1
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social
Responsibility (CSR) Oleh Human Resource (HR) PT. Sulotco Jaya Abadi
Terdahap Komunitas Lokal di Kabupaten Tana Toraja
Communication Strategies in Implementing Corporate Social Responsibility (CSR)
Programs by Human Resource (HR) PT. Sulotco Jaya Abadi Devastated Local
Communities in Tana Toraja Regency
Ma’ruf Irwan Makkawaru
1
Universitas Islam Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan KM 9 No 29 Tamalanrea Makassar
Abstract
Tana Toraja Regency which is part of South Sulawesi also has natural resources, namely coffee which is currently managed by PT Sulotco Jaya Abadi. PT. Sulotco Jaya Abadi, whose territory is located in that area, of course, will always coexist with the surrounding community. in implementing the Corporate Social Responsibility (CSR) program by Human Resource PT. Sulotco Jaya Abadi towards the local community in Tana Toraja Regency, it can be concluded that the communication strategy used in the company's CSR program includes initiatives that come from the company, by taking the following steps: (1) first seeing the objectives of the communication process, (2) drafting message content (3) delivery with informative and educative methods. Furthermore, there are also initiatives based on community needs by conducting field observations with an approach through good communication. With this observation, it can be a material consideration for companies to implement their CSR programs. The factors that influence the communication strategy in implementing CSR programs are the need factors in which the company sees what is needed by the surrounding environment then makes and designs it into a CSR program; as well as community development factors in which the implementation of this CSR program is expected to make the surrounding environment make good use of the program by providing education and understanding to the community. While the CSR program carried out by PT. Sulotco Jaya Abadi is a field that includes (1) the education sector and (2) the infrastructure sector.
Keywords: corporate social responsibility; corporate communication strategy; triple bottom line Abstrak
Kabupaten Tana Toraja yang merupakan bagian dari Sulawesi Selatan juga memiliki sumber daya alam yaitu kopi saat ini dikelola oleh PT Sulotco Jaya Abadi. PT. Sulotco Jaya Abadi yang wilayahnya terletak di daerah tersebut tentunya akan selalu berdampingan dengan masyarakat sekitar. dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) oleh Human Resource PT. Sulotco Jaya Abadi terhadap komunitas lokal di Kabupaten Tana Toraja maka dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan dalam program CSR perusahaan meliputi inisiatif yang datang dari perusahaan, dengan melakukan langkah sebagai berikut: (1) melihat terlebih dahulu sasaran dari proses komunikasinya, (2) penyusunan isi pesan (3) penyampain dengan metode informatif dan edukatif. Selanjutnya terdapat pula inisiatif berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan melakukan observasi dilapangan dengan pendekatan melalui komunikasi yang baik. Dengan observasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk pelaksanaan program CSRnya. Faktor yang mempengaruhi strategi komunikasi dalam pelaksanaan program CSR adalah faktor kebutuhan di mana perusahaan melihat apa yang dibutuhkan oleh lingkungan disekitarnya kemudian membuat dan merancangnya kedalam program CSR; serta faktor pengembangan masyarakat di mana dengan dilakukannya program CSR ini maka diharapkan dapat membuat lingkungan disekitarnya memanfaatkan program tersebut dengan baik dengan memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat. Sedangkan program CSR yang dilakukan oleh PT. Sulotco Jaya Abadi adalah dalam bidang yang meliputi (1) bidang pendidikan dan (2) bidang infrastuktur.
Kata Kunci: corporate social responsibility; strategi komunikasi perusahaan; triple bottom line PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, baik itu sumber daya alam hayati juga non hayati. Sumber potensial ini mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan
kekayaan alam lainnya yang semuanya terkandung di dalam bumi indonesia. Kekayaan alam itu sebagian besar sudah digunakan serta dimanfaatkan guna memenuhi
2 kebutuhan bangsa indonesia namun sebagian
yang lain masih belum, ini karena masih menjadi tinjauan apakah hal tersebut dapat menjadi potensi bagi indonesia atau tidak. Potensi sumber daya yang ada di indonesia ini memberi kontribusi besar terhadap pembangunan jika secara keseluruhan dapat dikelola dengan baik. Di dalam pemanfaatan sumber daya alamnya tersebut. Negara tentu berperan sebagai penguasa dari sumber daya alam, serta sumber daya alam memiliki peran penting untuk dapat dikelola dengan seluruh potensi yang ada agar dapat digunakan serta dimanfaatkan guna kepentingan serta kesejahteraan umum.
Sejumlah wilayah yang ada di Indonesia memiliki kekayaan alamnya tersendiri baik itu kekayaan alam dalam bentuk pariwisata maupun kekayaan alam akan komoditinya. Sebagai sebuah negara yang memiliki begitu banyak pulau yang tersebar kedalam 34 provinsi, maka persebaran potensi sumber daya alamnyapun semakin besar. Sehingga pemanfaatan tersebut dapat dikembangkan serta dijadikan potensi untuk dapat membangun indonesia yang lebih baik. Wilayah yang terbagi tersebut harus mendapat perhatian tidak hanya dari masyarakat disekitar potensi alam itu, tetapi yang utama adalah dari pemerintah itu sendiri.
Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya tentu hal ini membuat banyaknya perusahaan baik itu perusahaan nasional maupun perusahaan multinasional memanfaatkan kekayaan alam indonesia dengan hasil komoditi alamnya yang pasarnya cukup luas mencakup dalam dan luar negeri. Sehingga tidak jarang kita akan menjumpai banyak Perusahaan – perusahaan ini di berbagai wilayah di indonesia, baik itu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan, perkebunan, dan lain-lain yang semuanya bertumpuh pada kekayaan alam yang ada. Pemanfaatan kekayaan alam ini baik itu dalam segi komoditi maupun kekayaan alam lainnya tidak terlepas dari yang namanya pengawasan. Pengawasan ini bertujuan melihat sejauh mana kekayaan alam tersebut digunakan dan dimanfaatkan oleh pihak – pihak yang terkait sehingga nantinya dimasa yang mendatang kekayaan alam
tersebut masih terus dapat dikembangkan, digunakan serta dimanfaatkan.
Melihat kondisi di mana sudah banyaknya perusahaan – perusahaan yang berada diwilayah indonesia, maka pemerintah kini tengah fokus untuk melihat dan meninjau apa saja yang perusahaan tersebut dapat lakukan sebagai suatu unit usaha yang bergerak di suatu wilayah tertentu. Dengan melihat dan meninjau kegiatan perusahaan tersebut maka pemerintah indonesia membuat suatu aturan yang di mana aturan ini membahas mengenai CSR atau sebuah tanggung jawab sosial suatu perusahaan terhadap lingkungan sekitar di mana kegiatan uasaha tersebut berlangsung, sehingga nantinya kehadiran perusahan ini sekiranya dampat memberi dampak kepada sluruh komponen yang berada di sekitarnya.
Sejalan dengan fokus pemerintah untuk meninjau dan membuat aturan mengenai perusahaan tersebut, maka pemerintah dalam
“UU No. 40 Tahun 2007” menjelaskan “perusahaan yang menjalankan kegiatan
usahanya dan atau yang berkaitan dengan sumber daya alam maka wajib melaksanakan CSR atau tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial merupakan kewajiban perusahaan terhadap aspek – aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan terhadap dampak dari kegiatan operasional atau aktivitas yang dilakukan perusahaan, serta bagaimana perusahaan menjaga agar dampak tersebut memberikan
manfaat bagi masyarakat dan lingkungannya”.
Keberadaan tanggung jawab sosial merupan suatu bentuk upaya yang dilakukan untuk terus mendukung jalannya aktivitas sosial dalam berbisnis suatu perusahaan. Realisasi CSR atau tanggung jawab social menjadi suatu keharusan bagi tiap – tiap perusahaan Dan itu harusnya bukan hanya sekedar formalitas.
CSR atau tanggung jawab sosial merupakan rancangan yang dilakukan sebagai wujud dari kepedulian sosial oleh perusahaan kepada lingkungannya. Pengembangan masyarakat adalah konsep yang erat kaitannya dengan CSR, pengembangan ini adalah upaya yang terencana untuk membuat masyarakat dapat lebih ditingkatkan seperti kebutuhan yang bisa dipenuhi sehingga masyarakat yang masih kurang dalam hal ini dapat mengakses
3 segala potensi yang ada. Corporate Social
Responsibility menjadi sebuah fenomena dan sebuah strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menyediakan kebutuhan para stakeholder-nya terkhusus untuk mendirikan pandangan atau citra yang positif terhadap suatu perusahaan.
Tanggung jawab sosial Secara awam dibedakan menjadi dua yaitu kedalam perusahaan seperti pegawai dan keluar lingkungan perusahaan seperti menyediakan penyediaan pekerjaan untuk masyakat, meningkatkan kesejahteraan serta menjaga juga merawat alam bagi anak cucu di masa depan. Dalam melakukan program CSR tidak ada patokan atau pelaksanaan khusus. Setiap perusahaan mempunyai ciri khas dan kondisi tertentu yang berdampak kepada dengan cara apa mereka memandang tanggung jawab sosial.
Pada penerapan tanggung jawab sosial atau CSR sendiri masih butuh perhatian yg khusus, ini dikarenakan di indonesia masih ada saja perusahaan yang tidak menerapkannya. Sejalan dengan fenomena dalam penerapan Corporate Social Responsibility, maka hal ini dibuktikan dari peryataan Abdul Malik Haramian selaku anggota komisi VII yang ada DPR di mana dikutip dalam harian kompas,
mengatakan seperti berikut “pelaksanaan CSR
selama ini sudah ada tetapi masih lemah, dari sisi akuntabilitasnya program CSR juga masih dinilai rendah dan tidak transparan, ada perusahaan yang rutin melaksanakannya dan ada pula perusahaan yang tidak melaksanakannya tetapi tetap melapor telah
melakukannya”. (Galih, 2016)
Perusahaan bukan lagi sebagai suatu unit yang sekedar peduli pada diri sendiri saja atau ekslusifitas masyarakat di lingkungan sekitar, melaikan perusahaan harus bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya dan bisa bertanggungjawab sebagaimana umumnya suatu badan hukum yang ada. Aktivitas CSR menjadi sebuah kewajiban yang berkesinambungan, Pada pelaksanaanya etika bisnis menjadi komponen dari CSR dilakukan dengan tujuan agar semua pihak yang memiliki kepetingan dapat memberi manfaat satu sama lain. Program CSR di indonesia pada pelaksanaannya saat ini
sedang mengalami perkembangan untuk setiap perusahaan yang akan atau ingin melakukannya, akan tetapi pada penerapan program tersebut masih ada perusahaan yang tidak menjalannya dengan sebagaimana mestinya disebabkan karena ketentuan dalam tanggung jawab sosial itu belum jelas dan belum sama akibatnya program CSR hanya dilakukan sebagai bentuk formalitas semata oleh beberapa perusahaan di indonesia.
(Tho’In, 2017)
Di dalam pengelolaanya perusahan mengembangkan segala potensi yang ada dan memanfaatkannya, tetapi dalam kegiatan usahanya perusahan harus memperhatikan sebagaimana aturan yang telah ditetapkan di indonesia. Hal ini dapat kita lihat bahwa perusahan yang ada di sulawesi selatan sudah mulai fokus untuk menerapkan program CSR atau tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar.
Kabupaten Tana Toraja yang merupakan bagian dari Sulawesi Selatan juga memiliki sumber daya alam yaitu kopi saat ini dikelola oleh PT Sulotco Jaya Abadi. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan pemegang Hak Guna Usaha (HGU) atas tanah seluas kurang lebih 1.200 hektar yang mupakan peninggalan belanda yang kemudian menjadi lahan perkebunan kopi terbesar di Tana Toraja, terletak di Bolokan Lembang Tiroan, Kecamatan Bittuang, Tana Toraja. (Parende:2017)
PT. Sulotco Jaya Abadi yang wilayahnya terletak di daerah tersebut tentunya akan selalu berdampingan dengan masyarakat sekitar. Dari hal ini maka perusahaan tersebut harus menyadari bahwa kepentingannya bukan hanya pada jalannya kegiatan usaha saja, melainkan bagaimana hubungan sosialnya kepada masyarakat sekitar. Jika melihat hal ini maka pendekatan yang dilakukan perusahaan adalah melakukan tanggung jawab sosial. Di mana tanggung jawab sosial ini dilakukan untuk mengembangkan potensi serta memberdayakan masyarakat yang ada disekitarnya. Komitmen atau tanggungjawab PT. Sulotco Jaya Abadi adalah bagaiamana agar perkebunan serta fasilitas yang ada dapat dikelola dan dikembangkan sebagai wujud dari tangggungjawab untuk kepentingan kelancaran
4 kegiatan perusahaan dan juga lingkungan
perusahaan. Tanggung Jawab Sosial PT. Sulotco sendiri adalah untuk semua komponen yang ada di sekitar perusahaan seperti para pegawai, stakeholder, pengaruh lingkungan, dan tentunya adalah masyarakat pada umumnya.
Selain PT. Sulotco Jaya Abadi ada juga beberapa perusahaan di Sulawesi Selatan yang sama memiliki program tanggung jawab sosialnya, salah satunya adalah PT. Semen Tonasa yang ada di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. PT. Semen Tonasa yang merupakan sebuah perusahaan semen memiliki Program Corporate Social Responsibility yang orientasinya sama – sama ingin mengembangkan masyarakat yang ada di sekitar PT. Semen Tonasa. Salah satu program
Corporate Social Responsibility yang
dilakukan oleh PT. Semen Tonasa adalah berkaitan dengan Lingkungan Hidup. Di mana PT. Semen Tonasa selalu rutin mengadakan bakti sosial yang dalam kegiatan ini melakukan pengobatan secara cuma-cuma ke masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. Selain itu Semen Tonasa juga membagun sarana air bersih yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga menanam beberapa pohon untuk penghijauan lahan. Sebagian dariKegiatan ini merupakan program yang dilaksanakan PT. Semen Tonasa. Sementara Jika melihat salah satu program yang dilakukan oleh PT. Sulotco Jaya Abadi adalah berkaitan dengan pendidikan dan lingkungan di mana PT. Sulotco memberikan bantuan berupa renovasi sekolah – sekolah yang berada disekitar perusahaan dan juga memberikan bantuan berupa buku pelajaran dan kelengkapan lainnya, serta memberikan bantuan kesehatan ke dua poskesdes (Pos Kesehatan Desa) dan membangun posyandu untuk masyarakat disekitar.
Di dalam menyejahterakan hidup terdapat sebuah unsur yang sangat penting yaitu melakukan gerakan pemberdayaan untuk masyarakat. Maka peran perusahaan dalam hal manajemen menjadi penting sebagai usaha untuk merumuskan bermacam kegiatan di dalam program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi, agar nantinya tercipta suatu yang saling menguntungkan bagi masyarakat umum dan
perusahaan. Dengan kegiatan CSR PT. Sulotco Jaya Abadi diharap dapat menaikan pemberdayaan kepada masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan sebuah kajian tentang bagaimana strategi dalam pelaksanaan program CSR oleh PT. Sulotco Jaya Abadi sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya.
Corporate Social Responsibility
“Corporate Social Responsibility” atau CSR dapat kita asumsikan sebagai suatu upaya yang industri lakukan guna membuat reputasi perusahaan terlihat baik di mata umum caranya dengan membuat sebuah program – program untuk mendongkrak kegiatan usahanya program tersebut dapat bersifat internal ataupun eksternal. Internal mencakup bagaimana menghasilkan produk yang biak, memaksimalkan pencapaian profit, serta bagaimana mamsyarakat dapat disejahterakan. Sementara untuk eksternal bagaimana perusahaan peduli akan masyarakat dan lingkungan sekitarnya dengan melakukan kemitraan bersama dengan semua pemangku kepentingan atau stakeholdernya.
Lima pilar aktivitas Corporate Social
Responsibility dari Prince of Wales
International Bussiness Form, yaitu:
a) Building Human Capital
Secara internal, perusahaan diminta agar menghasilkan SDM yang andal lalu kemudian Secara eksternal di mana perusahaan diminta agar melakukan permberdayaan kepada masyarakat, yang biasanya dapat melalui community development.
b) Strengthening Economies
Perusahaan mendapat tuntutan agar memperhatikan komunitas di lingkungannya agar kemudian tidak menjadi kaya sendiri melainkan masyarakat yang ada disekitar perusahaan juga harus di berdayakan.
c) Assesing Social Chesion
Perusahaan diminta agar masyarakat dan perusahaan dapat menciptakan keharmonisan untuk mencegah terjadinya konflik.
d) Encouranging Good
Governence
Perusahaan di dalam menjalankan kegiatan usahanya harus mampu mengelola bisnisnya dengan baik misalnya melalui tata kelola bisnis.
5
e) Protecting the Environment
Perusahaan selain melakukan kegiatan uasahanya maka menjaga lingkungan juga merupakan keharusan bagi perusahaan (Said Achmad Lamo, 2018: 23–27)
Konsep – Konsep Corporate Social Responsibility
Secara konseptual, Archie B. Carrol berpendapat bahwa tanggung jawab sosial
memiliki 3 asas yang disebut “Triple Bottom Lines yaitu 3P”: adapun 3P itu sebagai berikut:
a) Profit. Yaitu di mana perusahaan tetap harus menjalankan uasahanya untuk dapat terus mendapat keuntungan agar kegiatan uasahnya dapat terus berkembang.
b) People. Selain untuk mendapat keuntungan ekonomi perusahaan juga harus peduli terhadap kesejahteraan manusia. Ada beberapa program tanggung jawab sosial yang dikembangkan oleh perusahaan, seperti beasiswa yang diberikan kepada pelajar, sarana pendidikan yang didirikan dan juga kesehatan, ekonomi lokal yang terus dikuatkan, dan bahkan ada juga kemudian perusahaan melakukan perancangan skema untuk warga setempat sebagai suatu perlindungan sosial.
c) Planet. Perusahaan memberikan kepedulian kepada lingkungan hidup dan juga untuk keberagaman hayati yang ada. tanggung jawab sosial pada programnya biasanya berpegang pada pedoman ini adalah berbentuk lingkungan hidup yang dihijaukan, air bersih yang disediakan, tempat tinggal yang diperbaiki, serta kepariwisataan yang terus masuk akal mengapa CSR itu harus diterapkan oleh perusahaan kepada msyarakat disekitarnya. (Suharto, 2007:104-105)
Hal ini pernah diteliti oleh Yusuf & Ernawati (2020) yang meneliti mengenai bagaimana penerapan Triple Bottom Line di sebuah perusahaan sosial.
Carrol berpandangan, bahwa puncak piramida yang erat adalah CSR, terkait bahkan identik dengan tanggung jawab filantropis yaitu:
a) Tanggung jawab ekonomis, syarat agar industri itu bisa terus berkembang dan juga tetap hidup adalah nilai tambah ekonomi harus dimiliki oleh perusahaan.
b) Tanggung jawab legal, kebijakan dan hukum Yang sudah pemerintah tetapkan sebelumnya tidak boleh dilanggar oleh perusahaan.
c) Tanggung jawab etis, Kewajiban industri adalah untuk aplikasi berbisnis yang berguna dan akurat itu harus dijalankan oleh perusahaan. (Saidi, 2004)
Ketika manajemen perusahaan memiliki visi atas operasionalnya, maka perusahaan bertanggung jawab secara sosial, tidak sekedar mementingkan keuntungan perusahaan tetapi juga pada saat melakukan aktivitasnya, lingkungan yang ada harus diperhatikan.
Jenis – Jenis Program Corporate Social Reponsibility
1. CSR Pendidikan
Kerena merupakan salah satu pondasi dalam pengembangan bagi Negara ini, CSR tidak dapat lepas dari peran pendidikan di dalam suatu perusahaan tersebut. Untuk itu, pendidikan merupakan bagian yang tak bisa terpisahkan di dalam penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) bagi semua perusahaan.
2. CSR Lingkungan
Perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan yang harus dilindungi kerap kali sangat berbeda diranah umum. Pemerintah pada waktu silam dilihat sebagai pelaku sentral yang mengangkat sikap ramah lingkungan, sebaliknya kelompok swasta dipandang dan dianggap hanya sebagai munculnya persoalan – persoalan yang ada di lingkungan, tetapi sekarang justru hal tersebut belabik, sekarang justru pihak swasta sudah dilihat secara nyata karena usahanya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan demikian maka program – program CSR dalam implementasinya tidak bisa ditinggalkan terkhususnya dibidang lingkungan.
3. CSR Ekonomi
Yang menjadi perhatian penting setiap pemangku Corporate Social Responsibility di bidang ekonomi adalah meningkatan kualitas hidup masyarakat. peningkatan pendapatan pada hal ekonomi ini bisa diterapkan misalnya Lembaga Keuangan Mikro yang di kembangkan, memberikan Bantuan untuk para usahawan berskala mikro berupa modal usaha
6 dan pengembangan untuk suatu kelompok
(Fahmi:2014)
Impementasi Corporate Social Responsibility
Untuk tercapainya suatu efektivitas pada implementasi dalam tanggung jawab sosial maka setidaknya ada empat model upaya yang bisa dilakukan di indonesia dengan secara langsung ikut berpartisipasi. Program tanggung jawab sosial perusahaan di mana perusahaan melaksanakan sendiri kegiatan sosialnya secara langsung seperti memberi bantuang kepada masyarakat dan tidak melalui medium apapun. Cara yang ditempuh dapat melalui yayasan bisa juga lembaga sosial perusahaan. Bisa bekerja sama dengan kelompok lain. Dapat pula dengan mendukung atau bergabung dalam suatu consortium (Suharto, 2007:106).
Tidak ada suatu prantek – praktek atau standar tertentu dalam melaksanakan aktivitas CSR yang dianggap terbaik, karakteristik dan situasi yang unik dimiliki oleh setiap perusahaan berpengaruh kepada bagaimana tanggung jawab sosial itu dipandang oleh mereka. Kondisi yang beragam dimiliki oleh setiap perusahaan di dalam upaya membuat kesadaran terhadap sebuah desas - desus yang ada kaitannya terhadap CSR dan dalam hal mengimplementasikan pendekatan CSR seberapa banyak hal yang tellah mereka lakukan. (Badjoe Tanudjaja, 2008:95).
Sebagaimana yang diteliti oleh Siti Muniarti Muhtar, Hafied Cangara, A. Alimuddin Unde (2013) dalam penelitian yang
berjudul “Strategi Komunikasi Dalam
Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Oleh Humas PT. Semen Tonasa Terhadap Komunitas Lokal Di
Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan.” Di
mana hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa strategi komunikasi merupakan hal penting bagi PT. Semen Tonasa. Strategi komunikasi menjadi tanggungjawab seluruh karyawan yang tentunya tidak lepas dari manajemen perusahaan. Strategi komunikasi PT. Semen Tonasa diterapkan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan program CSR dengan target capaian yang sifatnya jangka pendek dan jangka panjang. Dalam pelaksanaan program CSR, terdapat banyak penilaian masyarakat yang berujung pada pro
dan kontra. Untuk itu, pihak manajemen perusahaan terus melakukan upaya-upaya pembenahan diri khususnya berkaitan dengan penerapan strategi komunikasi yang lebih efektif. Secara umum, ada 2 (dua) faktor yang memengaruhi strategi komunikasi Humas pada pelaksanaan program CSR : pengakuan pihak manajemen perusahaan tentang adanya pihak-pihak yang ingin mengambil bagian pada pelaksanaan program CSR dan pengakuan masyarakat yang terlibat pada pelaksanaan program CSR tentang syarat dan kendala yang seringditemui pada pelaksanaan program CSR. Termasuk penelitian (Yakti, Mukhroman, & Prasetya, 2013)yang menyimpulkan bahwa strategi komunikasi program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sentra Usahatama Jaya pada kegiatan pengobatan masal warga lingkungan Lijajar, Kecamatan Ciwandan telah menunjukkan penggunaan metode informatif, metode persuasif, metode kolaboratif, metode simpatik, dan metode empatik; isi pesan yang sistematis, menarik, dan sesuai dengan kepentingan masyarakat sehingga masyarakat Lijajar berminat, berhasrat, dan berkeputusan mengikuti atau melakukan program kegiatan tersebut; media yang bervariasi; sehingga memberikan output yang baik berupa respon positif, hasil kegiatan yang cukup memuaskan, dan penilaian masyarakat yang baik. Dengan demikian strategi komuniaksi program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sentra Usahatama Jaya pada kegiatan pengobatan masal warga lingkungan Lijajar, Kecamatan Ciwandan dapat dinilai efektif.
Selanjutnya penelitian Violina (2017) yang menunjukan bahwa biro CSR sebagai pelaksana dan berperan sebagai sender (komunikator pertama), kemudian merancang progam-program CSR dan bekerja sama dengan forum nagari sebagai community relations nya. Pada pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, biro CSR dan forum nagari mengalami hambatan antara lain kurang nya sosialisasi langsung maupun sosialisasi lewat media, rumitnya pengajuan proposal dari forum ke biro CSR, serta hubungan yang kurang harmonis antara anak nagari Lubuk Kilangan dengan perusahaan.
7 METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini pendekatan yang dipakai yaitu pendekatan kualitatif di mana data yang dihasilkan dari pendekatan ini akan diperdalam melalu pola deskriptif. Dalam metode deskriptif kualitatif format penelitian bisa dikerjakan di dalam format sepeti studi kasus. Pada bagian ini berpusat kepada suatu objek secara khusus dari serangkaian bentuk kejadian sehingga pada studi ini dibuat jadi kian intensif. Di dalam riset ini peneliti berupaya memberikan sebuah gambaran tentang bagaimana penerapan program Corporate Social Responsibility di PT. Sulotco Jaya Abadi selaku tanggung jawab sosialnya. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti di PT. Sulotco Jaya Abadi yang terletak di Bolokan Lembang Tiroan, Kecamatan Bittuang, Tana Toraja. Yang merupakan sebuah perusahaan perkebunan kopi. Adapun waktu pelaksanaan penelitian pada bulan februari – maret 2020. Informan dalam penelitian ini adalah orang – orang yang benar – benar terllibat dalam masalah yang akan diangkat yaitu: Kepala Divisi Human Resource PT. Sulotco Jaya Abadi, Staff Human Resource PT. Sulotco Jaya abadi, Kepala Lembang Tiroan
Kepala Dusun Bolokan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Masyarakat umum disekitar perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tujuan utama riset ini yakni untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi dalam pelaksanaan program Corporare Sosial Responsibility dan apa faktor – faktor yang mempengaruhi strategi komunikasi dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility oleh Human Resource PT. Sulotco Jaya Abadi terhadap komunitas lokal di Kabupaten Tana Toraja, maka di dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara bersama dengan para informan yang berkaitan dengan apa yang peneliti akan bahas dan di dukung dengan teknik observasi di lokasi penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah kepala divisi Human Resource, Staff Human Resource,
Kepala Lembang Tiroan, Kepala Dusun Bolokan, LSM, Dan Masyarakat umum.
Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi
Karena dalam penelitian ini membahas mengenai strategi komunikasi dalam pelaksanaan program CSR, maka berikut ini strategi komunikasi yang dilakukan oleh pihak Human Resource PT. Sulotco Abadi dalam kegiatan CSRnya:
Insiatif Perusahaan
Yang pertama yaitu strategi yang datang dari inisiatif perusahaan artinya disini bahwa perusahaan melakukan inisiatif dalam melaksanakan program CSR mereka dengan melakukan langkah – langkah seperti:
a) melihat terlebih dahulu karakteristik sasaran dari komunikasi yaitu adalah masayarakat lalu menetukan program apa yang sesuai dengan khalayaknya. Dalam hal ini perusahaan melihat sejauh mana tingkat penhetahuan masyarakat terkait program tanggung jawab sosial perusahaan, lalu sejauh mana tingkat penerimaan dan pemahaman masyarakat terhadap pesan yang nantinya akan di sampaikan, dan selanjutnya sejauh mana pemahaman masyarakat dengan penggunaan bahasa yang akan dilakukan dalam proses komunikasi.
b) Merancang program tersebut dengan menyusun isi pesan yang akan disampaikan secara direct atau langsung, setelah mengenali khalayakak atau sasaran dan menyusun isi pesan. Pada bagian ini perusahaan menghubungkan antara kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan dengan menyusun pesan dengan membangkitkan perhatian masyarakat terhadap dampak dari program itu dilakukan dengan komunikasi yang mudah dimengerti karena penggunaan tata bahasa atau kata kata yang sangat mudah di pahami oleh masyarakat.
c) Dalam menyampaikan isi pesan tersebut, perusahaan melakukannya dengan metode informatif dan edukatif metode
8 ini digunakan agar khalayak yaitu
masyarakat yang menjadi sasaran dalam proses komunikasi dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan CSR dan membuat masyarakat bisa lebih paham tentang apa manfaat yang akan di dapatkan dari adanya program tersebut. Inisiatif masyarakat
Yang kedua adalah inisiatif dari kebutuhan masyarakat disini perusahaan melakukan program CSR tidak lagi melakukan langkah – langkah seperti yang dilakukan sebelumnya, tetapi pada inisiatif yang datang dari masyarakat perusahaan hanya langsung melakukan proses observasi ke lapangan dengan menggunakan komunikasi yang baik dan melihat apa yang menjadi tuntutan atau kebutuhan yang kira – kira masyarakat butuhkan, Lalu kemudian pihak perusahaan memutuskan solusi terbaik untuk program CSR yang akan dilakukan apakah perusahaan akan melaksanakan program CSR terebut atau tidak. Kemudian jika permintaan mengenai program CSR datang dari pihak pemerintah maka kedua pihak akan saling bertukar gagasan dan pikiran mengenai solusi yang akan dilakukan.
Selanjutnya adalah faktor – faktor yang mempengaruhi strategi komunikasi dalam palaksanaan program CSR perusahaan sebagai berikut:
Faktor yang Menpengaruhi Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi
Kebutuhan
Kebutuhan menjadi salah satu faktor yang memperngaruhi mengapa strategi komunikasi dalam pelaksanaan CSR dilakukan. Awal dari perumusan program program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat disekitar perusahaan, dari tuntutan kebutuhan tersebut maka disusun sebuah program yang kemudian di aplikasikan kedalam tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR, Dari tuntutan kebutuhan tersebut maka kegiatan CSR hadir sebagai salah satu solusi dari
kebutuhan tersebut, sehingga ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan kegiatan CSR perusahaan.
Pemberdayaan masyarakat
Faktor yang mempengaruhi selanjutnya adalah pemberdayaan masyarakat, hal ini muncul karena perusahaan ingin membuat masyarakat dapat lebih merasakan manfaat – manfaat yang di dapatkan dari pelaksanaan program CSR dengan memberikan edukasi dan pemahaman yang baik agar maksud dari program tersebut dilakukan dapat dipahami oleh masyarakat. Perusahaan menganggap pemberdayaan masyarakat ini sebagai salah satu upaya untuk membuat masyarakat agar bisa menjadi semakin baik karena pada dasarnya pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan akhir yakni untuk membuat masyarakat dapat mengoptimalkan segala sumberdaya yang dimilikinya yang dituangkan dalam pelaksanaan program – program CSR perusahaan.
Disamping faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan program CSR, maka ada juga faktor pendukung dan faktor yang menghambat pada pelaksanaan program CSRS dan faktor tersebut sebagai berikut:
Faktor pendukung pelaksanaan program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi
Rasa Tanggung Jawab
Faktor pendukung perusahaan dalam melakukan strategi komunikasi pada pelaksanaan program CSR perusahaan adalah adanya rasa tanggung jawab yang harus dilakukan perusahaan sebagai wujud dari pelaksanaan CSR perusahaan. Tanggung jawab yang bisa kita lihat adalah bagaimana perusahaan memberdayakan masyarakat di sekitar perusahaan dengan komunikasi yang baik yang tertuang dalam pengimplementasian program CSR perusahaan yang hasil akhirnya adalah untuk masyarakat yang lebih baik.
Memperlancar Ijin Sosial Melalui Komunikasi CSR
Faktor pendukung berikutnya adalah memperlancar ijiin sosial yang dilakukan dalam bentuk komunikasi yang diaplikasikan
9 kedalam program CSR perusahaan. Upaya ini
merupakan bentuk tindakan yang dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan kinerja dan kelancaran kegiatan operasinal perusahaan di tengah-tengah masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Proses komunikasi yang diaplikasikan ke dalam program CSR adalah sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap masyarakat setempat. Dengan diperolehnya ijin sosial ini bersamaan dengan adanya ijin legal akan membuat perusahaan semakin leluasa untuk melaksanakan kegiatan usahanya dan memaksimalkan kelancaran kegiatan operasinalnya serta sebisa mungkin meminimalisir terjadinya konflik-konflik sosial di lingkungan perusahaan.
Mendekatkan Perusahaan dengan Masyarakat
Faktor selanjutnya yang mendukung perusahaan dalam melakukan strategi komunikasi pada pelaksanaan program CSR perusahaan adalah mendekatkan perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan sadar bahwa selain memperlancar ijin sosial membina hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat menjadi hal yang juga penting sehingga mengapa itu menjadi faktor yang mendukung dalam pelaksanaan program CSR perusahaan. Dengan terciptanya hubungan baik di antara kedua komponen tersebut maka selain untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan juga akan meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik karena kedekatan hubungan yang terjalin dengan baik.
Faktor penghambat pelaksanaan program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi
Selain faktor pendukung, terdapat juga faktor yang menghambat dalam kegiatan pelaksanaan program CSR perusahaan sebagai berikut:
Sumber Daya Manusia yang Terbatas Faktor pertama yang menjadi penghambat pada pelaksanaan program CSR perusahaan adalah tingkat SDM yang dimiliki masih terbatas sehingga dalam perencanaan program CSR perusahaan kerap menjadi hambatan. Hambatan ini berupa
permasalahan-permasalah dalam merancang dan merealisasikan program CSR oleh pihak perusahaan kepada msayarakat, karena untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan program CSR yang baik pemikiran dan pemahaman CSR sangat perlu untuk kemudian di pahami oleh para pelaksana program tersebut. Disamping komunikasi yang baik ilmu mengenai pelaksanaan CSR sudah tentu harus di pahami secara mendalam oleh pihak – pihak yang melaksanakannya.
Tingkat Pemahaman Masyarakat yang Minim
Faktor berikutnya yang menghambat proses komunikasi dalam pelaksanaan program CSR perusahaan adalah begitu minimnya pemahaman yang di tangkap oleh masyarakat terhadap program yang akan di lakukan, komunikasi yang dilakukan kerap kali sangat sulit di pahami dan di mengerti oleh masyarakat terlebih dalam hal ini masyarakat sulit memahami makna seberna dari program CSR itu dilakukan adalah karena sulitnya masyarakat mencerna dengan baik sehingga proses komunikasi mengalami hambatan salah satu sulosi untuk mengatasi masalah – masalah sperti dengan sebisa mungkin memberikan penyampaikan secara ringan agar dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.
Peraturan-Peraturan CSR
Regulasi atau peraturan menganai pelaksanaan CSR menjadi kendala dalam pelaksanaan program tersebut. Pada dasarnya CSR itu dilakukan atas kesukarelaan dari pihak perusahaan hanya saja di Indonesia regulasi mengenai CSR itu telah di atur dalam Undang-Undang sehingga menimbulkan beragam pandangan dari pihak – pihak perusahaan yang akan menerapkannya, ini kemudian menjadi pokok kendalanya karena dalam regulasi tersebut tidak dijelaskan secara rinci samapai di mana batasan dalam melakukan program CSR tersebut dan apa saja sanksi yang akan di berikan kepada perusahaan apabila program itu tidak dilaksanakan, meskipun kita tahu bahwa untuk PT. Sulotco Jaya Abadi itu menjadi suatu
10 kendala utau hambatan yang tidak terlalu
berarti.
Budget atau Dana perusahaan
hambatan berikutnya yang ditemui pada pelaksanaan program CSR adalah hambatan yang bersumber dari pendanaan program CSR tersebut. Setiap perusahaan yang akan melakukan program CSR memiliki anggaran masing – masing yang akan di alokasikan untuk pelaksanaan program tersebut, namun terkadang ini menjadi kendala karena program yang di rancang umumnya melebihi batas anggaran yang di sediakan oleh perusahaan sebelumnya. Untuk PT. Sulotco Jaya Abadi dalam hal ini sama saja dengan umumnya perusahaan lain, setiap tahunnya PT. Sulotco Jaya Abadi memiliki anggaran untuk pelaksanaan program CSR yang terbatas sehingga solusi yang dilakukan oleh pihak perusahaan adalah menentukan prioritas program dengan meliat anggaran yang ada.
Program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi
Bidang Pendidikan
Program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Sulotco Jaya Abadi adalah pada bidang pendidikan dengan memberikan perhatian berupa perbaikan-perbaikan sekolah yang ada di sekitar perusahaan, tidak hanya itu untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar maka pihak perusahaan mengadakan atau mendatangkan tenaga pengajar honorer untuk membantu kelancaran proses pembelajaran di sekolah yang berada di lingkungan perusahaan. Upaya – upaya inni adalah sebagai wujud untuk mengkhasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki kualitas yang dapat memajukan kualitas SDM yang ada di wilayah tersebut.
Bidang infrastuktur
Selanjutnya, program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Sulotco jaya Abadi adalah pada bidang infrastruktur dengan melakukan perbaikan – perbaikan terhadap sarana jalan yang ada di sekitar perusahaan. Perbaikan – perbaikan sarana ini merupakan bentuk perhatian perusahaan sebagai bentuk tanggung jawabnya, perbaikan yang dilakukan diharapkan dapat memperlancar kegiatan
sosial ekonomi baik perusahaan dan juga masyarakat.
Tingkat keberhasilan suatu program yang dilakukan oleh masing – masing perusahaan akan sangat bergantung kepada sajauh mana efektivitas dari program tersebut bisa diraih sesuai dengan maksud dan tujuan program itu dilaksanakan. Cara yang digunakan oleh PT. Sulotco Jaya Abadi untuk melihat sejauh mana efektivitas program yang telah mereka lakukan adalah melihat apakah program-program yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan perusahaan, ketepatan sasarannya dan tentunya adalah kepuasan dari masyarakat itu sendiri yang menjadi barometer efektifnya program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi.
Setelah semua dilakukan, mulai dari perumusan strategi komunikasi, pelaksanaan program CSR perusahaan selanjutnya PT. Sulotco Jaya Abadi melakukan Evaluasi terhadap program-program yang telah dilakukan dalam bentuk fisik. Evaluasi ini meliputi menijau dan melihat sejauh mana kualitas dari program-program yang telah dilakukan tersebut bisa terus bertahan selanjutnya dengan melalukan monitoring terhadap program yang dilakukan dalam bentuk non fisik yaitu melihat kualitas setiap individu yang menjadi bagian dari program CSR ini apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.
Sejauh ini dapat kita lihat bahwa dengan adanya program CSR yang dilakukan oleh perusahaan memiliki peran yang sangat berpengaruh baik itu untuk perusahaan sebagai pelaksananya juga untuk masyarakat sebagai sasarannya. Peran untuk perusahaan sebagai suatu kegiatan untuk membuat eksistensi perusahaan terus bertahan di tengah wilayah tersebut dan ijin sosial dapat terus berjalan, dan tentunya pengembangan terhadap masyarakat dapat terus dikembangkan. sementara bagi masyarakat perannya sangat bermanfaat untuk membuat masyarakat dapat memaksimalkan semua yang telah dilakukan melalui program tersebut.
11 Berdasarkan hasil yang telah dibahas
seperti di atas yaitu mengenai strategi komunikasi dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) oleh Human Resource PT. Sulotco Jaya Abadi terhadap komunitas lokal di Kabupaten Tana Toraja maka berikutnya akan disajikan kesimpulan sebagai berikut:
Strategi komunikasi yang digunakan dalam program CSR perusahaan adalah sebagai berikut:
Inisiatif yang datang dari perusahaan, dengan melakukan langkah sebagai berikut: (1) melihat terlebih dahulu sasaran dari proses komunikasinya, (2) penyusunan isi pesan (3) penyampain dengan metode informatif dan edukatif.
Kemudian yang kedua: inisiatif berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan melakukan observasi dilapangan dengan pendekatan melalui komunikasi yang baik. Dengan observasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk pelaksanaan program CSRnya.
Faktor yang mempengaruhi strategi komunikasi dalam pelaksanaan program CSR adalah faktor kebutuhan di mana perusahaan melihat apa yang dibutuhkan oleh lingkungan disekitarnya kemudian membuat dan merancangnya kedalam program CSR; serta faktor pengembangan masyarakat di mana dengan dilakukannya program CSR ini maka diharapkan dapat membuat lingkungan disekitarnya memanfaatkan program tersebut dengan baik dengan memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat.
Program CSR yang dilakukan oleh PT. Sulotco Jaya Abadi adalah dalam bidang yang meliputi (1) bidang pendidikan dan (2) bidang infrastuktur.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi yaitu; (1) rasa tanggung jawab, (2) memperlancar ijin sosial, (3) mendekatkan perusahaan dengan masyarakat.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan program CSR PT. Sulotco Jaya Abadi yaitu; (1) SDM yang terbatas, (2) Pemahaman masyarakat, (3) Aturan CSR, (4) budget / Dana perusahaan.
Adapun kemudian yang menjadi saran yang bisa diberikan terkait dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Perlunya melakukan peningkatan komunikasi melalui sosialisasi secara baik terkait dengan program CSR yang akan dilakukan sehingga sinergi antara perusahaan dan masyarakat sebagai sasaran dari program CSR bisa lebih baik lagi.
Perlunya upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di lingkungan perusahaan.
Perlunya merancang program-program yang akan dilakukan dengan menetukan skala prioritas sehingga anggaran dana yang tersedia dapat digunakan dengan baik.
Perlunya memahami dan mempelajari lebih dalam mengenai peraturan CSR sehingga dalam perencanaan sampai pelaksanaanya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badjoe Tanudjaja, Being. (2008). Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia. Jakarta : Nirmala.
2. Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta 3. Pearce II, John A. dan Robinson, Jr Richard B.
(2008). Manajemen Strategis. Jakarta :Salemba Empat.
4. Muhtar, S. M., Cangara, H., & Unde, A. A. (2016). Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Oleh Humas PT. Semen Tonasa Terhadap Komunitas Lokal Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan. KAREBA: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 90-99.
5. Parende, Arsyad. (2017). Mengenal Lebih Dekat PT Sulotco Jaya Abadi, Perkebunan Kopi Terbesar di Tana Toraja. Diakses pada 1
September 2019 dari
https://www.karebatoraja.com
6. Lamo, S.A. (2018). Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Governance. Ed.1, Cet.1. Yogyakarta: Deepublish.
7. Saidi, Z & Abidin, H. (2004). Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek
12
Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta : Piramedia.
8. Suratiningsih, D., dan Lukitowati, S. (2020). Strategi Komunikasi Dalam Diplomasi Kemanusiaan. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.
9. Tho’In, Muhammad. (2017). Implementasi Corporate Social Responsibility. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol. 2 No. 2 10. Yakti, A. P., Mukhroman, I., & Prasetya, T. I.
(2013). Strategi Komunikasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sentra Usahatama Jaya (Studi Program Pengobatan Masal Warga Lingkungan Lijajar, Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Cilegon-Banten) (Doctoral dissertation, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).
11. Yusuf, R. I., & Ernawati, E. (2020). Pencapaian Triple Bottom Line pada Berdaya Charity Store sebagai Upaya Sociopreneurship. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 18(3), 267-278.
12. Violina, A. (2017). STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. SEMEN PADANG DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN ANAK NAGARI LUBUK KILANGAN (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).