• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan. Rudi Chandra Syahdar Makkarodda. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan. Rudi Chandra Syahdar Makkarodda. Abstrak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan Rudi Chandra

Syahdar Makkarodda

___________________________________________________________________________ Abstrak

Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan. Dengan inovasi pendidikan merupakan upaya dasar dalam memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam prakteknya dan usaha untuk merubah proses pembelajaran, peningkatan fasilitas belajar-mengajar dan peningkatan mutu profesional guru serta perubahan dalam situasi belajar yang menyangkut kurikulum. Mewujudkan inovasi dalam pendidikan diperlukan langka-langkah dan kebijakan yang mendasari perubahan terhadap pandangan dan perkembangan pendidikan.

Kata Kunci:Inovasi, Kebijakan dan Pendidikan

___________________________________________________________________________

1. PENDAHULUAN

Kebijaksanaan pendidikan yang dibuat oleh pemerintah guna tercapainya cita-cita dalam bidang pendidikan seperti yang diamanatkan oleh pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya yang dilakukan tersebut berupa pembaharuan atau inovasi dalam bidang pendidikan. Kebijakan-kebijakan tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, program-program, undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, dan sebagainya. Kebijakan-kebijakan tersebut sudah banyak yang dikeluarkan oleh pemerintah, di antaranya ada yang berkaitan dengan Inovasi Pendidikan. Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, relevansi pendidikan, serta implementasi kurikulum.

____________________________ Emailaddress:ypb.pesona1@gmail.com

(2)

A. Pembahasan

Kebijakan yang didasari pada falsafah suatu bangsa. Filsafat suatu bangsa adalah pandangan hidup suatu bangsa mengenai konsep tujuan dan cita-cita suatu bangsa itu sendiri, begitu pula dengan bangsa Indonesia yang memiliki pandangan, tujuan tersendiri terhadap pendidikan. John Dewey mengatakan bahwa filsafat adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan (Barnadib Imam, 1990). Falsafah yang dianut oleh suatu Negara bagaimanapun akan mewarnai tujuan pendidikan di Negara tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan suatu Negara akan berbeda dengan Negara lainnya, disesuaikan dengan falsafah yang dianut oleh Negara-negara tersebut. Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehemsif mengenai apa yang seharusnya dicapai.

Filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing kearah pencapaian tujuan pendidikan Tyler’s (1949) menyatkan bahwa filsafat adalah suatu kriteria untuk menyusun pendidikan. Eksistensi suatu bangsa adalah eksis dengan ideology atau filsafat hidupnya yaitu pancasila, maka demi kelangsungan eksistensi itu dilakukan pewarisan nilai ideology itu kepada generasi selanjutnya. Jalan yang efektif untuk itu hanya melalui pendidikan, kesadaran moral dan sikap mental yang menjadi kriteria manusia ideal dalam system nilai suatu bangsa bersumber pada ajaran filsafat yang dianut. Untuk menjamin supaya pendidikan itu benar dan prosesnya efektif, maka dibutuhkan landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normativ dan pedoman pelaksanaan pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan. Dengan inovasi pendidikan merupakan upaya dasar dalam memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam prakteknya dan usaha untuk merubah proses pembelajaran, peningkatan fasilitas belajar-mengajar dan peningkatan mutu profesional guru serta perubahan dalam situasi belajar yang menyangkut kurikulum.

Kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran yang berisi niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru, siswa dan semua elemen yang ada di sekolah Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional Pasal 1 ayat 19 Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan

(3)

pendidikan tertentu. Sementara, istilah kurikulum menurut Zais (1976) kurikulum digunakan untuk mengidentifikasi 1. Rencana pendidikan bagi siswa; dan 2. Apa yang dipelajari oleh siswa. Kurikulum sebagai rencana pendidikan pembelajaran bagi siswa, maksudnya ini adalah bahagian dari pada isi pembelajaran/ materi ajar. Konsep kurikulum sebagai suatu program atau rencana pembelajaran, tampaknya diikuti oleh para ahli kurikulum dewasa ini, seperti Donald E. Orlosky dan B. Othanel Smith (1978) dan Peter F. Oliva (1982), yang menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah dan (Zais, 1976), kurikulum sebagai suatu rencana pembelajaran harus bermuara pada perolehan pengalaman peserta didik yang sengaja dirancang untuk mereka miliki, dan mencapai dari tujuan pendidikan, jika kurikulum dirancang tidak mencapai tujuan, maka kurikulum perlu dilakukan perlu dilakukan inovasi dengan merevisi. Ada beberapa hal yang menyebabkan kurikulum direvisi yaitu:

a) kerelevansian

Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Ada dua macam relevansi, yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan.

Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikiulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Ada tiga macam relevansi eksternal dalam perkembangan kurikulum: pertama, relevan dengan lingkungan hidup peserta didik. Artinya, bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa.

Kedua, relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan dating. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang

(4)

sedang berkembang. Ketiga, relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan. Artinya, bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja.

b) kefleksibilitas

Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi: pertama, fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada. Kedua, fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.

c) kekontinyuitas

bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.

d) keefektifitas

efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum. Pertama, efektifitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Kedua, efektifitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Efektivitas kegiatan guru berhubungan dengan keberhasilan mengimplementasikan program sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

Efektifitas kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu.

e) keefisiensian

efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk

(5)

Selain tersebut diatas revisi kurikulum juga didasarkan pada berbagai tinjauan diantaranya; adanya tantangan masa depan, globalisasi, masalah lingkungan hidup, kompetensi masa depan, kurikulum yang lebih diinginkan adalah kurikulum yang mendorong perkembangan potensi manusia dari pada belajar sebagai alat (Zais, 1976) Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui revisi kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang,

Perubahan atau penyempurnaan dari sebuah kurikulum adalah sesuatu yang layak dan wajar karena kurikulum dirancang sesuai dengan situasi dan tujuan yang diharpakan oleh pendidikan. Kurikulum 2013 yang di buat oleh pemerinah bukanlah perubahan dari kurikulum lama tapi adalah lebih mengarah kepada penyempurnaan kurikulum dengan melihat berbagai kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya. Karena pada kurikulum 2013 ada beberapa faktor yang menjadi alasan Pengembangan Kurikulum 2013 yaitu: adalah, pertama, tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan. Kedua, kompetensi masa depan yang antaranya meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda. Ketiga, fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest). Yang keempat adalah persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter. Penerapan kurikulum ini didasarkan pada berbagai tinjauan diantaranya; adanya tantangan masa depan, globalisasi, masalah lingkungan hidup, kompetensi masa depan. " Disamping itu, sejumlah materi yang diujikan di ujian nasional belum pernah diajarkan karena tidak ada di kurikulum, sistem pengajaran juga dianggap kurang baik, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, (Prof Dr Ir Musliar Kasim, MS, 2013).

Seringnya dilakukan perubahan atau revisi kurikulum demi untuk perbaikan pendidikan dan pencapain tujuan pendidikan seperti yang tertuang dalam dalam Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional (UU. Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

(6)

siswa secara aktif pengembangan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Untuk mencapai itu semua perlu penyesuaian kurikulum atau penggantian kurikulum, jadi dengan hal ini saya setuju bahwa kurikulum perlu adanya penggantian. Perubahan atau pergantian kurikulum adalah mencakup seluruh faktor yang dikemukan diatas tersebut, karena untuk keseimbangan dari sebuah kurikulum sangat perlu kiranya memperhatikan gejala dan faktor perubahan kurikulum.

2. KESIMPULAN

Kebijakan yang dibuat untuk melakukan sebuah inovasi pendidikan diperlukan dukungan dari semua pihak, karena inovasi tanpa ada dukungan dan kebutuhan dari semua pihak maka inovasi tidak akan pernah terjadi. Sehingga hal demikian inovasi sulit untuk diwujudkan. Inovasi pendidikan tetap berpedoman kepada tujuan dan falsafah Negara yakni pancasila. Pemberlakuan kebijakan inovasi terhadap kurikulum baru, supaya dapat diterima semua stakeholders pendidikan dengan baik perlu mengadakan sosialisasi ke sejumlah pengguna dan pemakai kurikulum, memberikan aturan dan mekanisme yang jelas, memberikan dukungan sarana dan prasarana (fisik dan non fisik) guna penerapan inovasi perubahan kurikulum.

RUJUKAN

Prayitno. 2009.Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Dewey. 1962.School of Tomorrow. Chicago: E.P. Dutton & Co., Inc

_____. 1974.The Child andThe Curriculum. Chicago: The University of Chicago Press M. Ansyar.1989.Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK

Oliva, F Peter. 1982.Developing the Curriculum.Little Brown and Company Publisher Ornstein. Allan C. dan Francis P Hunkins. (1988). Curriculum: Foundation, Principles and

Issue.Englewood Cliffs; New Jersey; Prentice Hall

Tyler Ralph W. (1949). Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago; the University of Chicago Press

Zais, Robert S. (1976). Curriculum: Principles and Foundation, New York; Harper & Row Publisher

Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007 Permendiknas No. 19 Tahun 2005

Referensi

Dokumen terkait

Menentukan tempat yang layak untuk dilakukan pengambilan sampel. Membersihkan permukaan tanah dari gangguan seperti rumput

Dalam kategori ini, jasa dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang telah membeli produknya.semakin canggih teknologi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA.. MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN SISWA KELAS XI TO A

heterokedastisitas antara saham sebelum dan sesudah stock split, pada pengujian autokrelasi menunjukan nilai 0,808 sehingga nilainya diatas +2 sehingga

Observasi lapangan dilakukan pada proses pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitian X yang meliputi tahap permintaan barang/jasa dari pengguna ke bidang umum, proses

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat cukup bukti secara empiris untuk menerima hipotesis (H7) bahwa sema- kin tinggi kapabilitas pemasaran perusahaan maka kinerja pemasaran

Pada proyek akhir ini telah dirancang dan direalisasikan antena susun mikrostrip segitiga empat elemen dengan distribusi arus dolph chebyshev yang bekerja

Kepemilikan LLIN (83,73%) dan penggunaan LLIN (87,05%) oleh rumah tangga di daerah endemis malaria Kabupaten Kotabaru tergolong tinggi yang dapat mendukung bagi