didapatkan dengan cara menyebar angket atau kuesioner sebanyak jumlah sampel dengan jumlah pernyataan ada 80 item.\ Berdasarkan analisis deskripsi terhadap data-data penelitian dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 21, terdapat deskriptif data yang menggambarkan mengenai mean, range, varians, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Tabulasi deskripsi dan hasil penelitian, berikut hasil hitungan dari SPSS deskripsi dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 21 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(6)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 2 Issue 2 Oktober 2020

112

Tabel 01 : Statistik Deskriptif Keseluruhan Pemetaan Nilai-Nilai Karakter Statistics NZ 0Z IZ N Valid 181 181 Litwise 0 0 Mean 54,14 89,40 86,99 Range 55 39 31 Minimum 18 61 69 Maximum 73 100 100 Std. Deviation 153,568 38, 609 45, 621 Keterangan :

NZ = Nilai Standar Penalaran Nilai OZ = Nilai Standar Orientasi Nilai IZ = Nilai Standar Implementasi Nilai

Berdasarkan tabel diatas, keseluruhan jumlah data yang terbaca oleh SPSS atau jumlah data yang valid adalah 181 data. Dimensi yang diukur dalam penelitian ini meliputi penalaran nilai, orientasi nilai, dan implementasi nilai.

Untuk penalaran nilai, nilai range adalah 55, nilai minimum 18, nilai maksimum 73, rata-rata (mean) 54,14, standar deviation (SD) adalah 12,392 dan variance 153,568. Rerata skor sebesar ini pada berada pada kategori “sedang”. Untuk orientasi nilai, nilai range adalah 39, nilai minimum 61, nilai maksimum 100, rata-rata (mean)89,40, standar deviation (SD) adalah 6,214 dan variance 38,609. Rerata skor sebesar ini berada pada kategori “sangat tinggi”. Sedangkan untuk implementasi nilai, nilai range adalah 31, nilai minimum 66, nilai maksimum 100, rata-rata (mean)89,99, standar deviation (SD) adalah 6,754 danvariance 45,621. Rerata skor sebesar ini berada pada kategori “tinggi”.

Gambar 01 : Histogram penalaran nilai

Berdasarkan histogram di atas, penalaran nilai didasarkan pada rata-rata hitung dan standar deviasi hasil pengujian. Rata-rata hitung penalaran nilai yaitu sebesar 3,19 sedangkan standar deviasinya sebesar 0,673. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikategorikan penalaran nilai di SMP Negeri 5 Singaraja tergolong sedang.

(7)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 2 Issue 2 Oktober 2020

113

Gambar 02 : Histogram orientasi nilai

Berdasarkan histogram di atas, orientasi nilai didasarkan pada rata-rata hitung dan standar deviasi hasil pengujian. Rata-rata hitung orientasi nilai yaitu sebesar 4,73 sedangkan standar deviasinya sebesar 0,458. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikategorikan orientasi nilai di SMP Negeri 5 Singaraja tergolong sangat tinggi.

Gambar 03 : Histogram imlementasi nilai

Berdasarkan histogram di atas,implementasi nilai didasarkan pada rata-rata hitung dan standar deviasi hasil pengujian. Rata-rata hitung implementasi nilai yaitu sebesar 4,27 sedangkan standar deviasinya sebesar 0,657. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikategorikan orientasi nilai di SMP Negeri 5 Singaraja tergolong tinggi.

Berdasarkan dari pemaparan diatas mengenai pemetaan nlai-nilai karakter, ditemukan hasil penelitian di SMP Negeri 5 Singaraja mengenai pemetaan nilai-nilai karakter tahun ajaran 2019/2020, peneliti mengetahui hasil penelitian ini melalui angket atau kuisioner yang dibagikan kepada siswa SMP Negeri 5 Singaraja.

Inovasi dari penelitian ini adalah inovasi dalam perumusan kebijakan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan dari setiap masing-masing pemetaan nilai. Pada aspek penalaran nilai siswa SMP Negeri 5 Singaraja berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 54,14%, aspek orientasi nilai siswa SMP Negeri 5 Singaraja dalam kategori sangat tinggi yaitu sebesar 89,4%, dan aspek implementasi nilai siswa SMP Negeri 5 Singaraja dalam kategori tinggi yaitu sebesar 49,7%.

Dilihat dari pemaparan diatas, pemetaan nilai-nilai karakter di SMP Negeri 5 Singaraja yaitu : pertama penalaran nilai, memiliki rata-rata sebesar 54,14% dengan rincian beberapa kategori. Kategori sangat rendah 6%, kategori rendah 13,3%, kategori sangat sedang 53,0%, kategori tinggi 33,1%. Dilihat dari kecenderungan penalaran nilai terdapat pada 53%, maka penalaran nilai berada

(8)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 2 Issue 2 Oktober 2020

114

dalam kategori sedang. Kedua orientasi nilai, memiliki rata-rata sebesar 89,4% dengan rincian beberapa kategori. Kategori sedang 6%, kategori tinggi 13,3%, kategori sangat tinggi 73,0%. Dilihat darikecenderungan orientasi nilai terdapat pada 73%, maka orientasi nilai berada dalam kategori sangat tinggi. Ketiga implementasi nilai, memiliki rata-rata sebesar 49,7%. Kategori sedang 11,6%, kategori tinggi 49,7%, dan ketegori sangat tinggi 38,7%. Dilihat dari kecenderungan implementasi nilai terdapat pada 49,7%, maka implementasi nilai berada dalam kategori tinggi.

Hasil analisis dari pemetaan nilai-nilai karakter menunjukkan nilai orientasi memiliki skala tertinggi dibandingkan penalaran nilai dan implementasi nilai. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan. Keberadaan aturan serta kepatuhan terhadap aturan tersebut akan mendukung efektifitas keberlakuannya.

Selain itu siswa sudah mampu dalam menentukan nilai dan sikap yang baik. Nilai yang dimaksud ini adalah nilai personal dan nilai sosial dari siswa tersebut. Nilai-nilai ini akan termanifestasi dari pikiran, sikap, dan perilaku masyarakat setempat dalam memandang, mengelola, serta memberikan manfaat bagi siswa. Seperti penjabaran diatas, dari nilai personal siswa mampu mengerjakan tugas tepat waktu, berprestasi di dalam kelas. Sedangkan dari nilai sosial atau yang menyangkut interaksi dengan orang lain seperti siswa mampu menghargai sesama teman dan menghormati guru.

Jika ditinjau lebih dalam, dari hasil olah data diatas yaitu penalaran nilai kategori “sedang”, orientasi nilai kategori “sangat tinggi” dan implementasi nilai kategori “tinggi” maka penulis menyimpulkan bahwasanya siswa unggul dalam orientasi nilai. Orientasi nilai yang dimaksud adalah dalam hal penentuan sikap yaitu siswa sudah sangat mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Hasil pemetaan tersebut yang termasuk kategori terendah adalah penalaran nilai. Hal ini membutikan bahwa siswa masih dalam tahap cukup untuk mengembangkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru yang berhubungan dengan nilai-nilai karakter dan juga cukup mampu untuk memecahkan masalah dari studi kasus yang diberikan. Sedangkan implementasi nilai memiliki kategori tinggi, hal ini membuktikan bahwa siswa mampu menerapkan nilai-nilai karakter di dalam kehidupan sehari-hari baik itu di dalam kepribadiannya, keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.

Nilai-nilai karakter merupakan hal mutlak atau wajib diajarkan kepada seseorang, dalam hal ini adalah siswa. Pernyataan ini dapat didukung oleh penelitian dari Widiantara Mahardika (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Pendidikan Karakter Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Seririt Kabupaten Buleleng” menemukan bahwa penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran kewarganegaraan dan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dapat dilakukan dengan berbagai macam pendekatan pada masing-masing karakter setiap mata pelajaran. Penelitian yang dilakukan Ananta (2019) “Model dan Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah Tsanawiyah Swasta Terpadu Mardlatillah Singaraja” menemukan pertama, model pendidikan karakter yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan karakter d MTs swasta Mardatillah Singaraja yaitu model integrasi dan model suplemen. Kedua, implementasi pendidikan karakter d MTs swasta terpadu Mardlatillah Singaraja dilakukan melalui tiga aspek yaitu melalui kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler, dan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan melalui program harian, migguan, bulanan, semester, dan tahunan. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Pandewanto (2019) “Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Ppkn Pada Siswa Madrasah Aliyah Syamsul Huda (MASDA) Desa Tegalinggah-Buleleng” menemukan bahwa di Madrasah Aliyah Syamsul Huda telah terjadi suatu proses internalisasi nilai-nilai karakter secara sistemik baik secara non akademik dan akademiknya dalam lingkungan Madrasah Aliyah Syamsul Huda.

Dilihat dari data yang sudah diperoleh dari aspek penalaran memiliki kategori sedang, ini dapat dilihat dari siswa sudah cukup mampu dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai umat beragama, membedakan antara baik dan buruknya tingkah laku, menjalankan hak dan kewajiban sebagai siswa, mencintai tanah air, dan bersikap toleransi terhadap segala bentuk perbedaan. aspek orientasi memiliki kategori sangat tinggi, ini dapat dilihat dari siswa sudah mampu menjalankan

(9)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 2 Issue 2 Oktober 2020

115

toleransi sesama umat beragama di dalam kelas, menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, menghargai teman yang beda agama di dalam kelas maupun dilingkungan sekolah, menghormati guru, mengerjakan tugas tepat waktu, berprestasi di dalam kelas, bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, tidak bersikap egois, memiliki jiwa nasionalis, dan sudah mampu menanamkan sikap hemat.

Pentingnya dilakukan penelitian ini, bahwa peneliti menilai ada pembalikan cara berpikir di kalangan masyarakat. Aspek implementasi memiliki kategori tinggi, ini dapat dilihat dari siswa yang sudah mampu menjalankan ibadah tepat waktu, berusaha menjadi penyumbang dana saat teman tertimpa musibah, hafal lagu-lagu wajib nasional dan daerah, mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, mencintai budaya Indonesia dengan melestarikan budaya daerah, mengikuti pemilihan ketua kelas, melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat, dan menjunjung tinggi keadilan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 5 Singaraja menunjukkan bahwa dari pemetaan nilai yaitu penalaran nilai, orientasi nilai, dan implementasi nilai diperoleh kategori tertinggi yaitu orientasi nilai.

Dengan hasil penelitian tersebut dapat disarankan kepada : 1) Guru, bahwasanya pemetaan nilai-nilai karakter ini tidak lepas dari peran sekolah terutama guru sebagai role model bagi siswa SMP Negeri 5 Singaraja guna meningkatkan nilai-nilai karakter.Sekolah merupakan wadah penting bagi anak-anak untuk menanamkan nilai-nilai karakter sejak dini selain dirumah. Untuk itu, guru berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Penanaman nilai-nilai karakter tidak cukup hanya melalui teori saja, akan tetapi guru harus mampu untuk menjadi role model atau contoh teladan bagi siswanya. 2) Pemetaan nilai-nilai karakter ini diharapkan mampu untuk nantinya bisa diterapkan didalam kehidupan sehari-hari serta dapat mengubah sikap siswa menjadi kepribadian yang sesuai dengan nilai. Penanaman nilai-nilai karakter dikatakan mencapai final apabila seseorang mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain dari faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam penanaman nilai-nilai karakter juga sangat dipengaruhi oleh diri sendiri. Di dalam diri sendiri harus mempunyai kemauan untuk berubah, untuk mau menanamkan nilai-nilai karakter di dalam dirinya. Hal terpenting dalam hal ini adalah dari faktor keluarga. Keluarga juga mempunyai peran besar di dalam pembentukan sebuah karakter dalam diri anak. Hal ini dikarenakan waktu anak lebih banyak diperoleh dirumah daripada disekolah.

Sedangkan saran bagi peneliti adalah Peneliti menyadari bahwasanya dalam melakukan penelitian Pemetaan Nilai-Nilai Karakter dalam Praktek Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 5 Singaraja ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi pemaparan maupun penulisan, oleh karena itu untuk selanjutnya terutama bagi peneliti yang meneliti nilai-nilai karakter diharapkan lebih baik lagi dalam mengembangkan penelitiannya. Selain itu diharapkan dalam meneliti nilai-nilai karakter akan menjadi pembelajaran juga bagi diri sendiri bahwasanya tertanamnya nilai-nilai karakter dalam diri itu sangat penting di dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Bunyamin, M. 2007. Model Pembelajaran Pendidikan Nilai. CV Maulana. Bandung.

Djahiri, A.K 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai Moral VCT dan Games Terhadap VCT. Bandung : Jurusan PMPKN FPIPS IKIP Bandung.

Ikhsan. 2016. Kemampuan Mahasiswa dalam Pembuktian Teoremapada Mata Kuliah Analisis Real 1. Universitas Muhammadiyah Gresik. Gresik.

(10)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 2 Issue 2 Oktober 2020

116

Kurnia, A. 2019. Model dan Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah Tsanawiyah Swasta Terpadu Mardlatillah Singaraja. (Skripsi). Jurusan PPKn, Undiksha Singaraja.

Marzali, A. 2014. Pergeseran Orientasi Nilai Kultural dan Keagamaan

Muhaimin. 2015. Implementasi Model Klarifikasi Nilai Dalam Mengembangkan Kompetensi Meneladani Perilaku Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW. Jurnal pendidikan dan pranata islam. Pandewanto, D. 2019. Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di

Madrasah Aliyah Syamsul Huda di Tegalinggah. PPKn. Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial. Universitas Pendidikan Ganesha.

Purnamawati, I.G.A, Adnyani, N.K.S. Performance Evaluation of Microfinance Institutions and Loacal Wisdom-Based Management Concept. (2020) Managemen Science Latters, 10 (2), pp. 143-152. https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57210934769

Pursika. 2009. Dasar Dan Konsep Pendidikan Moral. Singaraja. Undiksha.

Ramdhani. 2014. Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Universitas Garut.Sa’dullah, A. 2019. Pendidikan Karakter Kebangsaan. Malang : Inteligensia Media.

Salim, H. 2016. Pendidikan Karakter. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Setiawan, G. 2004. Impelemtasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Balai Pustaka: Jakarta. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Gambar

Tabel 01 : Statistik Deskriptif Keseluruhan Pemetaan Nilai-Nilai Karakter  Statistics  NZ  0Z  IZ  N  Valid  181  181  Litwise  0  0  Mean  54,14  89,40  86,99  Range  55  39  31  Minimum  18  61  69  Maximum  73  100  100  Std
Gambar 02 : Histogram orientasi nilai

Referensi

Dokumen terkait

Komitmen terhadap kompetensi yang sudah dimiliki oleh perusahaan, dengan pertumbuhan usaha yang cepat menjadi menjadi lemah dalam hal perekrutan, pelatihan, dan promosi pegawai

Anak Perempuan Susuan dari istri (jika istri menjadi pendonor ASI kepada seorang anak perempuan), sedang sang istri tersebut sudah disenggamai selama pernikahan. Demikian pula

Selain itu pengaruh orientasi pasar terhadap e-marketing juga didukung oleh hasil penelitian Tsiotsou dan Vlachopoulou (2011) yang menyatakan bahwa terdapat

mengolah data, mengidentifikasi, menganalisis, merumuskan, menyelenggarakan, membimbing, mengevaluasi, dan mengembangkan teori, konsep, metode, prosedur, peraturan, dan

Pada dasaranya wanita karir mendapatkan konsekuensi baik positif maupun negatif dari peran yang diemban.Salah satu konsekuensinya dalam membagi keseimbangan waktu antara

Resort Pemerihan merupakan bagian wilayah pengelolaan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan merupakan bagian dari ekosistem hutan hujan tropis dataran

Dari uraian penjelasan di atas dapat dipahami bahwasanya ajaran Here Krisna itu tidak dipertentangkan didalam ajaran agama Hindu walaupun pengakuan atas Tuhan dan pola

Paulus mau menekankan kepada jemaat bahwa pekerjaan yang dikerjakan di dalam atau di luar jemaat itu adalah suatu jasa, oleh karena itu keselamatan diperoleh tidak