• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Munaqasah guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

OLEH

MAISYARAH

NIM : 01026203215

PROGRAM STUDI DIII

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

(2)

iv

di Kecamatan Rupat.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi masyarakat di Kecamatan Rupat yang menjadi nasabah bank syariah terhadap bank syariah serta bagaimana persepsi masyarakat di Kecamatan Rupat yang bukan nasabah bank syariah terhadapa bank syariah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan Rupat yang menjadi nasabah bank syariah terhadap bank syariah serta untuk mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan Rupat yang bukan nasabah bank syariah terhadap bank syariah.

Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah masyarakat di Kecamatan Rupat dan objeknya adalah persepsi masyarakat Kecamatan Rupat terhadap bank syariah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan Rupat, serta sampelnya adalah masyarakat yang menjadi nasabah bank syariah sebanyak 25 orang dan masyarakat yang bukan nasabah bank syariah sebanyak 25 orang. Metode pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara dan kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat Kecamatan Rupat yang menjadi nasabah bank syariah maupun yang bukan nasabah bank syariah terhadap bank syariah sudah baik. Hal ini terlihat dengan banyaknya masyarakat yang setuju dengan hadirnya bank syariah, mereka beranggapan bahwa bank syariah menerapkan nilai-nilai Islami.

(3)

berkat dan rahmatnya serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Tugas Akhir ini berjalan dengan lancar. Penulis juga tidak pernah lupa mengucapkan shalawat beserta salam kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW seorang insan yang dikenang sepanjang zaman karena pengaruhnya yang luar biasa terhadap prilaku manusia yang berakhlak mulia.

Tugas akhir ini berjudul : PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN

RUPAT TERHADAP BANK SYARIAH yang merupakan hasil karya penulis

yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya (A.md) pada Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Suska Riau.

Dalam penulisan laporan akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik maril maupun materil dan pemikiran yang sangat berharga dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimah kasih dan penghargaan kepada :

1. Untuk yang teristimewa buat Ayahanda Kusni dan Ibunda tercinta Tengku Syarifah Naimah yang sangat berjasa dalam mendidik, memotivasi dan membimbing ananda untuk mendapatkan pendidikan mulai sejak dini sampai sekarang dan terimakasih selalu memberikan

(4)

staf yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di UIN Suska Riau.

3. Bapak DR. H. Akbarizan, MA, M.Pd selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum beserta Pembantu Dekan I, II, dan III yang telah membina penulis selama perkuliahan di Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum.

4. Bapak Muhammad Nurwahid, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Prodi D3 Perbankan Syari’ah dan Bapak Khairul Amri, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syari’ah.

5. Ibu Dra. Sofia Hardani, M.Ag selaku Penasehat Akademis yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di Jurusan D3 Perbankan Syariah.

6. Bapak Syamsurizal, SE.M.Sc. Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan ide dan saran kepada penulis dalam penelitian ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen semua yang telah memberikan kemudahan dan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum.

(5)

9. Terimakasih kepada masyarakat Kecamatan Rupat yang telah memberikan waktunya dan membantu penelitian saya.

10. Kepada Abang-Abang dan Kakak-Kakak ku tercinta (Asnawi, Ernawati, M.Nasir, Efi Marlina, Susilawati, Khaidir, Jamilah, Syafril dan M Ridho Akmal) terimakasih atas limpahan kasih sayang yang selalu tercurahkan dan segala pengorbanannya yang telah diberikan baik pengorbanan moril maupun materil selama ini.

11. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyususn Tugas Akhir ini terdapat banyak sekali kekurangan dan kehilafan penulis. Untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhitnya kepada Allah SWT penulis berdoa semoga Tugas Akhir ini berguna begi seluruh para pembaca dan terkhusus bagi penulis sendiri, Amin Ya Rabba al-alamin.

Pekanbaru, Juli 2013 Penulis,

MAISYARAH NIM. 01026203215

(6)

PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN LAPORAN ...iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Batasan Masalah...6

C. Rumusan Masalah ...6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...7

E. Metode Penelitian ...7

F. Sistematika Penulisan ...9

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...11

A. Pulau Rupat...11

B. Geografis Kecamatan Rupat ...14

C. Pemerintahan Kecamatan Rupat ...14

D. Visi dan Misi Kecamatan Rupat ...24

BAB III TINJAUAN TEORITIS ...27

A. Pengertian Bank ...27

B. Pengertian Bank Syariah...29

(7)

Syariah Terhadap Bank Syariah... 42

B. Persepsi Masyarakat di Kecamatan Rupat yang Bukan Nasabah Bank Syariah Terhadap Bank Syariah... 46

BAB V PENUTUP...56

A. Kesimpulan ...56

B. Saran...57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat di negara maju. Masyarakat di negara maju sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai salah satu lembaga keuangan yang aman dalam melakukan berbagai macam aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang sering dilakukan masyarakat di negara maju antara lain aktivitas penyimpanan dana, investasi, pengiriman uang dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu daerah ke daerah lain dengan cepat dan aman, serta aktifitas keuangan lainnya. Bank juga merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara, bahkan pertumbuhan bank di suatu negara dipakai sebagai ukuran pertumbuhan perekonomian negara tersebut.

Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor usaha, yang meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, dan perumahan sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan. Semua sektor usaha maupun induvidu saat ini dan masa yang akan datang tidak lepas dari sektor perbankan bahkan menjadi kebutuhan dalam menjalankan aktivitas keuangan dalam mendukung kelancaran usaha. Peran bank bagi masyarakat individu, maupun bagi masyarakat bisnis sangat penting

(9)

bahkan bagi suatu negara, karena bank sebagai suatu lembaga yang sangat berperan dan berpengaruh dalam perekonomian suatu negara1.

Menurut undang-undang Perbankan Nomor Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka menigkatkan taraf hidup banyak. Bank menghimpun dana dari masyarakat, kemudian menyalurkan dana kepada masyarakat dengan tujuan bahwa dengan adanya intermediasi ini, maka bank dapat mendorong peningkatan taraf hidup rakyat banyak2.

Ditengah berkembangnya perbankan nasional yang memakai sistem bunga dan hampir setiap daerah yang ada di Indonesia dikuasai oleh bank-bank konvensional, perbankan syariah muncul dan berkembang dengan pesat dalam menjalankan operasinya sesuai syariah yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat, khususnya tata cara bermuamalat misalnya dengan menjauhi praktik-praktik yang mengandung unsur-unsur riba.

Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia Islam dewasa ini3.

Pendirian bank syariah merupakan suatu indikasi akan kemudharatan sistem bunga atau riba, hal ini ditegaskan dengan lahirnya fatwa MUI

(16-12-1Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010), cet. Ke-1, h. 2

2

Ibid. h. 3

3 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah: Teori Kebijakan, dan Studi Empiris di

(10)

2003) tentang haramnya berbagai bunga bank. Keluarnya beberapa fatwa MUI tentang ekonomi syariah lebih mengukuhkan eksistensi perbankan syariah.

Perkembangan perbankan syariah pada masa sekarang ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, baik dari segi jaringan maupun dari volume usaha yang dikendalikannya. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya jumlah bank syariah yang tumbuh khususnya di daerah Riau.

Seiring dengan semakin banyaknya bank syariah, mendorong masyarakat untuk menjadi nasabah di bank syariah khususnya masyarakat di Kecamatan Rupat. Disisi lain masyarakat Kecamatan Rupat memiliki harapan yang besar terhadap bank syariah, baik dari masyarakat yang telah menjadi nasabah di bank syariah maupun yang bukan menjadi nasabah di bank syariah. Tanggapan atau sikap masyarakat terhadap bank syariah juga cukup beragam, baik mengenai pelayanannya, kemudahan untuk memperoleh akses pendanaan, maupun mengenai produk yang ditawarkan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penilitian dengan judul :“Persepsi Masyarakat Kecamatan Rupat terhadap Bank Syariah”.

B. Batasan Masalah

Agar penulisan ini lebih terarah, maka penulis memberikan batasan pada Persepsi Masyarakat Kecamatan Rupat Terhadap Bank Syariah.

(11)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Persepsi Masyarakat di Kecamatan Rupat yang menjadi nasabah bank syariah terhadap bank syariah?

2. Bagaimana persepsi masyarakat di Kecamatan Rupat yang bukan nasabah bank syariah terhadap bank syariah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat di Kecamatan Rupat yang menjadi nasabah bank syariah terhadap bank syariah.

2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat di Kecamatan Rupat yang bukan nasabah bank syariah terhadap bank syariah.

b. Manfaat penelitian

1. Untuk mengembangkan Ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan. 2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Kecamatan Rupat mengenai

perbankan syariah.

3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang Persepsi Masyarakat Kecamatan Rupat Terhadap Bank Syariah.

4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi di Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim RIAU.

(12)

E. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

1. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis. 2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian ini adalah Masyarakat di Kecamatan Rupat.

b. Objek penelitian ini adalah Persepsi Masyarakat Kecamatan Rupat Terhadap Bank Syariah.

3. Popolasi dan Sampel

Populasi merupakan suatu himpunan unit yang biasanya berupa orang dan objek, populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Rupat sebanyak 32.667 orang. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti, untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dapat digunakan Teknik Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dimana untuk sampel yang menjadi nasabah bank syariah sebanyak 25 orang sedangkan untuk sampel yang bukan nasabah bank syariah sebanyak 25 orang. Jadi jumlah sampel yang diteliti sebanyak 50 orang.

4. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Sumber data yang digunakan adalah:

(13)

a. Data primer, yaitu data dikumpulkan dan diolah sendiri oleh penulis yang diperoleh dari responden melalui kuisioner.

b. Data skunder, yaitu data pendukung yang diperoleh dari berbagai tulisan buku, jurnal, tesis dan sumber-sumber lain yang dapat memperkuat hasil analisa.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan pengamatan langsung dilapangan untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang kejadian yang diteliti.

b. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan melalui tanya-jawab langsung dengan masyarakat di kecamatan Rupat terkait dengan permasalahan yang diteliti.

c. Kuisioner, yaitu data yang didapat dengan cara membuat suatu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk dijawab.

6. Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu mengumpulkan data yang telah ada, kemudian data tersebut dikelompokkan ke dalam kategori-kategori berdasarkan perumusan masalah jenis data tersebut, dengan tujuan dapat menggambarkan permasalahan yang diteliti, kemudian dianalisa dengan menggunakan pendapat atau teori para ahli yang relevan.

(14)

7. Metode Penulisan

a. Metode Deduktif, yaitu dengan mengemukakan kaedah umum yang ada kaitannya dengan penelitian ini, dianalisa dan diambil kesimpulan secara khusus.

b. Metode Induktif, yaitu dengan menggunakan fakta-fakta atau gejala-gejala yang bersifat khusus, lalu dianalisis, kemudian diambil kesimpulan secara umum.

c. Metode Deskriptif, yaitu dengan memgemukakan data-data yang diperlukan apa adanya, lalu dianalisis, sehingga dapat disusun menurut kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian ini.

8. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dibagi menjadi beberapa bab yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan lokasi penelitian, meliputi Pulau Rupat, Geografis Kecamatan Rupat, Pemerintahan Kecamatan Rupat, Visi dan Misi Kecamatan Rupat.

(15)

BAB III: TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan teori-teori yang relevan dan mendukung permasalahan yang hendak diteliti antara lain: pengertian Bank, Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah, Konsep Persepsi.

BAB IV: ANALISA HASIL PENELITIAN

Bab ini menganalisis permasalahan yang diteliti yakni bagaimana persepsi masyarakat di Kecamatan Rupat yang menjadi nasabah bank syariah terhadap Bank Syariah dan bagaimana persepsi masyarakat di Kecamatan Rupat yang bukan nasabah bank syariah terhadap bank syariah.

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dari hasil penelitian yang berisi kesimpulan serta mengajukan beberapa saran.

(16)

BAB II

TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Pulau Rupat

Pulau Rupat salah satu beranda Indonesia yang terletak di gugusan dalam Kabupaten Bengkalis. Luas pulau ini hanya 1.500 km persegi, atau tiga kali lebih luas dari negara Singapura.

Pulau Rupat terbagi menjadi dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Rupat dan Kecamatan Rupat Utara.

B. Geografis Kecamatan Rupat

Kecamatan Rupat dengan ibukotanya Batupanjang yang berdiri pada tanggal 02 Januari 1962 dengan Kepala Kecamatan Rupat Dati II Bengkalis yang pertama Ibrahim Ahmad, yang kondisi wilayah berada pada pesisir pantai selatan Pulau Rupat yang berhadapan dengan Kota Dumai.

Letak wilayah Kecamatan Rupat antara :

a. 102023’ 2” Lintang Utara –101047’ 14” Lintang Utara b. 1041’ 12” Bujur Timur –2000’ 14” Bujur Timur Batas Kecamatan :

a. Sebelah Utara berbatas dengan : Kecamatan Rupat Utara b. Sebelah Selatan berbatas dengan : Selat Rupat/Kota Dumai c. Sebelah Barat berbatas dengan : Selat Rupat/Kota Dumai d. Sebelah Timur berbatas dengan : Kecamatan Bengkalis

(17)

Kecamatan Rupat merupakan kecamatan dengan sebagian besar desa/kelurahan berada di pesisir pantai. Hanya desa Parit Kebumen yang terletak di daratan serta desa Pangkalan Nyirih dan Hutan Panjang yang berada di daerah aliran sungai.

Berdasarkan data dari Kantor Camat Rupat, luas wilayah kecamatan Rupat adalah 894,35 km², dengan desa terluas adalah desa Makeruh dengan luas 100 km² atau sebesar 16,88 % dari luas kecamatan Rupat seluruhnya. Dan desa terkecil adalah desa Sukarjo Mesim dengan luas 26 km² atau sebesar 2,91 % dari luas keseluruhan.

Desa/kelurahan dengan jarak lurus terjauh dari ibukota kecamatan Rupat adalah desa Makeruh dengan jarak lurus 78 km. Dan jarak terdekat adalah kelurahan Batu Panjang sebagai ibukota kecamatan Rupat.

C. Pemerintahan Kecamatan Rupat

Kecamatan Rupat mempunyai 12 desa/kelurahan yang sudah definitif dari status hukumnya. Dimana Tanjung Kapal, Batu Panjang, Terkul dan Pergam merupakan kelurahan di kecamatan Rupat. Sedangkan Teluk Lecah, Sei Cingam, Pangkalan Nyirih, Hutan Panjang, Makeruh, Sukarjo Mesim, Parit Kebumen dan Darul Alam merupakan desa dari status pemerintahannya di kecamatan Rupat.

Tabel 2.1

Nama-Nama Desa /Kelurahan Kecamatan Rupat

No Desa/Kelurahan Nama Kepala Desa dan Lurah

1 Kel. Batupanjang Refinor 2 Kel. Tanjung Kapal Syafrudin, SH.I

(18)

Tabel 2.1

Lanjutan Nama-Nama Desa/Kelurahan Kecamatan Rupat

No Desa/Kelurahan Nama Kepala Desa dan Lurah

3 Kel. Terkul Wan Ramli 4 Kel. Pergam Burhan, Sh.I 5 Desa Teluk Lecah Abdul Malik 6 Desa Sungai Cingam Azman 7 Desa Pangkalan Nyirih Hery Hasyim 8 Desa Hutan Panjang Amran

9 Desa Makeruh M. Zaki

10 Desa Sukarjo Mesim Kasiren 11 Desa Parit Kebumen Fadil 12 Desa Darul Aman Amrizal

Sumber : Data Kantor Camat Rupat

Jumlah Penduduk Kecamatan Rupat berjumlah 32.667 Jiwa Yang terdiri dari 16.904 Jiwa adalah Laki-Laki dan 15.763 Jiwa Perempuan. Kepadatan Penduduk Kecamatan rupat secara total adalah sebanyak 36.53 Jiwa per km2 dengan Desa terpadat Kelurahan Batupanjang yaitu 144 Jiwa per km2. mata pencaharian penduduk hampir 76,1 % bergerak disektor pertanian, 6,5 % perikanan, 11,95 % buruh, 1,4 % perdagangan, 0,66 % perindustrian, 0,22 % perternakan, 0,41 % pengangkutan, 0,02 % pengusaha, 2,45 % PNS, 0,19 % TNI/Polri, 0,16 % pensiunan (PNS, TNI, Polri). Penduduk miskin dari data Bantuan Langsung Tunai (BLT) berjumlah 3.012 KK (45,6 %).

(19)

D. Visi dan Misi Kecamatan Rupat

Visi Kabupaten Bengkalis yaitu “ MENCAPAI MASYARAKAT YANG UNGGUL, SEJAHTERA, MANDIRI DAN BERTAQWA MELALUI PERWUJUDAN KABUPATEN BENGKALIS SEBAGAI SALAH SATU DAERAH OTONOMI TERBAIK DI INDONESIA TAHUN 2015.” Kantor Camat Rupat sebagai salah satu bagian dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam menetapkan visinya tentu harus mengacu pada Visi Kabupaten Bengkalis.

Dengan memperhatikan Visi tersebut serta memperhatikan filosofi maka Visi Kantor Camat Rupat Kabupaten Bengkalis “MENJADIKAN KANTOR CAMAT RUPAT SEBAGAI SALAH SATU PUSAT PELAYANAN TERBAIK TAHUN 2015”.

Pernyataan Visi diatas dimaksudkan untuk menjadikan Kecamatan Rupat sebagai lembaga yang berkompeten dalam pelayanan prima dan profesional kepada masyarakat dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan tuntutan global dalam melayani masyarakat dengan transparan, akuntabel dan partisipatif untuk mendukung terwujudnya Kabupaten Bengkalis Unggul, sejahtera, mandiri dan bertaqwa disamping itu Kecamatan Rupat harus menerapkan nilai-nilai profesioal yaitu:

1. Disiplin dan Bermoral Tinggi 2. Proaktif, Kreatif dan Inovatif 3. Berorientasi Pada Prestasi

(20)

4. Haus Akan Ilmu Pengetahuan 5. Berorientasi Kemasa Depan

6. Berdedikasi dan Penuh Tanggung Jawab.

Agar Visi tersebut dapat berhasil, maka dirumuskan Misi Kantor Camat Rupat Kabupaten Bengkalis yaitu:

1. Meningkatkan Kwalitas kemampuan Aparatur.

2. Memberikan pelayanan yang maksimal sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

(21)

BAB III

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Bank

Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Kemudian pengertian menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah :

1. Meghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Kemudian untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran. Untuk memenuhi tujuan di atas, baik untuk mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank menyediakan sarana yang disebut simpanan. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung

(22)

dari bank yang bersangkutan. Secara umum, jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dam simpanan deposito (time deposit).

2. Meyalurkan dana (lending) ke masyarakat,dalam hal ini bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata lain, bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Sebelum kredit diberikan bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah kredit investasi, kredit modal kerja, atau kredit perdagangan.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers cheque, dan jasa lainnya. Jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa pendukung dari kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana4.

4 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Edisi

(23)

Jenis bank jika dilihat dari cara menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli, terbagi dalam dua kelompok, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvesional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah.

1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat)

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia saat ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu:

a. Menetapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, ataupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread baseed. b. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional (Barat)

menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

(24)

2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)

Bank syariah ialah bank yang berasaskan kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah5.

Keluarnya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan bunga bank konvensional tahun 2003 lalu memperkuat kedudukan bank syariah. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya6.

Selanjutnya penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah juga sesuai dengan syariah Islam. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.

Regulasi mengenai bank syariah tertuang dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank syariah adalah bank yang

5

Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan

PSAK Dan PAPSI, (Jakarta: PT Grasindo, 2005).,h.75

(25)

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas:

a. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank nondevisa. Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau bank yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of credit, dan sebagainya.

b. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unti kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum konvensional bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank nondevisa.

c. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bentuk

(26)

hukum BPRS perseroan terbatas. BPRS hanya boleh dimilki WNI dan/atau badan hukum Indonesia dengan pemerintah daerah7.

B. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah

Pada dasarnya, perbankan syariah sudah hadir semenjak tahun 1960-an adalah Mit Ghamr Bank di Egypt yang pertama kali berdiri pada tahun 1963, sebagai suatu bentuk pilot projeck dari keberadaan suatu bank perdesaan pertama kali di dunia. Semenjak itu beberapa bank yang berbasiskan syariah mulai bermunculan, apalagi setelah berdirinya Islamic Development Bank pada tahun 19758.

Berdirinya Islamic Development Bank (IDB) telah memotivasi banyak negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Untuk itu komite ahli IDB pun bekerja keras menyiapkan panduan tentang pendirian, peraturan, dan pengawasan bank syariah. Kerja keras mereka membuahkan hasil. Pada akhir periode 1970-an dan awal dekade 1980-an, bank-bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, serta Turki.

Di Indonesia, lembaga keuangan syariah bermula dari pendirian koperasi Ridha Gusti di Jakarta dan Baitul Tamwil-Salman Bandung pada tahun 1980-an. Sementara perbankan Islam yang pertama adalah Bank Muamalat Indonesia yang berdiri pada tahun 1992. Selanjutnya perkembangan ini mengalami perlambatan, namun semenjak dikeluarkannya peraturan Bank

7 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010), Edisi ke-1, Cet. Ke-2, h. 61

8Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issues Lembaga Keuangan Syariah,

(27)

Indonesia yang membolehkan perbankan konvensional memiliki unit syariah, terjadi akselerasi pertumbuhan perbankan syariah yang signifikan. Dalam peraturan ini, unit syariah dapat mengeluarkan atau menawarkan produk perbankan syariah yang terpisah dari perbankan konvensional dan dengan memanfaatkan infrastrukturnya sendiri, termasuk karyawan dan kantor cabangnya.

Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank syariah mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi para stafnya. Sebagian bank tersebut ungin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syariah.

Semakin kuatnya struktur kelembagaan syariah di Indonesia akhirnya membuahkan hasil, yaitu tumbuh dan berkembangnya badan usaha lain yang menerapkan prinsip syariah, diantaranya adalah asuransi syariah, perdagangan bursa saham syariah, pegadaian syariah, BPRS serta koperasi syariah. Disamping itu dengan semakin jelasnya payung bank syariah di Indonesia telah mendorong peran perbankan dalam menggerakkan sektor riil dan membatasi spekulasi, memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima konsep bunga dan terciptanya dual

banking system secara sehat diatas nilai-nilai islami.

C. Konsep Persepsi

Manusia sebagai makhluk individu pada hakikatnya memiliki berbagai dimensi dalam hidpunya seperti misalnya susunan syaraf, bentuk tubuh, sifat

(28)

dan kepribadian yang berbeda satu sama lainnya. Faktor-faktor ini menimbulkan adanya berbagai macam perbedaan antar manusia.

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Kebutuhan ini menyebabkan timbulnya kesamaan sikap dan perilaku yang akan berarti mempersempit variasi antara individu yang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berhadapan dengan berbagai macam rangsangan (stimulus) baik yang menyangkut dirinya sebagai individu maupun berkaitan dengan hakikatnya sebagai makhluk sosial. Stimulus ini dapat berupa stimulus fisik, tetapi juga bisa berupa stimulus non-fisik. Reaksi yang ditimbulkan dari suatu stimulus bisa berbeda bagi seorang dengan orang lain karena adanya perbedaan individu. Secara individual manusia menangkap kesan yang berbeda atas suatu stimulus yang sama.

Perbedaan penangkapan ini bisa disebabkan oleh faktor neorologik yang berbeda bagi seorang dengan orang lain. Akibatnya si penerima stimulus menangkapnya secara berbeda, terutama terhadap stimulus yang bersifat fisik dimana reaksinya lebih bersifat neorologik. Disamping itu kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan persepsi bagi individu.

Persepsi orang dapat timbul dari pengalaman yang telah diperolehnya, baik yang dilakukan sendiri maupun kesan dari orang lain. Akumulasi dari persepsi akan mampu membentuk suatu opini asumsi atau tentang sesuatu yang telah dialaminya.

(29)

Persepsi berasal dari bahasa Latin, percipere, menerima; perceptio, pengumpulan, penerimaan, pandangan, pengertian.

1. Kesadaran intuitif (berdasarkan firasat) terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung terhadap sesuatu.

2. Suatu proses psikologis yang memproduksi bayangan sehingga dapat mengenal obyek melalui berpikir asosiatif dengan cara inderawi sehingga kehadiran bayangan itu dapat disadari, disebut juga wawasan9.

Persepsi didefenisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli kedalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia10. Proses ini dapat dijelaskan sebagai “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”. Dua individu mungkin menerima stimuli yang sama dalam kondisi nyata yang sama, tetapi bagaimana setiap orang mengenal, memilih, mengatur, dan menafsirkannya merupakan proses yang sangat individual berdasarkan kebutuhan, nilai-nilai, dan harapan setiap orang itu sendiri.

Persepsi merupakan suatu proses seseorang menafsirkan stimulus yang diterimanya dan juga merupakan suatu proses seseorang mengorganisasikan pikirannya dengan menafsirkan dan mengalami serta mengolah pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.

Persepsi dapat juga diartikan sebagai proses kognetif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya, baik

9 Komarudin dan Yooke Tjuparmah S. Komarudin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Edisi Ke-1, Cet. Ke-4, h. 191

10Leon Schisffman dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT Macanan

(30)

dengan penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Dengan kata lain, persepsi dapat dirumuskan sebagai proses yang kompleks dan menghasilkan suatu gambaran tentang kenyataan yang sangat berbeda dengan kenyataan sebelumnya.

(31)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. PERSEPSI MASYARAKAT DI KECAMATAN RUPAT YANG

MENJADI NASABAH BANK SYARIAH TERHADAP BANK SYARIAH

Persepsi seseorang dapat timbul dari pengalaman yang diperolehnya baik yang dilakukan sendiri maupun kesan dari orang lain. Setiap masyarakat mempunyai tanggapan dan pandangan yang berbeda-beda terhadap perbankan syariah, tanggapan dan pandangan seseorang tersebut sesuai dengan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Sebagian orang ada yang setuju dengan hadirnya bank syariah, dan sebagiannya lagi ada yang tidak setuju.

Penulis akan menjelaskan bagaimana respon masyarakat Kecamatan Rupat terhadap hadirnya bank syariah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di berikut:

Tabel 4.1

Tanggapan Responden Terhadap Hadirnya Bank Syariah No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase (%)

1 Tidak Setuju 2 8%

2 Kurang Setuju -

-3 Setuju 6 24%

4 Sangat Setuju 17 68%

Jumlah 25 100%

(32)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bagaimana tanggapan responden terhadap hadirnya bank syariah. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 orang atau 8%, responden yang menjawab kurang setuju tidak ada, responden yang menjawab setuju sebanyak 6 orang atau 24%, dan responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang atau 68%. Ini artinya bahwa masyarakat setuju bahkan sangat setuju dengan hadinya bank syariah. Hal ini ditegaskan lagi oleh seorang nasabah bank syariah yang bernama Ahmad Gani, beliau mengatakan:”Saya sangat setuju dengan hadirnya bank syariah selain memakai sistem bagi hasil ia juga terbebas dari unsur riba”11.

Selanjutnya dapat pula kita ketahui bagaimana tanggapan responden terhadap pelayanan bank syariah. Dari penelitian yang penulis lakukan, respon masyarakat Kecamatan Rupat terhadap pelayanan di bank syariah dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.2

Tanggapan Responden Terhadap Pelayanan di Bank Syariah No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak baik -

-2 Kurang baik -

-3 Baik 11 44%

4 Sangat Baik 14 56%

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2013

(33)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satu pun orang yang memberikan tanggapan terhadap pelayanan bank syariah tidak baik apalagi kurang baik. Kemudian sebanyak 11 orang atau 44% yang menjawab pelayanan di bank syariah itu baik, dan sebanyak 14 orang atau 56% mengatakan pelayan di bank syariah sangat baik.

Jadi dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan di bank syariah sangat baik. Hal ini ditegaskan lagi oleh Khaidir nasabah bank syariah, ia mengatakan bahwa:”Kami sangat senang dengan pelayanan di bank syariah disamping pengurusannya mudah ditambah lagi karyawan bank syariah ramahdan sopan santun”12.

Selain mengetahui respon masyarakat Kecamatan Rupat terhadap pelayanan di bank syariah, perlu diketahui pula respon masyarakat tersebut terhadap penilaian apakah sama bank syariah dengan bank konvensional. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Penilaian Responden Terhadap Sama atau Tidaknya Bank Syariah dengan Bank Konvensional

No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak sama 17 68%

2 Hampir Sama 5 20%

3 Sama 2 8%

4 Sama saja 1 4%

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2013

(34)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 17 orang atau 68% mengatakan bank syariah tidak sama dengan bank konvensional. Kemudian 5 orang atau 20% mengatakan hampir sama bank syariah dengan bank konvensional. 2 orang tau 8% mengatakan bank syariah sama dengan bank konvensional. Selanjutnya 1 orang atau 4% mengatakan sama saja bank syariah dengan bank konvensional.

Jadi dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian masyarakat Kecamatan Rupat sudah paham dengan bank syariah, tetapi sebagiannya ada juga yang belum paham dengan bank syariah. Melalui fatwa MUI juga memudahkan masyarakat untuk memahami konsep bank syariah. Untuk mengetahui bagaimana pandangan responden tentang fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.4

Tanggapan Responden Tentang Fatwa MUI yang Mengharamkan Bunga Bank

No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak Setuju -

-2 Kurang setuju -

-3 Setuju 12 48%

4 Sangat setuju 13 52%

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satu pun masyarakat Kecamatan Rupat yang tidak setuju maupun kurang setuju mengenai fatwa MUI tentang haramnya bunga bank. Kemudian sebanyak 12 orang atau 48% mengatakan setuju dengan fatwa MUI yang mengharamkan

(35)

bunga bank, dan sebanyak 13 orang atau 52% sangat setuju dengan fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank.

Selanjutnya untuk mengetahui bagiamana respon masyarakat apakah bank syariah sudah betul-betul menerapkan syariat-syariat Islam dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Tanggapan Responden Terhadap Bank Syariah Apakah Sudah Betul-Betul Menerapkan Syariat-Syariat Islam

No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak 3 12%

2 Belum 4 16%

3 Sudah 16 64%

4 Ragu-ragu 2 8%

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 3 orang atau 12% mengatakan bank syariah tidak betul-betul menerapkan syariat-syariat Islam, sebanyak 4 orang atau 16% mengatakan bank syariah belum betul-betul menerapkan syariat-syariat Islam. Sebanyak 16 orang atau 64% mengatakan bank syariah sudah menerapkan syariat-syariat Islam dan sebanyak 2 orang atau 8% mengatakan ragu-ragu tentang bank syariah apakah sudah menerapkan syariat-syariat Islam atau belum. Kemudian untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat Kecamatan Rupat terhadap proyeksi perkembangan bank syariah ke depannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(36)

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Terhadap Proyeksi Perkembangan Perbankan Syariah Kedepannya

No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak berkembang 1 4%

2 Kurang berkembang 3 12%

3 Berkembang 10 40%

4 Sangat berkembang 11 44%

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 1 orang atau 4% mengatakan proyeksi perkembangan perbankan syariah kedepannya tidak berkembang. Sebanyak 3 orang atau 12% mengatakan proyeksi perkembangan perbankan syariah kedepannya kurang berkembang. Sebanyak 10 orang atau 40% mengatakan proyeksi perbankan syariah kedepannya berkembang, dan sebanyak 11 orang atau 44% mengatakan sangat berkembangnya perbankan syariah kedepannya. Dari jawaban responden tersebut dapat pula diketahui dari pernyataan Susilawati, dia mengatakan:”Prospek perbankan syariah kedepannya sangat berkembang karena akan banyak berdirinya bank-bank syariah yang baru dengan berbagai macam nama bank-bank syariah yang lainnya”13.

(37)

B. PERSEPSI MASYARAKAT DI KECAMATAN RUPAT YANG BUKAN NASABAH BANK SYARIAH TERHADAP BANK SYARIAH

Untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat Kecamatan Rupat yang bukan nasabah bank syariah dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Terhadap Hadirnya Bank Syariah No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak setuju 2 8%

2 Kurang setuju 4 16%

3 Setuju 9 36%

4 Sangat setuju 10 40%

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bagaimana tanggapan responden terhadap hadirnya bank syariah. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 orang atau 8%, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 4 atau 16%, responden yang menjawab setuju sebanyak 9 orang atau 36%, dan responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang atau 40%. Ini artinya bahwa masyarakat setuju bahkan sangat setuju dengan hadinya bank syariah. Hal ini disampaikan lagi oleh Fitriani, dia mengatakan bahwa:”saya sangat setuju dengan hadirnya bank syariahkarena menjunnung tinggi nilai-nilai keislaman”14.

(38)

Selanjutnya dapat pula kita lihat penilaian responden terhadap apakah sama atau tidaknya bank syariah dengan bank konvesional. Untuk mengetahui hal tersebut dapat kita lihat tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Penilaian Responden Terhadap Sama atau Tidaknya Bank Syariah dengan Bank Konvensional

No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak sama 13 52%

2 Hampir sama 6 24%

3 Sama 4 16%

4 Sama saja 2 8%

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 13 orang atau 52% mengatakan bank syariah tidak sama dengan bank konvensional. Kemudian 6 orang atau 24% mengatakan hampir sama bank syariah dengan bank konvensional. 4 orang atau 16% mengatakan bank syariah sama dengan bank konvensional. Selanjutnya sebanyak 2 orang atau 8% yang mengatakan sama saja bank syariah dengan bank konvensional. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden lebih banyak mengatakan tidak sama bank syariah dengan bank konvensional. Hal ini ditegaskan lagi oleh M Rais, dia mengatakan bahwa:”bank syariah itu tidak sama dengan bank konvensional, kalau syariah memakai sistem bagi hasil sedangkan di bank konvensional memakai sistem bunga”15.

(39)

Melalui fatwa MUI juga memudahkan masyarakat untuk memahami konsep bank syariah. Untuk mengetahui bagaimana pandangan responden tentang fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.9

Tanggapan Responden Terhadap Fatwa MUI yang Mengharamkan Bunga Bank

No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak setuju 3 12%

2 Kurang Setuju 5 20%

3 Setuju 7 28%

4 Sangat setuju 10 40

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 3 orang atau 12% yang tidak setuju dengan fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank, Sebanyak 5 orang atau 20% yang kurang setuju dengan fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. Kemudian sebanyak 7 orang atau 28% mengatakan setuju dengan fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank, dan sebanyak 10 orang atau 40% sangat setuju dengan fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank.

Setelah fatwa MUI mengeluarkan fatwa yang mengharamkan bunga bank, dapat kita lihat minat responden yang tertarik untuk bertransaksi di bank syariah. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:

(40)

Tabel 4.10

Minat Responden Untuk Bertransaksi di Bank Syariah No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak tertarik 2 8%

2 Kurang tertarik 4 16%

3 Tertarik 7 28%

4 Sangat Tertarik 12 48%

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 2 orang atau 8% yang tidak tertarik untuk bertransaksi di bank syariah. Sebanyak 4 orang atau 16% yang kurang tertarik untuk bertransaksi di bank syariah. Kemudian sebanyak 7 orang atau 28% yang tertarik untuk bertransaksi di bank syariah dan sebanyak 12 orang atau 48% yang sangat tertarik untuk bertransaksi di bank syariah.

Kemudian untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat Kecamatan Rupat terhadap proyeksi perkembangan bank syariah ke depannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11

Tanggapan Responden Terhadap Proyeksi Perkembangan Perbankan Syariah Kedepannya

No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

1 Tidak berkembang 2 8%

(41)

Tabel 4.11

Lanjutan Tanggapan Responden Terhadap Proyeksi Perkembangan Perbankan Syariah Kedepannya

No Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase

3 Berkembang 7 28%

4 Sangat berkembang 12 48%

Jumlah 25 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2013

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 2 orang atau 8% yang mengatakan proyeksi perbankan syariah kedepannya tidak berkembang, sebanyak 4 orang atau 16% yang mengatakan bahwa proyeksi perbankan syariah kedepannya kurang berkembang, sebanyak 7 orang atau 28% yang mengatakan bahwa proyeksi perbankan syariah kedepannya berkembang, dan sebanyak 12 orang atau 48% yang mengatakan bahwa proyeksi perbankan syariah kedepannya sangat berkembang.

Berdasarkan penilaian terhadap persepsi, dapat disimpulkan mayoritas responden yang menabung di bank syariah sangat setuju (68%) dan responden yang bukan nasabah bank syariah sangat setuju (40%) dengan hadirnya bank syariah. Perbedaan persepsi antara nasabah bank syariah dan bukan nasabah bank syariah bahwa responden yang menjadi nasabah bank syariah sudah mengetahui bagaimana bank syariah dan pelayanan serta operasional di bank syariah tersebut. Sedangkan responden yang bukan nasabah bank syariah hanya mengetahui apa itu bank syariah, dan tidak mengetahui bagaimana pelayanan serta operasional yang ada di bank syariah.

(42)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari permasalahan diatas yang telah disebutkan pada rumusan masalah, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi masyarakat di Kecamatan Rupat yang menjadi nasabah bank syariah terhadap bank syariah yaitu Masyarakat di Kecamatan Rupat sangat setuju dengan hadirnya bank syariah karena mengandung nilai-nilai Islami. Dari segi pelayanan, masyarakat di Kecamatan Rupat menilai bahwa pelayanan di bank syariah sudah sangat baik. Antara bank syariah dan bank konvensional masyarakat nenilai bahwa kedua bank tersebut tidak sama. Selanjutnya dari fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank, masyarakat di Kecamatan Rupat sangat setuju dengan hal tersebut, begitu juga dengan syariat-syariat Islam yang diterapkan oleh bank syariah, masyarakat tersebut menilai bank syariah sudah menerapkannya. Kemudian proyeksi perkembangan perbankan syariah, masyarakat di Kecamatan Rupat meengganggap bahwa perbankan syariah kedepannya akan berkembang seiring dengan berdirinya bank-bank syariah yang baru.

2. Persepsi masyarakat di Kecamatan Rupat yang bukan nasabah bank syariah terhadap bank syariah yaitu Masyarakat di Kecamatan Rupat setuju terhadap hadirnya bank syariah sekarang ini, mereka menilai

(43)

bahwa bank syariah itu tidak sama dengan bank konvensional. Bank syariah memakai sistem bagi hasil sedangkan bank konvensional memakai sistem bunga. Dilihat dari fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank, banyak masyarakat yang setuju dan berpengaruh kepada minat masyarakat sangat tertarik untuk bertransaksi di bank syariah. Kemudian seiring dengan perkembangan bank syariah masyarakat menilai proyeksi perbankan syariah kedepannya akan sangat berkembang.

B. Saran

1. Untuk memajukan dan mengembangkan bank syariah, maka perlu adanya seminar-seminar untuk memperkenalkan perbankan syariah di masyarakat agar prospek bank syariah kedepannya lebih berkembang. 2. Untuk nasabah yang sudah menjadi nasabah bank syariah tetap

mempertahankan kepercayaan untuk menabung di bank syariah. Sedangkan masyarakat yang belum menabung di bank syariah supaya menjadi nasabah bank syariah dan lebih mempelajari serta memahami nilai-nilai keislaman yang ada di bank syariah.

3. Untuk pihak Akademisi penelitian ini merupakan kajian korperhensif yang perlu dukungan dari pihak Uninersitas, berupa buku-buku referensi maupun modul agar penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan penelitian selanjutnya.

(44)

4. Peneliti selanjutnya supaya bisa mengkaji lebih dalam mengenai persepsi tentang bank syariah sehingga menemukan sesuatu yang baru untuk diteliti.

(45)

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010

Antonio Syafi’i,Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Tazkia Cendikia, 2001

Data Kantor Camat Rupat Kabupaten Bengkalis, Tahun 2013

Dian Ariani, Persepsi Masyarakat Umum Terhadap Bank Syariah Di Medan, Universitas Sumatera Utara Medan, 2007

Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010

Kasmir, Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008

Komarudin, Yooke Tjuparmah S. Komarudin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007

Leon Schisffman, Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008

Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution, Current Issues Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009

Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah informasi yang berupa narasi-narasi kualitatif yang dihasilkan dalam wawancara mendalam (in depth interview) dan

Ketika tiba saatnya untuk mempresentasikan proposal penelitian skripsinya di depan kelas, ada beberapa hal yang membuat situasi presentasi ini menjadi mencemaskan bagi

Dalam hal ini peran komputer host selain sebagai pengirim kode S- record ke memori 68HC11 (sebagai downloader), juga dapat digunakan sebagai fasilitas untuk menulis instruksi

B. Sebelum memahami Filsafat Kehendak Arthur Schopenhauer, kita bisa memahaminya melalui sebuah gejala empiris yang sering kita alami sehari-hari. Karena, segala apa yang

Dengan dilakukan nya Reverse Engineering pada sistem internet banking yang ada pada sebuah bank, diharapkan dapat mengetahui SRS pada fi- tur-fitur umum yang perlu dimiliki

Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pengelolaan benda tajam dan jarum untuk menurunkan cidera serta mengurangi resiko infeksi yang meliputi butir a-b yang ada pada3. maksud

Penelitian ini disusun untuk mengetahui bagaimana pengaruh tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan pengalaman auditor terhadap audit judgment pada kantor akuntan publik di

Bab empat merupakan pembahasan inti yang membahas tentang hasil penelitian penulis, yatiu: apa akibat hukum yang ditimbulkan setelah suami mengila’ istrinya, bagaimana